MENGENALI DAN MEMBANGUN POLA ASUH ANAK
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pelajaran (pendidikan). Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan secara kodrati. Suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak
Anak-anak tumbuh dalam keluarga yang berbeda-beda. Beberapa orang tua mengasuh dan mendidik anak mereka dengan benar. Orang tua lainnya bersikap kasar atau mengabaikan anaknya. Beberapa anak orang tuanya bercerai, anak lainya tinggal bersama orang tua yang lengkap tanpa perceraian. Anak lainnya ikut keluarga angkat. Beberapa keluarga hidup dalam kondisi ekonomi yang berkecukupan, beberapa keluarga lainnya hidup dalam kondisi ekonomi sederhana. Situasi yang bervariasi ini akan mempengaruhi perkembangan anak dan mempengaruhi murid didalam dan diluar lingkungan sekolah .
Ada 4 bentuk gaya pengasuhan yaitu
1. Authoritarian Parenting
Merupakan gaya asuh yang bersifat menghukum dan membatasi. Dimana hanya ada sedikit percakapan antara orang tua dan murid, menghasilkan anak yang tidak kompeten secara sosial.
2. Authoritative Parenting
Merupakan gaya asuh yang positif yang mendorong anak untuk independen tapi masih membatasi dan mengontrol tindakan mereka. Perbincangan saling tukar pendapat diperbolehkan dan orang tua bersikap membimbing dan mendukung. Menghasilkan anak yang kompeten secara sosial. Anak cenderung mandiri, tidak cepat puas, gaul, dan memperlihatkan harga diri yang tinggi.
3. Neglectful Parenting
Gaya asuh dimana orang tua tidak terlibat aktif dan tidak perduli dengan kehidupan anaknya, orang tua hanya meluangkan sedikit waktu. Hasilnya anak anak sering bertindak tidak kompeten secara sosial. Mereka cendrung kurang bisa mengontrol diri, tidak cukup termotifasi untuk berprestasi
4. Indulgen Parenting
Gaya asuh dimana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anaknya tapi tidak banyak memberikan batasan atau kekeangan pada perilaku mereka. Orang tua ini sering membiarkan anak mencari cara sendiri untuk mencapai tujuannya, bahwa orang tua model ini percaya bahwa kombinasi dukungan pengasuhan dan sedikit pembatasan akan membentuk anak kreatif dan percaya diri.
Termasuk yang mana pola asuh dalam keluarga anda? Pola asuh tidak berdiri sendiri, melainkan selalu bersanding dengan pola didik. Bila pola asuh lebih pada bangunan interaksi dan komunikasi, maka pola didik lebih pada sistem edukasi dalam keluarga. Hasil pola asuh bisa dipandang sebagai outcome, sedangkan hasil pola didik bisa dipandang sebagai output.
Ada beberapa macam respon orangtua terhadap outcome dan output tersebut. Ada yang selalu merasa tidak
MENGENALI DAN MEMBANGUN POLA ASUH ANAK
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pelajaran (pendidikan). Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan secara kodrati. Suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak
Anak-anak tumbuh dalam keluarga yang berbeda-beda. Beberapa orang tua mengasuh dan mendidik anak mereka dengan benar. Orang tua lainnya bersikap kasar atau mengabaikan anaknya. Beberapa anak orang tuanya bercerai, anak lainya tinggal bersama orang tua yang lengkap tanpa perceraian. Anak lainnya ikut keluarga angkat. Beberapa keluarga hidup dalam kondisi ekonomi yang berkecukupan, beberapa keluarga lainnya hidup dalam kondisi ekonomi sederhana. Situasi yang bervariasi ini akan mempengaruhi perkembangan anak dan mempengaruhi murid didalam dan diluar lingkungan sekolah .
Ada 4 bentuk gaya pengasuhan yaitu
1. Authoritarian Parenting
Merupakan gaya asuh yang bersifat menghukum dan membatasi. Dimana hanya ada sedikit percakapan antara orang tua dan murid, menghasilkan anak yang tidak kompeten secara sosial.
2. Authoritative Parenting
Merupakan gaya asuh yang positif yang mendorong anak untuk independen tapi masih membatasi dan mengontrol tindakan mereka. Perbincangan saling tukar pendapat diperbolehkan dan orang tua bersikap membimbing dan mendukung. Menghasilkan anak yang kompeten secara sosial. Anak cenderung mandiri, tidak cepat puas, gaul, dan memperlihatkan harga diri yang tinggi.
3. Neglectful Parenting
Gaya asuh dimana orang tua tidak terlibat aktif dan tidak perduli dengan kehidupan anaknya, orang tua hanya meluangkan sedikit waktu. Hasilnya anak anak sering bertindak tidak kompeten secara sosial. Mereka cendrung kurang bisa mengontrol diri, tidak cukup termotifasi untuk berprestasi
4. Indulgen Parenting
Gaya asuh dimana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anaknya tapi tidak banyak memberikan batasan atau kekeangan pada perilaku mereka. Orang tua ini sering membiarkan anak mencari cara sendiri untuk mencapai tujuannya, bahwa orang tua model ini percaya bahwa kombinasi dukungan pengasuhan dan sedikit pembatasan akan membentuk anak kreatif dan percaya diri.
