SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah
Pada eraglobalisasi ini masyarakattidakdapatmenolakadanyateknologi khususnyaTelevisi.Saatini
televisitelahmenjadi salahsatukebutuhanpokokmanusiauntukmendapatkaninformasi,hiburan
dan menambahwawasan.Semuaorangakanbingungketikatelevisi yangmerekagunakantiba-tiba
bermasalahataurusak.Mereka akanmelakukansegalacarauntukmemperbaiki televisi mereka.
Bahkanmerekarelauntukmembeli televisi yangbaru.
Denganadanyateknologi televisi ini,manusiasangatterbantuuntukmendapatkaninformasi yang
akurat.Baik yangberada didalamNegeri maupunLuarNegeri.Banyaktelevisi yangdilengkapi
denganberbagai fiturdanmodifikasiyangcanggihdandapat dinikmati fungsinya.
Pesatnyaperkembanganteknologi menyebabkanfungsi televisi semakinbertambah.Padasaatini
masyarakatdapat menikmati fituryangadadi televisidengansangatmudah.Parapelajardapat
menontontelevisi kapanpunmerekainginkan.Apalagi denganeraglobalisasi sekarangini,yang
ditambahdenganpergaulanremajayangkurangterkendali.Parapelajardapatmenontontayangan
televisiyangtidaksesuai denganetikadannormasehinggamudahterjerumuskedalamhal-hal yang
negatif.Hal ini dapatmengakibatkankecanduanparapelajaryangdapatmenggangukonsentrasi
belajar.
Berdasarkanpengaruhnegatif tersebutperludicari jalankeluaruntukmengatasinya.Salahsatunya
denganmelibatkanorangketiga.Orangketigaini biasdari orangtua,guru,saudara atau keluarga.
Akantetapi pengendalianyangutamasalahdari anak itusendiri,yangditambahdenganilmuagama.
Sehubungandenganhal tersebut,dalamlaporanpenelitianiniakandibahasbeberapahal mengenai
pengaruhtelevisi terhadapprestasi belajarsiswakelasXIIIPS2.
Alasandiadakannyalaporanpenelitianini untukmengetahui dampaknegatif danpositif dari adanya
televisibagi prestasi siswadanpengaruhnyaterhadapprosesbelajarsiswa,laopranpenelitian
bertujuanuntukmemprosesseberapabanyaksiswayangprestasinya menurunkarenapenayangan
televisidansiswayangtergangguprosesbelajarnya.
B. Rumusanmasalah
Untuk kelancaranlaporanpenelitianini penulismembatasi masalahagartidakmeluas.Rumusan
masalahnyayaitusebagai berikut:
1. Apasaja pengaruhtelevisi terhadapbelajarsiswa?
2. Bagaimanadengandampakpositif dannegtif adanyatelevise terhadapprestasi belajar
siswa?
3. Bagaimanacara mengatasi dampaknegatif yangditimbulkandenganadanyafituratau
fasilitastelevisi?
C. TujuanMasalah
denganmengadakanpenelitian“fungsitelevisi”terhadapprestasi belajarsiswakelasXIIips2
semester1SMA N 1 Binanguntahunajaran2012/2013.
Laporan penelitianbertujuanuntuk:
1. Sebagai latihanmembuatlaporanpenelitiansederhana
2. Mengetahui sejauhmanapengaruhtelevisi terhadapprestasi belajarsiswa
3. Untuk memberinformasikepadaparapembaca
D. HIPOTESA
Adanyapengaruhtayangantelevisi terhadapprestasi belajarsiswakelasXIIips2 ulanganharian
terprogramsemester1SMA N 1 Binanguntahunpelajaran2012/2013
E. SISTEMATIKA PENULISAN
hasil laporanini memautberbagai bagianyangakandibahas.Diawali dengandaftarisi yang
membuatjudul,persetujuanpembimbing,Motto,persembahan,dankatapengantarsertadi
lanjutkanbab1 yang membuatpendahuluanyangterdiri dari latarbelakang,perumusanmasalah,
tujuanpenelitian,dansistematikapenulisan.BabIIadalahmasalah-masalahyangakandi bahas.
BAB II
LANDASAN MAALAH
A. Pengertiantelevise
Menurutkamus besarbahasaIndonesia,Televisi adalahsystempenyiarangambaryangdisertai
denganbunyi melaluikabel ataumelalui angkasadenganmenggunakanaltyangmengubahcahaya
dan bunyi menajdi listrikdanmengubahnyakembalimenjadi berkascahayayangdapatdilihatdan
bunyi dandapat didengar
Televisi merupakansebuahmdiatelekominikasi terkenal yangberfungsi sebagai penerimasuara
gambar bergerakbesertasuarabaikituyang monokrommaupunyangberwarna.
Televisi memiliki duapengiriman,penyiarangambardansuara yaitupenyiaranlangsungkejadian
atau peristiwayangkitasaksikansementaraiaterjadi danpenyiaranprogramyangtelahdirekam
diataspitafilmatau pitavideo.
B. PengertianPendidikan
Menurutkamus besarbahasaIndonesia,pengertianpendidikanadalahsuatuprosespelatihandan
pengajaran,terutamaanak – anak. Remaja,di Sekolah,perguruantinggi dllyangdirancanguntuk
memberikanpengetahuandanmengembangkan ketrampilan.Pengertianpendidikanadalahbidang
studi yangberhubungandengancaramengajar.Kalimatdiatassudahcukupmenerangantentang
pengertianpendidikan.
C. PengertianPrestasi BelajarSiswa
Prestasi padaanak tidakdatingsecaratiba – tiba, namun prestasi padaanakterusdicari dandilatih.
Prestasi belajarmerupakanhasildari apayang kitacoba, apa yangkita lihatdanapa yang kita
pelajari.Apabilaprestasi belajarkitasudahbagusmakakitasudahmenguasai materi yangtelahkita
pelajari.Tetapi apabilaprestasi yangkitadapattidakmemuaskanberarti kitabelummenguasai
materi secara penuh.Dengankatalainkitaharusmencobadan berlatihlagi agarkitamampu
menguasai apayang kitapelajari dankitadapatmemperbaii presatasiyanglebihbaiklagi.Dengan
seringberlatihdankitadapatmemperbaikiprestasi yanglebihbaiklagi.
Denganseringberlatihdanmencobamakaintelegensi dankemampuanpadaseseorangatau
individumakasecaratidaklangsungdayaprestasi siswa.Sedangkanmenurut KBBIadalahmencoba
atau berlatihsesuatuyangbelumkitabiasadalahpengertianataupenguasaansiswaataupelajar
terhadapmateri yangsudahdipelajari.
D. PengaruhTayanganTelevisiTerhadapanak
Manusiamemanfaatkantelevisisebagai alatbantuyang palingefisiendanefektif.Dimana
kesemuanyaini dapatdipertanggungjawabkansecaramoral danmaterial.Kebanyakankegiatan
menontontelevisi cenderungterencanadanbersifattaksadar,tiapkali banyakorang mempunyai
waktuluang,merekatiba-tibasajadudukdihadapantelevisinyatanpadiundangbanyakniatdan
rencanayang tiba-tibasajadibatalkan,lantarantergodauntukmenikmatiacaratertentuyang
disiarkanolehTelevisi.Televisidenganmudahbiasmelahapsebagianbesarwaktuanakyang
dilewatkandidepanlayartelevisi berartiwaktuyangtidakdimanfaatkanolehanakuntukbelajar
menbacadan lain-lain.Apabilatayangantelevisi menyajikanacarahiburanatauacara bernuansa
kekerasanmakaanak-anakakancenderungmenyukai danmenggemari tayangantersebutkarena
apa yang dilihat,ditontonditayangkantelevisi biasanyaanak-anakakancenderungmenirunyatanpa
disaring,sehinggatakutakanmerusakakhlakanakterhadappengaruhyangditayangkanolehtelevisi
olehkarenaituperanpendampingdanbimbingan olehorangtuakepadaanaknyayangsedang
menonton.
BAB III
METODELOGI DAN PEMBAHASAN
A. Tempat danWaktu Penelitian
PenelitimengambilobjekpenelitiankelasXIIIPSIIdi SMA Negeri 1 BinangunKecamatanBinangun
KabupatenCilacappadatanggal 20 September2012.
Sebelummelacakke objekpenelitian,terlebihdahulupeneliti mengadakanperencanaandan
persiapansebabtanpaperencanaandanpersiapanyangmatangsegalasesuatutidakmembawa
hasil yangmemuaskanbahkanjugadapatgagal.
Penulisakanmengemukakanlangkah-langkahpersiapandanperencanaanyangbersifatumum
adalahsebagai berikut:
1. Penulismendapatpengarahanumumdari gurupembimbingmatapelajaransosiologi.
2. Penulisberkonsultasi denganpembimbinguntukmemintapetunjukwawasanyang
berkaitandenganpenelitiandanpenyusunanLaporanPenelitian.
3. Penulismenghubunginarasumbersecaralisansehari sebelumpenelitian.
4. Penulismulai melakukanpenelitiantunggal.
B. Metode Penelitian
Dalampenelitianinimetodeyangpenulispergunakanuntukmendapatkandatakuantitaf adalah:
1. Metode Interview
Metode interviewmerupakansalahsatumetode penelitiandenganmelakukanproseswawancara
secara face to face,untukmemecahkanataumenjawabpermasalahanyangsedangdihadapi seperti
yang diungkapkanolehpewawancara(interviewer) untukmemperolehinformasi dari wawancara
(interview).
Ditinjaudari pelaksanaannya,interview digolongkanmenjadi 3(tiga) jenisyaitu:
1. Interviewbebas
Artinyapewawancarabebasbertanyaapasajatanpa memakai acuanpertanyaan.Kelebihannya,
responbiasmerasasantai dan tidakmerasakalausedangdiwawancarai.Sedangkankekurangannya
arah pertanyaanmenjadi tidakterkendalidanterarah.
2. Interviewtrpimpin
Wawancara terpimpin(guidedinterview) pewawancaramenggunakansederetandaftarpertanyaan
lengkapdanterperinci samadenganwawancaraterstruktur.
3. Interviewbebasterpimpin
Wawancara bebasterpimpinmerupakankombinasi dari wawancaradiatas.
Dari ketigajenisinterviewdiatas,makapenulismenggunakanmetodeinterview bebasyaituyang
dilakukanolehpewawancaradengansederetanpertanyaanyangtelahdibuat,kemudian
narasumbermenjawabpertanyaantersebut.
C. TeknikPengambilanSampel
Pelaksanaanpengambilansampel banyakberhubungandenganvariable-variabel yangdiperlukan
untukmemecahkanmasalahyangditeliti.Variablepenelitiandiperolehdari objek,baikberupa
manusiamaupungejalayangmuncul untukmendapatvariable dari objekpenelitiantersebut.
Adapunpengambilandari berbagai objekpenelitian,untukmewakiliseluruhobjekpenelitian.
MenurutMuhammad Ali bahwa“Populasi adalahkeseluruhanobjekyangmenjadi objekpenelitian”
(1985 : 25). Sampel adalahsebagai objekyangtimbul dari keseluruhanyangmenjadiobjek
penelitiandanmemiliki populasi ataudapatdiartikanbahwasampel bagiandari populasi(1985 : 30).
Dari pengertiantersebutdapatditarikkesimpulanbahwapopulasi adalahkeseluruhanobjekyang
akan diteliti,sedangkansampeladalahbagiandari populasi yangdapatmewakili dari keseluruhan
objekyangakan diteliti.
DalampenelitianinipopulasinyaadalahsebagiansiswakelasXIIIPSIISMA Negeri 1 Binangunyang
berjumlah40 siswa,sedangkansampelpenelitianini adalahsejumlah10orang siswa.
D. TeknikPengumpulanData
Dalampelaksanaanini untukmendapatkandatavaliddanrelevansehinggamempunyai derajat
kebenaranyangtinggi,makapenulismenggunakan1teknikpengumpulan datapokok,adapunyang
bersifatpokokmengandungarti teknik.
Teknikpengumpulandatayangdimaksudadalah:
1. Teknikinterview
Interviewdapatdipandangsebagai metodepengumpulandatadenganjalanTanyajawabpihakyang
dikerjakandengansistematikadanberdasarkankepadatujuanpenyelidikan,padaumumnyadua
orang atau lebihhadirsecarafisikdalamprosesTanyajawabitu,danmasing-masingpihakdapat
menggunakansalurankomunikasi secarawajardanlancar.(SutisnaHadi,1976 : 226)
Dalaminterviewselaluadaduapihak,yangmasing-masingmempunyai kedudukanyang
berkelainan.Pihaksatusebagai pencari informasi(informasihunter),sedangkanpihaklainnya
sebagai pemberi informasi ( informasi supplier),sebagai informasihunterpenginterview aktif
mengajukanpertanyaan,menilai jawaban-jawaban,memintapenjelasan,mencatatdanmenggali
keteranganyanglebihdalam.Adapuninformasi menjawabpertanyaan,memberpenjelasandan
kadang-kadangjugamengajukanpertanyaan.Dalamhal ini interviewberarti pulawawancarasecara
langsungyakni antarapeneliti danrespondenatauantarapenanyadanpenjawab,sehinggaantara
penanyadanpenjawabdalammengajukanpertanyaandapatberlangsungsecaraterbukatanpaada
yang ditutup-tutupi kecuali memanghal-halyangbersifatdirahasiakan,hal dapatmembantudalam
memecahkanmasalah.Penulismenggunakanteknikpengumpulandatadenganinterview
dikarenakanadabeberapahal kebaikanataukelebihanantaralain:
a. Merupakansalahsatu teknikyangpalingefektif untukmenilai pribadi.
b. Tidak dibatasi olehtingkatanumurdantingkatansubyekyangdiselidiki.
c. Interviewmengandungunsurfleksibel ataukeluwesan.
E. TeknikAnalisisData
Dalambab ini telahdikemukakanmengenai metodepenelitian,teknikpengumpulandatadan
instrumentyangdigunakansesuaidenganhal tersebutdiatasmakapenelitianyangdilakukandi
kelasXIIIPSII SMA Negeri 1Binanguntelahberhasil memperolehdata-datayangsesuai dengan
tujuanpenelitianyangpenuliskemukakanpadababterdahulu.Data-datatersebutbersifat
kuantitatif yangdisajikandalambentukinterviewpertanyaan.
1. Menurutanda televisipentingatautidah? sebutkanalasanAnda!
2. Berpengaruhatautidaktelevisiterhadapprestasibelajar ?
3. Sebutkanpengaruhpositif dannegatif adanyatelevisi ?
Jawaban:
1. RespondenIntan
1. Penting,karenadenganadanyatelevisi kitabiasmendapatkanbeberapainformasiyang
penting.
2. Berpengaruhsekali.
3. Negatif
- Hal yangnegatif seringdititukanolehanakkecil (berkelahi,tontonantidaksenonoh)
Positif
- Kitadapat mendapatinformasi yangpentingmissalberita.
2. RespondenEvi Dwi Setianingsih
1. Sangat penting,karenakitabiasmelihatsuatuinformasi diluardaerahmaupundunia.
2. Sangat berpengaruh
3. Negatiif
- Malas belajar.
- Mengurangi konsentrasi dalambelajardanmenyitawaktubelajar.
Positif
- Memberikaninformasi yangpenting.
- Menambahwawasanilmupengetahuanyangsangatpenting.
- Mendorongprestasi belajarsiswa.
3. RespondenArisSupriyono
1. Penting,karenapadasaat pikirankitajenuhakibattugassekolahyangmenumpuktelevisibias
menyegarkandanmenghiburpikiran.
2. Tentuberpengaruh.
3. Negatif
- Malas belajar
- Membuatkitamalasngapa-ngapain
Positif
- Menyegarkanpikirankita
- Mediainformasi
4. RespondenAriyanto
1. Penting,karenadidalamtelevisijugaterdapatacara-acarayang bersifatedukatif.
2. Sangat berpengaruh.
3. Negatif
- Membuatanak malasbelajar.
- Membuatanak menjadi bodoh.
Positif
- Dapat memperolehinformasi aktual.
- Menambahwawasandanpengetahuan.
5. RespondenAsih
1. Pentin,gkarenamediainformasi danpembelajaran.
2. Berpengaruh
3. Negatif
- Malas belajar.
- Mengajarkanhal-hal criminal
Positif
- Menginformasikanhal-hal baru
- Dapat mengambil contohyangpositifkehidupan
6. RespondenWahyuAnjarsari
1. Pentingsekali,karenakiabiasmengetahui kejadian-kejadianyangactual di penjurudunia.
2. Berpengaruhsekali karenasiswatelahmemilihmenontontelevisidari padabelajar.
3. Negatif
- Menirukebiasaanjelekyangditayangkandi televisi,danpemborosan.
Positif
- Menambahilmu,informasi,pengetahuandanteknologi.
7. RespondenDeni TitinRagil Wulandari.
1. Bagi sayatelevisi sangatberpengaruhbagi kehidupankitakarenadi televisi banyaksekali
memperolehinformasi hiburandanlain-lain.
2. Sangat berpengaruhkarenakitasudahmengetahui bahwadi televisi banyak sekali tayangan
yang tidakmendidik.Contohnya:tinju,acara sinetron-sinetronanakmudayangtidakmendidik,
semuatergantungorangtua kita.Jikaorang tua mengawasi kitamakaanak-anakakanterarah ke
hal-hal yangpositif.
3. Negatif
- Menurunkanprestasi siswa
- Membuangwaktu,karenalebihbaikkitamengerjakanyanglebihpositif danberguna.
Positif
- Kitadapat mengetahui beritaterkini.
- Kitabiasterhiburdengantayanganyangmengibur.
8. RespondenNurul
1. Penting,karenakitadapatmemperolehbanyakinformasi yangbergunabagi kita.
2. Berpengaruh,kalauseringmenontontvakanmalasbelajar.
3. Negatif
- Banyaktayanganyang memberikancontohyangburukcontohnya:smack down,tayangan-
tayanganyang berbaukekerasan.
- Malas belajar
Positif
- Memudahkandalammemperolehinformasi.
- Adanyatayanganyangmendidikanak.
9. RespondenJumiati.
1. Penting,karenadari televisi kitadapat memperolehinformasi.
2. Berpengaruh.
3. Negatif
- Banyakhal-hal yangkurangbaikuntukanak dibawahumur
- Anakjadi malasbelajar.
Positif
- Sebagai sumberinformasiaktual.
- Menambahwawasanilmupengetahuan.
10. RespondenIndraPratama
1. Tidak,karenatelevisimembuatkami bodohdantagianlistriknaikdrastis.
2. Sangat berpengaruh.
3. Negatif
- Tagihanlistriktambah.
- Membuatkitamalasbelajar.
Positif
- Dapat memperolehinformasi secaracepat.
- Sebagai mediapenghibur.
F. Hasil AnalisaData
Dalamteknikpengumpulandatasebagaimanayangtelahdibahasdimuka,bahwaanalisadatayang
digunakanadasuatu macam yaituteknikinterview sebagai teknikpokok,dalamhal analisadataini
akan dipergunakansatuanalisanonstatistikuntukmenguasai hal interview.
1. Analisisdatanonstatistik
Analisisdatanonstatistikyangpenulissajikanbeberapaanalisisdatainterview yangdiambil
berdasarkanpemikiranyanglogisdansistematis.
Bertolakdari interviewyangberesponsiswakelasXIIIPSIISMA Negeri 1 Binangunyangpenulis
sinkronkandenganpokokmasalahjudul sebagai berikut.
a. DikelasXIIIPSpadakhususnyadankelas-kelaslain di SMA Negeri 1Binangunpadaumumnya,
siswa-siswanyamemliki televisi.Hal ini sangatberpengaruhterhadapprestasi belajarsiswa.
b. Dari jumlahpopulasi 40orang siswa,penulismengambil sampel 10orangsiswa,bersarkanhasil
wawancara9 orang siswamenjawabperpengaruh,sedang1orang siswatidakberpengaruh,maka
dapat dikatakanadapengaruhtayangantelevisiterhadapprestasibelajarsiswamatapelajaran
matematikasmester1.
2. Penafsiranhasil analisisdata
Dari hasil analisisdiatasmakadapatdi interprestasikanbahwahipotesakerjaadapengaruhprestasi
belajarbidangstudi sosiologi antarasiswayangmemiliki televisi denganprestasi belajarsiswa.
Hipotesa
Dari jumlahpopulasi 40orang siswa,penulismengambil sampel 10orang siswa,berdasarkanhasil
wawancara9 orang siswamenjawabadapengaruh,sedang1siswatidakada pengaruh.Maka dapat
diinterprestasikanadapengaruhtayangantelevisiterhadapprestasibelajarsiswamatapelajaran
matematikasmester1.
3. Kesimpulanhasil analisadata
Berdasarkanhasil analisisdatahasil penelitianpadakelasXIIIPSIIsemester1SMA Negeri 1
Binanguntahunpelajaran2012/2013 dapat disimpulkansebagai berikut:
Dari populasi 40 siswa,penulismengambilsampel 9siswayangmenjawabpengaruhtayangan
televiseterhadapprestasibelajar.
Maka dapatdiinterprestasikanbahwaadaperbedaanantaraprestasi belajarmatapelajaran
matematikaantarasiswayangmemiliki televisi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkanuraiandari bab-babdiatas,penulisdapatmengemukakanbeberapakesimpulanyang
dapat dirumuskansebagai berikut:
1. Prestasi belajaradalahpenilaianhasil usahadari kegiatanbelajaryangdapatmencerminkan
hasil yangsudahdicapai olehmasing-masingsiswa,setelah menempuhprosesbelajarmengajar
dalamperiode tertentu.
2. Faktor-faktoryangmempengaruhiprestasibelajarhakikatnyaadaduayaituintern,faktor
yang berasal dari individusiswaitusendiri danfaktoreksternyaitufaktoryangberasal dari luar
siswaitusendiri.
3. Perananorang tua siswasangatbesarpengaruhnyaterhadapprestasi belajarsiswaatau
prestasi putrid-putrinyabaiksecaralangsungmaupuntidaklangsung.
4. Dari jumlah40 orang siswa,penulismengambil sampel 9orangsiswa,berdasarkanhasil
wawancarasemuanyamenjawabbahwatayangantelevisiberpengaruh.Makadapatdisimpulkan
ada pengaruhtayangantelevisi terhadapprestasisiswa.
Sedangkanhipotesisyangdiajukanpenulisadapengaruhtayangantelevisi terhadapprestasi belajar
siswamata pelajaranmatematikakelasXIIIPSIISekolahMenengahAtasSMA Negeri 1Binangun.
Maka hipotesisdapatditerimadanteruji kebenarannya.
a. Hendaknyamampumembangkitkanminatbelajarsiswabaikdalamkelasmaupundi luar kelas.
Di dalammelaksanakanprosesbelajarmengajardiusahakanmenciptakansuasanasenang,gembira
dalammenerimapelajarandansejauhmungkinmelaksanakanprinsipbelajartuntas.
b. Hendaknyasenantiasamencapai hasilprosesbelajarmengajarsesuai targetminimaldengan
melakukanprogramperbaikan,danpengayaanterhadapbahanpelajaran.
1. Dampak positif memilikitelevisi terhadapprestasi belajarsiswa:
a. Denganadanyatelevisi siswadapatmengetahui informasi yangaktual/uptodate.
b. Televise jugaberfungsi sebagai penambahwawasandanalatbantubelajarkarenatayangan
televisijugaadayangbersifatedukatif.Hal ini mempermudahsiswadalammenyerapmateri
pelajaran.
c. Televisi jugabisasebagai hiburanbanyaktayangantelevisi yangsifatnyamenghibursemisal
lawakataupunkartun.
2. Dampak negatif tayangantelevisi terhadapprestasibelajarsiswa:
a. Mungkinsalahsatu siswasedangasikmenontontayangantelevisi yangbagussehinggamereka
lupadengantugasyang diberikanBapak/Ibugurudi sekolah.
b. Tayangan-tayanganhiburanpadatelevisi jugabiasmenurunkanprestasi belajarsiswamisalnya,
sinetronatausinema-sinemayangditayangkantelevisiitulebihbagusdandapatmenarikperhatian
setiapsiswauntukmenontonnyasehinggamenyebabkanmerekamalasbelajar.
B. Saran
Kepadapara siswa
1. Taatilahtata tertibsekolahmaupunaturan-aturandirumahsertanorma-normayangberlaku
disekitarsiswatinggal.
2. Janganmenganaktirikan salahsatumata pelajaranwalaupunsangatdisenangikarenasatu
mata pelajaranlainnyasalingberhungunganerat.
3. Krjakansemuatugasguru baiktugas infrakulikulermaupunekstrakulikuler.
4. Jikadalammenerimapelajaranmengalamikendala-kendalaataukesulitanhendaknya
berkonsultasidengangurupembimbingdanpenyuluhatauwali kelasnya.
5. Bentuklahkelompokbelajardalamkelasmuyangberanggotakanminimal 5orangsiswa.
6. Manfaatkan fasilitasyangadadi sekolahmuuntukmeraihprestasi diberbagai bidangterutama
bidangakademis.
2
Tayangan televisi ditengarai telahmempengaruhi munculnyaperilakunegatif (agresif dankonsumtif)
di kalangananak-anak.Hampirseluruhsajianacaraditelevisi disuguhkanuntukkonsumsi penonton
dewasa.Sementaraacarauntukanak-anakbolehdibilangsangatminim.Selainitu,sebagianbesar
jam tayangtelevisi(terutamaTV swasta) menyajikantayangan-tayanganyangbersifatinformasidan
hiburan(infotainment).Bahkandapatdikatakanwajahtayangantelevisi kitadidominasi oleh
sinetrondaninformasi selebriti.Ironinya,alurceritayangada belumberanjakdari isu
perselingkuhan,percintaan,dankekerasan.Situasi ini semakindiperparaholehjamtayangyang
“memaksa”anak-anakikutmenonton.
Biladicermati lebihmendalamternyatadampaktayangan TV tidakhanyamempengaruhi pola
tingkahlakutetapi jugamempengaruhipolatuturkataanak. Ungkapan“papa jahat” atau “mama
jahat” acap diucapkanseoranganakmanakalaorang tuanyatidakmengabulkan
permintaan anaknya.Contohlain,seorang anakjugaseringmengatakankata-katayang
mengandungunsurkekerasanataukata-katanegatif seperti “bodoh”,“akubunuhkau”,“akubenci
kamu”,atau “emangnyague pikirin”
Tayangan televisi yangtelahmeresahkanmasyarakatmemangmembutuhkandimensi kepedulian
moral bagi pengelolaataulembagapenyiaran.Pihakpengelola televisi memangseringdihadapkan
pada dilematisantaradimensi idiil dandimensi komersial.Meskipunsecarafilosopisidealisme
(dimensi idiil) menjadiciri hakiki perstetapi realitasmenunjukkanbahwaaspekkomersial lebih
menggejala.Pengelolapenyiarantelevisi masihterjebakpadaupayamenayangkansiaran-siarannya
yang mengarahpadaunsur hiburandaninformasi semata(infotainment).Sementara televisi sebagai
mediamassamemilikifungsidi bidangpendidikandankontrol/perekatsosial.
Agaknyapemahamanbahwatayangantelevisi sebagaimediayangmampumenimbulkanatau
mempengaruhi perilakupemirsanyabelumseutuhnyadisadari.Berdasarkankajianpsikologi
komunikasi tayangan-tayangantelevisimenawarkanataumenyajikanpesan-pesanyangakan
menstimulusorganismepenontonnya.Stimuluspesan-pesantelevisi ini sebelummenimbulkan
responakanmengendapdi organisme penontonnyasetelahmelaluitahapanperhatian,pengertian,
dan penerimaan.Bagi penontondewasatentuefeknegatif yangditimbulkantidakbegitubesar
dibandingkanpenonton anak-anakatauremaja.
Penontondewasamemiliki tingkatfilterisasiyangbaikdibandingkan anak-anak.Penontondewasa
bukanlahaudience pasif.Artinya,organismepenontondewasasebagaimanakonsepsi teori S-O-R
(StimulusOrganisme Respon) yangtelahdikembangkanHovlandlebihbersifataktif dibandingkan
penontonanak-anak.Penontondewasatelahmampumemilah-milahmanayangbaikdanmana
yang buruksementarapenontonanak-anakbelummampumengkritisiataumemfilterpesan
tayangantelevisi yangmasukke otaknya(blackbox).
Pada anak-anakkomponenorganisme (dayapikir) masihlabil.Artinya,pesan-pesantayangantelevisi
memberikanmemori yangcepatataulambatmempengaruhi perilakuyangditimbulkan.Dengan
kata lainsebagaimanakarakteranak-anak,merekaakanmeniruapayangtelahdilihatnyadi televisi.
Artinya,tayangantelevisi sesuai denganteorimodelingakanmenjadi model perilakuanak-anak.
Mungkinmasihsegardalamingatankita ketikatayangansmackdownmembuatgegerjagat
nusantara.Aksi kekerasanyangdiperagakananak-anakmerupakandampaknegatif setelah
menontonacara smackdowndi televisi.Denganpolosdanlugumerekamempraktekkanaksi
membantingseperti adeganyangtelahdisaksikannyadi layarkaca.
Berdasarkankajian,saatini 6-7 jamtelevisimembombardirtayangan-tayangannyakepadaanak-
anak.Dapat dibayangkan,bagaimanapesan-pesantelevisi “meracuni”pikirananak-anakyangsecara
psikologismasihpadatahapmencari jati diri dengansifatingintahunyayangbegitubesar.Melihat
kondisi yangadadapat disebutkanbahwa1/3hari anak-anakdihabiskandengan“berpetualang”
dengantayangan televisi.Bahkantidaksalah jikadisebutkantayangan televisitelahmenjadi “orang
tua” bagi anak-anak.
Celakanya,saatmenontonTV takjarang orang tua (terutamakaumibu) larutdalamalurcerita yang
disajikan.Saatmenontonsinetronmisalnya,orangtuayangsemestinyaharusmenjadi komentator
dalammendampingi anaknyamenonton TV justruterhipnosisolehadegan-adeganyangditonton.
Akibatnya,selaintakkuasamelarang anakuntukmenonton TV,takjarang orang tua hanyaduduk
diammenikmati acaratanpa berkomunikasi dengan anaknya.
Meskipunsulituntukmelaranganakuntukmenonton TV,setidaknyakesadaranakandampak
negatif tayangan TV meski disikapi secaraarif.Orangtuamesti mendampingi anak-anaknyasaat
menonton TV.Beri Komentarataupenjelasankepadaanaksaatada adeganatau informasi yang
tidakpatut dicontoholehanak.Bilaperlumasyarakatdapatmelakukanboikotterhadaptayangan-
tayanganyang kurangmendidik.Setidaknyamasyarakatharussecaraaktif ikutmengawasi isi
siaranTV. LaporkankepadaKomisi PenyiaranIndonesiaDaerah(KPID) SumateraBaratkalau
menyaksikanprogramacaraTV yang tidaksesuai dengannorma-normayangberlakudalam
