Dokumen tersebut membahas tentang pengertian manusia dan konflik sosial, pengertian sengketa dan penyebabnya, fase konflik dan sengketa, bentuk-bentuk sengketa dan cara penyelesaiannya menurut beberapa ahli, serta metode penyelesaian sengketa alternatif.
Hbl 2, risna dwi cahyani, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolu...risnadica
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas berbagai pengertian dan sistem penyelesaian sengketa secara damai melalui mediasi, minitrial, konkiliasi, dan adjudikasi.
2. Metode-metode tersebut dianggap lebih efisien dibanding litigasi di pengadilan.
3. Salah satu keuntungan utama metode-metode ini adalah prosesnya lebih cepat dan biayanya lebih rendah.
Abstract
Disputes are a human phenomenon that is always present in society. In the event of a dispute, there are two mechanisms that can be used to resolve it, namely through court (litigation) and outside court (non-litigation). The litigation paradigm believes that the law must be enforced to end the conflict. In addition, a non-litigation paradigm is used, a paradigm that is rooted in consensus, deliberation or peace settlement between the parties. The philosophy of resolution is not to seek absolute victory on the one hand, so there must be another party to lose. This paradigm further encourages the conflict to end by making all parties as winners (win-win solution). Even if there is an unfulfilled desire, then both parties must bear the same weight loss. Islamic law also recognizes two paradigms of dispute settlement. Islamic law supports any dispute settled by law in the court (al-qadha). There is nothing wrong if society brings the issue before the judge. But Islamic law calls for moral advice, it is better for the parties to make peace and settle the matter in a kinship (islah, tahkim).
Keywords: Dispute Settlement; Islamic Law; Paradigm
Abstrak
Sengketa merupakan fenomena manusiawi yang hampir selalu ada di masyarakat. Jika terjadi sengketa, ada dua mekanisme yang dapat digunakan untuk menyelesaikannya, yaitu melalui pengadilan (litigasi) dan di luar pengadilan (non-litigasi). Paradigma litigasi meyakini bahwa hukum harus ditegakkan untuk mengakhiri konflik yang terjadi. Di samping itu, juga digunakan paradigma non-litigasi, yaitu paradigma yang berakar pada konsensus, musyawarah atau penyelesaian damai antar para pihak. Falsafah resolusinya bukan untuk mencari kemenangan mutlak di satu pihak sehingga harus ada pihak lain yang kalah. Paradigma ini lebih mendorong agar konflik dapat diakhiri dengan menjadikan semua pihak sebagai pemenang (win-win solution). Kalaupun ada keinginan yang tak terpenuhi, maka kedua belah pihak harus menanggung beban kalah yang sama beratnya. Hukum Islam juga mengenal dua paradigma penyelesaian sengketa. Hukum Islam mendukung setiap sengketa diselesaikan secara hukum di pengadilan (al-qadha). Tidak ada yang salah bila masyarakat membawa persoalannya dihadapan hakim. Tetapi hukum Islam menyerukan anjuran moral, sebaiknya para pihak berdamai dan menyelesaikan masalahnya secara kekeluargaan (islah, tahkim).
Kata Kunci: Hukum Islam; Paradigma; Penyelesaian Sengketa
Ada enam bentuk akomodasi untuk menyelesaikan sengketa menurut dokumen, yaitu kompromi, arbitrasi, coercion, conciliation, stalemate, dan toleransi. Kompromi melibatkan persetujuan bersama setelah musyawarah, sedangkan arbitrasi menggunakan pihak ketiga untuk menyelesaikan perselisihan.
Hbl 2, risna dwi cahyani, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolu...risnadica
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas berbagai pengertian dan sistem penyelesaian sengketa secara damai melalui mediasi, minitrial, konkiliasi, dan adjudikasi.