Termasuk yang mana pola asuh dalam keluarga anda? Pola asuh tidak berdiri sendiri, melainkan selalu bersanding dengan pola didik. Bila pola asuh lebih pada bangunan interaksi dan komunikasi, maka pola didik lebih pada sistem edukasi dalam keluarga. Hasil pola asuh bisa dipandang sebagai outcome, sedangkan hasil pola didik bisa dipandang sebagai output.
Ada beberapa macam respon orangtua terhadap outcome dan output tersebut. Ada yang selalu merasa tidak
1. Nama : Martha Setiyawan
NIM : 2381130787
Kelas : A21
Mata Kuliah : AkhlakTasawuf
Dosen Pengampu : Ai Samrotul Fauziah, M.Pd.I
Tugas Utama Manusia
2. Allah SWT menciptakan manusia dari tanah dan kemudian ditiupkan ruh-
Nya, sehingga ia menjadi hidup, mampu mengingat, berpikir, berkehendak,
merasa, berangan-angan, menilai, dan menentukan pilihan
3. Al-Quran menjelaskan asal-usul manusia di dalam Surat al-
Mu’minun ayat 12-14:
ٍ ۡ
يِ
ط ۡنِ
ّ
م ٍ
ةَلٰلُ
س ۡنِ
م َ
ناَ
س
ۡ
نِۡ
اۡل اَن
ۡ
قَلَ
خ
ۡ
دَ
قَلَ
و
ۚ
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.
ٍ ۡ
يِ
كَّ
م ٍ
راَ
رَق ۡ ِ
ِف ًةَ
ف
ۡ
طُن ُٰهن
ۡ
لَ
عَ
ج َُّ
ُث
Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
َل َمٰظِعۡال َان ۡ
وَسَكَف اًمٰظِع َةَغ ۡضُمۡال َانۡقَلَخَف ًةَغ ۡضُم َةَقَلَعۡال َانۡقَلَخَف ًةَقَلَع َةَفۡطُّنال َانۡقَلَخ َّمُث
ۡ
ح
اًم
َؕنۡيِقِل ٰخۡال ُنَس ۡ
حَا ُ ه
ّٰللا َك َـرٰبَتَف ؕ ََرخٰا اًقَۡلخ ُهٰنَۡاشۡنَا َّمُث
١٤
Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu lalu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah,
Pencipta yang paling baik.
4. manusia sebagai makhluk Allah pada dasarnya mengemban amanah atau tugas-tugas kewajiban dan
tanggungjawab yang dibebankan oleh Allah kepadanya agar dipenuhi, dijaga dan dipelihara dengan
sebaikbaiknya.
amanah tersebut ada bermacam-macam bentuknya
a.Amanah hamba terhadapTuhannya,
b.Amanah hamba terhadap sesama manusia,
c.Amanah manusia terhadap dirinya
5. Hakikat kehambaan kepada Allah adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan. Ketaatan,
ketundukan dan kepatuhan manusia itu hanya layak diberikan kepada Allah.
Konsekuensi manusia sebagai hamba Allah, dia harus senantiasa beribadah hanya kepada-
Nya. Hanya Allah-lah yang disembah dan hanya kepada Allah-lah manusia mohon
pertolongan.
6. Tugas hidup manusia juga sebagai khalifah Allah di muka bumi. Hal ini dapat difahami dari firman
Allah dalam Q.S. al-Baqarah: 30:
ًةَ
ف ۡيِلَ
خ ِ
ضۡ
رَ
ۡ
اۡل ِ
ِف ٌ
لِ
اعَ
ج ۡ ِ
ّ
ّنِا ِ
ةَ
كِٕٮٰٰٓلَ
م
ۡ
لِل َ
كُّبَ
ر َ
الَق
ۡ
ذِاَ
و
ؕ
ُ
لَ
ع
ۡ
َ
َتَا آٰۡ
وُلاَق
َ
كَل ُ
سِّ
دَ
قُنَ
و َ
كِ
د ۡمَ
ِ
ِب ُ
حِ
ّبَ
سُن ُ
نۡ
َ
َنَ
و َۚءٰٓاَ
مِّ
دال ُ
كِ
ف ۡسَيَ
و اَ
ه ۡيِف ُ
دِ
س
ۡ
فُّي ۡنَ
م اَ
ه ۡيِف
َ
نۡ
وُ
مَلۡعَت َ
ۡل اَ
م ُ
مَلۡعَا ٰٓۡ ِ
ّ
ّنِا َ
الَق
Dan (ingatlah) ketikaTuhanmu berfirman kepada para Malaikat, "Aku hendak menjadikan
khalifah1 di bumi". Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?"
Dia berfirman, "Sungguh,Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui."
7. Tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi antara lain menyangkut tugas mewujudkan
kemakmuran di muka bumi ,mewujudkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di muka bumi dan
Bekerja-sama dalam menegakkan kebenaran dan bekerjasama dalam menegakkan kesabaran
Tugas-tugas kekhalifahan tersebut menyangkut:
1. tugas kekhalifahan terhadap diri sendirii
2. tugas kekhalifahan dalam keluarga/rumah tangga
3. tugas kekhalifahan dalam masyarakat;
4. tugas kekhalifahan terhadap alam.
8. Dakwah yang dilakukan dapat melalui lisan dan perbuatan. Sasarannya dimulai dari diri sendiri,
keluarga, karib kerabat, dan komunitas setempat.
Dakwah yang dijalankan tidak boleh dengan paksaan atau penghakiman. Dengan menarik simpati,
orang-orang akan tertarik untuk mendalami agama ini.