3. Monopoli
• Monopoli adalah keadaan suatu pasar dimana
terdapat hanya satu pelaku usaha yang
melakukan penjualan suatu barang atau jasa
tertentu.
• Pasal 1 angka 1: Monopoli adalah penguasaan
atas produksi dan atau pemasaran barang dan
atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu
pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha.
• Pasal 17 ayat 2 menguasai pangsa pasar lebih
dari 50%
4. Monopoli
• Bentuk-bentuk monopoli:
• Monopoli alamiah (natural monopoly) - Monopoli ini
muncul secara alami tanpa ada rekayasa dan tidak
ada fasilitas serta perlakuan istimewa dari penguasa
sehingga produk yang dihasilkan dapat bersaing
dan menguasai pasar hingga 100%.
• Monopoli berdasarkan Undang-undang (monopoly
by law) yang ditetapkan oleh pemerintah.
• UU No. 5/1999 memberikan wewenang kepada
Pemerintah untuk melakukan monopoli melalui UU
(Pasal 51)
5. Monopoli
• Monopoli murni (pure monopoly) - suatu
monopoli yang berada di tangan produsen
barang dan jasa dengan merek dagang
terkenal, yang dilakukan melalui cara-cara
halal, fair serta mampu menentukan trend
di pasar tertentu dan produsen pesaing
lainnya terpaksa mengikuti trend tersebut.
6. Monopsoni
• Pasal 18 ayat 2 menguasai pangsa pasar lebih
dari 50%
• Pasal 18 ayat 1 Pelaku usaha dilarang
menguasai penerimaan pasokan atau menjadi
pembeli tunggal atas barang dan atau jasa dalam
pasar bersangkutan yang dapat mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat.
7. Oligopoli
• Oligopoli adalah keadaan pasar dimana terdapat
dua atau tiga pelaku usaha sebagai penjual yang
mempunyai pangsa pasar yang seimbang.
• Pasal 4 ayat 2 diduga atau dianggap melakukan
penguasaan produksi dan atau pemasaran barang
dan atau jasa, apabila dua atau tiga pelaku usaha
atau satu kelompok pelaku usaha menguasai
pangasa pasar lebih dari 75%.
8. Oligopoli
• Di dalam pasar oligopoli terjadi keterkaitan reaksi -
conscious parallelism (lawyer); oligopolistic
interdependence (economist).
• Hal ini terjadi pada:
• Produk yang homogen tidak terjadi persaingan
kualitas
• Kalau satu pelaku usaha (Market leader) menaikkan
harga yang lain akan ikut menaikkan harganya.
• Kalau satu pelaku usaha (market leader) menurunkan
harga yang lain ikut menurunkan harganya.
9. Oligopsoni
• Oligopsoni adalah keadaan pasar dimana terdapat
dua atau tiga pelaku usaha sebagai pembeli yang
mempunyai pangsa pasar yang seimbang.
• Pasal 13 ayat 2 diduga atau dianggap melakukan
penguasaan produksi dan atau pemasaran barang
dan atau jasa, apabila dua atau tiga pelaku usaha
atau satu kelompok pelaku usaha menguasai
pangasa pasar lebih dari 75%.
10. Poli-poli
• Poli-poli adalah keadaan suatu pasar dimana terdapat banyak
penjual dan banyak pembelinya pasar sempurna (Adam
Smith)
• Persaingan adalah suatu tata cara koordinasi perusahaan dahulu
yang mana menjadi sinthesa yang optimal dengan tujuan
menjamin kebebasan, kesamaan dan kemakmuran.
• Pasar berjalan secara otomatis atau dengan sendirinya
invisible hand
• Akan tetapi pada waktu itu para ekonom klasik ini belum
membuat pemikiran syarat-syarat bagaimana persaingan dapat
berfungsi, dimana ada hambatan-hambatan persaingan dapat
dihilangkan.
11. Analisis Terhadap Pasar
• Di dalam melakukan penilaian atas kasus persaingan
usaha, apakah pelaku usaha melakukan praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat pada
pasar yang bersangkutan, hal pertama yang menjadi
perhatian lembaga pengawas persaingan usaha adalah
bagaimana struktur pasar pada pasar yang
bersangkutan, yaitu apakah monopoli atau oligopoli.
