Laporan ini memberikan ringkasan analisis struktur untuk desain sebuah billboard LED menggunakan program SAP2000. Struktur billboard dimodelkan dan dianalisis untuk kekuatan dan keamanannya berdasarkan beberapa kombinasi beban yang mencakup beban mati, hidup, dan angin. Hasil analisis menunjukkan kemampuan struktur untuk menerima beban tersebut.
Standar ini mengatur tentang pembebanan yang harus diperhitungkan dalam perencanaan jembatan, termasuk beban mati, beban hidup, beban lingkungan, dan kombinasi beban. Standar ini merevisi ketentuan teknis pembebanan dalam SNI sebelumnya dan menyesuaikannya dengan perkembangan terkini. Standar ini dimaksudkan sebagai acuan bagi perencana dalam menentukan pembebanan rencana untuk jembatan.
This document provides an introduction to the CSiBridge software for modeling concrete box girder bridges. It describes the basic steps to create a bridge model, including defining the layout line, deck section, bridge object, and making assignments to spans, abutments, bents, and tendons. The example bridge modeled is a two-span prestressed concrete box girder bridge.
The document discusses the concepts of balanced steel ratio, tension controlled sections, transition sections, compression controlled sections, strength reduction factors, maximum steel ratio, and minimum reinforcement for flexural members in reinforced concrete beams. The balanced steel ratio corresponds to the amount of steel that yields at the same time as the concrete crushes. Tension controlled sections have a steel strain over 0.005 when concrete strain is 0.003. Transition sections have steel strain between yield and 0.005 when concrete is at 0.003. Compression controlled sections have steel strain under yield when concrete is at 0.003.
Kolom merupakan elemen struktur vertikal yang berfungsi untuk menyangga beban seluruh bangunan dan meneruskannya ke pondasi. Kolom didesain menggunakan beton bertulang yang tahan tekanan dan tarikan untuk menopang berbagai jenis beban. Makalah ini membahas definisi, fungsi, letak, jenis, dan metode pelaksanaan pekerjaan kolom pada bangunan.
The document provides steps for performing non-linear static (pushover) analysis and non-linear dynamic (time history) analysis of structures using SAP 2000. It describes defining hinge properties, assigning hinges to frame elements, creating load cases for gravity, pushover and time history loads, setting analysis parameters, and reviewing results through deformed shapes, pushover curves and time history plots. The non-linear analyses methods can provide more accurate assessment of structural performance compared to linear analysis.
Balok komposit vs balok biasa - afret nobelAfret Nobel
Dokumen tersebut membandingkan struktur baja yang menggunakan balok biasa dan balok komposit. Analisis menunjukkan bahwa penggunaan balok komposit dapat mereduksi berat baja, mengurangi tinggi balok, meningkatkan kekakuan lantai, dan memperpanjang rentang balok.
Laporan ini memberikan ringkasan analisis struktur untuk desain sebuah billboard LED menggunakan program SAP2000. Struktur billboard dimodelkan dan dianalisis untuk kekuatan dan keamanannya berdasarkan beberapa kombinasi beban yang mencakup beban mati, hidup, dan angin. Hasil analisis menunjukkan kemampuan struktur untuk menerima beban tersebut.
Standar ini mengatur tentang pembebanan yang harus diperhitungkan dalam perencanaan jembatan, termasuk beban mati, beban hidup, beban lingkungan, dan kombinasi beban. Standar ini merevisi ketentuan teknis pembebanan dalam SNI sebelumnya dan menyesuaikannya dengan perkembangan terkini. Standar ini dimaksudkan sebagai acuan bagi perencana dalam menentukan pembebanan rencana untuk jembatan.
This document provides an introduction to the CSiBridge software for modeling concrete box girder bridges. It describes the basic steps to create a bridge model, including defining the layout line, deck section, bridge object, and making assignments to spans, abutments, bents, and tendons. The example bridge modeled is a two-span prestressed concrete box girder bridge.
