SlideShare a Scribd company logo
MODUL
PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS
Oleh:
NUR LAILIATUL FITRIYAH
2012_b
Pend.Ekonomi
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
KELAS X SEMESTER 1 (GANJIL)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas karunia dan
hidayah-Nya kami dapat menyusun modul Kejuruan Akuntansi megenai pengantar
ekonomi.Dimana dalam kompetensi dasar tersebut membahas tentang ilmu ekonomi,
kelangkaan (hubungan antara sumber daya dengan kebutuhan manusia), masalah ekonomi,
pelaku-pelaku kegiatan ekonomi, perilaku konsuman dan produsen, teori perilaku kepuasan.
Modul ini disusun untuk membantu guru memfasilitasi peserta didik dalam
pembelajaran.Sajian modul ini meliputi : pemahaman materi dan latihan soal-soal.Dengan
perlengkapan tersebut diharapkan dapat mendampingi siswa dalam proses Kegiatan Belajar
Mengajar ( KBM ) dengan baik.
Dengan demikian modul ini kami susun,tidak lupa juga kami haturkan terima kasih
yang tak terhingga kepada orang tua ,guru, dan pendamping kami yang selalu
membimbing,mendukung,dan memberi masukan ilmu dan pengetahuan kepada kami. Namun
demikian pula kami merasa ada banyak kekurangan dalam penyusuna modul ini.Hal ini
karena keterbatasan kami sebagai manusia biasa.Untuk itu,kami mohon maaf sebesar-
besarnya jika ada kesalahan dalam penyusunan modul ini.Dan kami berharap semoga modul
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penyusunnya.
Salam
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
Tinjauan Modul
MODUL 1 1.1 Memahami nilai-nilai keimanan dengan menyadari hubungan
keteraturan dan kompleksitas alam terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif;
jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka;
kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-
hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan
dan berdiskusi
3.1 Memahami sejarah perkembangan ruang lingkup, dan jenis ilmu
ekonomi
4.1 Mengklasifikasi ruang lingkup ekonomi pada berbagai kegiatan usaha
Kegiatan Belajar 1
Ilmu Ekonomi.........................................................
1.1. Tujuan K3 ........................................................................................................
1.2. Syarat-syarat K3 ..............................................................................................
1.3. Ruang lingkup K3 ...........................................................................................
1.4. Jenis-jenis bahaya di tempat kerja ...................................................................
1.5. Tanda-tanda peringatan bahaya di tempat kerja ..............................................
1.6. Mengidentifikasi situasi yang membahayakan ................................................
1.7. Mengikuti tanda-tanda bahay ..........................................................................
Latihan Soal................................................................................................
MODUL 2 1.2 Mendeskripsikan kebesaran Tuhan yang menciptakan berbagai
sumber energi di alam
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip dan keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan
dan percobaan di laboratorium lingkungan
3.2 Menganalisis kelangkaan (hubungan antara sumber daya dengan
kebutuhan manusia) dan strategi untuk mengatasi kelangkaan
sumber daya
4. 2 Mengevaluasi berbagai kelangkaan sumberdaya di lingkungannya
dan pemecahan masalah kelangkaan.
Kegiatan Belajar 2
2.1. Melaksanakan Prosedur K3 ..............................................................................
2.2. Dasar hukum K3 ...............................................................................................
2.3. Faktor resiko di tempat kerja ............................................................................
2.4. Intruksi kerja pengendalian resiko ....................................................................
2.5. Prosedur Kerja ..................................................................................................
2.6. Prosedur pencegahan gangguan K3 ..................................................................
2.7. Beberapa APD ..................................................................................................
2.8. Penerapan SOP K3 ...........................................................................................
2.9. Membuat laporan mengenai kejadian pencurian ..............................................
Latihan Soal …………………………………................................................
MODUL 3 1.3 Mengamalkan nilai-nilai keimanan sesuai dengan ajaran agama
dalam kehidupan sehari-hari.
3.3 Menganalisis masalah pokok ekonomi dan alternatif
pemecahannya melalui berbagai sistem ekonomi
4.3 Mengevaluasi masalah ekonomi yag terdapat di lingkungan dan
menentukan upaya pemecahannya.
Kegiatan Belajar 4
3.1. Pengertian Lingkungan Hidup ..........................................................................
3.2. Norma-norma lingkungan hidup .......................................................................
3.3. Pengertian kesehatan .........................................................................................
3.4. Pengertian lingkungan .......................................................................................
3.5. Pengertian kesehatan lingkungan ......................................................................
3.6. Ruang lingkup Kesehatan lingkungan ...............................................................
3.7. Sasaran kesehatan lingkungan ...........................................................................
3.8. Sejarah kesehatan lingkungan ..........................................................................
3.9. Masalah-maslah kesehatan lingkungandi Indonesian .......................................
3.10. Penyebab masalah kesehatan lingkungan di Indonesia ....................................
3.11.Hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehan masyarakat di
perkotaan dan pemukiman ................................................................................
Latihan soal .....................................................................................................
MODUL 4 3.4 Model dan pelaku ekonomi
4.4 Mengklasifikasi model dan pelaku ekonomi
Kegiatan Belajar 4
4.1. Pengertian Pertolongan pertama ........................................................................
4.2. Pengertian Medis dasar .................................................................................
4.3. Pelaku Pertolongan pertama ..............................................................................
4.4. Tujuan pertolongan pertama ..............................................................................
4.5. Dasar Hukum .....................................................................................................
4.6. Pearalatan pelaku pertolongan pertama ...........................................................
4.7. Menentukan langkah-langkah dalam situasi darurat .......................................
4.8. Mengoprasikan perlengkapan situasi darurat ..................................................
4.9. Apresiatif terhadap pencegahan terjadinya situasi darurat ..............................
4.10. Penanganan situasi darurat sesuai SOP ..........................................................
Latihan soal .................................................................................................
MODUL 5 3.5 Memahami perilaku konsumen dan produsen serta peranannya
dalam kegiatan ekonomi
4.5 Mengevaluasi perilaku konsumen dan produsen terkait dengan
masalah ekonomi
Kegiatan Belajar 5
MODUL 6 3.6 Mendeskripsikan teori kepuasan berdasarkan Hukum Gossen.
4.6 Mengklasifikasi berbagai tingkat kepuasan konsumen
berdasarkan karakteristiknya.
Kegiatan Belajar 6
Daftar Pustaka
A. TUJUAN
Dengan adanya modul ini diharapkan dapat memberikan bekal kepada siswa
tentang ilmu Keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup. Oleh karena itu
setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta didik mampu :
1. Mengidentifikasi keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja dengan jujur
2. Mengidentifikasi prinsip keselamatan dan kesehatan kerja dengan aman dengan jujur
3. Mengikuti prosedur keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja dengan benar sesuai
dengan perusahaan yang relevan dengan peraturan pemerintah dan syarat-syarat
asuransi dengan tanggungjawab.
4. Mengidentifikasi dan melaporkan pelanggaran prosedur keamanan,keselamatan dan
kesehatan kerja dengan tanggungjawab.
5. Melaporkan segala bentuk perilaku dan kejadian-kejadian yang mencurigakan kepada
pihak yang berwenang dengan jujur dan disiplin.
6. Memahami konsep lingkungan hidup melalui peduli lingkungan
7. Menerapkan prinsip Keselamatan, Kesehatan Kerja yang cinta damai dan berwawasan
lingkungan hidup
8. Menerapkan konsep lingkungan hidup sesuai dengan tanggungjawab
9. Prinsip Keselamatan, Kesehatan Kerja yang berwawasan lingkungan hidup sesuai
dengan tanggungjawab
B. MANFAAT
Modul ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada siswa sebagai berikut :
1. Menambah wawasan kepada siswa mengenai Keselamatan, kesehatan kerja dan
lingkungan hidup.
2. Mengetahui prosedur-prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
hidup.
3. Meningkatkan keterampilan siswa dalam menerapkan keselamatan, kesehatan
kerja dan lingkungan hidup
C. STRATEGI
Agar dapat diperoleh hasil yang maksimal dalam pembelajaran modul ini,maka para
siswa perlu mengikuti petunjuk sebagai berikut :
1. Judul Pembelajaran
2. Kompetensi dasar dan standar kompetensi
3. Tujuan pembelajaran
4. Materi pembelajaran
5. Lembar kegiatan siswa
6. Uji kompetensi
7. Rangkuman
8. Latihan soal ulangan harian
TINJAUAN MODUL
D. HASIL YANG DIHARAPKAN
1. Pemahaman tentang keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja dan prinsip
keselamatan dan kesehatan kerja dengan aman.
2. Pemahaman Prosedur keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja sesuai dengan
perusahaan yang relevan dengan pemerintah dan syarat-syarat asuransi
3. Pemahaman Pelanggaran prosedur keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja dan
situasi darurat sesuai dengan SOP
4. Mengetahui UU Ketenagakerjaan.
5. Pemahaman Konsep lingkungan hidup dan Prinsip Keselamatan, Kesehatan Kerja
yang berwawasan lingkungan hidup
E. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Petunjuk Bagi Siswa
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, dalam menggunakan
modul ini maka langkah-langkah yang dilaksanakan antara lain:
a. Baca dan fahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-
masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, siswa dapat bertanya
pada guru atau instruktur yang bersangkuatan
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materimateri yang dibahas dalam setiap
kegiatan belajar
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek perhatikanlah hal-hal
berikut ini:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku
2) Pahami setiap langkah (prosedur praktikum) dengan baik
3) sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi peralatan dan
bahan yang diperlukan dengan cermat.
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus
meminta izin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6) Setelah sesuai praktek, kembalikan alat dan bahan ketempat
semula.
d. Apabila belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang
bersangkutan.
2. Peran Guru
Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:
a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar
b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar
c. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru, dan
menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegitan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli atau pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan.
PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat
makmur dan sejahtera.
Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik
jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan
konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko
kecelakaan di lingkungan kerja.
Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah
terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Sejalan
dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU
No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami
perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,
moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai
agama.
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan perundangan-
undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan
sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak
memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.
Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang
ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di darat, didalam tanah, permukaan
air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia.
Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja dimulai dari
perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian,
penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat
produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada pelaksaannya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya personil pengawasan, sumber daya
manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk
memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan
kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar
terjalan dengan baik.
1. Mendiskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (
K3)
Kegiatan Belajar 1
Mendiskripsikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
1.1. Pengertian K3
Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya
untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Suma’mur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas
dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi
bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .
Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas
emosi secara umum.
Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan
yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan
Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja
yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja
(zero accident).
Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan,
melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi
keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja
beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental,
maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-
penyakit/gangguan –gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan.
Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah manusia
b. Bersifat medis.
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan
sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga
menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.
Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat
dan bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau
penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah
pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan
seoptimal mungkin.
Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni
:
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik / anorganik, logam
berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya (ekonomi,
pendidikan, pekerjaan).
2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
3. pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi,
dan
4. genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
Demikian pula status kesehatan pekerja sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya.
Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan
dengan pekerja yang terganggu kesehatannya”.
Menurut Suma’mur (1976) Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/ masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan
usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/ gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum. Konsep kesehatan kerja
dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar “kesehatan pada sektor industri” saja
melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan
pekerjaannya.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan, danproses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan(Sumakmur, 1993).
Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah lingkungan kerja
b. Bersifat teknik.
Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam macam ;
ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang
hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and Health.
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut
dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya.
Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pengertian Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian
terhadap proses.
Dari segi dunia usaha diperlukan produktivitas dan daya saing yang baik agar dapat
berkiprah dalam bisnis internasional maupun domestik. Salah satu faktor yang harus dibina
sebaik-baiknya adalah implementasi K3 dalam berbagai aktivitas masyarakat khususnya
dalam dunia kerja.
Pengertian Hampir Celaka, yang dalam istilah safety disebut dengan insiden
(incident), ada juga yang menyebutkan dengan istilah “near-miss” atau “near-accident”,
adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana dengan keadaan yang
sedikit berbeda akan mengakibatkan bahaya terhadap manusia, merusak harta benda atau
kerugian terhadap proses kerja.
Bagaimana K3 dalam perspektif hukum? Ada tiga aspek utama hukum K3 yaitu
norma keselamatan, kesehatan kerja, dan kerja nyata. Norma keselamatan kerja merupakan
sarana atau alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga yang
disebabkan oleh kelalaian kerja serta lingkungan kerja yang tidak kondusif.
Konsep ini diharapkan mampu menihilkan kecelakaan kerja sehingga mencegah
terjadinya cacat atau kematian terhadap pekerja, kemudian mencegah terjadinya kerusakan
tempat dan peralatan kerja. Konsep ini juga mencegah pencemaran lingkungan hidup dan
masyarakat sekitar tempat kerja.Norma kesehatan kerja diharapkan menjadi instrumen yang
mampu menciptakan dan memelihara derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya.
1.2. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
c) Mencegah/ mengurangi kematian.
d) Mencegah/mengurangi cacat tetap.
e) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja,
mesin-mesin, instalasi dan lainsebagainya.
f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan
produktifnya.
g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi lainnya.
h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan
kegembiraan semangat kerja.
i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan
Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:
a) Manusia (pekerja dan masyarakat)
b) Benda (alat, mesin, bangunan dll)
c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh tumbuhan).
1.3. Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syaratsyarat keselamatan kerja ayat 1
bahwa dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
untuk:
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
d)Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian
lain yang berbahaya
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja
g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora.
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja,
baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.
k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang, tanaman atau
barang.
m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
n) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang.
o) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
p) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambahtinggi.
1.4. Ruang Lingkup K3
Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990) :
a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya
melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang
dikerjakan.
b. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :
1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan
3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
4) Proses produksi
5) Karakteristik dan sifat pekerjaan
6) Teknologi dan metodologi kerja
c. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan hasil
dari kegiatan industri barang maupun jasa.
d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut bertanggung jawab atas
keberhasilan usaha hyperkes.
1.5. Jenis-jenis Bahaya di Tempat Kerja
Kondisi bahaya di tempat kerja memiliki 2 sifat:
1. Bahaya khusus
Bahaya khusus adalah bahaya yang timbul dari sarana dan prasarana
2. Bahaya umum
Adalah bahaya yang timbu dari diri seseorang
1.6. Tanda-tanda Peringatan Bahaya di Tempat Kerja
Tanda Peringatan Bahaya Untuk Pencegahan (Preventif)
Tanda peringatan tersebut misalnya sebagai berikut:
· Peringatan bahaya dengan warna sebagai tanda perhatian
· Peringatan bahaya dengan tanda gambar
· Peringatan bahaya dengan cara labelling
· Pringatan bahaya dengan himbauan
· Peringatan bahaya dengan bahasa tubuh
Tanda Peringatan Terjadinya Bahaya di Tempat Kerja
Pada zaman sekarang terdapat dua jenis sistem yang digunakan untuk tanda terjadinya bahaya.
Tanda tersebut adalah:
a. Sistem manual adalah system yang menggunakan manusia
b. Sistem digital adalah system yang menggunakan tenaga computer
Jenis-jenis Peralatan Peringatan Bahaya
Contohnya:
1. Alarm kebakaran
2. Bunyi sirine ambulance
3. Alarm kebocoran gas
4. Alarm pencurian
5. Suara tembakan peringatan
Perlengkapan situasi Darurat Kebakaran
 Alat pemadam kebakaran dengan bahan kimia kering
 Alat pemadam kebakaran dengan menggunakan karbondioksida
1.7. Mengidentifikasi Situasi Yang membahayakan
Ditinjau dari segi lingkungan kerja, kondisi berbahaya di lingkungan kerja dapat timbul dari:
Lingkungan khusus (teknis)
Bahaya ini merupakan potensi bahaya yang terkandung dari lingkungan kerja.
 Lingkungan umum (nonteknis)
Bahaya ini ditimbulkan dari sikap kerja dan tindakan pekerja.
1.8. Mengikuti Tanda-tanda Bahaya di Tempat Kerja
Mengikuti tanda-tanda bahaya di tempat kerja merupakan hak dan kewajiban bagi karyawan.
 Kewajiban tenaga kerja terhadap tanda-tanda bahaya di tempat kerja
 Memenuhi dan mentaati peraturan dan persyaratan keselamatan dan kesehatan
kerja yang berlaku di perusahaan
 Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan
 Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau
ahli keselamatan dan kesehatan kerja.
