Moch salim Pemanfaatan limbah kilang minyak mfo 1000 c st yang diencerkan dengan solar, sebagai bahan bakar alternatif pengganti solar pada dry kiln industri kecil garam desa kaliori kabupaten rembang jawa tengah
Penelitian ini menguji campuran limbah kilang minyak MFO 1000 cSt dengan solar sebagai bahan bakar alternatif untuk menggantikan solar yang semakin mahal. Campuran 80% MFO dan 20% solar pada tekanan 11 bar menghasilkan panjang semprotan 1,35 m dan efisiensi pembakaran 77,5%, lebih baik dari solar sendiri. Limbah kilang dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya ekonomis.
Pengembangan produksi minyak serai wangi sebagai bioaditif pada bahan bakar ...Hendro Baskoro
Pengembangan produksi minyak serai wangi sebagai bioaditif pada bahan bakar minyak melalui proses ekstraksi gelombang mikro untuk meningkatkan nilai ekonomis
Pengembangan produksi minyak serai wangi sebagai bioaditif pada bahan bakar ...Hendro Baskoro
Pengembangan produksi minyak serai wangi sebagai bioaditif pada bahan bakar minyak melalui proses ekstraksi gelombang mikro untuk meningkatkan nilai ekonomis
Pengaruh Pencampuran Bahan Bakar Terhadap Performa Sepeda Motor Matic.pdfMarfizal Marfizal
The research conducted in this paper is related to testing the performance of a 4-stroke engine using Pertamax, Pertalite and Pertalite 50% Pertamax 50% fuel. The test was carried out by varying the power from 5000 to 8000 rpm. The performance that will be compared from the three types of fuel is acceleration, speed, power and torque. Tests were carried out using Super Dyno 50L. The results of this test are used to compare the performance of the three types of fuel. In this study, it was found that the use of Pertamax on the Pertamax 4 stroke engine had performance in Pertalite and a mixture of Pertamax usage 50% Pertalite 50%. Judging from its performance for Pertamax, the acceleration value is 0.26% to 0.01%, the speed ranges from 0.54% to 45%, the higher power is 1.82% to 24.04 %, greater torque 6.65% to 25.67%. In general, it can be concluded that Pertamax has a better performance then followed by a mixture of Pertalite 50% Pertamax 50%.
5 pengaruh absorsi gas co2 dan h2 s dalam biogas menggunakan pasta batu apung...Mirmanto
Human dependence on fossil fuels cause the reserves of energy resources is increasingly reduced. To overcome these problems is urgently needed alternative fuels which are cheap and readily available, one alternative fuel is biogas. However, the use of biogas not yet maximized because of low heating value of the biogas produced from the process without purification. Premium fueled vehicle proved to be turned on using biogas. Tests conducted on the variation of the engine rotation of 1500, 2500, 3500, and 4500 rpm and variations of biogas that has been purified using the paste pumice stone with a variation of the flow rate of purification of 2 liters / minute, 6 liter / minute, and 10 liters / minute. In this test should be able to get the best performance in terms of fineness engine rotation (force braking and fuel consumption). From the test results with the variation of rotation and flow rate variations purification of biogas obtained performance of the motor fuel of the best on rotation 4500 rpm with a flow rate of fuel biogas purification of 2 liters / minute produces a torque value of 6.98 Nm and an effective power of 3288.09 Watt while the value SFCE by 0.33 Liter / Jam.Watt. This proves that, biogas purification using paste pumice stone is able to improve quality of biogas.
STUDI EXPERIMENTAL PENGARUH PEMANAS BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN ALIRAN AIR RADIAT...sumadhijono
The background of this research are the high of vehicle uses can be caused the increase of high fuel consumption and today is very rare, the rarity of fuel currently happen give the widely impact, by make innovation of fuel heater tool in this heater box it can be press the fuel quantities more economical. The purpose of this research are to examines whether fuel heating effect with radiator water flow to diesel automotive fuel consumption.
Design of this research is using research method with pipe coil number variable 1 (5 grooves) and pipa 2 (7 grooves) uses bio solar fuel and pertamina dex in RPM 1000, 1500 and 2000. This research done in repair garage in Sidoarjo housing.
The result of the research showed that fuel consumption with early heating fuel come into lowering compare to line without heater either in bio solar fuel and pertamina dex. After the data testing already done it is show the effect of bio solar fuel consumption in line 1 undergo the consumption reduction respectively as 4,01492 % and occur thermal efficiency improvement of 0,0958% with heating as 57106,01 W and line 2 undergo the consumption reduction respectively as 10,5636 % and occur thermal efficiency improvement of 0,103% with heating as 79371,42 W. In this study fuel consumption of pertamina dex in line 1 faces consumption reduction correspondingly 5,36545 % and get thermal efficiency improvement of 0,106% with heating 57212,09 W and line 2 undergo the consumption reduction respectively as 10,6087% and occur thermal efficiency improvement of 0,1124% with heating as 7951,28 W. Based on the research yield and discussion can be concluded that there is the effect of fuel heating with radiator water flow in diesel automotive. The suggestion for the car user it should be required a box place modification of fuel heater tools because it can be help saving the fuel.