The document discusses the concepts of balanced steel ratio, tension controlled sections, transition sections, compression controlled sections, strength reduction factors, maximum steel ratio, and minimum reinforcement for flexural members in reinforced concrete beams. The balanced steel ratio corresponds to the amount of steel that yields at the same time as the concrete crushes. Tension controlled sections have a steel strain over 0.005 when concrete strain is 0.003. Transition sections have steel strain between yield and 0.005 when concrete is at 0.003. Compression controlled sections have steel strain under yield when concrete is at 0.003.
Kolom merupakan elemen struktur vertikal yang berfungsi untuk menyangga beban seluruh bangunan dan meneruskannya ke pondasi. Kolom didesain menggunakan beton bertulang yang tahan tekanan dan tarikan untuk menopang berbagai jenis beban. Makalah ini membahas definisi, fungsi, letak, jenis, dan metode pelaksanaan pekerjaan kolom pada bangunan.
The document provides steps for performing non-linear static (pushover) analysis and non-linear dynamic (time history) analysis of structures using SAP 2000. It describes defining hinge properties, assigning hinges to frame elements, creating load cases for gravity, pushover and time history loads, setting analysis parameters, and reviewing results through deformed shapes, pushover curves and time history plots. The non-linear analyses methods can provide more accurate assessment of structural performance compared to linear analysis.
Balok komposit vs balok biasa - afret nobelAfret Nobel
Dokumen tersebut membandingkan struktur baja yang menggunakan balok biasa dan balok komposit. Analisis menunjukkan bahwa penggunaan balok komposit dapat mereduksi berat baja, mengurangi tinggi balok, meningkatkan kekakuan lantai, dan memperpanjang rentang balok.
Dokumen ini membahas tentang detail penulangan beton bertulang sesuai standar SNI 03-2847-2002. Terdapat penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi lekatan antara tulangan dan beton, panjang penyaluran minimum, dan rumus untuk menentukan panjang penyaluran untuk tulangan yang mengalami tekan dan tarik.
Baut mutu tinggi (HTB) digunakan untuk menyambung baja profil dan struktur konstruksi. Ada dua jenis utama HTB yaitu A325 dan A490, dengan A325 paling umum digunakan. HTB memiliki tegangan geser dan tarik yang lebih tinggi dibanding baut hitam biasa.
Dokumen ini berisi tentang rencana detail atap bangunan dan macam-macam komponennya seperti kuda-kuda, balok, dan ikatan angin. Juga dijelaskan tahapan penggambaran rencana atap mulai dari menggambar garis bantu, metebalkan garis, hingga penambahan keterangan gambar. Ukuran komponen atap disesuaikan dengan panjang bentangan atapnya.
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungWSKT
Dokumen ini berisi standar nasional Indonesia tentang beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain. Dokumen ini menjelaskan berbagai jenis beban yang harus dipertimbangkan dalam perancangan seperti beban mati, beban hidup, beban banjir, beban salju, beban air hujan, dan beban angin. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur perhitungan dan kombinasi berbagai jenis beban tersebut.
Dokumen tersebut membahas perhitungan struktur atap bangunan yang menggunakan sistem truss dengan bahan baja. Terdapat perhitungan panjang dan tegangan gording, dimensi trekstang penyangga, serta perhitungan ikatan untuk mengamankan atap dari angin.
This document provides drawings and notes for pile foundation details. It includes 4 details showing reinforcement for prestressed concrete piles with spiral and straight steel. It notes the concrete grade for different elements, reinforcement bar grades, cover requirements, maximum pile load capacity, compaction requirements, and refers to other drawings for coordination. The client is Golden Chemical Renewable and the drawing is issued for construction by Mott MacDonald Limited.
This document discusses reinforced concrete columns. Columns act as vertical supports that transmit loads to foundations. Columns may fail due to compression failure, buckling, or a combination. Short columns are more prone to compression failure, while slender columns are more likely to buckle. Column sections can be square, circular, or rectangular. The dimensions and bracing affect whether a column is classified as short or slender. Longitudinal reinforcement and links are designed to resist axial loads and moments based on the column's effective height and end conditions. Design charts are used to determine reinforcement for columns with axial and uniaxial bending loads. Examples show how to design column reinforcement.
