SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR 87 TAHUN 2014
TENTANG
PENGGUNAAN PAKAIAN TRADISIONAL JAWA YOGYAKARTA BAGI PEGAWAI
PADA HARI TERTENTU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
Menimbang : a. bahwa salah satu keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta
sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 7 ayat (2) Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa
Yogyakarta adalah urusan kebudayaan yang perlu dilestarikan,
dipromosikan antara lain dengan penggunaan Pakaian Tradisional
Jawa Yogyakarta;
b. bahwa dalam rangka melestarikan, mempromosikan dan
mengembangkan kebudayaan salah satunya melalui penggunaan
busana tradisional Jawa Yogyakarta, maka perlu mengatur
penggunaan Pakaian Tradisional pada hari tertentu di Lingkungan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf dan b perlu menetapkan Peraturan Gubernur
tentang Penggunaan Pakaian Tradisional Jawa Yogyakarta Bagi
Pegawai Pada Hari Tertentu Di Daerah Istimewa Yogyakarta;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945;
2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 1950, Nomor 3) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 jo Nomor 19 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1955, Nomor 43, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827);
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan
Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012, Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5339);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
SALINAN
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya
Undang-Undang Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 58);
7. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun
2011 tentang Tata Nilai Budaya Yogyakarta (Lembaran Daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 4);
8. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun
2013 tentang Kewenangan Dalam Urusan Keistimewaan Daerah
Istimewa Yogyakarta (Lembaran Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2013 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 9);
9. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 72 Tahun
2008 tentang Budaya Pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta
(Berita Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008
Nomor 73);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN GU8BERNUR TENTANG PENGGUNAAN PAKAIAN
TRADISIONAL JAWA YOGYAKARTA BAGI PEGAWAI PADA HARI
TERTENTU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan :
1. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil/Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Instansi Pusat di lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta, Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, dan Pegawai Tidak Tetap atau sebutan lain
dan pegawai pendukung lainnya.
2. Pegawai Negeri Sipil/Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat
PNS/CPNS adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
3. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
4. Pegawai Tidak Tetap yang selanjutnya di singkat PTT, atau sebutan lain adalah
pegawai yang bekerja di Pemerintah Daerah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta yang
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diberi gaji atau imbalan sesuia
kemampuan keuangan daerah.
5. Pakaian Tradisional Jawa Yogyakarta yang selanjutnya disebut Pakaian Tradisional
adalah pakaian dengan model tertentu mengacu model yang dipakai oleh Abdi
Dalem Kasultanan Ngayogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman, yang digunakan
oleh PNS/CPNS dan PTT atau sebutan lain pada hari tertentu.
6. Kelengkapan Pakaian Tradisional adalah kelengkapan yang dipakai sebagai
kelengkapan Pakaian Tradisional Jawa Yogyakarta.
7. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
8. Instansi Pusat di daerah adalah kementerian, lembaga pemerintah non
kementerian, kesekretariatan lembaga negara, dan kesekretariatan lembaga
nonstruktural yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
9. Daerah adalah Daerah Istimewa Yogyakarta.
10. Gubernur adalah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pasal 2
Pakaian Tradisional berfungsi sebagai salah satu identitas pegawai dalam rangka
penguatan Kebudayaan Yogyakarta serta sarana pembinaan dan pengawasan
pegawai.
Pasal 3
(1) Penggunaan Pakaian Tradisional bagi PNS/CPNS, Pejabat Struktural, Pejabat
Fungsional tertentu, Pejabat Fungsional Umum, PPPK, PTT atau sebutan lain dan
Instansi Pusat di Daerah adalah sama, yaitu :
a. Pegawai Laki-laki :
1. baju surjan (takwa) bahan dasar lurik dengan corak selain yang digunakan
abdi dalem atau warna polos;
2. blangkon gaya yogyakarta batik cap atau tulis ;
3. kain atau jarik batik yang diwiru biasa dan berlatar warna ireng atau putih;
4. lonthong atau sabuk bahan satin polos;
5. kamus atau epek;
6. memakai keris atau dhuwung; dan
7. memakai selop atau cenela.
b. Pegawai perempuan :
1. baju kebaya tangkepan dengan bahan dasar lurik atau warna polos;
2. kain atau jarik batik yang diwiru biasa dan berlatar warna ireng atau putih;
3. menggunakan gelung tekuk tanpa asesoris atau jilbab bagi muslimah; dan
4. memakai selop atau cenela.
(2) Larangan (awisan) penggunaan Pakaian Tradisional bagi :
a. Pegawai laki-laki :
1. baju surjan motif kembang atau surjan sembagi;
2. semua jenis kain atau jarik kebesaran yang dipakai Sultan/Gusti Kanjeng
Ratu dan Adipati/Gusti Kanjeng Bendara serta Pangeran berdasarkan
dhawuh dalem;
3. Lonthong atau sabuk cinde; dan
4. Kamus atau epek bahan dari bludru dibludir dengan gim/benang emas.
b. Pegawai perempuan :
1. baju kebaya tangkepan bludiran; dan
2. semua jenis kain atau jarik kebesaran yang dipakai Sultan/Adipati/Gusti
Kanjeng Ratu dan Adipati/Gusti Kanjeng Bendara.
Pasal 4
(1) Pakaian tradisional digunakan pada upacara tanggal atau hari tertentu adalah
sebagai berikut :
a. pada upacara peringatan berdirinya Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat tanggal
13 Februari;
b. pada upacara hari pengesahan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta tanggal 31 Agustus;
c. pada upacara tanggal bertepatan berdirinya Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta;
d. pada upacara tanggal bertepatan dengan hari peringatan Maulud Nabi
Muhammad SAW;
e. pada upacara tanggal bertepatan dengan Hari Raya Idhul Fitri; dan
f. pada upacara tanggal bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.
(2) Upacara tanggal atau hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
(3) Upacara tanggal atau hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, huruf e
dan huruf f serta ketentuan peserta upacara diatur dengan Surat Edaran
Sekretaris Daerah.
Pasal 5
(1) Upacara peringatan pada tanggal dan hari sebagaimana dimaksud pada Pasal 4
ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c wajib diikuti seluruh PNS, PPPK, dan PTT
atau sebutan lain di lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Instansi Pusat di Daerah.
(2) Upacara peringatan pada tanggal atau hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf d, huruf e dan huruf f wajib diikuti Pejabat Eselon I,II,III,IV dan
Pejabat Fungsional tertentu Golongan IV/a ke atas.
(3) Pelaksanaan upacara peringatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (1)
huruf c,d,e dan huruf f untuk PNS, PPPK, dan PTT atau sebutan lain di
lingkungan Pemerintah Kabupaten/kota diserahkan kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota masing-masing.
Pasal 6
(1) Penggunaan pakaian tradisional pada tanggal atau hari yang telah ditentukan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, diikuti dengan berkomunikasi lisan baik
kedinasan maupun personal dengan menggunakan bahasa Jawa, kecuali pada
tata upacara yang secara protokoler telah ditentukan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata upacara dan protokoler yang telah
ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan
Gubernur dan Peraturan Bupati/Walikota.
Pasal 7
(1) Pembinaan dan pengawasan penggunaan Pakaian Tradisional bagi PNS/CPNS,
PPPK, dan PTT atau sebutan lain di lingkungan Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Instansi Pusat di Daerah, secara melekat dilakukan oleh
Pimpinan Instansi masing-masing.
(2) Pembinaan dan pengawasan penggunaan Pakaian Tradisional bagi PNS/CPNS,
PPPK, dan PTT sebutan lain di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota dan
Instansi Pusat di Kabupaten/Kota secara melekat dilakukan oleh Pimpinan
Instansi masing-masing.
