SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia
termasuk Indonesia. Produk tembakau yang utama diperdagangkan adalah daun
tembakau dan rokok. Tembakau dan rokok merupakan produk bernilai tinggi,
sehingga bagi beberapa negara termasuk Indonesia berperan dalam perekonomian
nasional, yaitu sebagai salah satu sumber devisa, sumber penerimaan pemerintah
dan pajak (cukai), sumber pendapatan petani dan lapangan kerja masyarakat
(usaha tani dan pengolahan rokok).
Indonesia menyumbang 2,1% dari persediaan daun tembakau di seluruh
dunia. Hampir seluruh produksi daun tembakau digunakan untuk produksi rokok
domestik dan produk-produk tembakau lainnya. Tujuh penerimaan negara melalui
industri hasil tembakau diterima dengan cara menerapkan cukai terhadap industri
hasil tembakau yang dihasilkan setiap perusahaan.
Ketergantungan terhadap tembakau sudah menjadi epidemi secara global
yang dapat menyebabkan kecacatan, penyakit, produktivitas menurun dan
kematian. Menurut WHO, ada 1,3 milyar perokok di dunia dan sepertiganya
berasal dari populasi global yang berusia 15 tahun ke atas serta 84% diantaranya
berasal dari dunia ketiga. Namun demikian, kesadaran untuk berhenti
mengkomsumsi tembakau sangat sulit dilakukan, karena banyak faktor yang
mempengaruhinya antara lain gencarnya industri tembakau untuk mengiklankan
produknya tanpa memberikan keterangan yang jelas tentang bahaya tembakau.
Juga banyaknya petani tembakau yang harus dialihkan profesinya untuk tidak
menanam tembakau.
Tembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen - elemen dan
setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada
tembakau adalah tar, nikotin, dan CO.
Tembakau dengan tingkat konsumsi tinggi di Indonesia memiliki dampak
terhadap kesehatan dan sosial ekonomi yang sangat mempengaruhi pembangunan
2
kesejahteraan penduduk. Dampaknya terhadap kesehatan dan kemiskinan
menuntut penetapan kebijakan yang tegas.
1.2. Tujuan
Tujuan Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pilihan (NAPZA= narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya) yang membahas
mengenai tembakau dalam hal ini dampak dan pengendaliannya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Tembakau
Tembakau ialah sejenis tumbuhan herbal dengan ketinggian kira-kira 1.8 meter (6
kaki) dan besar daunnya yang melebar dan meruncing dapat mencapai sekurang-
kurangnya 30 sentimeter (1 kaki) yang ditanam untuk mendapatkan daunnya.
Daun dari pohon ini sering digunakan sebagai bahan baku rokok, baik dengan
menggunakan pipa maupun digulung dalam bentuk rokok atau cerutu. Daun
tembakau dapat pula dikunyah atau dikulum, dan ada pula yang menghisap bubuk
tembakau melalui hidung. Selain untuk dikonsumsi, tembakau digunakan juga
sebagai pestisida organik dan, dalam bentuk tartrat nikotin, digunakan dalam
beberapa obat-obatan (Wikipedia, 2008).
Produk Tembakau adalah suatu produk yang secara keseluruhan atau
sebagian terbuat dari daun tembakau sebagai bahan bakunya yang diolah untuk
digunakan dengan cara dibakar, dihisap, dan dihirup atau dikunyah.
2.2. Sejarah Tembakau
Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing. Bahasa
Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya,
dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun-daun
pada tumbuhan ini (Bartolome De La Casas, 1552) atau bisa juga dari kata
"tabago", sejenis pipa berbentuk y untuk menghirup asap tembakau, tetapi
tembakau umumnya digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak
1410, yang berasal dari Bahasa Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada sejak abad
ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris)
bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis
yang berasal dari Amerika (Wikipedia, 2008).
Tanaman tembakau merupakan salah satu tanaman tropis asli Amerika, di
mana bangsa pribumi menggunakannya dalam upacara adat dan untuk pengobatan.
Tembakau digunakan pertama kali di Amerika Utara, tembakau masuk ke Eropa
melalui Spanyol (Basyir 2006).
4
Tembakau (tobacco) adalah sejenis tanaman herbal. Tanaman ini berasal
dari Amerika Utara dan Amerika Selatan. Sejarah Tembakau penuh dengan intrik
dan nuansa mitos, pada mulanya digunakan oleh orang - orang asli Amerika untuk
digunakan sebagai media perobatan. Sejarah mereka pada masa itu banyak
dikaitkan dengan tanaman tembakau. Ajaran - ajaran kepercayaan mereka juga
ada kaitannya dengan tumbuhan tembakau, dimana pada waktu itu asap tembakau
dipercaya dapat memberi perlindungan dari makhluk halus yang sangat jahat dan
begitu juga sebaliknya memudahkan mereka mendekati mahluk halus yang baik.
Cristoper Columbus pada waktu itu melintasi laut Atlantik untuk pertama
kalinya pada tahun 1942, orang - orang asli Amerika yang telah bermukim di New
World telah memberi hadiah daun Tembakau dan seabad setelah itu, merokok
telah menjadi trend social, dan selanjutnya telah memberikan manfaat kepada
masyarakat dengan pertumbuhan ekonomi kepada para pengusaha di Amerika
Serikat.
Tanaman Tembakau ialah hasil pertanian yang telah melalui proses dari
daun tumbuh - tumbuhan genus Nicotiana yang sangat segar. Tembakau bisa
didapat secara komersil dalam bentuk hasil panen, berupa basah atau kering
maupun yang sudah di simpan atau melalui proses diawetkan. Dan sering di hisap
(seperti merokok) dalam bentuk cerutu, rokok, dengan pipa, tingwe (lintingan
sendiri/digulung dengan alat cetak/tangan), tembakau juga bisa dikunyah,
"dicelup" (diletakkan antara pipi dan gusi), dan dikulum, atau di hirup kedalam
hidung sebagai bahan hisapan dalam bentuk serbuk halus. Tembakau mengandung
zat alkoloid nikotin.
Pada awalnya hanya digunakan untuk keperluan dekorasi dan kedokteraan
serta medis saja. Setelah masuknya tembakau ke Eropa tembakau menjadi
semakin populer sebagai barang dagangan, sehingga tanaman tembakau menyebar
dengan sangat cepat di seluruh Eropa, Afrika, Asia, dan Australia (Matnawi,
1997).
Mulai abad ke-15, konsumsi tembakau terus tumbuh. Pada abad ke-18,
tembakau telah diperdagangkan secara internasional dan menjadi bagian dari
kebudayaan sebagian besar bangsa di dunia. Lalu pada abad ke-19 orang – orang