Dokumen tersebut membahas desain struktur baja untuk bangunan, termasuk persyaratan perencanaan, sifat baja, kombinasi pembebanan, sambungan, dan contoh desain rangka baja 3 lantai serta detail pondasinya. Dokumen ini menjelaskan prinsip-prinsip dasar perencanaan struktur baja untuk gedung sesuai standar nasional Indonesia.
PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG TAHAN GEMPASumarno Feriyal
Dokumen tersebut merupakan laporan desain struktur gedung bertulang tahan gempa yang mencakup perencanaan awal struktur (preliminary design), analisis beban gempa, analisis beban gravitasi, desain balok, pelat, kolom, dan hubungan strukturnya. Tujuan desain adalah merancang gedung perpustakaan yang mampu tahan gempa dengan menggunakan kapasitas desain.
Dokumen tersebut membahas tentang menggambar konstruksi dan utilitas bangunan gedung. Terdapat penjelasan mengenai gambar situasi, denah, tampak, potongan, konstruksi pondasi, kosen, pintu/jendela, tangga, atap, dan utilitas bangunan gedung. Juga dijelaskan proses perencanaan tapak yang meliputi analisis program, tapak, dan perencanaan tapak dalam perspektif ilmu arsitektur.
This document discusses the design of floor slabs including one-way spanning slabs, two-way spanning slabs, continuous slabs, cantilever slabs, and restrained slabs. It covers slab types based on span ratios, bending moment coefficients, determining design load, reinforcement requirements, shear and deflection checks, crack control, and reinforcement curtailment details for different slab conditions. The document is authored by Eng. S. Kartheepan and is related to the design of floor slabs for a civil engineering project.
Dokumen tersebut membahas metode pelaksanaan pondasi dalam dan perbedaan metode pancang menggunakan jack in pile dan hammer. Metode jack in pile memancang tiang secara statis menggunakan tekanan hidrolik, sedangkan hammer secara dinamik dengan memukul. Jack in pile menghasilkan daya dukung tanah yang lebih baik dan kurang getaran.
Dokumen tersebut merangkum analisis struktur desain bangunan TPST Kesiman Kertalangu di Kota Denpasar. Dokumen ini menjelaskan lingkup proyek, kriteria desain, pembebanan pada struktur hanggar termasuk beban mati, hidup, dan gaya lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan perhitungan beban mati untuk atap dan dinding bangunan.
Dokumen tersebut merupakan laporan penelitian mengenai desain struktur atas gedung ruko Parahyangan Office Park di Bandung. Laporan tersebut membahas tentang latar belakang proyek, tujuan penelitian untuk merencanakan struktur atas gedung dengan metode Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah, dan ruang lingkup pembahasan yang meliputi pemodelan struktur, perhitungan tulangan, dan penggambaran detail tulangan.
Dokumen ini membahas tentang detail penulangan beton bertulang sesuai standar SNI 03-2847-2002. Terdapat penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi lekatan antara tulangan dan beton, panjang penyaluran minimum, dan rumus untuk menentukan panjang penyaluran untuk tulangan yang mengalami tekan dan tarik.
Baut mutu tinggi (HTB) digunakan untuk menyambung baja profil dan struktur konstruksi. Ada dua jenis utama HTB yaitu A325 dan A490, dengan A325 paling umum digunakan. HTB memiliki tegangan geser dan tarik yang lebih tinggi dibanding baut hitam biasa.
Dokumen ini berisi tentang rencana detail atap bangunan dan macam-macam komponennya seperti kuda-kuda, balok, dan ikatan angin. Juga dijelaskan tahapan penggambaran rencana atap mulai dari menggambar garis bantu, metebalkan garis, hingga penambahan keterangan gambar. Ukuran komponen atap disesuaikan dengan panjang bentangan atapnya.
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungWSKT
Dokumen ini berisi standar nasional Indonesia tentang beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain. Dokumen ini menjelaskan berbagai jenis beban yang harus dipertimbangkan dalam perancangan seperti beban mati, beban hidup, beban banjir, beban salju, beban air hujan, dan beban angin. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur perhitungan dan kombinasi berbagai jenis beban tersebut.