(3) Pembinaan dan pengawasan penggunaan Pakaian Tradisional bagi PNS/CPNS,
PPPK, dan PTT atau sebutan lain di lingkungan Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta secara fungsional dilakukan oleh Inspektur Daerah Istimewa
Yogyakarta, sedangkan bagi Instansi Pusat di Daerah dilakukan oleh Pimpinan
Instansi masing-masing.
(4) Pembinaan dan pengawasan penggunaan Pakaian Tradisional bagi PNS/CPNS,
PPPK, dan PTT atau sebutan lain di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota,
penggunaan Pakaian Tradisional secara fungsional dilakukan oleh Inspektur
Daerah masing-masing, sedangkan bagi Instansi Pusat di Kabupaten/Kota
dilakukan oleh Pimpinan Instansi masing-masing.
Pasal 8
Bentuk dan model Pakaian Tradisional tercamtum dalam Lampiran, yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Pasal 9
Dikecualikan dalam peraturan ini adalah:
a. Pegawai Perempuan Muslim, dapat memakai jilbab namun tetap berkebaya dan
kain batik yang di wiru; dan
b. Pegawai yang bekerja langsung di lingkungan tertentu dan/atau keadaan tertentu
/atau tuntutan profesional tertentu untuk menyesuaikan.
Pasal 10
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur
ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ditetapkan di Yogyakarta
pada tanggal 17 November 2014
GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
ttd
HAMENGKU BUWONO X
Diundangkan di Yogyakarta
pada tanggal 17 November 2014
SEKRETARIS DAERAH
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
ttd
ICHSANURI
BERITA DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014 NOMOR 89
Salinan Sesuai Dengan Aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
ttd
DEWO ISNU BROTO I.S.
Pembina Tingkat I (IV/b)
NIP. 19630826 198903 1 007
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR 87 TAHUN 2014
TENTANG
PENGGUNAAN PAKAIAN TRADISIONAL JAWA YOGYAKARTA BAGI PEGAWAI
PADA HARI TERTENTU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
I. UMUM
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan
Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat beberapa urusan keistimewaan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Urusan
keistimewaan tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (2) Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2012 meliputi :
a. tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas dan wewenang Gubernur dan
Wakil Gubernur;
b. kelembagaan pemerintah daerah;
c. kebudayaan;
d. pertanahan; dan
e. tata ruang.
Dalam rangka mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012
tersebut telah ditetapkan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1
Tahun 2013 tentang Tatacara Pembentukan Peraturan Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta. Seiring ditetapkannya peraturan daerah dimaksud khususnya dalam
urusan kebudayaan perlu dilakukan langkah-langkah dan upaya pelestarian antara
lain dalam pengunaan Pakaian Tradisional Jawa Yogyakarta.
Sebagai upaya pelestarian budaya daerah, Pemerintah Daerah DIY telah
mengeluarkan kebijakan tentang penggunaan bahasa jawa sebagai bahasa resmi
kedinasan. Kebijaksan dimaksud adalah :
1. Instruksi Guberur DIY Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Bahasa Jawa
Pada Hari Tertentu di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Dalam Instruksi ini penggunaan bahasa jawa adalah setiap hari
Sabtu.
2. Peraturan Gubernur DIY Nomor 40 Tahun 2012 tentang Penerapan 5 (Lima)
Hari Kerja, dalam Pasal 4 disebutkan bahwa Penggunaan Bahasa Jawa di
Satuan Organisasi Perangkat Daerah setiap hari Jum’at pada jam kerja dalam
hal Rapat Dinas; Percakapan melalui telepon; dan Percakapan sehari-hari.
Dalam upaya melestarikan, mempromosikan dan mengembangkan budaya
khususnya penggunaan Pakaian Tradisional, penggunaan bahasa daerah (jawa)
yang cenderung kurang diminati oleh masyarakat diperlukan adanya penguatan,
keteladanan dan kecintaan terhadap budaya Jawa melalui busana yang digunakan
oleh PNS/CPNS, PPPK, PTT atau sebutan lain dan pegawai pendukung lainnya
serta PNS Instansi Pusat di lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta pada hari-hari
tertentu.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka melestarikan budaya dan
kecintaan terhadap busana Jawa Yogyakarta, Pemerintah Daerah Daerah Istimrewa
Yogyakarta perlu menetapkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
tentang Penggunaan Pakaian Tradisional pada hari-hari tertentu dan/atau upacara
tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “sama“ adalah dari segi bentuk dan
kelengkapannya dengan prinsip sopan dan rapi, sedangkan warna
dasar dan jenis lurik untuk baju dan kain jarik dapat dengan
kualitas yang berbeda.
Huruf a
Yang dimaksud dengan “polos” adalah polos kainnya,
sedangkan kualitas bahan boleh disesuaikan.
Huruf b
Diseyogyakan apabila menggunakan pakaian dengan bahan
tipis atau transparan, hendaknya menggunakan kain lapisan
(furing).
Pasal 4
Ayat (1)
Huruf a
Tanggal 13 Februari Tahun 1755 bertepatan dengan peristiwa
perjanjian Giyanti yang di kenal dengan sebutan “ Palihan
nagari ” antara Nagari Kasunanan Surakarta Hadiningrat
dengan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Huruf b
Tanggal 31 Agustus 2012 bertepatan dengan
ditandatanganinya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012
tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Huruf c
Bagi Pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah DIY, akan
diatur lebih lanjut. Sedangkan Bagi Pegawai di lingkungan
Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai tanggal peringatan hari
jadi Kabupaten/Kota masing-masing.
Huruf d
upacara tanggal bertepatan dengan hari peringatan Maulud
Nabi Muhammad SAW diperuntukkan khusus bagi Pejabat
Eselon I,II,III,IV dan Pejabat fungsional tertentu Golongan IV/a
ke atas.
Huruf e
upacara tanggal bertepatan dengan hari raya Idhul Fitri
diperuntukkan khusus bagi Pejabat Eselon I,II,III,IV dan
Pejabat fungsional tertentu Golongan IV/a ke atas.
Huruf f
upacara tanggal bertepatan dengan hari raya raya Adha
diperuntukkan khusus bagi Pejabat Eselon I,II,III,IV dan
Pejabat fungsional tertentu Golongan IV/a ke atas
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas
TAMBAHAN BERITA DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 89
LAMPIRAN
PERATURAN GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR 87 TAHUN 2014
TENTANG
PENGGUNAAN PAKAIAN TRADISIONAL
JAWA YOGYAKARTA BAGI PEGAWAI
PADA HARI TERTENTU DI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA
MOTIF DAN MODEL ATAU BENTUK PERLENGKAPAN
PAKAIAN TRADISIONAL JAWA YOGYAKARTA BAGI PEGAWAI
PADA HARI TERTENTU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
A. Pegawai putra :
1. Baju surjan (takwa) bahan dasar lurik atau warna polos yang berbentuk :
a. lengan panjang ;
b. Ujung baju runcing ;
c. Leher tinggi berkancing 3 pasang (6 buah);
d. 2 buah kancing di dada;
e. 3 buah kancing tertutup di ulu hati; dan
f. Motif bahan dasar lurik antara lain seperti :
Contoh bahan lurik Contoh model Baju Surjan
2. Blangkon batik cap atau tulis.
a. Blangkon yaitu iket lembaran sebagai penutup kepala yang sudah dibuat
menjadi Blangkon, dapat dipilih motif modang, kumitir, blumbangan, wulung,
batik cap dan batik tulis yang diserasikan dengan warna surjan. Pada bagian
atas telinga kanan dan kiri bisa ditambah kain polos (kemada) diserasikan
dengan warna lonthong/sabuk atau dengan surjan.
b. Bentuk/model blangkon antara lain seperti :
Blangkon Motif Modang Blangkon Motif Kumitir
Blangkon Motif Blumbangan Blangkon Motif Wulung
3. Kain atau jarik batik yang diwiru biasa dan berlatar warna ireng atau putih :
a. Kain Batik atau Jarik Batik yaitu kain atau jarik batik Yogyakarta yang
dikenakan, biasanya dipilih motif batik berlatar warna ireng atau putih baik
cap atau tulis serta ciri kain batik tersebut memiliki sered berwarna putih
dan diwiru, dililitkan dari arah kanan ke kiri untuk laki-laki dan dari kiri ke
kanan untuk perempuan. Bagian dalam untuk laki-laki diwiru pula sesuai
dengan sisi kainnya (pengasih), sedangkan bagi perempuan bagian dalam
tidak diwiru. Apabila menggunakan kain motif parang kecil, motif lereknya
harus berlawanan dengan arah pemakaian keris dengan contoh bentuk dan
motif sebagai berikut :
kain wiron putra & arah lerek motif tampak dari belakang (gambar)di tengah
b. Jenis-jenis kain atau jarik batik Yogyakarta antara lain Sidomukti, sidoluhur,
sidoasih, sekarjagad, taruntum, kawung klithik, parang rusak kecil, godek,
purbonegara, wahyu tumurun, ciptaning, gringsing mangkoro, nitik cakar,