masyarakat.
Sementaraitu,kitaberharappihakpengelola TV berkenanmenyajikantayangan-tayanganyang
berkualitas.Meskipunkitamenyadari bahwaTV harussurvive.Tetapi hal ini tidaksertamerta
denganmenayangkantayangan-tayanganyangkurangbermutu.Saatnyaacara untukanak-anak
menjadi perhatiankhusus.Sebab,anak-anakadalahkorbantayangan-tayanganTV.Anak-anakbelum
memilikikemampuanuntukmencernapesantayangan TVyangditerimanya.Artinya, anak-anak akan
“menelanmentah-mentah”semuainformasi yangdiperolehnya.Semuayangditontonnyadianggap
sebagai sesuatuyangbenar(legitimate).Di sinilahkepedulianmoral dantanggungjawabsocial
pengelolaTV dalammenyajikantontonanyangsehatdancerdasdipertaruhkan.Sebab,kreativitas
yang merupakankunci pengembangan TVtidakidentikdenganpenyajiantayangan-tayanganyang
berdampaknegatif padaperilakuanak.
artikel
Mediadan Kekerasan:PengaruhTayanganKekerasandi Televisi terhadapPerubahanPerilakuAnak
Drs. Dede Mulkan,M.Si.
Televisi merupakansaranakomunikasi utamadi sebagianbesar
masyarakatkita,tidakterkecuali di masyarakatbarat.Tidakada medialain
yang dapatmenandingintelevisi dalamhal volume teksbudayapopyang
diproduksinyadanbanyaknyapenonton.
Tayangan Televisi harusdi aturkarenamempengaruhi sikapdan
perilakukhalayakkhususnyabagi yangbelummemilikireferensi yangkuat,
yakni anak-anakdanremaja.Terlebihkarenatelevisi bersifataudiovisual
sinematografisyangmemilikidampakbesarterhadapperilakukhalayaknya
seperti pengaruhjarumsuntikterhadapmanusia.
Tayangan-tayangandi televisi saatini mempunyai kecendrungan
mengabaikanketentuan-ketentuanyangsudahditetapkan.Hal ini terlihatdari
ditonjolkannyaeksploitasisex,kekerasan,budayakonsumerisme dan
hedonisme.Bahkanpadamasaremajanormal,semakinbanyakkekerasan
yang merekalihat,semakinberkurangaktifitasberfikir,belajar,melakukan
pertimbangan, dankontrol emosi padaotak.Padasisi lain,berbagai bentuk
tayanganyang memuatadegankekerasanseksdantemadewasalainnyaakan
terusbertambahintensitasnya.
Sabtu,30 Mei 2009
PENGARUH TELEVISIPADA PERILAKU ANAK
Oleh;ImronHamzah
MahasiswaProdi IlmuKomunikasi Univ.YudhartaPasuruam
ABSTRAK
Televisi adalahmediayangpotensial sekali tidaksajauntukmenyampaikaninformasi tetapi juga
membentukperilakuseseorang,baikke arahpositif maupunnegatif,disengajaataupuntidak.
Sebagai mediaaudiovisual TV mampumerebut94% saluranmasuknyapesan-pesanatauinformasi
ke dalamjiwamanusiayaitulewatmatadan telinga.Televisi mampuuntukmembuatorangpada
umumnyamengingat50 %dari apa yang merekalihatdandengardi layar televisi walaupunhanya
sekali ditayangkan.Atau,secaraumumorangakaningat85 % dari apa yang merekalihatdi TV,
setelah3jam kemudiandan65 %setelah3 hari kemudian.(Dwyer)
Mengapa televisi didugabisamenyulapsikapdanperilakumasyarakat,terutamapadaanak-anak.
MenurutSkomis,dibandingkandenganmediamassalainnya(radio,suratkabar,majalah,buku,dan
lainsebagainya),televisi tampaknyamempunyai sifatistimewa.
Kecenderunganmeningkatnyatindakkekerasandanperilakunegatif lainnyapadaanakdiduga
sebagai dampakgencarnyatayangantelevisi. Karenamediaini memilikipotensi besardalam
merubahsikapdanperilakumasyarakatterutamaanak-anakyangrelatif masihmudahterpengaruh
dan dipengaruhi.Hasil penelitianparaahli menunjukanbahwatayangantelevisibisamempengaruhi
perilakuanakdanjuga sebaliknyatidakberpengaruhapa-apa.Pengaruhinijustrulebihdominan
dipengaruhi olehkeharmonisankeluarga. Anakdari keluargaharmonislebihmemiliki
benteng/penangkal dalammenyikapi tayangantelevisi.Olehkarenaitupenangkal yangpaling
ampuhterhadapdampaknegatif tayangantelevisi adalahmenciptakankeluargayangharmonis,
keluargayangberusahamenanamkannormaluhurdannilai agamadalamkehidupansehari-harinya.
Begitupulastasiuntelevisimempunyai tanggungjawabmendidikmasyarakatdananakbangsa
melalui pemilihanacarayangtepat.
PENDAHULUAN
MungkinkitamasihingatsebuahSMU di ColoradoAmerikaSerikatdibanjiri darah25
siswanya. Merekatewasdibantai duasiswayangberulahseperti Rambo.Denganwajahdingintanpa
balaskasihan,merekamemberondongtemannyasendiri dengantimahpanas.Kejadianini sungguh
menggemparkandanbanyakpakaryangmenudingtayangankekerasandi televisi ataukomputer
(game daninternet) sebagai biangkeroktindakkekerasanyangterjadi di kalangananak.
Tudinganterhadapmediamassaterutamatelevisi sebagaibiangkeladi tindakkekerasandan
perilakunegatif lainnyapadapadaanak-anaksebenarnyasudahterjadi sejaklama.Sekitarsatu
dekade yanglalu,musikrockdisalahkansebagai penyebabkasuspembunuhandi kalanganremaja.
Begitupunfilmkartunberjudul BeavisdanButtheadditudingsebagai penyebabmembanjirnyakasus
pembakaranrumahdi mana pelakunyaadalahanak-anakmuda.
Di sekitarkita,rasanyaseringkitamelihatanakyangbarusaja nontonfilmcowboydi layartelevisi,
laluberlari ke halamanrumahkemudianberguling-gulingdanberteriak"dordor..dor...sambil
memegangpistol mainanatauapasaja yangdi pegangnya.Seringpulakitamendengarucapan-
ucapan yangkurang pas dilontarkanmerekamenirukanidolanyadi TV.Begitupulabagaimanaanak-
anak meniruberbagai adegansadis,sensual,danerotikyangsetiapsaatdapatdisaksikanmelalui
layar TV.Tokoh-tokohfilmanak,seperti Superman,DoraEmon,SatriaBaja Hitam, PowerRanger,
dan tokohlainnyasungguhmelekatdalamkehidupanmereka.Bahkankondisi seperti ini
dimanfaatkanbetul olehparapedagang.Merekamembuatbusanaanakyangmiripdenganpara
tokohtersebut,danhasilnyasangatdigemari anak-anak.
Kecenderunganlainadalahanak-anakdanpararemajamerasa bergengsi bilamakanmakananyang
seringmuncul di layarTV. Makanan fastfoodseperti friedchichen,pizza,hamburger,danjenis
makananlainnyayangdi negara asalnyamerupakanmakananbiasamenjadi makananluarbiasa
(bergengsi).Anak-anakmulai tahubahkanpahambetul merek-merekdagangterkenal danlux,
termasukmerkmobil yangmungkinmustahilterjangkauolehkocekorangtuanya.Lebihmengkha-
watirkanlagi merekalebihsukanongkrongdi depanTV,diban-dingkanbelajar,membaca,atau
mengerjakanpekerjaanrumahdari gurunya.
Memang televisi semakindekatdengananak. Banyaknyapilihanacarayangdisuguhkandari
berbagai stasiuntelevisi,membuatanaksemakinsenangnongkrongdi depanlayartelevisi.Pihak
stasiuntelevisi tidaksedikitmenyediakanacara-acarakhususuntukdikonsumsi anak-anak.Simak
saja acara-acara Sabtu danMinggu pagi hampirsemua stasiunTV menyajikanprogramanak-anak.
Apalagi kini komunikasi antaraorangtua dananak cenderungberkurangsebagai konsekuensi
kesibukanparaorangtua pada pekerjaaanyasertamakinhilangnyabudayadongengorangtuasaat
pengantartidur.Pendekkata, televisi sudahmerupakantemanakrabmerekayangsetiapsaat
merekabisamenyaksikannya.Tulisanini akanmencobamenganalisisbagaimanapotensimedia
televisidandampaknyaterhadapperilakuanaksertakonstribusifaktorkeluargadalammenagkal
gencarnyasiarantelevisi tersebut.
PEMBAHASAN
Potensi MediaTelevisi
Mengapa televisi didugabisamenyulapsikapdanperilakumasyarakat?terutamapadaanak-
anak. Menurut Skomis,dibandingkandenganmediamassalainnya(radio,suratkabar,majalah,
buku,dan lain sebagainya),televisi tampaknyamempunyai sifatistimewa.Televisi merupakan
gabungandari mediadengardangambar hidup(gerak/live) yangbisabersifatpolitis,bisa,
informatif,hiburan,pendidikan,ataubahkangabungandari ketigaunsurtersebut.
Ekspresi korbankerusuhandi Ambonmisalnya,hanyaterungkapdenganbaiklewatsiarantelevisi,
tidaklewatkoranataupunmajalah. Ratapanorang kelaparandi Ethiophia,gemuruhnyatepuk
tangan penontonsepakboladi lapanganhijau,hirukpikuknyasuasanakampanye di bunderanHotel
Indonesia,tampakhidupdi layartelevisi.
Sebagai mediainformasi,televisimemiliki kekuatanyangampuh(powerful) untukmenyampaikan
pesan.Karenamediaini dapatmenghadirkanpengalamanyangseolah-olahdialami sendiridengan
jangkauanyangluas(broadcast) dalamwaktuyang bersamaan.Penyampaianisi pesanseolah-olah
langsungantara komunikatordankomunikan.Melaluistasiuntelevisi,kerusuhandi Ambondapat
diterimadi BandaAcehdan di Jayapuradalam waktubersamaan.Begitupula acara pertandinganAC
MilanmelawanJuventusdi ItaliadapatlangsungdinikmatipemirsaRCTIdi Indonesia.Sungguhluar
biasa,infomasi/kejadiandi belahanbumi sanabisaditerimalangsungdi rumah.Televisi bisa
menciptakansuasanatertentu,yaituparapenontondapatmelihatsambul duduksantai tanpa
kesengajaanuntukmenyaksi-kannyaMemangtelevisi akrabdengansuasanarumahdankegiatan
penontonsehari-hari.
Dari segi penontonya,sangatberagam. Mulai anak-anaksampai orangtua,pejabattinggi sampai
petani/nelayanyangadadi desabisamenyaksikanacara-acarayangsama melalui tabungajaibitu.
Melalui beberapastasiunmerekajugabebasmemilihacara-acarayang disukai dandibutuhkannya.
Begitupulasebagai mediahiburan,televisi dianggapsebagai media yangringan,murah,santai,dan
segalasesuatuyangmungkinbisamenyenangkan.
Televisi dapatpulaberfungsi sebagai mediapendidikan. Pesan-pesanedukatif baikdalamaspek
kognetif,apektif,ataupunpsiko-motorbisadikemasdalambentukprogramtelevisi. Secaralebih
khusustelevisi dapatdirancang/dimanfaat-kansebagai mediapembelajaran.Pesan-pesan
instruksional,seperti percobaandi laboratoriumdapatdiperlihatkanmelaluitayangantelevisi.
Televisi jugadapatmenghadirkanobjek-objekyangberbahayaseperti reaksinuklir,objekyangjauh,
objekyangkecil seperti amuba,danobjekyangbesarsecaranyatake dalamkelas.
Keuntunganlain,televisibisamemberikanpenekananterhadappesan-pesankhususpadapeserta
didik,misalnyamelalui teknikclose up,penggunaangrafis/animasi,sudutpengambilangambar,
teknikediting,sertatrik-triklainnyayangmenimbulkankesantertentupadasasaransesuai dengan
tujuanyang dikehendaki.
Memang kekuatantelevisimenurutKathleenHall Jamiesonsebagai dramatisasidan sensasionalisasi
isi pesan. BegitupulamenurutpakarkomunikasiJalaluddinRakhmat(1991),gambaran duniadalam
televisisebetulnyagambaranduniayangsudahdiolah.Dalamhal ini JalaludinRakhmat
menyebutnyasebagai Tangan-tanganUsil.Tanganpertamayangusil adalahkamera(camera),gerak
(motions),ambilan(shots),dansudutkamera(angles) menentukankesanpadadiri pemirsa.
Tangan keduaadalahprosespenyuntingan.Duagambaratau lebihdapatdipadukanuntuk
menimbulkankesanyangdikehendaki.SinetronJindanJundi RCTI misalnya,seolah-olahmereka
bisamasukke dalamtembok,berjalandi angkasa,berlari-lari di atasair,atau bisamenghilang.
Adeganmemenggal kepalaorang,bertarungdi angkasadanbentukadeganlainnyayangtidaklazim
dilakukandalamkehidupan,merupakanhasilulaheditordalamprosespenyuntingan.
Tangan ketigaadalahketikagambarmuncul dalamlayattelevisi kita. Layartelevisi mengubah
persepsi kitatentangruangdanwaktu.Televisijugabisameng-akrabkanobjekyangjauhdengan
penonton.Seorangpenontonsepakboladi rumahnyaberteriakkegi-ranganketigaRonaldo(Inter
Milan) memasukanbolake gawangJuventus.Memangtelevisi bisamenjadikankomunikasi inter-
personal antarapenontondenganobjekyangditonton.Perasaangembira, sedih,simpatik,bahkan
cinta bisaterjalintanpaterhalangolehletakgeografisnanjauhdi sana.Tangan keempatadalah
perilakuparapenyairtelevisi. Merekadapatmenggaris-bawahi berita,memberi-kanmaknayang
lain,atausebaliknyameremehkannya. Merekamempunyai posisi stategisdalammenyampaikan
pesanpada khalayak.
Besarnyapotensi mediatelevisiterhadapperubahanmasyarakatmenimbulkanprodan
kotra. Pandanganpro melihattelevisi merupakanwahanapendidikandansosialisasi nilai-nilai positif
masyatrakat.Sebaliknyapandangankontramelihattelevisi sebagai ancamanyangdapatmerusak
moral dan perilakudesktruktif lainnya.Secaraumumkontraversialtersebutdapatdigolongkan
dalamtiga katagori,yaitupertama,tayangantelevisi dapatmengancamtatanannilai masyarakat
yang telahada,keduatelevisi dapatmenguatkantatanannilai yangtelahada,danketigatelevisi
dapat membentuktatanannilai barumasyarakattermasuklingkungananak.
Acara Anakdan FilmKartun
Sebagai mediamassa,tayangantelevisi memungkinkanbisaditontonanak-anaktermasukacara-
acara yangditujukanuntukorangdewasa.Saatini setiapstasiuntelevisi telahmenyajikanacara-
acara khususuntukanak.Walaupunacara khususanak tersebutmasihsangatminim.Hasil
penelitianyangdilakukanYayasanKesejahteraanAnakIndonesia(YLKI) (MulkanSasmita,1997),
persentase acaratelevisiyangsecarakhususditujukanbagi anak-anakrelatif kecil,hanyasekitar2,7
s.d.4,5% dari total tayangan yangada. Yang lebihmenghawatirkanlagi ternyatapersentase kecil
inipunmaterinyasangatmenghawatirkanbagi perkembangananak-anak.
Tayangan televisi untukanak-anaktidakbisadipisahkandenganfilmkartun. Karenajenisfilmini
sangat populerdi lingkunganmereka,bahkantidaksedikitorangdewasa yangmenyukai filmini.Jika
kitaperhatikan,filmkartunmasihdidominasiolehprodukfilmimport.Tokohseperti Batman,
Superman,Popeye,MightyMouse,TomandJerry,atau WoodyWoodpeckerbegituakrabdi
kalangananak-anak.BegitupulafilmkartunJepang,seperti DoraEmon,CandyCandy,SailoorMoon,
Dragon Ball,dst.sangat populerdanbahkanmendominasi tayanganstasiuntelevisi kita.Sayangnya
dibalikkeakrabantersebut,tersembunyiadanyaancaman.
Jikakitaperhatikandalamfilmkartunyangbertemakankepahlawananmisalnya,pemecahan
masalahtokohnyacenderungdilakukandengancepatdanmudahmelaluitindakankekerasan.Cara-
cara seperti ini relatif samadilakukanolehmusuhnya(tokohantagonis).Ini berarti tersiratpesan
bahwakekerasanharusdibalasdengankekerasan,begitupulakelicikandankejahatanlainnyaperlu
dilawanmelaluicara-carayangsama. Sri Andayani (1997) melakukanpenelitianterhadapbeberapa
filmkartunJepang,seperti SailorMoon,DragonBall,dan Magic KnightRayEarth. Ia menemukan
bahwafilmtersebutbanyakmengandungadeganantisosial (58,4%) daripadaadeganprososial
41,6%).
Hal ini sungguhironis,karenafilmtersebutbertemakankepahlawanan. Studi ini menemukanbahwa
katagori perlakuanantisosialyangpalingseringmuncul berturut-turutadalahberkatakasar
(38,56%), mence-lakakan28,46%),danpengejekan(11,44%).Sementaraitukatagori prososial,
perilakuyangkerapkali muncul adalahkehangatan(17,16%),kesopanan(16,05%),empati (13,43%),
dan nasihat13,06%). Temuanini sejalandengantemuanYLKI,yangjugamencatatbahwafilmkartun
bertemakankepahlawananlebihbanyakmenam-pilkanadegananti sosial (63,51%) dari pada
adeganpro sosial (36,49%).Begitupulatayanganfilmlainnyakhususnyafilmimportmembawa
muatannegatif,misalnyafilmkartuBatmandan Supermanmenuruthasil penelitianSteindan
Friedrichdi ASmenunjukanbahwaanak-anakmenjadi lebihagresif yangdapatdikatagorikananti
sosial setelahmerekamenontonfilmkartunseperti BatmandanSuperman.
Perbedaan budaya,ideologi,danagamanegaraprodusenfilmdengannegarakitajelasakan
mewarnai terhadapsubtansi filmtersebut. Karenafilmdimanapuntidaksekedartontonanbelaka,ia
dapat membawaideologi,nilai,danbudayamasyarakatnya.Misalnya,mungkinSatriaBajaHitam
atau PowerRangermempunyai andil besaratasterbentuknyasikapkeberaniandananti kezaliman.
Tetapi keberanianyangdibutuhkanrakyatIndonesiadananakJepangjelasberbeda,palingtidak
dalamkehidupansehari-harinya.Dalamkeseharianmasyarakatkitamensyaratkankeberanian‘apa
adanya’tanpa tersembunyidibalikkecanggihanteknologi.Sehinggadiharapkanakantertanamsikap
berani dalamberkreasi sesuai denganlingkungandi sekitarnya.Sebaliknyakeberaniandi Jepang
dalamlingkunganmasyarakatnyasudahditunjangdenganteknologi yangcanggih.Kondisi ini apabila
dipandangsama,dihkawatirkanakanmelahirkangenerasi yangcengengdanmudahmenyerah.
Begitupulaaspek-aspeklainmasihbanyakyangkurangsesuai dengankondisi sosial budayadan
alamIndonesia. Programanak-anakmemangdiharapkandapatmenanamkannilai,norma,krativitas,
dan kecerdasanyang‘membumi’atausesuai denganlingkungandisekitarnya. Hal ini padaakhirnya
diharapkandapatmembentuksikapdanperilakuyangsesuai denganjati diri danbudayabangsa
Indonesia,sehinggamerekamenjadi banggasebagai warganegaraIndonesia.
Dampak TayanganTelevisi padaAnak
Gencarnyatayangan televisi yangdapatdikonsumsi olehanak-anakmembuatkhawatirmasyarakat
terutamapara orang tua. Karenamanusiaadalahmahlukpenirudanimitatif.Perilakuimitatifini
sangat menonjol padaanak-anakdanremaja.Kekhawatiranorangtuajugadisebabkanoleh
kemampuanberpikiranakmasihrelatif sederhana.
Merekacenderungmengang-gapapayangditampilkantelevisi sesuai denganyang
sebenarnya. Merekamasihsulitmembedakanmanaperilaku/tayanganyangfiktifdanmanayang
memangkisahnyata.Merekajuga masihsulitmemilah-milahperilakuyangbaiksesuai dengannilai
dan normaagama dan kepribadianbangsa.Adegankekerasan,kejahatan,konsumtif,termasuk
perilakuseksualdi layartelevisi didugakuatberpengaruhterhadappembentukanperilakuanak.
Para ahli psikologi menegaskanbahwaperilakumanusiapadahakekatnyamerupakanproses
interaksi individudenganlingkungannyasebagaimanifestasi bahwaiamahlukhidup.Sikapdanpola
perilakuitumenurutpandanganbehavioristikdapatdibentukmelalui prosespembiasaandan
pengukuhanlingkungan..Bertolakdari pandanganini,pembiasandanpengukuhanlingkungananak
dapat dibentukmelaluitayangantelevisi yangsesuai dengannilai,norma,dankerpribadianbangsa.
Karenasaat ini tayangantelevisi setiapsaatbisaditontonanak-anak.
Masalahnyaadalahsejauhmanadampaktayangantelevisi tersebutberpengaruhterhadapterhadap
perilakumasyarakatkhususnyaanak-anak.Untukmembuktikankebenaranini memangrelatif sulit,
karenaperilakuanak(remaja) anaksangatlahkomplekdandipengaruhi olehbanyakfaktor.Hasil
studi yangdilakukandi AmerikaSerikattahun1972 dikeluarkanlaporanberjudul Televisionand
GrowingUp The Impactof TelevisedViolence (dalamDedi Supriadi,1997) menunjukangambaran
bahwakorelasi antaratayangantindakankekerasandi televisidenganperilakuagresif pemirsayang
umumnyaanakmuda ditemukantaraf signifikansinyahanya0,20 sampai 0,30. Tingkatsignifikansi
sangat rendahini tidakcukupmenjadi dasaruntukmenarikkesimpulanyangmeyakinkanmengenai
adanyahubunganlang-sungantarakeduanya.Ini berarti tayangantindakankekerasanbisasaja
berpengaruhterhadapsebagianpenontondandapatjuganetral atau tidakmempunyai pengaruh
sekalipun.
Faktor Keluarga
Sebagianbesaranakhidupdi lingkungankeluarga.Pendidikandi keluargaakanmemberi landasan
bagi kehidupandi masamendatang.Olehkarenaituperilakuanaksangatdominandipengaruhi oleh
ling-kungankeluarganya(OosM.Anwas,199. Beberapapakarpsikologi mengatakanbahwaapa
yang dialami anakdi masakecil,akanmembekasdalamdiri anakdanmewarnai kehidupannyakelak.
Barangkali munculnyaberbagai masalahremaja,seperti perkelahian,tawurannarkotika,dan
premanisme lainnyabisasajadisebabkankurangharmonisnyalingkungankeluargasaatini yang
cenderungmeng-khawatirkan.
Yang lebihmenarikadalahhasil studi pakarpsikiatri UniversitasHarvard,RobertColes(dalamDedi
Supriadi,1997). Temuannyamenun-jukanbahwapengaruhnegatif tayangantelevisi,justruterdapat
pada keharmonisandi keluarga.Dalamtemuannya,anak-anakyangmutukehidupannyarendah
sangat rawanterhadappengaruhburuktelevisi.Sebaliknyakeluargayangmemegangteguhnilai,
etika,danmoral serta orang tua benar-benarmenjadi panutananaknyatidakrawanterhadap
pengaruhtayangannegatif televisi.
LebihlanjutCole menunjukanbahwamemperma-salahkankualitastayangantelevisi tidakcukup
tanpa mempertim-bangkankualitaskehidupankeluarga.Ini berarti menciptakankeluargayang
harmonisjauhlebihpentingketimbangmenuduhtayangantelevisi sebagai biangkerok
meningkatnyaperilakunegatif di kalangananakdanremaja.
Mungkinkitaakan lebihyakinterhadaptemuanColesapabilamengkajibagaimanaproses
pembentukanperilakumanusia.Pembentukanperilakudidasarkanpadastimulusyangditerima
melalui pancaindrayangkemudiandiberi arti danmaknaberdasarkanpengetahuan, pengalaman,
dan keyakinanyangdimilikinya.Anak,sebagaiindividuyangmasihlabil danmencari jati diri,sangat
rentangdenganperilakupeniruanyangakhirnyaakanterinternalisasi danmembentukpada
kepribadiannya.Tayangantelevisi yangdilihatnyasetiapsaatmasukke dalamotaknya.
Bagi anakyang berasal dari mutukehidupankeluarganyabaik,semuayangialihatdi layartelevisi
dapat disaringmelalui suasanakeluargayangharmonis,dimanaorangtuanyabisamenjadi panutan.
Komunikasi dancontohorang tua dalamperilakusehari-hari membuatbentengyangkokohdalam
membendungsemuapengaruhburukdi layartelevisi.Sebaliknya,anakyangberasal dari keluarga
yang mutukehidupankeluarganyarendah,semuatayangandi televisisulitdisaring,karenamereka
belumbisamembedakanmanaperilakuyangbaik/buruk.Begitupuladalamlingkungankeseharian
di keluarganyatidakditemukansikapdanperilakunormatif yangdapatdijadikanfiltertayangan
televisi.
Idealnya,paraorangtua selalumenjadi pendampinganak dalammenontontelevisi.Acara-acara
mana yangpantas ditontonmereka.Begitupulamerekadiberikanpenjelasanmengenai
adegan/peristiwadalamfilmtermasukadeganfiktif.Namunmasalahnya,apakahsangguppara
orang tua mendapinggi putraputrinyanontonTV. Kini si keci dimungkinkannontonTV setiapsaat
denganberbagai acara termasukfilmadegankekerasan/sadisme.Semen-taraituparaorang tua
sibukdengantugaspekerjaansehari-harinya.Olehkarenaitubentengyangpalingkuatadalah
bagaimanamenciptakan keluargayangharmonis.Komun-ikasiorangtuadan anak dituntutlancar
dan berkualitas.Nilai,norma,danajaranagama dijadikanlandasanhidupdalamkeluarga.Kondisi
seperti ini akanmenjadi bentengyangkokohbagi anakdalammenyaringgencarnyatayangan
televisi.
Catatan Akhir
Mediatelevisi dapatmenyajikanpesan/objekyangsebenarnyatermasukhasil dramatisirsecara
audiovisual danunsurgerak(live) dalamwaktubersamaan(broadcast).Pesanyangdihasilkan
televisidapatmenyerupai benda/objekyangsebenarnyaataumenimbulkankesanlain.Olehkarena
itumediaini memiliki potensi besardalammerubahsikapdanperilakumasyarakat.Sementaraitu
persaingandi antarastasiuntelevisisemakinketat.Merekabersaingmenyajikanacara-acarayang
digemari penonton,bahkantanpamemerhatikandampaknegatifdari tayangantersebut.Penonton
televisisangatlahberagam.Di sanaterdapatanak-anakdanremajayang relatif masihmudah
terpengaruhdandipengaruhi.
Gencarnyatayangan televisi yangberbaukekerasan,konsumtif,sadisme,erotik,bahkansensual
menimbulkankekhawatiranparaorangtua. Kondisi seperti inisangatlahwajar,karenakini anak-
anak merekabisamenyaksikanacaratelevisisetiapsaat.Tindakkekerasandanperilakunegatif
lainnyayangkini cenderung meningkatpadaanak/remajalangsungmenudingtelevisi sebagaibiang
keroknya.Tidaksedikitparaorang tua mencacimaki/protesterhadaptayangantelevisi yang
dirasakankurangpas. Sementaraituparaorang tua terussibukdenganpekerjaannyamasing-
masing.
Mungkinkita(para orang tua) perlumerenungi temuanColes,bahwajauhlebihpenting
menciptakankeluargayangharmonisdibandingkanmenyalahkantayang-antelevisi,karenafaktor
keharmo-nisankeluargabisamenangkal pengaruhnegatif televisi.Di sini jelasperluadanya
keseimbanganantarakeluarga(orangtua) dan pihakstasiuntelevisi.Keluargadituntutuntuk
menciptakankeharmonisankeluarga.Menjagakomunikasidanmenanamkannilaisertanorma
agama pada anak.Begitupunparapengelolastasiuntelevisi hendaknyamempunyai tanggungjawab
moral terhadapacara-acara yangditayangkannya.Merekahendaknyatidaksekedarmencari untung
(kue iklan) terhadapacarayang ditayangkannya.
Stasiuntelevisi merupakanbagianintegral dari sistempendidikannasional. Merekamempunyai
tanggungjawabuntukmenjagadansekaligusmeningkatkannilai dannorma-normayangadadi
masyarakat,termasukmendidikanak-anak.
DAFTARPUSTAKA
OnongUchyana Effendy,Drs., Komunikasi danModernisasi,SaduranHimpunanKaryaCarl I.
Hovland,CharlesCooley,WilburSchramm, BernardBetelson,Ithel De SolaPool,PenerbitAlumni,
Bandung,1973.
________________, Ilmu, Teori danFilsafatKomunikasi,PT. CitraAdityaBakti,
Fishbein,M.andI. Ajzen.1975. Belief,Attitude,Intention,andBehavior:AnIntroductionto
The Rogers,EverettM. & F. FloydShoemaker, Communicationof Innovation,Diterjemahkanoleh
Drs. AbdillahHanafi,dalamMemasyarakatkanIde-ideBaru,PenerbitUsahaNasional,Surabaya,
1981.
Samovar,Larry A, Cs., UnderstandingInternasionalCommunication,WardworthPublishing
Company,California,1985.ory andResearch.Addison-Wesley,Reading.MA.
O'Neil,D.2006. Cultural AnthropologyTutorials,BehavioralSciencesDepartment,PalomarCollege,
San Marco, California.Retrieved:2006-07-10.
Reagan,Ronald."Final RadioAddresstothe Nation",January14, 1989. RetrievedJune 3,2006.
Reese,W.L.1980. Dictionaryof PhilosophyandReligion:EasternandWesternThought. New Jersey
U.S., Sussex,U.K:HumanitiesPress.
UNESCO.2002. Universal DeclarationonCultural Diversity,issuedon International MotherLanguage
Day, February21, 2002. Retrieved:2006-06-23
http://ritongapasuruan.blogspot.com/2009/05/pengaruh-televisi-pada-perilaku-anak.html
Budi Handoyo
ABSTRAK: Dewasa ini, bangsa Indonesia sedang menghadapi
permasalahan fondamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Permasalahan itu berupa perilaku masyarakat belum sejalan dengan karakter
bangsa yang dijiwai oleh falsafah Pancasila: religius, humanis, nasionalis,
demokratis, keadilan dan kesejah-teraan rakyat. Jika permasalahan ini dibiarkan
dapat menimbulkan ancaman pada eksistensi bangsa. Karena itu diperlukan
pendidikan karakter yang berfungsi untuk: (1) mengembangkan potensi dasar
berhati, berpikiran dan berperilaku baik, (2) memperbaiki perilaku yang kurang