Dokumen tersebut membahas perhitungan struktur atap bangunan yang menggunakan sistem truss dengan bahan baja. Terdapat perhitungan panjang dan tegangan gording, dimensi trekstang penyangga, serta perhitungan ikatan untuk mengamankan atap dari angin.
This document provides drawings and notes for pile foundation details. It includes 4 details showing reinforcement for prestressed concrete piles with spiral and straight steel. It notes the concrete grade for different elements, reinforcement bar grades, cover requirements, maximum pile load capacity, compaction requirements, and refers to other drawings for coordination. The client is Golden Chemical Renewable and the drawing is issued for construction by Mott MacDonald Limited.
This document discusses reinforced concrete columns. Columns act as vertical supports that transmit loads to foundations. Columns may fail due to compression failure, buckling, or a combination. Short columns are more prone to compression failure, while slender columns are more likely to buckle. Column sections can be square, circular, or rectangular. The dimensions and bracing affect whether a column is classified as short or slender. Longitudinal reinforcement and links are designed to resist axial loads and moments based on the column's effective height and end conditions. Design charts are used to determine reinforcement for columns with axial and uniaxial bending loads. Examples show how to design column reinforcement.
Dokumen tersebut membahas desain struktur baja untuk bangunan, termasuk persyaratan perencanaan, sifat baja, kombinasi pembebanan, sambungan, dan contoh desain rangka baja 3 lantai serta detail pondasinya. Dokumen ini menjelaskan prinsip-prinsip dasar perencanaan struktur baja untuk gedung sesuai standar nasional Indonesia.
PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG TAHAN GEMPASumarno Feriyal
Dokumen tersebut merupakan laporan desain struktur gedung bertulang tahan gempa yang mencakup perencanaan awal struktur (preliminary design), analisis beban gempa, analisis beban gravitasi, desain balok, pelat, kolom, dan hubungan strukturnya. Tujuan desain adalah merancang gedung perpustakaan yang mampu tahan gempa dengan menggunakan kapasitas desain.
Dokumen tersebut membahas tentang menggambar konstruksi dan utilitas bangunan gedung. Terdapat penjelasan mengenai gambar situasi, denah, tampak, potongan, konstruksi pondasi, kosen, pintu/jendela, tangga, atap, dan utilitas bangunan gedung. Juga dijelaskan proses perencanaan tapak yang meliputi analisis program, tapak, dan perencanaan tapak dalam perspektif ilmu arsitektur.
This document discusses the design of floor slabs including one-way spanning slabs, two-way spanning slabs, continuous slabs, cantilever slabs, and restrained slabs. It covers slab types based on span ratios, bending moment coefficients, determining design load, reinforcement requirements, shear and deflection checks, crack control, and reinforcement curtailment details for different slab conditions. The document is authored by Eng. S. Kartheepan and is related to the design of floor slabs for a civil engineering project.
Dokumen tersebut membahas metode pelaksanaan pondasi dalam dan perbedaan metode pancang menggunakan jack in pile dan hammer. Metode jack in pile memancang tiang secara statis menggunakan tekanan hidrolik, sedangkan hammer secara dinamik dengan memukul. Jack in pile menghasilkan daya dukung tanah yang lebih baik dan kurang getaran.
Dokumen tersebut merangkum analisis struktur desain bangunan TPST Kesiman Kertalangu di Kota Denpasar. Dokumen ini menjelaskan lingkup proyek, kriteria desain, pembebanan pada struktur hanggar termasuk beban mati, hidup, dan gaya lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan perhitungan beban mati untuk atap dan dinding bangunan.
Dokumen tersebut merupakan laporan penelitian mengenai desain struktur atas gedung ruko Parahyangan Office Park di Bandung. Laporan tersebut membahas tentang latar belakang proyek, tujuan penelitian untuk merencanakan struktur atas gedung dengan metode Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah, dan ruang lingkup pembahasan yang meliputi pemodelan struktur, perhitungan tulangan, dan penggambaran detail tulangan.
