Berdasarkan http://www.slideshare.net/audiniaudi/makalah-sistem-pemerintahan-indonesia-32882801
SEMESTER II
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2013/2014
Dibuat oleh kelompok 1 dengan berbagai sumber.
Berdasarkan http://www.slideshare.net/audiniaudi/makalah-sistem-pemerintahan-indonesia-32882801
SEMESTER II
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2013/2014
Dibuat oleh kelompok 1 dengan berbagai sumber.
Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang disebut sebagai dasar filsafat negara.
Dalam kedudukan ini pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara dan sumber tertib hukum.Negara Indonesia adalah negara demokrasi berdasarkan atas hukum,maka segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur melalui peraturan perundangan
Pancasila dalam kontek ketatanegaraan Republik Indonesia adalah pembagian kekuasaan lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban, keadilan sosial, dan lainnya diatur dalam undang undang dasar negara.
Presentasi ini memaparkan sejarah perkembangan demokrasi dan pemerintahan di Indonesia pada periode 1949 - 1959. Presentasi ini memaparkan tentang demokrasi parlementer berlangsung di Indonesia. Disajikan pula kelebihan dan kekurangan dari demokrasi parlementer.
Disebut juga Demokrasi Parlementer.
Berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan
Pada tahun tersebut Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda
Lama Periode : 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republic
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945
Presiden & Wapres :
Ir. Soekarno & Mohammad Hatta
(18 Agustus 1945 - 19 Desember 1948)
Syafruddin Prawiranegara (ketua PDRI)
(19 Desember 1948 - 13 Juli 1949)
Ir. Soekarno & Mohammad Hatta
(13 Juli 1949-27 Desember 1949)
Materi PPKN Kelas XI tingkat SMA/MA. Menjelaskan mengenai definisi atau makna Demokrasi, Bentuk-bentuk demokrasi yang diterapkan oleh berbagai negara di dunia dan prinsip serta ciri negara penganut asas demokrasi.
Periodisasi perkembangan demokrasi pancasilaafifahdhaniyah
Menjelaskan mengenai tahapan dan pola kepemimpinan demokrasi yang pernah diterapkan dan dilalui oleh bangsa Indonesia setelah masa kemerdekaan sampai saat ini.
sistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberalDian Dwiyanti
Dalam demokrasi liberal kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri dalam kabinet diangkat dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi parlementer Presiden menjabat sebagai kepala negara.Demokrasi Liberal sering disebut sebagai demokrasi parlementer.
Dalam Sistem pemerintahan presidensial kedaulatan negara dipisahkan menjadi tiga golongan kekuasaan yaitu eksekutif, legislatif dan satu lagi yaitu yudikatif
1. Sistem pemerintahan pada awal kemerdekaan (18 Agustus 1945-27 Desember 1949)
Sistem pemerintahan yang dianut sistem presidensial
Tugas MPR, DPR dan DPA dilaksanakan oleh presiden dibantu kommite nasional
Tugas MPR, DPR dan DPA dilaksanakan oleh presiden dibantu komite nasional
Tanggal 14 November 1945 dikeluarkanlah maklumat pemerintah tentang perubahan sistem pemerintahan presidensial menjadi sistem pemerintahan parlementer
2. Sistem pemerintahan masa berlakunya konstitusi RIS (27 Desember 1949- 17 Agustus 1950)
Sistem pemerintahannya sistem pemerintahan parlementer
Dasar hukumnya:
Pasal 69 ayat 1 KRIS,”Presiden ialah kepala Negara”
Pasal 118 ayat 1 KRIS,” Presiden tidak dapat diganggu gugat”
Pasal 118 ayat 2 KRIS,” menteri bertanggungjawab atas seluruh kebijakan pemerintah baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri”
3. Sistem pemerintahan masa berlakunya UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959)
Sistem pemerintahannya sistem pemerintahan parlementer
Dasar hukumnya:
Pasal 45 ayat 1 UUDS 1950,”Presiden ialah kepala Negara”
Pasal 83 ayat 1 UUDS 1950,”Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat”
Pasal 83 ayat 2 UUDS 1950,”Menteri bertanggungjawab atas seluruh kebijakan pemerintahan baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri”
Pasal 45 ayat 1 UUDS 1950,”Presiden berhak membubarkan DPR, keputusan presiden yang menyatakan pembubaran iyu memerintahkan pula untuk mengadakan pemilihan DPR dalam 30 hari”
4. Sistem pemerintahan masa Demokrasi terpimpin (5 Juli 1959-11 Maret 1966)
Sistem pemerintahannya sistem pemerintahan presidensial
Mengalami penyimpangan antara lain:
Pimpinan MPR,DPR,BPK dan MA dibawah presiden
Presiden membubarkan DPR setelah menolak menyetujui RAPBNN yang diusulkan pemerintah
Presiden memperluaskan kekuasaanya melalui UU No.19/1964 antara lain demi kepentingan revolusi presiden berhak mencampuri proses peradilan
Demokrasi liberal (parlementer)
Kurun waktu 1945 – 1949
Pada periode ini sistem pemerintahan Demokrasi Pancasila seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945 belum sepenuhnya dapat dilaksanakan karena negara dalam keadaan darurat dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. Misalnya, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang semula berfungsi sebagai pembantu Presiden menjadi berubah fungsi sebagai MPR. Sistem kabinet yang seharusnya Presidensil dalam pelaksanaannya menjadi Parlementer seperti ya
Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang disebut sebagai dasar filsafat negara.