kasatriyan, dan lain sebagainya dengan bentuk serta motif sebagai berikut :
Motif Sidomukti Motif Sidoasih
Biasa dipakai pengantin. Makna dari
kain batik ini agar pasangan pengantin bisa
mukti, bahagia yang sempurna yakni
kebahagiaan lahir batin.
Kain Batik Sidoasih, Sido berarti jadi, asih
berarti sayang, ragam hias ini mempunyai
makna agar hidup berumah tangga selalu
penuh kasih sayang.
Motif Truntum
Motif Kawung klithik
Makna Filosofi : Truntum artinya menuntun,
diharapkan orang tua bisa menuntun calon
pengantin.
Makna Filosofi : Biasa dipakai raja
/pemimpin sebagai lambang keperkasaan
dan keadilan.
Motif Tambal Motif Sidoluhur
Makna Filosofi : Ada kepercayaan bila orang
sakit menggunakan kain ini sebagai
selimut, sakitnya cepat sembuh, karena
tambal artinya menambah semangat baru.
Batik motif Sido luhur memiliki filosofi
keluhuran. Bagi orang Jawa, hidup memang
untuk mencari keluhuran materi dan non
materi. Maknanya adalah agar hidupnya
kelak dapat mencapai hidup yang penuh
dengan nilai keluhuran.
Motif Ciptoning
Motif Ceplok Kasatriyan
Diharapkan pemakainya menjadi orang
bijak, mampu memberi petunjuk jalan yang
benar
Dipakai golongan menengah kebawah, agar
terlihat gagah.
Motif Nitik cakar
Nitik cakar secara harafiah adalah titik-
titik yang membentuk motif cakar. Cakar
adalah alat utama pencari makan dari
unggas Motif ini menggambarkan
harapan dari pembuat dan pemakainya
untuk diberi kelancaran dalam mencari
nafkah agar tercapai kehidupan yang
tenang dan makmur.
Motif Kasatriyan
Berasal dari ksatriya yaitu orang yang
hidupnya di lingkungan kasatriyan atau di
medan perang. Kasatriyan disimbolkan
dengan motif manggal berbentuk geometris.
Manggala adalah lingkaran, lingkaran suci
(holy circle). Manusia harus menjalani
perangnya dan berusaha memenangkannya.
Kain batik motif kasatriyan tepat dipakai
pada waktu manusia menjalankan peran
sesuai dengan fungsinya.
Motif Sekar Jagad
Sekar adalah bunga, sedangkan jagad
adalah semesta yaitu kumpulan makhluk
berupa tumbuhan, hewan, manusia dan
makhluk-makhluk lain yang bergerak di
alam semesta. Makna motif sekar jagad
yaitu agar hatinya gembira semarak;
Motif Purbonegara
Kain batik motif Purbanegara dipakai
oleh raja pada saat menjalankan fungsi
sebagai fungsionaris kerajaan.
Motif Grompol Motif Gringsing Buketan
Grompol, bermakna berkumpul/bersatu.
Memakai batik jenis ini diharapkan
berkumpulnya segala sesuatu yang baik-
baik, seperti rejeki, keturunan, serta
kebahagiaan hidup.
Warna geringsing adalah hitam dan putih.
Makna warna hitam melambangkan
kekekalan. Sedangkan warna putih
lambang kehidupan. Keduanya bermakna
sama dengan Bango Tulak. Motif ini
dipakai sebagai penolak malapetaka.
Motif Semen Gunung
Semen Gunung yang merupakan
simbol dari bangunan. Terdapat
gambar gapura, gunung dan lar (motif
garuda atau visualisasi sayap).
Wahyu Makutharama
Wahyu Makutharama merupakan
simbol permohonan kepada sang
pencipta agar pemakainya mendapatkan
kejayaan dan ketentraman.
Contoh kain larangan (awisan)
Parang rusak Kawung
Kain Parang Rusak adalah salah satu kain
kebesaran yang di pakai oleh
Raja/Adipati/Gusti Kanjeng Ratu/ Gusti
Kanjeng Bendara pada saat acara tertentu.
Kain Kawung adalah salah satu kain
kebesaran yang dipakai oleh para
Pangeran/Putra-putri Dalem/Sentana
Dalem atas Dawuh Dalem untuk
menghadiri upacara/ acara tertentu.
Parang Slobok
Kain Parang Slobok adalah kain yang
khusus dibuat untuk kepentingan penutup
(lurup) keluarga dan sentana Dalem yang
meninggal dunia, sebelum dimakamkan.
Parang Barong
Kain Parang Barong adalah kain
kebesaran yang khusus dipakai oleh
raja pada upacara tertentu di dalam
keraton.
4. Lonthong atau sabuk dan kamus atau epek
a. Lonthong atau sabuk polos berwarna yang diserasikan dengan warna surjan
dan warna kemada pada blangkon.
b. Kamus atau epek dapat bermotif sulaman kristik bunga atau binatang atau
ditambah inisial nama pemiliknya yang kemudian dilengkapi dengan timang
dari logam berjumlah 2 (dua) buah. Timang yang besar terletak tepat pada
wiron, sedang timang yang kecil terletak di epek/kamus samping kiri.
c. Motif atau model bentuk lonthong atau sabuk dan kamus atau epek antara
lain seperti:
Lonthong dan kamus dengan beberapa motif bunga dan binatang sulaman
5. Keris atau Dhuwung
Keris atau dhuwung yang digunakan warangkanya dapat berbentuk branggah/
ladrang atau gayaman sebagaimana gambar berikut :
Keris ladrang atau gayaman dan keris branggah gaya Yogyakarta
6. Selop atau cenela.
Selop atau cenela warna hitam polos dan tidak memakai hak tinggi, dengan
contoh seperti :
Selop atau cenela tampak depan
7. Untuk pegawai laki-laki maupun Perempuan menggunakan assesoris pin
SATRIYA
8. Cara Pemakaian kain untuk laki-laki:
a. Kain diwiru 3 jari, diawali lipatan pertama sered tampak dari depan dan
jatuh di tepi bagian luar. Selajutnya kain yang sudah diwiru dililitkan dari
arah kanan ke kiri, bagian dalam diwiru pula sesuai dengan sisi kainnya
(pengasih). Apabila menggunakan kain motif parang kecil, motif lereknya
harus berlawanan dengan arah pemakaian keris. Pemakaian kain menutupi
mata kaki, rapi dan enak untuk berjalan, kemudian diikat dengan tali.
b. Sabuk atau yang disebut lonthong, dililitkan sebatas cethik dari kanan ke
kiri satu sap (2 atau 3 lilitan/ubetan).
c. Memakai kamus atau epek dengan cara dililitkan tepat pada tengah sabuk
atau lonthong.
d. Surjan bagian depan tampak menyilang simetris.
e. Pemakaian keris branggah/landrang atau gayaman diselipkan pada lonthong.
B. Pegawai perempuan :
1. Baju kebaya tangkepan.
Baju kebaya tangkepan dari bahan polos, dengan warna bebas, tidak
menggunakan kuthubaru dengan contah bentuk seperti :
Kebaya Tangkepan
2. Kain atau jarik batik yang diwiru biasa yang berlatar warna ireng atau putih.
Cara pemakaian :
Kain diwiru 1,5 jari diawali dengan lipatan pertama serednya tampak dari
depan , terus lipatan berikutnya, 7, 9, 11 lipatan. Kain yang sudah diwiru
dililitkan dari kiri ke kanan. Apabila menggunakan kain motif parang, arah
parang kecil dari kiri ke bawah ke arah kanan. Pemakaian kain ada dua cara
yakni cara pertama, kain bagian dalam dibentuk segitiga, kemudian dililitkan
seterusnya hingga rapi, enak untuk jalan dan menutup mata kaki. Cara kedua,
kain bagian dalam kedua ujungnya dililitkan badan dan diikat kemudian
dililitkan sehingga rapi, kemudian diikat dengan tali. Pada kenyataannya cara
kedua tidak menguntungkan, karena jika dipakai untuk berjalan kain bagian
dalam menyingkap ke atas lalu tampak betis kaki dari depan.
a. Kain Batik/Jarik : kain/ jarik batik Yogyakarta yang dikenakan biasanya
dipilih motif batik latar hitam atau putih baik cap atau tulis serta ciri kain
batik tersebut memiliki sered berwarna putih antara lain seperti :
Wiron perempuan Sered warna putih tampak diluar
b. Jenis- jenis kain/ jarik batik Yogyakarta yang dipakai pegawai putri sama
seperti Jenis- jenis kain/ jarik batik Yogyakarta yang dipakai pegawai putra
sebagaimana pada nomor 3 huruf b Lampiran Peraturan ini.
3. Rambut menggunakan sanggul/ gelung tekuk / menyesuaikan
Rambut disanggul/ digelung tekuk yang disesuaikan dengan bentuk wajah,
perlu diketahui wanita jawa (jogya) yang belum menikah tidak menggunakan
bunga dengan bentuk / model seperti contoh:
Sanggul atau gelung tekuk
4. Memakai selop/cenela
Selop /cenela tertutup, warna serasi dengan warna kebaya, antara lain
berbentuk seperti :
Selop tertutup dengan hak sedang
5. Cara Pemakaian :
Kain diwiru 1,5 jari diawali dengan lipatan pertama serednya tampak dari
depan , terus lipatan berikutnya, 7, 9, 11 lipatan. Kain yang sudah diwiru
dililitkan dari kiri ke kanan. Apabila menggunakan kain motif parang, arah
parang kecil dari kiri ke bawah ke arah kanan. Pemakaian kain ada dua cara
yakni pertama, kain bagian dalam dibentuk segitiga baru dililitkan seterusnya
hingga rapi, enak untuk jalan dan menutup mata kaki. Kedua, kain bagian
dalam kedua ujungnya dililitkan badan dan diikat baru lilitan-lilitan
berikutnya hingga rapi kemudian diikat dengan tali. Pada kenyataannya cara
kedua tidak menguntungkan, karena jika dipakai untuk berjalan kain bagian
dalam menyingkap ke atas lalu tampak betis kaki dari depan.
Kebaya
Bagi perempuan jawa Yogyakarta pada umumnya (sehari-hari) menggunakan
sanggul tekuk dengan hiasan tusuk tlesepan di sebelah kanan serta
menggunakan kebaya broklat tanpa plisir.
GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
ttd
HAMENGKU BUWONO X
Salinan Sesuai Dengan Aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
ttd
DEWO ISNU BROTO I.S.
Pembina Tingkat I (IV/b)
NIP. 19630826 198903 1 007