Modul ini membahas pengenalan program SAP2000 untuk analisis struktur sipil secara linear statis, meliputi pendefinisian material, geometri, beban, analisis, serta langkah-langkah desain struktur baja dan beton.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pemodelan dan analisis struktur bangunan gedung dengan fokus pada perspektif struktur. Terdapat 7 poin utama yang dijelaskan mencakup konsep dasar perencanaan struktur, kriteria perencanaan, alur analisis struktur, pemodelan beban dan pondasi, serta pemodelan unsur-unsur struktur seperti balok, kolom, dan dinding lift.
Program SAP2000 digunakan untuk analisis struktur menggunakan metode elemen hingga. Bab I membahas pengenalan SAP2000 dan dasar-dasarnya seperti sistem koordinat dan output hasil perhitungan. Bab II membahas contoh balok portal 2D dimensi tunggal dengan beban merata penuh -2 t/m secara merata pada satu batang.
Program SAP2000 digunakan untuk analisis struktur menggunakan metode elemen hingga. Bab I membahas pengenalan SAP2000 dan dasar-dasarnya seperti sistem koordinat dan output hasil perhitungan. Bab II membahas contoh balok portal 2D dimensi tunggal dengan beban merata penuh -2 t/m secara merata pada satu batang.
Dokumen tersebut membahas desain beton bertulang menggunakan program SAP2000 dengan standar SNI 03-2847-2002. SAP2000 dapat digunakan untuk desain beton bertulang dengan sedikit penyesuaian parameter sesuai standar Indonesia. Dokumen ini menjelaskan cara mengidentifikasi elemen balok dan kolom, asumsi desain, serta cara menganalisis penampang beton bertulang menggunakan SAP2000.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
2. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Daftar Isi :
1. Pendahuluan
2. Dimensi Pier
3. Material Properties
4. Penentuan Material Properties dan Section
5. Pemodelan Geometrik
6. Boundary / Perletakan
7. Pembebanan
8. Kombinasi Pembebanan
9. Gaya Dalam
2
3. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
1. Pendahuluan
Akan direncanakan suatu struktur pier pada jembatan dengan dimensi dan geometrik
sebagai berikut.
3
4. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
2. Dimensi Pier
2.5m
0.75m 0.75m
0.75m 0.75m
1m
4.14m
0.75m
1.5m
8m
4.14m
0.75m
1.22m 1.22m
4.7m
1.875m 0.325m
0.325m 1.875m
1.85m
1.5m 1.5m
4
5. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
3. Material Properties
Kuat Mutu beton yang digunakan dalam analisis struktur pier ini : Pier Head, Kolom
dan Pile Cap (K-350/fc’=29.05 Mpa).
PILE CAP
KOLOM
PIER HEAD
5
6. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
4. Pemodelan Material Properties dan Section
a. Buka file dan setting units kN,m (SI)
6
7. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
b. Model – Properties – Material – add material – Name isi K-350 – Pilih type of
design concrete – Concrete standar pilih none – Isikan Modulus Elasticity E =
25332000 kN/m2 , Poisson’s ratio 0.2, thermal coefficient 10-5 , weight density 25 –
lalu OK.
4. Pemodelan Material Properties dan Section
7
8. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
4. Pemodelan Material Properties dan Section
8
9. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
c. Model – Section – add – Name isi Pile Cap – pilih bentuk solid rectangle - pilih user
– masukan dimensi section angka 8 (H) dan 4.7 (B) – lalu apply .
4. Pemodelan Material Properties dan Section
9
10. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
d. Pilih Tappered – Name isi Pile Cap Tap – pilih bentuk solid rectangle – pilih user –
section i masukan dimensi section angka 8 (H) dan 4.7 (B) I – masukan dimensi
section j angka 1.5 (H) dan 1.5 (B) – lalu apply.
4. Pemodelan Material Properties dan Section
10
11. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
e. Pilih DB/user – Name isi Kolom– pilih bentuk solid rectangle – pilih user – masukan
dimensi section angka 1.5 (H) dan 1.5 (B) – lalu apply.