• Untuk melihat apakah persaingan usaha terdistorsi atau
tidak, maka perlu dianalisis pengaruh struktur pasar
terhadap perilaku perusahaan dalam pasar tersebut
dan kinerja yang dihasilkan oleh pasar.
12. Analisis Terhadap Pasar
• Untuk itu dapat digunakan pendekatan structure
conduct performance (SCP), yaitu adanya
hubungan langsung antara struktur pasar dengan
perilaku dan kinerja pasar.
• Dalam sebuah pasar persaingan sempurna, kinerja
yang dihasilkannya-pun akan efisien karena tingkat
harga yang terbentuk sama dengan biaya
marjinalnya.
• Dalam jangka panjang perusahaan yang tidak
efisien harus keluar dari pasar karena dalam jangka
panjang laba ekonomi sama dengan nol.
13. Analisis Terhadap Pasar
• SCP berpendapat bahwa struktur pasar akan
mempengaruhi perilaku perusahaan dalam
membuat keputusan untuk berkompetisi atau
berkolusi.
• Tingkat konsentrasi pasar yang tinggi akan
mendorong untuk melakukan kolusi, yang pada
giliriannya akan menentukan kinerja yang dicapai.
• Struktur pasar sebagai pengaruh utama dari
keberhasilan fungsi pasar.
• Kinerja= f (struktur, perilaku dan kondisi dasar)
14. Analisis Terhadap Pasar
• Sedangkan aliran Chicago School lebih menekankan
pada pentingnya analisis teoritis.
• Chicago School memilih model persaingan sempurna,
karena dianggap memiliki kekuatan penjelasan
(explanatory power) yang lebih baik.
• Perbedaan aliran SCP dengan chicago school, SCP
menekankan struktur pasar sebagai pengaruh utama
dalam kinerja pasar, sehingga pemilikan kekuatan pasar
yang tidak seimbang, yang berasal dari struktur pasar
yang tidak seimbang pula akan menyebabkan kinerja
pasar yang buruk.
• Sedangkan aliran Chicago school berpendapat
sebaliknya, bahwa sumber utama munculnya kekuatan
monopoli adalah campur tangan pemerintah di pasar.
15. Analisis Terhadap Pasar
• Pemerintah, dengan sengaja atau tidak, dapat
mencegah beberapa perusahaan untuk ikut
berkompetisi, yang merupakan keuntungan bagi
perusahaan yang lain.
• Posisi yang baik bagi pemerintah supaya pasar
berfungsi dengan baik, mundur dan berada di luar
pasar, dan menyerahkan semuanya kepada kekuatan
pasar.
• Menurut aliran Chicago, monopoli bukan sesuatu yang
harus dikhawatirkan, karena bersifat temporal.
• Monopoli timbul karena proses produksi yang lebih
efisien.
• Jika tidak ada perusahaan yang lebih efisien, maka
perusahaan itu terus menjadi perusahaan monopoli.
16. Analisis Terhadap Pasar
• Jadi aliran Chicago merupakan kebalikan dari aliran
SCP.
• Struktur = f (kinerja, perilaku, kondisi pasar)
• Chicago school secara fundamental bersifat teoritis,
dengan penekanan pada teori ekonomi dasar
tertentu, studi yang bersifat empirik sangat jarang
dilakukan, kalaupun dilakukan lebih bersifat kritikan
terhadap penelitian yang dilakukan menurut tradisi
SCP.
17. Analisis Terhadap Pasar
• Dalam pasar monopoli, harga yang terbentuk lebih tinggi
daripada biaya marjinalnya sehingga dalam jangka panjang
perusahaan yang tidak efisien tetap bisa bertahan dalam pasar.
• Menurut pendekatan structure-conduct-performance, perilaku
perusahaan dalam pasar akan sangat dipengaruhi oleh struktur
pasar dimana ia berada.
• Bila ia berada dalam struktur pasar monopoli maka perilaku-nya
adalah selayaknya seorang monopolis dimana ia merupakan
pelaku produksi atau pemasaran satu-satunya.