Keywords : heater box, fuel variation, pipe length, fuel consumption
4 pengaruh ketinggian lubang udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap u...Mirmanto
Alternative energies, e.g. biomassa, can be utilized using combustion processes in a stove. Nevertheless, traditional stoves that are available in the market or have been used by the community for years are not effective and efficient. One thing that may affect their efficiency and effectiveness is a distance between the combustion chamber and air hole. Therefore, this research investigates experimentally the effect of the distance.The tested stoves had identical combustion room and air hole diameters, but the distance between the combustion chamber and air hole was varied 10 cm, 20 cm, 30 cm, 40 cm. The combustion chamber diameter was 13 cm and the top diameter of the stove was 19 cm. The fuel employed was coconut shell with various size of 2-4 cm and 5-10 cm. One traditional stove was also tested as a comparison. The test were conducted by heating the water in a 18 cm diameter pan from the ambient temperature to the boiling temperature (1000C). Investigated parameters showing the stove performance were boiling time, FCR, heat input, heat output, heat losses and efficiency.The results show that the fastest boiling time (472 s) and the highest FCR (0,9407 Kg/h) were resulted in the stove with the air hole distance of 40 cm and coconut shell size of 5-10 cm. In this stove, the highest heat input, heat output, heat losses occurred too. On the other hand, the highest efficiency (15,62 %) was achieved in the stove with the air hole distance of 10 cm.
Pengaruh Multi Feedstock Biodiesel terhadap Kerja Motor Dieselguspur83
Salah satu bahan bakar alternatif untuk motor diesel yang telah dikembangkan di Indonesia adalah biodiesel yang merupakan bahan bakar pengganti solar (Diesel Oil) pada motor diesel. Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati yang diperoleh dari tanaman seperti minyak sawit, jarak pagar, minyak kelapa, minyak kedelai, biji-bijian dll. pada masa yang akan datang bahan baku biodiesel sangat bervariasi sehingga perlu untuk memodelkan karakteristik biodiesel. Keberhasilan memproduksi CME (Castor Methyl Esther), PME (Palm Methyl Esther ) dan JME (Jelantah Methyl Esther) memberikan kesempatan dalam upaya untuk mempertemukannya. Karakteristik dari biodiesel bahan bakar multi dalam beberapa komposisi untuk viskositas, densitas, Nilai Kalor, titik kabut, dan angka setana memenuhi syarat yang distandartkan SNI kecuali untuk viskositasnya masih terlalu tinggi. Multi feedstock biodiesel dicampur solar dengan komposisi B10, B20, B50 dan B100. Bahan bakar campuran tersebut diuji cobakan pada motor diesel untuk mengetahui karakteristik unjuk kerjanya. Uji coba dilakukan dengan variasi putaran motor dan variasi pembebanan. Pada kondisi beban penuh (full load) unjuk kerja motor diesel yang meliputi daya motor, torsi, efisiensi thermal dan SFOC sebagai fungsi putaran motor pada beban penuh menunjukkan bahwa pada putaran rendah dan tinggi SFOC pada penggunaan bahan bakar B20 lebih rendah daripada SFOC pada penggunaan bahan bakar solar, B10, B50 maupun B100.
Pengaruh Multi Feedstock Biodiesel terhadap Kerja Motor Dieselguspur83
Salah satu bahan bakar alternatif untuk motor diesel yang telah dikembangkan di Indonesia adalah biodiesel yang
merupakan bahan bakar pengganti solar (Diesel Oil) pada motor diesel. Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati
yang diperoleh dari tanaman seperti minyak sawit, jarak pagar, minyak kelapa, minyak kedelai, biji-bijian dll. pada
masa yang akan datang bahan baku biodiesel sangat bervariasi sehingga perlu untuk memodelkan karakteristik
biodiesel. Keberhasilan memproduksi CME (Castor Methyl Esther), PME (Palm Methyl Esther ) dan JME (Jelantah
Methyl Esther) memberikan kesempatan dalam upaya untuk mempertemukannya. Karakteristik dari biodiesel bahan
bakar multi dalam beberapa komposisi untuk viskositas, densitas, Nilai Kalor, titik kabut, dan angka setana
memenuhi syarat yang distandartkan SNI kecuali untuk viskositasnya masih terlalu tinggi. Multi feedstock biodiesel
dicampur solar dengan komposisi B10, B20, B50 dan B100. Bahan bakar campuran tersebut diuji cobakan pada
motor diesel untuk mengetahui karakteristik unjuk kerjanya. Uji coba dilakukan dengan variasi putaran motor dan
variasi pembebanan. Pada kondisi beban penuh (full load) unjuk kerja motor diesel yang meliputi daya motor, torsi,
efisiensi thermal dan SFOC sebagai fungsi putaran motor pada beban penuh menunjukkan bahwa pada putaran
rendah dan tinggi SFOC pada penggunaan bahan bakar B20 lebih rendah daripada SFOC pada penggunaan bahan
bakar solar, B10, B50 maupun B100.
Moch salim dan bupati rembang Pertama Sampai SekarangMochSalim1
Moch salim dan bupati rembang Pertama Sampai Sekarang
More Related Content
Similar to Moch salim Pemanfaatan limbah kilang minyak mfo 1000 c st yang diencerkan dengan solar, sebagai bahan bakar alternatif pengganti solar pada dry kiln industri kecil garam desa kaliori kabupaten rembang jawa tengah
Pengaruh Pencampuran Bahan Bakar Terhadap Performa Sepeda Motor Matic.pdfMarfizal Marfizal
The research conducted in this paper is related to testing the performance of a 4-stroke engine using Pertamax, Pertalite and Pertalite 50% Pertamax 50% fuel. The test was carried out by varying the power from 5000 to 8000 rpm. The performance that will be compared from the three types of fuel is acceleration, speed, power and torque. Tests were carried out using Super Dyno 50L. The results of this test are used to compare the performance of the three types of fuel. In this study, it was found that the use of Pertamax on the Pertamax 4 stroke engine had performance in Pertalite and a mixture of Pertamax usage 50% Pertalite 50%. Judging from its performance for Pertamax, the acceleration value is 0.26% to 0.01%, the speed ranges from 0.54% to 45%, the higher power is 1.82% to 24.04 %, greater torque 6.65% to 25.67%. In general, it can be concluded that Pertamax has a better performance then followed by a mixture of Pertalite 50% Pertamax 50%.