4. Pemodelan Material Properties dan Section
11
12. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
f. Pilih DB/user – Name isi Pier Head– pilih bentuk T - section – pilih user – masukan
dimensi section angka 1.97 (H) ,2.5 (B), 1 (tw), 0.75 (tf) – lalu OK – kemudian close.
Ganti center of top
4. Pemodelan Material Properties dan Section
12
13. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
5. Pemodelan Geometrik
a. Pilih Model – Nodes – Create Nodes – section – Coordinates (x,y,x) – masukan
(0,0,0) – lalu apply.
Koordinat (0,0,0)
13
14. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
b. Pilih Model – Nodes – Translate Nodes – (1) pilih titik (0,0,0) (sorot) – (2) masukan
(0,0,1) – (3) lalu apply – (4) Node berikutnya telah muncul.
1
2
3
4
5. Pemodelan Geometrik
14
15. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
c. Dengan cara yang sama diatas diaplikasikan ke 10 titik, seperti pada gambar
dibawah.
1 (0,0,0)
2 (0,0,1)
3 (0,0,1.5)
4 (0,0,5.64)
8 (0,0.925,5.64) 5 (0, -0.925,5.64)
9 (0,2.8,5.64)
10 (0,3.125,5.64)
6 (0,-2.8,5.64)
7 (0,-3.125,5.64)
Node 1 (0,0,0)
Node 2 (0,0,1)
Node 3 (0,0,1.5)
Node 4 (0,0,5.64)
Node 5 (0,-0.925,5.64)
Node 6 (0,-2.8,5.64)
Node 7 (0,-3.125,5.64)
Node 8 (0,0.925,5.64)
Node 9 (0,2.8,5.64)
Node 10 (0,3.125,5.64)
5. Pemodelan Geometrik
15
16. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
d. Pilih Model – Element – Create Element – Pilih Material K-350 – Pilih Section Pile
cap – klik node 1 ke node 2.
5. Pemodelan Geometrik
16
17. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Klik node 1 ke
node 2
5. Pemodelan Geometrik
17
18. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Klik node 2 ke
node 3
5. Pemodelan Geometrik
18
19. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Klik node 3 ke
node 4
5. Pemodelan Geometrik
19
20. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Klik node 10 ke
node 7
5. Pemodelan Geometrik
20
21. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Bentuk Penampang
tidak sesuai dengan
geometri desain
Klik untuk melihat
penampang.
5. Pemodelan Geometrik
21
22. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
e. Pilih Element Pier Head – Model – Elements – Change Element Parameters – Pilih
Element Local Axis – Mode, Ganti Beta Angle jadi 180 Deg – kemudian Apply.
Sorot element Pier
Head
5. Pemodelan Geometrik
22
25. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
6. Boundary/Perletakan
Pilih Node 1 – Model – Boundary – Support – Ceklist D-ALL dan R-ALL (perlekan jepit)
– kemudian Apply.
25
27. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
7. Pembebanan
Pembebanan yang terjadi Pada struktur Pier Jembatan dapat dibagi menjadi 4 bagian,
yaitu :
1. Beban akibat strukturnya sendiri (SW).
2. Beban DL (Dead Load) akibat beban Girder L=35.6m (Interior dan Eksterior), rc
pelat, digfragma dan pelat.
3. Beban SDL (Super Imposed Dead Load) akibat aspalt, median, trotoar dan railing.
4. Beban LL (Live Load) akibat beban UDL (Uniform Dead Load) dan KEL (Knife Edge
Load) dan beban rem.
DL + SDL + UDL + KEL
DL + SDL + UDL + KEL No Jenis
Beban (kN) Arah
Interior Eksterior Global Axis
1RDL 500 600
z
2RSDL 50 200
3RUDL 250
4RKEL 60
5RREM 4 x
REM
27
28. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
7. Pembebanan
Load – Static Load Case – Isikan name, type dan description - klik close
28
29. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
7. Pembebanan
a.Pilih node 5,6,8,9– Model – Node – Translate Node – pilih copy – isikan (0.85,0,0.75)
– apply – pilih ikon select previous - isikan (-0.85,0,0.75) – apply – maka akan
muncul node baru 11 – 18 (sebagai node untuk assign beban yang direncanakan).
