Dokumen tersebut membahas sejarah dan perkembangan resusitasi jantung paru (RJP) sejak abad ke-18 hingga saat ini. RJP diperkenalkan pada 1950an dengan penambahan nafas buatan dan kompresi dada. Tujuan RJP adalah mencegah berhentinya sirkulasi darah dan pernafasan. Keterlambatan pemberian RJP dapat menurunkan peluang keberhasilan penyelamatan nyawa korban.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk orang dewasa dan anak-anak yang mengalami henti jantung atau henti nafas. BHD meliputi penilaian gejala, prosedur awal seperti memeriksa kesadaran dan meminta pertolongan, kemudian melakukan tindakan ABC (Airway, Breathing, Circulation) yang mencakup pembukaan saluran napas, pemeriksaan pernapasan, dan kompresi dada
Dokumen tersebut merupakan presentasi tentang bantuan hidup dasar (BHD) yang mencakup pengantar anatomi dan fisiologi sistem pernapasan dan kardiorespirasi, siklus BHD, penggunaan alat bantu pernapasan seperti masker oksigen, airway adjuncts, elektrokardiografi, dan farmakoterapi dalam bantuan hidup lanjut. Presentasi ini juga membahas teknik CPR berkualitas tinggi, evaluasi berkala pasien, dan beberapa kes
Materi ini saya sampaikan untuk pengenalan teknik bantuan hidup dasar pada korban henti jantung untuk orang awam dan paramedis, saya rangkum dari AHA Guidelines 2010 dan beberapa Pustaka lainnya. Semoga Bermanfaat.
Dokumen tersebut membahas sejarah dan perkembangan resusitasi jantung paru (RJP) sejak abad ke-18 hingga saat ini. RJP diperkenalkan pada 1950an dengan penambahan nafas buatan dan kompresi dada. Tujuan RJP adalah mencegah berhentinya sirkulasi darah dan pernafasan. Keterlambatan pemberian RJP dapat menurunkan peluang keberhasilan penyelamatan nyawa korban.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk orang dewasa dan anak-anak yang mengalami henti jantung atau henti nafas. BHD meliputi penilaian gejala, prosedur awal seperti memeriksa kesadaran dan meminta pertolongan, kemudian melakukan tindakan ABC (Airway, Breathing, Circulation) yang mencakup pembukaan saluran napas, pemeriksaan pernapasan, dan kompresi dada
Dokumen tersebut merupakan presentasi tentang bantuan hidup dasar (BHD) yang mencakup pengantar anatomi dan fisiologi sistem pernapasan dan kardiorespirasi, siklus BHD, penggunaan alat bantu pernapasan seperti masker oksigen, airway adjuncts, elektrokardiografi, dan farmakoterapi dalam bantuan hidup lanjut. Presentasi ini juga membahas teknik CPR berkualitas tinggi, evaluasi berkala pasien, dan beberapa kes
Materi ini saya sampaikan untuk pengenalan teknik bantuan hidup dasar pada korban henti jantung untuk orang awam dan paramedis, saya rangkum dari AHA Guidelines 2010 dan beberapa Pustaka lainnya. Semoga Bermanfaat.
Modul ini membahas tentang pemindahan atau evakuasi korban kecelakaan atau kedaruratan medis. Materi yang dibahas meliputi pertimbangan dan teknik pemindahan korban tanpa dan dengan peralatan, serta peralatan ambulans darat dan petugasnya. Tujuannya agar mahasiswa bidan mampu memberikan pertolongan pada korban kegawatdaruratan.