More Related Content

What's hot

Proposal bantuan pengerasan jalan kelompok tani
Proposal bantuan pengerasan jalan kelompok taniProposal bantuan pengerasan jalan kelompok tani
Proposal bantuan pengerasan jalan kelompok taniBandi Siswoyo
 
Contoh proposal air bersih
Contoh proposal air bersihContoh proposal air bersih
Contoh proposal air bersihDjail Khoerot
 
Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02
Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02
Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02Nie Andini
 
PAKAIAN DINAS KEPALA DESA
PAKAIAN DINAS KEPALA DESAPAKAIAN DINAS KEPALA DESA
PAKAIAN DINAS KEPALA DESASuwondo Chan
 
pakaian adat jawa gagrak surakarta
pakaian adat jawa gagrak surakarta  pakaian adat jawa gagrak surakarta
pakaian adat jawa gagrak surakarta rndtnt
 
Proposal pengajuan bantuan alat musik
Proposal pengajuan bantuan alat musikProposal pengajuan bantuan alat musik
Proposal pengajuan bantuan alat musikmidarussalam_baron
 
Contoh Surat Undangan Karang Taruna(helpshared.com).docx
Contoh Surat Undangan Karang Taruna(helpshared.com).docxContoh Surat Undangan Karang Taruna(helpshared.com).docx
Contoh Surat Undangan Karang Taruna(helpshared.com).docxirwan prayogo
 
Proposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisataProposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisataMamah Mizan Mizan
 
Proposal jalan sehat 2012
Proposal jalan sehat 2012Proposal jalan sehat 2012
Proposal jalan sehat 2012mikrandegan
 
Proposal bantuan boat
Proposal bantuan boatProposal bantuan boat
Proposal bantuan boatabdi Rahman
 
Surat permohonan mengunjungi istana bogor1
Surat permohonan mengunjungi istana bogor1Surat permohonan mengunjungi istana bogor1
Surat permohonan mengunjungi istana bogor1abel pataya
 
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiriProposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiriNie Andini
 
Makalah laporan kegiatan LAPORAN KEGIATAN STUDY TOUR PUSAT PENELITIAN PABRIK...
Makalah laporan kegiatan LAPORAN KEGIATAN STUDY TOUR  PUSAT PENELITIAN PABRIK...Makalah laporan kegiatan LAPORAN KEGIATAN STUDY TOUR  PUSAT PENELITIAN PABRIK...
Makalah laporan kegiatan LAPORAN KEGIATAN STUDY TOUR PUSAT PENELITIAN PABRIK...Nita Mardiana
 
Sumber Daya Alam Tiap Provinsi di Indonesia
Sumber Daya Alam Tiap Provinsi di IndonesiaSumber Daya Alam Tiap Provinsi di Indonesia
Sumber Daya Alam Tiap Provinsi di IndonesiaMischaelle
 
Proposal renovasi-masjid-nurul-huda
Proposal renovasi-masjid-nurul-hudaProposal renovasi-masjid-nurul-huda
Proposal renovasi-masjid-nurul-hudaJariyah Nurjanah
 
Biodata diri briyan pratama 23020112100025 mahasiswa universitas diponegoro j...
Biodata diri briyan pratama 23020112100025 mahasiswa universitas diponegoro j...Biodata diri briyan pratama 23020112100025 mahasiswa universitas diponegoro j...
Biodata diri briyan pratama 23020112100025 mahasiswa universitas diponegoro j...Briyan Pratama
 

What's hot (20)

Proposal bantuan pengerasan jalan kelompok tani
Proposal bantuan pengerasan jalan kelompok taniProposal bantuan pengerasan jalan kelompok tani
Proposal bantuan pengerasan jalan kelompok tani
 
Contoh proposal air bersih
Contoh proposal air bersihContoh proposal air bersih
Contoh proposal air bersih
 
Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02
Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02
Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02
 
PAKAIAN DINAS KEPALA DESA
PAKAIAN DINAS KEPALA DESAPAKAIAN DINAS KEPALA DESA
PAKAIAN DINAS KEPALA DESA
 
pakaian adat jawa gagrak surakarta
pakaian adat jawa gagrak surakarta  pakaian adat jawa gagrak surakarta
pakaian adat jawa gagrak surakarta
 
Proposal pengajuan bantuan alat musik
Proposal pengajuan bantuan alat musikProposal pengajuan bantuan alat musik
Proposal pengajuan bantuan alat musik
 
Contoh Surat Undangan Karang Taruna(helpshared.com).docx
Contoh Surat Undangan Karang Taruna(helpshared.com).docxContoh Surat Undangan Karang Taruna(helpshared.com).docx
Contoh Surat Undangan Karang Taruna(helpshared.com).docx
 
Daftar list donatur
Daftar list donaturDaftar list donatur
Daftar list donatur
 
Berita acara
Berita acaraBerita acara
Berita acara
 
Proposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisataProposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisata
 
Proposal jalan sehat 2012
Proposal jalan sehat 2012Proposal jalan sehat 2012
Proposal jalan sehat 2012
 
Proposal bantuan boat
Proposal bantuan boatProposal bantuan boat
Proposal bantuan boat
 
Paparan profil desa
Paparan profil desaPaparan profil desa
Paparan profil desa
 
Surat permohonan mengunjungi istana bogor1
Surat permohonan mengunjungi istana bogor1Surat permohonan mengunjungi istana bogor1
Surat permohonan mengunjungi istana bogor1
 
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiriProposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
 
Makalah laporan kegiatan LAPORAN KEGIATAN STUDY TOUR PUSAT PENELITIAN PABRIK...
Makalah laporan kegiatan LAPORAN KEGIATAN STUDY TOUR  PUSAT PENELITIAN PABRIK...Makalah laporan kegiatan LAPORAN KEGIATAN STUDY TOUR  PUSAT PENELITIAN PABRIK...
Makalah laporan kegiatan LAPORAN KEGIATAN STUDY TOUR PUSAT PENELITIAN PABRIK...
 