5 pengaruh absorsi gas co2 dan h2 s dalam biogas menggunakan pasta batu apung...Mirmanto
Human dependence on fossil fuels cause the reserves of energy resources is increasingly reduced. To overcome these problems is urgently needed alternative fuels which are cheap and readily available, one alternative fuel is biogas. However, the use of biogas not yet maximized because of low heating value of the biogas produced from the process without purification. Premium fueled vehicle proved to be turned on using biogas. Tests conducted on the variation of the engine rotation of 1500, 2500, 3500, and 4500 rpm and variations of biogas that has been purified using the paste pumice stone with a variation of the flow rate of purification of 2 liters / minute, 6 liter / minute, and 10 liters / minute. In this test should be able to get the best performance in terms of fineness engine rotation (force braking and fuel consumption). From the test results with the variation of rotation and flow rate variations purification of biogas obtained performance of the motor fuel of the best on rotation 4500 rpm with a flow rate of fuel biogas purification of 2 liters / minute produces a torque value of 6.98 Nm and an effective power of 3288.09 Watt while the value SFCE by 0.33 Liter / Jam.Watt. This proves that, biogas purification using paste pumice stone is able to improve quality of biogas.
STUDI EXPERIMENTAL PENGARUH PEMANAS BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN ALIRAN AIR RADIAT...sumadhijono
The background of this research are the high of vehicle uses can be caused the increase of high fuel consumption and today is very rare, the rarity of fuel currently happen give the widely impact, by make innovation of fuel heater tool in this heater box it can be press the fuel quantities more economical. The purpose of this research are to examines whether fuel heating effect with radiator water flow to diesel automotive fuel consumption.
Design of this research is using research method with pipe coil number variable 1 (5 grooves) and pipa 2 (7 grooves) uses bio solar fuel and pertamina dex in RPM 1000, 1500 and 2000. This research done in repair garage in Sidoarjo housing.
The result of the research showed that fuel consumption with early heating fuel come into lowering compare to line without heater either in bio solar fuel and pertamina dex. After the data testing already done it is show the effect of bio solar fuel consumption in line 1 undergo the consumption reduction respectively as 4,01492 % and occur thermal efficiency improvement of 0,0958% with heating as 57106,01 W and line 2 undergo the consumption reduction respectively as 10,5636 % and occur thermal efficiency improvement of 0,103% with heating as 79371,42 W. In this study fuel consumption of pertamina dex in line 1 faces consumption reduction correspondingly 5,36545 % and get thermal efficiency improvement of 0,106% with heating 57212,09 W and line 2 undergo the consumption reduction respectively as 10,6087% and occur thermal efficiency improvement of 0,1124% with heating as 7951,28 W. Based on the research yield and discussion can be concluded that there is the effect of fuel heating with radiator water flow in diesel automotive. The suggestion for the car user it should be required a box place modification of fuel heater tools because it can be help saving the fuel.
Keywords : heater box, fuel variation, pipe length, fuel consumption
4 pengaruh ketinggian lubang udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap u...Mirmanto
Alternative energies, e.g. biomassa, can be utilized using combustion processes in a stove. Nevertheless, traditional stoves that are available in the market or have been used by the community for years are not effective and efficient. One thing that may affect their efficiency and effectiveness is a distance between the combustion chamber and air hole. Therefore, this research investigates experimentally the effect of the distance.The tested stoves had identical combustion room and air hole diameters, but the distance between the combustion chamber and air hole was varied 10 cm, 20 cm, 30 cm, 40 cm. The combustion chamber diameter was 13 cm and the top diameter of the stove was 19 cm. The fuel employed was coconut shell with various size of 2-4 cm and 5-10 cm. One traditional stove was also tested as a comparison. The test were conducted by heating the water in a 18 cm diameter pan from the ambient temperature to the boiling temperature (1000C). Investigated parameters showing the stove performance were boiling time, FCR, heat input, heat output, heat losses and efficiency.The results show that the fastest boiling time (472 s) and the highest FCR (0,9407 Kg/h) were resulted in the stove with the air hole distance of 40 cm and coconut shell size of 5-10 cm. In this stove, the highest heat input, heat output, heat losses occurred too. On the other hand, the highest efficiency (15,62 %) was achieved in the stove with the air hole distance of 10 cm.