baik dan menguatkan perilaku yg sudah baik, (3) menyaring budaya yg kurang sesuai
dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Ada 18nilai karakter yang perlu
ditumbuhkembangkan di lingkungan sekolah. Untuk pengembangan
pendidikan karakter di sekolah, kedelapan nilai karakter tersebut perlu
diseleksi sesuai dengan visi sekolah menjadi nilai utama dan nilai
pendukung, dan diimplementasikan dengan kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler. Kendala yang dihadapi dalam implementasi
berupa: sekolah belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuaidengan
visinya, pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter yang masih belum
menyeluruh, guru belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuaidengan mata
pelajaran yang diampunya, guru belum memiliki kompetensi yang memadai untuk
mengintegrasikan nilai-niai karakter pada mata pelajaran yang diampunya, dan guru
belum dapat menjadi teladan atas nilai-nilai karakter yang dipilihnya.
Kata Kunci: Nilai-nilai karakter, pendidikan karakter, sekolah
Anak-anak dan remaja dewasa ini sedang hidup di awal abad 21 yang memiliki corak
berbeda sama sekali dengan kehidupan abad-abad sebelumnya. Abad ini ditandai
oleh perubahan yang berjalan sangat cepat, kompleks, sulit diprediksi dan
kompetitif. Dari sisi pemikiran, pada abad ini terjadi pergeseran
paradigma ”knowledge is power menuju idea is power”. Oleh karena itu, abad ini
membutuhkan kecakapan individu (soft competence)yang dapat digunakan anak-
anak dan remaja merespon tuntutan perubahan yang cepat itu dengan segala
kompleksitas persoalannya.
Sekolah sebagai wahana pembelajaran tak diragukan berperan besar dalam
pengembangan karakter siswa. Sekolah telah mengantar anak-anak dan remaja
dalam menyelesaikan tugas perkembangannya hingga memasuki masa dewasa
dengan baik. Di lembaga ini otak, hati, dan badan anak di ditumbuhkembangkan
agar lebih cerdas, peka dan sehat. Dengan kecerdasan otak, kepekaan hati, dan
kesehatan fisik diaharapkan dapat mejadi modal kemandirian di masa yang akan
dating.
Dalam preses pendidikan di sekolah, siswa tidak selalu mendapatkan lingkungan
sesuai dengan kondisi dan tingkat perkembangannya. Di sekolah seringkali muatan
kurikulumnya terlalu berat dan pembelajaran yang ”konvensional”. Lingkungan
sekolah sepertiini dapat menimbulkan kesulitan bagi siswa untuk beradaptasi
dengan beban kurikulumnya dan pendekatan pembelajarannya sehingga tidak
tumbuh optimal, bahkan seringkali prestasinya rendah. Sebagai contoh kurikulum
yang dewasa ini diterapkan di ”SMAN-L”. Sekolah ini menggunakan kurikulum
nasional yang dikembangkan dengan muatan internasional. Hasil ujian semester
pada kelas XI IPA 2 menunjukkan ketuntasan yang relatif rendah. Ketuntatasan
Matematika sebesar…%. Fisika …%, Kimia…%, Biologi …%, B Inggris …%, dan B
Indonesia …%.
Fenomena ketuntasan belajar yang rendah tersebut dapat disebabkan oleh beban
kurikulum yang terlalu berat. Sistem pendidikan sekolah sepertiitu dapat
berpengaruh negatif terhadap usaha membangun karakter. Sebab, dalam waktu yang
panjang sebagian ”terposisikan inferior” rasa percaya dirinya. Rasa tidak mampu
yang berkepanjangan tersebut akan membentuk pribadi yang kurang percaya diri,
dan menimbulkan stressberkepanjangan. Pada usia remaja biasanya keadaan ini
akan mendorong remaja berperilaku negatif, sepertisenang tawuran, terlibat
kriminalitas, putus sekolah, dan menurunnya mutu lulusan. Karena itu kritik-kritik
yang ditujukan pada pendidikan persekolahan, bahwa ”… pendidikan formal kita
hanya melahirkan ahli matematika, fisika, dan kimia, tetapi lulusannya tidak
berkarakter (Ya’kub, 2008). Pendidikan di Indonesia sudah saatnya untuk
memihak kepada kompetensi, baik kompetensi keahlian maupun kompetensi
karakter; bukan hanya kompetensi matematika, kimia, fisika, dan sejenisnya
(Rosyid, 2010).
Kondisi-kondisi sebagaimana digambarkan memerlukan pemecahan yang
fundamental dan komprehensif. Pemecahan mendasar terkait dengan pendidikan
moral dan motivasi diri, dan pemecahan komprehensif mencakup seluruh lapisan
masyarakat. Gerakan pendidikan karakter berbangsa merupakan solusi yang penting
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Secara konseptual pendidikan
karakter telah disusun dan dimulai untuk diterapkan di sekolah. Ada delapan belas
nilai karakter yang perlu diimplementasi di sekolah, yaitu religius, jujur, toleransi,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab
(Puskur. 2009). Tulisan ini mencoba menelaah kendala-kendala implementasi
pendidikan karakter disekolah setelah berlangsung hampir dua tahun berlangsung.
Hakikat Karakter dan Pendidikan Karakter
Dalam kamus Bahasa Indonesia (2008) disebutkan, bahwa karakter adalah sifat-
sifat kejiwaan, akhlak/budi pekertiyang membedakan seseorang dengan orang lain.
Kata karakter berasal dariYunani, charassein, yang berarti to engrave atau
mengukir di atas batu permata atau permukaan besi yang keras. Karakter kemudian
diartikan”…an individuals pattern of behavior…his moral constitution …”(
Bohlin, 2001).
Dalam Kebijakan Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025 (2010) disebutkan,
bahwa karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas, baik
yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa &
bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga
seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia akan menentukan
perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas, baik yang tercermin dalam kesa-
daran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia
yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan
prinsip Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen NKRI.
Pembangunan karakter bangsa Indonesia merupakan perwujudan amanat Pancasila
dan Pembukaan UUD 1945. Pembangunan karakter ini dilandasi oleh permasalahan
kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya
nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan
nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman
disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa (Buku Induk Kebijakan
Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025).
Berdasarkan pemaparan tersebut, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan
mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter
menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta
didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu
merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan
kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek
“pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapijuga “merasakan dengan baik
atau loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action).
Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus
dipraktikkan dan dilakukan.
Tujuan, Fungsi dan Media Pendidikan Karakter
Dalam buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025 di
paparkan tujuan, fungsi dan media pendidikan karakter. Pendidikan karakter
bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada
Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Fungsi pendidikan karakter adalah (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati
baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan membangun
perilaku bangsa yang multikultur; (3) meningkatkan peradaban bangsa yang
kompe-titif dalam pergaulan dunia.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga,
satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha,
dan media massa.
Nilai-Nilai Pembentuk Karakter
Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan
melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan
pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada
satuan pendidikan, yang untuk selanjutnya diperkuat dengan 18 nilai karakter hasil
kajian empirik Pusat Kurikulum yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan
tujuan pendidikan nasional, yaitu: Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja keras,
Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah
Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca,
Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung Jawab (Puskur. 2009).
Nilai-nilai karakter tersebut juga dikembangkan praktisi pendidikan karakter dan
lembaga-lembaga pendidikan sebagai berikut.
Tabel 1: Nilai-nilali Karakter
IHE DIMERMEN YJDB
SITUS
GOOGLE
Cinta Tuhan &
segenap ciptaan-
Nya Respect
5 Sikap
Dasar:Jujur,
terbuka, berani
Resposibility
Kemandirian &
tanggung jawab Resposibility
mengambil
resiko, tang-gung
jawab, komitmen
Respect
dermawan, suka
menolong & gotong
royong Honesty Fairness
Percaya, kreatif &
pekerja keras Empathy
3 Syarat: niat,
tidak
mendahului
kehendak Tuhan,
bersyukur.
Courage
Kepemimpinan &
keadilan Fairness Honesty
Baik & rendah hati Initiative citizenship
toleransi,
kedamaian &
kesatuan Courage Self-dicipline
(Megawangi, 2004)
Perseverance
3 Syarat lain:
doa/ ibadah,
mewujudkan
perubahan,
tauladan(YJDB,
2008)
Caring
Optimism Preseverance
Integraty
(Dimermen,
2009)
Tinjauan karakter secara psikologis: merupakan perwujudan dari
potensi Intelligency Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), Spiritual Quotient
(SQ), dan Adverse Quotient (AQ) yang dimiliki seseorang. Menurut pandangan
agama: orang yang berkarakter pada dirinya terkandung potensi-potensi, yaitu:
Fathonah, Sidiq, Amanah, dan Tabliq. Secara lebih komprehensif penjelasan bidang
psikologi dan agama dalam menjelaskan keterkaitan nilai-nilai karakter sebagai
berikut.
Pendidikan Karakter, Prestasi Akademik, dan Keberhasilan Hidup
Penelitian dan telaah dampak pendidikan karakter pada prestasi akademik telah
banyak dilakukan. Salah satu diantaranya dilakukan Berkowitz dari University of
Missouri- St. Louis. Hasil kajiannya menunjukkan, bahwa ada peningkatan motivasi
untuk meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan
karakter. Kelas-kelas yang menerapkan pendidikan karakter secara komprehensif
menunjukan adanya penurunan secara drastis perilaku negatif yang dapat
menghambat keberhasilan akademik.
Melalui pendidikan karakter, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya.
Kecerdasan emosi ini merupakan bekal penting dalam mempersiapkan anak
menyongsong masa depannya. Dengan emosi yang cerdas, seseorang memiliki
peluang besar berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk
tantangan secara akademis. Hasil kompilasi penelitian Zins (2001) juga
menunjukkan, bahwa ada pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap
keberhasilan di sekolah. Dari sederetan faktor-faktor resikopenyebab kegagalan
anak di sekolah, ternyata kegagalan itu bukan terletak pada kecerdasan otak,
melainkan pada faktor karakter, sepertirasa percaya diri, kemampuan bekerja sama,
kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan
berkomunikasi yang bermasalah.
Hasil tersebut juga sejalan pendapat telaah Goleman, bahwa keberhasilan hidup
seseorang 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen
ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak-anak/remaja yang mempunyai masalah
dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak
dapat mengontrol emosinya. Sebaliknya, anak-anak/remaja yang berkarakter atau
mempunyai kecerdasan emosi baik akan terhindar dari masalah-masalah umum
yang dihadapi oleh remaja, sepertikenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku
seks bebas, dan sebagainya.
Dasar pendidikan karakter adalah keluarga. Namun, pendidikan karakter disekolah
juga sangat diperlukan. Sebab, secara faktual kebanyakan orang tua lebih
mengutamakan kecerdasan otak ketimbang pendidikan karakter. Sebagaimana
dinyatakan Goleman, bahwa banyak orang tua yang gagal dalam mendidik karakter
anak-anaknya entah karena kesibukan atau karena lebih mementingkan aspek
kognitif anak. Namun, ini semua dapat dikoreksi dengan memberikan pendidikan
karakter disekolah. Permasalahnya, kebijakan pendidikan di Indonesia juga lebih
mementingkan aspek kecerdasan otak, dan hanya baru-baru ini saja pentingnya
pendidikan karakter menjadi masalah yang mengemuka.
Pendidikan Karakter di Sekolah
Lickona (1992), ahli pendidik karakter dariCortland University dikenal sebagai
Bapak Pendikar Amerika yang menerapkan idenya pada tingkat pendidikan dasar &
menengah. Pendidikan karakter mencakup: (1) moral knowing (pengetahuan
tentang moral); (2)moral feeling (perasaan tentang moral), dan (3) moral
action (perbuatan moral atau act morally). Sacara detail cakupan pendidikan
karakter sebagaiberikut.
Tabel 2 Aspek Pendidikan Karakter
Moral Knowing Moral Felling Moral Action
Moral awareness Conscience (nurani) . Competence
Knowing moral
values Self- esteem (percaya diri Will (keinginan )
Perspective taking
Empathy (merasakanpenderitaan
orang lain)
Habit (kebiasaan
)
Moral reasoning
Loving the good (mencintai
kebenaran)
Decision making Self-control (mampu mengontrol diri)
Self-knowledge
Pendidikan karakter (PK) merupakan pendidikan budi pekertiplus. PK melibatkan
aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Penerapan
PK secara sistematis dan berkelanjutan menjadikan seorang anak cerdas emosinya.
Kecerdasan emosi ini akan menjadi bekal penting dalam mempersiapkan
anak/remaja menyongsong masa depan. Sebab, Seseorang yang cerdas emosi akan
lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan,
termasuk tantangan akademis di sekolah.
Tujuan PK tersebut seiring dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu
mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan
akhlak mulia. Pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas,
namun juga berkepribadian atau berkarakter—diharapkan lahir generasi bangsa
dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama (Pasal I UU
Sisdiknas tahun 2003).
Untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif di sekolah, terdapat 11 prinsip
(Lickona dkk, 2007), yaitu:
(1) kembangkan nilai-nilai etika inti dan nilai-nilai kinerja pendukungnya. (2)
definisikan ‘karakter’secara komprehensif yang mencakup pikiran, perasaan, dan
perilaku. (3) gunakan pendekatan yang komprehensif, disengaja, dan proaktif dalam
pengembangan karakter. (4) ciptakan komunitas sekolah yang penuh perhatian. (5)
beri siswa kesempatan untuk melakukan tindakan moral. (6) buat kurikulum
akademik yang bermakna dan menantang yang menghormati semua peserta didik,
mengembangkan karakter, dan membantu siswa untuk berhasil. (7) usahakan
mendorong motivasi diri siswa. (8) libatkan staf sekolah sebagai komunitas
pembelajaran dan moral yang berbagi tanggung jawab dalam pendidikan karakter
dan upaya untuk mematuhi nilai-nilai inti yang sama yang membimbing pendidikan
siswa. (9) tumbuhkan kebersamaan dalam kepemimpinan moral dan dukungan
jangka panjang bagi inisiatif pendidikan karakter. (10) libatkan keluarga dan anggota
masyarakat sebagaimitra dalam upaya pembangunan karakter. (11) evaluasi
karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, dan sejauh mana
siswa memanifestasikan karakter yang baik.
Sebagai kerangka kerja, dalam PK penting sekali dikembangkan nilai-nilai etika inti,
sepertikeimanan, kejujuran, rasa hormat, kepedulian, dan nilai-nilai kinerja
pendukungnya, sepertikomitmen, kesungguhan, ketekunan dan kegigihan–sebagai
basis karakter yang baik.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan di sekolah adalah:
(1) Sekolah berkomitmen untuk mengembangkan karakter peserta didik berdasarkan
nilai-nilai dimaksud.
(2) mendefinisikan karakter dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dalam
kehidupan sekolah sehari-hari.
(3) mencontohkan nilai-nilai karakter, mengkaji dan mendiskusikannya, meng-
gunakannya sebagai dasar dalam hubungan antar warga sekolah.
(4) mengapresiasi manifestasi nilai-nilai tersebut di sekolah dan masyarakat. Hal
terpenting, semua komponen sekolah bertanggung jawab terhadap standar-standar
perilaku yang konsisten sesuai dengan nilai-nilai inti.
Siswa memahami nilai-nilai inti dengan mempelajari dan mendiskusikannya,
mengamati perilaku model dan mempraktekkan pemecahan masalah yang meli-
batkan nilai-nilai. Siswa belajar peduli terhadap nilai-nilai inti dengan mengem-
bangkan keterampilan empati, membentuk hubungan yang penuh perhatian,
membantu menciptakan komunitas bermoral, mendengar cerita ilustratif dan
inspiratif, dan merefleksikan pengalaman hidup. Dalam konteks sepertiitu diper-
lukan pembelajaran yang dialogis antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan
siswa dengan semua warga sekolah. Untuk pembelajaran di kelas dapat diterapkan
pembelajaran kooperatif dengan memberikan penguatan pada kegiatan kelompok.
Untuk mewujudkan PK secara komprehensif di sekolah dapat dilakukan pendekatan
yang sistemik dengan melibatkan semua komponen sekolah. Kompenen tersebut
mencakup:
(1) kurikulum tersembunyi(hidden curriculum), seperti upacara dan prosedur
sekolah; keteladanan guru; hubungan siswa dengan guru, staf sekolah lainnya, dan
sesama mereka sendiri; proses pembelajaran; keanekaragaman siswa; penilaian
pembelajaran; pengelolaan lingkungan sekolah; kebijakan disiplin.
(2) kurikulum akademik (academic curriculum) seperti mata pelajaran inti, dan
program-program ekstrakurikuler (extracurricular programs) seperti olahraga,
klub, proyek pelayanan, dan kegiatan-kegiatan setelah jam sekolah.
Di samping itu, sekolah dan keluarga perlu meningkatkan efektivitas kemitraan
dengan merekrut bantuan dari komunitas yang lebih luas (bisnis, orga-nisasi
pemuda, lembaga keagamaan, pemerintah, dan media) dalam mempromosikan
pembangunan karakter. Kemitraan sekolah-orang tua ini dalam banyak hal sering
kali tidak dapat berjalan dengan baik, karena terlalu banyak menekankan pada
penggalangan dukungan finansial, bukan pada dukungan program.
Strategi Pembelajaran, dan Penilaian Pendidikan Karakter
Implementasi strategipendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan melalui model
pendidikan holistik dan pendidikan integratif. Model pendidikan holistik (holistic
education) mencakup 3 (tiga) ranah, yaitu metode knowing the good, fee-ling the
good,dan acting the good. Knowing the good berupa transfer pengetahuan (kognitif)
yang baik. Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling and loving the
good, yaknibagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi penggerak yang
bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan sehingga tumbuh
kesadaran mau melakukan perilaku kebajikan, karena kecintaannya pada perilaku
kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good yang
berupa tindakan-tindakan nyata untuk dibiasakan dalam aktivitas sehari-hari.
Model pendidikan terintegrasi dilakukan dengan mengintegasikan nilai-nilai
karakter pada kompetensi-kompetensi mata pelajaran. Implementasinya melalui
kegiatan pembelajaran/KBM, pengembangan budaya sekolah, dan ekstra kurikuler.
Misalnya:
(1) Kegiatan Pembelajaran/Belajar Mengajar (KBM). Untuk menumbuhkan nilai
karakter rasa ingin tahu melalui kegiatan observasi, meningkatkan keterampilan
berkomunikasi yang efektif dengan kegiatan diskusi dan presentasi, mengem-
bangkan berfikir kritis dengan kegiatan penelitian sederhana, dsb.
(2) Budaya Sekolah. Untuk menumbuhkan karakter keimanan melalaui doa awal
dan akhir pelajaran, dan/atau sholat berjamaah, meningkatkan sikap dan perilaku
rasa hormat/respek dengan membiasakan berjabatan tangan dan mengucap salam
secara santun, untuk karakter peduli lingkungan dengan membiasakan menjaga
kebersihan kelas dan membuang sampah di tempatnya, dsb
(3) Kegaiatan Ekstra Kurikuler: Pramuka, Olah raga, Karya Ilmiah, Seni, PMR, dsb.
Untuk mengembangkan kecakapan kerjasama dan jiwa sportif melalui bermain olah
raga, mengembangkan rasa percaya diri melalui PENSI, peduli kemanusiaan dengan
PMR donor darah, peduli sosial dengan bahti sosial-bantuan bencana, dsb.
PK merupakan bagian dari pembelajaran secara keseluruhan. Nilai-nilai dari PK
merupakan bagian dari kompetensi yang ingin dicapai dalam kegiatan pembe-
lajaran. Karena itu, penilaiannya tirintegrasi dengan dengan penilaian pembelajaran
untuk mencapai kompetensi yang dimaksud. Hal penting yang perlu disadari adalah
kepastian untuk menilai aspek karakter yang telah diintegrasikan tersebut. Agar
tidak memberatkan tugas, sebaiknya dipilih karakter yang esensial saja yang dinilai.
Misalnya menilai kemampuan berkomunikasi dengan penilaian kinerja, menilai nilai
keuletan dengan penilaian sikap, dsb.
Hasil penilaian pendidikan karakter, selanjutnya diformulasikan untuk di masukkan
ke dalam buku rapor siswa. Misalnya nilai ini untuk mengsisi hasil belajar aspek
ahklak dan kepribadian. Bentuk nilai sebaiknya tidak berupa angka, tetapi
kualifikasi kata: Baik, Sedang, dan Kurang. Jika ingin lebih baik baik lagi dengan
deskripsi kalimat pernyataan. Misalnya keimanan, rasa hormat, cinta tanah air baik,
tetapi kepeduliaan lingkungan kurang.
Kendala-Kendala Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah
Pendidikan karakter merupakan program baru yang diprioritaskan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagai program baru masih menghadapi banyak
kendala. Kendala-kendala tersebut adalah:
(1) nilai-nilai karakter yang dikembangkan di sekolah belum terjabarkan dalam
indikator yang representatif. Indikator yang tidak representatif dan baik tersebut
menyebabkan kesulitan dalam mengungukur ketercapaiannya.
(2) sekolah belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuaidengan visinya.
Jumlah nilai-nilai karakter demikian banyak, baik yang diberikan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, maupun dari sumber-sumber lain. Umumnya sekolah
menghadapi kesulitan memilih nilai karakter mana yang ssuai dengan visi
sekolahnya. Hal itu berdampak pada gerakan membangun karakter di sekolah
menjadi kurang terarah dan fokus, sehingga tidak jelas pula monitoring dn
penilaiannya.
(3) pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter yang masih belum
menyeluruh. Jumlah guru di Indonesia yang lebih 2 juta merupakan sasaran
program yang sangat besar. Program pendidikan karakter belum dapat
disosialisaikan pada semua guru dengan baik sehingga mereka belum
memahaminya.
(4) guru belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuaidengan mata
pelajaran yang diampunya. Selain nilai-nilai karakter umum, dalam mata pelajaran
juga terdapat nilai-nilai karakter yang perlu dikembangkan guru pegampu. Nilai-
nilai karakter mata pelajaran tersebut belum dapat digali dengan baik untuk
dikembangkan dalam proses pembelajaran.
(5) Guru belum memiliki kompetensi yang memadai untuk mengintegrasikan
nilai-niai karakter pada mata pelajaran yang diampunya. Program sudah dijalankan,
sementara pelatihan masih sangat terbatas diikuti guru menyebabkan keterbatasan
mereka dalam mengintegrasikan nilai karakter pada mata pelajaran yang
diampunya.
(6) guru belum dapat menjadi teladan atas nilai-nilai karakter yang dipilihnya.
Permasalahan yang paling berat adalah peran guru untuk menjadi teladan dalam
mewujudkan nilai-nilai karakter secara khusus sesuai dengan nilai karakter mata
pelajaran dan nilai-nilai karakter umum di sekolah.
DAFTAR RUJUKAN
Bohlin, Karen E; De-borah Farmer; Kevin Ryan. 2001. Building Character in School
Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025
Bashory, Khoiruddin. Menata Ulang Pendidikan Karakter Bangsa, Senin, 15
Maret 2010. //
Choate, L.H. (2007). Counseling Adolescent Girls for Body Image Resilience: Strategi
for School Counselors. Profesional School Counseling. Alexandria: Feb 2007. Vol. 10,
Iss. 3; pg. 317, 10 pgs. Diakses melalui http://ezproxy.match.edu/menu pada 9 Mei
2008
Fagan, R. (2006). Counseling and Treating Adolescents with Alcohol and Other
Substance Use Problems and their Family. The Family Journal: Counseling therapy
For Couples and Families. Vol.14. No.4.326-333. Sage Publication diakses
melaluihttp://tfj.sagepub.com/cgi/reprint/14/4/326 pada 18 April 2008
Hurlock, E.B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayantidan Soedjarwo). Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Joseph Zins, et.al, 2001. Emotional Intelligence and School Success.
Lickona. 1992. Educating for Character: How our school can teach respect &
responsibility., New Yor Bantam Books.
Mongks, F. J. , Knoers, A. M. P. , & Haditono, S. R. (2000). Psikologi
Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Puskur. 2009. Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa:
Pedoman Sekolah.