Spanyol memperkenalkan cerutu ke Asia lewat Fhilipina dan kemudian ke Rusia
5
dan Turki sehinga rokok mulai menggantikan penggunaan tembakau pada pipa,
tembakau kunyah dan hirup. Dengan cara itulah, tembakau menyebar ke negara –
negara lainnya (Basyir, 2006).
Pada tahun 2003, dalam menanggapi pertumbuhan penggunaan tembakau
di negara berkembang, World Health Organization (WHO) berhasil
mengumpulkan 168 negara untuk menandatangani Konvensi Kerangka Kerja
Pengendalian Tembakau. Konvensi ini dirancang untuk mendorong penegakan
hukum yang efektif di semua negara untuk mengurangi efek berbahaya dari
tembakau. Hal ini menyebabkan penghentian pengembangan produk tembakau
(Wikipedia, 2008). Tanaman tembakau di Indonesia diperkirakan dibawa oleh
bangsa Portugis atau Spanyol pada abad ke-16. Menurut Rhupius, tanaman
tembakau pernah dijumpai di Indonesia tumbuh dibeberapa daerah yang belum
pernah di jelajahi oleh bangsa Portugis atau spanyol (Matnawi, 1997).
Dalam penelaahan Boomgaard (2002), diyakini bahwa pengenalan
tembakau di kepulauan Indonesia seiring dengan datangnya bangsa Portugis dan
Spanyol pada tahun 1500-an, yang membawa serta jenis tanaman baru –
kebanyakan dari benua Amerika, seperti Filipina yang diperkenalkan dengan
Tembakau dari Meksiko pada tahun 1570-an. Seturut telaahnya pula, pemanfaatan
masyarakat terhadap hasil budidaya tembakau ethnobotany sangat beragam.
Namun, pemanfaatan utamanya tidak jauh dari masa sekarang yakni, seputar
cerutu dan rokok.
Seturut sejarah Jawa mengenai kebiasaan orang di kepulauan Indonesia
mengisap tembakau dengan merokok, diperkirakan telah ada sejak tahun 1600-an,
bahkan sumber Eropa pertama tentang hal ini menyebutkan adanya perokok suku
Jawa, di Banten, pada tahun 1603, dan diperkirakan pada tahun 1624 kebiasaan
merokok telah sampai ke istana Mataram Islam, di Jawa Tengah, dan pada 1644
seorang pengamat Jerman mencatat bahwa orang Jawa sangat suka merokok
seperti orang Jerman. Di belahan timur kepulauan Indonesia tercatat bahwa
Penduduk Siau (P. Sangihe dan Talaud) telah terbiasa mengunyah tembakau
(1631).
Status sosial pun memainkan perannya dalam kebiasaan merokok ini.
Pertama, karena yang mengenalkan tumbuhan ini adalah bangsa Eropa,
6
pemanfaatan hasil budidaya tembakau jelas merupakan kebiasaan mereka, dalam
konteks ini orang kulit putih, sehingga dikatakan bahwa orang Jawa suka merokok
sama seperti orang Jerman. Dalam struktur masyarakat di masa kolonial, pribumi
jelas menempati tempat terendah. Meniru perilaku apa pun yang mengaitkannya
dengan kelas sosial di atasnya jelaslah sebuah tindakan politis –entah hanya untuk
harga diri pribadi atau kelompok. Para aristokrat Melayu sangat gemar merokok
(1667), demikian juga penguasa Aceh (1603), bahkan Sultan Banten hingga
tahun1671, dan di istana Mataram (1624). Kedua, jelas bahwa merokok adalah
kegiatan leisure, tentang waktu luang dan uang yang berlebih. Dengan kenyataan
seperti itu jelas bahwa merokok memainkan peran psikologisnya hingga
masyarakat termiskin pun kecanduan terhadapnya.
Tembakau pun sering dicampur dengan bang atau ganja (Canabis sativa
atau hash) untuk diisap. Dobbin (1983) menyebutkan pembudidayaan tembakau
di Sumatera yaitu, di Agam dan dataran tinggi Minangkabau, sebagai hasil
sampingan untuk konsumsi candu. Kebiasaan mencampur ini tidak saja terjadi di
Sumatera, namun juga di Jawa. Entah mana yang lebih dulu, mengisap candu atau
merokok, yang pasti dari kedua kebiasaan ini muncul kebiasaan mencampur
keduanya untuk diisap. Jawa lebih banyak membudidayakan tembakau, sementara
Sumatera, terutama di hulu Aceh dan Batak, menanam ganja, bahkan dilaporkan
pada akhir abad ke-18, Aceh sebagai pengekspor ganja.
2.3. Epidemi Konsumsi Tembakau
Ketergantungan terhadap tembakau sudah menjadi epidemi secara global yang
dapat menyebabkan kecacatan, penyakit, produktivitas menurun dan kematian.
Namun demikian, kesadaran untuk berhenti mengkomsumsi tembakau sangat sulit
dilakukan, karena banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain gencarnya
industri tembakau untuk mengiklankan produknya tanpa memberikan keterangan
yang jelas tentang bahaya tembakau. Juga banyaknya petani tembakau yang harus
dialihkan profesinya untuk tidak menanam tembakau.
Membicarakan tembakau tidak terlepas dari unsur utama tembakau itu
sendiri, yaitu tembakau. Penggunaan tembakau terus berlanjut sebagai bahan yang
menyebabkan kerusakan pada kesehatan manusia. Menurut WHO, ada 1,3 Milyar
7
perokok di dunia dan sepertiganya berasal dari populasi Global yang berusia 15
tahun ke atas serta 84% diantaranya berasal dari dunia ketiga. Masih banyak
negara – negara industri yang menganggap bahwa merokok adalah hal umum
Meski semua orang mengetahui akan bahaya yang ditimbulkan akibat
komsumsi tembakau, namun demikian komsumsi tembakau tidak pernah surut
dan tampaknya perilaku ini masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat
dirasakan dalam kehidupan sehari – hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan
umum, maupun di jalan-jalan.
Hal yang memprihatinkan adalah usia mulai merokok yang setiap tahun
menjadi semakin muda. Bila dulu orang mulai berani merokok mulai SMP, maka
sekarang dapat dijumpai anak – anak SD kelas 5 sudah mulai merokok secara
diam – diam. Merokok diestimasikan 90% menyebabkan kanker paru – paru pada
pria, dan sekitar 70% pada wanita. Di negara – negara industri, sekitar 56% - 80%
merokok menyebabkan penyakit pernafasan kronis dan sekitar 22% penyakit
kardiovaskular.
Perusahaan-perusahaan rokok tetap memproduksi batang rokok yang
meningkat setiap tahunnya dan mengincar komsumen baru yaitu perempuan.
Indonesia menduduki peringkat ke-4 jumlah perokok terbanyak di dunia dengan
jumlah sekitar 141 juta orang. Diperkirakan, konsumsi rokok Indonesia setiap
tahun mencapai 199 miliar batang rokok. Akibatnya adalah kematian sebanyak 5
juta orang pertahunnya. Bila hal ini tidak dapat dicegah, maka jumlah kematian
akan meningkat dua kali mendekati 10 juta orang pertahun pada tahun 2020.
2.4. Penyebaran Tembakau
Tanaman tembakau ditanam di seluruh dunia di lebih dari 100 negara dengan Cina