2. Metode-metode tersebut dianggap lebih efisien dibanding litigasi di pengadilan.
3. Salah satu keuntungan utama metode-metode ini adalah prosesnya lebih cepat dan biayanya lebih rendah.
Abstract
Disputes are a human phenomenon that is always present in society. In the event of a dispute, there are two mechanisms that can be used to resolve it, namely through court (litigation) and outside court (non-litigation). The litigation paradigm believes that the law must be enforced to end the conflict. In addition, a non-litigation paradigm is used, a paradigm that is rooted in consensus, deliberation or peace settlement between the parties. The philosophy of resolution is not to seek absolute victory on the one hand, so there must be another party to lose. This paradigm further encourages the conflict to end by making all parties as winners (win-win solution). Even if there is an unfulfilled desire, then both parties must bear the same weight loss. Islamic law also recognizes two paradigms of dispute settlement. Islamic law supports any dispute settled by law in the court (al-qadha). There is nothing wrong if society brings the issue before the judge. But Islamic law calls for moral advice, it is better for the parties to make peace and settle the matter in a kinship (islah, tahkim).
Keywords: Dispute Settlement; Islamic Law; Paradigm
Abstrak
Sengketa merupakan fenomena manusiawi yang hampir selalu ada di masyarakat. Jika terjadi sengketa, ada dua mekanisme yang dapat digunakan untuk menyelesaikannya, yaitu melalui pengadilan (litigasi) dan di luar pengadilan (non-litigasi). Paradigma litigasi meyakini bahwa hukum harus ditegakkan untuk mengakhiri konflik yang terjadi. Di samping itu, juga digunakan paradigma non-litigasi, yaitu paradigma yang berakar pada konsensus, musyawarah atau penyelesaian damai antar para pihak. Falsafah resolusinya bukan untuk mencari kemenangan mutlak di satu pihak sehingga harus ada pihak lain yang kalah. Paradigma ini lebih mendorong agar konflik dapat diakhiri dengan menjadikan semua pihak sebagai pemenang (win-win solution). Kalaupun ada keinginan yang tak terpenuhi, maka kedua belah pihak harus menanggung beban kalah yang sama beratnya. Hukum Islam juga mengenal dua paradigma penyelesaian sengketa. Hukum Islam mendukung setiap sengketa diselesaikan secara hukum di pengadilan (al-qadha). Tidak ada yang salah bila masyarakat membawa persoalannya dihadapan hakim. Tetapi hukum Islam menyerukan anjuran moral, sebaiknya para pihak berdamai dan menyelesaikan masalahnya secara kekeluargaan (islah, tahkim).
Kata Kunci: Hukum Islam; Paradigma; Penyelesaian Sengketa
Ada enam bentuk akomodasi untuk menyelesaikan sengketa menurut dokumen, yaitu kompromi, arbitrasi, coercion, conciliation, stalemate, dan toleransi. Kompromi melibatkan persetujuan bersama setelah musyawarah, sedangkan arbitrasi menggunakan pihak ketiga untuk menyelesaikan perselisihan.
Dokumen tersebut membahas strategi penanganan konflik. Ada beberapa strategi yang disebutkan seperti menghindari, mengakomodasi, bersaing, berkompromi atau negosiasi, dan memecahkan masalah secara kolaboratif. Juga disebutkan lima tahapan konflik menurut Mulyasa yaitu potensial, terasa, pertentangan, terbuka, dan akibat. Terdapat juga petunjuk pendekatan situasi konflik meliputi penilaian diri
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang definisi manajemen konflik menurut Howard Ross yaitu langkah-langkah untuk mengarahkan perselisihan ke arah penyelesaian tertentu baik dengan atau tanpa ketenangan.
2. Ada beberapa tipe manajemen konflik yaitu menghindari, mengalah, kompromi, bersaing, bekerja sama, dan kombinasi dari semuanya.
3. Proses manaj
Hbl, hayyu safitri, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi sen...Hayyu Safitri
Quiz Minggu 2
Jawablah Quiz ini dengan baik dan benar:
Jelaskan menurut pakar dan atau Undang-unndang yang berlaku tentang:
1. Resolusi Sengketa secara umum
2. Resolusi Sengketa Ekonomi
3. Dan hal-hal lain yang berhubungan dari materi minggu 2 berdasarkan RPS
Selamat menjawab Quiz.