 Hak tenaga kerja terhadap tanda-tanda bahaya di tempat kerja
 Meminta kepada pimpinan atau pengurus agar dilaksanakannya semua syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan di tempat kerja
 Menyatakan keberatan melakukan pekerjaan bila syarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta alat perlindungan diri yang diwajibkan tidak memenuhi
syarat.
Kerugian yang dialami akibat tidak mengikuti tanda-tanda peringatan bahaya di
tempat kerja.
Kerugian dari segi ekonomis
· Terjadinya kerusakan mesin
· Biaya pengobatan dan perawatan korban
· Tunjangan kecelakaan
· Hilangnya waktu kerja
· Menurunnya jumlah dan mutu produk
Kerugian dari segi nonekonomis
· Luka/cedera yang dialami tenaga kerja
· Ketidakstabilan kondisi badan
· Kematian
Latihan Soal
1. Jelaskan pengertian dan tujuan dari keselamatan, kesehatan kerja?
2. Timbulnya bahaya di suatu lingkungan ditinjau dari segi lingkungan kerja
dapat ditimbulkan oleh apa saja?
3. Menurut Blum 1981 faktor apa saja yang menentukan status kesehatan
seseorang?
4. Menurut Sumakmur 1993 apa yang dimaksud dengan keselamtan kerja?
5. Sebutkanlah syarat-syarat K3? (minimal 3)
2. Melaksanakan Prosedur K3
Kegiatan Belajar : 2
2.1. Melaksanakan prosedur K3
Setiap organisasi perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan :
manajemennya
nerapan K3
mekanisme pen dukung yang diperlukan mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran K3.
pen cegahan.
Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem K3 secara berkesinambungan
de ngan tujuan meningkatkan kinerja.
Kebijakan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di era global
1. Dalam bidang pengorganisasian
Di Indonesia K3 ditangani oleh 2 departemen : departemen Kesehatan dan departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Pada Depnakertrans ditangani oleh Dirjen (direktorat jendral) Pembinaan dan Pengawasan
Ketenagakerjaan, dimana ada 4 Direktur :
1. Direktur Pengawasan Ketenagakerjaan
2. Direktur Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak
3. Direktur Pengawasan Keselamatan Kerja, yang terdiri dari Kasubdit ;Kasubdit
mekanik, pesawat uap dan bejana tekan.Kasubdit konstruksi bangunan,instalasi listrik
dan penangkal petir,Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian keselamatan
ketenagakerjaan
4. Direktur Pengawasan Kesehatan Kerja, yang terdiri dari kasubdit ;Kasubdit Kesehatan
tenaga kerja,Kasubdit Pengendalian Lingkungan Kerja,Kasubdit Bina kelembagaan
dan keahlian kesehatan kerja.
Pada Departemen Kesehatan sendiri ditangani oleh Pusat Kesehatan Kerja Depkes. Dalam
upaya pokok Puskesmas terdapat Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang kiprahnya lebih pada
sasaran sektor Informal (Petani, Nelayan, Pengrajin, dll)
2. Dalam bidang regulasi
Regulasi yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah sudah banyak, diantaranya :
1. UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. KepMenKes No 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
4. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja.
5. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi
Dokter Perusahaan.
6. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene
Perusahaan K3 Bagi Tenaga Paramedis Perusahaan.
7. Keputusan Menaker No Kep 79/MEN/2003 tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian
Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
3. Dalam bidang pendidikan
Pemerintah telah membentuk dan menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan tenaga
Ahli K3 pada berbagai jenjang Pendidikan, misalnya :
1. Diploma 3 Hiperkes di Universitas Sebelas Maret
2. Strata 1 pada Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya peminatan K3 di Unair,
Undip,dll dan jurusan K3 FKM UI.
3. Starta 2 pada Program Pasca Sarjana khusus Program Studi K3, misalnya di UGM,
UNDIP, UI, Unair.
Pada beberapa Diploma kesehatan semacam Kesehatan Lingkungan dan Keperawatan juga
ada beberapa SKS dan Sub pokok bahasan dalam sebuah mata kuliah yang khusus
mempelajari K3.
2.2. Dasar Hukum untuk penerapan keselamatan, kesehatankerja
* UU no.13/2003
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a. Keselamatan & kesehatan kerja
b. Moral & kesusilaan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat & martabat manusia
d. untuk melindungi keselamatan kerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya K3.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) & ayat (2) dilaksanakn sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
* UU no.14/1969
Pasal 9
Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas:
1. Keselamatan
2. Kesehatan
3. kesusilaan
4. pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia & moral
agama
Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindungan tenaga kerja yang meliputi :
1. Norma keselamatan kerja
2. Norma kesehatan kerja
3. Norma kerja
4. Pemberian ganti kerugian, perawatan & rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja
* UU no.1/1970
1. Agar pekerja & setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja selalu berada dalam
keadaan sehat & selamat.
2. Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai & digunakan secara aman & efisien.
3. Agar proses produksi berjalan secara lancar tanpa hambatan.
* UU no.3/1992
1. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja
termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang
terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja & pulang kerumah
melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.
2. Jaminan kecelakaan kerja
Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan kecelakaan kerja
meliputi:
1. Biaya pengangkutan.
2. Biaya pemeriksaan pengobatan dan/atau perawatan.
3. Biaya rehabilitasi.
4. Santunan berupa uang meliputi :
a. Santunan sementara tidak mampu bekerja.
b. Santunan cacat sebagian untuk selamanya.
c. Santunan cacat total untuk selamanya baik fisik maupun mental.
d. Santunan kematian
2.3. Kecelakaan kerja
1.Pengertian
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan adalah
suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan
korban manusia dan atau harta benda.
2. Penyebab kecelakaankerja
Secara umum, ada dua sebab terjadinya kecelakaan kerja, yaitu penyebab dasar (basic
causes), dan penyebab langsung (immediate causes)
a. Penyebab Dasar
1) Faktor manusia/pribadi, antara lain karena :
kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologis
kurangny/lemahnya pengetahuan dan ketrampilan/keahlian.
stress
motivasi yang tidak cukup/salah
2) Faktor kerja/lingkungan, antara lain karena :
tidak cukup kepemimpinan dan atau pengawasan
tidak cukup rekayasa (engineering)
tidak cukup pembelian/pengadaan barang
tidak cukup perawatan (maintenance)
tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan berang-barang/bahan-bahan.
tidak cukup standard-standard kerja
penyalahgunaan
b. Penyebab Langsung
1) Kondisi berbahaya (unsafe conditions/kondisi-kondisi yang tidak standard) yaitu tindakan
yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya (Budiono, Sugeng, 2003) :
 Peralatan pengaman/pelindung/rintangan yang tidak memadai atau tidak memenuhi
syarat.
 Bahan, alat-alat/peralatan rusak
 Terlalu sesak/sempit
 Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang mamadai
 Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan
 Kerapihan/tata-letak (housekeeping) yang buruk
 Lingkungan berbahaya/beracun : gas, debu, asap, uap, dll
Bising
 Paparan radiasi
 Ventilasi dan penerangan yang kurang
2) Tindakan berbahaya (unsafe act/tindakan-tindakan yang tidak standard) adalah tingkah
laku, tindak-tanduk atau perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya
(Budiono, Sugeng, 2003) :
 Mengoperasikan alat/peralatan tanpa wewenang.
 Gagal untuk memberi peringatan.
 Gagal untuk mengamankan.
 Bekerja dengan kecepatan yang salah.
 Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi
 Memindahkan alat-alat keselamatan.
 Menggunakan alat yang rusak.
 Menggunakan alat dengan cara yang salah.
 Kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan diri secara benar.
2.4. Faktor Risiko di Tempat Kerja
Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan kerja, seperti disebutkan
diatas, dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya serta
resiko yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan
serta lingkungan disamping faktor manusianya.
Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk
mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga
kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut
resiko. Baik hazard maupun resiko tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya
pengendaliannya dilaksanakan dengan baik.
Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh:
1. Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja
yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan
2. Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran
jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
3. lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia, biologik,
ergonomik, maupun aspek psikososial.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan.
Untuk itu kita perlu mengembangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka
menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan
kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sektor kesehatan tidak
terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, akan terpajan dengan resiko bahaya di
tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat
tergantung jenis pekerjaannya.
2.5. Instruksi Kerja Pengendalian Resiko
Dalam melaksanakan pekerjaan, kecelakaan dapat terjadi secara tak terduga. Untuk
menghindari dan meminimalkan terjadinya kecelakaan maka perlu disusun instruksi kerja.
Pembuatan instruksi kerja disesuaikan dengan keadaan peralatan yang dipakai. Ada beberapa
hal yang harus dilakukan atau disiapkan oleh perusahaan untuk menghindari ter jadinya
kecelakaan kerja, antara lain :
bengkel atau ruangan dibuatkan tata tertib yang harus
dipatuhi oleh semua orang yang akan masuk ke dalam lab atau ruangan. Didalam tata tertib
tersebut perlu dijelaskan hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta
ancaman sanksi yang akan dikenakan jika melanggar tata tertib.
Setiap alat yang dioperasikan dengan menggunakan mesin harus dibuatkan instruksi
kerjanya. Instruksi kerja tersebut langsung ditempelkan pada alat atau di tempat-tempat
tertentu sedemiki an rupa, sehingga setiap operator alat yang akan menggunakan alat dapat
membaca petunjulk peng operasian alat. Hal ini untuk meng hindari terjadinya kesalahan
prosedur dalam pengoperasian alat. Selain itu, dengan adanya pe tunjuk pengoperasian
maka siapa pun yang akan mengoperasikan alat tersebut dapat terhindar dari kecelakaan
yang dapat menyebabkan kecelakaan operator atau kerusakan alat.
-poster keselamatan kerja dan label-label yang
me nunjukkan bahaya kecelakaan yang mungkin saja terjadi. Pem buatan label dan poster
tersebut harus dibuat sedemikian rupa se hingga mudah dibaca bagi setiap orang.
-bahan berbahaya seperti bahan kimia, fungisida, bakterisida, rodentisida, herbisida,
insektisida, pupuk anorganik dan sebagainya, diberikan label dan tanda dengan
menggunakan lambang atau tulisan peringatan pada wadah adalah suatu tindakan
pencegahan yang sangat penting.
Aneka label dan pemberian tanda, diberikan sesuai dengan sifat ba han yang ada. Beberapa
label dan pemberian tanda dapat dipakai dengan menggunakan lambang yang sudah
diketahui secara umum. Dengan demikian masya rakat mudah mengenal dan me respon
maksud dan tujuan label atau tanda atau lambang yang telah dipasang.
2.6. Prosedur Kerja
Bekerja adalah melakukan suatu pekerjaan baik secara bersama-sama atau sendiri dalam
suatu wadah yang disebut dengan organisasi atau pabrik/perusahaan. Tentunya para pekerja
dalam melakukan pekerjaan itu aman dan tertib sesuai dengan harapan dari pekerja juga
perusahaan itu sendiri. Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan Prosedur Kerja yang aman
dan tertib.Prosedur kerja yang aman dan tertib dapat dilakukan dengan :
a. Menetapkan standar K3
b. Menetapkan tata tertib yang harus dipatuhi.
c. Menetapkan peraturan-peraturan.
Dalam menentukan standar K3 harus disesuiakan dengan keadaan dan kebutuhan atau
kapasitas yang ada di perusahaan tersebut tetapi tetap harus mengacu pada peraturan
perundangan yang berlaku, baik secara nasional maupun internasional.
Penetapan tata tertib erat kaitannya dengan peraturan – peraturan yang berlaku di
perusahaan yang biasanya dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan oleh pekerja. Dengan
adanya tata tertib dan peraturan yang dibuat diharapkan para pegawai mentaatinya,
sehingga timbul sikap disiplin dan tanggung jawab dalam bekerja.
2.7. Prosedur Pencegahan Gangguan K3
Prosedur Pencegahan Gangguan K3 bertujuan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya
kecelakaan dan penyakit akikbat kerja di tempat kerja dan menjamin ;
a. Bahwa setiap tenaga kerja dan orang lainnya ditempat kerja dalam keadaan selamat dan
sehat.
b. Bahwa setiap sumber produksi dipergunakan secara aman dan efisien.
c. Bahwa proses produksi dapat berjalan dengan lancar.
Kondisi diatas dapat tercapai bila kecelakaan termasuk kebakaran, peledakkan dan penyakit
akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi secara terpadu.
Langkah – langkah pencegahan yang dapat ditempuh untuk menaggulangi kecelakaan kerja
Menurut ILO (Intenarnational Labour Organization ) antara lain :
1. Peraturan Perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan yang memberikan ketentuan dan persyaratan K3 yang
selalu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi (Up to date);
penerapan ketentuan dan persyaratan dalam peraturan perundang-undangan diberlakukan
sejak tahap rekayasa; Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 langsung ditempat
kerja.
2. Standarisasi
Baik buruknya K3 ditempat kerja diketahui melalui pemenuhan standar K3.
3. Inspeksi
Dilakukan kegiatan dalam rangka pemeriksaan dan pengujian terhadap tempat kerja, mesin,
alat dan instalasi, apakah masih memenuhi terhadap ketentuan dan persyaratan K3.
4. Riset.
Riset yang dapat dilakukan antara lain : Teknis, medis, psychologis, dan statistic untuk
menunjang tingkat kemajuan di bidang K3 sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi.
5. Pendidikan dan Latihan
Dipergunakan untuk meningkatkan kesadaran akan arti pentingnya K3 disamping untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan K3.
6.Persuasi
Merupakan suatu cara pendekatan K3 secara pribadi tanpa menerapkan sangsi-sangsi.
7. Asuransi
Jaminan kesehatan dengan pembayaran premi yang semakin rendah bagi perusahaan yang
memenuhi persyaratan K3 dan tingkat keparahan dan sering terjadinya kecelakaan yang
kecil.
8. Penerapan K3 ditempat kerja
Memberikan manfaat yang besar dalam proses kegiatan dalam lingkungan kerja
Konsep yang lain sering juga diterapkan dipeusahaan antara lain :
1. Penaturan Jam Kerja.
Jam kerja normal 40 jam perminggu. Untuk beban kerja 24 jam perhari perlu diatur dengan
shift dan kerja lembur dan sewajarnya bila pekerja mendapatkan perlindungan khusus
misalnya gaji ekstra, bonus dan sebagainya.
2. Daya Tahan Tubuh Pekerja.
Untuk mendukung daya tahan tubuh pekerja perlu diupayakan gizi, menu makanan yang
baik, gerak badan harus menjadi persyaratan pokok untuk menjaga agar badan dan pikiran
menjadi efisien dan produktif.
3. Pemeriksaan Kesehatan.
Pemeriksaaan Kesehatan mutlak dilakukan untuk menentukan apakah pekerja serasi dengan
pekerjaannya,baik secara fisik maupun mental.
4. Pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala/berulang, yaitu untuk mengevaluasi apakah factor-
faktor penyebabnya telah menimbulkan gangguan atau kelainan pada tubuh pekerja atau
tidak.
5. Pendidikan tentang K3
Pendidikan K3 harus diberikan secara kontinyu agar tetap waspada dalam menjalankan
pekerjaan.
6. Memberikan Informasi/Penerangan sebelum bekerja.
Penting dilakukan agar para kerja mengetahui, mentaati peraturan dan bersikap hati-hati.
7. Pakaian pelindung.
Menggunakan pakaian pelindung saat melaksanakan pekerjaan yang berbahaya terhadap
tubuh. Misalnya memakai masker, kacamata, sarung tangan, sepatu, topi, pakaian khusus dll.
8. Isolasi.
Mengisolasi pekerjaan yang membahayakan. Misalnya mesin yang bising, pencampuran
bahan kimia, dll.
9. Ventilasi setempat
Memberikan alat untuk menghisap udara ditempat tertentu agar bahan dari suatu tempat
bisa dialirkan keluar.
10. Ventilasi Umum.
Mengalirkan udara keluar agar kadar dari bahan yang berbahaya bisa lebih rendah dari
Nilai Ambang Batas (NAB)
11. Substitusi
Mengganti bahan berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya.
12. Pencegahan terjadinya
kecelakaan merupakan langkah yang efektif.
2.8. BEBERAPA APD:
1. Sarung tangan lateks.
Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan
dapat merembes. Bila kan melakukan tindakan lainnya yang
memerlukan sarung tangan kerja, maka sebaiknya sarung tangan
lateks dipakai terlebih dahulu.
2. Kecamata pelindung
Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun
mencegah cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat
melakukan pertolongan
3. Baju pelindung
Penggunaannya kurang popular di Indonesia, gunanya adalah
untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui
baju penolong.
4. Masker penolong
Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui
udara.
5. Masker Resusitasi
Diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung
Paru.
6. Helm
Dipakai bila akan bekerja ditempat yang rawan akan jatuhnya
benda dari atas. Misalnya dalam bangunan runtuh dan sebagainya.
2.9. Penerapan SOP K3
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja para pekerja serta dalam upaya
peningkatan kualitas terhadap tingkat kepuasan pelanggan dari suatu organisasi perusaha an
yang menghasilkan produk barang atau jasa maka diperlukan ada nya Standard Operating
Procedure (SOP) atau dikenal dengan istilah Prosedur Operasi Standar (POS). Dilihat dari
funsinya, SOP berfungsi membentuk sistem dan aliran kerja yang teratur, sistemais dan dapat
dipertanggungjawabkan, menggambarkan bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku dan menjelaskan bagaimana proses
pelaksanaan kegiatan dilakukan.
2.10. Membuat Laporan MengenaiKejadian pencurian
Segala bentuk perilaku dan kejadian-kejadian yang mencurigakan harus segera
dilaporkan pada orang yang berwenang. Tahap laporannya sebagai berikut:
a. Melaporkan pada staf yang berwenang mengenai masalah tersebut di perusahaan
baik secara lisan maupun tertulis.
b. Staf yang berwenang dari perusahaan segera melaporkan pada kepolisian
secaratertulis dan lisan bila masalah tersebut sudah tidak bisa ditanggulangi lagi.
Diantara tindak kriminal adalah pencurian. Pelaku pencurian bisa dari karyawan
perusahaanmaupun orang luar perusahaan. Barang yang dicuri bisa milik pribadi
karyawan maupun milik perusahaan maupun orang luar perusahaan. Tindak
pencurian dapat terdeteksi dari alarm anti pencurian yang berbunyi atau melihat
kejadian secara langsung. Apabila terjadi pencurian,maka prosedur yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Melaporkan kejadian kepada petugas keamanan (satpam0 terdekat dengan
segera.
b. Memberitahukan kepada bagian informasi/penerangan.
c. Memblokir kawasan yang dapat digunakan oleh pencuri untuk melarikan diri.
d. Memutar kembali CCTV (circuit televisi) untuk menjelaskan cirri-ciri pencuri.
e. Menyiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terjadinya sesuatu yang
tidak diinginkan.
f. Membawa tersangka keruang interograsi bersama dengan petugas keamanan.
g. Membuat laporan kejadian pencurian.
Latihan Soal
1. sebutykanlah tujuan pencegahan dan pengurangan kecelakaan dalam prosedur
pencegahan gangguan K3!
2. Apa yang dimaksud dengan kecelakaan?
3. Faktor apa sajakah yang menjadi penyebab dasar dari kecelakaan?
4. Bagaimanakah prosedur
5. Dalam UU no.13/2003Pasal 86 Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas?
3. Menerapkan Konsep Lingkungan Hidup
Kegiatan Belajar : 3
3.1. Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah satu kesatuan ekosistem yang saling mendukung satu sama
lain.Lingkungan hidup di Indonesia berbanding lurus dengan tingkat pertumbuhan
masyarakat Indonesia,baik dalam aspek keilmuan atau intelektualitas,aspek ekonomi,aspek
politik,dan aspek sosial budaya.
3.2. Norma-norma Lingkungan Hidup
Norma adalah aturan,ukuran,atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai
dan membandingkan sesuatu.
a. Norma Sosial
Norma sosial adalah norma yang dipakai untuk menilai perilaku manusia,terutama
terhadap lingkungan hidup,berdasarkan keuatan yang mengikat.Contoh norma sosial adalah
cara (usage),kebiasan ( folkways ),tingkah laku ( mores ),dan adat istiadat ( custom ).
b. Norma Hukum
Indonesia memiliki peraturan hukum berupa Undang-undang khusus mengenai
lingkungan hidup,diantaranya :
 UU RI No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,pasal 5 dan pasal 8
 UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM,pasal 3
 Amandemen ke 2 Undang-undang Dasar 1945,pasal 28 H ayat 1,dan
 Di Badan Persatuan Bangsa-bangsa ( PBB ) kita telah meratifikasi Protokol Kyoto
mengenai lingkungan hidup.
3.3. Pengertian kesehatan
a) Menurut WHO
Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan
yg bebas dari penyakit dan kecacatan.
b) Menurut UU No 23 / 1992 ttg kesehatan
Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
3.4. Pengertian lingkungan
Menurut Encyclopaedia of science & technology (1960)
Sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme.
Menurut Encyclopaedia Americana (1974)
Pengaruh yang ada di atas/sekeliling organisme.
Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976)
Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala
keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi
tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.
3.5. Pengertian kesehatanlingkungan
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)
Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara
manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat
dan bahagia.
Menurut WHO (World Health Organization)
Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.
Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi, WHO
dan Sumengen)
Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju
keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.
3.6. Ruang lingkup kesehatanlingkungan
Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan :
1) Penyediaan Air Minum
2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan Sampah Padat
4) Pengendalian Vektor