sebagai produsen terbesar, diikuti oleh Amerika Serikat, Brazil, India, Zimbabwe
dan Turki.
Produksi tembakau tertinggi di Indonesia berasal dari propinsi Jawa Timur
yaitu sebesar 56 %, Jawa Tengah 26 %, dan NTB 17 %. Sedangkan sisanya
berasal dari propinsi DI Yogyakarta, Sumatra Utara, Jawa Barat, dan Bali
(Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan Departemen Pertanian. 2002).
Sentra produksi tembakau terbesar di Jawa Timur terletak di pulau Madura
8
(Nadira, 2009). Penyebaran tembakau ke berbagai daerah diikuti dengan proses
adaptasi. Adanya seleksi alam dan seleksi yang dilakukan oleh manusia
menyebabkan di setiap daerah tersebut tembakau menampilkan ciri tertentu.
Tembakau Madura merupakan salah satu tembakau lokal aromatis yang
dikembangkan di Pulau Madura. Mutu tembakau Madura yaitu memiliki aroma
dan rasanya gurih (Suwarso, 1999). Karakter kimia tembakau Madura antara lain
kadar nikotin sedang, dan kadar gula tinggi (Suwarso, 2004). Penelitian ini
menggunakan tembakau Madura var. Prancak-95 yang memiliki kadar nikotin
sedang yaitu 2,31 % (Soetopo, 2006).
Ciri tembakau Madura yang khas, menjadikan permintaan akan tembakau
Madura meningkat. Namun ada kendala yang dihadapi dalam produksi tembakau
Madura yaitu bibit tembakau yang diusahakan petani masih heterogen karena
tembakau bisa melakukan penyerbukan secara silang. Hal itu bisa disebabkan oleh
tidak ada pengawasan terhadap benih atau bibit yang dibawa masuk dari luar
Madura, dan sistem penangkaran benih belum standard terkoordinasi.
Permasalahan ini bisa teratasi dengan perbanyakan tanaman secara vegetatif
melalui kultur jaringan. Kultur jaringan merupakan suatu teknik isolasi bagian
tanaman, seperti jaringan, organ atau embrio, lalu dikultur pada medium buatan
yang steril sehingga bagian tanaman tersebut mampu bergenerasi dan
berdiferensiasi menjadi tanaman lengkap (Winata, 1987 dalam Zulkarnain, 2009).
Metode kultur jaringan dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah
yang banyak dalam waktu yang relatif singkat, dimana tidak bergantung pada
musim. Keunggulan lain dari kultur jaringan yaitu memperoleh sifat fisiologi dan
morfologi sama persis dengan tanaman induknya (Hendaryono dan Wijayani,
1994). Sehingga penyediaan bibit akan selalu terpenuhi dan bibit yang akan
disebar ke masyarakat bersifat persis dengan tanaman induknya.
Media tanam memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan
kultur jaringan. Dalam media tanam kultur jaringan terdapat penambahan zat
pengatur tumbuh. Tanaman membutuhkan zat pengatur tumbuh alami (fitohormon)
untuk proses pertumbuhan, yaitu zat pengatur tumbuh auksi dan sitokinin. Zat
pengatur tumbuh berfungsi merangsang pertumbuhan, misalnya pertumbuhan akar,
tunas, perkecambahan dan sebagainya (Hendaryono dan Wijayani, 1994).
9
2.5. Manfaat Tembakau
Pada umumnya masyarakat hanya mengetahui Nicotiana Tabacum atau yang
dikenal sebagai tembakau sebagai bahan baku utama rokok, dan tentu saja banyak
yang menganggap daun ini hanya memiliki dampak negatif.
Karena ketidaktahuan ini, sering kita mendengar para petani tembakau
yang demo ketika pemerintah mencanangkan pengurangan rokok atau anti rokok.
Tapi sebenarnya ada banyak manfaat lain dari daun ini, berikut ada sepuluh
manfaat dari daun tembakau, adalah:
1. Hasilkan Protein Anti Kanker
Tembakau tidak selalu berkonotasi negatif sebagai penyebab kanker, ternyata
tanaman tersebut dapat pula menghasilkan protein anti-kanker yang berguna
bagi penderita kanker. (peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), DR Arief Budi Witarto Meng, dikutip
dari berita Antara).
Selain untuk protein antikanker, bisa juga untuk menstimulasi
perbanyakan sel tunas (stemcell) yang bisa dikembangkan untuk memulihkan
jaringan fungsi tubuh yang sudah rusak. Mencegah kanker mulut rahim
karena tembakau mengandung sumber protein yang dapat menstimulasi
antibody terhadap human papilloma virus (HPV), yang menjadi penyebab
kanker mulut rahim.
2. Melepaskan Gigitan Lintah
Manfaat tembakau, selain bisa diekstrak dan diambil bagian tertentu seperti
nikotin yang digunakan di berbagai macam produk baik makanan maupun
minuman, tembakau juga bisa kita gunakan untuk melepaskan gigitan lintah
saat di dalam hutan, tembakau juga bisa digunakan untuk insektisida karena
nikotin yang terkandung merupakan neurotoxin yang sangat ampuh untuk
serangga.
3. Obat Diabetes dan Antibodi
Para ilmuwan berhasil menggunakan tembakau yang dimodifikasi secara
genetik untuk memproduksi obat diabetes dan kekebalan tubuh. Hasil
penelitian itu dipublikasikan dalam jurnal BMC Biotechnology pada awal
Maret 2012.
10
4. Anti Radang
Ilmuwan dari beberapa lembaga penelitian Eropa berpartisipasi dalam proyek
bertajuk “Pharma-Planta” yang dipimpin Prof. Mario Pezzotti dari
Universitas Verona itu. Mereka membuat tembakau transgenik yang
memproduksi interleukin-10 (IL-10), yang merupakan cytokine anti-radang
yang ampuh. Cytokine adalah protein yang merangsang sel-sel kekebalan
tubuh agar aktif.
Kode genetik (DNA) yang mengode IL-10 ditanam dalam tembakau,
lalu tembakau akan memproduksi protein tersebut. Mereka mencoba dua
versi IL-10 yang berbeda. Satu dari virus, yang lainnya dari tikus. Para
peneliti menemukan, tembakau dapat memproduksi dua bentuk IL-10 itu
dengan tepat. Produksi cytokine yang aktif cukup tinggi, yang mungkin dapat
digunakan lewat proses ekstraksi dan pemurnian.
Langkah selanjutnya, IL-10 hasil tembakau itu diberikan kepada tikus
untuk meneliti seberapa efektif ia membangkitkan kekebalan tubuh.
Penelitian menggunakan IL-10 hasil tembakau dalam dosis kecil dapat
membantu mencegah kencing manis atau diabetes melitus tipe 1. Diabetes
melitus tipe 1 atau diabetes anak-anak dicirikan dengan hilangnya sel beta
penghasil insulin pada pankreas. Sehingga terjadi kekurangan insulin pada
tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita anak-anak maupun orang dewasa.
5. Obat HIV/AIDS
Tembakau juga bisa menghasilkan protein obat Human Immunodeficiency
Virus (HIV) penyebab AIDS, yang disebut griffithsin. HIV adalah virus yang
menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia. Bedanya, bukan
tembakaunya yang menghasilkan protein, melainkan virus tembakaunya.
6. Pemelihara Kesehatan Ternak
Ekstrak tembakau (nikotin 1,68%) mempunyai ptensi untuk membasmi
cacing H. contortus. Sebagai akibatnya hasil pengobatan akan memberikan
keuntungan bagi para pemelihara ternak, sebab kesehatan ternak tersebut
makin baik.
11
7. Penghilang Embun
Tembakau bisa juga digunakan untuk menghilangkan “embun” pada kaca
dalam mobil pada waktu hujan dengan cara menggosokkan tembakau pada
kaca tersebut.
8. Obat Luka
Untuk obat luka dipakai ± 25 gram daun segar Nicotiana tabacum, dicuci dan
ditumbuk sampai lumat. ditambah minyak tanah ± 25 ml diperas dan disaring.
Hasil saringan dioleskan pada luka.
9. Sebagai Biofuel
Baru-baru ini, para peneliti dari Laboratorium Bioteknologi Universitas
Thomas Jefferson telah mengidentifikasi beberapa teknik untuk
meningkatkan kadar minyak nabati dalam daun tanaman tembakau, hal
tersebut merupakan langkah awal dalam memanfaatkan tanaman ini untuk
keperluan biofuel. Hasil penelitian mereka ini kemudian dipublikasikan di
Jurnal Plant Biotechnology.
Menurut Vyacheslav Andrianov, Ph.D., asisten profesor di bidang
Biologi Kanker di Lab. Jefferson Medical College of Thomas Jefferson
University, tembakau dapat menghasilkan biofuel lebih efisien daripada
produk pertanian lainnya. Namun, sebagian besar minyaknya hanya
terkandung di dalam biji/ benih tembakau (sekitar 40% minyak per berat
kering).
Meskipun kandungan minyak nabati biji tembakau telah diuji dan dapat
digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, namun produksi biji tanaman
tembakau masih sangat rendah, yakni sekitar 600 kg biji per hektar. Dr
Andrianov dan rekan-rekannya kemudian berusaha untuk merekayasa gen
penghasil minyak nabati biji tembakau ini agar pembentukan minyak nabati
pada tajuk tanaman tembakau seoptimal kadar minyak dari biji tembakau.
bisa jadi alternatif energi untuk mengurangi efek global warming.
12
2.6. Dampak Tembakau
Merokok menimbulkan beban kesehatan, sosial, ekonomi dan lingkungan tidak
saja bagi perokok tetapi juga bagi orang lain. Perokok pasif terutama bayi dan
anak-anak perlu dilindungi haknya dari kerugian akibat paparan asap rokok.
Keluarga miskin yang tidak berdaya melawan adiksinya dan mengalihkan
belanja makanan keluarganya serta biaya sekolah dan pendidikan anak-anaknya
untuk membeli rokok perlu mendapatkan intervensi pemerintah. Belum lagi beban
keluarga perokok dan pemerintah untuk menanggung biaya sakit akibat penyakit
yang berhubungan dengan tembakau dan hilangnya produktifitas dan sumber
nafkah keluarga karena kematian dini. Kosen et al (2004) dalam studinya tentang
beban ekonomi akibat konsumsi tembakau di Indonesia memperkirakan pada
tahun 2001 terdapat sekitar 5.160.075 penderita penyakit yang berhubungan
dengan konsumsi tembakau.
Telah banyak terbukti bahwa dengan mengkonsumsi tembakau berdampak
padastatus kesehatan . Diketahui pula bahwa komsumsi tembakau berkontribusi
terhadap timbulnya katarak, pneumonia, acute myeloid leukaemia, abdominal
aortic aneurysm, kanker lambung, kanker pancreas, kanker cervix, kanker ginjal
dan penyakit lainnya. Penyakit-penyakit ini menambah panjangnya daftar
penyakit yang ditimbulkan oleh komsumsi tembakau seperti: Kanker paru-paru,
vesicle, oesophagus, laring, mulut dan tenggorokan, chronic pulmonary disease,
emphysema dan bronchitis, stroke, serangan jantung dan penyakit kardiovaskuler
lainnya. Hampir 90% kanker paru-paru disebabkan oleh komsumsi tembakau.
Tembakau juga dapat merusak sistem reproduksi, berkontribusi kepada keguguran,
premature delivery, low birth weight, sudden infant death dan penyakit-penyakit
pada anak-anak, seperti attention hyperactivity deficit disorders.
Namun demikian tidak hanya perokok saja yang berisiko mendapatkan
penyakit-penyakit tersebut, tetapi masyarakat banyak yang terpapar oleh asap
rokok yang kita kenal dengan passive smoking. Telah terbukti bahwa passive
smokerspun berisiko untuk terkena penyakit kardiovaskuler, kanker paru, asthma,
dan penyakit paru lainnya.
Berikut adalah beberapa dampak tembakau pada rokok bagi kesehatan:
13
1. Efek Tembakau Terhadap Susunan Saraf Pusat
Nikotin yang diabsorpsi dapat menimbulkan tremor tangan dan kenaikan
berbagai hormone dan neurohormon dopamine di dalam plasma. berdasarkan
rangsangannya terhadap chemoreceptors trigger zone dari sumsum tulang
belakang dan stimulasinya dari refleks vagal, nikotin menyebabkan mual dan
muntah. Di lain pihak, nikotin itu diterima oleh reseptor asetilkolin nikotinik
yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur
imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergik.
Hasilnya, perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih
cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat
ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang
mengeluarkan serotonin. meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan
senang sekaligus mencari tembakau lagi.Efek dari tembakau memberi stimulasi
depresi ringan, gangguan daya rangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah
laku dan fungsi psikomotor.
2. Penyakit Kardiovaskuler
Pada seseorang yang merokok, asap tembakau akan merusak dinding pembuluh
darah. Kemudian, nikotin yang terkandung dalam asap tembakau akan
merangsang hormon adrenalin yang akibatnya akan mengubah metabolisme
lemak dimana kadar HDL akan menurun. Adrenalin juga akan menyebabkan
perangsangan kerja jantung dan menyempitkan pembuluh darah.Demikian pula
faktor stress yang akhirnya melalui jalur hormon adrenalin, menyebabkan
proses penyakit jantung koroner terjadi sebagaimana asap tembakau tadi.
Seseorang yang stress yang kemudian mengambil pelarian dengan jalan
merokok sebenarnya sama saja dengan menambah risiko terkena jantung
koroner.
Sekitar 90% penderita artritis obliteran pada tingkat III dan IV
umumnya akan terkena penyakit jantung. Oleh karena proses penyempitan
arteri koroner yang mendarahi otot jantung, maka ketidakcukupan antara
kebutuhan dengan suplai menimbulkan kekurangan darah (ischemia). Bila