Dokumen ini membahas tentang Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) yang meliputi tujuan pelatihan PPGD untuk mendemonstrasikan penanganan darurat dengan benar, prinsip-prinsip PPGD, Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan algoritmanya, serta survei kedua untuk mencari cidera tambahan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan dan Bencana (PPGD) bagi masyarakat di Jawa Timur. Pelatihan ini mencakup upaya perlindungan diri dari infeksi, penilaian korban kecelakaan dan bencana, serta cara menangani kondisi darurat seperti henti nafas dan jantung, luka bakar, sengatan listrik, tenggelam, dan stres. Dokumen ini juga menjel
Ini adalah materi pembelajaran bantuan hidup dasar bagi karyawan non dokter dan non perawat di RS Panti Rapih. Rumah Sakit Panti Rapih adalah rumah sakit swasta publik dengan 375 tempat tidur dan lebih dari 1000 karyawan. Saat ini RS Panti Rapih telah terakreditasi 16 pelayanan dan mengikuti standar mutu ISO 9001:2008.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Dokumen tersebut memberikan panduan aktivasi dan prosedur penanganan code blue di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. Code blue diaktifkan oleh petugas jika ditemukan pasien dalam kondisi henti jantung atau napas, dan tim medis akan merespons dalam waktu 5 menit untuk melakukan resusitasi. Prosedur meliputi penilaian awal, aktivasi tim medis, tindakan resusitasi, koordinasi pasca kejadian, serta dokumentasi.
1. Dokumen menjelaskan cara pengangkatan dan pemindahan korban darurat secara aman dan simulasi penggunaan peralatan evakuasi. 2. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengangkatan dan pemindahan adalah kemampuan petugas, kondisi korban, dan peralatan yang digunakan. 3. Prosedur pengangkatan dan pemindahan harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah cedera bagi petugas maupun korban
Dokumen tersebut membahas tentang evakuasi dan rujukan pasien darurat secara aman, yang mencakup prinsip-prinsip dasar pengangkatan dan pemindahan pasien, teknik-teknik evakuasi darurat dan non-darurat, serta peralatan yang diperlukan. Tujuannya adalah agar peserta mampu mensimulasikan cara evakuasi yang aman bagi pasien dan penolong.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pertolongan pertama, termasuk definisi, tujuan, prinsip, dan peralatan dasar yang dibutuhkan. Ia menjelaskan bahwa pertolongan pertama bertujuan untuk menyelamatkan jiwa korban, mencegah cacat, dan memberikan rasa nyaman. Prinsip utama meliputi menjaga keselamatan diri sendiri, mengenali masalah yang mengancam nyawa, dan meminta bantuan. Peralatan dasar yang direkomendas
Dokumen tersebut membahas tentang teknik evakuasi dalam penanggulangan keadaan darurat. Mencakup definisi bencana dan keadaan darurat, perundangan terkait, upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Juga membahas organisasi, prosedur, pelaksanaan simulasi dan evaluasi evakuasi dalam penanggulangan darurat.
Dokumen tersebut membahas peralatan keselamatan di air yang meliputi ring bouy, life vest, rescue tube, spinal board, dan torpedo bouy. Juga menjelaskan teknik self rescue tanpa alat dan dengan alat apung seperti posisi HELP dan Huddle untuk bertahan hidup di air.
Dokumen tersebut memberikan panduan dasar pertolongan pertama pada kecelakaan kerja. Mencakup tujuan pertolongan pertama di tempat kerja seperti menyelamatkan nyawa, memberikan rasa nyaman, dan mencegah terjadinya hal yang lebih buruk. Juga memberikan contoh kasus kecelakaan umum beserta penanganannya seperti syok, tersedak, luka bakar, patah tulang, dan gangguan pernapasan. Diakhiri dengan pelatihan Bantuan Hid
Dokumen tersebut membahas tentang operasi ambulans mulai dari persiapan, peralatan, pengecekan kendaraan, tahapan operasi di lokasi kejadian dan di rumah sakit, serta jenis-jenis ambulans yang ada. Dokumen ini memberikan panduan lengkap untuk petugas ambulans dalam menangani kasus darurat medis.
Modul ini membahas tentang pemindahan atau evakuasi korban kecelakaan atau kedaruratan medis. Materi yang dibahas meliputi pertimbangan dan teknik pemindahan korban tanpa dan dengan peralatan, serta peralatan ambulans darat dan petugasnya. Tujuannya agar mahasiswa bidan mampu memberikan pertolongan pada korban kegawatdaruratan.