More Related Content

Similar to Makalah televisi

Makalah pengajaran bhs arab
Makalah pengajaran bhs arabMakalah pengajaran bhs arab
Makalah pengajaran bhs arab
Muhammad Idris
 
Tulis sebuah karangan bertajuk kepentingan sains dan teknologi
Tulis sebuah karangan bertajuk kepentingan sains dan teknologiTulis sebuah karangan bertajuk kepentingan sains dan teknologi
Tulis sebuah karangan bertajuk kepentingan sains dan teknologi
Ismayati Omar
 
Prosedur pembuatan media audio visual
Prosedur pembuatan media audio visualProsedur pembuatan media audio visual
Prosedur pembuatan media audio visual
bagibagiilmu
 
Makalah pengajaran bahasa arab
Makalah pengajaran bahasa arabMakalah pengajaran bahasa arab
Makalah pengajaran bahasa arab
Muhammad Idris
 
M k p (kurikulum&pembelajaran)
M k p (kurikulum&pembelajaran)M k p (kurikulum&pembelajaran)
M k p (kurikulum&pembelajaran)eka_yuli_sulastri
 
Perkembangan Teknologi Di Indonesia.pptx
Perkembangan Teknologi Di Indonesia.pptxPerkembangan Teknologi Di Indonesia.pptx
Perkembangan Teknologi Di Indonesia.pptx
siskalediyana
 
Peranan media massa dalam pertanian
Peranan media massa dalam pertanianPeranan media massa dalam pertanian
Peranan media massa dalam pertanianRohandi Aziz
 
PPT PERKEMBANGA IPTEK,DAMPAK,CONTOH.pptx
PPT PERKEMBANGA IPTEK,DAMPAK,CONTOH.pptxPPT PERKEMBANGA IPTEK,DAMPAK,CONTOH.pptx
PPT PERKEMBANGA IPTEK,DAMPAK,CONTOH.pptx
dwiyolanda1
 