Node baru (11-18)
29
30. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
7. Pembebanan
b. Load – Selfweight – isikan pada Z (-1) – kemudian klik add – klik close – maka
program akan menghitung otomotis program tersebut.
30
31. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
7. Pembebanan
Pilih node 11,13,15,17 – Load – Nodal Load – Pilih Load Case Name DL – tulis di FZ (-
500) (Beban DL interior) – klik apply – pilih node 12,14,16,18 - tulis di FZ (-600)
(Beban DL eksterior) – klik apply.
31
32. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
7. Pembebanan
Dengan cara yang sama seperti sebelumnya maka beban - beban telah diaplikasikan
terhadap struktur pier tersebut.
Assign Node Beban (kN) Jenis Beban Global Axis
11,13,15,17 -600
RDL
Eksterior
Z
12,14,16,18 -500 Interior
11,13,15,17 -200
RSDL
Eksterior
12,14,16,18 -50 Interior
11 to 18
-250 RUDL
-60 RKEL
4 RREM X
RDL RSDL
RUDL
RKEL RREM
32
33. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
7. Pembebanan
Untuk menghubungkan node beban dengan element strukturnya maka diberi
bondary condition yaitu elastic link. Model – Boundary – pilih Elastic Link – Link Type
– Pilih Rigid – pada tabel 2 nodes pilih titik yang di link contoh node 9 dengan 18 –
klik node 18 ke node 9 – Maka elastik link akan muncul.
Klik node 18 ke 9
33
34. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
7. Pembebanan
Dengan cara yang sama lakukan untuk node 14 -9 , 17 – 8 , 13 – 8, 15 – 5, 11 – 5, 16 –
6 dan 12 – 6.
34
35. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
8. Kombinasi Pembebanan
(1). Result – Combination – tulis pada kolom Name ULS 1 di Load Kombination List –
Pilih SW pada Load Case tulis 1.3 pada Factor – Pilih RDL tulis 1.3 – Pilih SDL tulis 2.
(2). Tulis pada kolom Name ULS 2 di Load Kombination List – Pilih SW pada Load Case
tulis 1.3 pada Factor – Pilih RDL tulis 1.3 – Pilih SDL tulis 2 – Pilih UDL tulis 1.8 – Pilih
KEL tulis 1.8 – Pilih REM tulis 1.8.
(3). Tulis pada kolom Name ENV-ULS – ganti type add jadi Envelope – Pada kolom
Load Case and factor pilih ULS1 dan ULS2 tulis 1 – kemudian close.
KOMBINASI PEMBEBANAN
ULS-1 1.3SW + 1.3RDL + 2SDL
ULS-2 1.3SW + 1.3RDL + 2SDL + 1.8UDL + 1.8KEL + 1.8REM
35
37. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
9. Analisis Struktur Gaya Dalam
Setelah material dan section didefiniskan, geometri dan dimensi telah digambar,
boundary telah ditentukan lalu kemudian beban dan load sudah dimasukan, maka
tahap terakhir adalah analisis gaya dalam struktur tersebut. Pilih ikon run analysis
Apabila berhasil di run maka akan keluar tulisan your midas job is successfully
completed.
Klik
Run OK
37
38. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
9. Analisis Struktur Gaya Dalam
Untuk melihat gaya dalam yang terjadi pada pier, pilih result – forces – beam diagram
– klik load cases/combination pilih Cball : ENV –ULS – Pilih Fx (Gaya Aksial) – Solid fill
– type of display ceklis countur , legend pilih fixed tulis decimal point 2 – kemudian
OK.
38
39. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
9. Analisis Struktur Gaya Dalam
39
Bidang Momen Pada Pier Head
Bidang Geser Pada Pier Head
Bidang Momen Pada Kolom
Bidang Geser Pada Kolom
41. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
Terdapat cara lain untuk menggambar atau mendefiniskan section penampang selain
menggunakan menu Section Data yaitu dengan program SPC. Program SPC ini
digunakan untuk menggambar section penampang serta menghitung section
propertiesnya. Program ini berguna sekali apabila bentuk penampang sudah tidak
simetri lagi.