HBL 2, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Alternatif Resolusi Sengketa dan Resolusi S...nabilasafitr
Modul ini membahas tentang hukum bisnis dan lingkungan sebagai alternatif penyelesaian sengketa ekonomi. Sengketa dijelaskan sebagai pertentangan antara dua pihak atau lebih yang dapat menimbulkan akibat hukum. Beberapa cara penyelesaian sengketa yang dijelaskan adalah arbitrase, negosiasi, mediasi, dan konsiliasi. Kasus sengketa merek IKEA di Indonesia diberikan sebagai contoh implementasi dengan penye
Konflik merupakan bagian tak terelakkan dari kehidupan manusia karena interaksi sosial. Konflik didefinisikan sebagai pertentangan antara dua pihak atau lebih yang memiliki tujuan yang bertentangan, sumber daya yang terbatas, dan menghambat satu sama lain. Konflik dapat berupa pertentangan fisik maupun non-fisik dan dapat diselesaikan secara damai atau melalui kekerasan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, jenis, penyebab, dan cara menyelesaikan konflik secara efektif dengan lima pendekatan yaitu menghindari, kompetisi, akomodasi, kompromi, dan kolaborasi.
1) Modul ini membahas alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan seperti mediasi, konsiliasi, dan arbitrase. 2) Sengketa ekonomi adalah sengketa yang timbul dari berbagai kegiatan bisnis dan perdagangan. 3) Undang-undang Nomor 30 tahun 1999 mengatur tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa.
More Related Content
Similar to Pengantar Alternatif Penyelesaian Sengketa.pptx
Dokumen tersebut membahas strategi penanganan konflik. Ada beberapa strategi yang disebutkan seperti menghindari, mengakomodasi, bersaing, berkompromi atau negosiasi, dan memecahkan masalah secara kolaboratif. Juga disebutkan lima tahapan konflik menurut Mulyasa yaitu potensial, terasa, pertentangan, terbuka, dan akibat. Terdapat juga petunjuk pendekatan situasi konflik meliputi penilaian diri
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang definisi manajemen konflik menurut Howard Ross yaitu langkah-langkah untuk mengarahkan perselisihan ke arah penyelesaian tertentu baik dengan atau tanpa ketenangan.
2. Ada beberapa tipe manajemen konflik yaitu menghindari, mengalah, kompromi, bersaing, bekerja sama, dan kombinasi dari semuanya.
3. Proses manaj
Hbl, hayyu safitri, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi sen...Hayyu Safitri
Quiz Minggu 2
Jawablah Quiz ini dengan baik dan benar:
Jelaskan menurut pakar dan atau Undang-unndang yang berlaku tentang:
1. Resolusi Sengketa secara umum
2. Resolusi Sengketa Ekonomi
3. Dan hal-hal lain yang berhubungan dari materi minggu 2 berdasarkan RPS
Selamat menjawab Quiz.
HBL 2, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Alternatif Resolusi Sengketa dan Resolusi S...nabilasafitr
Modul ini membahas tentang hukum bisnis dan lingkungan sebagai alternatif penyelesaian sengketa ekonomi. Sengketa dijelaskan sebagai pertentangan antara dua pihak atau lebih yang dapat menimbulkan akibat hukum. Beberapa cara penyelesaian sengketa yang dijelaskan adalah arbitrase, negosiasi, mediasi, dan konsiliasi. Kasus sengketa merek IKEA di Indonesia diberikan sebagai contoh implementasi dengan penye
Konflik merupakan bagian tak terelakkan dari kehidupan manusia karena interaksi sosial. Konflik didefinisikan sebagai pertentangan antara dua pihak atau lebih yang memiliki tujuan yang bertentangan, sumber daya yang terbatas, dan menghambat satu sama lain. Konflik dapat berupa pertentangan fisik maupun non-fisik dan dapat diselesaikan secara damai atau melalui kekerasan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, jenis, penyebab, dan cara menyelesaikan konflik secara efektif dengan lima pendekatan yaitu menghindari, kompetisi, akomodasi, kompromi, dan kolaborasi.