Pemanfaatan ict sebagai media pembelajaran dalam mendukung kemajuan pendidika...
Pemanfaatan ict sebagai media pembelajaran dalam mendukung kemajuan pendidika...Pemanfaatan ict sebagai media pembelajaran dalam mendukung kemajuan pendidika...
Pemanfaatan ict sebagai media pembelajaran dalam mendukung kemajuan pendidika...ekolavigne876
 
Memanfaatkan Multi Media untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran.pptx
Memanfaatkan Multi Media untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran.pptxMemanfaatkan Multi Media untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran.pptx
Memanfaatkan Multi Media untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran.pptx
sitiulpa
 
Tugas TIK Dicki
Tugas TIK DickiTugas TIK Dicki
Tugas TIK Dicki
dickiabdullah
 
Media pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkunganMedia pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkungannita junita
 
Televisi edukasi
Televisi edukasiTelevisi edukasi
Televisi edukasi
Romi Dwi Syahri
 
Media & teknologi pembelajaran aud
Media &  teknologi pembelajaran audMedia &  teknologi pembelajaran aud
Media & teknologi pembelajaran aud
rinitaainun
 
Proposal seminar teknologi komunikasi kontemporer
Proposal seminar teknologi komunikasi kontemporerProposal seminar teknologi komunikasi kontemporer
Proposal seminar teknologi komunikasi kontemporer
pycnat
 
Pembelajaran berbasis tv dan video
Pembelajaran berbasis tv dan videoPembelajaran berbasis tv dan video
Pembelajaran berbasis tv dan video
ambarlestari
 
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBK)/CALL (BMP3093)
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBK)/CALL (BMP3093)PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBK)/CALL (BMP3093)
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBK)/CALL (BMP3093)
SUFINA SHUKRI
 

Similar to Makalah televisi (19)

Makalah pengajaran bhs arab
Makalah pengajaran bhs arabMakalah pengajaran bhs arab
Makalah pengajaran bhs arab
 
Tulis sebuah karangan bertajuk kepentingan sains dan teknologi
Tulis sebuah karangan bertajuk kepentingan sains dan teknologiTulis sebuah karangan bertajuk kepentingan sains dan teknologi
Tulis sebuah karangan bertajuk kepentingan sains dan teknologi
 
Prosedur pembuatan media audio visual
Prosedur pembuatan media audio visualProsedur pembuatan media audio visual
Prosedur pembuatan media audio visual
 
Makalah pengajaran bahasa arab
Makalah pengajaran bahasa arabMakalah pengajaran bahasa arab
Makalah pengajaran bahasa arab
 
M k p (kurikulum&pembelajaran)
M k p (kurikulum&pembelajaran)M k p (kurikulum&pembelajaran)
M k p (kurikulum&pembelajaran)
 
Perkembangan Teknologi Di Indonesia.pptx
Perkembangan Teknologi Di Indonesia.pptxPerkembangan Teknologi Di Indonesia.pptx
Perkembangan Teknologi Di Indonesia.pptx
 
Peranan media massa dalam pertanian
Peranan media massa dalam pertanianPeranan media massa dalam pertanian
Peranan media massa dalam pertanian
 
PPT PERKEMBANGA IPTEK,DAMPAK,CONTOH.pptx
PPT PERKEMBANGA IPTEK,DAMPAK,CONTOH.pptxPPT PERKEMBANGA IPTEK,DAMPAK,CONTOH.pptx
PPT PERKEMBANGA IPTEK,DAMPAK,CONTOH.pptx
 
Pemanfaatan ict sebagai media pembelajaran dalam mendukung kemajuan pendidika...
Pemanfaatan ict sebagai media pembelajaran dalam mendukung kemajuan pendidika...Pemanfaatan ict sebagai media pembelajaran dalam mendukung kemajuan pendidika...
Pemanfaatan ict sebagai media pembelajaran dalam mendukung kemajuan pendidika...
 
Aplikasi ICT dlm P&P Ugama
Aplikasi ICT dlm P&P UgamaAplikasi ICT dlm P&P Ugama
Aplikasi ICT dlm P&P Ugama
 
Gunakan bahasa inggris
Gunakan bahasa inggrisGunakan bahasa inggris
Gunakan bahasa inggris
 
Memanfaatkan Multi Media untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran.pptx
Memanfaatkan Multi Media untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran.pptxMemanfaatkan Multi Media untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran.pptx
Memanfaatkan Multi Media untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran.pptx
 
Tugas TIK Dicki
Tugas TIK DickiTugas TIK Dicki
Tugas TIK Dicki
 
Media pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkunganMedia pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkungan
 
Televisi edukasi
Televisi edukasiTelevisi edukasi
Televisi edukasi
 
Media & teknologi pembelajaran aud
Media &  teknologi pembelajaran audMedia &  teknologi pembelajaran aud
Media & teknologi pembelajaran aud
 
Proposal seminar teknologi komunikasi kontemporer
Proposal seminar teknologi komunikasi kontemporerProposal seminar teknologi komunikasi kontemporer
Proposal seminar teknologi komunikasi kontemporer
 
Pembelajaran berbasis tv dan video
Pembelajaran berbasis tv dan videoPembelajaran berbasis tv dan video
Pembelajaran berbasis tv dan video
 
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBK)/CALL (BMP3093)
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBK)/CALL (BMP3093)PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBK)/CALL (BMP3093)
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBK)/CALL (BMP3093)
 