Dalam kedudukan ini pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara dan sumber tertib hukum.Negara Indonesia adalah negara demokrasi berdasarkan atas hukum,maka segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur melalui peraturan perundangan
Pancasila dalam kontek ketatanegaraan Republik Indonesia adalah pembagian kekuasaan lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban, keadilan sosial, dan lainnya diatur dalam undang undang dasar negara.
Presentasi ini memaparkan sejarah perkembangan demokrasi dan pemerintahan di Indonesia pada periode 1949 - 1959. Presentasi ini memaparkan tentang demokrasi parlementer berlangsung di Indonesia. Disajikan pula kelebihan dan kekurangan dari demokrasi parlementer.
Disebut juga Demokrasi Parlementer.
Berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan
Pada tahun tersebut Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda
Lama Periode : 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republic
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945
Presiden & Wapres :
Ir. Soekarno & Mohammad Hatta
(18 Agustus 1945 - 19 Desember 1948)
Syafruddin Prawiranegara (ketua PDRI)
(19 Desember 1948 - 13 Juli 1949)
Ir. Soekarno & Mohammad Hatta
(13 Juli 1949-27 Desember 1949)
Materi PPKN Kelas XI tingkat SMA/MA. Menjelaskan mengenai definisi atau makna Demokrasi, Bentuk-bentuk demokrasi yang diterapkan oleh berbagai negara di dunia dan prinsip serta ciri negara penganut asas demokrasi.
Periodisasi perkembangan demokrasi pancasilaafifahdhaniyah
Menjelaskan mengenai tahapan dan pola kepemimpinan demokrasi yang pernah diterapkan dan dilalui oleh bangsa Indonesia setelah masa kemerdekaan sampai saat ini.
sistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberalDian Dwiyanti
Dalam demokrasi liberal kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri dalam kabinet diangkat dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi parlementer Presiden menjabat sebagai kepala negara.Demokrasi Liberal sering disebut sebagai demokrasi parlementer.
Dalam Sistem pemerintahan presidensial kedaulatan negara dipisahkan menjadi tiga golongan kekuasaan yaitu eksekutif, legislatif dan satu lagi yaitu yudikatif
1. Sistem pemerintahan pada awal kemerdekaan (18 Agustus 1945-27 Desember 1949)
Sistem pemerintahan yang dianut sistem presidensial
Tugas MPR, DPR dan DPA dilaksanakan oleh presiden dibantu kommite nasional
Tugas MPR, DPR dan DPA dilaksanakan oleh presiden dibantu komite nasional
Tanggal 14 November 1945 dikeluarkanlah maklumat pemerintah tentang perubahan sistem pemerintahan presidensial menjadi sistem pemerintahan parlementer
2. Sistem pemerintahan masa berlakunya konstitusi RIS (27 Desember 1949- 17 Agustus 1950)
Sistem pemerintahannya sistem pemerintahan parlementer
Dasar hukumnya:
Pasal 69 ayat 1 KRIS,”Presiden ialah kepala Negara”
Pasal 118 ayat 1 KRIS,” Presiden tidak dapat diganggu gugat”
Pasal 118 ayat 2 KRIS,” menteri bertanggungjawab atas seluruh kebijakan pemerintah baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri”
3. Sistem pemerintahan masa berlakunya UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959)
Sistem pemerintahannya sistem pemerintahan parlementer
Dasar hukumnya:
Pasal 45 ayat 1 UUDS 1950,”Presiden ialah kepala Negara”
Pasal 83 ayat 1 UUDS 1950,”Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat”
Pasal 83 ayat 2 UUDS 1950,”Menteri bertanggungjawab atas seluruh kebijakan pemerintahan baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri”
Pasal 45 ayat 1 UUDS 1950,”Presiden berhak membubarkan DPR, keputusan presiden yang menyatakan pembubaran iyu memerintahkan pula untuk mengadakan pemilihan DPR dalam 30 hari”
4. Sistem pemerintahan masa Demokrasi terpimpin (5 Juli 1959-11 Maret 1966)
Sistem pemerintahannya sistem pemerintahan presidensial
Mengalami penyimpangan antara lain:
Pimpinan MPR,DPR,BPK dan MA dibawah presiden
Presiden membubarkan DPR setelah menolak menyetujui RAPBNN yang diusulkan pemerintah