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6) Higiene makanan, termasuk higiene susu
7) Pengendalian pencemaran udara Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi umum dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana
alam dan perpindahan penduduk.
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8 :
1) Penyehatan Air dan Udara
2) Pengamanan Limbah padat/sampah
3) Pengamanan Limbah cair
4) Pengamanan limbah gas
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan kebisingan
7) Pengamanan vektor penyakit Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.
3.7. Sasaran kesehatan lingkungan (Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992)
1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis.
4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum.
5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm
keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang
bersifat khusus.
3.8. Sejarah perkembangan kesehatanlingkungan
1) Sebelum Orba
 Th 1882 : UU ttg hygiene dlm Bahasa Belanda.
 Th 1924 Atas Prakarsa Rochefeller foundation didirikan Rival Hygiene Work di
Banyuwangi dan Kebumen.
 Th 1956 : Integrasi usaha pengobatan dan usaha kesehatan lingkungan di Bekasi
hingga didirikan Bekasi Training Centre
 Prof. Muchtar mempelopori tindakan kesehatan lingkungan di Pasar Minggu.
 Th 1959 : Dicanangkan program pemberantasan Malaria sebagai program kesehatan
lingkungan di tanah air (12 Nopember = Hari Kesehatan Nasional)
2) Setelah Orba
 Th 1968 : Program kesehatan lingkungan masuk dalam upaya pelayanan Puskesmas
 Th 1974 : Inpres Samijaga (Sarana Air Minum dan Jamban Keluarga)
 Adanya Program Perumnas, Proyek Husni Thamrin, Kampanye Keselamatan dan
kesehatan kerja, dll.
3.9. Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia
1. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks
500 mg/l)
c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau
sumur
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan,
harus
dibatasi seminimal mungkin.
f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
3. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang
cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar
anggota keluarga dan penghuni rumah
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan
tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya
makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang
cukup.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan
luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak
mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh
tergelincir.
4. Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur :
a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak
geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi.
b. Penyimpanan sampah.
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
d. Pengangkutan
e. Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan
urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini
secara efisien.
5. Serangga dan Binatang Pengganggu
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut
sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp
untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk
Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit
tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff
(rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air
untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan
pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan
penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit
penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis
dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.
6. Makanan dan Minuman
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan
makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan
sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah
makan/restoran, dan hotel).
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi :
a. Persyaratan lokasi dan bangunan;
b. Persyaratan fasilitas sanitasi;
c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan;
d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi;
e. Persyaratan pengolahan makanan;
f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi;
g. Persyaratan peralatan yang digunakan.
7. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara.
Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air pollution.
Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis
kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya,
mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada di jalanan. Diduga
akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu
faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out
door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan
bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan
resiko dampak pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding
pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis
pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan
untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak
serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual
penerbangan, terganggunya ekologi hutan.
3.10. Penyebab masalah kesehatanlingkungan di Indonesia
1. Pertambahan dan kepadatan penduduk.
2. Keanekaragaman sosial budaya dan adat istiadat dari sebagian besar penduduk.
3. Belum memadainya pelaksanaan fungsi manajemen.
3.11. Hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di
perkotaan dan pemukiman
Contoh hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di
perkotaan dan pemukiman diantaranya sebagai berikut :
1. Urbanisasi >>>kepadatan kota >>> keterbatasan lahan >>>daerah slum/kumuh>>>sanitasi
kesehatan lingkungan buruk
2. Kegiatan di kota (industrialisasi) >>> menghasilkan limbah cair >>>dibuang tanpa
pengolahan (ke sungai) >>>sungai dimanfaatkan untuk mandi, cuci, kakus>>>penyakit
menular.
3. Kegiatan di kota (lalu lintas alat transportasi)>>>emisi gas buang (asap) >>>mencemari
udara kota>>>udara tidak layak dihirup>>>penyakit ISPA.
Latihan Soal
1. Apakah yang dimaksud dengan lingkungan hidup?
2. Menurut UU No.23 / 1992 ttg kesehatan, apakah yang dimaksud dengan kesehatan?
3. Apa yang dimaksud dengan lingkungan kesehatan menurut WHO?
4. Sebutkanlah ruang lingkup lingkungan kesehatan menurut pasal 22 ayat (2) UU No. 23
1992! Minimal 3
5. Apa saja sasaran lingkungan kerja?
6. Masalah kesehatan apa saja yang timbul di lingkungan indonesia?
4. Menerapkan Ketentuan pertolongan pertama pada
kecelakaan
Kegiatan Belajar : 4
4.1. Pengertian Pertolongan Pertama
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera, kecelakaan yang
memerlukan penanganan medis dasar.
4.2. Pengertian Medis Dasar
Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awam
yang terlatih secara khusus.Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh
PelakuPertolongan Pertama.
4.3. Pelaku pertolongan Pertama
Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama kali tibadi tempat kejadian, yang
memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
4.4. Tujuan Pertolongan Pertama:
a. Menyelamat jiwa penderita
b. Mencegah cacat
c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan
4.5. Dasar Hukum
Di Indonesia dasar hukum mengenai Pertolongan Pertama dan Pelakunya belum tersusun
dengan baik seperti halnya di Negara maju. Walau demikian dalam KUHAP ada beberapa
pasal yang mencakup aspek dalam melakukan Pertolongan Pertama.Pelanggaran tentang
orang yang perlu ditolong diatur dalam Pasal531 KUH.Pidana yang berbunyi:
Barang siapa menyasikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya maut lalai memberikan
atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu didapat diberikannya atau
diadakannya dengan tidak akan mengkuatirkan bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena
bahaya dihukum kurungan selama – lamanya tiga bulan atau denda sebanyak – banyaknya
Rp. 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan : KUHP 45.165.187.304
s. 478 .525.566 .Pasal ini berlaku bila pelaku pertolongan pertama dapat melakukan
tanpa membahayakan keselamatan dirinya dan orang lain. Pasal ini hanya dapat dikenakan
apabila dengan member pertolongan itu tidak dikuatirkan, bahwa orang itu sendiri
dibahayakan atau orang lain dapat kena bahaya dan orang yang perlu ditolong itu mati.
4.6. PERALATAN DASAR PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA :
Dalam melakukan tugasnya Pelaku Pertolongan Pertama memerlukan beberapa peralatan
dasar. Peralatan dasar ini dapat dibagi menjadi peralatan perlindungan diri atau yang lebih
dikenal dengan Alat Pelindung Diri (APD) dan peralatan minimal untuk melakukan
tugasnya.
Tanggap darurat adalah suatu sikap untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan, yang akan menimbulkan kerugian baik fisik-material maupun mental
spiritual. Dengan demikian, tanggap darurat berkaitan dengan perilaku (behaviour), yang
apabila dihubungkan dengan organisasi ( organization behavior ), baik pemerintah maupun
swasta, menyangkut masalah sampai sejauh mana komitmen dan atau kebijakan manajemen
dalam upaya pencegahan kecelakaan dan atau kerugian yang mungkin timbul akibat suatu
peristiwa yang tidak dikehendaki.
Dan yang dimaksud Prosedur tanggap darurat, yaitu tata cara dalam mengantisipasi
keadaan darurat, secara garis besarnya meliputi:
•Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat.
•Pendidikan dan Latihan.
•Penanggulangan keadaan darurat.
•Pemindahan dan penutupan.
1.Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat.
Rencana/rancangan menghadapi keadaan darurat dimaksudkan untuk mempersiapkan
koordinasi dan petunjuk bagi rencana kegiatan organisasi/perusahaan, kesiagaan untuk
bertindak dan mendeteksi kejanggalan pada kegiatan organisasi (pada proses pelayanan)
dan/atau gejala alam, dimana diduga kemungkinan akan adanya kecelakaan baik
perseorangan, gangguan di wilayah kerja atau kekacauan lingkungan.
Penyusunan rencana/rancangan tersebut diatas, mengacu pada informasi sebagai berikut :
a.Kemungkinan akan bahaya.
b.System peringatan bahaya.
c.Prosedur pengaturan tugas & bertindak.
d.Manajemen dan control
e.Komunikasi di lapangan.
f.Urutan Kuasa.
g.Tindakan / kegiatan anggota
h.Pusat organisasi keadaan darurat
i.Prosedur pemindahan ( evakuasi )
j.Kelompok penolong
k.Modal.
Tanda dan peringatan yang baik dan benar untuk menghadapi keadaan darurat dapat dibuat
sesuai dengan kebutuhan masing-masing, seperti :
a)Deteksi kebakaran
b)Alarm kebakaran
c)System peralatan deteksi
d)Teriakan para pekerja.
e)Peringatan dari luar.
Rencana/rancangan tersebut harus berisikan informasi yang memungkinkan siapa saja untuk
bisa menguasai keadaan darurat, seperti membunyikan alarm dan memberitahukan kepada
atasan mereka secepatnya.
2.Pendidikan dan latihan
Pendidikan dan latihan dalam menghadapi keadaan darurat, dimaksudkan selain untuk
memastikan perlindungan yang maksimal bagi jiwa dan kekayaan ( gedung, mesin/peralatan,
kendaraan dan lain-lain), juga untuk mengurangi timbulnya situasi dengan akibat yang
merugikan. Persyaratan utama yang harus dimengerti oleh para pekerja adalah mengerti dan
memahami kegunaan dari : prosedur tanggap darurat dan rencana/rancangan dalam
menghadapi keadaan darurat serta memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan
prosedur penanggulangannya.
3.Penanggulangan Keadaan darurat.
Dalam hal menangani/menangulangi keadaan darurat, khususnya dilingkungan industry baik
industry barang maupun industry jasa, diperlukan usaha bersama dari seluruh tim penyelamat
( Rescue Team). Untuk itu kelompok-kelompok tim penanggulangan keadaan darurat (
Emergency Response Team) harus sudah dibentuk dengan nama khusus, tindakan-tindakan
dan kepada siapa harus dilaporkan dan koordinasi apa yang ada. Berikut ini adalah kelompok
penanggulangan keadaan darurat yang bisa dibentuk :
a.Pusat Koordinator selaku Pos Komando.
b.Tim Penyelamat yang berpengalaman di bidang Pertolongan Pertama.
c.Tim/Regu Pemadam Kebakaran.
d.Keamanan ( Satuan Pengamanan/SATPAM).
e.Anggota staff lain yang terpilih.
4.Pemindahan dan penutupan.
Pada saat keadaan darurat, pastikan untuk menutup/menghentikan kegiatan/pekerjaan dan
melakukan evakuasi (pemindahan) seluruh pekerja dari tempat kejadian. Evakuasi ini harus
selalu disetujui oleh pejabat tertinggi dari jajaran manajemen atau apabila tidak ada ditempat
bisa diwakili oleh pejabat dibawahnya, sesuai jenjang organisasi yang telah ditetapkan.
Anggota tim/regu penyelamat harus selalu bersedia merelakan diri tinggal di tempat kejadian,
kecuali dalam bahaya atau sesuai dengan petunjuk manajer senior.
Rancangan dan tanggap darurat, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses
manajemen. Komitmen dan kebijakan manajemen dalam menyikapi upaya pencegahan
kerugian akibat keadaan darurat, merupakan “kunci” untuk mengendalikan resiko yang
mungkin terjadi, sehingga dapat mencegah dan atau meminimalisasi kerugian.
Sikap waspada dan kesadaran serta disiplin yang tinggi dan penuh tanggung jawab dari
seluruh unsure yang terlibat baik pimpinan perusahaan maupun tenaga kerja, akan pentingnya
mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam prosedur tanggap darurat untuk tetap
terpeliharanya pelayanan yang prima terhadap keselamatan tenaga kerja, dapat diciptakan
melalui pendidikan dan latihan yang berkualitas
4.7. Menentukan Langkah-langkah dalam Situasi Darurat
Untuk menentukan langkah dalam situasi darurat hendaknya berpikir terlebih dahulu sebelum
bertindak.
Langkah-langkah tersebut adalah
 Pikirkan apa yang akan kita kerjakan
 Apakah efektif dan efisien
 Pakailah atau gunakan perlengkapan yang dibutuhkan
 Gunakan peringatan tanda bahaya bila perlu
 Amankan barang dan dokumen yang lebih penting
 Lakukan tindakan dengan hati-hati
4.8. Mengoperasikan Perlengkapan Situasi Darurat
 Jenis-jenis peralatan peringatan terjadinya bahaya
Diantaranya adalah:
· Alarm kebakaran
· Sirine ambulance
· Alarm kebocoran gas
· Alarm pencurian
Suara tembakan peringatan
Perlengkapan situasi darurat kebakaran
Diantaranya adalah:
· Alat pemadam kebakaran dengan bahan kimia kering
· Alat pemadam kebakaran dengan menggunakan Karbiondioksida
4.9. Apresiatif Terhadap Pencegahan Terjadinya situasi Darurat
Apresiatif adalah penghargaan atau penilaian langsung. (upaya penilaian terhadap
pencegahan terjadinya situasi darurat)
Tahapan proses apresiatif terhadap pencegahan terjadinya situasi darurat:
 Orientasi: tahap rumusan masalah dan mengidentifikasi aspek-aspek masalah terjadinya
situasi darurat
 Preparasi: tahap berusaha untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang
relevan dengan situasi darurat
 Inkubasi: tahap pengolahan berpikir untuk mencari solusi pencegahan terjadinya situasi
darurat
 Iluminasi: tahap diperolehnya pemecahan masalah terhadap terjadinya situasi darurat
 Verifikasi adalah tahap pengujian dan penilaian terhadap pemecahan masalah yang akan
diajukan kepda pimpinan perusahaan.
4.10. Penanganan Situasi Darurat Sesuai SOP
Penanganan situasi darurat terjadi yang perlu diperhatikan penanganannya. Penanganan
tersebut harus mengikuti prosedur yang berlaku di perusahaan secara sistem organisasi dan
secara teknis
Penanganan situasi darurat sesuai sistem organisasi
Adalah dalam penanganan dan pelaporannya kepada pihak yang terkait dan berwenang di
perusahaan tersebut.
Penanganan situasi darurat secara teknis
Adalah pemakaian peralatan situasi darurat sesuai dengan pedoman pemakaian alat.
Dengan memperhatikan penyakit akibat kerja di atas maka prosedur yang harus di tempuh
perusahan adalah sebagai berikut
 Substitusi: upaya untuk mengganti bahan-bahan dan peralatan yang sekiranya berbahaya
dengan bahan dan peralatan yang lebih aman.
 Isolasi: uapaya untuk membuat ruangan tertentu sebagai tempat peralatan yang
membahayakan, seperti mesin yang menimbulkan gmuruh, gas atau uap.
 Ventilasi keluar: upaya untuk mempersiapkan alat hisap udara dari ruangan kerja, agar
bahan-bahan yang berbahaya dapat langsung keluar tanpa mencemari udara dalam ruang
kerja.
 Menyediakan alat perlindungan perorangan: menyediakan perlengkapan peralatan
keamanan kerja perorangan, seperti sarung tangan, sepatu, topi, masker, kacamata dan
penutup telinga.
 Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja
 Penyuluhan sebelum bekerja
 Pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala
 Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
Latihan Soal
1. Apa pengertian dari pertolongan pertama?
2. Sebuikanlah tujuan dari pertolongan pertama!
3. Bagaimanakah langkah-langkah yang digunakan dalam situasi darurat?
4. Apa sajakah prosedur tanggap darurat?
5. Apa yang dimaksud dari inkubasi dalam apresiatif terhadap kondisi pencegahan situasi
darurat?
DAFTAR PUSTAKA
 www.slideshare.net/.../mendeskripsikan-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3
 ml.scribd.com/doc/31590448/Kesehatan-Dan-Keselamatan-Kerja-k3 –
 lhamgooloriented.blog.unissula.ac.id/.../penerapan-kesehatan-dan-keselamatan-
kerja-k3-pada-karyawan-dilihat-dari-sisi-psikologis/
 mm-smkn3kng.blogspot.com/.../prosedur-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html
 siavent.blogspot.com/.../prosedur-dalam-pertolongan-pertama-pada.html –
 rakhmayanti.wordpress.com/materi.../menerapkan-k3-di-tempat-kerja/ - Cache
 ilmuk3.blogspot.com/2010/09/keselamatan-kesehatan-kerja-dan.html- Cache
 ppnisardjito.blogspot.com/2012/06/dasar-hukum-k3.html
 http://hadipurnama.wordpress.com/2010/01/22/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-
lingkungan-hidup/
 https://cinaplay.com/pages/flowplayer?a_aid=507c686605b4a&a_bid=72491354&c
han=&pubid=61531
Kunci Jawaban: Modul 1
Kompetensi Dasar : Mendiskripsikan K3
Pertemuan pertama
1. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi
oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko
kecelakaan kerja (zero accident).
2. Ditinjau dari segi lingkungan kerja, kondisi berbahaya di lingkungan kerja dapat
timbul dari:
Lingkungan khusus (teknis)
Bahaya ini merupakan potensi bahaya yang terkandung dari lingkungan kerja.
 Lingkungan umum (nonteknis)
Bahaya ini ditimbulkan dari sikap kerja dan tindakan pekerja.
3. Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni
:
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik / anorganik,
logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya
(ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
3. pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan,
rehabilitasi, dan
4. genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
4. Menurut Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,
pesawat, alat kerja, bahan, danproses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan(Sumakmur, 1993).
5. a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
d)Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian lain yang berbahaya
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja
g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
radiasi, suara dan gelora.
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja,
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.
k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
Kunci Jawaban: Modul 2
Kompetensi Dasar : Melaksanakan prosedur K3
Pertemuan kedua
1. Prosedur Pencegahan Gangguan K3 bertujuan untuk mencegah dan mengurangi
terjadinya kecelakaan dan penyakit akikbat kerja di tempat kerja dan menjamin ;
a. Bahwa setiap tenaga kerja dan orang lainnya ditempat kerja dalam keadaan selamat
dan sehat.
b. Bahwa setiap sumber produksi dipergunakan secara aman dan efisien.
c. Bahwa proses produksi dapat berjalan dengan lancar.
2. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang
dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.
3. Faktor-faktor penyebab dasar suatu kecelakaan
1) Faktor manusia/pribadi
2) Faktor kerja/lingkungan, antara lain karena :.
4. Prosedur Kerja yang aman dan tertib.Prosedur kerja yang aman dan tertib dapat
dilakukan dengan :
a. Menetapkan standar K3
b. Menetapkan tata tertib yang harus dipatuhi.
c. Menetapkan peraturan-peraturan.
5. Dalam UU no.13/2003 Pasal 86 Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas :
a. Keselamatan & kesehatan kerja
b. Moral & kesusilaan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat & martabat manusia
d. untuk melindungi keselamatan kerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja
yang
Kunci Jawaban: Modul 3
Kompetensi Dasar : Menerapkan konsep lingkungan hidup
Pertemuan ketiga
1. Lingkungan hidup adalah satu kesatuan ekosistem yang saling mendukung satu sama lain
2. Menurut UU No 23 / 1992 ttg kesehatan adalah Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
3. Menurut WHO (World Health Organization) kesehatan lingkungan adalah Suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.
4. Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8 :
1) Penyehatan Air dan Udara
2) Pengamanan Limbah padat/sampah
3) Pengamanan Limbah cair
4) Pengamanan limbah gas
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan kebisingan
7) Pengamanan vektor penyakit Penyehatan dan pengamanan lainnya.
5. Sasaran kesehatan lingkungan (Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992)
1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis.
4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum.
5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada
dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat
yang bersifat khusus.
6. Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia adalah Air Bersih, Pembuangan
Kotoran/Tinja, Kesehatan Pemukiman, Pembuangan Sampah, Serangga dan Binatang
Pengganggu, Makanan dan Minuman dan Pencemaran Lingkungan
Kunci Jawaban: Modul 4
Kompetensi Dasar : menerapkan pertolongan pertama pada kecelakaan
Pertemuan keempat
1. Pertolongan Pertama adalah Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit
atau cedera, kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.
2. Tujuan Pertolongan Pertama adalah menyelamatkan jiwa penderita, mencegak
kecacatan dan memberikan rasa nyaman dan menunjang kesembuhan
3. Langkah-langkah dalam Situasi Darurat adalah :
 Pikirkan apa yang akan kita kerjakan
 Apakah efektif dan efisien
 Pakailah atau gunakan perlengkapan yang dibutuhkan
 Gunakan peringatan tanda bahaya bila perlu
 Amankan barang dan dokumen yang lebih penting
 Lakukan tindakan dengan hati-hati
4. Prosedur tanggap darurat, meliputi :
•Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat.
•Pendidikan dan Latihan.
•Penanggulangan keadaan darurat.
•Pemindahan dan penutupan.
5. Inkubasi adalah tahap pengolahan berpikir untuk mencari solusi pencegahan
terjadinya situasi darurat