Makalah televisi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangMasalah Pada eraglobalisasi ini masyarakattidakdapatmenolakadanyateknologi khususnyaTelevisi.Saatini televisitelahmenjadi salahsatukebutuhanpokokmanusiauntukmendapatkaninformasi,hiburan dan menambahwawasan.Semuaorangakanbingungketikatelevisi yangmerekagunakantiba-tiba bermasalahataurusak.Mereka akanmelakukansegalacarauntukmemperbaiki televisi mereka. Bahkanmerekarelauntukmembeli televisi yangbaru. Denganadanyateknologi televisi ini,manusiasangatterbantuuntukmendapatkaninformasi yang akurat.Baik yangberada didalamNegeri maupunLuarNegeri.Banyaktelevisi yangdilengkapi denganberbagai fiturdanmodifikasiyangcanggihdandapat dinikmati fungsinya. Pesatnyaperkembanganteknologi menyebabkanfungsi televisi semakinbertambah.Padasaatini masyarakatdapat menikmati fituryangadadi televisidengansangatmudah.Parapelajardapat menontontelevisi kapanpunmerekainginkan.Apalagi denganeraglobalisasi sekarangini,yang ditambahdenganpergaulanremajayangkurangterkendali.Parapelajardapatmenontontayangan televisiyangtidaksesuai denganetikadannormasehinggamudahterjerumuskedalamhal-hal yang negatif.Hal ini dapatmengakibatkankecanduanparapelajaryangdapatmenggangukonsentrasi belajar. Berdasarkanpengaruhnegatif tersebutperludicari jalankeluaruntukmengatasinya.Salahsatunya denganmelibatkanorangketiga.Orangketigaini biasdari orangtua,guru,saudara atau keluarga. Akantetapi pengendalianyangutamasalahdari anak itusendiri,yangditambahdenganilmuagama. Sehubungandenganhal tersebut,dalamlaporanpenelitianiniakandibahasbeberapahal mengenai pengaruhtelevisi terhadapprestasi belajarsiswakelasXIIIPS2. Alasandiadakannyalaporanpenelitianini untukmengetahui dampaknegatif danpositif dari adanya televisibagi prestasi siswadanpengaruhnyaterhadapprosesbelajarsiswa,laopranpenelitian bertujuanuntukmemprosesseberapabanyaksiswayangprestasinya menurunkarenapenayangan televisidansiswayangtergangguprosesbelajarnya. B. Rumusanmasalah Untuk kelancaranlaporanpenelitianini penulismembatasi masalahagartidakmeluas.Rumusan masalahnyayaitusebagai berikut: 1. Apasaja pengaruhtelevisi terhadapbelajarsiswa? 2. Bagaimanadengandampakpositif dannegtif adanyatelevise terhadapprestasi belajar siswa?
  • 2. 3. Bagaimanacara mengatasi dampaknegatif yangditimbulkandenganadanyafituratau fasilitastelevisi? C. TujuanMasalah denganmengadakanpenelitian“fungsitelevisi”terhadapprestasi belajarsiswakelasXIIips2 semester1SMA N 1 Binanguntahunajaran2012/2013. Laporan penelitianbertujuanuntuk: 1. Sebagai latihanmembuatlaporanpenelitiansederhana 2. Mengetahui sejauhmanapengaruhtelevisi terhadapprestasi belajarsiswa 3. Untuk memberinformasikepadaparapembaca D. HIPOTESA Adanyapengaruhtayangantelevisi terhadapprestasi belajarsiswakelasXIIips2 ulanganharian terprogramsemester1SMA N 1 Binanguntahunpelajaran2012/2013 E. SISTEMATIKA PENULISAN hasil laporanini memautberbagai bagianyangakandibahas.Diawali dengandaftarisi yang membuatjudul,persetujuanpembimbing,Motto,persembahan,dankatapengantarsertadi lanjutkanbab1 yang membuatpendahuluanyangterdiri dari latarbelakang,perumusanmasalah, tujuanpenelitian,dansistematikapenulisan.BabIIadalahmasalah-masalahyangakandi bahas. BAB II LANDASAN MAALAH A. Pengertiantelevise
  • 3. Menurutkamus besarbahasaIndonesia,Televisi adalahsystempenyiarangambaryangdisertai denganbunyi melaluikabel ataumelalui angkasadenganmenggunakanaltyangmengubahcahaya dan bunyi menajdi listrikdanmengubahnyakembalimenjadi berkascahayayangdapatdilihatdan bunyi dandapat didengar Televisi merupakansebuahmdiatelekominikasi terkenal yangberfungsi sebagai penerimasuara gambar bergerakbesertasuarabaikituyang monokrommaupunyangberwarna. Televisi memiliki duapengiriman,penyiarangambardansuara yaitupenyiaranlangsungkejadian atau peristiwayangkitasaksikansementaraiaterjadi danpenyiaranprogramyangtelahdirekam diataspitafilmatau pitavideo. B. PengertianPendidikan Menurutkamus besarbahasaIndonesia,pengertianpendidikanadalahsuatuprosespelatihandan pengajaran,terutamaanak – anak. Remaja,di Sekolah,perguruantinggi dllyangdirancanguntuk memberikanpengetahuandanmengembangkan ketrampilan.Pengertianpendidikanadalahbidang studi yangberhubungandengancaramengajar.Kalimatdiatassudahcukupmenerangantentang pengertianpendidikan. C. PengertianPrestasi BelajarSiswa Prestasi padaanak tidakdatingsecaratiba – tiba, namun prestasi padaanakterusdicari dandilatih. Prestasi belajarmerupakanhasildari apayang kitacoba, apa yangkita lihatdanapa yang kita pelajari.Apabilaprestasi belajarkitasudahbagusmakakitasudahmenguasai materi yangtelahkita pelajari.Tetapi apabilaprestasi yangkitadapattidakmemuaskanberarti kitabelummenguasai materi secara penuh.Dengankatalainkitaharusmencobadan berlatihlagi agarkitamampu menguasai apayang kitapelajari dankitadapatmemperbaii presatasiyanglebihbaiklagi.Dengan seringberlatihdankitadapatmemperbaikiprestasi yanglebihbaiklagi. Denganseringberlatihdanmencobamakaintelegensi dankemampuanpadaseseorangatau individumakasecaratidaklangsungdayaprestasi siswa.Sedangkanmenurut KBBIadalahmencoba atau berlatihsesuatuyangbelumkitabiasadalahpengertianataupenguasaansiswaataupelajar terhadapmateri yangsudahdipelajari. D. PengaruhTayanganTelevisiTerhadapanak Manusiamemanfaatkantelevisisebagai alatbantuyang palingefisiendanefektif.Dimana kesemuanyaini dapatdipertanggungjawabkansecaramoral danmaterial.Kebanyakankegiatan menontontelevisi cenderungterencanadanbersifattaksadar,tiapkali banyakorang mempunyai waktuluang,merekatiba-tibasajadudukdihadapantelevisinyatanpadiundangbanyakniatdan rencanayang tiba-tibasajadibatalkan,lantarantergodauntukmenikmatiacaratertentuyang disiarkanolehTelevisi.Televisidenganmudahbiasmelahapsebagianbesarwaktuanakyang
  • 4. dilewatkandidepanlayartelevisi berartiwaktuyangtidakdimanfaatkanolehanakuntukbelajar menbacadan lain-lain.Apabilatayangantelevisi menyajikanacarahiburanatauacara bernuansa kekerasanmakaanak-anakakancenderungmenyukai danmenggemari tayangantersebutkarena apa yang dilihat,ditontonditayangkantelevisi biasanyaanak-anakakancenderungmenirunyatanpa disaring,sehinggatakutakanmerusakakhlakanakterhadappengaruhyangditayangkanolehtelevisi olehkarenaituperanpendampingdanbimbingan olehorangtuakepadaanaknyayangsedang menonton. BAB III METODELOGI DAN PEMBAHASAN A. Tempat danWaktu Penelitian PenelitimengambilobjekpenelitiankelasXIIIPSIIdi SMA Negeri 1 BinangunKecamatanBinangun KabupatenCilacappadatanggal 20 September2012. Sebelummelacakke objekpenelitian,terlebihdahulupeneliti mengadakanperencanaandan persiapansebabtanpaperencanaandanpersiapanyangmatangsegalasesuatutidakmembawa hasil yangmemuaskanbahkanjugadapatgagal. Penulisakanmengemukakanlangkah-langkahpersiapandanperencanaanyangbersifatumum adalahsebagai berikut: 1. Penulismendapatpengarahanumumdari gurupembimbingmatapelajaransosiologi. 2. Penulisberkonsultasi denganpembimbinguntukmemintapetunjukwawasanyang berkaitandenganpenelitiandanpenyusunanLaporanPenelitian. 3. Penulismenghubunginarasumbersecaralisansehari sebelumpenelitian. 4. Penulismulai melakukanpenelitiantunggal. B. Metode Penelitian Dalampenelitianinimetodeyangpenulispergunakanuntukmendapatkandatakuantitaf adalah: 1. Metode Interview
  • 5. Metode interviewmerupakansalahsatumetode penelitiandenganmelakukanproseswawancara secara face to face,untukmemecahkanataumenjawabpermasalahanyangsedangdihadapi seperti yang diungkapkanolehpewawancara(interviewer) untukmemperolehinformasi dari wawancara (interview). Ditinjaudari pelaksanaannya,interview digolongkanmenjadi 3(tiga) jenisyaitu: 1. Interviewbebas Artinyapewawancarabebasbertanyaapasajatanpa memakai acuanpertanyaan.Kelebihannya, responbiasmerasasantai dan tidakmerasakalausedangdiwawancarai.Sedangkankekurangannya arah pertanyaanmenjadi tidakterkendalidanterarah. 2. Interviewtrpimpin Wawancara terpimpin(guidedinterview) pewawancaramenggunakansederetandaftarpertanyaan lengkapdanterperinci samadenganwawancaraterstruktur. 3. Interviewbebasterpimpin Wawancara bebasterpimpinmerupakankombinasi dari wawancaradiatas. Dari ketigajenisinterviewdiatas,makapenulismenggunakanmetodeinterview bebasyaituyang dilakukanolehpewawancaradengansederetanpertanyaanyangtelahdibuat,kemudian narasumbermenjawabpertanyaantersebut. C. TeknikPengambilanSampel Pelaksanaanpengambilansampel banyakberhubungandenganvariable-variabel yangdiperlukan untukmemecahkanmasalahyangditeliti.Variablepenelitiandiperolehdari objek,baikberupa manusiamaupungejalayangmuncul untukmendapatvariable dari objekpenelitiantersebut. Adapunpengambilandari berbagai objekpenelitian,untukmewakiliseluruhobjekpenelitian. MenurutMuhammad Ali bahwa“Populasi adalahkeseluruhanobjekyangmenjadi objekpenelitian” (1985 : 25). Sampel adalahsebagai objekyangtimbul dari keseluruhanyangmenjadiobjek penelitiandanmemiliki populasi ataudapatdiartikanbahwasampel bagiandari populasi(1985 : 30). Dari pengertiantersebutdapatditarikkesimpulanbahwapopulasi adalahkeseluruhanobjekyang akan diteliti,sedangkansampeladalahbagiandari populasi yangdapatmewakili dari keseluruhan objekyangakan diteliti. DalampenelitianinipopulasinyaadalahsebagiansiswakelasXIIIPSIISMA Negeri 1 Binangunyang berjumlah40 siswa,sedangkansampelpenelitianini adalahsejumlah10orang siswa.
  • 6. D. TeknikPengumpulanData Dalampelaksanaanini untukmendapatkandatavaliddanrelevansehinggamempunyai derajat kebenaranyangtinggi,makapenulismenggunakan1teknikpengumpulan datapokok,adapunyang bersifatpokokmengandungarti teknik. Teknikpengumpulandatayangdimaksudadalah: 1. Teknikinterview Interviewdapatdipandangsebagai metodepengumpulandatadenganjalanTanyajawabpihakyang dikerjakandengansistematikadanberdasarkankepadatujuanpenyelidikan,padaumumnyadua orang atau lebihhadirsecarafisikdalamprosesTanyajawabitu,danmasing-masingpihakdapat menggunakansalurankomunikasi secarawajardanlancar.(SutisnaHadi,1976 : 226) Dalaminterviewselaluadaduapihak,yangmasing-masingmempunyai kedudukanyang berkelainan.Pihaksatusebagai pencari informasi(informasihunter),sedangkanpihaklainnya sebagai pemberi informasi ( informasi supplier),sebagai informasihunterpenginterview aktif mengajukanpertanyaan,menilai jawaban-jawaban,memintapenjelasan,mencatatdanmenggali keteranganyanglebihdalam.Adapuninformasi menjawabpertanyaan,memberpenjelasandan kadang-kadangjugamengajukanpertanyaan.Dalamhal ini interviewberarti pulawawancarasecara langsungyakni antarapeneliti danrespondenatauantarapenanyadanpenjawab,sehinggaantara penanyadanpenjawabdalammengajukanpertanyaandapatberlangsungsecaraterbukatanpaada yang ditutup-tutupi kecuali memanghal-halyangbersifatdirahasiakan,hal dapatmembantudalam memecahkanmasalah.Penulismenggunakanteknikpengumpulandatadenganinterview dikarenakanadabeberapahal kebaikanataukelebihanantaralain: a. Merupakansalahsatu teknikyangpalingefektif untukmenilai pribadi. b. Tidak dibatasi olehtingkatanumurdantingkatansubyekyangdiselidiki. c. Interviewmengandungunsurfleksibel ataukeluwesan. E. TeknikAnalisisData Dalambab ini telahdikemukakanmengenai metodepenelitian,teknikpengumpulandatadan instrumentyangdigunakansesuaidenganhal tersebutdiatasmakapenelitianyangdilakukandi kelasXIIIPSII SMA Negeri 1Binanguntelahberhasil memperolehdata-datayangsesuai dengan tujuanpenelitianyangpenuliskemukakanpadababterdahulu.Data-datatersebutbersifat kuantitatif yangdisajikandalambentukinterviewpertanyaan. 1. Menurutanda televisipentingatautidah? sebutkanalasanAnda! 2. Berpengaruhatautidaktelevisiterhadapprestasibelajar ? 3. Sebutkanpengaruhpositif dannegatif adanyatelevisi ?
  • 7. Jawaban: 1. RespondenIntan 1. Penting,karenadenganadanyatelevisi kitabiasmendapatkanbeberapainformasiyang penting. 2. Berpengaruhsekali. 3. Negatif - Hal yangnegatif seringdititukanolehanakkecil (berkelahi,tontonantidaksenonoh) Positif - Kitadapat mendapatinformasi yangpentingmissalberita. 2. RespondenEvi Dwi Setianingsih 1. Sangat penting,karenakitabiasmelihatsuatuinformasi diluardaerahmaupundunia. 2. Sangat berpengaruh 3. Negatiif - Malas belajar. - Mengurangi konsentrasi dalambelajardanmenyitawaktubelajar. Positif - Memberikaninformasi yangpenting. - Menambahwawasanilmupengetahuanyangsangatpenting. - Mendorongprestasi belajarsiswa. 3. RespondenArisSupriyono 1. Penting,karenapadasaat pikirankitajenuhakibattugassekolahyangmenumpuktelevisibias menyegarkandanmenghiburpikiran. 2. Tentuberpengaruh. 3. Negatif - Malas belajar - Membuatkitamalasngapa-ngapain
  • 8. Positif - Menyegarkanpikirankita - Mediainformasi 4. RespondenAriyanto 1. Penting,karenadidalamtelevisijugaterdapatacara-acarayang bersifatedukatif. 2. Sangat berpengaruh. 3. Negatif - Membuatanak malasbelajar. - Membuatanak menjadi bodoh. Positif - Dapat memperolehinformasi aktual. - Menambahwawasandanpengetahuan. 5. RespondenAsih 1. Pentin,gkarenamediainformasi danpembelajaran. 2. Berpengaruh 3. Negatif - Malas belajar. - Mengajarkanhal-hal criminal Positif - Menginformasikanhal-hal baru - Dapat mengambil contohyangpositifkehidupan 6. RespondenWahyuAnjarsari 1. Pentingsekali,karenakiabiasmengetahui kejadian-kejadianyangactual di penjurudunia. 2. Berpengaruhsekali karenasiswatelahmemilihmenontontelevisidari padabelajar.
  • 9. 3. Negatif - Menirukebiasaanjelekyangditayangkandi televisi,danpemborosan. Positif - Menambahilmu,informasi,pengetahuandanteknologi. 7. RespondenDeni TitinRagil Wulandari. 1. Bagi sayatelevisi sangatberpengaruhbagi kehidupankitakarenadi televisi banyaksekali memperolehinformasi hiburandanlain-lain. 2. Sangat berpengaruhkarenakitasudahmengetahui bahwadi televisi banyak sekali tayangan yang tidakmendidik.Contohnya:tinju,acara sinetron-sinetronanakmudayangtidakmendidik, semuatergantungorangtua kita.Jikaorang tua mengawasi kitamakaanak-anakakanterarah ke hal-hal yangpositif. 3. Negatif - Menurunkanprestasi siswa - Membuangwaktu,karenalebihbaikkitamengerjakanyanglebihpositif danberguna. Positif - Kitadapat mengetahui beritaterkini. - Kitabiasterhiburdengantayanganyangmengibur. 8. RespondenNurul 1. Penting,karenakitadapatmemperolehbanyakinformasi yangbergunabagi kita. 2. Berpengaruh,kalauseringmenontontvakanmalasbelajar. 3. Negatif - Banyaktayanganyang memberikancontohyangburukcontohnya:smack down,tayangan- tayanganyang berbaukekerasan. - Malas belajar Positif - Memudahkandalammemperolehinformasi. - Adanyatayanganyangmendidikanak.
  • 10. 9. RespondenJumiati. 1. Penting,karenadari televisi kitadapat memperolehinformasi. 2. Berpengaruh. 3. Negatif - Banyakhal-hal yangkurangbaikuntukanak dibawahumur - Anakjadi malasbelajar. Positif - Sebagai sumberinformasiaktual. - Menambahwawasanilmupengetahuan. 10. RespondenIndraPratama 1. Tidak,karenatelevisimembuatkami bodohdantagianlistriknaikdrastis. 2. Sangat berpengaruh. 3. Negatif - Tagihanlistriktambah. - Membuatkitamalasbelajar. Positif - Dapat memperolehinformasi secaracepat. - Sebagai mediapenghibur. F. Hasil AnalisaData Dalamteknikpengumpulandatasebagaimanayangtelahdibahasdimuka,bahwaanalisadatayang digunakanadasuatu macam yaituteknikinterview sebagai teknikpokok,dalamhal analisadataini akan dipergunakansatuanalisanonstatistikuntukmenguasai hal interview. 1. Analisisdatanonstatistik Analisisdatanonstatistikyangpenulissajikanbeberapaanalisisdatainterview yangdiambil berdasarkanpemikiranyanglogisdansistematis.
  • 11. Bertolakdari interviewyangberesponsiswakelasXIIIPSIISMA Negeri 1 Binangunyangpenulis sinkronkandenganpokokmasalahjudul sebagai berikut. a. DikelasXIIIPSpadakhususnyadankelas-kelaslain di SMA Negeri 1Binangunpadaumumnya, siswa-siswanyamemliki televisi.Hal ini sangatberpengaruhterhadapprestasi belajarsiswa. b. Dari jumlahpopulasi 40orang siswa,penulismengambil sampel 10orangsiswa,bersarkanhasil wawancara9 orang siswamenjawabperpengaruh,sedang1orang siswatidakberpengaruh,maka dapat dikatakanadapengaruhtayangantelevisiterhadapprestasibelajarsiswamatapelajaran matematikasmester1. 2. Penafsiranhasil analisisdata Dari hasil analisisdiatasmakadapatdi interprestasikanbahwahipotesakerjaadapengaruhprestasi belajarbidangstudi sosiologi antarasiswayangmemiliki televisi denganprestasi belajarsiswa. Hipotesa Dari jumlahpopulasi 40orang siswa,penulismengambil sampel 10orang siswa,berdasarkanhasil wawancara9 orang siswamenjawabadapengaruh,sedang1siswatidakada pengaruh.Maka dapat diinterprestasikanadapengaruhtayangantelevisiterhadapprestasibelajarsiswamatapelajaran matematikasmester1. 3. Kesimpulanhasil analisadata Berdasarkanhasil analisisdatahasil penelitianpadakelasXIIIPSIIsemester1SMA Negeri 1 Binanguntahunpelajaran2012/2013 dapat disimpulkansebagai berikut: Dari populasi 40 siswa,penulismengambilsampel 9siswayangmenjawabpengaruhtayangan televiseterhadapprestasibelajar. Maka dapatdiinterprestasikanbahwaadaperbedaanantaraprestasi belajarmatapelajaran matematikaantarasiswayangmemiliki televisi. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkanuraiandari bab-babdiatas,penulisdapatmengemukakanbeberapakesimpulanyang dapat dirumuskansebagai berikut:
  • 12. 1. Prestasi belajaradalahpenilaianhasil usahadari kegiatanbelajaryangdapatmencerminkan hasil yangsudahdicapai olehmasing-masingsiswa,setelah menempuhprosesbelajarmengajar dalamperiode tertentu. 2. Faktor-faktoryangmempengaruhiprestasibelajarhakikatnyaadaduayaituintern,faktor yang berasal dari individusiswaitusendiri danfaktoreksternyaitufaktoryangberasal dari luar siswaitusendiri. 3. Perananorang tua siswasangatbesarpengaruhnyaterhadapprestasi belajarsiswaatau prestasi putrid-putrinyabaiksecaralangsungmaupuntidaklangsung. 4. Dari jumlah40 orang siswa,penulismengambil sampel 9orangsiswa,berdasarkanhasil wawancarasemuanyamenjawabbahwatayangantelevisiberpengaruh.Makadapatdisimpulkan ada pengaruhtayangantelevisi terhadapprestasisiswa. Sedangkanhipotesisyangdiajukanpenulisadapengaruhtayangantelevisi terhadapprestasi belajar siswamata pelajaranmatematikakelasXIIIPSIISekolahMenengahAtasSMA Negeri 1Binangun. Maka hipotesisdapatditerimadanteruji kebenarannya. a. Hendaknyamampumembangkitkanminatbelajarsiswabaikdalamkelasmaupundi luar kelas. Di dalammelaksanakanprosesbelajarmengajardiusahakanmenciptakansuasanasenang,gembira dalammenerimapelajarandansejauhmungkinmelaksanakanprinsipbelajartuntas. b. Hendaknyasenantiasamencapai hasilprosesbelajarmengajarsesuai targetminimaldengan melakukanprogramperbaikan,danpengayaanterhadapbahanpelajaran. 1. Dampak positif memilikitelevisi terhadapprestasi belajarsiswa: a. Denganadanyatelevisi siswadapatmengetahui informasi yangaktual/uptodate. b. Televise jugaberfungsi sebagai penambahwawasandanalatbantubelajarkarenatayangan televisijugaadayangbersifatedukatif.Hal ini mempermudahsiswadalammenyerapmateri pelajaran. c. Televisi jugabisasebagai hiburanbanyaktayangantelevisi yangsifatnyamenghibursemisal lawakataupunkartun. 2. Dampak negatif tayangantelevisi terhadapprestasibelajarsiswa: a. Mungkinsalahsatu siswasedangasikmenontontayangantelevisi yangbagussehinggamereka lupadengantugasyang diberikanBapak/Ibugurudi sekolah. b. Tayangan-tayanganhiburanpadatelevisi jugabiasmenurunkanprestasi belajarsiswamisalnya, sinetronatausinema-sinemayangditayangkantelevisiitulebihbagusdandapatmenarikperhatian setiapsiswauntukmenontonnyasehinggamenyebabkanmerekamalasbelajar.
  • 13. B. Saran Kepadapara siswa 1. Taatilahtata tertibsekolahmaupunaturan-aturandirumahsertanorma-normayangberlaku disekitarsiswatinggal. 2. Janganmenganaktirikan salahsatumata pelajaranwalaupunsangatdisenangikarenasatu mata pelajaranlainnyasalingberhungunganerat. 3. Krjakansemuatugasguru baiktugas infrakulikulermaupunekstrakulikuler. 4. Jikadalammenerimapelajaranmengalamikendala-kendalaataukesulitanhendaknya berkonsultasidengangurupembimbingdanpenyuluhatauwali kelasnya. 5. Bentuklahkelompokbelajardalamkelasmuyangberanggotakanminimal 5orangsiswa. 6. Manfaatkan fasilitasyangadadi sekolahmuuntukmeraihprestasi diberbagai bidangterutama bidangakademis. 2
  • 14. Tayangan televisi ditengarai telahmempengaruhi munculnyaperilakunegatif (agresif dankonsumtif) di kalangananak-anak.Hampirseluruhsajianacaraditelevisi disuguhkanuntukkonsumsi penonton dewasa.Sementaraacarauntukanak-anakbolehdibilangsangatminim.Selainitu,sebagianbesar jam tayangtelevisi(terutamaTV swasta) menyajikantayangan-tayanganyangbersifatinformasidan hiburan(infotainment).Bahkandapatdikatakanwajahtayangantelevisi kitadidominasi oleh sinetrondaninformasi selebriti.Ironinya,alurceritayangada belumberanjakdari isu perselingkuhan,percintaan,dankekerasan.Situasi ini semakindiperparaholehjamtayangyang “memaksa”anak-anakikutmenonton. Biladicermati lebihmendalamternyatadampaktayangan TV tidakhanyamempengaruhi pola tingkahlakutetapi jugamempengaruhipolatuturkataanak. Ungkapan“papa jahat” atau “mama jahat” acap diucapkanseoranganakmanakalaorang tuanyatidakmengabulkan permintaan anaknya.Contohlain,seorang anakjugaseringmengatakankata-katayang mengandungunsurkekerasanataukata-katanegatif seperti “bodoh”,“akubunuhkau”,“akubenci kamu”,atau “emangnyague pikirin” Tayangan televisi yangtelahmeresahkanmasyarakatmemangmembutuhkandimensi kepedulian moral bagi pengelolaataulembagapenyiaran.Pihakpengelola televisi memangseringdihadapkan pada dilematisantaradimensi idiil dandimensi komersial.Meskipunsecarafilosopisidealisme (dimensi idiil) menjadiciri hakiki perstetapi realitasmenunjukkanbahwaaspekkomersial lebih menggejala.Pengelolapenyiarantelevisi masihterjebakpadaupayamenayangkansiaran-siarannya yang mengarahpadaunsur hiburandaninformasi semata(infotainment).Sementara televisi sebagai mediamassamemilikifungsidi bidangpendidikandankontrol/perekatsosial. Agaknyapemahamanbahwatayangantelevisi sebagaimediayangmampumenimbulkanatau mempengaruhi perilakupemirsanyabelumseutuhnyadisadari.Berdasarkankajianpsikologi komunikasi tayangan-tayangantelevisimenawarkanataumenyajikanpesan-pesanyangakan menstimulusorganismepenontonnya.Stimuluspesan-pesantelevisi ini sebelummenimbulkan responakanmengendapdi organisme penontonnyasetelahmelaluitahapanperhatian,pengertian, dan penerimaan.Bagi penontondewasatentuefeknegatif yangditimbulkantidakbegitubesar dibandingkanpenonton anak-anakatauremaja. Penontondewasamemiliki tingkatfilterisasiyangbaikdibandingkan anak-anak.Penontondewasa bukanlahaudience pasif.Artinya,organismepenontondewasasebagaimanakonsepsi teori S-O-R (StimulusOrganisme Respon) yangtelahdikembangkanHovlandlebihbersifataktif dibandingkan penontonanak-anak.Penontondewasatelahmampumemilah-milahmanayangbaikdanmana yang buruksementarapenontonanak-anakbelummampumengkritisiataumemfilterpesan tayangantelevisi yangmasukke otaknya(blackbox). Pada anak-anakkomponenorganisme (dayapikir) masihlabil.Artinya,pesan-pesantayangantelevisi memberikanmemori yangcepatataulambatmempengaruhi perilakuyangditimbulkan.Dengan kata lainsebagaimanakarakteranak-anak,merekaakanmeniruapayangtelahdilihatnyadi televisi. Artinya,tayangantelevisi sesuai denganteorimodelingakanmenjadi model perilakuanak-anak. Mungkinmasihsegardalamingatankita ketikatayangansmackdownmembuatgegerjagat nusantara.Aksi kekerasanyangdiperagakananak-anakmerupakandampaknegatif setelah menontonacara smackdowndi televisi.Denganpolosdanlugumerekamempraktekkanaksi membantingseperti adeganyangtelahdisaksikannyadi layarkaca. Berdasarkankajian,saatini 6-7 jamtelevisimembombardirtayangan-tayangannyakepadaanak- anak.Dapat dibayangkan,bagaimanapesan-pesantelevisi “meracuni”pikirananak-anakyangsecara
