Salah satu fungsi utama transistor adalah sebagai penguat sinyal. Dalam hal ini transistor bisa dikonfigurasikan sebagai penguat tegangan, penguat arus maupun sebagai penguat daya.
Salah satu fungsi utama transistor adalah sebagai penguat sinyal. Dalam hal ini transistor bisa dikonfigurasikan sebagai penguat tegangan, penguat arus maupun sebagai penguat daya.
Salah satu fungsi utama transistor adalah sebagai penguat sinyal. Dalam hal ini transistor bisa dikonfigurasikan sebagai penguat tegangan, penguat arus maupun sebagai penguat daya.
Salah satu fungsi utama transistor adalah sebagai penguat sinyal. Dalam hal ini transistor bisa dikonfigurasikan sebagai penguat tegangan, penguat arus maupun sebagai penguat daya.
Penguat Common Base adalah penguat yang kaki basis transistor di groundkan, lalu input di masukkan ke emitor dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat Common Base mempunyai karakter sebagai penguat tegangan.
Transistor sebagai penguat merupakan salah satu fungsi dari sekian banyaknya fungsi transistor, selain dari digunakannya transistor sebagai saklar juga tentunya.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. Disusun oleh:
Nama mahasiswa: Muhammad Ikhsan Fakhri
NIM : 1410502074
Nama dosen : R. Suryoto Edy Raharjo, S.T.,M.Eng
UNIVERSITAS TIDAR
2015
2. DAFTAR ISI
Penguat Transistor
Penguat Common Base (grounded-base)
Penguat Common Emitor
Penguat Common Collector
3. PENGUAT TRANSISTOR
Prinsip yang di pakai didalam transistor sebagai penguat yaitu
arus kecil pada basis dipakai untuk mengontrol arus yang lebih
besar yang diberikan ke kolektor melalui transistor tersebut.
Dari sini bisa kita lihat bahwa fungsi dari transistor adalah
hanya sebagai penguat ketika arus basis akan berubah.
Perubahan arus kecil pada basis inilah yang dinamakan dengan
perubahan besar pada arus yang mengalir dari kolektor ke
emitter.
Kelebihan dari transistor penguat bukan sekedar bisa
menguatkan sinyal, namun transistor ini juga dapat di pakai
sebagai penguat arus, penguat daya dan penguat tegangan. Di
bawah ini gambar yang biasa di pakai dalam rangkaian
transistor khususnya sebagai penguat yang biasa di pakai dalam
rangkaian amplifier sedehana.
4. PENGUAT COMMON BASE
Berdasarkan cara pemasangan ground dan pengambilan output, transistor
yang sebagai penguat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Penguat Common Base
Penguat Common Base adalah penguat yang kaki basis transistor di
groundkan, lalu input di masukkan ke emitor dan output diambil pada kaki
kolektor. Penguat Common Base mempunyai karakter sebagai penguat
tegangan.
5. PENGUAT COMMON BASE
Sifat atau karakter pada Penguat Common Base adalah :
1. Adanya isolasi input dan output tinggi sehingga Feedback lebih kecil
2. Cocok sebagai Pre-Amp karena mempunyai impedansi input tinggi yang
dapat menguatkan sinyal kecil
3. Dapat dipakai sebagai penguat frekuensi tinggi (biasanya terdapat pada jalur
UHF dan VHF)
4. Dapat dipakai sebagai buffer atau penyangga.
6. PENGUAT COMMON EMITER
2. Penguat Common Emitor
Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki emitor transistor di
groundkan, lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada kaki
kolektor . serta mempunyai karakter sebagai penguat tegangan. Pada
rangkaian ini Emitor di-ground-kan/ ditanahkan, Input adalah Basis, dan
output adalah Collector.
7. PENGUAT COMMON EMITER
Sifat atau karakter pada Transistor sebagai Penguat Common Emiter:
1.Signal output berbeda phasa 180 derajat atau berbalik phasa sebesar 180
derajat terhadap sinyal input.
2.Sangat memungkinkan adanya osilasi akibat feedback atau umpan balik
positif,sehingga untuk mencegahnya sering dipasang feedback negatif.
3.Sering dipakai sebagai penguat audio (frekuensi rendah) terutama pada
sinyal audio
4.Mempunyai stabilitas penguatan rendah karena tergantung stabilitas suhu
dan bias transistor.
8. PENGUAT COMMON COLLECTOR
3. Penguat Common Collector
Penguat Common Collector adalah
penguat dimana kaki kolektor
transistor di groundkan / ditanahkan ,
lalu input di masukkan ke basis dan
output diambil pada kaki emitor dan
penguat ini berkarakteristik sebagai
penguat arus. Rangkaian ini hampir
sama dengan Common Emitor tetapi
outputnya diambil dari Emitor. Input
dihubungkan ke Basis dan output
dihubungkan ke Emitor. Rangkaian
ini disebut juga dengan Emitor
Follower (Pengikut Emitor) karena
tegangan output hapir sama dengan
tegangan input.
9. PENGUAT COMMON COLLECTOR
Sifat atau karakter pada Transistor sebagai Penguat Common Collector:
1.Signal output dan signal input satu phasa (tidak terbalik seperti Common
Emitor)
2.Mempunyai penguatan tegangan sama dengan 1
3.Mempunyai penguatan arus tinggi (sama dengan HFE transistor)
4.Karena mempunyai Impedansi input tinggi dan impedansi output rendah
sehingga cocok digunakan sebagai buffer.