Presiden memperluaskan kekuasaanya melalui UU No.19/1964 antara lain demi kepentingan revolusi presiden berhak mencampuri proses peradilan
Demokrasi liberal (parlementer)
Kurun waktu 1945 – 1949
Pada periode ini sistem pemerintahan Demokrasi Pancasila seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945 belum sepenuhnya dapat dilaksanakan karena negara dalam keadaan darurat dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. Misalnya, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang semula berfungsi sebagai pembantu Presiden menjadi berubah fungsi sebagai MPR. Sistem kabinet yang seharusnya Presidensil dalam pelaksanaannya menjadi Parlementer seperti ya
Berisi rangkuman topik Sistem Pemerintahan Universal & Indonesia. Presentasi divisualisasikan dengan menggunakan Tema grafis "Dokumen Rahasia Negara". (Definisi//Macam-macam//Kelebihan-Kekurangan//Pemerintahan Indonesia//Sejarah Pemerintahan Indonesia). [rangkuman dirangkai berdasar beberapa sumber informasi di internet].
2. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde
Lama:
1. Masa demokrasi Liberal 1950-1959. Masa demokrasi liberal yang
parlementer presiden sebagai lambang atau berkedudukan sebagai
Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini
peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan
berkembangnya partai-partai politik. Namun demikian praktik demokrasi
pada masa ini dinilai gagal disebabkan: Dominannya partai politik;
Landasan sosial ekonomi yang masih lemah; Tidak mampunya
konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950.
2. Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5
Juli 1959: Bubarkan konstituante; Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku
UUD S 1950; Pembentukan MPRS dan DPAS
3. Pelaksanaan demokrasi pada masa
Orde Lama:
3. Masa demokrasi Terpimpin 1959-1966. Pengertian demokrasi terpimpin menurut
Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah
untuk mufakat secara gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang
progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri:
– Dominasi Presiden
– Terbatasnya peran partai politik
– Berkembangnya pengaruh PKI
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
– Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang
dipenjarakan.
– Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan
presiden membentuk DPRGR
– Jaminan HAM lemah
– Terjadi sentralisasi kekuasaan
– Terbatasnya peranan pers
– Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur). Akhirnya
terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI.
4. PELAKSANAAN DEMOKRASI PADA
MASAREFORMASI (1998-Sekarang)
• Pelaksanaan Demokrasi Masa Transisi
Masa transisi berlangsung pada saat presiden Soeharto menyatakan
berhenti danmenyerahkan kekuasaannya pada wakil Presiden B.J.
Habibie sesuai pasal 8 UUD 1945.Disebut masa tramsisi karena
merupakan masa perpindahan pemerintahan (dari orde baruke
reformasi). Presiden B.J. Habibie sendiri menyatakan bahwa
pemerintahannya adalah pemerintahan transisional.Pada masa transisi
ini banyak sekali pembangunan dan perkembangan kearah
kehidupannegara demokratis. Beberapa pembangunan ke arah
demokrasi, antara lain sebagai berikut :
– Kerusuhan di Aceh
– Kerusuhan dan pertentangan di wilayah Timor Leste
– Konflik di Ambon dan MalukuEra transisi berakhir dan munculnya
kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid(Gus Dur) dan Wakil
Presiden Megawati Soekarnoputri pada siding MPR bulanOktober
1999. Sejak saat itu Indonesia memasuki masa reformasi.
5. PELAKSANAAN DEMOKRASI PADA
MASAREFORMASI (1998-Sekarang)
1. Keluarnya ketetapan-ketetapan MPR RI dalam siding istimewa bulan November
1998sebagai awal perubahan system demokrasi secara konstitusional
2. Ditetapkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No.
25Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
daerah
3. Keluarnya Undang-Undang Politik, yaitu UU No. 2 Tahun 1999 tentang
PartaiPolitik, UU No. 3 Tahun 1999 tentang pemilihan umum, dan UU No. 4 Tahun
1999tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, dan DPRD .