Dokumen ini membahas tentang Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) yang meliputi tujuan pelatihan PPGD untuk mendemonstrasikan penanganan darurat dengan benar, prinsip-prinsip PPGD, Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan algoritmanya, serta survei kedua untuk mencari cidera tambahan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan dan Bencana (PPGD) bagi masyarakat di Jawa Timur. Pelatihan ini mencakup upaya perlindungan diri dari infeksi, penilaian korban kecelakaan dan bencana, serta cara menangani kondisi darurat seperti henti nafas dan jantung, luka bakar, sengatan listrik, tenggelam, dan stres. Dokumen ini juga menjel
Ini adalah materi pembelajaran bantuan hidup dasar bagi karyawan non dokter dan non perawat di RS Panti Rapih. Rumah Sakit Panti Rapih adalah rumah sakit swasta publik dengan 375 tempat tidur dan lebih dari 1000 karyawan. Saat ini RS Panti Rapih telah terakreditasi 16 pelayanan dan mengikuti standar mutu ISO 9001:2008.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Dokumen tersebut memberikan panduan aktivasi dan prosedur penanganan code blue di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. Code blue diaktifkan oleh petugas jika ditemukan pasien dalam kondisi henti jantung atau napas, dan tim medis akan merespons dalam waktu 5 menit untuk melakukan resusitasi. Prosedur meliputi penilaian awal, aktivasi tim medis, tindakan resusitasi, koordinasi pasca kejadian, serta dokumentasi.
1. Dokumen menjelaskan cara pengangkatan dan pemindahan korban darurat secara aman dan simulasi penggunaan peralatan evakuasi. 2. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengangkatan dan pemindahan adalah kemampuan petugas, kondisi korban, dan peralatan yang digunakan. 3. Prosedur pengangkatan dan pemindahan harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah cedera bagi petugas maupun korban
Dokumen tersebut membahas tentang evakuasi dan rujukan pasien darurat secara aman, yang mencakup prinsip-prinsip dasar pengangkatan dan pemindahan pasien, teknik-teknik evakuasi darurat dan non-darurat, serta peralatan yang diperlukan. Tujuannya adalah agar peserta mampu mensimulasikan cara evakuasi yang aman bagi pasien dan penolong.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pertolongan pertama, termasuk definisi, tujuan, prinsip, dan peralatan dasar yang dibutuhkan. Ia menjelaskan bahwa pertolongan pertama bertujuan untuk menyelamatkan jiwa korban, mencegah cacat, dan memberikan rasa nyaman. Prinsip utama meliputi menjaga keselamatan diri sendiri, mengenali masalah yang mengancam nyawa, dan meminta bantuan. Peralatan dasar yang direkomendas
Dokumen tersebut membahas tentang teknik evakuasi dalam penanggulangan keadaan darurat. Mencakup definisi bencana dan keadaan darurat, perundangan terkait, upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Juga membahas organisasi, prosedur, pelaksanaan simulasi dan evaluasi evakuasi dalam penanggulangan darurat.
Dokumen tersebut membahas peralatan keselamatan di air yang meliputi ring bouy, life vest, rescue tube, spinal board, dan torpedo bouy. Juga menjelaskan teknik self rescue tanpa alat dan dengan alat apung seperti posisi HELP dan Huddle untuk bertahan hidup di air.
Dokumen tersebut memberikan panduan dasar pertolongan pertama pada kecelakaan kerja. Mencakup tujuan pertolongan pertama di tempat kerja seperti menyelamatkan nyawa, memberikan rasa nyaman, dan mencegah terjadinya hal yang lebih buruk. Juga memberikan contoh kasus kecelakaan umum beserta penanganannya seperti syok, tersedak, luka bakar, patah tulang, dan gangguan pernapasan. Diakhiri dengan pelatihan Bantuan Hid
Dokumen tersebut membahas tentang operasi ambulans mulai dari persiapan, peralatan, pengecekan kendaraan, tahapan operasi di lokasi kejadian dan di rumah sakit, serta jenis-jenis ambulans yang ada. Dokumen ini memberikan panduan lengkap untuk petugas ambulans dalam menangani kasus darurat medis.
Dokumen tersebut memberikan pedoman kerja bagi petugas ambulance dalam melaksanakan tugas pengangkutan pasien. Pedoman tersebut mencakup definisi, tujuan, kebijakan, dan prosedur operasional petugas ambulance mulai dari persiapan, pengangkutan, hingga pelaporan pasien.