Pengaruh Multi Feedstock Biodiesel terhadap Kerja Motor Dieselguspur83
Salah satu bahan bakar alternatif untuk motor diesel yang telah dikembangkan di Indonesia adalah biodiesel yang merupakan bahan bakar pengganti solar (Diesel Oil) pada motor diesel. Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati yang diperoleh dari tanaman seperti minyak sawit, jarak pagar, minyak kelapa, minyak kedelai, biji-bijian dll. pada masa yang akan datang bahan baku biodiesel sangat bervariasi sehingga perlu untuk memodelkan karakteristik biodiesel. Keberhasilan memproduksi CME (Castor Methyl Esther), PME (Palm Methyl Esther ) dan JME (Jelantah Methyl Esther) memberikan kesempatan dalam upaya untuk mempertemukannya. Karakteristik dari biodiesel bahan bakar multi dalam beberapa komposisi untuk viskositas, densitas, Nilai Kalor, titik kabut, dan angka setana memenuhi syarat yang distandartkan SNI kecuali untuk viskositasnya masih terlalu tinggi. Multi feedstock biodiesel dicampur solar dengan komposisi B10, B20, B50 dan B100. Bahan bakar campuran tersebut diuji cobakan pada motor diesel untuk mengetahui karakteristik unjuk kerjanya. Uji coba dilakukan dengan variasi putaran motor dan variasi pembebanan. Pada kondisi beban penuh (full load) unjuk kerja motor diesel yang meliputi daya motor, torsi, efisiensi thermal dan SFOC sebagai fungsi putaran motor pada beban penuh menunjukkan bahwa pada putaran rendah dan tinggi SFOC pada penggunaan bahan bakar B20 lebih rendah daripada SFOC pada penggunaan bahan bakar solar, B10, B50 maupun B100.
Pengaruh Multi Feedstock Biodiesel terhadap Kerja Motor Dieselguspur83
Salah satu bahan bakar alternatif untuk motor diesel yang telah dikembangkan di Indonesia adalah biodiesel yang
merupakan bahan bakar pengganti solar (Diesel Oil) pada motor diesel. Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati
yang diperoleh dari tanaman seperti minyak sawit, jarak pagar, minyak kelapa, minyak kedelai, biji-bijian dll. pada
masa yang akan datang bahan baku biodiesel sangat bervariasi sehingga perlu untuk memodelkan karakteristik
biodiesel. Keberhasilan memproduksi CME (Castor Methyl Esther), PME (Palm Methyl Esther ) dan JME (Jelantah
Methyl Esther) memberikan kesempatan dalam upaya untuk mempertemukannya. Karakteristik dari biodiesel bahan
bakar multi dalam beberapa komposisi untuk viskositas, densitas, Nilai Kalor, titik kabut, dan angka setana
memenuhi syarat yang distandartkan SNI kecuali untuk viskositasnya masih terlalu tinggi. Multi feedstock biodiesel
dicampur solar dengan komposisi B10, B20, B50 dan B100. Bahan bakar campuran tersebut diuji cobakan pada
motor diesel untuk mengetahui karakteristik unjuk kerjanya. Uji coba dilakukan dengan variasi putaran motor dan
variasi pembebanan. Pada kondisi beban penuh (full load) unjuk kerja motor diesel yang meliputi daya motor, torsi,
efisiensi thermal dan SFOC sebagai fungsi putaran motor pada beban penuh menunjukkan bahwa pada putaran
rendah dan tinggi SFOC pada penggunaan bahan bakar B20 lebih rendah daripada SFOC pada penggunaan bahan
bakar solar, B10, B50 maupun B100.
Mb k 7_pipin azrin 1207113572 dan hasra rafika 1207111943PIPINAZRIN
Semoga Bermanfaat
Similar to Moch salim Pemanfaatan limbah kilang minyak mfo 1000 c st yang diencerkan dengan solar, sebagai bahan bakar alternatif pengganti solar pada dry kiln industri kecil garam desa kaliori kabupaten rembang jawa tengah (20)
Moch salim hubungan kemampuan, koordinasi, dan responsifitas terhadap efekti...MochSalim1
Moch salim hubungan kemampuan, koordinasi, dan responsifitas terhadap efektivitas kerja anggota badan permusyawaratan desa (bpd) di kecamatan rembang kabupaten purbalingga
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
Moch salim Pemanfaatan limbah kilang minyak mfo 1000 c st yang diencerkan dengan solar, sebagai bahan bakar alternatif pengganti solar pada dry kiln industri kecil garam desa kaliori kabupaten rembang jawa tengah
1. C.12
Prosiding SNST ke-4 Tahun 2013
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 69
PEMANFAATAN LIMBAH KILANG MINYAK MFO 1000 cSt YANG DIENCERKAN
DENGAN SOLAR, SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGANTI SOLAR
PADA DRY KILN INDUSTRI KECIL GARAM DESA KALIORI KABUPATEN
REMBANG JAWA TENGAH
Ilyas Rochani
Jurusan Teknik Mesin, Program Studi Teknik Konversi Energi,
Politeknik Negeri Semarang
e-mail : ilyas_r2006@yahoo.co.id
ABSTRACT
The main objective of this research is the replacement of diesel fuel getting more expensive with fuel from waste oil
refinery MFO 1000 cSt is diluted with diesel fuel, as an alternative fuel in the boilers at the refinery has greater
economic value. The research was done by making test equipment test equipment consists Framework for placement of
bathtub mixer, electric motor driving a propeller stirrer, electric motor driving the fuel pump, pressure gauge with
pressure regulating valve on the back side of the fuel flow, 2 ( two) Solenoid valves are installed before nozle, Nozzle
with 80o spray angle, spray the measuring length and Box Panel. Mixing fuel with a 50% variation, 60%. 70%, 80%
MFO with Solar. Mixing is done on bathtub mixer to get the fuel pour point. The mixture of oil then flows by gravity to a
pump sprayer bakar.dan material sprayed through a Nozzle, with fuel pump pressure variations from 5 bar to 13 bar.