melakukan aktifitas fisik atau stress, kekurangan aliran meningkat sehingga
menimbulkan sakit dada. Penyempitan yang berat atau penyumbatan dari satu
14
atau lebih arteri koroner berakhir dengan kematian jaringan/ Komplikasi dari
infark miokard termasuk irama jantung tidak teratur dan jantung berhenti
mendadak. Iskemia yang berat dapat menyebabkan otot jantung kehilangan
kemampuannya untuk memompa sehingga terjadi pengumpulan cairan di
jaringan tepi maupun penimbunan cairan di paru – paru.
Orang yang merokok lebih dari 20 batang tembakau/hari memiliki
risiko 6 kali lebih besar terkena infark miokard dibandingkan dengan bukan
perokok. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama dari kematian di
negara – negara industri dan berkembang, yaitu sekitar 30% dari semua
penyakit jantung berkaitan dengan tembakau.
3. Arteriosklerosis
Merokok merupakan penyebab utama timbulnya penyakit ini, yaitu menebal
dan mengerasnya pembuluh darah. Arteriosklerosis menyebabkan pembuluh
darah kehilangan elastisitas serta pembuluh darah menyempit. Arteriosklerosis
dapat berakhir dengan penyumbatan yang disebabkan oleh gumpalan darah
yang menyumbat pembuluh darah.
Wanita yang merokok dan menggunakan pil kontrasepsi mempunyai
kemungkinan untuk menderita penggumpalan pembuluh darah sekitar 10%.
Dari 100 pasien yang menderita gangguan sirkulasi pada tungkai bawah
(Arteriosklerosis Obliteran), 99 diantaranya adalah perokok. Ada 4 tingkat
gangguan Arteriosklerosis Obliteran, yaitu:
Tingkat I : Tanpa gejala
Tingkat II : kaki sakit saat latihan, misalnya berjalan lebih dari 200 meter dan
kurang dari 200m. Keluhan hilang bila istirahat.
Tingkat III : keluhan timbul saat istirahat umunya saat malam hari dan bila
tungkai ditinggikan
Tingkat IV : Jaringan mati. Dalam stadium ini tindakan yang mungkin adalah
amputasi. Jika penyumbatan terjadi di percabangan aorta daerah
perut akan menimbulkan sakit di daerah pinggang termasuk pula
timbulnya gangguan ereksi.
15
4. Tukak Lambung dan Tukak Usus 12 Jari
Di dalam perut dan usus 12 jari terjadi keseimbangan antar pengeluaran asam
yang dapat mengganggu lambung dengan daya perlindungan. Tembakau
meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung dan usus 12
jari. Perokok menderita gangguan 2 kali lebih tinggi dari bukan perokok.
5. Efek Terhadap Bayi
Ibu hamil yang merokok mengakibatkan kemungkinan melahirkan prematur.
Jika kedua orang tuanya perokok mengakibatkan daya tahan bayi menurun
pada tahun pertama, sehingga akan menderita radang paru-paru maupun
bronchitis 2 kali lipat dibandingkan yang tidak merokok, sedangkan terhadap
infeksi lain meningkat 30%. Terdapat bukti bahwa anak yang orang tuanya
merokok menunjukkan perkembangan mentalnya terbelakang.
6. Efek Terhadap Otak dan Daya Ingat
Akibat proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah
ke otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen.
Kelainan tersebut dibagi menjadi 4 bentuk yaitu:
Tingkat I : penyempitan kurang dari 75% tanpa disertai keluhan.
Tingkat II : defisit neurologis sementara
Tingkat III : defisit neurologist yang menghilang disekitar 3 hari atau
frekuensinya meningkat
Tingkat IV : terjadi infark otak yang lengkap dan menyebabkan defisit
neurologist yang menetap
Studi tentang hubungan tembakau dan daya ingat juga dilakukan baru –
baru ini. Dari hasil analisis otak, peneliti dari Neuropsychiatric Institute
University of California menemukan bahwa jumlah dan tingkat kepadatan sel
yang digunakan untuk berpikir pada orang yang merokok jauh lebih rendah
daripada orang yang tidak merokok.
7. Impotensi
Pada laki – laki berusia 30 – 40 tahunan, merokok dapat meningkatkan
disfungsi ereksi sekitar 50%. Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak
mengalir bebas ke penis. Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan
16
baik. Merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin menyempitkan arteri
yang menuju penis, mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis.
Efek ini meningkat bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan
peringatan awal bahwa tembakau telah merusak area lain dari tubuh.
8. Kanker
Asap tembakau bertangggung jawab terhadap lebih dari 85% kanker paru -
paru dan berhubungan dengan kanker mulut, faring, laring, esofagus, lambung,
pankreas, mulut, saluran kencing, ginjal, ureter, kandung kemih, dan usus. Tipe
kanker yang umumnya terjadi adalah kanker kandung kemih, kanker esofagus,
kanker pada ginjal, kanker pada pankreas, kanker serviks, kanker payudara,dan
lain-lain.
Mekanisme kanker yang disebabkan tembakau yaitu merokok
menyebabkan kanker pada berbagai organ, tetapi organ yang terpengaruh
langsung oleh karsinogen adalah saluran nafas. Sebagian besar karsinogen
dalam asap tembakau ditemukan pada fase tar seperti PAH dan fenol aromatik.
Tembakau yang mengandung nitrosamine dan derivate nikotin juga bersifat
karsinogen karena mudah diabsorpsi ke dalam darah. Berkembangnya
pengetahuan tentang karsinogen meningkatkan usaha mengurangi konsentrasi
berbagai senyawa dan kadar tar menurun hampir 3 kali sejak tahun 1955.
pengurangan kadar senyawa tertentu dalam tembakau, akan mengubah pola
merokok untuk memenuhi kebutuhannya.
9. Chronic Obstructive Pulnomary Diseases (COPD)
Kebiasaan merokok mengubah bentuk jaringan saluran nafas dan fungsi
pembersih menghilang, saluran membengkak dan menyempit. Seseorang yang
menunjukkan gejala batuk berat selama paling kurang 3 bulan pada setiap
tahun berjalan selama 2 tahun, dinyatakan mengidap bronchitis kronik. Hal
tersebut terjadi pada separuh perokok diatas umur 40 tahun. Bronkus yang
melemah kolaps sehingga udara tidak bisa disalurkan dan alveoli melebar
menimbulkan empisema paru-paru.
Kerusakan saluran napas umumnya dan paru - paru pada khususnya
tersebut dipengaruhi oleh beberapa mekanisme seperti cedera akibat oksidasi
dan aktivasi imunologik sehingga terjadi penyakit paru obstruksi kronik.
17
a. Cedera Akibat Oksidasi
1) Oksidasi Langsung
Fase tar mengandung kuinon, radikal bebas semikuinon dan hidrokuinon
dalam bentuk matriks polimer. Fase gas mengandung nitric oxide.