6. Pelaksanaan Demokrasi Masa
Reformasi (1999 - Sekarang)
Beberapa tuntutan reformasi diupayakan penyelesaiannya, seperti
• Pengadilan bagi para pejabat negara yang korupsi
• Pemberian prinsip otonomi yang luas kepada daerah otonom
• Pengadilan bagi para pelaku pelanggaran hak asasi manusia Peningkatan
prinsip-prinsip demokrasi yang penting, yaitu jaminan penegakan hak
asasimanusia dengan dikeluarkannya UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM
dan UU No. 26Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi . Amandemen
UUD 1945 dimaksudkan untuk mengubah dan memperbarui konstitusi
negara agar sesuai dengan prinsip-prinsip negara demokrasi.Proses
amandemen terhadap UUD 1945, yaitu :
– Amandemen pertama tahun 1999
– Amandemen kedua tahun 2000
– Amandemen ketiga tahun 2001
– Amandemen keempat tahun 2002Masa kepemimpinan Megawati
Soekarnoputri dan Hamzah Haz berakhir pada tahun2004. Susilo
Bambang Yodoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk masa
bakti2004-2009
7. PERBEDAAN DEMOKRASI
Berkenaan dengan Kedaulatan Rakyat.
1. Demokrasi Liberal.
Kedaulatan Rakyat sepenuhnya dilaksanakan oleh DPR (Parlemen). Dan DPR
membentuk serta memberhentikan Pemerintah/Eksekutif (Kabinet).
2. Demokrasi Terpimpin.
Meskipun secara normatif konstitusional ditetapkan bahwa Kedaulatan ada
ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusya-waratan
Rakyat (MPR), namun secara praktis justru kedaulatan sepenuhnya berada
ditangan Presiden. Dan Presiden membentuk MPR(S) dan DPR-GR berdasarkan
Keputusan Presiden
3. Demokrasi Pancasila (Orba).
Kedaulatan Rakyat sepenuhnya dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), baru kemudian MPR membagi-bagikan kedaulatan tersebut kedalam
bentuk kekuasaan-kekuasaan kepada lembaga-lembaga negara lainnya
(Presiden, DPR, MA, Bepeka dsb.)
4. Demokrasi Reformasi.
Kedaulatan Rakyat sepenuhnya tetap berada ditangan rakyat, dan rakyat secara
langsung membagi-bagikan kedaulatan tersebut kedalam bentuk kekuasaan-
kekuasaan kepada lembaga-lembaga negara lainnya
(Presiden, MPR, DPR, DPD, MA, MK, dsb.)
8. PERBEDAAN DEMOKRASI
Berkenaan dengan Pembagian Kekuasaan
1. Demokrasi Liberal
Kekuasaan DPR (Legislatif) sangat kuat dibandingkan dengan kekuasaan
Pemerintah/Kabinet (Eksekutif), bahkan DPR dapat memberhentikan
Pemerintah/Kabinet. Sementara Presiden hanya berkedudukan sebagai Kepala
Negara saja (Simbol Negara saja).
2. Demokrasi Terpimpin.
Kekuasaan Pemerintah/Presiden (Eksekutif) sangat kuat (dominan) dibandingkan
dengan kekuasaan DPR (Legislatif), bahkan Presiden dapat membubarkan DPR
serta mengangkat anggota-anggota DPR (GR).
Jabatan Presiden ditetapkan untuk masa seumur hidup, sehingga tidak bisa
diberhentikan oleh MPRS.
3. Demokrasi Pancasila (Orba)
Meskipun secara normatif konstitusional, ditetapkan :
– Kekuasaan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan (Eksekutif)
maupun Kepala Negara lebih kuat dibandingkan kekuasaan DPR
(Legislatif).
– Kecuali dalam hal Anggaran Belanja Negara, maka kekuasaan
Presiden dibidang legislasi (pembentukan undang-undang) lebih kuat
dibanding-kan kekuasaan DPR (Legislatif).