More Related Content

What's hot

Percepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsiPercepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsi
Eko Supriyadi
 
Kbk sd d. pendidikan agama hindu
Kbk sd d. pendidikan agama hinduKbk sd d. pendidikan agama hindu
Kbk sd d. pendidikan agama hinduJasmin Jasin
 
1 buku-panduan-prakerin-tkj-smkn-6-2019
1 buku-panduan-prakerin-tkj-smkn-6-20191 buku-panduan-prakerin-tkj-smkn-6-2019
1 buku-panduan-prakerin-tkj-smkn-6-2019
SMKN6Tangsel
 
3 buku-panduan-prakerin-bc-smkn-6-2019
3 buku-panduan-prakerin-bc-smkn-6-20193 buku-panduan-prakerin-bc-smkn-6-2019
3 buku-panduan-prakerin-bc-smkn-6-2019
SMKN6Tangsel
 
Laporan magang I lp3l
Laporan magang I lp3l Laporan magang I lp3l
Laporan magang I lp3l
Annisa Fadiastuti
 
Kbk sd 07. pendidikan jasmani
Kbk sd 07. pendidikan jasmaniKbk sd 07. pendidikan jasmani
Kbk sd 07. pendidikan jasmaniJasmin Jasin
 
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...
RoHim MohaMad
 
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkuluLaporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkuluYohanes Sangkang
 
Kbk sma 07. pendidikan jasmani
Kbk sma 07. pendidikan jasmaniKbk sma 07. pendidikan jasmani
Kbk sma 07. pendidikan jasmaniJasmin Jasin
 
panduan bk smp 2016,ditjen gtk revisi final
panduan  bk smp 2016,ditjen gtk    revisi finalpanduan  bk smp 2016,ditjen gtk    revisi final
panduan bk smp 2016,ditjen gtk revisi final
Kahar Muzakkir
 
Buku pegangan gedsi
Buku pegangan gedsiBuku pegangan gedsi
Buku pegangan gedsi
Jaruki1991
 
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkuluLaporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkuluYohanes Sangkang
 
Panduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegakPanduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegak
smpn4
 
Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
Eko Supriyadi
 
Kumpulan materi sku pandega uny
Kumpulan materi sku pandega unyKumpulan materi sku pandega uny
Kumpulan materi sku pandega uny
Ahmad Fatullah
 
Kbk smp 08. pendidikan jasmani
Kbk smp 08. pendidikan jasmaniKbk smp 08. pendidikan jasmani
Kbk smp 08. pendidikan jasmaniJasmin Jasin
 
Buku 9 panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp te...
Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp te...Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp te...
Buku 9 panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp te...
Nandang Sukmara
 

What's hot (19)

Percepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsiPercepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsi
 
Kbk sd d. pendidikan agama hindu
Kbk sd d. pendidikan agama hinduKbk sd d. pendidikan agama hindu
Kbk sd d. pendidikan agama hindu
 
1 buku-panduan-prakerin-tkj-smkn-6-2019
1 buku-panduan-prakerin-tkj-smkn-6-20191 buku-panduan-prakerin-tkj-smkn-6-2019
1 buku-panduan-prakerin-tkj-smkn-6-2019
 
3 buku-panduan-prakerin-bc-smkn-6-2019
3 buku-panduan-prakerin-bc-smkn-6-20193 buku-panduan-prakerin-bc-smkn-6-2019
3 buku-panduan-prakerin-bc-smkn-6-2019
 
Laporan magang I lp3l
Laporan magang I lp3l Laporan magang I lp3l
Laporan magang I lp3l
 
Ping pong sekolah menengah
Ping pong sekolah menengahPing pong sekolah menengah
Ping pong sekolah menengah
 
Kbk sd 07. pendidikan jasmani
Kbk sd 07. pendidikan jasmaniKbk sd 07. pendidikan jasmani
Kbk sd 07. pendidikan jasmani
 
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...
 