Senyawa ini dapat mengubah oksigen menjadi radikal bebas superoksida
dan selanjutnya menjadi radikal bebas hidroksil yang sangan merusak.
2) Oksidasi pada Cell-mediated
Asap tembakau mengakibatkan peningkatan jumlah neutrofil dan
makrofag secara nyata pada tembakau yang secara normal tidak terjadi
pada bukan tembakau. Neutrofil dirangsang untuk melepas protease dan
oksigen dari radikal bebas. Tembakau mengalami penurunan kadar
vitamin E pada cairan alveolar, penurunan konsentrasi vitamin C dalam
plasma dan peningkatan superoksida dismutase (SOD) serta aktivitas
katalase dalam makrofag secara mencolok.
b. Aktivasi Imunologik
Perokok mengalami peningkatan kadar immunoglobulin E serum.
Penyebabnya belum diketahui tetapi peningkatan mencapai hampir 2x lipat.
Toksisitas dan kerusakan sel akibat oksidasi menimbulkan kerusakan
permeabilitas sel mukosa saluran napas, sehingga memudahkan allergen
untuk merangsang sel menjadi aktif secara imunologik. Merokok akan
meningkatkan aktivitas subsets limfosit T untuk menghasilkan interleukin-4,
suatu sitokin yang merangsang pembentukan Imunoglobulin. Hubungan
kadar immunoglobulin E dan perburukan fungsi paru sudah terbukti pada
asthma (penyempitan saluran napas), tetapi hal ini belum terbukti jelas pada
perokok yang tidak menderita asma.
10. Interaksi Dengan Obat – Obat
Perokok memetabolisme berbagai jenis obat lebih cepat daripada non perokok
yang disebabkan enzim – enzim di mukosa, usus, atau hati oleh komponen
dalam asap tembakau. Dengan demekian, efek obat – obat tersebut berkurang,
sehingga perokok membutuhkan obat dengan dosis lebih tinggi daripada non
perokok (analgetika, anksiolitika, dan obat anti angina).
18
11. Penyakit Pada Perokok Pasif
Perokok pasif dapat terkena penyakit kanker paru – paru dan jantung koroner.
Menghisap asap tembakau orang lain dapat memperburuk kondisi pengidap
penyakit angina, asma, alergi dan gangguan pada wanita hamil.
2.7. Pengendalian Tembakau
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) telah mengeluarkan Framework
Convention on Tobacco Control (FCTC) yang merupakan perjanjian internasional,
efektif berlaku sejak tanggal 27 Februari 2005. FCTC bertujuan untuk
melindungi generasi saat ini dan yang akan datang dari kehancuran kesehatan,
konsekuensi sosial, lingkungan dan ekonomi yang diakibatkan oleh rokok dan
paparan asapnya. Selain itu, guna menarik perhatian dunia akan masalah epidemi
tembakau, sejak tahun 1987 WHO menciptakan Hari Tanpa Tembakau Sedunia
yang diperingati setiap tanggal 31 Mei.
Pemerintah mempunyai kewajiban dan wewenang untuk melindungi
masyarakat melalui:
1. Peningkatan cukai:
Pengendalian tembakau tidak merugikan perekonomian negara, namun justru
memberikan dampak positif. Peningkatan cukai sebesar 100% meningkatkan
output perekonomian sebesar Rp. 335 milyar, pendapatan masyarakat sebesar
Rp. 492 milyar dan lapangan pekerjaan sebanyak 281.135 pekerjaan baru.
Sementara setiap kenaikan cukai sebesar 10% hanya akan mengurangi
konsumsi sebesar 4% di negara maju dan 8% di negara berkembang. Kenaikan
harga rokok karena naiknya cukai hanya akan dirasakan oleh orang miskin
dan remaja.
2. Larangan iklan secara menyeluruh
Larangan iklan secara menyeluruh merupakan upaya untuk memberikan
perlindungan kepada masyarakat khususnya anak-anak dan remaja. Anak-
anak dan remaja merupakan sasaran utama produsen rokok. Diakui oleh
industri rokok bahwa anak-anak dan remaja merupakan aset bagi
keberlangsungan industri rokok. Untuk itu kebijakan larangan iklan rokok
secara menyeluruh harus diterapkan untuk melindungi anak dan remaja dari
19
pencitraan produk tembakau yang menyesatkan. Pelarangan iklan rokok
menyeluruh (total ban) mencakup iklan, promosi dan sponsorship yang
meliputi pelarangan :
a. Iklan, baik langsung maupun tidak langsung di semua media massa.
b. Promosi dalam berbagai bentuk, misalnya potongan harga, hadiah,
peningkatan citra perusahaan dengan menggunakan nama merek atau
perusahaan.
c. Sponsorship dalam bentuk pemberian beasiswa, pemberian bantuan untuk
bidang pendidikan, kebudayaan, olah raga, lingkungan hidup, dan lain-lain.
3. Penerapan kawasan tanpa rokok
Penerapan kawasan tanpa rokok melindungi hak bukan perokok untuk
menghirup udara yang bersih dan sehat, bebas dari asap rokok. Larangan
merokok perlu diterapkan di tempat-tempat umum, tempat kerja dan
transportasi umum. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok tidak saja untuk
memenuhi hak bukan perokok untuk menghirup udara bersih dan sehat,
namun juga membantu perokok untuk dapat menahan / menunda kebiasaan
merokoknya dan sebagai langkah awal perokok untuk berhenti merokok.
Penerapan Kawasan Tanpa Rokok juga semakin menyadarkan banyak
orang akan bahaya adiktif rokok dan mengembalikan norma untuk tidak
merokok di tempat umum, utamanya di ruangan tertutup.
4. Peringatan kesehatan berbentuk gambar
Peringatan kesehatan berbentuk gambar pada bungkus rokok adalah sarana
informasi dan edukasi yang murah dan efektif. Murah karena pemerintah tidak
perlu mengeluarkan anggaran khusus untuk mendidik masyarakat akan bahaya
merokok, khususnya masyarakat yang buta huruf.
Gambar yang ditampilkan dapat mempengaruhi perilaku dan merubah
sikap orang untuk tidak merokok. Karena peringatan kesehatan berbentuk
gambar itu memberikan gambaran grafis tentang komplikasi penyakit akibat
merokok. Hal ini juga secara langsung maupun tidak langsung dapat
menangkal iklan rokok yang cenderung menyesatkan. Kebijakan Peringatan
Kesehatan berbentuk gambar menunjukkan keseriusan pemerintah dalam
upaya pengendalian tembakau.
20
Semua fakta di atas menunjukkan perlunya intervensi pemerintah dalam
bentuk kebijakan pengendalian tembakau.
Guna memperluas perlawanan terhadap epidemi tembakau, World
Health Organization (WHO) menyarankan enam langkah-langkah pengendalian
tembakau dan kematian yang disebut dengan strategi MPOWER.
1. Monitor Penggunaan Tembakau dan Pencegahannya
Monitor penggunaan tembakau dan dampak yang ditimbulkannya harus
diperkuat untuk kepentingan perumusan kebijakan. Saat ini 2/3 negara
berkembang di seluruh dunia tidak memiliki data dasar penggunaan tembakau