Dokumen tersebut memberikan panduan standar operasional kerja ambulans di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Ringkasannya adalah: (1) panduan ini mengatur persiapan, pengoperasian, pemindahan pasien, transportasi, dan pengakhiran panggilan ambulans; (2) ambulans harus diperiksa secara menyeluruh sebelum digunakan dan peralatannya harus siap; (3) ambulans memiliki hak khusus di jalan raya ketika menang
Ada tiga jenis ambulans, yaitu ambulans darat (mobil dan kereta api), ambulans udara (helikopter dan pesawat terbang), dan ambulans air. Ambulans darat digunakan untuk evakuasi darurat ke rumah sakit dan memiliki peralatan medis darurat serta petugas medis. Ambulans udara berupa helikopter atau pesawat terbang untuk memindahkan pasien dengan cepat, sementara ambulans air digunakan untuk wilayah tertentu.
Dokumen tersebut memberikan pedoman bagi rumah sakit dalam menangani bencana, meliputi prosedur evakuasi pasien, identifikasi risiko bencana internal dan eksternal seperti kebakaran, banjir, dan kecelakaan, serta rincian penanggulangan untuk setiap tingkat siaga.
Dokumen tersebut membahas prosedur penanganan korban bencana di rumah sakit yang meliputi triase, penggunaan radio komunikasi, dekontaminasi, permintaan tenaga bantuan, dan pemberian terapi. Prosedur-prosedur tersebut bertujuan untuk menyelamatkan korban sebanyak mungkin dengan sumber daya terbatas.
Dokumen tersebut berisi informasi mengenai profil Pandhu Herlambang dan pengawalan, termasuk definisi, prinsip, syarat, tugas, tanggung jawab, faktor yang mempengaruhinya, serta cara bergerak dalam pengawalan.
Dokumen ini memberikan panduan untuk pengawal bendera dalam mengawal lalulintas di tapak pembinaan. Ia menjelaskan tanggungjawab pengawal bendera untuk mengekalkan kecekapan dan keselamatan lalulintas dengan menggunakan peralatan seperti bendera, baton cahaya dan pakaian reflektif. Dokumen ini juga memberikan panduan untuk tindakan seperti memberi isyarat untuk memperlahankan, menghentikan
Protokol Pintu Masuk Wilayah Indonesia (Bandara, Pelabuhan, PLBDN)JalinKrakatau
Dokumen tersebut memberikan protokol penanganan COVID-19 di pintu masuk wilayah Indonesia seperti bandara, pelabuhan, dan PLBDN. Protokol tersebut mencakup deteksi dini kasus suspek, wawancara, isolasi, pelaporan, dan rujukan ke rumah sakit. Tujuannya adalah mencegah masuk dan menyebarnya COVID-19 ke wilayah Indonesia.
Similar to Pengenalan Ambulan Dan Safety Driving AMBULAN (20)
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
1. Oleh : TIM PSC 119 GEMILANG
Dinkes Kab. Magelang
SAFETY DRIVING
DAN
PENGENALAN
AMBULAN
2. Faktor manusia terutama pengemudi, pilot, atau nahkoda
adalah faktor yang sangat menentukan dalam hal
keselamatan transportasi.
“Pengemudi utamanya pengemudi ambulance harus dibekali
pengetahuan yang cukup tentang alat transportasi yang
digunakannya termasuk harus memiliki izin mengemudi (SIM).”
“Pengemudi ambulance tidak hanya cakap di jalan raya
tetapi juga harus memiliki pengetahuan P3K ( Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan ) dan patient safety / keselamatan
diri dan pasien agar pasien yang dibawanya sampai di tujuan
dengan selamat.”
LATAR BELAKANG
3. DEFINISI
Ambulans adalah suatu kendaraan atau alat
transportasi, untuk mendatangi/menjemput/
membawa/memindahkan korban hidup/
pasien dalam rangka mendapatkan
pertolongan/ penanganan/ tindakan medis
baik yang bersifat gawat darurat maupun yang
tidak gawat darurat.