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkuluLaporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
 
Kbk sma 07. pendidikan jasmani
Kbk sma 07. pendidikan jasmaniKbk sma 07. pendidikan jasmani
Kbk sma 07. pendidikan jasmani
 
panduan bk smp 2016,ditjen gtk revisi final
panduan  bk smp 2016,ditjen gtk    revisi finalpanduan  bk smp 2016,ditjen gtk    revisi final
panduan bk smp 2016,ditjen gtk revisi final
 
Buku pegangan gedsi
Buku pegangan gedsiBuku pegangan gedsi
Buku pegangan gedsi
 
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkuluLaporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
 
Panduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegakPanduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegak
 
Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
 
Kumpulan materi sku pandega uny
Kumpulan materi sku pandega unyKumpulan materi sku pandega uny
Kumpulan materi sku pandega uny
 
Kbk smp 08. pendidikan jasmani
Kbk smp 08. pendidikan jasmaniKbk smp 08. pendidikan jasmani
Kbk smp 08. pendidikan jasmani
 
Buku 9 panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp te...
Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp te...Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp te...
Buku 9 panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp te...
 
Bola tampar sekolah menengah
Bola tampar sekolah menengahBola tampar sekolah menengah
Bola tampar sekolah menengah
 

Similar to PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS

Kbk sd 05. pengetahuan alam
Kbk sd 05. pengetahuan alamKbk sd 05. pengetahuan alam
Kbk sd 05. pengetahuan alamJasmin Jasin
 
Kontrol Refrijerasi dan Tata Udara
Kontrol Refrijerasi dan Tata  Udara Kontrol Refrijerasi dan Tata  Udara
Kontrol Refrijerasi dan Tata Udara
lombkTBK
 
Kbk sma 14. biologi
Kbk sma 14. biologiKbk sma 14. biologi
Kbk sma 14. biologiJasmin Jasin
 
Kbk smp 06. pengetahuan alam
Kbk smp 06. pengetahuan alamKbk smp 06. pengetahuan alam
Kbk smp 06. pengetahuan alamJasmin Jasin
 
Pengembangan diri smp
Pengembangan diri smpPengembangan diri smp
Pengembangan diri smpDaengMacora66
 
Kbk sd a. pendidikan agama islam
Kbk sd a. pendidikan agama islamKbk sd a. pendidikan agama islam
Kbk sd a. pendidikan agama islamJasmin Jasin
 
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian BerkelanjutanBuku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Guru Online
 
Pedoman CSR bidang lingkungan
Pedoman CSR bidang lingkunganPedoman CSR bidang lingkungan
Pedoman CSR bidang lingkungan
Andi Wahyudin
 
Pedoman csr bidang lingkungan
Pedoman csr bidang lingkunganPedoman csr bidang lingkungan
Pedoman csr bidang lingkunganAndi Wahyudin
 
MODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdf
MODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdfMODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdf
MODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdf
YaNa79201
 
k3LH dan Budaya Kerja.pdf
k3LH dan Budaya Kerja.pdfk3LH dan Budaya Kerja.pdf
k3LH dan Budaya Kerja.pdf
abdulkhalikamrullah1
 
Fis 01-sistem-satuan-dan-pengukuran
Fis 01-sistem-satuan-dan-pengukuranFis 01-sistem-satuan-dan-pengukuran
Fis 01-sistem-satuan-dan-pengukuran
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Modul 1 cetak
Modul 1 cetakModul 1 cetak
Modul 1 cetak
pjj_kemenkes
 
Kbk smp b. pendidikan agama katolik
Kbk smp b. pendidikan agama katolikKbk smp b. pendidikan agama katolik
Kbk smp b. pendidikan agama katolikJasmin Jasin
 
Kbk sma b. pendidikan agama katolik
Kbk sma b. pendidikan agama katolikKbk sma b. pendidikan agama katolik
Kbk sma b. pendidikan agama katolikJasmin Jasin
 
Model pendidikan-kecakapan-hidup
Model pendidikan-kecakapan-hidupModel pendidikan-kecakapan-hidup
Model pendidikan-kecakapan-hidup
Iyizz Hatikecil
 
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANANETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
pjj_kemenkes
 
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANANETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
pjj_kemenkes
 

Similar to PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS (20)

Kbk sd 05. pengetahuan alam
Kbk sd 05. pengetahuan alamKbk sd 05. pengetahuan alam
Kbk sd 05. pengetahuan alam
 
Kontrol Refrijerasi dan Tata Udara
Kontrol Refrijerasi dan Tata  Udara Kontrol Refrijerasi dan Tata  Udara
Kontrol Refrijerasi dan Tata Udara
 
Kbk sma 14. biologi
Kbk sma 14. biologiKbk sma 14. biologi
Kbk sma 14. biologi
 
Kbk smp 06. pengetahuan alam
Kbk smp 06. pengetahuan alamKbk smp 06. pengetahuan alam
Kbk smp 06. pengetahuan alam
 
Panduan SD Bertaraf Internasional
Panduan SD Bertaraf InternasionalPanduan SD Bertaraf Internasional
Panduan SD Bertaraf Internasional
 
Pengembangan diri smp
Pengembangan diri smpPengembangan diri smp
Pengembangan diri smp
 
Kbk sd a. pendidikan agama islam
Kbk sd a. pendidikan agama islamKbk sd a. pendidikan agama islam
Kbk sd a. pendidikan agama islam
 
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian BerkelanjutanBuku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
 
Pedoman CSR bidang lingkungan
Pedoman CSR bidang lingkunganPedoman CSR bidang lingkungan
Pedoman CSR bidang lingkungan
 
Pedoman csr bidang lingkungan
Pedoman csr bidang lingkunganPedoman csr bidang lingkungan
Pedoman csr bidang lingkungan
 
MODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdf
MODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdfMODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdf
MODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdf
 
Kbk sma 13. kimia
Kbk sma 13. kimiaKbk sma 13. kimia
Kbk sma 13. kimia
 
k3LH dan Budaya Kerja.pdf
k3LH dan Budaya Kerja.pdfk3LH dan Budaya Kerja.pdf
k3LH dan Budaya Kerja.pdf
 
Fis 01-sistem-satuan-dan-pengukuran
Fis 01-sistem-satuan-dan-pengukuranFis 01-sistem-satuan-dan-pengukuran
Fis 01-sistem-satuan-dan-pengukuran
 
Modul 1 cetak
Modul 1 cetakModul 1 cetak
Modul 1 cetak
 
Kbk smp b. pendidikan agama katolik
Kbk smp b. pendidikan agama katolikKbk smp b. pendidikan agama katolik
Kbk smp b. pendidikan agama katolik
 
Kbk sma b. pendidikan agama katolik
Kbk sma b. pendidikan agama katolikKbk sma b. pendidikan agama katolik
Kbk sma b. pendidikan agama katolik
 
Model pendidikan-kecakapan-hidup
Model pendidikan-kecakapan-hidupModel pendidikan-kecakapan-hidup
Model pendidikan-kecakapan-hidup
 
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANANETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
 
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANANETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
 

Recently uploaded

Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 

Recently uploaded (20)

Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 

PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS

  • 1. MODUL PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS Oleh: NUR LAILIATUL FITRIYAH 2012_b Pend.Ekonomi SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) KELAS X SEMESTER 1 (GANJIL)
  • 2. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas karunia dan hidayah-Nya kami dapat menyusun modul Kejuruan Akuntansi megenai pengantar ekonomi.Dimana dalam kompetensi dasar tersebut membahas tentang ilmu ekonomi, kelangkaan (hubungan antara sumber daya dengan kebutuhan manusia), masalah ekonomi, pelaku-pelaku kegiatan ekonomi, perilaku konsuman dan produsen, teori perilaku kepuasan. Modul ini disusun untuk membantu guru memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran.Sajian modul ini meliputi : pemahaman materi dan latihan soal-soal.Dengan perlengkapan tersebut diharapkan dapat mendampingi siswa dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) dengan baik. Dengan demikian modul ini kami susun,tidak lupa juga kami haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua ,guru, dan pendamping kami yang selalu membimbing,mendukung,dan memberi masukan ilmu dan pengetahuan kepada kami. Namun demikian pula kami merasa ada banyak kekurangan dalam penyusuna modul ini.Hal ini karena keterbatasan kami sebagai manusia biasa.Untuk itu,kami mohon maaf sebesar- besarnya jika ada kesalahan dalam penyusunan modul ini.Dan kami berharap semoga modul ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penyusunnya. Salam Penulis,
  • 3. DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar isi Tinjauan Modul MODUL 1 1.1 Memahami nilai-nilai keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari- hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi 3.1 Memahami sejarah perkembangan ruang lingkup, dan jenis ilmu ekonomi 4.1 Mengklasifikasi ruang lingkup ekonomi pada berbagai kegiatan usaha Kegiatan Belajar 1 Ilmu Ekonomi......................................................... 1.1. Tujuan K3 ........................................................................................................ 1.2. Syarat-syarat K3 .............................................................................................. 1.3. Ruang lingkup K3 ........................................................................................... 1.4. Jenis-jenis bahaya di tempat kerja ................................................................... 1.5. Tanda-tanda peringatan bahaya di tempat kerja .............................................. 1.6. Mengidentifikasi situasi yang membahayakan ................................................ 1.7. Mengikuti tanda-tanda bahay .......................................................................... Latihan Soal................................................................................................ MODUL 2 1.2 Mendeskripsikan kebesaran Tuhan yang menciptakan berbagai sumber energi di alam 2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip dan keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium lingkungan 3.2 Menganalisis kelangkaan (hubungan antara sumber daya dengan kebutuhan manusia) dan strategi untuk mengatasi kelangkaan sumber daya 4. 2 Mengevaluasi berbagai kelangkaan sumberdaya di lingkungannya dan pemecahan masalah kelangkaan. Kegiatan Belajar 2 2.1. Melaksanakan Prosedur K3 .............................................................................. 2.2. Dasar hukum K3 ............................................................................................... 2.3. Faktor resiko di tempat kerja ............................................................................ 2.4. Intruksi kerja pengendalian resiko .................................................................... 2.5. Prosedur Kerja ..................................................................................................
  • 4. 2.6. Prosedur pencegahan gangguan K3 .................................................................. 2.7. Beberapa APD .................................................................................................. 2.8. Penerapan SOP K3 ........................................................................................... 2.9. Membuat laporan mengenai kejadian pencurian .............................................. Latihan Soal …………………………………................................................ MODUL 3 1.3 Mengamalkan nilai-nilai keimanan sesuai dengan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. 3.3 Menganalisis masalah pokok ekonomi dan alternatif pemecahannya melalui berbagai sistem ekonomi 4.3 Mengevaluasi masalah ekonomi yag terdapat di lingkungan dan menentukan upaya pemecahannya. Kegiatan Belajar 4 3.1. Pengertian Lingkungan Hidup .......................................................................... 3.2. Norma-norma lingkungan hidup ....................................................................... 3.3. Pengertian kesehatan ......................................................................................... 3.4. Pengertian lingkungan ....................................................................................... 3.5. Pengertian kesehatan lingkungan ...................................................................... 3.6. Ruang lingkup Kesehatan lingkungan ............................................................... 3.7. Sasaran kesehatan lingkungan ........................................................................... 3.8. Sejarah kesehatan lingkungan .......................................................................... 3.9. Masalah-maslah kesehatan lingkungandi Indonesian ....................................... 3.10. Penyebab masalah kesehatan lingkungan di Indonesia .................................... 3.11.Hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehan masyarakat di perkotaan dan pemukiman ................................................................................ Latihan soal ..................................................................................................... MODUL 4 3.4 Model dan pelaku ekonomi 4.4 Mengklasifikasi model dan pelaku ekonomi Kegiatan Belajar 4 4.1. Pengertian Pertolongan pertama ........................................................................ 4.2. Pengertian Medis dasar ................................................................................. 4.3. Pelaku Pertolongan pertama .............................................................................. 4.4. Tujuan pertolongan pertama .............................................................................. 4.5. Dasar Hukum ..................................................................................................... 4.6. Pearalatan pelaku pertolongan pertama ........................................................... 4.7. Menentukan langkah-langkah dalam situasi darurat ....................................... 4.8. Mengoprasikan perlengkapan situasi darurat .................................................. 4.9. Apresiatif terhadap pencegahan terjadinya situasi darurat .............................. 4.10. Penanganan situasi darurat sesuai SOP .......................................................... Latihan soal ................................................................................................. MODUL 5 3.5 Memahami perilaku konsumen dan produsen serta peranannya dalam kegiatan ekonomi 4.5 Mengevaluasi perilaku konsumen dan produsen terkait dengan masalah ekonomi Kegiatan Belajar 5
  • 5. MODUL 6 3.6 Mendeskripsikan teori kepuasan berdasarkan Hukum Gossen. 4.6 Mengklasifikasi berbagai tingkat kepuasan konsumen berdasarkan karakteristiknya. Kegiatan Belajar 6 Daftar Pustaka
  • 6. A. TUJUAN Dengan adanya modul ini diharapkan dapat memberikan bekal kepada siswa tentang ilmu Keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup. Oleh karena itu setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta didik mampu : 1. Mengidentifikasi keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja dengan jujur 2. Mengidentifikasi prinsip keselamatan dan kesehatan kerja dengan aman dengan jujur 3. Mengikuti prosedur keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja dengan benar sesuai dengan perusahaan yang relevan dengan peraturan pemerintah dan syarat-syarat asuransi dengan tanggungjawab. 4. Mengidentifikasi dan melaporkan pelanggaran prosedur keamanan,keselamatan dan kesehatan kerja dengan tanggungjawab. 5. Melaporkan segala bentuk perilaku dan kejadian-kejadian yang mencurigakan kepada pihak yang berwenang dengan jujur dan disiplin. 6. Memahami konsep lingkungan hidup melalui peduli lingkungan 7. Menerapkan prinsip Keselamatan, Kesehatan Kerja yang cinta damai dan berwawasan lingkungan hidup 8. Menerapkan konsep lingkungan hidup sesuai dengan tanggungjawab 9. Prinsip Keselamatan, Kesehatan Kerja yang berwawasan lingkungan hidup sesuai dengan tanggungjawab B. MANFAAT Modul ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada siswa sebagai berikut : 1. Menambah wawasan kepada siswa mengenai Keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup. 2. Mengetahui prosedur-prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup. 3. Meningkatkan keterampilan siswa dalam menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup C. STRATEGI Agar dapat diperoleh hasil yang maksimal dalam pembelajaran modul ini,maka para siswa perlu mengikuti petunjuk sebagai berikut : 1. Judul Pembelajaran 2. Kompetensi dasar dan standar kompetensi 3. Tujuan pembelajaran 4. Materi pembelajaran 5. Lembar kegiatan siswa 6. Uji kompetensi 7. Rangkuman 8. Latihan soal ulangan harian TINJAUAN MODUL
  • 7. D. HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Pemahaman tentang keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja dan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja dengan aman. 2. Pemahaman Prosedur keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja sesuai dengan perusahaan yang relevan dengan pemerintah dan syarat-syarat asuransi 3. Pemahaman Pelanggaran prosedur keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja dan situasi darurat sesuai dengan SOP 4. Mengetahui UU Ketenagakerjaan. 5. Pemahaman Konsep lingkungan hidup dan Prinsip Keselamatan, Kesehatan Kerja yang berwawasan lingkungan hidup E. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Petunjuk Bagi Siswa Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang dilaksanakan antara lain: a. Baca dan fahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing- masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru atau instruktur yang bersangkuatan b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materimateri yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek perhatikanlah hal-hal berikut ini: 1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku 2) Pahami setiap langkah (prosedur praktikum) dengan baik 3) sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat. 4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar 5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta izin guru atau instruktur terlebih dahulu. 6) Setelah sesuai praktek, kembalikan alat dan bahan ketempat semula. d. Apabila belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang bersangkutan. 2. Peran Guru Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk: a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar c. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru, dan menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e. Mengorganisasikan kegitan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli atau pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
  • 8. PENDAHULUAN Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja. Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan. Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan perundangan- undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada. Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar terjalan dengan baik.
  • 9. 1. Mendiskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja ( K3) Kegiatan Belajar 1 Mendiskripsikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 1.1. Pengertian K3 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Menurut Suma’mur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja . Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang. Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit- penyakit/gangguan –gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum. Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan. Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut : a. Sasarannya adalah manusia b. Bersifat medis.
  • 10. Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya. Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin. Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni : 1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik / anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan). 2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku. 3. pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi, dan 4. genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia. Demikian pula status kesehatan pekerja sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang terganggu kesehatannya”. Menurut Suma’mur (1976) Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/ masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/ gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum. Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, danproses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan(Sumakmur, 1993). Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut : a. Sasarannya adalah lingkungan kerja b. Bersifat teknik. Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam macam ; ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and Health. Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Pengertian Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.
  • 11. Dari segi dunia usaha diperlukan produktivitas dan daya saing yang baik agar dapat berkiprah dalam bisnis internasional maupun domestik. Salah satu faktor yang harus dibina sebaik-baiknya adalah implementasi K3 dalam berbagai aktivitas masyarakat khususnya dalam dunia kerja. Pengertian Hampir Celaka, yang dalam istilah safety disebut dengan insiden (incident), ada juga yang menyebutkan dengan istilah “near-miss” atau “near-accident”, adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana dengan keadaan yang sedikit berbeda akan mengakibatkan bahaya terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses kerja. Bagaimana K3 dalam perspektif hukum? Ada tiga aspek utama hukum K3 yaitu norma keselamatan, kesehatan kerja, dan kerja nyata. Norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga yang disebabkan oleh kelalaian kerja serta lingkungan kerja yang tidak kondusif. Konsep ini diharapkan mampu menihilkan kecelakaan kerja sehingga mencegah terjadinya cacat atau kematian terhadap pekerja, kemudian mencegah terjadinya kerusakan tempat dan peralatan kerja. Konsep ini juga mencegah pencemaran lingkungan hidup dan masyarakat sekitar tempat kerja.Norma kesehatan kerja diharapkan menjadi instrumen yang mampu menciptakan dan memelihara derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya. 1.2. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan. c) Mencegah/ mengurangi kematian. d) Mencegah/mengurangi cacat tetap. e) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lainsebagainya. f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya. g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi lainnya. h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja. i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi: a) Manusia (pekerja dan masyarakat) b) Benda (alat, mesin, bangunan dll) c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh tumbuhan). 1.3. Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syaratsyarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
  • 12. d)Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya e) Memberi pertolongan pada kecelakaan f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora. h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan. i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban. k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja. l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang, tanaman atau barang. m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. n) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang. o) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. p) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambahtinggi. 1.4. Ruang Lingkup K3 Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990) : a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang dikerjakan. b. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi : 1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian 2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan 3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial. 4) Proses produksi 5) Karakteristik dan sifat pekerjaan 6) Teknologi dan metodologi kerja c. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa. d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut bertanggung jawab atas keberhasilan usaha hyperkes. 1.5. Jenis-jenis Bahaya di Tempat Kerja Kondisi bahaya di tempat kerja memiliki 2 sifat: 1. Bahaya khusus
  • 13. Bahaya khusus adalah bahaya yang timbul dari sarana dan prasarana 2. Bahaya umum Adalah bahaya yang timbu dari diri seseorang 1.6. Tanda-tanda Peringatan Bahaya di Tempat Kerja Tanda Peringatan Bahaya Untuk Pencegahan (Preventif) Tanda peringatan tersebut misalnya sebagai berikut: · Peringatan bahaya dengan warna sebagai tanda perhatian · Peringatan bahaya dengan tanda gambar · Peringatan bahaya dengan cara labelling · Pringatan bahaya dengan himbauan · Peringatan bahaya dengan bahasa tubuh Tanda Peringatan Terjadinya Bahaya di Tempat Kerja Pada zaman sekarang terdapat dua jenis sistem yang digunakan untuk tanda terjadinya bahaya. Tanda tersebut adalah: a. Sistem manual adalah system yang menggunakan manusia b. Sistem digital adalah system yang menggunakan tenaga computer Jenis-jenis Peralatan Peringatan Bahaya Contohnya: 1. Alarm kebakaran 2. Bunyi sirine ambulance 3. Alarm kebocoran gas 4. Alarm pencurian 5. Suara tembakan peringatan Perlengkapan situasi Darurat Kebakaran  Alat pemadam kebakaran dengan bahan kimia kering  Alat pemadam kebakaran dengan menggunakan karbondioksida 1.7. Mengidentifikasi Situasi Yang membahayakan Ditinjau dari segi lingkungan kerja, kondisi berbahaya di lingkungan kerja dapat timbul dari: Lingkungan khusus (teknis) Bahaya ini merupakan potensi bahaya yang terkandung dari lingkungan kerja.  Lingkungan umum (nonteknis) Bahaya ini ditimbulkan dari sikap kerja dan tindakan pekerja. 1.8. Mengikuti Tanda-tanda Bahaya di Tempat Kerja Mengikuti tanda-tanda bahaya di tempat kerja merupakan hak dan kewajiban bagi karyawan.  Kewajiban tenaga kerja terhadap tanda-tanda bahaya di tempat kerja  Memenuhi dan mentaati peraturan dan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku di perusahaan  Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan  Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan dan kesehatan kerja.  Hak tenaga kerja terhadap tanda-tanda bahaya di tempat kerja
  • 14.  Meminta kepada pimpinan atau pengurus agar dilaksanakannya semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan di tempat kerja  Menyatakan keberatan melakukan pekerjaan bila syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat perlindungan diri yang diwajibkan tidak memenuhi syarat. Kerugian yang dialami akibat tidak mengikuti tanda-tanda peringatan bahaya di tempat kerja. Kerugian dari segi ekonomis · Terjadinya kerusakan mesin · Biaya pengobatan dan perawatan korban · Tunjangan kecelakaan · Hilangnya waktu kerja · Menurunnya jumlah dan mutu produk Kerugian dari segi nonekonomis · Luka/cedera yang dialami tenaga kerja · Ketidakstabilan kondisi badan · Kematian Latihan Soal 1. Jelaskan pengertian dan tujuan dari keselamatan, kesehatan kerja? 2. Timbulnya bahaya di suatu lingkungan ditinjau dari segi lingkungan kerja dapat ditimbulkan oleh apa saja? 3. Menurut Blum 1981 faktor apa saja yang menentukan status kesehatan seseorang? 4. Menurut Sumakmur 1993 apa yang dimaksud dengan keselamtan kerja? 5. Sebutkanlah syarat-syarat K3? (minimal 3)