pada anak muda dan orang dewasa. Hampir 2/3 perokok tinggal di 10 negara
dan Indonesia menduduki posisi ketiga.
2. Perlindungan terhadap Asap Tembakau
Asap rokok tidak hanya berbahaya bagi orang yang menghisap rokok tetapi
juga orang di sekitarnya (perokok pasif). Lebih dari separuh negara di dunia,
dengan populasi mendekati 2/3 penduduk dunia, masih membolehkan merokok
di kantor pemerintah, tempat kerja dan di dalam gedung. Perlindungan
terhadap asap tembakau hanya efektif apabila diterapkan Kawasan Tanpa
Rokok 100%.
3. Optimalkan Dukungan untuk Berhenti Merokok
Tiga dari 4 perokok di seluruh dunia menyatakan ingin berhenti merokok
namun bantuan komprehensif yang tersedia baru dapat menjangkau 5% nya.
Bantuan yang dapat diberikan adalah:
a. Pelayanan konsultasi bantuan berhenti merokok yang terintegrasi di
pelayanan kesehatan primer
b. Quitline: Telepon layanan bantuan berhenti merokok yang mudah diakses
dan cuma-Cuma
c. Terapi obat yang murah dengan pengawasan dokter.
21
4. Waspadakan Masyarakat akan Bahaya Tembakau
Walaupun sebagian besar perokok tahu bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan,
namun kebanyakan dari mereka tidak tahu apa bahayanya. Karena itulah, pesan
kesehatan wajib dicantumkan dalam bentuk gambar.
5. Eliminasi iklan, Promosi dan Sponsor terkait Tembakau
Pemasaran tembakau memiliki peranan besar dalam meningkatkan gangguan
kesehatan dan kematian karena tembakau. Larangan terhadap promosi produk
tembakau adalah senjata yang ampuh untuk memerangi tembakau. Sepuluh
tahun sejak inisiasi larangan iklan rokok dijalankan, konsumsi rokok di negara
dengan larangan iklan turun 9 kali lipat dibandingkan dengan negara tanpa
larangan iklan.
6. Raih Kenaikan Cukai Tembakau
Dengan menaikkan cukai tembakau, harga rokok menjadi lebih mahal. Hal ini
merupakan cara yang paling efektif dalam menurunkan pemakaian tembakau
dan mendorong perokok untuk berhenti.
22
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan dari bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Produk Tembakau adalah suatu produk yang secara keseluruhan atau sebagian
terbuat dari daun tembakau sebagai bahan bakunya yang diolah untuk
digunakan dengan cara dibakar, dihisap, dan dihirup atau dikunyah.
2. Sepuuh manfaat dari daun tembakau, adalah hasilkan protein anti kanker,
melepaskan gigitan lintah, obat diabetes dan antibodi, anti radang,obat
HIV/AIDS, pemelihara kesehatan ternak, penghilang embun, obat luka dan
sebagai biofuel.
3. Dampak tembakau pada rokok bagi kesehatan adalah efek tembakau terhadap
susunan saraf pusat, penyakit kardiovaskuler, arteriosklerosis, tukak lambung
dan tukak usus 12 jari, efek terhadap bayi, efek terhadap otak dan daya ingat,
impotensi, kanker, chronic obstructive pulnomary diseases (COPD), interaksi
dengan obat – obat dan penyakit pada perokok pasif.
4. Enam langkah-langkah pengendalian tembakau dan kematian yang disebut
dengan strategi MPOWER menurut WHO adalah monitor penggunaan
tembakau dan pencegahannya, perlindungan terhadap asap tembakau,
optimalkan dukungan untuk berhenti merokok, waspadakan masyarakat akan
bahaya tembakau, eliminasi iklan, promosi dan sponsor terkait tembakau, dan
raih kenaikan cukai tembakau
3.2. Saran
Dibandingkan dengan manfaat tembakau, lebih banyak dampak tembakau
terhadap kesehatan terkhusus tembakau yang telah dijadikan rokok.oleh karena itu
sebaiknya tidak mengkonsumsi tembakau dalam bentuk apapun. Untuk
mengendalian tembakau sebaiknya strategi MPOWER harus dilaksanakan secara
keseluruhan untuk mencapai hasil yang efektif.
23
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. BAB I Pendahuluan (online) http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
3456789/20739/4/Chapter%20I.pdf, diakses pada 16 Maret 2013 pukul 14.
23 WITA.
Anonymous. BAB II Tinjauan Pustaka (online) http://repository.usu.ac.id/
bitstream/123456789/22539/4/Chapter%20II.pdf, diakses pada 16 Maret
2013 pukul 14.20 WITA.
Anonymous. BAB I Pendahuluan (online) http://digilib.its.ac.id/public/ITS-
Undergraduate-15274-1506100021-Chapter1.pdf, diakses 16 Maret 2013
pukul 15.46 WITA.
Anonymous. Kebijakan Pengendalian Tembakau (online)
http://www.ino.searo.who.int/LinkFiles/TobaccoInitiativeBab5Kebijakan
PengendalianTembakau.doc./, diakses pada 16 Maret 2013 pukul 15.03
WITA.
Anonymous. 2009. Dampak Tembakau dan Pengendaliannya di Indonesia (online)
http://whoindonesia.healthrepository.org/bitstream/123456789/643/1/Book
let%20of%20Tobacco%20Economics...(INO%20FFC%20011%20XK%2
008%20SE-09-228726).pdf , diakses pada 16 Maret 2013 pukul 14.04
WITA.
Anonymous. 2009. Sejarah Tembakau diantara Persepsi dan Komoditas (online)
http://umum.kompasiana.com/2009/08/19/sejarah-tembakau-di-antara-per
sepsi-dan-komoditas/, diakses pada 16 Maret 2013 pukul 15.46 WITA.
Anonymous. 2011. 10 Manfaat Tembakau Selain Bahan Baku Rokok (online)
http://www.tahukahkamu.com/2011/12/10-manfaat-tembakau-selain-seba
gai.html#ixzz2NgbpHDFQ, diakses pada 16 Maret 2013 pukul 15.40
WITA.
24
Anonymous. 2012. Manfaat Tembakau Selain Bahan Baku Rokok (online)
http://www.ristizona.com/2012/09/manfaat-tembakau-selain-bahan-baku-
rokok.html diakses pada 16 maret 2013 pukul 15.35 WITA.
Gondodiputro,S. 2007. Bahaya Tembakau dan Bentuk-bentuk Sediaan Tembakau
(online) http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasidosen
/Rokok.PDF, diakses pada 16 Maret 2013 pukul 14. 31 WITA.
Mappajarungi M., 2012. Manfaat Lain dari Tembakau (online)
http://mataharinews.com/kesehatan/obat-penyakit/1396-manfaat-lain-tem
bakau.html, diakses pada 16 Maret 2013 pukul 15.29 WITA.
Mawahib. 2009. Tembakau dan Rokok - Sejarah - Kretek - Sigaret - Kelembak -
Kemenyan - Usaha - Bisnis - Seputar Tembakau Rokok Indonesia (online)
http://mawahib.xtgem.com/, diakses pada 16 Maret 2013 pukul 15.22
WITA.
PP RI No. 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat
Adiktif (online) http://www.depkes.go.id/downloads/PP/PP/109/tahun/
2012/tentang/PENGAMANAN/BAHAN/YANG/MENGANDUNG/ZAT/
ADIKTIF/BERUPA/PRODUK/TEMBAKAU/BAGI/KESEHATAN.pdf,
diakses pada 16 Maret 2013 pukul 15.23 WITA.