  • 15. psikologismasihpadatahapmencari jati diri dengansifatingintahunyayangbegitubesar.Melihat kondisi yangadadapat disebutkanbahwa1/3hari anak-anakdihabiskandengan“berpetualang” dengantayangan televisi.Bahkantidaksalah jikadisebutkantayangan televisitelahmenjadi “orang tua” bagi anak-anak. Celakanya,saatmenontonTV takjarang orang tua (terutamakaumibu) larutdalamalurcerita yang disajikan.Saatmenontonsinetronmisalnya,orangtuayangsemestinyaharusmenjadi komentator dalammendampingi anaknyamenonton TV justruterhipnosisolehadegan-adeganyangditonton. Akibatnya,selaintakkuasamelarang anakuntukmenonton TV,takjarang orang tua hanyaduduk diammenikmati acaratanpa berkomunikasi dengan anaknya. Meskipunsulituntukmelaranganakuntukmenonton TV,setidaknyakesadaranakandampak negatif tayangan TV meski disikapi secaraarif.Orangtuamesti mendampingi anak-anaknyasaat menonton TV.Beri Komentarataupenjelasankepadaanaksaatada adeganatau informasi yang tidakpatut dicontoholehanak.Bilaperlumasyarakatdapatmelakukanboikotterhadaptayangan- tayanganyang kurangmendidik.Setidaknyamasyarakatharussecaraaktif ikutmengawasi isi siaranTV. LaporkankepadaKomisi PenyiaranIndonesiaDaerah(KPID) SumateraBaratkalau menyaksikanprogramacaraTV yang tidaksesuai dengannorma-normayangberlakudalam masyarakat. Sementaraitu,kitaberharappihakpengelola TV berkenanmenyajikantayangan-tayanganyang berkualitas.Meskipunkitamenyadari bahwaTV harussurvive.Tetapi hal ini tidaksertamerta denganmenayangkantayangan-tayanganyangkurangbermutu.Saatnyaacara untukanak-anak menjadi perhatiankhusus.Sebab,anak-anakadalahkorbantayangan-tayanganTV.Anak-anakbelum memilikikemampuanuntukmencernapesantayangan TVyangditerimanya.Artinya, anak-anak akan “menelanmentah-mentah”semuainformasi yangdiperolehnya.Semuayangditontonnyadianggap sebagai sesuatuyangbenar(legitimate).Di sinilahkepedulianmoral dantanggungjawabsocial pengelolaTV dalammenyajikantontonanyangsehatdancerdasdipertaruhkan.Sebab,kreativitas yang merupakankunci pengembangan TVtidakidentikdenganpenyajiantayangan-tayanganyang berdampaknegatif padaperilakuanak. artikel Mediadan Kekerasan:PengaruhTayanganKekerasandi Televisi terhadapPerubahanPerilakuAnak Drs. Dede Mulkan,M.Si. Televisi merupakansaranakomunikasi utamadi sebagianbesar masyarakatkita,tidakterkecuali di masyarakatbarat.Tidakada medialain yang dapatmenandingintelevisi dalamhal volume teksbudayapopyang diproduksinyadanbanyaknyapenonton. Tayangan Televisi harusdi aturkarenamempengaruhi sikapdan perilakukhalayakkhususnyabagi yangbelummemilikireferensi yangkuat, yakni anak-anakdanremaja.Terlebihkarenatelevisi bersifataudiovisual sinematografisyangmemilikidampakbesarterhadapperilakukhalayaknya seperti pengaruhjarumsuntikterhadapmanusia. Tayangan-tayangandi televisi saatini mempunyai kecendrungan mengabaikanketentuan-ketentuanyangsudahditetapkan.Hal ini terlihatdari
  • 16. ditonjolkannyaeksploitasisex,kekerasan,budayakonsumerisme dan hedonisme.Bahkanpadamasaremajanormal,semakinbanyakkekerasan yang merekalihat,semakinberkurangaktifitasberfikir,belajar,melakukan pertimbangan, dankontrol emosi padaotak.Padasisi lain,berbagai bentuk tayanganyang memuatadegankekerasanseksdantemadewasalainnyaakan terusbertambahintensitasnya. Sabtu,30 Mei 2009 PENGARUH TELEVISIPADA PERILAKU ANAK Oleh;ImronHamzah MahasiswaProdi IlmuKomunikasi Univ.YudhartaPasuruam ABSTRAK Televisi adalahmediayangpotensial sekali tidaksajauntukmenyampaikaninformasi tetapi juga membentukperilakuseseorang,baikke arahpositif maupunnegatif,disengajaataupuntidak. Sebagai mediaaudiovisual TV mampumerebut94% saluranmasuknyapesan-pesanatauinformasi ke dalamjiwamanusiayaitulewatmatadan telinga.Televisi mampuuntukmembuatorangpada umumnyamengingat50 %dari apa yang merekalihatdandengardi layar televisi walaupunhanya sekali ditayangkan.Atau,secaraumumorangakaningat85 % dari apa yang merekalihatdi TV, setelah3jam kemudiandan65 %setelah3 hari kemudian.(Dwyer) Mengapa televisi didugabisamenyulapsikapdanperilakumasyarakat,terutamapadaanak-anak. MenurutSkomis,dibandingkandenganmediamassalainnya(radio,suratkabar,majalah,buku,dan lainsebagainya),televisi tampaknyamempunyai sifatistimewa. Kecenderunganmeningkatnyatindakkekerasandanperilakunegatif lainnyapadaanakdiduga sebagai dampakgencarnyatayangantelevisi. Karenamediaini memilikipotensi besardalam merubahsikapdanperilakumasyarakatterutamaanak-anakyangrelatif masihmudahterpengaruh dan dipengaruhi.Hasil penelitianparaahli menunjukanbahwatayangantelevisibisamempengaruhi perilakuanakdanjuga sebaliknyatidakberpengaruhapa-apa.Pengaruhinijustrulebihdominan dipengaruhi olehkeharmonisankeluarga. Anakdari keluargaharmonislebihmemiliki benteng/penangkal dalammenyikapi tayangantelevisi.Olehkarenaitupenangkal yangpaling ampuhterhadapdampaknegatif tayangantelevisi adalahmenciptakankeluargayangharmonis, keluargayangberusahamenanamkannormaluhurdannilai agamadalamkehidupansehari-harinya. Begitupulastasiuntelevisimempunyai tanggungjawabmendidikmasyarakatdananakbangsa melalui pemilihanacarayangtepat. PENDAHULUAN MungkinkitamasihingatsebuahSMU di ColoradoAmerikaSerikatdibanjiri darah25 siswanya. Merekatewasdibantai duasiswayangberulahseperti Rambo.Denganwajahdingintanpa balaskasihan,merekamemberondongtemannyasendiri dengantimahpanas.Kejadianini sungguh
  • 17. menggemparkandanbanyakpakaryangmenudingtayangankekerasandi televisi ataukomputer (game daninternet) sebagai biangkeroktindakkekerasanyangterjadi di kalangananak. Tudinganterhadapmediamassaterutamatelevisi sebagaibiangkeladi tindakkekerasandan perilakunegatif lainnyapadapadaanak-anaksebenarnyasudahterjadi sejaklama.Sekitarsatu dekade yanglalu,musikrockdisalahkansebagai penyebabkasuspembunuhandi kalanganremaja. Begitupunfilmkartunberjudul BeavisdanButtheadditudingsebagai penyebabmembanjirnyakasus pembakaranrumahdi mana pelakunyaadalahanak-anakmuda. Di sekitarkita,rasanyaseringkitamelihatanakyangbarusaja nontonfilmcowboydi layartelevisi, laluberlari ke halamanrumahkemudianberguling-gulingdanberteriak"dordor..dor...sambil memegangpistol mainanatauapasaja yangdi pegangnya.Seringpulakitamendengarucapan- ucapan yangkurang pas dilontarkanmerekamenirukanidolanyadi TV.Begitupulabagaimanaanak- anak meniruberbagai adegansadis,sensual,danerotikyangsetiapsaatdapatdisaksikanmelalui layar TV.Tokoh-tokohfilmanak,seperti Superman,DoraEmon,SatriaBaja Hitam, PowerRanger, dan tokohlainnyasungguhmelekatdalamkehidupanmereka.Bahkankondisi seperti ini dimanfaatkanbetul olehparapedagang.Merekamembuatbusanaanakyangmiripdenganpara tokohtersebut,danhasilnyasangatdigemari anak-anak. Kecenderunganlainadalahanak-anakdanpararemajamerasa bergengsi bilamakanmakananyang seringmuncul di layarTV. Makanan fastfoodseperti friedchichen,pizza,hamburger,danjenis makananlainnyayangdi negara asalnyamerupakanmakananbiasamenjadi makananluarbiasa (bergengsi).Anak-anakmulai tahubahkanpahambetul merek-merekdagangterkenal danlux, termasukmerkmobil yangmungkinmustahilterjangkauolehkocekorangtuanya.Lebihmengkha- watirkanlagi merekalebihsukanongkrongdi depanTV,diban-dingkanbelajar,membaca,atau mengerjakanpekerjaanrumahdari gurunya. Memang televisi semakindekatdengananak. Banyaknyapilihanacarayangdisuguhkandari berbagai stasiuntelevisi,membuatanaksemakinsenangnongkrongdi depanlayartelevisi.Pihak stasiuntelevisi tidaksedikitmenyediakanacara-acarakhususuntukdikonsumsi anak-anak.Simak saja acara-acara Sabtu danMinggu pagi hampirsemua stasiunTV menyajikanprogramanak-anak. Apalagi kini komunikasi antaraorangtua dananak cenderungberkurangsebagai konsekuensi kesibukanparaorangtua pada pekerjaaanyasertamakinhilangnyabudayadongengorangtuasaat pengantartidur.Pendekkata, televisi sudahmerupakantemanakrabmerekayangsetiapsaat merekabisamenyaksikannya.Tulisanini akanmencobamenganalisisbagaimanapotensimedia televisidandampaknyaterhadapperilakuanaksertakonstribusifaktorkeluargadalammenagkal gencarnyasiarantelevisi tersebut. PEMBAHASAN Potensi MediaTelevisi Mengapa televisi didugabisamenyulapsikapdanperilakumasyarakat?terutamapadaanak- anak. Menurut Skomis,dibandingkandenganmediamassalainnya(radio,suratkabar,majalah, buku,dan lain sebagainya),televisi tampaknyamempunyai sifatistimewa.Televisi merupakan gabungandari mediadengardangambar hidup(gerak/live) yangbisabersifatpolitis,bisa, informatif,hiburan,pendidikan,ataubahkangabungandari ketigaunsurtersebut.
  • 18. Ekspresi korbankerusuhandi Ambonmisalnya,hanyaterungkapdenganbaiklewatsiarantelevisi, tidaklewatkoranataupunmajalah. Ratapanorang kelaparandi Ethiophia,gemuruhnyatepuk tangan penontonsepakboladi lapanganhijau,hirukpikuknyasuasanakampanye di bunderanHotel Indonesia,tampakhidupdi layartelevisi. Sebagai mediainformasi,televisimemiliki kekuatanyangampuh(powerful) untukmenyampaikan pesan.Karenamediaini dapatmenghadirkanpengalamanyangseolah-olahdialami sendiridengan jangkauanyangluas(broadcast) dalamwaktuyang bersamaan.Penyampaianisi pesanseolah-olah langsungantara komunikatordankomunikan.Melaluistasiuntelevisi,kerusuhandi Ambondapat diterimadi BandaAcehdan di Jayapuradalam waktubersamaan.Begitupula acara pertandinganAC MilanmelawanJuventusdi ItaliadapatlangsungdinikmatipemirsaRCTIdi Indonesia.Sungguhluar biasa,infomasi/kejadiandi belahanbumi sanabisaditerimalangsungdi rumah.Televisi bisa menciptakansuasanatertentu,yaituparapenontondapatmelihatsambul duduksantai tanpa kesengajaanuntukmenyaksi-kannyaMemangtelevisi akrabdengansuasanarumahdankegiatan penontonsehari-hari. Dari segi penontonya,sangatberagam. Mulai anak-anaksampai orangtua,pejabattinggi sampai petani/nelayanyangadadi desabisamenyaksikanacara-acarayangsama melalui tabungajaibitu. Melalui beberapastasiunmerekajugabebasmemilihacara-acarayang disukai dandibutuhkannya. Begitupulasebagai mediahiburan,televisi dianggapsebagai media yangringan,murah,santai,dan segalasesuatuyangmungkinbisamenyenangkan. Televisi dapatpulaberfungsi sebagai mediapendidikan. Pesan-pesanedukatif baikdalamaspek kognetif,apektif,ataupunpsiko-motorbisadikemasdalambentukprogramtelevisi. Secaralebih khusustelevisi dapatdirancang/dimanfaat-kansebagai mediapembelajaran.Pesan-pesan instruksional,seperti percobaandi laboratoriumdapatdiperlihatkanmelaluitayangantelevisi. Televisi jugadapatmenghadirkanobjek-objekyangberbahayaseperti reaksinuklir,objekyangjauh, objekyangkecil seperti amuba,danobjekyangbesarsecaranyatake dalamkelas. Keuntunganlain,televisibisamemberikanpenekananterhadappesan-pesankhususpadapeserta didik,misalnyamelalui teknikclose up,penggunaangrafis/animasi,sudutpengambilangambar, teknikediting,sertatrik-triklainnyayangmenimbulkankesantertentupadasasaransesuai dengan tujuanyang dikehendaki. Memang kekuatantelevisimenurutKathleenHall Jamiesonsebagai dramatisasidan sensasionalisasi isi pesan. BegitupulamenurutpakarkomunikasiJalaluddinRakhmat(1991),gambaran duniadalam televisisebetulnyagambaranduniayangsudahdiolah.Dalamhal ini JalaludinRakhmat menyebutnyasebagai Tangan-tanganUsil.Tanganpertamayangusil adalahkamera(camera),gerak (motions),ambilan(shots),dansudutkamera(angles) menentukankesanpadadiri pemirsa. Tangan keduaadalahprosespenyuntingan.Duagambaratau lebihdapatdipadukanuntuk menimbulkankesanyangdikehendaki.SinetronJindanJundi RCTI misalnya,seolah-olahmereka bisamasukke dalamtembok,berjalandi angkasa,berlari-lari di atasair,atau bisamenghilang. Adeganmemenggal kepalaorang,bertarungdi angkasadanbentukadeganlainnyayangtidaklazim dilakukandalamkehidupan,merupakanhasilulaheditordalamprosespenyuntingan.
  • 19. Tangan ketigaadalahketikagambarmuncul dalamlayattelevisi kita. Layartelevisi mengubah persepsi kitatentangruangdanwaktu.Televisijugabisameng-akrabkanobjekyangjauhdengan penonton.Seorangpenontonsepakboladi rumahnyaberteriakkegi-ranganketigaRonaldo(Inter Milan) memasukanbolake gawangJuventus.Memangtelevisi bisamenjadikankomunikasi inter- personal antarapenontondenganobjekyangditonton.Perasaangembira, sedih,simpatik,bahkan cinta bisaterjalintanpaterhalangolehletakgeografisnanjauhdi sana.Tangan keempatadalah perilakuparapenyairtelevisi. Merekadapatmenggaris-bawahi berita,memberi-kanmaknayang lain,atausebaliknyameremehkannya. Merekamempunyai posisi stategisdalammenyampaikan pesanpada khalayak. Besarnyapotensi mediatelevisiterhadapperubahanmasyarakatmenimbulkanprodan kotra. Pandanganpro melihattelevisi merupakanwahanapendidikandansosialisasi nilai-nilai positif masyatrakat.Sebaliknyapandangankontramelihattelevisi sebagai ancamanyangdapatmerusak moral dan perilakudesktruktif lainnya.Secaraumumkontraversialtersebutdapatdigolongkan dalamtiga katagori,yaitupertama,tayangantelevisi dapatmengancamtatanannilai masyarakat yang telahada,keduatelevisi dapatmenguatkantatanannilai yangtelahada,danketigatelevisi dapat membentuktatanannilai barumasyarakattermasuklingkungananak. Acara Anakdan FilmKartun Sebagai mediamassa,tayangantelevisi memungkinkanbisaditontonanak-anaktermasukacara- acara yangditujukanuntukorangdewasa.Saatini setiapstasiuntelevisi telahmenyajikanacara- acara khususuntukanak.Walaupunacara khususanak tersebutmasihsangatminim.Hasil penelitianyangdilakukanYayasanKesejahteraanAnakIndonesia(YLKI) (MulkanSasmita,1997), persentase acaratelevisiyangsecarakhususditujukanbagi anak-anakrelatif kecil,hanyasekitar2,7 s.d.4,5% dari total tayangan yangada. Yang lebihmenghawatirkanlagi ternyatapersentase kecil inipunmaterinyasangatmenghawatirkanbagi perkembangananak-anak. Tayangan televisi untukanak-anaktidakbisadipisahkandenganfilmkartun. Karenajenisfilmini sangat populerdi lingkunganmereka,bahkantidaksedikitorangdewasa yangmenyukai filmini.Jika kitaperhatikan,filmkartunmasihdidominasiolehprodukfilmimport.Tokohseperti Batman, Superman,Popeye,MightyMouse,TomandJerry,atau WoodyWoodpeckerbegituakrabdi kalangananak-anak.BegitupulafilmkartunJepang,seperti DoraEmon,CandyCandy,SailoorMoon, Dragon Ball,dst.sangat populerdanbahkanmendominasi tayanganstasiuntelevisi kita.Sayangnya dibalikkeakrabantersebut,tersembunyiadanyaancaman. Jikakitaperhatikandalamfilmkartunyangbertemakankepahlawananmisalnya,pemecahan masalahtokohnyacenderungdilakukandengancepatdanmudahmelaluitindakankekerasan.Cara- cara seperti ini relatif samadilakukanolehmusuhnya(tokohantagonis).Ini berarti tersiratpesan bahwakekerasanharusdibalasdengankekerasan,begitupulakelicikandankejahatanlainnyaperlu dilawanmelaluicara-carayangsama. Sri Andayani (1997) melakukanpenelitianterhadapbeberapa filmkartunJepang,seperti SailorMoon,DragonBall,dan Magic KnightRayEarth. Ia menemukan bahwafilmtersebutbanyakmengandungadeganantisosial (58,4%) daripadaadeganprososial 41,6%). Hal ini sungguhironis,karenafilmtersebutbertemakankepahlawanan. Studi ini menemukanbahwa katagori perlakuanantisosialyangpalingseringmuncul berturut-turutadalahberkatakasar
  • 20. (38,56%), mence-lakakan28,46%),danpengejekan(11,44%).Sementaraitukatagori prososial, perilakuyangkerapkali muncul adalahkehangatan(17,16%),kesopanan(16,05%),empati (13,43%), dan nasihat13,06%). Temuanini sejalandengantemuanYLKI,yangjugamencatatbahwafilmkartun bertemakankepahlawananlebihbanyakmenam-pilkanadegananti sosial (63,51%) dari pada adeganpro sosial (36,49%).Begitupulatayanganfilmlainnyakhususnyafilmimportmembawa muatannegatif,misalnyafilmkartuBatmandan Supermanmenuruthasil penelitianSteindan Friedrichdi ASmenunjukanbahwaanak-anakmenjadi lebihagresif yangdapatdikatagorikananti sosial setelahmerekamenontonfilmkartunseperti BatmandanSuperman. Perbedaan budaya,ideologi,danagamanegaraprodusenfilmdengannegarakitajelasakan mewarnai terhadapsubtansi filmtersebut. Karenafilmdimanapuntidaksekedartontonanbelaka,ia dapat membawaideologi,nilai,danbudayamasyarakatnya.Misalnya,mungkinSatriaBajaHitam atau PowerRangermempunyai andil besaratasterbentuknyasikapkeberaniandananti kezaliman. Tetapi keberanianyangdibutuhkanrakyatIndonesiadananakJepangjelasberbeda,palingtidak dalamkehidupansehari-harinya.Dalamkeseharianmasyarakatkitamensyaratkankeberanian‘apa adanya’tanpa tersembunyidibalikkecanggihanteknologi.Sehinggadiharapkanakantertanamsikap berani dalamberkreasi sesuai denganlingkungandi sekitarnya.Sebaliknyakeberaniandi Jepang dalamlingkunganmasyarakatnyasudahditunjangdenganteknologi yangcanggih.Kondisi ini apabila dipandangsama,dihkawatirkanakanmelahirkangenerasi yangcengengdanmudahmenyerah. Begitupulaaspek-aspeklainmasihbanyakyangkurangsesuai dengankondisi sosial budayadan alamIndonesia. Programanak-anakmemangdiharapkandapatmenanamkannilai,norma,krativitas, dan kecerdasanyang‘membumi’atausesuai denganlingkungandisekitarnya. Hal ini padaakhirnya diharapkandapatmembentuksikapdanperilakuyangsesuai denganjati diri danbudayabangsa Indonesia,sehinggamerekamenjadi banggasebagai warganegaraIndonesia. Dampak TayanganTelevisi padaAnak Gencarnyatayangan televisi yangdapatdikonsumsi olehanak-anakmembuatkhawatirmasyarakat terutamapara orang tua. Karenamanusiaadalahmahlukpenirudanimitatif.Perilakuimitatifini sangat menonjol padaanak-anakdanremaja.Kekhawatiranorangtuajugadisebabkanoleh kemampuanberpikiranakmasihrelatif sederhana. Merekacenderungmengang-gapapayangditampilkantelevisi sesuai denganyang sebenarnya. Merekamasihsulitmembedakanmanaperilaku/tayanganyangfiktifdanmanayang memangkisahnyata.Merekajuga masihsulitmemilah-milahperilakuyangbaiksesuai dengannilai dan normaagama dan kepribadianbangsa.Adegankekerasan,kejahatan,konsumtif,termasuk perilakuseksualdi layartelevisi didugakuatberpengaruhterhadappembentukanperilakuanak. Para ahli psikologi menegaskanbahwaperilakumanusiapadahakekatnyamerupakanproses interaksi individudenganlingkungannyasebagaimanifestasi bahwaiamahlukhidup.Sikapdanpola perilakuitumenurutpandanganbehavioristikdapatdibentukmelalui prosespembiasaandan pengukuhanlingkungan..Bertolakdari pandanganini,pembiasandanpengukuhanlingkungananak dapat dibentukmelaluitayangantelevisi yangsesuai dengannilai,norma,dankerpribadianbangsa. Karenasaat ini tayangantelevisi setiapsaatbisaditontonanak-anak.
  • 21. Masalahnyaadalahsejauhmanadampaktayangantelevisi tersebutberpengaruhterhadapterhadap perilakumasyarakatkhususnyaanak-anak.Untukmembuktikankebenaranini memangrelatif sulit, karenaperilakuanak(remaja) anaksangatlahkomplekdandipengaruhi olehbanyakfaktor.Hasil studi yangdilakukandi AmerikaSerikattahun1972 dikeluarkanlaporanberjudul Televisionand GrowingUp The Impactof TelevisedViolence (dalamDedi Supriadi,1997) menunjukangambaran bahwakorelasi antaratayangantindakankekerasandi televisidenganperilakuagresif pemirsayang umumnyaanakmuda ditemukantaraf signifikansinyahanya0,20 sampai 0,30. Tingkatsignifikansi sangat rendahini tidakcukupmenjadi dasaruntukmenarikkesimpulanyangmeyakinkanmengenai adanyahubunganlang-sungantarakeduanya.Ini berarti tayangantindakankekerasanbisasaja berpengaruhterhadapsebagianpenontondandapatjuganetral atau tidakmempunyai pengaruh sekalipun. Faktor Keluarga Sebagianbesaranakhidupdi lingkungankeluarga.Pendidikandi keluargaakanmemberi landasan bagi kehidupandi masamendatang.Olehkarenaituperilakuanaksangatdominandipengaruhi oleh ling-kungankeluarganya(OosM.Anwas,199. Beberapapakarpsikologi mengatakanbahwaapa yang dialami anakdi masakecil,akanmembekasdalamdiri anakdanmewarnai kehidupannyakelak. Barangkali munculnyaberbagai masalahremaja,seperti perkelahian,tawurannarkotika,dan premanisme lainnyabisasajadisebabkankurangharmonisnyalingkungankeluargasaatini yang cenderungmeng-khawatirkan. Yang lebihmenarikadalahhasil studi pakarpsikiatri UniversitasHarvard,RobertColes(dalamDedi Supriadi,1997). Temuannyamenun-jukanbahwapengaruhnegatif tayangantelevisi,justruterdapat pada keharmonisandi keluarga.Dalamtemuannya,anak-anakyangmutukehidupannyarendah sangat rawanterhadappengaruhburuktelevisi.Sebaliknyakeluargayangmemegangteguhnilai, etika,danmoral serta orang tua benar-benarmenjadi panutananaknyatidakrawanterhadap pengaruhtayangannegatif televisi. LebihlanjutCole menunjukanbahwamemperma-salahkankualitastayangantelevisi tidakcukup tanpa mempertim-bangkankualitaskehidupankeluarga.Ini berarti menciptakankeluargayang harmonisjauhlebihpentingketimbangmenuduhtayangantelevisi sebagai biangkerok meningkatnyaperilakunegatif di kalangananakdanremaja. Mungkinkitaakan lebihyakinterhadaptemuanColesapabilamengkajibagaimanaproses pembentukanperilakumanusia.Pembentukanperilakudidasarkanpadastimulusyangditerima melalui pancaindrayangkemudiandiberi arti danmaknaberdasarkanpengetahuan, pengalaman, dan keyakinanyangdimilikinya.Anak,sebagaiindividuyangmasihlabil danmencari jati diri,sangat rentangdenganperilakupeniruanyangakhirnyaakanterinternalisasi danmembentukpada kepribadiannya.Tayangantelevisi yangdilihatnyasetiapsaatmasukke dalamotaknya. Bagi anakyang berasal dari mutukehidupankeluarganyabaik,semuayangialihatdi layartelevisi dapat disaringmelalui suasanakeluargayangharmonis,dimanaorangtuanyabisamenjadi panutan. Komunikasi dancontohorang tua dalamperilakusehari-hari membuatbentengyangkokohdalam membendungsemuapengaruhburukdi layartelevisi.Sebaliknya,anakyangberasal dari keluarga yang mutukehidupankeluarganyarendah,semuatayangandi televisisulitdisaring,karenamereka belumbisamembedakanmanaperilakuyangbaik/buruk.Begitupuladalamlingkungankeseharian
  • 22. di keluarganyatidakditemukansikapdanperilakunormatif yangdapatdijadikanfiltertayangan televisi. Idealnya,paraorangtua selalumenjadi pendampinganak dalammenontontelevisi.Acara-acara mana yangpantas ditontonmereka.Begitupulamerekadiberikanpenjelasanmengenai adegan/peristiwadalamfilmtermasukadeganfiktif.Namunmasalahnya,apakahsangguppara orang tua mendapinggi putraputrinyanontonTV. Kini si keci dimungkinkannontonTV setiapsaat denganberbagai acara termasukfilmadegankekerasan/sadisme.Semen-taraituparaorang tua sibukdengantugaspekerjaansehari-harinya.Olehkarenaitubentengyangpalingkuatadalah bagaimanamenciptakan keluargayangharmonis.Komun-ikasiorangtuadan anak dituntutlancar dan berkualitas.Nilai,norma,danajaranagama dijadikanlandasanhidupdalamkeluarga.Kondisi seperti ini akanmenjadi bentengyangkokohbagi anakdalammenyaringgencarnyatayangan televisi. Catatan Akhir Mediatelevisi dapatmenyajikanpesan/objekyangsebenarnyatermasukhasil dramatisirsecara audiovisual danunsurgerak(live) dalamwaktubersamaan(broadcast).Pesanyangdihasilkan televisidapatmenyerupai benda/objekyangsebenarnyaataumenimbulkankesanlain.Olehkarena itumediaini memiliki potensi besardalammerubahsikapdanperilakumasyarakat.Sementaraitu persaingandi antarastasiuntelevisisemakinketat.Merekabersaingmenyajikanacara-acarayang digemari penonton,bahkantanpamemerhatikandampaknegatifdari tayangantersebut.Penonton televisisangatlahberagam.Di sanaterdapatanak-anakdanremajayang relatif masihmudah terpengaruhdandipengaruhi. Gencarnyatayangan televisi yangberbaukekerasan,konsumtif,sadisme,erotik,bahkansensual menimbulkankekhawatiranparaorangtua. Kondisi seperti inisangatlahwajar,karenakini anak- anak merekabisamenyaksikanacaratelevisisetiapsaat.Tindakkekerasandanperilakunegatif lainnyayangkini cenderung meningkatpadaanak/remajalangsungmenudingtelevisi sebagaibiang keroknya.Tidaksedikitparaorang tua mencacimaki/protesterhadaptayangantelevisi yang dirasakankurangpas. Sementaraituparaorang tua terussibukdenganpekerjaannyamasing- masing. Mungkinkita(para orang tua) perlumerenungi temuanColes,bahwajauhlebihpenting menciptakankeluargayangharmonisdibandingkanmenyalahkantayang-antelevisi,karenafaktor keharmo-nisankeluargabisamenangkal pengaruhnegatif televisi.Di sini jelasperluadanya keseimbanganantarakeluarga(orangtua) dan pihakstasiuntelevisi.Keluargadituntutuntuk menciptakankeharmonisankeluarga.Menjagakomunikasidanmenanamkannilaisertanorma agama pada anak.Begitupunparapengelolastasiuntelevisi hendaknyamempunyai tanggungjawab moral terhadapacara-acara yangditayangkannya.Merekahendaknyatidaksekedarmencari untung (kue iklan) terhadapacarayang ditayangkannya. Stasiuntelevisi merupakanbagianintegral dari sistempendidikannasional. Merekamempunyai tanggungjawabuntukmenjagadansekaligusmeningkatkannilai dannorma-normayangadadi masyarakat,termasukmendidikanak-anak. DAFTARPUSTAKA