Visually seen fog on the long end of the Nozzle and spray results showed that 80% of oil mixed with 20% MFO Solar at
11 bar pressure spray along the length of 1.35 m. Results of this fuel mixture was tested in Oil Fired Boilers Fulton type
E 30's(Furnace like as Dry Kiln) in the lab with Energy Conversion Engineering Polytechnic of Semarang. By using the
boiler combustion efficiency chart and instrumentation, fuel pressure is 7 bar Diesel combustion efficiency obtained was
77%, while using a mixture of petroleum combustion efficiency of 77.50%. From these results it can be concluded that by
using a mixture of oil, combustion efficiency is better than using diesel fuel. oil mixed with 80% MFO Solar Solar 20%,
can be used as a substitute for diesel fuel with more economical price.
Keywords: Combustion Efficiency Boilers, Oil 1000 cSt MFO Mixed by Solar, Long spray.
ABSTRAK
Tujuan utama dari penelitian ini adalah penggantian bahan bakar solar yang semakin mahal dengan bahan bakar dari
limbah kilang minyak MFO 1000 cSt yang diencerkan dengan solar, sebagai bahan bakar alternatif pada Dry Kiln
Industri Kecil Garam yang lebih mempunyai nilai ekonomis. Penelitian ini dilakukan dengan pembuatan alat uji yang
terdiri Rangka alat uji untuk penempatan dari bak pencampur, motor listrik penggerak baling-baling pengaduk, motor
listrik penggerak pompa bahan bakar, alat ukur tekanan yang disertai katup pengatur tekanan pada sisi balik aliran
bahan bakar, 2 (dua) buah katup Solenoid yang dipasang sebelum nozle, Nozle dengan sudut semprotan 80o
, pengukur
panjang semprotan dan Box Panel. Pencampuran bahan bakar dengan variasi campuran 50%, 60%. 70%, 80% MFO
dengan Solar,. Pencampuran ini dilakukan pada bak pencampur untuk mendapatkan titik tuang bahan bakar tersebut.
Kemudian minyak campuran ini mengalir secara gravitasi ke pompa penyemprot bahan bakar.dan disemprotkan melalui
Nozle, dengan variasi tekanan pompa bahan bakar mulai 5 Bar sampai 13 Bar. Secara visual dilihat pengabutan pada
ujung Nozle dan panjang semprotan Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak campuran 80% MFO dengan 20%
Solar pada tekanan 11 Bar mendapatkan panjang semprotan sepanjang 1,35 m. Hasil campuran bahan bakar ini diuji di
Oil Fired Boiler Fulton tipe E 30( ruang bakarnya mirip dengan Dry Kiln) yang ada di Laboratrium Teknik Konversi
Energi Politeknik Negeri Semarang. Dengan menggunakan combustion effisiensi chart dan boiler instrumentation,
bahan bakar Solar dengan tekanan 7 Bar didapatkan effisiensi pembakaran adalah 77 %, sedangkan dengan
menggunakan minyak campuran effisiensi pembakaran 77,50 %. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan minyak campuran, effisiensi pembakaran lebih baik dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar
solar . Sehingga minyak campuran 80% MFO dengan Solar 20% Solar, dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti
solar dengan harga lebih ekonomis.
Kata kunci: Effisiensi Pembakaran Boiler, Minyak Campuran MFO 1000 cSt dengan Solar, Panjang semprotan.
1. PENDAHULUAN
Energi merupakan salah satu faktor utama untuk menggerakkan roda pembangunan. Ketersediaan energi
yang berkesinambungan merupakan hal penting dalam menjamin keberlanjutannya pembangunan. Indonesia
memiliki cadangan energi fosil berupa minyak dan gas bumi maupun batubara. Cadangan potensi minyak
bumi mencapai 10 milyar barrel dan gas bumi sebesar 180 trilyun kaki kubik. Dalam kenyataannya
Indonesia menjadi negara importir minyak bumi, ini merupakan suatu hal yang tak dapat dipungkiri lagi.
Bulan Maret 2004 jumlah minyak yang diimpor untuk keperluan bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri
sekitar 484.000 barrel/hari sudah melampaui jumlah minyak yang bisa diekspor sekitar 448.000 barrel/hari,
bulan April impor meningkat menjadi 503.000 barrel/hari dan yang bisa diekspor turun menjadi 413.000
barrel/hari. Cadangan minyak mentah Indonesia saat ini diperkirakan tinggal 4,2 milyard barrel. Dengan
tingkat konsumsi 3 liter per kapita per hari, cadangan minyak diprediksi akan habis pada tahun 2024.
2. Pemanfaatan Limbah Kilang Minyak MFO 1000 cSt yang Diencerkan … (Ilyas Rochani)
ISBN 978-602-99334-2-0
70
Cadangan minyak mentah Indonesia hanya sedikit dibandingkan dengan negara-negara kaya minyak
seperti Arab Saudi yang memiliki cadangan minyak mentah 300 milyard barrel dan Norwegia sebesar 200
milyard barrel.
Cadangan minyak mentah Indonesia diprediksi dapat ditingkatkan menjadi 50 milyard barrel, tetapi
dibutuhkan teknologi tinggi dan investasi yang sangat besar.