Sumber Daya Alam Tiap Provinsi di Indonesia
Sumber Daya Alam Tiap Provinsi di IndonesiaSumber Daya Alam Tiap Provinsi di Indonesia
Sumber Daya Alam Tiap Provinsi di Indonesia
 
Proposal renovasi-masjid-nurul-huda
Proposal renovasi-masjid-nurul-hudaProposal renovasi-masjid-nurul-huda
Proposal renovasi-masjid-nurul-huda
 
Proposal drainase
Proposal drainaseProposal drainase
Proposal drainase
 
Biodata diri briyan pratama 23020112100025 mahasiswa universitas diponegoro j...
Biodata diri briyan pratama 23020112100025 mahasiswa universitas diponegoro j...Biodata diri briyan pratama 23020112100025 mahasiswa universitas diponegoro j...
Biodata diri briyan pratama 23020112100025 mahasiswa universitas diponegoro j...
 

Similar to PAKAIAN ADAT YOGYA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG...
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG...PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG...
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG...temanna #LABEDDU
 
Permendagri Nomor 6/2016 tentang Pakaian Dinas PNS
Permendagri Nomor 6/2016 tentang Pakaian Dinas PNSPermendagri Nomor 6/2016 tentang Pakaian Dinas PNS
Permendagri Nomor 6/2016 tentang Pakaian Dinas PNSAndamAnnisa
 
Jazim ilyas pakaian dinas pns
Jazim ilyas   pakaian dinas pnsJazim ilyas   pakaian dinas pns
Jazim ilyas pakaian dinas pnsAyah Raihaana
 
RAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSDRAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSDAde Suerani
 
Permendagri no.82 th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa
Permendagri no.82 th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desaPermendagri no.82 th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa
Permendagri no.82 th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desaPajeg Lempung
 
8. permendagri no.82-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa
8. permendagri no.82-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa8. permendagri no.82-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa
8. permendagri no.82-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desadermolo
 
Permendagri no.82 th 2015 tentang pengangkatan pemberhentian kepala desa
Permendagri no.82 th 2015 tentang pengangkatan pemberhentian kepala desaPermendagri no.82 th 2015 tentang pengangkatan pemberhentian kepala desa
Permendagri no.82 th 2015 tentang pengangkatan pemberhentian kepala desaPajeg Lempung
 
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxJuknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxrazitakhalyla
 
Kode etik direktorat jenderal pajak
Kode etik direktorat jenderal pajakKode etik direktorat jenderal pajak
Kode etik direktorat jenderal pajakCodename Mfsyah
 
Perda.busana muslim solok
Perda.busana muslim solokPerda.busana muslim solok
Perda.busana muslim solokynasti
 
Peraturan Menteri No 8 Tahun 2013
Peraturan Menteri No 8 Tahun 2013Peraturan Menteri No 8 Tahun 2013
Peraturan Menteri No 8 Tahun 2013jeeroloo
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota YogyakartaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota YogyakartaPenataan Ruang
 
Perbup 113 thn2009 ttg_SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDA
Perbup 113 thn2009 ttg_SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDAPerbup 113 thn2009 ttg_SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDA
Perbup 113 thn2009 ttg_SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDApudji widodo
 
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan StrukturalRaperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan StrukturalAde Suerani
 
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinasPmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinasrazitakhalyla
 
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinasPmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinasrazitakhalyla
 
Pmk 113 pmk05_2012 perjadin dn
Pmk 113 pmk05_2012 perjadin dnPmk 113 pmk05_2012 perjadin dn
Pmk 113 pmk05_2012 perjadin dnchooliq
 

Similar to PAKAIAN ADAT YOGYA (20)

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG...
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG...PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG...
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG...
 
Permen No.6 TH 2016 PAKAIAN DINAS
Permen No.6 TH 2016 PAKAIAN DINASPermen No.6 TH 2016 PAKAIAN DINAS
Permen No.6 TH 2016 PAKAIAN DINAS
 
Permendagri Nomor 6/2016 tentang Pakaian Dinas PNS
Permendagri Nomor 6/2016 tentang Pakaian Dinas PNSPermendagri Nomor 6/2016 tentang Pakaian Dinas PNS
Permendagri Nomor 6/2016 tentang Pakaian Dinas PNS
 
Jazim ilyas pakaian dinas pns
Jazim ilyas   pakaian dinas pnsJazim ilyas   pakaian dinas pns
Jazim ilyas pakaian dinas pns
 
RAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSDRAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSD
 
Permendagri no.82 th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa
Permendagri no.82 th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desaPermendagri no.82 th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa
Permendagri no.82 th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa
 
8. permendagri no.82-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa
8. permendagri no.82-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa8. permendagri no.82-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa
8. permendagri no.82-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa
 
Permendagri no.82 th 2015 tentang pengangkatan pemberhentian kepala desa
Permendagri no.82 th 2015 tentang pengangkatan pemberhentian kepala desaPermendagri no.82 th 2015 tentang pengangkatan pemberhentian kepala desa
Permendagri no.82 th 2015 tentang pengangkatan pemberhentian kepala desa
 
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxJuknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
 
Perpres no 108 tahun 2014 tunjangan kinerja kementerian agama
Perpres no 108 tahun 2014 tunjangan kinerja kementerian agamaPerpres no 108 tahun 2014 tunjangan kinerja kementerian agama
Perpres no 108 tahun 2014 tunjangan kinerja kementerian agama
 
Kode etik direktorat jenderal pajak
Kode etik direktorat jenderal pajakKode etik direktorat jenderal pajak
Kode etik direktorat jenderal pajak
 
Perda.busana muslim solok
Perda.busana muslim solokPerda.busana muslim solok
Perda.busana muslim solok
 
Perangkat desa (1)
Perangkat desa  (1)Perangkat desa  (1)
Perangkat desa (1)
 
Peraturan Menteri No 8 Tahun 2013
Peraturan Menteri No 8 Tahun 2013Peraturan Menteri No 8 Tahun 2013
Peraturan Menteri No 8 Tahun 2013
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota YogyakartaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
 
Perbup 113 thn2009 ttg_SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDA
Perbup 113 thn2009 ttg_SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDAPerbup 113 thn2009 ttg_SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDA
Perbup 113 thn2009 ttg_SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDA
 
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan StrukturalRaperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
 
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinasPmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
 
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinasPmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
 
Pmk 113 pmk05_2012 perjadin dn
Pmk 113 pmk05_2012 perjadin dnPmk 113 pmk05_2012 perjadin dn
Pmk 113 pmk05_2012 perjadin dn
 

Recently uploaded

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Recently uploaded (20)