  • 15. 2. Melaksanakan Prosedur K3 Kegiatan Belajar : 2 2.1. Melaksanakan prosedur K3 Setiap organisasi perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan : manajemennya nerapan K3 mekanisme pen dukung yang diperlukan mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran K3. pen cegahan. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem K3 secara berkesinambungan de ngan tujuan meningkatkan kinerja. Kebijakan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di era global 1. Dalam bidang pengorganisasian Di Indonesia K3 ditangani oleh 2 departemen : departemen Kesehatan dan departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Pada Depnakertrans ditangani oleh Dirjen (direktorat jendral) Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan, dimana ada 4 Direktur : 1. Direktur Pengawasan Ketenagakerjaan 2. Direktur Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak 3. Direktur Pengawasan Keselamatan Kerja, yang terdiri dari Kasubdit ;Kasubdit mekanik, pesawat uap dan bejana tekan.Kasubdit konstruksi bangunan,instalasi listrik dan penangkal petir,Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian keselamatan ketenagakerjaan 4. Direktur Pengawasan Kesehatan Kerja, yang terdiri dari kasubdit ;Kasubdit Kesehatan tenaga kerja,Kasubdit Pengendalian Lingkungan Kerja,Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian kesehatan kerja. Pada Departemen Kesehatan sendiri ditangani oleh Pusat Kesehatan Kerja Depkes. Dalam upaya pokok Puskesmas terdapat Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang kiprahnya lebih pada sasaran sektor Informal (Petani, Nelayan, Pengrajin, dll) 2. Dalam bidang regulasi Regulasi yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah sudah banyak, diantaranya :
  • 16. 1. UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 2. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 3. KepMenKes No 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. 4. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja. 5. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan. 6. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan K3 Bagi Tenaga Paramedis Perusahaan. 7. Keputusan Menaker No Kep 79/MEN/2003 tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja. 3. Dalam bidang pendidikan Pemerintah telah membentuk dan menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan tenaga Ahli K3 pada berbagai jenjang Pendidikan, misalnya : 1. Diploma 3 Hiperkes di Universitas Sebelas Maret 2. Strata 1 pada Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya peminatan K3 di Unair, Undip,dll dan jurusan K3 FKM UI. 3. Starta 2 pada Program Pasca Sarjana khusus Program Studi K3, misalnya di UGM, UNDIP, UI, Unair. Pada beberapa Diploma kesehatan semacam Kesehatan Lingkungan dan Keperawatan juga ada beberapa SKS dan Sub pokok bahasan dalam sebuah mata kuliah yang khusus mempelajari K3. 2.2. Dasar Hukum untuk penerapan keselamatan, kesehatankerja * UU no.13/2003 Pasal 86 (1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas: a. Keselamatan & kesehatan kerja b. Moral & kesusilaan c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat & martabat manusia d. untuk melindungi keselamatan kerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya K3. (2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) & ayat (2) dilaksanakn sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. * UU no.14/1969 Pasal 9 Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas:
  • 17. 1. Keselamatan 2. Kesehatan 3. kesusilaan 4. pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia & moral agama Pasal 10 Pemerintah membina norma perlindungan tenaga kerja yang meliputi : 1. Norma keselamatan kerja 2. Norma kesehatan kerja 3. Norma kerja 4. Pemberian ganti kerugian, perawatan & rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja * UU no.1/1970 1. Agar pekerja & setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja selalu berada dalam keadaan sehat & selamat. 2. Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai & digunakan secara aman & efisien. 3. Agar proses produksi berjalan secara lancar tanpa hambatan. * UU no.3/1992 1. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja & pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. 2. Jaminan kecelakaan kerja Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan kecelakaan kerja meliputi: 1. Biaya pengangkutan. 2. Biaya pemeriksaan pengobatan dan/atau perawatan. 3. Biaya rehabilitasi. 4. Santunan berupa uang meliputi : a. Santunan sementara tidak mampu bekerja. b. Santunan cacat sebagian untuk selamanya. c. Santunan cacat total untuk selamanya baik fisik maupun mental. d. Santunan kematian 2.3. Kecelakaan kerja 1.Pengertian Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan adalah
  • 18. suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. 2. Penyebab kecelakaankerja Secara umum, ada dua sebab terjadinya kecelakaan kerja, yaitu penyebab dasar (basic causes), dan penyebab langsung (immediate causes) a. Penyebab Dasar 1) Faktor manusia/pribadi, antara lain karena : kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologis kurangny/lemahnya pengetahuan dan ketrampilan/keahlian. stress motivasi yang tidak cukup/salah 2) Faktor kerja/lingkungan, antara lain karena : tidak cukup kepemimpinan dan atau pengawasan tidak cukup rekayasa (engineering) tidak cukup pembelian/pengadaan barang tidak cukup perawatan (maintenance) tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan berang-barang/bahan-bahan. tidak cukup standard-standard kerja penyalahgunaan b. Penyebab Langsung 1) Kondisi berbahaya (unsafe conditions/kondisi-kondisi yang tidak standard) yaitu tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya (Budiono, Sugeng, 2003) :  Peralatan pengaman/pelindung/rintangan yang tidak memadai atau tidak memenuhi syarat.  Bahan, alat-alat/peralatan rusak  Terlalu sesak/sempit  Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang mamadai  Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan  Kerapihan/tata-letak (housekeeping) yang buruk  Lingkungan berbahaya/beracun : gas, debu, asap, uap, dll Bising  Paparan radiasi  Ventilasi dan penerangan yang kurang 2) Tindakan berbahaya (unsafe act/tindakan-tindakan yang tidak standard) adalah tingkah laku, tindak-tanduk atau perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya (Budiono, Sugeng, 2003) :  Mengoperasikan alat/peralatan tanpa wewenang.  Gagal untuk memberi peringatan.  Gagal untuk mengamankan.
  • 19.  Bekerja dengan kecepatan yang salah.  Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi  Memindahkan alat-alat keselamatan.  Menggunakan alat yang rusak.  Menggunakan alat dengan cara yang salah.  Kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan diri secara benar. 2.4. Faktor Risiko di Tempat Kerja Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan kerja, seperti disebutkan diatas, dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya serta resiko yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan serta lingkungan disamping faktor manusianya. Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut resiko. Baik hazard maupun resiko tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya pengendaliannya dilaksanakan dengan baik. Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh: 1. Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan 2. Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya. 3. lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik, maupun aspek psikososial. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlu mengembangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sektor kesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, akan terpajan dengan resiko bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis pekerjaannya. 2.5. Instruksi Kerja Pengendalian Resiko Dalam melaksanakan pekerjaan, kecelakaan dapat terjadi secara tak terduga. Untuk menghindari dan meminimalkan terjadinya kecelakaan maka perlu disusun instruksi kerja. Pembuatan instruksi kerja disesuaikan dengan keadaan peralatan yang dipakai. Ada beberapa hal yang harus dilakukan atau disiapkan oleh perusahaan untuk menghindari ter jadinya kecelakaan kerja, antara lain :
  • 20. bengkel atau ruangan dibuatkan tata tertib yang harus dipatuhi oleh semua orang yang akan masuk ke dalam lab atau ruangan. Didalam tata tertib tersebut perlu dijelaskan hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta ancaman sanksi yang akan dikenakan jika melanggar tata tertib. Setiap alat yang dioperasikan dengan menggunakan mesin harus dibuatkan instruksi kerjanya. Instruksi kerja tersebut langsung ditempelkan pada alat atau di tempat-tempat tertentu sedemiki an rupa, sehingga setiap operator alat yang akan menggunakan alat dapat membaca petunjulk peng operasian alat. Hal ini untuk meng hindari terjadinya kesalahan prosedur dalam pengoperasian alat. Selain itu, dengan adanya pe tunjuk pengoperasian maka siapa pun yang akan mengoperasikan alat tersebut dapat terhindar dari kecelakaan yang dapat menyebabkan kecelakaan operator atau kerusakan alat. -poster keselamatan kerja dan label-label yang me nunjukkan bahaya kecelakaan yang mungkin saja terjadi. Pem buatan label dan poster tersebut harus dibuat sedemikian rupa se hingga mudah dibaca bagi setiap orang. -bahan berbahaya seperti bahan kimia, fungisida, bakterisida, rodentisida, herbisida, insektisida, pupuk anorganik dan sebagainya, diberikan label dan tanda dengan menggunakan lambang atau tulisan peringatan pada wadah adalah suatu tindakan pencegahan yang sangat penting. Aneka label dan pemberian tanda, diberikan sesuai dengan sifat ba han yang ada. Beberapa label dan pemberian tanda dapat dipakai dengan menggunakan lambang yang sudah diketahui secara umum. Dengan demikian masya rakat mudah mengenal dan me respon maksud dan tujuan label atau tanda atau lambang yang telah dipasang. 2.6. Prosedur Kerja Bekerja adalah melakukan suatu pekerjaan baik secara bersama-sama atau sendiri dalam suatu wadah yang disebut dengan organisasi atau pabrik/perusahaan. Tentunya para pekerja dalam melakukan pekerjaan itu aman dan tertib sesuai dengan harapan dari pekerja juga perusahaan itu sendiri. Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan Prosedur Kerja yang aman dan tertib.Prosedur kerja yang aman dan tertib dapat dilakukan dengan : a. Menetapkan standar K3 b. Menetapkan tata tertib yang harus dipatuhi. c. Menetapkan peraturan-peraturan. Dalam menentukan standar K3 harus disesuiakan dengan keadaan dan kebutuhan atau kapasitas yang ada di perusahaan tersebut tetapi tetap harus mengacu pada peraturan
  • 21. perundangan yang berlaku, baik secara nasional maupun internasional. Penetapan tata tertib erat kaitannya dengan peraturan – peraturan yang berlaku di perusahaan yang biasanya dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan oleh pekerja. Dengan adanya tata tertib dan peraturan yang dibuat diharapkan para pegawai mentaatinya, sehingga timbul sikap disiplin dan tanggung jawab dalam bekerja. 2.7. Prosedur Pencegahan Gangguan K3 Prosedur Pencegahan Gangguan K3 bertujuan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akikbat kerja di tempat kerja dan menjamin ; a. Bahwa setiap tenaga kerja dan orang lainnya ditempat kerja dalam keadaan selamat dan sehat. b. Bahwa setiap sumber produksi dipergunakan secara aman dan efisien. c. Bahwa proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Kondisi diatas dapat tercapai bila kecelakaan termasuk kebakaran, peledakkan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi secara terpadu. Langkah – langkah pencegahan yang dapat ditempuh untuk menaggulangi kecelakaan kerja Menurut ILO (Intenarnational Labour Organization ) antara lain : 1. Peraturan Perundang-undangan Peraturan perundang-undangan yang memberikan ketentuan dan persyaratan K3 yang selalu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi (Up to date); penerapan ketentuan dan persyaratan dalam peraturan perundang-undangan diberlakukan sejak tahap rekayasa; Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 langsung ditempat kerja. 2. Standarisasi Baik buruknya K3 ditempat kerja diketahui melalui pemenuhan standar K3. 3. Inspeksi Dilakukan kegiatan dalam rangka pemeriksaan dan pengujian terhadap tempat kerja, mesin, alat dan instalasi, apakah masih memenuhi terhadap ketentuan dan persyaratan K3. 4. Riset. Riset yang dapat dilakukan antara lain : Teknis, medis, psychologis, dan statistic untuk menunjang tingkat kemajuan di bidang K3 sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. 5. Pendidikan dan Latihan Dipergunakan untuk meningkatkan kesadaran akan arti pentingnya K3 disamping untuk
  • 22. meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan K3. 6.Persuasi Merupakan suatu cara pendekatan K3 secara pribadi tanpa menerapkan sangsi-sangsi. 7. Asuransi Jaminan kesehatan dengan pembayaran premi yang semakin rendah bagi perusahaan yang memenuhi persyaratan K3 dan tingkat keparahan dan sering terjadinya kecelakaan yang kecil. 8. Penerapan K3 ditempat kerja Memberikan manfaat yang besar dalam proses kegiatan dalam lingkungan kerja Konsep yang lain sering juga diterapkan dipeusahaan antara lain : 1. Penaturan Jam Kerja. Jam kerja normal 40 jam perminggu. Untuk beban kerja 24 jam perhari perlu diatur dengan shift dan kerja lembur dan sewajarnya bila pekerja mendapatkan perlindungan khusus misalnya gaji ekstra, bonus dan sebagainya. 2. Daya Tahan Tubuh Pekerja. Untuk mendukung daya tahan tubuh pekerja perlu diupayakan gizi, menu makanan yang baik, gerak badan harus menjadi persyaratan pokok untuk menjaga agar badan dan pikiran menjadi efisien dan produktif. 3. Pemeriksaan Kesehatan. Pemeriksaaan Kesehatan mutlak dilakukan untuk menentukan apakah pekerja serasi dengan pekerjaannya,baik secara fisik maupun mental. 4. Pemeriksaan kesehatan secara berkala. Pemeriksaan kesehatan secara berkala/berulang, yaitu untuk mengevaluasi apakah factor- faktor penyebabnya telah menimbulkan gangguan atau kelainan pada tubuh pekerja atau tidak. 5. Pendidikan tentang K3 Pendidikan K3 harus diberikan secara kontinyu agar tetap waspada dalam menjalankan pekerjaan. 6. Memberikan Informasi/Penerangan sebelum bekerja. Penting dilakukan agar para kerja mengetahui, mentaati peraturan dan bersikap hati-hati. 7. Pakaian pelindung. Menggunakan pakaian pelindung saat melaksanakan pekerjaan yang berbahaya terhadap tubuh. Misalnya memakai masker, kacamata, sarung tangan, sepatu, topi, pakaian khusus dll.
  • 23. 8. Isolasi. Mengisolasi pekerjaan yang membahayakan. Misalnya mesin yang bising, pencampuran bahan kimia, dll. 9. Ventilasi setempat Memberikan alat untuk menghisap udara ditempat tertentu agar bahan dari suatu tempat bisa dialirkan keluar. 10. Ventilasi Umum. Mengalirkan udara keluar agar kadar dari bahan yang berbahaya bisa lebih rendah dari Nilai Ambang Batas (NAB) 11. Substitusi Mengganti bahan berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya. 12. Pencegahan terjadinya kecelakaan merupakan langkah yang efektif. 2.8. BEBERAPA APD: 1. Sarung tangan lateks. Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan dapat merembes. Bila kan melakukan tindakan lainnya yang memerlukan sarung tangan kerja, maka sebaiknya sarung tangan lateks dipakai terlebih dahulu. 2. Kecamata pelindung Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun mencegah cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat melakukan pertolongan 3. Baju pelindung Penggunaannya kurang popular di Indonesia, gunanya adalah untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju penolong. 4. Masker penolong Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui udara. 5. Masker Resusitasi Diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru. 6. Helm Dipakai bila akan bekerja ditempat yang rawan akan jatuhnya benda dari atas. Misalnya dalam bangunan runtuh dan sebagainya.
  • 24. 2.9. Penerapan SOP K3 Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja para pekerja serta dalam upaya peningkatan kualitas terhadap tingkat kepuasan pelanggan dari suatu organisasi perusaha an yang menghasilkan produk barang atau jasa maka diperlukan ada nya Standard Operating Procedure (SOP) atau dikenal dengan istilah Prosedur Operasi Standar (POS). Dilihat dari funsinya, SOP berfungsi membentuk sistem dan aliran kerja yang teratur, sistemais dan dapat dipertanggungjawabkan, menggambarkan bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku dan menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan dilakukan. 2.10. Membuat Laporan MengenaiKejadian pencurian Segala bentuk perilaku dan kejadian-kejadian yang mencurigakan harus segera dilaporkan pada orang yang berwenang. Tahap laporannya sebagai berikut: a. Melaporkan pada staf yang berwenang mengenai masalah tersebut di perusahaan baik secara lisan maupun tertulis. b. Staf yang berwenang dari perusahaan segera melaporkan pada kepolisian secaratertulis dan lisan bila masalah tersebut sudah tidak bisa ditanggulangi lagi. Diantara tindak kriminal adalah pencurian. Pelaku pencurian bisa dari karyawan perusahaanmaupun orang luar perusahaan. Barang yang dicuri bisa milik pribadi karyawan maupun milik perusahaan maupun orang luar perusahaan. Tindak pencurian dapat terdeteksi dari alarm anti pencurian yang berbunyi atau melihat kejadian secara langsung. Apabila terjadi pencurian,maka prosedur yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melaporkan kejadian kepada petugas keamanan (satpam0 terdekat dengan segera. b. Memberitahukan kepada bagian informasi/penerangan. c. Memblokir kawasan yang dapat digunakan oleh pencuri untuk melarikan diri. d. Memutar kembali CCTV (circuit televisi) untuk menjelaskan cirri-ciri pencuri. e. Menyiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. f. Membawa tersangka keruang interograsi bersama dengan petugas keamanan. g. Membuat laporan kejadian pencurian. Latihan Soal 1. sebutykanlah tujuan pencegahan dan pengurangan kecelakaan dalam prosedur pencegahan gangguan K3! 2. Apa yang dimaksud dengan kecelakaan? 3. Faktor apa sajakah yang menjadi penyebab dasar dari kecelakaan? 4. Bagaimanakah prosedur 5. Dalam UU no.13/2003Pasal 86 Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas?
  • 25. 3. Menerapkan Konsep Lingkungan Hidup Kegiatan Belajar : 3 3.1. Pengertian Lingkungan Hidup Lingkungan hidup adalah satu kesatuan ekosistem yang saling mendukung satu sama lain.Lingkungan hidup di Indonesia berbanding lurus dengan tingkat pertumbuhan masyarakat Indonesia,baik dalam aspek keilmuan atau intelektualitas,aspek ekonomi,aspek politik,dan aspek sosial budaya. 3.2. Norma-norma Lingkungan Hidup Norma adalah aturan,ukuran,atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai dan membandingkan sesuatu. a. Norma Sosial Norma sosial adalah norma yang dipakai untuk menilai perilaku manusia,terutama terhadap lingkungan hidup,berdasarkan keuatan yang mengikat.Contoh norma sosial adalah cara (usage),kebiasan ( folkways ),tingkah laku ( mores ),dan adat istiadat ( custom ). b. Norma Hukum Indonesia memiliki peraturan hukum berupa Undang-undang khusus mengenai lingkungan hidup,diantaranya :  UU RI No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,pasal 5 dan pasal 8  UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM,pasal 3  Amandemen ke 2 Undang-undang Dasar 1945,pasal 28 H ayat 1,dan  Di Badan Persatuan Bangsa-bangsa ( PBB ) kita telah meratifikasi Protokol Kyoto mengenai lingkungan hidup. 3.3. Pengertian kesehatan a) Menurut WHO Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan. b) Menurut UU No 23 / 1992 ttg kesehatan Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 3.4. Pengertian lingkungan Menurut Encyclopaedia of science & technology (1960) Sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme. Menurut Encyclopaedia Americana (1974) Pengaruh yang ada di atas/sekeliling organisme. Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976)
  • 26. Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu. 3.5. Pengertian kesehatanlingkungan Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Menurut WHO (World Health Organization) Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi, WHO dan Sumengen) Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat. 3.6. Ruang lingkup kesehatanlingkungan Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan : 1) Penyediaan Air Minum 2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran 3) Pembuangan Sampah Padat 4) Pengendalian Vektor 5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia 6) Higiene makanan, termasuk higiene susu 7) Pengendalian pencemaran udara Pengendalian radiasi 9) Kesehatan kerja 10) Pengendalian kebisingan 11) Perumahan dan pemukiman 12) Aspek kesling dan transportasi udara 13) Perencanaan daerah dan perkotaan 14) Pencegahan kecelakaan 15) Rekreasi umum dan pariwisata 16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk. 17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan. Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8 : 1) Penyehatan Air dan Udara 2) Pengamanan Limbah padat/sampah 3) Pengamanan Limbah cair 4) Pengamanan limbah gas 5) Pengamanan radiasi 6) Pengamanan kebisingan 7) Pengamanan vektor penyakit Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.
