Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. LAPORAN PRAKTIK
PEMERIKSAAN MAKRO
MATKUL : MATERIAL TEKNIK
DISUSUN OLEH:
NAMA : A’LIM ABROR
NIM
: 13504241062
KELAS : C2
PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF-S1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
2. PRAKTEK MATERIAL TEKNIK
PEMERIKSAAN MAKRO
Hari : Senin Tanggal : 9 Desember 2013
A. HARI DAN TANGGAL PRAKTIKUM
Senin, 9 Desember 2013
B. TOPIK PRAKTIKUM
“Pemeriksaan Makro”
C. TUJUAN
Setelah melakukan praktek mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kristal secara
macro untuk mengidentifikasikan logam/komponen akibat pekerjaan tempa dan
pekerjaan mesin
D. BAHAN
1. Bahan logam (baut berkepala segi enam) yang dibuat dengan proses tempa
E. ALAT DAN PERLENGKAPAN
1. Gergaji besi
2. Kikir
3. Amplas
4. Gerinda
5. Autosol
6. Larutan HCl dengan air
F. LANGKAH KERJA
1. Persiapan :
•
Membelah baut menjadi dua bagian yang sama
3. •
Menghaluskan belahan menggunakan kikir,amplas dan alat pemoles
•
Dilanjutkan dengan proses etsa sesuai dengan bahan – bahan spesimen
yang digunakan (lihat tabel bahan eetsa untuk pemeriksaan makro ) atau 50%
HCl + 50% air biasa
•
Jika perlu cuci dengan air/alkohol
2. Pemeriksaan:
•
Pemeriksaan dilakukan dengan kaca pembesar ( 2kali s/d 10 kali)
•
Jika berhasil tanpa kaca pembesar atau dengan indera mata dapat kita
periksa serat-serat kristal logam yang membedakan pengaruh proses tempa
dengan proses mesin
•
Membuat logam dari hasil pemeriksaaan dengan melalui data gambar serat
kristal logam
Penting:
Selama pemotongan baut,jangan asmpai terjadi permukaan bekas pemotongan
gosong/hangus/kehitam-hitaman
G. DATA-DATA PENGAMATAN
1. Bahan benda kerja
: Baut berkepala segi enam.
2. Gambar grain flow atau strktur kristal :
4. H. PEMBAHASAN
1. Dengan mengamati spesimen setelah proses perebusan selesai, ternyata pada
permukaan specimen terbentuk atau timbul garis serat yang tidak terputus dari
kepala baut sampai ujung baut. Berarti baut tersebut adalah baut yang dikerjakan
dengan cara tekan (besi tekan).
2. Dan apabila ditemui garis serat logam terputus – putus maka baut tersebut
merupakan baut yang dikerjakan secara mesin atau dengan mesin bubut.
I. KESIMPULAN
Dari kegiatan praktik yang dilakkan dapat kita ketahui bahwa struktur serat-serat
kristal logam yang dibuat dengan proses tempa memilika serat-serat kristal logam
yang ung atau tidak putus tentu kita ketahui bahwa menyambsebuah spesimen yang
memiliki serat-serat kristal logam yang tidak putus lebih kuat dari pada spesimen
yang memilki serat-serat kristal logam yang putus-putus,jadi dapat disimpulkan
bahwa pengerjaan sebuah spesimen dengan proses tempa hasil bendanya akan
lebih kuat dari pada proses bubut
J. SARAN
Saran saya untuk dosen
yaitu apabila ketika praktikum sedang berlangsung
supaya dosen sesekali memantau dan mendampingi ketika praktikum supaya
praktikum dapat berjalan sesuai prosedur praktikum walaupun sebelumnya sudah
diterangkan prosedur praktikum tetapi terkadang ada hal hal yang mungkin kurang
dimengerti oleh mahasiswa serta menurunkan resiko kecelakaan kerja..
K. LAMPIRAN
Laporan Sementara