Ketergantungan energi nasional pada bahan bakar minyak masih tinggi. Permintaan BBM dalam negeri
jumlahnya terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Dengan
asumsi rata-rata pertumbuhan penduduk sekitar 1,05% per tahun, pertumbuhan PDRB sebesar 6,49% dan
tingkat pertumbuhan konsumsi energi 6%, maka diperlukan penyediaan energi pada tahun 2014 sebesar
1,539 juta SBM. Saat ini terjadi ketidak seimbangan antara produksi minyak bumi yang terus menurun dan
konsumsi BBM domestik yang terus meningkat (ekuivalen 1.038 barrel per hari pada tahun 2008, sekitar
54% konsumsi BBM untuk sektor transportasi). Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam
negeri harus diimpor. Besaran impor BBM masih cukup besar sebagaimana tertuang dalam neraca minyak
termasuk BBM tahun 2008 dimana ekspor sebesar 37% dan impor 63%. Untuk mengantisipasi hal tersebut,
pemerintah dan masyarakat perlu mengupayakan diversifikasi energi atau mencari alternatif lain dan segera
mensosialisasikan kampanye hemat energi guna mengurangi ketergantungan kepada bahan bakar fosil.
Penggunaan bahan bakar solar dicampur dengan minyak nabati sebesar 30 % yang menghasilkan Bio Diesel
B 30 mempunyai nilai kalor yang rendah, dibandingkan dengan Solar, walaupun lebih ramah lingkungan.
Sedangkan penggunaan bahan bakar gas, memang lebih bersih dibandingkan dengan menggunakan
pembakaran dengan bahan bakar Solar, hanya dalam penyimpanan gas dalam jumlah yang besar tentunya
memerlukan standar pengamanan yang sangat ketat, karena gas adalah bahan yang mudah meledak atau
explosive.
Minyak solar merupakan salah satu bahan bakar yang sering digunakan dalam proses pembakaran,
dengan semakin mahalnya bahan bakar solar, maka pemakaian minyak solar sebagai bahan bakar menjadi
kurang ekonomis. Maka perlu dibuat bahan bakar alternatif yang lebih ekonomis sebagai pengganti minyak
solar pada proses pembakaran. Bahan bakar alternatif ini dibuat dari campuran MFO dengan kekentalan
(viscositas) 1000 cst yang merupakan limbah kilang minyak dengan minyak solar sebagai pengencer. Minyak
campuran ini memiliki perbedaan sifat dengan minyak solar. Maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh perbedaan sifat minyak campuran terhadap panjang semprotan dan pembakaran.Dari
penelitian Cahyadi dan Bambang (2009) didapatkan bahwa bahan bakar alternatif dapat menggantikan
minyak solar sebagai bahan bakar adalah minyak campuran dengan persentase MFO maksimal 40% basis
volume. Sauter Mean Diameter MFO 20, MFO 30, dan MFO 40 pada tekanan pompa 11 bar, lebih besar
dibandingkan dengan minyak solar bertekanan 9 bar masing-masing sebesar 5%, 15%, dan 25%. Sudut
semprotan MFO 20, MFO 30, dan MFO 40 pada tekanan pompa 11 bar, lebih kecil dibandingkan minyak
solar bertekanan 9 bar masing-masing sebesar 6%, 12%, dan 27%. Penambahan MFO pada minyak solar
mengakibatkan semprotan dan nyala api menjadi lebih panjang.
Oil Fired Boiler Fulton Type E 30 merupakan Boiler tegak dengan lorong api yang panjang. Sehingga
panjang semprotan bahan bakar dan nyala api sangat diperlukan untuk memperluas daerah radiasi, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan effisiensi pembakaran pada Boiler. Gambar Oil Fired Boiler seperti pada
gambar dibawah ini.
Gambar 1. Oil Fired Boiler Fulton Type E30
Kilang minyak menyiapkan sendiri Fuel Oil untuk operasional, baik untuk pembakaran di dapur-dapur
Kilang maupun di boiler. Fuel Oil di Kilang RU-V Balikpapan adalah merupakan campuran antara Vacuum
Residue dengan Long Residue yang kurang mempunyai nilai ekonomis dan kemudian ditambahkan diluent
3. C.12
Prosiding SNST ke-4 Tahun 2013
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 71
berupa distillate (Gas Oil dan/atau Net Bottom Fractionator ex HCC) yang relatif mahal untuk mengatur
viscosity nya agar sesuai yang diharapkan.
Efisiensi pembakaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kualitas fuel oil yang
digunakan. Salah satu parameter Fuel Oil dalam pembakaran adalah droplet size fuel yang terbentuk selama
terjadi proses pembakaran. Semakin tinggi viskositas suatu fuel oil, maka droplet size fuel yang terbentuk
akan semakin besar. Hal ini akan menghasilkan pembakaran yang buruk. Heavy Fuel Oil (HFO) memiliki
viskositas yang tinggi, sehingga untuk dapat digunakan sebagai bahan bakar pada boiler atau furnace
memerlukan diluent agar dapat memenuhi spesifikasi bahan bakar yang dibutuhkan.
Heavy fuel atau MFO 1000 cst pada kilang minyak termasuk limbah yang harus di proses kembali dengan
biaya yang mahal (cost center), sesuai dengan paradigma yang baru, yaitu dari cost center diubah menjadi
resources (sumber), dengan cara sebagai bahan bakar alternatif pengganti light (solar) pada boiler di kilang
minyak.