• Apabila perusahaan monopoli tersebut melakukan perbuatan
yang menyebabkan pesaingnya keluar dari pasar atau
menghalangi entry perusahaan baru maka perusahaan monopoli
tersebut dinyatakan merusak pasar dan mengurangi persaingan
dalam pasar.
18. Analisis Terhadap Pasar
• Dalam pasar oligopoli, masing-masing pelaku pasar akan
berusaha untuk dapat memanfaatkan posisi dominannya.
• Akan tetapi bila tidak ada satu perusahaan yang memiliki posisi
dominan maka ada kemungkinan mereka melakukan kolusi
untuk memaksimisasi keuntungan.
• Kolusi dilakukan untuk menghindari perang harga antar
produsen, yaitu bila mereka saling menurunkan harga demi
mempertahankan share mereka dalam pasar.
• Perang harga ini akan berujung pada kerugian karena apabila
ada satu perusahaan yang menurunkan harga maka perusahaan
lain juga akan ikut menurunkan harga dengan tujuan agar
pangsa pasar perusahaan tidak turun atau hilang (Kinked
Demand Curve).
19. Analisis Terhadap Pasar
• Perusahaan yang berusaha dalam pasar yang
berstruktur oligopoli akan berusaha untuk mendapatkan
keuntungan maksimum dengan berusaha sendiri atau
dengan berkolusi.
• Kolusi dapat dilakukan dengan menetapkan harga atau
kesepakatan lain yang sifatnya non harga seperti
kesepakatan alokasi pasar.
• Dengan kolusi maka kinerja yang dihasilkan oleh pasar
ini juga tidak efisien karena kolusi menyebabkan pasar
tidak lagi berfungsi sebagai mekanisme penentuan
harga dan akhirnya konsumen harus membayar dengan
tingkat harga yang lebih tinggi daripada biaya untuk
menghasilkannya karena alokasi sumber daya yang
tidak efisien.
20. Analisis Terhadap Pasar
• Biasanya semakin bertambahnya jumlah penjual
persaingan akan semakin meningkat, sehingga
keuntungan akan menurun.
• Sementara itu derajat dari diferensiasi produk,
pengetahuan penjual dan pembeli mengenai produknya
serta adanya hambatan untuk masuk pasar juga
mempengaruhi kekuatan penjual di pasar.
• Untuk mengukur derajat konsentrasi pasar, biasanya di
dalam literatur sering digunakan Concentration Ratio
(CR) dan Herfindahl Hirschman Index (HHI).
• Biasanya nilai HHI antara 1000-1800 dinyatakan sebagai
konsentrasi moderat, sedangkan lebih dari 1800 adalah
konsentrasi tinggi.
21. Analisis Terhadap Pasar
• Aspek hukum
• Dalam menganalisis dari aspek hukum
digunakan pendekatan:
• Teori objek
• Teori sebab akibat
• Teori tujuan
22. Analisis Terhadap Pasar
• Teori objek pendekatan berdasarkan fakta perjanjian
yang dilakukan oleh para pihak
• Teori sebab akibat pendekatan terhadap akibat
perjanjian yang dilakukan para pihak terhadap pasar
yang bersangkutan disebut juga effect doctrine.
• Teori tujuan pendekatan berdasarkan tujuan dari
perjanjian yang dibuat para pihak dimana sejak semula
para pihak tujuan perjanjian menguntungkan dan
sekaligus merugikan atau mendistorsi pasar.
23. Cartel Prohibition Article 101 (1) TFEU
„The following shall be prohibited as incompatible with the internal market: all
agreements between undertakings, decisions by associations of undertakings
and concerted practices which may affect trade between Member States and
which have as their object or effect the prevention, restriction or distortion of
competition within the internal market, and in particular those which:
(a) directly or indirectly fix purchase or selling prices or any other trading
conditions;
(b) limit or control production, markets, technical development, or
investment;
(c) share markets or sources of supply;
(d) apply dissimilar conditions to equivalent transactions with other trading
parties, thereby placing them at a competitive disadvantage;
(e) make the conclusion of contracts subject to acceptance by the other
parties of supplementary obligations which, by their nature or according to
commercial usage, have no connection with the subject of such contracts.“