Jenis kendaraan yang dapat diperuntukkan
sebagai ambulans adalah kendaraan
angkutan orang/penumpang.
4. Tujuan Penggunaan
Tujuan penggunaan ambulans antara lain adalah :
1. Pemberian pertolongan pasien gawat darurat pra
fasilitas pelayanan kesehatan ( fasyankes ).
2. Pengangkutan pasien gawat darurat dari lokasi
kejadian (pra-fasyankes) ke fasilitas pelayanan
kesehatan (transfer primer).
3. Sebagai kendaraan transportasi rujukan antar fasilitas
pelayanan kesehatan (transfer sekunder dan transfer
tersier).
6. Menjadi supir Ambulance cukup sulit dan memiliki
resiko yang sangat tinggi jika dibandingkan
dengan mengemudi mobil pribadi.
1. Usia >18 tahun
2. Sehat secara fisik dan mental
3. Memiliki SIM A yang masih berlaku
4. Memiliki pengetahuan sedikit tentang mesin mobil
5. Mampu mengemudi dibawah tekanan
6. Tidak memiliki catatan kriminal
7. Tidak memiliki catatan sebagai pecandu narkoba
maupun minum keras
8. Memiliki fisik yang kuat (Evakuasi dengan tandu, dll)
9. Telah mengikuti Pelatihan minimal Gawat Darurat Dasar
10. Rapi dan Bersih (Memperhatikan APD)
SYARAT MENJADI DRIVER AMBULANCE
7. APA ITU SAVETY DRIVING
.
Savety Driving ( Keselamatan Mengemudi )
adalah Teknik mengemudi secara benar dan
aman khususnya ambulan supaya tercapai
keselamatan terhadap diri sendiri, penumpang
dan pasien maupun pengguna jalan yang lain.
Savety driving menentukan keselamatan
pasien dari lokasi kejadian menuju tempat
Layanan Kesehatan
10. Pengguna jalan yang memperoleh hak utama untuk
didahulukan dikategorikan sebagai berikut :
1. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang
melaksanakan tugas.
2. Ambulance yang mengangkut orang sakit.
3. Kendaraan untuk memberikan pertolongan
pada Kecelakaan Lalu Lintas.
4. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik
Indonesia.
5. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing
serta lembaga internasional yang menjadi tamu
negara.
6. Iring-iringan pengantar jenazah; dan
7. Konvoi dan/atau Kendaraan untuk kepentingan
tertentu menurut pertimbangan petugas
Kepolisian NKRI
UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 134
11. ETIKA BERKENDARA
Pengemudi ambulance umumnya memiliki hak istimewa dalam keadaan
darurat ( kecepatan, bebas parkir di RS, boleh menerobos lampu lalu
lintas, dan arah jalan ) Namun demikian, peraturan juga menggariskan
bahwa jika seorang pengemudi ambulance mengemudikan kendaraannya
dengan ceroboh tanpa memperdulikan keselamatan orang lain, maka
harus siap membayar konsekuensinya - bisa berupa surat tilang,
gugatan pengadilan, atau bahkan ditahan dan dijadikan tersangka.
Ingat bahwa pengemudi ambulan
WAJIB TAAT hukum dan aturan
berlalu lintas di jalan
12. Perlu di ingat bahwa
“Ketika kita berkendara
dan sudah berhati-hati
bahkan sudah mematuhi
aturan berlalu lintas,
orang lain belum tentu
melakukan hal yang
sama”
13. Ambulan juga bisa kena tilang jika kedapatan digunakan tidak sebagaimana mestinya.
Kejadian dari ulah oknum seperti ini tidak untuk ditiru.
14. TATA TERTIP PENGGUNAAN AMBULAN
1. Wajib mematuhi semua tata tertip berlalu lintas ( UU LLAJ )
2. Wajib memperhatikan keselamatan diri, penumpang dan pasien
3. Lampu isyarat dan sirine digunakan dengan bijak saat akan menuju
lokasi pasien gawat darurat dan membawa pasien ke Tempat Layanan
Medis
4. Batas kecepatan penggunaan mobil ambulan maksimal adalah 40
KM/Jam di jalan biasa dan 80 KM/Jam di jalan bebas hambatan
(Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI, Nomor : 142/Menkes-
Kesos/ SK/II/ 2001 tentang standarisasi kendaraan pelayanan medik.)
4. Petugas membuat laporan mengenai Identitas, Waktu, dan Kondisi
Pasien
5. Petugas memakai seragam dengan identitas yang jelas
15. 1. Lampu isyarat warna biru dan sirene digunakan untuk
kendaraan bermotor petugas Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
2. Lampu isyarat warna merah dan sirene digunakan untuk
kendaraan bermotor tahanan, pengawalan Tentara Nasional
Indonesia, pemadam kebakaran, ambulans, palang merah,
rescue, dan jenazah.
3. Lampu isyarat warna kuning tanpa sirene digunakan untuk
kendaraan bermotor patroli jalan tol, pengawasan sarana dan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, perawatan dan
pembersihan fasilitas umum, mobil derek kendaraan, dan
angkutan barang khusus.
Penggunaan Lampu Rotator dan Sirine
➢ UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 59 Ayat 5
16. JENIS SUARA SIRINE AMBULAN
1. Pertama, bunyi sirine menyerupai bunyi palang
kereta api. Suara ini menandakan ambulans
sedang menjemput pasien
2. Kedua, bunyi sirine dengan tempo yang lebih
cepat menandakan pasien tengah membawa
pasien namun kondisinya tidak darurat.
3. Ketiga, bunyi sirine yang menandakan ambulans
membawa pasien kritis atau gawat darurat.
Suaranya mirip dengan kedua, namun irama
yang lebih cepat dan lebih nyaring.
4. Keempat adalah suara sirine yang menandakan
ambulans sedang membawa jenazah. Suaranya
memiliki irama panjang dan tidak berulang.
LIHAT
VIDEO
17. SOLUSI MACET
➢ Yang harus dilakukan saat terjadi kemacetan di
jalan dengan kondisi ambulan membawa pasien
atau menjemput pasien gawat darurat:
1. Penggunaan sirine dan lampu isyarat
2. Koordinasi dengan petugas kepolisian
3. Koordinasi dengan warga terlatih / relawan /
escorting ambulan
4. Penggunaan pengeras suara ambulan / mic
ambulan untuk meminta pengguna jalan menepi
dan memberi jalan kepada ambulan
5. Mencari jalan alternatif
LIHAT
VIDEO
18. KOMPONEN AMBULAN TIPE STANDART
TEMPAT TIDUR PASIEN
BANGKU PETUGAS DAN
PENUMPANG
TABUNG OKSIGEN
APAR KECIL
MONITOR PASIEN
LEMARI OBAT DAN ALKES
TAS EMERGENCY
STRETCHER / TANDU
HANDSANITISER
LAMPU TINDAKAN
GANTUNGAN INFUS
19. KOMPONEN AMBULAN EMERGENCY
LEMARI OBAT DAN ALKES
BANGKU PETUGAS
LAMPU TINDAKAN
TAS EMERGENCY
HANDSANITISER
TEMPAT TIDUR PASIEN
MONITOR PASIEN
TABUNG OKSIGEN
STRETCHER / TANDU
APAR KECIL
VENTILATOR PORTABEL
RESUSCITATION
SYRINGPUMP
SET BEDAH MINOR
INCUBATOR
SET PARTUS
GANTUNGAN INFUS
20. KOMPONEN DASAR AMBULAN
LAMPU SIRINE & MIC
HANDSANITISER
HANDSCON
MITELA
APAR KECIL
KANUL OKSIGEN
STRECHER / TANDU
TEMPAT TIDUR PASIEN
SPALK / PENYANGGA
TABUNG OKSIGEN
Kotak P3K
Masker
Tas Emergency
21. Gunakan Ambulan Secara Benar
PARKIR AMBULAN
SAAT PENANGANAN
1. Lakukan penilaian lokasi kejadian dengan cepat, termasuk
menentukan area bahaya dan jalur evakuasi.
2. Ambulans diparkir sekurangnya 30 m dari lokasi kejadian jika ada
tanda bahaya ( kebakaran, longsor, banjir, kebocoran gas / racun
). Jika tidak ada tanda bahaya, ambulans diparkir sekurangnya 15
meter.
3. Jika lokasi kejadian telah diamankan, parkirlah di dekat lokasi
kejadian ( penanganan laka / kasus gadar rumahan )
4. Rem tangan harus ditarik saat berhenti, dan gunakan lampu
hazart / lampu peringatan saat penanganan guna
memperingatkan kendaraan lain yang mendekat.
22. Gunakan Ambulan Secara Benar
MEMINDAH
PASIEN
1. Pasien harus diperiksa menyeluruh sebelum dimasukkan ke ambulan meliputi tanda-tanda
vital, adanya luka/ cidera
2. Pasien sudah diberikan bantuan / pertolongan pertama untuk meminimalisir dan menghindari
cidera di dalam ambulan
3. Pasien kritis atau tidak stabil harus dipindahkan ke RS dengan fasilitas gawat darurat terdekat
4. Pasien yang stabil dapat dipindahkan ke RS yang menjadi pilihannya
5. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien. Mereka harus ditempatkan
di kabin pengemudi dan memakai sabuk pengaman dengan baik agar tidak mempengaruhi
proses perawatan pasien.
6. Naikkan barang pribadi seperti dompet, koper dan tas serta pastikan barang tersebut aman di
ambulans. Jika memungkinkan, beritahu petugas keamanan tentang hal ini.
7. Tenangkan pasien dengan mengucapkan kata-kata yang menenangkan & berikan senyuman.
TRANSPORTASI
PASIEN
23. Gunakan Ambulan Secara Benar
SAMPAI DI TEMPAT
FASYANKES
1. Jika kondisi tempat rujukan cukup ramai, jangan terburu-buru menurunkan
pasien, lanjutkan penanganan pasien di atas ambulans sampai ada petugas
yang siap mengambil alih.
2. Dampingi petugas yang akan mengambil alih
a. Berikan laporan anda secara lisan
b. Serahkan barang pribadi pasien
c. Minta diri untuk meninggalkan tempat rujukan
3. Kembalikan peralatan ambulans ke tempat semula
4. Segera buat laporan tertulis ( identitas, waktu, kondisi pasien )
5. Kembali ke markas tanpa menggunakan sirine
6. Bersihkan ambulan dari kotoran / noda ( darah, muntahan pasien )
24. Membuat Laporan Tugas
CONTOH LAPORAN
No Tanggal
/Jam
Nama,
TL/ usia,
alamat
Kondisi pasien Tindakan Paraf
petugas
ambulan
Paraf
Petugas RS/
puskesmas
1 20 Feb
2022
Jam
11.30 wib
Tn. Jonatan
56 tahun
Perumahan
sentosa Blok D
22
Mertoyudan
Korban KLL
Terdapat Luka di bibir
Patah tulang kaki kiri
TD 120/88
N 88x/m
Pasang bidai
Rujuk ke RSDMP
yoyok dr. lusi
2. 25 Feb
2022
Jam
20.00 wib
Ny. Miyanti
36 th
Ds.lumburejo,
Secang
Seseg nafas sejak tadi
sore, kepala pusing,
muntah2
Pemberian oksigen
Rujuk ke RSU Tidar
yoyok gandhi
25. “Rahasia kedokteran dapat dibuka
hanya untuk kepentingan kesehatan
pasien, memenuhi permintaan aparatur
penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum, permintaan pasien
sendiri, atau berdasarkan ketentuan
perundang-undangan.”
➢ UU Praktik Kedokteran No. 29/2004 Pasal 48 no 2
Etika Di Rumah Sakit
26. Persiapan Ambulan
2. Pastikan Klakson, Sirine, Lampu Rotator
berfungsi dengan baik dan benar
1. Pastikan mesin mobil, AKI, Rem, Roda,
Olie, Lampu berfungsi dengan baik
Memastikan Ambulan Dalam Kondisi Siap Siaga
3. Pastikan Bahan Bakar / BBM
cukup saat penanganan
4. Pastikan stok ketersediaan
oksigen, alkes dan obat penunjang
5. Selalu memperhatikan
kebersihan ambulan