Untuk hal tersebut, maka diperlukan suatu proses pencampuran antara MFO 1000 cst dengan solar untuk
mendapatkan bahan bakar alternatif pengganti solar yang harganya semakin mahal.
Hal ini akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dalam proses pengilangan, karena dapat
menfaatkan limbah yaitu limbah minyak serta ikut menjaga kondisi lingkungan di sekitar Kilang Minyak.
Tujuan penelitian ini adalah melakukan penggantian bahan bakar solar yang semakin mahal dengan
memanfaatkani limbah kilang minyak MFO 1000 cSt yang diencerkan dengan solar, sebagai bahan bakar
alternatif pada Dry Kiln yang lebih mempunyai nilai ekonomis.
2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental, dengan Variabel yang ditetapkan
adalah minyak campuran 50% MFO 1000 cst limbah kilang minyak dengan 50% Solar, campuran 60% MFO
1000 cst limbah kilang minyak dengan 40% Solar, campuran campuran 70% MFO 1000 cst limbah kilang
minyak dengan 30% Solar, 80% MFO 1000 cst limbah kilang minyak dengan 20% Solar, dan dengan variasi
tekanan dari 1 bar sampai 13 Bar, sedangkan variabel terikatnya adalah panjang semprotan dan effisiensi
pembakaran pada Boiler.
Langkah-langkah penelitian dilakukan sebagai berikut
2.1. Pembuatan Instalasi Peralatan Pengujian
Gambar peralatan pengujian seperti pada gambar di bawah ini
Gambar 2. Instalasi peralatan pengujian
2.1.1. Pembuatan rangka dari besi siku tempat dudukan Drum dengan kapasitas 80 liter, Motor Listrik 1 HP
sebagai penggerak pengaduk campuran bahan bakar, Motor Listrik 1,5 HP sebagai penggerak pompa bahan
bakar, pompa bahan bakar dan nozel dengan sudut sebaran 80o
kapasitas 30 liter per jam.
2.1.2. Mixer, untuk melakukan pencampuran antara MFO 1000 cst limbah kilang minyak dengan Solar .
2.1.3. Alat ukur Tekanan Bahan Bakar.
2.1.4. Katup Pengatur Tekanan
2.1.5. Bak Penampung buangan minyak campuran.
2.1.6. Pompa Bahan Bakar
2.1.7. Solenoid valve sebanyak 2 (dua) unit.
2.1.8. Nozle dengan sudut semprotan 800
.
4. Pemanfaatan Limbah Kilang Minyak MFO 1000 cSt yang Diencerkan … (Ilyas Rochani)
ISBN 978-602-99334-2-0
72
Gambar 3. Skematik Instalasi peralatan pengujian
Keterangan : (1) Nozzle, (2) Solenoid valve, (3) Pressure gauge, (4) Gear pump, (5) Regulator valve, (6) Bak
penampung, (7) Ball valve, (8) Mixer drum, (9) Pengaduk, (10) Motor pengaduk, (11) Hose.
2.2. Prosedur Pengujian.
Uji yang dilakukan meliputi uji karakteristik panjang semprotan minyak campuran, dengan langkah-
langkah sebagagai berikut:
2.2.1. Persiapan.
Pengecekan instalasi pengujian, mempersiapkan bahan bakar MFO 1000 cst dan solar, alat ukur, serta
peralatan lainnya yang digunakan untuk pencatatan data.
2.2.2. Pelaksanaan pengujian.
Langkah ini dilakukan untuk pengambilan data, adapun parameter yang dalam pengujian ini adalah
tekanan pada bahan bakar solar dan minyak campuran, serta mendapatkan semprotan yang paling
maksimum.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Panjang Semprotan dan panjang nyala api.
Pengaruh tekanan tekanan terhadap panjang semprotan dan panjang nyala api bahan bakar Solar dan
bahan bakar minyak campuran antara Solar dengan MFO 1000 cst dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini
TABEL 1. PANJANG SEMPROTAN DAN NYALA API BAHAN BAKAR SOLAR
NO TEKANAN
(Bar)
PANJANG SEMPROTAN
(Meter)
PANJANG NYALA API
(Meter)
1
5
0,5 meter
TIDAK MENYALA
2
7
1,25 meter
3
9
1,2 meter
5. C.12
Prosiding SNST ke-4 Tahun 2013
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 73
TABEL 2. PANJANG SEMPROTAN DAN NYALA API BAHAN BAKAR SOLAR
NO TEKANAN
(Bar)
PANJANG SEMPROTAN
(Meter)
PANJANG NYALA API
(Meter)
1
5
0,30 meter
TIDAK MENYALA
2
7
1,10 meter
3
9
1,20 meter
4
11
1,45meter
5
13
1,30 meter
3.2. GRAFIK TEKANAN VERSUS PANJANG SEMPROTAN
Kemudian dari tabel-tabel pada sub bab sebelumnya, dibuat gambar grafik Pengaruh tekanan terhadap
panjang semprotan seperti gambar dibawah ini.
6. Pemanfaatan Limbah Kilang Minyak MFO 1000 cSt yang Diencerkan … (Ilyas Rochani)
ISBN 978-602-99334-2-0
74
Gambar 3. Tekanan versus panjang semprotan.
Seluruh kurva menunjukkan tren yang sama, dimana dengan menambahkan prosentase MFO 1000 cst
limbah kilang minyak kedalam minyak campuran, panjang semprot anakan bertambah panjang dengan
bertambahnya tekanan hingga mencapai titik optimum (puncak), kemudian menurun dan semakin besar
prosentase MFO 1000 cst pada minyak campuran, titik optimum yang dicapai akan bergeser kearah kanan.