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

PAKAIAN ADAT YOGYA

  • 1. GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN PAKAIAN TRADISIONAL JAWA YOGYAKARTA BAGI PEGAWAI PADA HARI TERTENTU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa salah satu keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 7 ayat (2) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah urusan kebudayaan yang perlu dilestarikan, dipromosikan antara lain dengan penggunaan Pakaian Tradisional Jawa Yogyakarta; b. bahwa dalam rangka melestarikan, mempromosikan dan mengembangkan kebudayaan salah satunya melalui penggunaan busana tradisional Jawa Yogyakarta, maka perlu mengatur penggunaan Pakaian Tradisional pada hari tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf dan b perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Penggunaan Pakaian Tradisional Jawa Yogyakarta Bagi Pegawai Pada Hari Tertentu Di Daerah Istimewa Yogyakarta; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950, Nomor 3) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 jo Nomor 19 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955, Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827); 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012, Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5339); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); SALINAN
  • 2. 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 58); 7. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang Tata Nilai Budaya Yogyakarta (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4); 8. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2013 tentang Kewenangan Dalam Urusan Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 9); 9. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 72 Tahun 2008 tentang Budaya Pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008 Nomor 73); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GU8BERNUR TENTANG PENGGUNAAN PAKAIAN TRADISIONAL JAWA YOGYAKARTA BAGI PEGAWAI PADA HARI TERTENTU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil/Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah Istimewa Yogyakarta dan Instansi Pusat di lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, dan Pegawai Tidak Tetap atau sebutan lain dan pegawai pendukung lainnya. 2. Pegawai Negeri Sipil/Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS/CPNS adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. 3. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. 4. Pegawai Tidak Tetap yang selanjutnya di singkat PTT, atau sebutan lain adalah pegawai yang bekerja di Pemerintah Daerah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta yang diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diberi gaji atau imbalan sesuia kemampuan keuangan daerah.
  • 3. 5. Pakaian Tradisional Jawa Yogyakarta yang selanjutnya disebut Pakaian Tradisional adalah pakaian dengan model tertentu mengacu model yang dipakai oleh Abdi Dalem Kasultanan Ngayogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman, yang digunakan oleh PNS/CPNS dan PTT atau sebutan lain pada hari tertentu. 6. Kelengkapan Pakaian Tradisional adalah kelengkapan yang dipakai sebagai kelengkapan Pakaian Tradisional Jawa Yogyakarta. 7. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. 8. Instansi Pusat di daerah adalah kementerian, lembaga pemerintah non kementerian, kesekretariatan lembaga negara, dan kesekretariatan lembaga nonstruktural yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. 9. Daerah adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. 10. Gubernur adalah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Pasal 2 Pakaian Tradisional berfungsi sebagai salah satu identitas pegawai dalam rangka penguatan Kebudayaan Yogyakarta serta sarana pembinaan dan pengawasan pegawai. Pasal 3 (1) Penggunaan Pakaian Tradisional bagi PNS/CPNS, Pejabat Struktural, Pejabat Fungsional tertentu, Pejabat Fungsional Umum, PPPK, PTT atau sebutan lain dan Instansi Pusat di Daerah adalah sama, yaitu : a. Pegawai Laki-laki : 1. baju surjan (takwa) bahan dasar lurik dengan corak selain yang digunakan abdi dalem atau warna polos; 2. blangkon gaya yogyakarta batik cap atau tulis ; 3. kain atau jarik batik yang diwiru biasa dan berlatar warna ireng atau putih; 4. lonthong atau sabuk bahan satin polos; 5. kamus atau epek; 6. memakai keris atau dhuwung; dan 7. memakai selop atau cenela. b. Pegawai perempuan : 1. baju kebaya tangkepan dengan bahan dasar lurik atau warna polos; 2. kain atau jarik batik yang diwiru biasa dan berlatar warna ireng atau putih; 3. menggunakan gelung tekuk tanpa asesoris atau jilbab bagi muslimah; dan 4. memakai selop atau cenela. (2) Larangan (awisan) penggunaan Pakaian Tradisional bagi : a. Pegawai laki-laki : 1. baju surjan motif kembang atau surjan sembagi; 2. semua jenis kain atau jarik kebesaran yang dipakai Sultan/Gusti Kanjeng Ratu dan Adipati/Gusti Kanjeng Bendara serta Pangeran berdasarkan dhawuh dalem; 3. Lonthong atau sabuk cinde; dan 4. Kamus atau epek bahan dari bludru dibludir dengan gim/benang emas. b. Pegawai perempuan : 1. baju kebaya tangkepan bludiran; dan 2. semua jenis kain atau jarik kebesaran yang dipakai Sultan/Adipati/Gusti Kanjeng Ratu dan Adipati/Gusti Kanjeng Bendara.
  • 4. Pasal 4 (1) Pakaian tradisional digunakan pada upacara tanggal atau hari tertentu adalah sebagai berikut : a. pada upacara peringatan berdirinya Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat tanggal 13 Februari; b. pada upacara hari pengesahan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta tanggal 31 Agustus; c. pada upacara tanggal bertepatan berdirinya Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta; d. pada upacara tanggal bertepatan dengan hari peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW; e. pada upacara tanggal bertepatan dengan Hari Raya Idhul Fitri; dan f. pada upacara tanggal bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. (2) Upacara tanggal atau hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. (3) Upacara tanggal atau hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, huruf e dan huruf f serta ketentuan peserta upacara diatur dengan Surat Edaran Sekretaris Daerah. Pasal 5 (1) Upacara peringatan pada tanggal dan hari sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c wajib diikuti seluruh PNS, PPPK, dan PTT atau sebutan lain di lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Instansi Pusat di Daerah. (2) Upacara peringatan pada tanggal atau hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d, huruf e dan huruf f wajib diikuti Pejabat Eselon I,II,III,IV dan Pejabat Fungsional tertentu Golongan IV/a ke atas. (3) Pelaksanaan upacara peringatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (1) huruf c,d,e dan huruf f untuk PNS, PPPK, dan PTT atau sebutan lain di lingkungan Pemerintah Kabupaten/kota diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota masing-masing. Pasal 6 (1) Penggunaan pakaian tradisional pada tanggal atau hari yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, diikuti dengan berkomunikasi lisan baik kedinasan maupun personal dengan menggunakan bahasa Jawa, kecuali pada tata upacara yang secara protokoler telah ditentukan. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata upacara dan protokoler yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Gubernur dan Peraturan Bupati/Walikota. Pasal 7 (1) Pembinaan dan pengawasan penggunaan Pakaian Tradisional bagi PNS/CPNS, PPPK, dan PTT atau sebutan lain di lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Instansi Pusat di Daerah, secara melekat dilakukan oleh Pimpinan Instansi masing-masing. (2) Pembinaan dan pengawasan penggunaan Pakaian Tradisional bagi PNS/CPNS, PPPK, dan PTT sebutan lain di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Instansi Pusat di Kabupaten/Kota secara melekat dilakukan oleh Pimpinan Instansi masing-masing.
  • 5. (3) Pembinaan dan pengawasan penggunaan Pakaian Tradisional bagi PNS/CPNS, PPPK, dan PTT atau sebutan lain di lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta secara fungsional dilakukan oleh Inspektur Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan bagi Instansi Pusat di Daerah dilakukan oleh Pimpinan Instansi masing-masing. (4) Pembinaan dan pengawasan penggunaan Pakaian Tradisional bagi PNS/CPNS, PPPK, dan PTT atau sebutan lain di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota, penggunaan Pakaian Tradisional secara fungsional dilakukan oleh Inspektur Daerah masing-masing, sedangkan bagi Instansi Pusat di Kabupaten/Kota dilakukan oleh Pimpinan Instansi masing-masing. Pasal 8 Bentuk dan model Pakaian Tradisional tercamtum dalam Lampiran, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Pasal 9 Dikecualikan dalam peraturan ini adalah: a. Pegawai Perempuan Muslim, dapat memakai jilbab namun tetap berkebaya dan kain batik yang di wiru; dan b. Pegawai yang bekerja langsung di lingkungan tertentu dan/atau keadaan tertentu /atau tuntutan profesional tertentu untuk menyesuaikan. Pasal 10 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 17 November 2014 GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, ttd HAMENGKU BUWONO X Diundangkan di Yogyakarta pada tanggal 17 November 2014 SEKRETARIS DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, ttd ICHSANURI BERITA DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014 NOMOR 89 Salinan Sesuai Dengan Aslinya KEPALA BIRO HUKUM, ttd DEWO ISNU BROTO I.S. Pembina Tingkat I (IV/b) NIP. 19630826 198903 1 007
  • 6. PENJELASAN ATAS PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN PAKAIAN TRADISIONAL JAWA YOGYAKARTA BAGI PEGAWAI PADA HARI TERTENTU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. UMUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat beberapa urusan keistimewaan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Urusan keistimewaan tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (2) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 meliputi : a. tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur; b. kelembagaan pemerintah daerah; c. kebudayaan; d. pertanahan; dan e. tata ruang. Dalam rangka mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tersebut telah ditetapkan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2013 tentang Tatacara Pembentukan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Seiring ditetapkannya peraturan daerah dimaksud khususnya dalam urusan kebudayaan perlu dilakukan langkah-langkah dan upaya pelestarian antara lain dalam pengunaan Pakaian Tradisional Jawa Yogyakarta. Sebagai upaya pelestarian budaya daerah, Pemerintah Daerah DIY telah mengeluarkan kebijakan tentang penggunaan bahasa jawa sebagai bahasa resmi kedinasan. Kebijaksan dimaksud adalah : 1. Instruksi Guberur DIY Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Bahasa Jawa Pada Hari Tertentu di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam Instruksi ini penggunaan bahasa jawa adalah setiap hari Sabtu. 2. Peraturan Gubernur DIY Nomor 40 Tahun 2012 tentang Penerapan 5 (Lima) Hari Kerja, dalam Pasal 4 disebutkan bahwa Penggunaan Bahasa Jawa di Satuan Organisasi Perangkat Daerah setiap hari Jum’at pada jam kerja dalam hal Rapat Dinas; Percakapan melalui telepon; dan Percakapan sehari-hari. Dalam upaya melestarikan, mempromosikan dan mengembangkan budaya khususnya penggunaan Pakaian Tradisional, penggunaan bahasa daerah (jawa) yang cenderung kurang diminati oleh masyarakat diperlukan adanya penguatan, keteladanan dan kecintaan terhadap budaya Jawa melalui busana yang digunakan oleh PNS/CPNS, PPPK, PTT atau sebutan lain dan pegawai pendukung lainnya serta PNS Instansi Pusat di lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta pada hari-hari tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka melestarikan budaya dan kecintaan terhadap busana Jawa Yogyakarta, Pemerintah Daerah Daerah Istimrewa Yogyakarta perlu menetapkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
  • 7. tentang Penggunaan Pakaian Tradisional pada hari-hari tertentu dan/atau upacara tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “sama“ adalah dari segi bentuk dan kelengkapannya dengan prinsip sopan dan rapi, sedangkan warna dasar dan jenis lurik untuk baju dan kain jarik dapat dengan kualitas yang berbeda. Huruf a Yang dimaksud dengan “polos” adalah polos kainnya, sedangkan kualitas bahan boleh disesuaikan. Huruf b Diseyogyakan apabila menggunakan pakaian dengan bahan tipis atau transparan, hendaknya menggunakan kain lapisan (furing). Pasal 4 Ayat (1) Huruf a Tanggal 13 Februari Tahun 1755 bertepatan dengan peristiwa perjanjian Giyanti yang di kenal dengan sebutan “ Palihan nagari ” antara Nagari Kasunanan Surakarta Hadiningrat dengan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Huruf b Tanggal 31 Agustus 2012 bertepatan dengan ditandatanganinya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Huruf c Bagi Pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah DIY, akan diatur lebih lanjut. Sedangkan Bagi Pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai tanggal peringatan hari jadi Kabupaten/Kota masing-masing. Huruf d upacara tanggal bertepatan dengan hari peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW diperuntukkan khusus bagi Pejabat Eselon I,II,III,IV dan Pejabat fungsional tertentu Golongan IV/a ke atas. Huruf e upacara tanggal bertepatan dengan hari raya Idhul Fitri diperuntukkan khusus bagi Pejabat Eselon I,II,III,IV dan Pejabat fungsional tertentu Golongan IV/a ke atas.
  • 8. Huruf f upacara tanggal bertepatan dengan hari raya raya Adha diperuntukkan khusus bagi Pejabat Eselon I,II,III,IV dan Pejabat fungsional tertentu Golongan IV/a ke atas Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas TAMBAHAN BERITA DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 89
  • 9. LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN PAKAIAN TRADISIONAL JAWA YOGYAKARTA BAGI PEGAWAI PADA HARI TERTENTU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MOTIF DAN MODEL ATAU BENTUK PERLENGKAPAN PAKAIAN TRADISIONAL JAWA YOGYAKARTA BAGI PEGAWAI PADA HARI TERTENTU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA A. Pegawai putra : 1. Baju surjan (takwa) bahan dasar lurik atau warna polos yang berbentuk : a. lengan panjang ; b. Ujung baju runcing ; c. Leher tinggi berkancing 3 pasang (6 buah); d. 2 buah kancing di dada; e. 3 buah kancing tertutup di ulu hati; dan f. Motif bahan dasar lurik antara lain seperti : Contoh bahan lurik Contoh model Baju Surjan 2. Blangkon batik cap atau tulis. a. Blangkon yaitu iket lembaran sebagai penutup kepala yang sudah dibuat menjadi Blangkon, dapat dipilih motif modang, kumitir, blumbangan, wulung, batik cap dan batik tulis yang diserasikan dengan warna surjan. Pada bagian atas telinga kanan dan kiri bisa ditambah kain polos (kemada) diserasikan dengan warna lonthong/sabuk atau dengan surjan. b. Bentuk/model blangkon antara lain seperti : Blangkon Motif Modang Blangkon Motif Kumitir
  • 10. Blangkon Motif Blumbangan Blangkon Motif Wulung 3. Kain atau jarik batik yang diwiru biasa dan berlatar warna ireng atau putih : a. Kain Batik atau Jarik Batik yaitu kain atau jarik batik Yogyakarta yang dikenakan, biasanya dipilih motif batik berlatar warna ireng atau putih baik cap atau tulis serta ciri kain batik tersebut memiliki sered berwarna putih dan diwiru, dililitkan dari arah kanan ke kiri untuk laki-laki dan dari kiri ke kanan untuk perempuan. Bagian dalam untuk laki-laki diwiru pula sesuai dengan sisi kainnya (pengasih), sedangkan bagi perempuan bagian dalam tidak diwiru. Apabila menggunakan kain motif parang kecil, motif lereknya harus berlawanan dengan arah pemakaian keris dengan contoh bentuk dan motif sebagai berikut : kain wiron putra & arah lerek motif tampak dari belakang (gambar)di tengah b. Jenis-jenis kain atau jarik batik Yogyakarta antara lain Sidomukti, sidoluhur, sidoasih, sekarjagad, taruntum, kawung klithik, parang rusak kecil, godek, purbonegara, wahyu tumurun, ciptaning, gringsing mangkoro, nitik cakar, kasatriyan, dan lain sebagainya dengan bentuk serta motif sebagai berikut : Motif Sidomukti Motif Sidoasih Biasa dipakai pengantin. Makna dari kain batik ini agar pasangan pengantin bisa mukti, bahagia yang sempurna yakni kebahagiaan lahir batin. Kain Batik Sidoasih, Sido berarti jadi, asih berarti sayang, ragam hias ini mempunyai makna agar hidup berumah tangga selalu penuh kasih sayang.
  • 11. Motif Truntum Motif Kawung klithik Makna Filosofi : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin. Makna Filosofi : Biasa dipakai raja /pemimpin sebagai lambang keperkasaan dan keadilan. Motif Tambal Motif Sidoluhur Makna Filosofi : Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat baru. Batik motif Sido luhur memiliki filosofi keluhuran. Bagi orang Jawa, hidup memang untuk mencari keluhuran materi dan non materi. Maknanya adalah agar hidupnya kelak dapat mencapai hidup yang penuh dengan nilai keluhuran. Motif Ciptoning Motif Ceplok Kasatriyan Diharapkan pemakainya menjadi orang bijak, mampu memberi petunjuk jalan yang benar Dipakai golongan menengah kebawah, agar terlihat gagah.
  • 12. Motif Nitik cakar Nitik cakar secara harafiah adalah titik- titik yang membentuk motif cakar. Cakar adalah alat utama pencari makan dari unggas Motif ini menggambarkan harapan dari pembuat dan pemakainya untuk diberi kelancaran dalam mencari nafkah agar tercapai kehidupan yang tenang dan makmur. Motif Kasatriyan Berasal dari ksatriya yaitu orang yang hidupnya di lingkungan kasatriyan atau di medan perang. Kasatriyan disimbolkan dengan motif manggal berbentuk geometris. Manggala adalah lingkaran, lingkaran suci (holy circle). Manusia harus menjalani perangnya dan berusaha memenangkannya. Kain batik motif kasatriyan tepat dipakai pada waktu manusia menjalankan peran sesuai dengan fungsinya. Motif Sekar Jagad Sekar adalah bunga, sedangkan jagad adalah semesta yaitu kumpulan makhluk berupa tumbuhan, hewan, manusia dan makhluk-makhluk lain yang bergerak di alam semesta. Makna motif sekar jagad yaitu agar hatinya gembira semarak; Motif Purbonegara Kain batik motif Purbanegara dipakai oleh raja pada saat menjalankan fungsi sebagai fungsionaris kerajaan. Motif Grompol Motif Gringsing Buketan
  • 13. Grompol, bermakna berkumpul/bersatu. Memakai batik jenis ini diharapkan berkumpulnya segala sesuatu yang baik- baik, seperti rejeki, keturunan, serta kebahagiaan hidup. Warna geringsing adalah hitam dan putih. Makna warna hitam melambangkan kekekalan. Sedangkan warna putih lambang kehidupan. Keduanya bermakna sama dengan Bango Tulak. Motif ini dipakai sebagai penolak malapetaka. Motif Semen Gunung Semen Gunung yang merupakan simbol dari bangunan. Terdapat gambar gapura, gunung dan lar (motif garuda atau visualisasi sayap). Wahyu Makutharama Wahyu Makutharama merupakan simbol permohonan kepada sang pencipta agar pemakainya mendapatkan kejayaan dan ketentraman. Contoh kain larangan (awisan) Parang rusak Kawung Kain Parang Rusak adalah salah satu kain kebesaran yang di pakai oleh Raja/Adipati/Gusti Kanjeng Ratu/ Gusti Kanjeng Bendara pada saat acara tertentu. Kain Kawung adalah salah satu kain kebesaran yang dipakai oleh para Pangeran/Putra-putri Dalem/Sentana Dalem atas Dawuh Dalem untuk menghadiri upacara/ acara tertentu.
  • 14. Parang Slobok Kain Parang Slobok adalah kain yang khusus dibuat untuk kepentingan penutup (lurup) keluarga dan sentana Dalem yang meninggal dunia, sebelum dimakamkan. Parang Barong Kain Parang Barong adalah kain kebesaran yang khusus dipakai oleh raja pada upacara tertentu di dalam keraton. 4. Lonthong atau sabuk dan kamus atau epek a. Lonthong atau sabuk polos berwarna yang diserasikan dengan warna surjan dan warna kemada pada blangkon. b. Kamus atau epek dapat bermotif sulaman kristik bunga atau binatang atau ditambah inisial nama pemiliknya yang kemudian dilengkapi dengan timang dari logam berjumlah 2 (dua) buah. Timang yang besar terletak tepat pada wiron, sedang timang yang kecil terletak di epek/kamus samping kiri. c. Motif atau model bentuk lonthong atau sabuk dan kamus atau epek antara lain seperti: Lonthong dan kamus dengan beberapa motif bunga dan binatang sulaman 5. Keris atau Dhuwung Keris atau dhuwung yang digunakan warangkanya dapat berbentuk branggah/ ladrang atau gayaman sebagaimana gambar berikut : Keris ladrang atau gayaman dan keris branggah gaya Yogyakarta
  • 15. 6. Selop atau cenela. Selop atau cenela warna hitam polos dan tidak memakai hak tinggi, dengan contoh seperti : Selop atau cenela tampak depan 7. Untuk pegawai laki-laki maupun Perempuan menggunakan assesoris pin SATRIYA 8. Cara Pemakaian kain untuk laki-laki: a. Kain diwiru 3 jari, diawali lipatan pertama sered tampak dari depan dan jatuh di tepi bagian luar. Selajutnya kain yang sudah diwiru dililitkan dari arah kanan ke kiri, bagian dalam diwiru pula sesuai dengan sisi kainnya (pengasih). Apabila menggunakan kain motif parang kecil, motif lereknya harus berlawanan dengan arah pemakaian keris. Pemakaian kain menutupi mata kaki, rapi dan enak untuk berjalan, kemudian diikat dengan tali. b. Sabuk atau yang disebut lonthong, dililitkan sebatas cethik dari kanan ke kiri satu sap (2 atau 3 lilitan/ubetan). c. Memakai kamus atau epek dengan cara dililitkan tepat pada tengah sabuk atau lonthong. d. Surjan bagian depan tampak menyilang simetris. e. Pemakaian keris branggah/landrang atau gayaman diselipkan pada lonthong.
  • 16. B. Pegawai perempuan : 1. Baju kebaya tangkepan. Baju kebaya tangkepan dari bahan polos, dengan warna bebas, tidak menggunakan kuthubaru dengan contah bentuk seperti : Kebaya Tangkepan 2. Kain atau jarik batik yang diwiru biasa yang berlatar warna ireng atau putih. Cara pemakaian : Kain diwiru 1,5 jari diawali dengan lipatan pertama serednya tampak dari depan , terus lipatan berikutnya, 7, 9, 11 lipatan. Kain yang sudah diwiru dililitkan dari kiri ke kanan. Apabila menggunakan kain motif parang, arah parang kecil dari kiri ke bawah ke arah kanan. Pemakaian kain ada dua cara yakni cara pertama, kain bagian dalam dibentuk segitiga, kemudian dililitkan seterusnya hingga rapi, enak untuk jalan dan menutup mata kaki. Cara kedua, kain bagian dalam kedua ujungnya dililitkan badan dan diikat kemudian dililitkan sehingga rapi, kemudian diikat dengan tali. Pada kenyataannya cara kedua tidak menguntungkan, karena jika dipakai untuk berjalan kain bagian dalam menyingkap ke atas lalu tampak betis kaki dari depan. a. Kain Batik/Jarik : kain/ jarik batik Yogyakarta yang dikenakan biasanya dipilih motif batik latar hitam atau putih baik cap atau tulis serta ciri kain batik tersebut memiliki sered berwarna putih antara lain seperti : Wiron perempuan Sered warna putih tampak diluar b. Jenis- jenis kain/ jarik batik Yogyakarta yang dipakai pegawai putri sama seperti Jenis- jenis kain/ jarik batik Yogyakarta yang dipakai pegawai putra sebagaimana pada nomor 3 huruf b Lampiran Peraturan ini.
  • 17. 3. Rambut menggunakan sanggul/ gelung tekuk / menyesuaikan Rambut disanggul/ digelung tekuk yang disesuaikan dengan bentuk wajah, perlu diketahui wanita jawa (jogya) yang belum menikah tidak menggunakan bunga dengan bentuk / model seperti contoh: Sanggul atau gelung tekuk 4. Memakai selop/cenela Selop /cenela tertutup, warna serasi dengan warna kebaya, antara lain berbentuk seperti : Selop tertutup dengan hak sedang 5. Cara Pemakaian : Kain diwiru 1,5 jari diawali dengan lipatan pertama serednya tampak dari depan , terus lipatan berikutnya, 7, 9, 11 lipatan. Kain yang sudah diwiru dililitkan dari kiri ke kanan. Apabila menggunakan kain motif parang, arah parang kecil dari kiri ke bawah ke arah kanan. Pemakaian kain ada dua cara yakni pertama, kain bagian dalam dibentuk segitiga baru dililitkan seterusnya hingga rapi, enak untuk jalan dan menutup mata kaki. Kedua, kain bagian dalam kedua ujungnya dililitkan badan dan diikat baru lilitan-lilitan berikutnya hingga rapi kemudian diikat dengan tali. Pada kenyataannya cara kedua tidak menguntungkan, karena jika dipakai untuk berjalan kain bagian dalam menyingkap ke atas lalu tampak betis kaki dari depan. Kebaya
  • 18. Bagi perempuan jawa Yogyakarta pada umumnya (sehari-hari) menggunakan sanggul tekuk dengan hiasan tusuk tlesepan di sebelah kanan serta menggunakan kebaya broklat tanpa plisir. GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, ttd HAMENGKU BUWONO X Salinan Sesuai Dengan Aslinya KEPALA BIRO HUKUM, ttd DEWO ISNU BROTO I.S. Pembina Tingkat I (IV/b) NIP. 19630826 198903 1 007