  • 27. 3.7. Sasaran kesehatan lingkungan (Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992) 1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis 2) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis 3) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis. 4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum. 5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus. 3.8. Sejarah perkembangan kesehatanlingkungan 1) Sebelum Orba  Th 1882 : UU ttg hygiene dlm Bahasa Belanda.  Th 1924 Atas Prakarsa Rochefeller foundation didirikan Rival Hygiene Work di Banyuwangi dan Kebumen.  Th 1956 : Integrasi usaha pengobatan dan usaha kesehatan lingkungan di Bekasi hingga didirikan Bekasi Training Centre  Prof. Muchtar mempelopori tindakan kesehatan lingkungan di Pasar Minggu.  Th 1959 : Dicanangkan program pemberantasan Malaria sebagai program kesehatan lingkungan di tanah air (12 Nopember = Hari Kesehatan Nasional) 2) Setelah Orba  Th 1968 : Program kesehatan lingkungan masuk dalam upaya pelayanan Puskesmas  Th 1974 : Inpres Samijaga (Sarana Air Minum dan Jamban Keluarga)  Adanya Program Perumnas, Proyek Husni Thamrin, Kampanye Keselamatan dan kesehatan kerja, dll. 3.9. Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia 1. Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut : a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l) c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air) 2. Pembuangan Kotoran/Tinja Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut : a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
  • 28. e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin. f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang. g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal. 3. Kesehatan Pemukiman Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu. b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup. d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir. 4. Pembuangan Sampah Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur : a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi. b. Penyimpanan sampah. c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali. d. Pengangkutan e. Pembuangan Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien. 5. Serangga dan Binatang Pengganggu Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
  • 29. Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab. 6. Makanan dan Minuman Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel). Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi : a. Persyaratan lokasi dan bangunan; b. Persyaratan fasilitas sanitasi; c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan; d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi; e. Persyaratan pengolahan makanan; f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi; g. Persyaratan peralatan yang digunakan. 7. Pencemaran Lingkungan Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan, terganggunya ekologi hutan. 3.10. Penyebab masalah kesehatanlingkungan di Indonesia 1. Pertambahan dan kepadatan penduduk. 2. Keanekaragaman sosial budaya dan adat istiadat dari sebagian besar penduduk. 3. Belum memadainya pelaksanaan fungsi manajemen.
  • 30. 3.11. Hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di perkotaan dan pemukiman Contoh hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di perkotaan dan pemukiman diantaranya sebagai berikut : 1. Urbanisasi >>>kepadatan kota >>> keterbatasan lahan >>>daerah slum/kumuh>>>sanitasi kesehatan lingkungan buruk 2. Kegiatan di kota (industrialisasi) >>> menghasilkan limbah cair >>>dibuang tanpa pengolahan (ke sungai) >>>sungai dimanfaatkan untuk mandi, cuci, kakus>>>penyakit menular. 3. Kegiatan di kota (lalu lintas alat transportasi)>>>emisi gas buang (asap) >>>mencemari udara kota>>>udara tidak layak dihirup>>>penyakit ISPA. Latihan Soal 1. Apakah yang dimaksud dengan lingkungan hidup? 2. Menurut UU No.23 / 1992 ttg kesehatan, apakah yang dimaksud dengan kesehatan? 3. Apa yang dimaksud dengan lingkungan kesehatan menurut WHO? 4. Sebutkanlah ruang lingkup lingkungan kesehatan menurut pasal 22 ayat (2) UU No. 23 1992! Minimal 3 5. Apa saja sasaran lingkungan kerja? 6. Masalah kesehatan apa saja yang timbul di lingkungan indonesia?
  • 31. 4. Menerapkan Ketentuan pertolongan pertama pada kecelakaan Kegiatan Belajar : 4 4.1. Pengertian Pertolongan Pertama Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera, kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar. 4.2. Pengertian Medis Dasar Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus.Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh PelakuPertolongan Pertama. 4.3. Pelaku pertolongan Pertama Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama kali tibadi tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar. 4.4. Tujuan Pertolongan Pertama: a. Menyelamat jiwa penderita b. Mencegah cacat c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan 4.5. Dasar Hukum Di Indonesia dasar hukum mengenai Pertolongan Pertama dan Pelakunya belum tersusun dengan baik seperti halnya di Negara maju. Walau demikian dalam KUHAP ada beberapa pasal yang mencakup aspek dalam melakukan Pertolongan Pertama.Pelanggaran tentang orang yang perlu ditolong diatur dalam Pasal531 KUH.Pidana yang berbunyi: Barang siapa menyasikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya maut lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu didapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan mengkuatirkan bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama – lamanya tiga bulan atau denda sebanyak – banyaknya Rp. 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan : KUHP 45.165.187.304 s. 478 .525.566 .Pasal ini berlaku bila pelaku pertolongan pertama dapat melakukan tanpa membahayakan keselamatan dirinya dan orang lain. Pasal ini hanya dapat dikenakan apabila dengan member pertolongan itu tidak dikuatirkan, bahwa orang itu sendiri dibahayakan atau orang lain dapat kena bahaya dan orang yang perlu ditolong itu mati. 4.6. PERALATAN DASAR PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA : Dalam melakukan tugasnya Pelaku Pertolongan Pertama memerlukan beberapa peralatan dasar. Peralatan dasar ini dapat dibagi menjadi peralatan perlindungan diri atau yang lebih dikenal dengan Alat Pelindung Diri (APD) dan peralatan minimal untuk melakukan tugasnya. Tanggap darurat adalah suatu sikap untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, yang akan menimbulkan kerugian baik fisik-material maupun mental spiritual. Dengan demikian, tanggap darurat berkaitan dengan perilaku (behaviour), yang apabila dihubungkan dengan organisasi ( organization behavior ), baik pemerintah maupun swasta, menyangkut masalah sampai sejauh mana komitmen dan atau kebijakan manajemen
  • 32. dalam upaya pencegahan kecelakaan dan atau kerugian yang mungkin timbul akibat suatu peristiwa yang tidak dikehendaki. Dan yang dimaksud Prosedur tanggap darurat, yaitu tata cara dalam mengantisipasi keadaan darurat, secara garis besarnya meliputi: •Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat. •Pendidikan dan Latihan. •Penanggulangan keadaan darurat. •Pemindahan dan penutupan. 1.Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat. Rencana/rancangan menghadapi keadaan darurat dimaksudkan untuk mempersiapkan koordinasi dan petunjuk bagi rencana kegiatan organisasi/perusahaan, kesiagaan untuk bertindak dan mendeteksi kejanggalan pada kegiatan organisasi (pada proses pelayanan) dan/atau gejala alam, dimana diduga kemungkinan akan adanya kecelakaan baik perseorangan, gangguan di wilayah kerja atau kekacauan lingkungan. Penyusunan rencana/rancangan tersebut diatas, mengacu pada informasi sebagai berikut : a.Kemungkinan akan bahaya. b.System peringatan bahaya. c.Prosedur pengaturan tugas & bertindak. d.Manajemen dan control e.Komunikasi di lapangan. f.Urutan Kuasa. g.Tindakan / kegiatan anggota h.Pusat organisasi keadaan darurat i.Prosedur pemindahan ( evakuasi ) j.Kelompok penolong k.Modal. Tanda dan peringatan yang baik dan benar untuk menghadapi keadaan darurat dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-masing, seperti : a)Deteksi kebakaran b)Alarm kebakaran c)System peralatan deteksi d)Teriakan para pekerja. e)Peringatan dari luar. Rencana/rancangan tersebut harus berisikan informasi yang memungkinkan siapa saja untuk bisa menguasai keadaan darurat, seperti membunyikan alarm dan memberitahukan kepada atasan mereka secepatnya.
  • 33. 2.Pendidikan dan latihan Pendidikan dan latihan dalam menghadapi keadaan darurat, dimaksudkan selain untuk memastikan perlindungan yang maksimal bagi jiwa dan kekayaan ( gedung, mesin/peralatan, kendaraan dan lain-lain), juga untuk mengurangi timbulnya situasi dengan akibat yang merugikan. Persyaratan utama yang harus dimengerti oleh para pekerja adalah mengerti dan memahami kegunaan dari : prosedur tanggap darurat dan rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat serta memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan prosedur penanggulangannya. 3.Penanggulangan Keadaan darurat. Dalam hal menangani/menangulangi keadaan darurat, khususnya dilingkungan industry baik industry barang maupun industry jasa, diperlukan usaha bersama dari seluruh tim penyelamat ( Rescue Team). Untuk itu kelompok-kelompok tim penanggulangan keadaan darurat ( Emergency Response Team) harus sudah dibentuk dengan nama khusus, tindakan-tindakan dan kepada siapa harus dilaporkan dan koordinasi apa yang ada. Berikut ini adalah kelompok penanggulangan keadaan darurat yang bisa dibentuk : a.Pusat Koordinator selaku Pos Komando. b.Tim Penyelamat yang berpengalaman di bidang Pertolongan Pertama. c.Tim/Regu Pemadam Kebakaran. d.Keamanan ( Satuan Pengamanan/SATPAM). e.Anggota staff lain yang terpilih. 4.Pemindahan dan penutupan. Pada saat keadaan darurat, pastikan untuk menutup/menghentikan kegiatan/pekerjaan dan melakukan evakuasi (pemindahan) seluruh pekerja dari tempat kejadian. Evakuasi ini harus selalu disetujui oleh pejabat tertinggi dari jajaran manajemen atau apabila tidak ada ditempat bisa diwakili oleh pejabat dibawahnya, sesuai jenjang organisasi yang telah ditetapkan. Anggota tim/regu penyelamat harus selalu bersedia merelakan diri tinggal di tempat kejadian, kecuali dalam bahaya atau sesuai dengan petunjuk manajer senior. Rancangan dan tanggap darurat, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses manajemen. Komitmen dan kebijakan manajemen dalam menyikapi upaya pencegahan kerugian akibat keadaan darurat, merupakan “kunci” untuk mengendalikan resiko yang mungkin terjadi, sehingga dapat mencegah dan atau meminimalisasi kerugian. Sikap waspada dan kesadaran serta disiplin yang tinggi dan penuh tanggung jawab dari seluruh unsure yang terlibat baik pimpinan perusahaan maupun tenaga kerja, akan pentingnya mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam prosedur tanggap darurat untuk tetap terpeliharanya pelayanan yang prima terhadap keselamatan tenaga kerja, dapat diciptakan melalui pendidikan dan latihan yang berkualitas
  • 34. 4.7. Menentukan Langkah-langkah dalam Situasi Darurat Untuk menentukan langkah dalam situasi darurat hendaknya berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Langkah-langkah tersebut adalah  Pikirkan apa yang akan kita kerjakan  Apakah efektif dan efisien  Pakailah atau gunakan perlengkapan yang dibutuhkan  Gunakan peringatan tanda bahaya bila perlu  Amankan barang dan dokumen yang lebih penting  Lakukan tindakan dengan hati-hati 4.8. Mengoperasikan Perlengkapan Situasi Darurat  Jenis-jenis peralatan peringatan terjadinya bahaya Diantaranya adalah: · Alarm kebakaran · Sirine ambulance · Alarm kebocoran gas · Alarm pencurian Suara tembakan peringatan Perlengkapan situasi darurat kebakaran Diantaranya adalah: · Alat pemadam kebakaran dengan bahan kimia kering · Alat pemadam kebakaran dengan menggunakan Karbiondioksida 4.9. Apresiatif Terhadap Pencegahan Terjadinya situasi Darurat Apresiatif adalah penghargaan atau penilaian langsung. (upaya penilaian terhadap pencegahan terjadinya situasi darurat) Tahapan proses apresiatif terhadap pencegahan terjadinya situasi darurat:  Orientasi: tahap rumusan masalah dan mengidentifikasi aspek-aspek masalah terjadinya situasi darurat  Preparasi: tahap berusaha untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan situasi darurat  Inkubasi: tahap pengolahan berpikir untuk mencari solusi pencegahan terjadinya situasi darurat  Iluminasi: tahap diperolehnya pemecahan masalah terhadap terjadinya situasi darurat  Verifikasi adalah tahap pengujian dan penilaian terhadap pemecahan masalah yang akan diajukan kepda pimpinan perusahaan. 4.10. Penanganan Situasi Darurat Sesuai SOP Penanganan situasi darurat terjadi yang perlu diperhatikan penanganannya. Penanganan tersebut harus mengikuti prosedur yang berlaku di perusahaan secara sistem organisasi dan secara teknis Penanganan situasi darurat sesuai sistem organisasi Adalah dalam penanganan dan pelaporannya kepada pihak yang terkait dan berwenang di perusahaan tersebut. Penanganan situasi darurat secara teknis Adalah pemakaian peralatan situasi darurat sesuai dengan pedoman pemakaian alat.
  • 35. Dengan memperhatikan penyakit akibat kerja di atas maka prosedur yang harus di tempuh perusahan adalah sebagai berikut  Substitusi: upaya untuk mengganti bahan-bahan dan peralatan yang sekiranya berbahaya dengan bahan dan peralatan yang lebih aman.  Isolasi: uapaya untuk membuat ruangan tertentu sebagai tempat peralatan yang membahayakan, seperti mesin yang menimbulkan gmuruh, gas atau uap.  Ventilasi keluar: upaya untuk mempersiapkan alat hisap udara dari ruangan kerja, agar bahan-bahan yang berbahaya dapat langsung keluar tanpa mencemari udara dalam ruang kerja.  Menyediakan alat perlindungan perorangan: menyediakan perlengkapan peralatan keamanan kerja perorangan, seperti sarung tangan, sepatu, topi, masker, kacamata dan penutup telinga.  Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja  Penyuluhan sebelum bekerja  Pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala  Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja Latihan Soal 1. Apa pengertian dari pertolongan pertama? 2. Sebuikanlah tujuan dari pertolongan pertama! 3. Bagaimanakah langkah-langkah yang digunakan dalam situasi darurat? 4. Apa sajakah prosedur tanggap darurat? 5. Apa yang dimaksud dari inkubasi dalam apresiatif terhadap kondisi pencegahan situasi darurat?
  • 36. DAFTAR PUSTAKA  www.slideshare.net/.../mendeskripsikan-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3  ml.scribd.com/doc/31590448/Kesehatan-Dan-Keselamatan-Kerja-k3 –  lhamgooloriented.blog.unissula.ac.id/.../penerapan-kesehatan-dan-keselamatan- kerja-k3-pada-karyawan-dilihat-dari-sisi-psikologis/  mm-smkn3kng.blogspot.com/.../prosedur-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html  siavent.blogspot.com/.../prosedur-dalam-pertolongan-pertama-pada.html –  rakhmayanti.wordpress.com/materi.../menerapkan-k3-di-tempat-kerja/ - Cache  ilmuk3.blogspot.com/2010/09/keselamatan-kesehatan-kerja-dan.html- Cache  ppnisardjito.blogspot.com/2012/06/dasar-hukum-k3.html  http://hadipurnama.wordpress.com/2010/01/22/kesehatan-dan-keselamatan-kerja- lingkungan-hidup/  https://cinaplay.com/pages/flowplayer?a_aid=507c686605b4a&a_bid=72491354&c han=&pubid=61531
  • 37. Kunci Jawaban: Modul 1 Kompetensi Dasar : Mendiskripsikan K3 Pertemuan pertama 1. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). 2. Ditinjau dari segi lingkungan kerja, kondisi berbahaya di lingkungan kerja dapat timbul dari: Lingkungan khusus (teknis) Bahaya ini merupakan potensi bahaya yang terkandung dari lingkungan kerja.  Lingkungan umum (nonteknis) Bahaya ini ditimbulkan dari sikap kerja dan tindakan pekerja. 3. Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni : 1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik / anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan). 2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku. 3. pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi, dan 4. genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia. 4. Menurut Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, danproses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan(Sumakmur, 1993). 5. a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan d)Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya e) Memberi pertolongan pada kecelakaan f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora. h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban. k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
  • 38. Kunci Jawaban: Modul 2 Kompetensi Dasar : Melaksanakan prosedur K3 Pertemuan kedua 1. Prosedur Pencegahan Gangguan K3 bertujuan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akikbat kerja di tempat kerja dan menjamin ; a. Bahwa setiap tenaga kerja dan orang lainnya ditempat kerja dalam keadaan selamat dan sehat. b. Bahwa setiap sumber produksi dipergunakan secara aman dan efisien. c. Bahwa proses produksi dapat berjalan dengan lancar. 2. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. 3. Faktor-faktor penyebab dasar suatu kecelakaan 1) Faktor manusia/pribadi 2) Faktor kerja/lingkungan, antara lain karena :. 4. Prosedur Kerja yang aman dan tertib.Prosedur kerja yang aman dan tertib dapat dilakukan dengan : a. Menetapkan standar K3 b. Menetapkan tata tertib yang harus dipatuhi. c. Menetapkan peraturan-peraturan. 5. Dalam UU no.13/2003 Pasal 86 Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : a. Keselamatan & kesehatan kerja b. Moral & kesusilaan c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat & martabat manusia d. untuk melindungi keselamatan kerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
  • 39. Kunci Jawaban: Modul 3 Kompetensi Dasar : Menerapkan konsep lingkungan hidup Pertemuan ketiga 1. Lingkungan hidup adalah satu kesatuan ekosistem yang saling mendukung satu sama lain 2. Menurut UU No 23 / 1992 ttg kesehatan adalah Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 3. Menurut WHO (World Health Organization) kesehatan lingkungan adalah Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. 4. Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8 : 1) Penyehatan Air dan Udara 2) Pengamanan Limbah padat/sampah 3) Pengamanan Limbah cair 4) Pengamanan limbah gas 5) Pengamanan radiasi 6) Pengamanan kebisingan 7) Pengamanan vektor penyakit Penyehatan dan pengamanan lainnya. 5. Sasaran kesehatan lingkungan (Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992) 1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis 2) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis 3) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis. 4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum. 5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus. 6. Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia adalah Air Bersih, Pembuangan Kotoran/Tinja, Kesehatan Pemukiman, Pembuangan Sampah, Serangga dan Binatang Pengganggu, Makanan dan Minuman dan Pencemaran Lingkungan
  • 40. Kunci Jawaban: Modul 4 Kompetensi Dasar : menerapkan pertolongan pertama pada kecelakaan Pertemuan keempat 1. Pertolongan Pertama adalah Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera, kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar. 2. Tujuan Pertolongan Pertama adalah menyelamatkan jiwa penderita, mencegak kecacatan dan memberikan rasa nyaman dan menunjang kesembuhan 3. Langkah-langkah dalam Situasi Darurat adalah :  Pikirkan apa yang akan kita kerjakan  Apakah efektif dan efisien  Pakailah atau gunakan perlengkapan yang dibutuhkan  Gunakan peringatan tanda bahaya bila perlu  Amankan barang dan dokumen yang lebih penting  Lakukan tindakan dengan hati-hati 4. Prosedur tanggap darurat, meliputi : •Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat. •Pendidikan dan Latihan. •Penanggulangan keadaan darurat. •Pemindahan dan penutupan. 5. Inkubasi adalah tahap pengolahan berpikir untuk mencari solusi pencegahan terjadinya situasi darurat