Selanjutnya untuk mendapatkan effisiensi pembakaran, minyak campuran dengan composisi campuran 50
% MFO 1000 cst, 60 % MFO 1000 cst. 70 % MFO 1000 cst dan 80 % MFO 1000 cst masing- masing diuji
cobakan sebagai bahan bakar pengganti solar pada pembakaran di Oil Fired Boiler Fulton Tipe E 30.
Pengukuran Effisiensi ini menggunakan COMBUSTION EFFICIENCY CHART dan peralatan ukur yang
tersedia pada Oil Fired Boiler Fulton Tipe E 30, seperti terlihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4. Boiler Instrumentation.
Cara pengukuran Effisiensi pembakaran dengan menggunakanCOMBUSTION EFFICIENCY CHART
dan Boiler Instrumentation adalah sebagai berikut:
1. Ambil sample gas buang dengan menggunakan alat pompa pengisap seperti terlihat pada gambar
diatas,dengan cara memencet bola karet pada pompa pengisap sebanyak 18 (delapan belas) kali.
2. Sample gas buang kemudian dimasuk pada alat CO2 absorber yang berada pada Boiler Instrumentation,
dan akan terukur prosentase kadar CO2.
3. Dilihat temperatur cerobong (stack temperature) dengan alat ukur digital temperatur cerobong yang
berada pada Boiler Instrumentation.
Dengan menggunakan Combustion Efficiency Chart, akan didapatkan Effsiensi Pembakaran, seperti
pada tabel dibawah ini:
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
PanjangSemburan,m
Tekanan, Bar
solar
MFO 50%
MFO 60%
MFO 70%
MFO 80%
7. C.12
Prosiding SNST ke-4 Tahun 2013
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 75
Gambar 5. Combustion Chart dan Pompa pengisap.
Tabel 3. Effisiensi Pembakaran
No Bahan Bakar
Temperature Stack
( )
%
Effisiensi
( % )
1 Solar 290 10 77
2 50% Solar – 50% MFO 315 8 71
3 40% Solar – 60% MFO 345 10 73
4 30% Solar – 70% MFO 360 11 75
5 20% Solar – 80% MFO 370 13 77,5
4. KESIMPULAN
a. Makin besar prosentase MFO 1000 cst limbah kilang dalam minyak campuran dan makin tinggi tekanan,
makin panjang semprotan bahan bakar. Campuran 80% MFO 1000 cst limbah kilang minyak pada
minyak campuran, tekanan 11 Bar didapatkan panjang semprotan 1,35 m.
b. Campuran 80% MFO 1000 cst limbah kilang minyak pada minyak campuran, dengan menggunakan
combustion effisiensi chart dan boiler instrumentation, didapatkan effisiensi pembakaran sebesar 77,50
%. Sedangkan menggunakan bahan bakar solar, effisiensi pembakaran 77 %. Hal ini karena nilai kalor
minyak campuran lebih tinggi dari pada nilai kalor solar (hasil uji di lab. Motor Bakar Universitas
Brawijaya Malang), Maka minyak campuran 20 % solar dengan 80 % MFO 1000cst, dapat digunakan
sebagai bahan bakar alternatif pengganti solar yang lebih murah.
DAFTAR PUSTAKA
Azzopardi, B. J. (1991),”Atomization Fundamentals”, Department of Chemical Engineering, University of
Nottingham.
Bae, C. dan Kang, J. (2000),"Diesel Spray Characteristics of a Common-Rail VCO Nozzle Injector”, Proc.
Thermofluidynamic Processes in Diesel Engines (THIESEL), hal. 57-66.
Baumgarten, C., (2006),”Mixture Formation in Internal Combustion Engines”, Springer-Verlag Berlin
Heidelberg, Germany.
Binesh, A.R. dan Hossainpour, S. (2008),"Three Dimensional Modelling of Mixture Formation and
Combustion in a Direct Injection Heavy-Duty Diesel Engine", Proceeding of World Academy of Science,
Engineering and Technology Volume, hal. 207.
Cahyadi dan Bambang. 2009. Studi Eksperimental Pengaruh Komposisi MFO-Minyak Solar Terhadap
Perubahan Karakteristik Semprotan dan Pembakaran. http://digilib.its.ac.id
Heywood, J. B. (1988),”Internal Combution Engine Fundamentals”, McGraw-Hill Book Company,
Singapore.
Hwang, J.S., HA, J.S. dan No, S. Y. (2003),"Spray Characteristics of DME in Conditions of Common Rail
Injection System", International Journal of Automotive Technology, Vol. 4, No.3, hal. 119.
Khusna, D. (2009),”Karakteristik Semprotan Menumbuk Dinding Piston Tipe Mexican-Hat dengan Bahan
Bakar Biodiesel dalam Ruang Bakar Bertekanan”, Thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.
Senecal, P.K., Schmidt, D.P., Nouar, I., Rutland, C.J., Reitz, R.D. dan Corradin M.L. (1999),”Modeling
High-Speed Viscous Liquid Sheet Atomization”, International Journal of Multiphase Flow, Vol. 25,
hal.1073-1097.
Syukran dan Suryadi. 2007. Estimasi Penghematan Biaya Operasi PLTU dengan Cara Penggantian Bahan
Bakar. JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 9, No. 2, pp: 59 – 66.