  • 23. OnongUchyana Effendy,Drs., Komunikasi danModernisasi,SaduranHimpunanKaryaCarl I. Hovland,CharlesCooley,WilburSchramm, BernardBetelson,Ithel De SolaPool,PenerbitAlumni, Bandung,1973. ________________, Ilmu, Teori danFilsafatKomunikasi,PT. CitraAdityaBakti, Fishbein,M.andI. Ajzen.1975. Belief,Attitude,Intention,andBehavior:AnIntroductionto The Rogers,EverettM. & F. FloydShoemaker, Communicationof Innovation,Diterjemahkanoleh Drs. AbdillahHanafi,dalamMemasyarakatkanIde-ideBaru,PenerbitUsahaNasional,Surabaya, 1981. Samovar,Larry A, Cs., UnderstandingInternasionalCommunication,WardworthPublishing Company,California,1985.ory andResearch.Addison-Wesley,Reading.MA. O'Neil,D.2006. Cultural AnthropologyTutorials,BehavioralSciencesDepartment,PalomarCollege, San Marco, California.Retrieved:2006-07-10. Reagan,Ronald."Final RadioAddresstothe Nation",January14, 1989. RetrievedJune 3,2006. Reese,W.L.1980. Dictionaryof PhilosophyandReligion:EasternandWesternThought. New Jersey U.S., Sussex,U.K:HumanitiesPress. UNESCO.2002. Universal DeclarationonCultural Diversity,issuedon International MotherLanguage Day, February21, 2002. Retrieved:2006-06-23 http://ritongapasuruan.blogspot.com/2009/05/pengaruh-televisi-pada-perilaku-anak.html
  • 24. Budi Handoyo ABSTRAK: Dewasa ini, bangsa Indonesia sedang menghadapi permasalahan fondamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Permasalahan itu berupa perilaku masyarakat belum sejalan dengan karakter bangsa yang dijiwai oleh falsafah Pancasila: religius, humanis, nasionalis, demokratis, keadilan dan kesejah-teraan rakyat. Jika permasalahan ini dibiarkan dapat menimbulkan ancaman pada eksistensi bangsa. Karena itu diperlukan pendidikan karakter yang berfungsi untuk: (1) mengembangkan potensi dasar berhati, berpikiran dan berperilaku baik, (2) memperbaiki perilaku yang kurang baik dan menguatkan perilaku yg sudah baik, (3) menyaring budaya yg kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Ada 18nilai karakter yang perlu ditumbuhkembangkan di lingkungan sekolah. Untuk pengembangan pendidikan karakter di sekolah, kedelapan nilai karakter tersebut perlu diseleksi sesuai dengan visi sekolah menjadi nilai utama dan nilai pendukung, dan diimplementasikan dengan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kendala yang dihadapi dalam implementasi berupa: sekolah belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuaidengan visinya, pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter yang masih belum menyeluruh, guru belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuaidengan mata pelajaran yang diampunya, guru belum memiliki kompetensi yang memadai untuk mengintegrasikan nilai-niai karakter pada mata pelajaran yang diampunya, dan guru belum dapat menjadi teladan atas nilai-nilai karakter yang dipilihnya. Kata Kunci: Nilai-nilai karakter, pendidikan karakter, sekolah Anak-anak dan remaja dewasa ini sedang hidup di awal abad 21 yang memiliki corak berbeda sama sekali dengan kehidupan abad-abad sebelumnya. Abad ini ditandai oleh perubahan yang berjalan sangat cepat, kompleks, sulit diprediksi dan kompetitif. Dari sisi pemikiran, pada abad ini terjadi pergeseran paradigma ”knowledge is power menuju idea is power”. Oleh karena itu, abad ini membutuhkan kecakapan individu (soft competence)yang dapat digunakan anak- anak dan remaja merespon tuntutan perubahan yang cepat itu dengan segala kompleksitas persoalannya. Sekolah sebagai wahana pembelajaran tak diragukan berperan besar dalam pengembangan karakter siswa. Sekolah telah mengantar anak-anak dan remaja dalam menyelesaikan tugas perkembangannya hingga memasuki masa dewasa dengan baik. Di lembaga ini otak, hati, dan badan anak di ditumbuhkembangkan agar lebih cerdas, peka dan sehat. Dengan kecerdasan otak, kepekaan hati, dan kesehatan fisik diaharapkan dapat mejadi modal kemandirian di masa yang akan dating.
  • 25. Dalam preses pendidikan di sekolah, siswa tidak selalu mendapatkan lingkungan sesuai dengan kondisi dan tingkat perkembangannya. Di sekolah seringkali muatan kurikulumnya terlalu berat dan pembelajaran yang ”konvensional”. Lingkungan sekolah sepertiini dapat menimbulkan kesulitan bagi siswa untuk beradaptasi dengan beban kurikulumnya dan pendekatan pembelajarannya sehingga tidak tumbuh optimal, bahkan seringkali prestasinya rendah. Sebagai contoh kurikulum yang dewasa ini diterapkan di ”SMAN-L”. Sekolah ini menggunakan kurikulum nasional yang dikembangkan dengan muatan internasional. Hasil ujian semester pada kelas XI IPA 2 menunjukkan ketuntasan yang relatif rendah. Ketuntatasan Matematika sebesar…%. Fisika …%, Kimia…%, Biologi …%, B Inggris …%, dan B Indonesia …%. Fenomena ketuntasan belajar yang rendah tersebut dapat disebabkan oleh beban kurikulum yang terlalu berat. Sistem pendidikan sekolah sepertiitu dapat berpengaruh negatif terhadap usaha membangun karakter. Sebab, dalam waktu yang panjang sebagian ”terposisikan inferior” rasa percaya dirinya. Rasa tidak mampu yang berkepanjangan tersebut akan membentuk pribadi yang kurang percaya diri, dan menimbulkan stressberkepanjangan. Pada usia remaja biasanya keadaan ini akan mendorong remaja berperilaku negatif, sepertisenang tawuran, terlibat kriminalitas, putus sekolah, dan menurunnya mutu lulusan. Karena itu kritik-kritik yang ditujukan pada pendidikan persekolahan, bahwa ”… pendidikan formal kita hanya melahirkan ahli matematika, fisika, dan kimia, tetapi lulusannya tidak berkarakter (Ya’kub, 2008). Pendidikan di Indonesia sudah saatnya untuk memihak kepada kompetensi, baik kompetensi keahlian maupun kompetensi karakter; bukan hanya kompetensi matematika, kimia, fisika, dan sejenisnya (Rosyid, 2010). Kondisi-kondisi sebagaimana digambarkan memerlukan pemecahan yang fundamental dan komprehensif. Pemecahan mendasar terkait dengan pendidikan moral dan motivasi diri, dan pemecahan komprehensif mencakup seluruh lapisan masyarakat. Gerakan pendidikan karakter berbangsa merupakan solusi yang penting dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Secara konseptual pendidikan karakter telah disusun dan dimulai untuk diterapkan di sekolah. Ada delapan belas nilai karakter yang perlu diimplementasi di sekolah, yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab (Puskur. 2009). Tulisan ini mencoba menelaah kendala-kendala implementasi pendidikan karakter disekolah setelah berlangsung hampir dua tahun berlangsung.
  • 26. Hakikat Karakter dan Pendidikan Karakter Dalam kamus Bahasa Indonesia (2008) disebutkan, bahwa karakter adalah sifat- sifat kejiwaan, akhlak/budi pekertiyang membedakan seseorang dengan orang lain. Kata karakter berasal dariYunani, charassein, yang berarti to engrave atau mengukir di atas batu permata atau permukaan besi yang keras. Karakter kemudian diartikan”…an individuals pattern of behavior…his moral constitution …”( Bohlin, 2001). Dalam Kebijakan Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025 (2010) disebutkan, bahwa karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas, baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa & bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas, baik yang tercermin dalam kesa- daran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen NKRI. Pembangunan karakter bangsa Indonesia merupakan perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Pembangunan karakter ini dilandasi oleh permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa (Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025). Berdasarkan pemaparan tersebut, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapijuga “merasakan dengan baik atau loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action). Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan. Tujuan, Fungsi dan Media Pendidikan Karakter
  • 27. Dalam buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025 di paparkan tujuan, fungsi dan media pendidikan karakter. Pendidikan karakter bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Fungsi pendidikan karakter adalah (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur; (3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompe-titif dalam pergaulan dunia. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa. Nilai-Nilai Pembentuk Karakter Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan, yang untuk selanjutnya diperkuat dengan 18 nilai karakter hasil kajian empirik Pusat Kurikulum yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung Jawab (Puskur. 2009). Nilai-nilai karakter tersebut juga dikembangkan praktisi pendidikan karakter dan lembaga-lembaga pendidikan sebagai berikut. Tabel 1: Nilai-nilali Karakter IHE DIMERMEN YJDB SITUS GOOGLE Cinta Tuhan & segenap ciptaan- Nya Respect 5 Sikap Dasar:Jujur, terbuka, berani Resposibility
  • 28. Kemandirian & tanggung jawab Resposibility mengambil resiko, tang-gung jawab, komitmen Respect dermawan, suka menolong & gotong royong Honesty Fairness Percaya, kreatif & pekerja keras Empathy 3 Syarat: niat, tidak mendahului kehendak Tuhan, bersyukur. Courage Kepemimpinan & keadilan Fairness Honesty Baik & rendah hati Initiative citizenship toleransi, kedamaian & kesatuan Courage Self-dicipline (Megawangi, 2004) Perseverance 3 Syarat lain: doa/ ibadah, mewujudkan perubahan, tauladan(YJDB, 2008) Caring Optimism Preseverance Integraty (Dimermen, 2009) Tinjauan karakter secara psikologis: merupakan perwujudan dari potensi Intelligency Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), Spiritual Quotient (SQ), dan Adverse Quotient (AQ) yang dimiliki seseorang. Menurut pandangan agama: orang yang berkarakter pada dirinya terkandung potensi-potensi, yaitu: Fathonah, Sidiq, Amanah, dan Tabliq. Secara lebih komprehensif penjelasan bidang psikologi dan agama dalam menjelaskan keterkaitan nilai-nilai karakter sebagai berikut. Pendidikan Karakter, Prestasi Akademik, dan Keberhasilan Hidup Penelitian dan telaah dampak pendidikan karakter pada prestasi akademik telah banyak dilakukan. Salah satu diantaranya dilakukan Berkowitz dari University of
  • 29. Missouri- St. Louis. Hasil kajiannya menunjukkan, bahwa ada peningkatan motivasi untuk meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang menerapkan pendidikan karakter secara komprehensif menunjukan adanya penurunan secara drastis perilaku negatif yang dapat menghambat keberhasilan akademik. Melalui pendidikan karakter, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini merupakan bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depannya. Dengan emosi yang cerdas, seseorang memiliki peluang besar berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan secara akademis. Hasil kompilasi penelitian Zins (2001) juga menunjukkan, bahwa ada pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dari sederetan faktor-faktor resikopenyebab kegagalan anak di sekolah, ternyata kegagalan itu bukan terletak pada kecerdasan otak, melainkan pada faktor karakter, sepertirasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi yang bermasalah. Hasil tersebut juga sejalan pendapat telaah Goleman, bahwa keberhasilan hidup seseorang 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak-anak/remaja yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Sebaliknya, anak-anak/remaja yang berkarakter atau mempunyai kecerdasan emosi baik akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja, sepertikenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya. Dasar pendidikan karakter adalah keluarga. Namun, pendidikan karakter disekolah juga sangat diperlukan. Sebab, secara faktual kebanyakan orang tua lebih mengutamakan kecerdasan otak ketimbang pendidikan karakter. Sebagaimana dinyatakan Goleman, bahwa banyak orang tua yang gagal dalam mendidik karakter anak-anaknya entah karena kesibukan atau karena lebih mementingkan aspek kognitif anak. Namun, ini semua dapat dikoreksi dengan memberikan pendidikan karakter disekolah. Permasalahnya, kebijakan pendidikan di Indonesia juga lebih mementingkan aspek kecerdasan otak, dan hanya baru-baru ini saja pentingnya pendidikan karakter menjadi masalah yang mengemuka. Pendidikan Karakter di Sekolah
  • 30. Lickona (1992), ahli pendidik karakter dariCortland University dikenal sebagai Bapak Pendikar Amerika yang menerapkan idenya pada tingkat pendidikan dasar & menengah. Pendidikan karakter mencakup: (1) moral knowing (pengetahuan tentang moral); (2)moral feeling (perasaan tentang moral), dan (3) moral action (perbuatan moral atau act morally). Sacara detail cakupan pendidikan karakter sebagaiberikut. Tabel 2 Aspek Pendidikan Karakter Moral Knowing Moral Felling Moral Action Moral awareness Conscience (nurani) . Competence Knowing moral values Self- esteem (percaya diri Will (keinginan ) Perspective taking Empathy (merasakanpenderitaan orang lain) Habit (kebiasaan ) Moral reasoning Loving the good (mencintai kebenaran) Decision making Self-control (mampu mengontrol diri) Self-knowledge Pendidikan karakter (PK) merupakan pendidikan budi pekertiplus. PK melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Penerapan PK secara sistematis dan berkelanjutan menjadikan seorang anak cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini akan menjadi bekal penting dalam mempersiapkan anak/remaja menyongsong masa depan. Sebab, Seseorang yang cerdas emosi akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan akademis di sekolah. Tujuan PK tersebut seiring dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter—diharapkan lahir generasi bangsa
  • 31. dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama (Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003). Untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif di sekolah, terdapat 11 prinsip (Lickona dkk, 2007), yaitu: (1) kembangkan nilai-nilai etika inti dan nilai-nilai kinerja pendukungnya. (2) definisikan ‘karakter’secara komprehensif yang mencakup pikiran, perasaan, dan perilaku. (3) gunakan pendekatan yang komprehensif, disengaja, dan proaktif dalam pengembangan karakter. (4) ciptakan komunitas sekolah yang penuh perhatian. (5) beri siswa kesempatan untuk melakukan tindakan moral. (6) buat kurikulum akademik yang bermakna dan menantang yang menghormati semua peserta didik, mengembangkan karakter, dan membantu siswa untuk berhasil. (7) usahakan mendorong motivasi diri siswa. (8) libatkan staf sekolah sebagai komunitas pembelajaran dan moral yang berbagi tanggung jawab dalam pendidikan karakter dan upaya untuk mematuhi nilai-nilai inti yang sama yang membimbing pendidikan siswa. (9) tumbuhkan kebersamaan dalam kepemimpinan moral dan dukungan jangka panjang bagi inisiatif pendidikan karakter. (10) libatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagaimitra dalam upaya pembangunan karakter. (11) evaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, dan sejauh mana siswa memanifestasikan karakter yang baik. Sebagai kerangka kerja, dalam PK penting sekali dikembangkan nilai-nilai etika inti, sepertikeimanan, kejujuran, rasa hormat, kepedulian, dan nilai-nilai kinerja pendukungnya, sepertikomitmen, kesungguhan, ketekunan dan kegigihan–sebagai basis karakter yang baik. Beberapa langkah yang dapat dilakukan di sekolah adalah: (1) Sekolah berkomitmen untuk mengembangkan karakter peserta didik berdasarkan nilai-nilai dimaksud. (2) mendefinisikan karakter dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dalam kehidupan sekolah sehari-hari. (3) mencontohkan nilai-nilai karakter, mengkaji dan mendiskusikannya, meng- gunakannya sebagai dasar dalam hubungan antar warga sekolah.
  • 32. (4) mengapresiasi manifestasi nilai-nilai tersebut di sekolah dan masyarakat. Hal terpenting, semua komponen sekolah bertanggung jawab terhadap standar-standar perilaku yang konsisten sesuai dengan nilai-nilai inti. Siswa memahami nilai-nilai inti dengan mempelajari dan mendiskusikannya, mengamati perilaku model dan mempraktekkan pemecahan masalah yang meli- batkan nilai-nilai. Siswa belajar peduli terhadap nilai-nilai inti dengan mengem- bangkan keterampilan empati, membentuk hubungan yang penuh perhatian, membantu menciptakan komunitas bermoral, mendengar cerita ilustratif dan inspiratif, dan merefleksikan pengalaman hidup. Dalam konteks sepertiitu diper- lukan pembelajaran yang dialogis antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan semua warga sekolah. Untuk pembelajaran di kelas dapat diterapkan pembelajaran kooperatif dengan memberikan penguatan pada kegiatan kelompok. Untuk mewujudkan PK secara komprehensif di sekolah dapat dilakukan pendekatan yang sistemik dengan melibatkan semua komponen sekolah. Kompenen tersebut mencakup: (1) kurikulum tersembunyi(hidden curriculum), seperti upacara dan prosedur sekolah; keteladanan guru; hubungan siswa dengan guru, staf sekolah lainnya, dan sesama mereka sendiri; proses pembelajaran; keanekaragaman siswa; penilaian pembelajaran; pengelolaan lingkungan sekolah; kebijakan disiplin. (2) kurikulum akademik (academic curriculum) seperti mata pelajaran inti, dan program-program ekstrakurikuler (extracurricular programs) seperti olahraga, klub, proyek pelayanan, dan kegiatan-kegiatan setelah jam sekolah. Di samping itu, sekolah dan keluarga perlu meningkatkan efektivitas kemitraan dengan merekrut bantuan dari komunitas yang lebih luas (bisnis, orga-nisasi pemuda, lembaga keagamaan, pemerintah, dan media) dalam mempromosikan pembangunan karakter. Kemitraan sekolah-orang tua ini dalam banyak hal sering kali tidak dapat berjalan dengan baik, karena terlalu banyak menekankan pada penggalangan dukungan finansial, bukan pada dukungan program. Strategi Pembelajaran, dan Penilaian Pendidikan Karakter Implementasi strategipendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan melalui model pendidikan holistik dan pendidikan integratif. Model pendidikan holistik (holistic education) mencakup 3 (tiga) ranah, yaitu metode knowing the good, fee-ling the good,dan acting the good. Knowing the good berupa transfer pengetahuan (kognitif) yang baik. Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling and loving the
  • 33. good, yaknibagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi penggerak yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan sehingga tumbuh kesadaran mau melakukan perilaku kebajikan, karena kecintaannya pada perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good yang berupa tindakan-tindakan nyata untuk dibiasakan dalam aktivitas sehari-hari. Model pendidikan terintegrasi dilakukan dengan mengintegasikan nilai-nilai karakter pada kompetensi-kompetensi mata pelajaran. Implementasinya melalui kegiatan pembelajaran/KBM, pengembangan budaya sekolah, dan ekstra kurikuler. Misalnya: (1) Kegiatan Pembelajaran/Belajar Mengajar (KBM). Untuk menumbuhkan nilai karakter rasa ingin tahu melalui kegiatan observasi, meningkatkan keterampilan berkomunikasi yang efektif dengan kegiatan diskusi dan presentasi, mengem- bangkan berfikir kritis dengan kegiatan penelitian sederhana, dsb. (2) Budaya Sekolah. Untuk menumbuhkan karakter keimanan melalaui doa awal dan akhir pelajaran, dan/atau sholat berjamaah, meningkatkan sikap dan perilaku rasa hormat/respek dengan membiasakan berjabatan tangan dan mengucap salam secara santun, untuk karakter peduli lingkungan dengan membiasakan menjaga kebersihan kelas dan membuang sampah di tempatnya, dsb (3) Kegaiatan Ekstra Kurikuler: Pramuka, Olah raga, Karya Ilmiah, Seni, PMR, dsb. Untuk mengembangkan kecakapan kerjasama dan jiwa sportif melalui bermain olah raga, mengembangkan rasa percaya diri melalui PENSI, peduli kemanusiaan dengan PMR donor darah, peduli sosial dengan bahti sosial-bantuan bencana, dsb. PK merupakan bagian dari pembelajaran secara keseluruhan. Nilai-nilai dari PK merupakan bagian dari kompetensi yang ingin dicapai dalam kegiatan pembe- lajaran. Karena itu, penilaiannya tirintegrasi dengan dengan penilaian pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang dimaksud. Hal penting yang perlu disadari adalah kepastian untuk menilai aspek karakter yang telah diintegrasikan tersebut. Agar tidak memberatkan tugas, sebaiknya dipilih karakter yang esensial saja yang dinilai. Misalnya menilai kemampuan berkomunikasi dengan penilaian kinerja, menilai nilai keuletan dengan penilaian sikap, dsb. Hasil penilaian pendidikan karakter, selanjutnya diformulasikan untuk di masukkan ke dalam buku rapor siswa. Misalnya nilai ini untuk mengsisi hasil belajar aspek ahklak dan kepribadian. Bentuk nilai sebaiknya tidak berupa angka, tetapi kualifikasi kata: Baik, Sedang, dan Kurang. Jika ingin lebih baik baik lagi dengan
  • 34. deskripsi kalimat pernyataan. Misalnya keimanan, rasa hormat, cinta tanah air baik, tetapi kepeduliaan lingkungan kurang. Kendala-Kendala Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Pendidikan karakter merupakan program baru yang diprioritaskan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagai program baru masih menghadapi banyak kendala. Kendala-kendala tersebut adalah: (1) nilai-nilai karakter yang dikembangkan di sekolah belum terjabarkan dalam indikator yang representatif. Indikator yang tidak representatif dan baik tersebut menyebabkan kesulitan dalam mengungukur ketercapaiannya. (2) sekolah belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuaidengan visinya. Jumlah nilai-nilai karakter demikian banyak, baik yang diberikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, maupun dari sumber-sumber lain. Umumnya sekolah menghadapi kesulitan memilih nilai karakter mana yang ssuai dengan visi sekolahnya. Hal itu berdampak pada gerakan membangun karakter di sekolah menjadi kurang terarah dan fokus, sehingga tidak jelas pula monitoring dn penilaiannya. (3) pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter yang masih belum menyeluruh. Jumlah guru di Indonesia yang lebih 2 juta merupakan sasaran program yang sangat besar. Program pendidikan karakter belum dapat disosialisaikan pada semua guru dengan baik sehingga mereka belum memahaminya. (4) guru belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuaidengan mata pelajaran yang diampunya. Selain nilai-nilai karakter umum, dalam mata pelajaran juga terdapat nilai-nilai karakter yang perlu dikembangkan guru pegampu. Nilai- nilai karakter mata pelajaran tersebut belum dapat digali dengan baik untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran. (5) Guru belum memiliki kompetensi yang memadai untuk mengintegrasikan nilai-niai karakter pada mata pelajaran yang diampunya. Program sudah dijalankan, sementara pelatihan masih sangat terbatas diikuti guru menyebabkan keterbatasan mereka dalam mengintegrasikan nilai karakter pada mata pelajaran yang diampunya.
  • 35. (6) guru belum dapat menjadi teladan atas nilai-nilai karakter yang dipilihnya. Permasalahan yang paling berat adalah peran guru untuk menjadi teladan dalam mewujudkan nilai-nilai karakter secara khusus sesuai dengan nilai karakter mata pelajaran dan nilai-nilai karakter umum di sekolah. DAFTAR RUJUKAN Bohlin, Karen E; De-borah Farmer; Kevin Ryan. 2001. Building Character in School Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025 Bashory, Khoiruddin. Menata Ulang Pendidikan Karakter Bangsa, Senin, 15 Maret 2010. // Choate, L.H. (2007). Counseling Adolescent Girls for Body Image Resilience: Strategi for School Counselors. Profesional School Counseling. Alexandria: Feb 2007. Vol. 10, Iss. 3; pg. 317, 10 pgs. Diakses melalui http://ezproxy.match.edu/menu pada 9 Mei 2008 Fagan, R. (2006). Counseling and Treating Adolescents with Alcohol and Other Substance Use Problems and their Family. The Family Journal: Counseling therapy For Couples and Families. Vol.14. No.4.326-333. Sage Publication diakses melaluihttp://tfj.sagepub.com/cgi/reprint/14/4/326 pada 18 April 2008 Hurlock, E.B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayantidan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit Erlangga. Joseph Zins, et.al, 2001. Emotional Intelligence and School Success. Lickona. 1992. Educating for Character: How our school can teach respect & responsibility., New Yor Bantam Books. Mongks, F. J. , Knoers, A. M. P. , & Haditono, S. R. (2000). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Puskur. 2009. Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah.