Konsep dasar yang berguna bagi pelaku dakwah di dalam memahami audiens dengan pendekatan psikologis. Kita terbiasa menyebutnya dengan dakwah psikologis.
Konsep dasar yang berguna bagi pelaku dakwah di dalam memahami audiens dengan pendekatan psikologis. Kita terbiasa menyebutnya dengan dakwah psikologis.
Makna Psikologi Perkembangan Peserta Didiksintaroyani
MAKNA PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK. Oleh : Drs. Mamin Suparmin, M.Kes. A. PENDAHULUAN. Ketika penulis memutuskan untuk masuk sekolah pendidikan guru (baca. PGA) yang tergambar dalam benak penulis pada waktu itu ...
Makna Psikologi Perkembangan Peserta Didiksintaroyani
MAKNA PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK. Oleh : Drs. Mamin Suparmin, M.Kes. A. PENDAHULUAN. Ketika penulis memutuskan untuk masuk sekolah pendidikan guru (baca. PGA) yang tergambar dalam benak penulis pada waktu itu ...
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Psikologi dakwah yaitu merupakan psikologi praktis atau psikologi terapan,
maka ruang lingkup pembahasannya pun berada dalam proses acara
dakwah dimana sasarannya yaitu insan sebagai mahluk individu dan
sebagai mahluk sosial. Di dalamnya melibatkan sikap dan kepribadian para
juru dakwah atau penerang agama dalam menggarap sasaran dakwah yang
berupa insan hidup yang punya sikap dan kepribadian pula. Hakikatnya
psikologi dakwah berusaha menganalisis gejala-gejala kejiwaan, baik da’i
ataupun mad’u yang terlibat dalam proses dakwah.
TUJUAN DAN MANFAAT
MEMPELAJARI PSIKOLOGI DAKWAH
3. 1. Tujuan Mempelajadi Psikologi Dakwah
a. Untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran penghayatan dan
pengamalan aliran agama yang dibawakan oleh abdnegara dakwah atau
penerang agama.
Oleh karena itu ruang lingkup dakwah dan penerangan Agama yaitu
menyangkut problem pembentukan sikap mental dan pengembangan motivasi
yang bersifat nyata dalam segala lapangan hidup manusia. Usaha demikian
tidak bisa terlepas dari studi psikologi dakwah, karena psikologi dakwah
menyangkut segala sesuatu yang menyangkut jiwa daripada da’i serta
sasaran dakwah, baik secara individual maupun kelompok sosial.
4. b. Memberikan landasan dan pedoman kepada metodologi dakwah.
karena metodologi gres dapat efektif dalam penerapannya bilamana
didasarkan atas kebutuhan-kebutuhan hidup insan sebagaimana ditunjukkan
kemungkinan pemuasannya oleh psikologi.
Manusia membutuhkan bermacam-macam hal. Mulai dari kebutuhan fisik
menyerupai makanan dan pakaian, istirahat dan pergaulan seksual, hingga
dengan keperluan psikis menyerupai keamanan dan ketentraman,
persahabatan, penghargaan dan cinta kasih. Maka ia terdorong untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginannya itu. Bila tidak berhasil memenuhi
kebutuhannya, ia akan merasa kecewa. Ia tidak senang. Keadaan inilah yang
disebut frustasi. Psikologi mengobservasi bahwa keadaan frustasi dapat
mengakibatkan perilaku keagaan. Orang yang mengalami frustasi, tak jarag
mulai berkelakuan religius. Dengan jalan itu ia berusaha mengatasi
frustasinya.
5. c. Memberikan pandangan ihwal mungkinnya dilakukan perubahan tingkah
laku atau sikap mental psikologis sasaran dakwah sesuai dengan contoh
kehidupan yang dikehendaki oleh abdnegara dakwah atau penerangan agama
itu.
Dengan demikian maka psikologi dakwah mempunyai titik perhatian kepada
pengetahuan ihwal tingkah laku manusia. Pengetahuan ini mengajak kita
kepada usaha mendalami dan memhami segala tingkah laku insan dalam
lapangan hidupnya melalui latar belakang kehiduan psikologis. Perubahan
tingkah laku insan gres terjadi bilamana ia telah mengalami proses berguru
dan pendidikan, oleh karena itu psikologi dakwah pun memperhatikan problem
pengembangan kognisi, konasi dan emosi dalam proses penghayatan dan
pengamalan aliran agama. Sedang proses berguru tersebut banyak
dipengaruhi faktor situasi dan kondisi kehidupan psikologis yang melingkupi
insan itu sendiri.
6. 2. Manfaat Mempelajari Psikologi Dakwah
Dengan memperhatikan faktor-faktor perkembangan psikologis beserta ciri-
cirinya maka pesan dakwah yang disampaikan oleh juru dakwah akan dapat
meresap dan diterima dalam langsung sasarannya dan kemudian diamalkan
dengan sukarela serta dengan keyakinan sepenuhnya, karena hal tersebut
benar-benar dapat menyentuh serta memuaskan akan kebutuhan hidup
rohaniahnya.
Disini terletak titik berat taktik dakwah yang sesungguhnya dan mengamalkan
message (pesan) yang disampaikan dengan hati ikhlas. Oleh karena itu sikap
suka rela dalam penerimaan message (pesan) dakwah merupakan ciri khas
kejiwaan, maka acara dakwah yang didasarkan atas pandangan psikologis
mengandung sikap persuasif, motivatif, konsultatif serta edukatif.