Dokumen tersebut membahas tentang penerapan kebijakan program Bimas Katolik di Kementerian Agama. Dokumen menjelaskan visi dan misi Bimas Katolik untuk mewujudkan masyarakat Katolik yang beriman dan berperan aktif dalam pembangunan, serta dasar hukum yang menjadi acuan kerja Bimas Katolik seperti Peraturan Menteri Agama dan tugas pokok dan fungsinya.
2. A. LATAR BELAKANG
• Bimbingan Masyarakat Katolik sebagai salah
satu unit teknis Kementerian Agama RI yang
bertugas menyelenggarakan sebagian tugas
Kementerian Agama di bidang Bimbingan
Masyarakat Katolik yang mengemban Visi
“Mewujudkan Masyarakat Katolik yang seratus
porsen Katolik dan seratus porsen Pancasilais”.
Upaya untuk mewujudkan Visi yang baik ini
yang kemudian tertuang dalam Misi.
3. Upaya mewujudkan Visi-Misi
• Bimas Katolik tidak bekerja sendirian, tetapi
bergandengan tangan dengan mitra kerja
utama yakni Gereja Katolik sebagai
institusi/lembaga agama yang mempunyai
tugas mulia yakni mewartakan Kerajaan Allah.
4. Visi dan Misi Bimas Katolik
• Visi dan Misi merupakan rekayasa prediktif
yang dipakai sebagai arah kebijakan Ditjen
Bimas Katolik dalam mengemban tugas
pelayanan pemerintahan kepada masyarakat
Katolik:
Visi : Terwujudnya masyarakat Katolik yang
seratus prosen Katolik dan seratus prosen
Pancasilais dalam negara yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika
5. Visi tersebut dicirikan sebagai berikut:
• Terwujudnya masyarakat Katolik yang beriman dan
bertaqwa;
• Terwujudnya kerukunan hidup beragama masyarakat
Katolik dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia;
• Tertatanya pranata-pranata keagamaan Katolik;
• Terkristalnya semangat kemandirian umat Katolik dan
kesetiakawanan sosial atas dasar persaudaraan sejati;
• Terwujudnya pemahaman, penghayatan, dan pengamalan
agama Katolik secara dewasa;
• Terwujudnya pemahaman, penghayatan, dan pelaksanaan
hak dan kewajiban sebagai warga negara (terutama hak dan
kewajiban asasi yang secara eksplisit diatur
dalam UUD1945 yang diamandemen
6. Misi
• Misi :Mengajak masyarakat Katolik untuk
berperan serta secara aktif dan dinamis dalam
mencapai tujuan pembangunan bangsanya.
• Dalam paham "mengajak" terkandung asas
bahwa peran pembangunan di bidang agama
berada di tangan masyarakat Katolik, sedangkan
peran Ditjen Bimas Katolik sebagai pelayanan,
fasilitasi, dan pemberdayaan, (memperjuangkan
kebijakan-kebijakan strategis untuk memperoleh
perhatian dan tanggung jawab dari Negara.)
7. Misi tersebut dijabarkan dalam usaha-
usaha mengajak masyarakat Katolik untuk:
• Mewujudkan masyarakat Katolik yang beriman dan
bertaqwa;
• Mewujudkan kerukunan hidup beragama masyarakat
Katolik dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia;
• Menata pranata-pranata keagamaan Katolik;
• Mengkristalkan semangat kemandirian umat Katolik dan
kesetiakawanan sosial atas dasar persaudaraan sejati;
• Mewujudkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan
agama Katolik secara dewasa;
• Tahu dan paham akan hak dan kewajibannya sebagai warga
negara. Misalnya, hak dan kewajiban asasi yang secara
eksplisit diatur dalam UUD 1945 yang diamandemen;
8. Lanjut misi…
• Bersikap mengetahui, memahami, menghargai, dan
menghormati keanekaan dan kemajemukan yang ada di
sekitarnya. Misalnya, adat istiadat, budaya, suku/etnis,
kebiasaan/attitude, agama, bahasa, asal-usul, dan lain-lain;
• Berkiprah di tengah pembangunan bangsanya dengan
semangat persaudaraan sejati;
• Meningkatkan kualitas pendidikan agama Katolik;
• Menggenggam "paham kita" dalam pola berpikir dan
perilaku. Misalnya:
a. Aku, Engkau, dan Dia adalah kita
b. Ini bangsa kita, negara kita, kota kita, jalan, jembatan,
kantor, hotel, dan dermaga kita. Mesjid kita, Gereja kita,
Pura kita, Klenteng kita, dan lain-lain aset bangsa ini milik
kita. Semuanya itu harus kita jaga dan pelihara bersama.
9. B. DASAR HUKUM
• PMA NO 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Kementerian Agama;
• TUGAS
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik mempunyai tugas
menyelenggarakan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang bimbingan masyarakat Katolik.
FUNGSI
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
493, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik
menyelenggarakan fungsi :
• * penyiapan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat Katolik;
* pelaksanaan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat Katolik;
* penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
bimbingan masyarakat Katolik;
* pemberian pembinaan teknis dan evaluasi di bidang bimbingan
masyarakat Katolik;
* pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.