1) Modul ini membahas alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan seperti mediasi, konsiliasi, dan arbitrase. 2) Sengketa ekonomi adalah sengketa yang timbul dari berbagai kegiatan bisnis dan perdagangan. 3) Undang-undang Nomor 30 tahun 1999 mengatur tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa.
Similar to Pengantar Alternatif Penyelesaian Sengketa.pptx (7)
2. MANUSIA DAN KONFLIK SOSIAL
Menurut Aristoteles, manusia adl zoon politicon.
Manusia akan selalu berinteraksi dan membutuhkan
org lain dlm menjalani kehidupannya.
Dlm bermasyarakat, manusia akan mengalami
suatu fase, dmn antar pihak akan memiliki
perbedaan pendapat yg akan berpotensi
menimbulkan terjadinya pertentangan/sengketa.
Sengketa yg terjadi dpt bersifat public maupun
keperdataan dan dpt terjadi baik dlm lingkup lokal,
nasional maupun internasional
3. PENGERTIAN SENGKETA DAN
PENYEBABNYA
Menurut KBBI, sengketa adl segala sesuatu
yang menyebabkan perbedaan pendapat,
pertengkaran/perbantahan.
Sebuah konflik berkembang menjadi
sengketa bila pihak yg merasa dirugikan
telah menyatakan rasa tidak puas atau
keprihatinannya, baik scr langsung kpd
pihak yg dianggap sbg penyebab
kerugian/pihak lain
4. FASE ATAU TINGKATAN KONFLIK DAN
SENGKETA
Laura Nader dan Harry F. Todd, membedakan
konflik dan sengketa melalui proses bersengketa
(disputing process) sbb:
Tahap pra-konflik/tahap keluhan
Tahap konflik (conflict)
Tahap Sengketa (dispute)
Ahmad Romsan, menjelaskan bhw konflik terjadi
melalui beberapa fase berikut:
Ketidaknyamanan (discomfort)
Tahap konflik (conflict)
Kesalahpahaman (misunderstanding)
Ketegangan (tension)
Krisis (crisis)
5. BENTUK-BENTUK SENGKETA DAN
CARA PENYELESAIANNYA.
Terdapat 2 jenis:
1. Konflik Kepentingan (interest conflict)
Terjadi saat 2 org yg memiliki keinginan yg sama
thd 1 obyek yg dianggap bernilai. Konflik kepentingan
timbul apabila kedua pihak merebutkan 1 objek
2. Klaim Kebenaran (truth claim)
Klaim kebenaran menganggap 1 pihak dinyatakan
bersalah.
6. PRUIT DAN RUBIN,
MENGEMUKAKAN 5 CARA
PENYELESAIAN SENGKETA:
1. Contending (bertanding)
2. Yielding (mengalah)
3. Problem Solving (pemecahan masalah)
4. In action (diam)
5. With drawing (menarik diri)
8. TO BE CONTINUE….
Next week kita lanjutkan
dengan apa itu Alternatif
Penyelesaian Sengketa (APS).
9. 1. sengketa apa saja yg tdk bisa dieselesaikan dgn APS?
Sengketa yang Tidak Dapat Diselesaikan Melalui Penyelesaian
Sengketa Alternatif
Untuk menjawab pertanyaan Anda terkait sengketa apa saja yang
tidak dapat diselesaikan melalui PSA, maka sebelumnya perlu
diperhatikan terlebih dahulu Pasal 5 ayat (1) UU 30/1999 tentang
ruang lingkup sengketa yang dapat diselesaikan melalui PSA yaitu:
1.sengketa di bidang perdagangan; dan
2.sengketa mengenai hak yang menurut hukum dan Peraturan
Perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang
bersengketa.
10. 2. bagaimana jika saat sengketa selesai, ada salah satu pihak
membocorkan hal2 saat APS?