41
42. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
Sebagai contoh akan dibuat section pier head yang sudah di desain pada section data
midas, akan dicoba dengan menggunakan program SPC.
Node 1 (-0.5,0)
Node 2 (0.5,0)
Node 3 (0.5,-1.22)
Node 4 (1.25,-1.22)
Node 5 (1.25,-1.97)
Node 6 (-1.25,-1.97)
Node 7 (-1.25,-1.22)
Node 8 (-0.5,-1.22)
2.5m
X
Y
1 2
3
4
5
6
7 8
0.75m
0.75m 0.75m
1m
1.22m
0.75m
42
43. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
a. Buka Program SPC – Setting – General – Unit System Force (kN) – Length ganti jadi
m – Klik OK.
43
44. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
b. Model – Curve – Create – Line – isi point 1 (-0.5,0) – isi point 2 (0.5,0) – klik Apply.
44
45. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
c. Model – Curve – Create – Line – isi point 1 (0.5,0) – isi point 2 (0.5,-1.22) – klik
Apply.
45
46. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
d. Model – Curve – Create – Line – isi point 1 (0.5,-1.22) – isi point 2 (1.25,-1.22) – klik
Apply.
46
47. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
e. Model – Curve – Create – Line – isi point 1 (1.25,-1.22) – isi point 2 (1.25,-1.97) –
klik Apply.
47
48. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
f. Model – Curve – Create – Line – isi point 1 (1.25,-1.97) – isi point 2 (-1.25,-1.97) –
klik Apply.
48
49. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
g. Model – Curve – Create – Line – isi point 1 (-1.25,-1.97) – isi point 2 (-1.25,-1.22) –
klik Apply.
49
50. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
h. Model – Curve – Create – Line – isi point 1 (-1.25,-1.22) – isi point 2 (-0.5,-1.22) –
klik Apply.
50
51. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
i. Model – Curve – Create – Line – isi point 1 (-0.5,-1.22) – isi point 2 (-0.50) – klik
Apply – kemudian Close.
51
52. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
i. Pilih Model – Section – Generate – Sorot semua Line yang telah dibuat sampai
garisnya berwarna merah – ceklist calculates properties now – kemudian pilih apply.
52
53. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
Program akan secara otomatis menghitung section penampang tersebut, bila benar
akan muncul tulisan new plane section {section – P1} is generated and its properties
are calculated.
53
54. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
Untuk melihat propertiesnya dapat dilihat pada ikon maka akan keluar tabel
properties penampang yang kita buat.
54
55. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
Penampang yang telah dibuat sekarang akan di eksport ke program MIDAS pada data
section list caranya adalah pilih Model – Section – Eksport – Pilih Midas Section File –
lalu klik ikon beri nama Pier Head SPC – lalu sorot section yang kita buat sampai
berubah jadi warna merah – klik apply – maka section penampang telah disimpan
pada section list pada program MIDAS.
55
56. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
Buka program Midas buka file modul 1 yang telah dibuat – Model – Properties –
Section – Add – klik Value – Cari section penampang General Section – klik import
form SPC – cari file dengan nama Pier Head SPC – klik open – pilih section P1 – klik
OK.
56
57. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
57
58. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
Maka akan muncul section penampang yang telah dibuat tadi pada program SPC
beserta tabel section propertiesnya – beri nama Pier Head SPC – ubah offsetnya jadi
center of bottom – lalu klik apply – lalu klik cancel.
58
59. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
Pilih section element 4,5,6,7,8,9 yang sebelumnya dengan nama Pier Head ganti Pier
Head SPC dengan sistem drag and drop.
Drag and Drop
59
60. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
Ubah dahalu element local axisnya di model – element - change element parameters
– pilih element local axis – Mode beta angle pilih 0 – Apply.
60
61. MIDAS CIVIL
Integrated Design System for Building and General Structures
Program SPC dari MIDAS untuk Penggambaran Section
Penampang
61