More Related Content

Similar to Makalah MKP NAPZA (isi)

Similar to Makalah MKP NAPZA (isi) (20)

Pelegalan Ganja di Beberapa Negara
Pelegalan Ganja di Beberapa NegaraPelegalan Ganja di Beberapa Negara
Pelegalan Ganja di Beberapa Negara
 
Promosi kesehatan
Promosi kesehatanPromosi kesehatan
Promosi kesehatan
 
Buruknya efek rokok bagi kesehatan masyarakat
Buruknya efek rokok bagi kesehatan masyarakatBuruknya efek rokok bagi kesehatan masyarakat
Buruknya efek rokok bagi kesehatan masyarakat
 
Bahaya merokok bagi remaja (pelajar)
Bahaya merokok bagi remaja (pelajar)Bahaya merokok bagi remaja (pelajar)
Bahaya merokok bagi remaja (pelajar)
 
PENGARUH PENETRASI BARAT DALAM PEREDARAN KOMODITAS CANDU DI INDONESIA ABAD KE...
PENGARUH PENETRASI BARAT DALAM PEREDARAN KOMODITAS CANDU DI INDONESIA ABAD KE...PENGARUH PENETRASI BARAT DALAM PEREDARAN KOMODITAS CANDU DI INDONESIA ABAD KE...
PENGARUH PENETRASI BARAT DALAM PEREDARAN KOMODITAS CANDU DI INDONESIA ABAD KE...
 
ganda ojsdfoidiofho[i
ganda ojsdfoidiofho[iganda ojsdfoidiofho[i
ganda ojsdfoidiofho[i
 
Makalah Radiasi Tembakau
Makalah Radiasi TembakauMakalah Radiasi Tembakau
Makalah Radiasi Tembakau
 
KITA ADALAH KORBAN
KITA ADALAH KORBANKITA ADALAH KORBAN
KITA ADALAH KORBAN
 
Makalah bahaya merokok
Makalah bahaya merokokMakalah bahaya merokok
Makalah bahaya merokok
 
Makalah bahaya merokok
Makalah bahaya merokokMakalah bahaya merokok
Makalah bahaya merokok
 
Makalah bahaya merokok
Makalah bahaya merokokMakalah bahaya merokok
Makalah bahaya merokok
 
Makalah bahaya merokok
Makalah bahaya merokokMakalah bahaya merokok
Makalah bahaya merokok
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
Makalah Bahaya Merokok
Makalah Bahaya MerokokMakalah Bahaya Merokok
Makalah Bahaya Merokok
 
Rokok
RokokRokok
Rokok
 
Plh
PlhPlh
Plh
 
Plh
PlhPlh
Plh
 
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - Anang
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - AnangContoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - Anang
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - Anang
 
Penggunaan rokok dan vape dikalangan rakyat malaysia.pdf
Penggunaan rokok dan vape dikalangan rakyat malaysia.pdfPenggunaan rokok dan vape dikalangan rakyat malaysia.pdf
Penggunaan rokok dan vape dikalangan rakyat malaysia.pdf
 
Rokok
RokokRokok
Rokok
 

More from Azmi Nur Rabrusun

More from Azmi Nur Rabrusun (11)

@amiazmie
@amiazmie@amiazmie
@amiazmie
 
Laporan Magang-5
Laporan Magang-5Laporan Magang-5
Laporan Magang-5
 
Laporan Magang-4
Laporan Magang-4Laporan Magang-4
Laporan Magang-4
 
Laporan Magang-3
Laporan Magang-3Laporan Magang-3
Laporan Magang-3
 
Laporan Magang-1
Laporan Magang-1Laporan Magang-1
Laporan Magang-1
 
Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan II (cover)
Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan II (cover)Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan II (cover)
Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan II (cover)
 
Cover MKP NAPZA
Cover MKP NAPZACover MKP NAPZA
Cover MKP NAPZA
 
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
 
Cover Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja
Cover Makalah Epidemiologi Kesehatan KerjaCover Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja
Cover Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja
 
Makalah Pullorum
Makalah PullorumMakalah Pullorum
Makalah Pullorum
 
Penyakit Pullorum.
Penyakit Pullorum.Penyakit Pullorum.
Penyakit Pullorum.
 

Makalah MKP NAPZA (isi)

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia termasuk Indonesia. Produk tembakau yang utama diperdagangkan adalah daun tembakau dan rokok. Tembakau dan rokok merupakan produk bernilai tinggi, sehingga bagi beberapa negara termasuk Indonesia berperan dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai salah satu sumber devisa, sumber penerimaan pemerintah dan pajak (cukai), sumber pendapatan petani dan lapangan kerja masyarakat (usaha tani dan pengolahan rokok). Indonesia menyumbang 2,1% dari persediaan daun tembakau di seluruh dunia. Hampir seluruh produksi daun tembakau digunakan untuk produksi rokok domestik dan produk-produk tembakau lainnya. Tujuh penerimaan negara melalui industri hasil tembakau diterima dengan cara menerapkan cukai terhadap industri hasil tembakau yang dihasilkan setiap perusahaan. Ketergantungan terhadap tembakau sudah menjadi epidemi secara global yang dapat menyebabkan kecacatan, penyakit, produktivitas menurun dan kematian. Menurut WHO, ada 1,3 milyar perokok di dunia dan sepertiganya berasal dari populasi global yang berusia 15 tahun ke atas serta 84% diantaranya berasal dari dunia ketiga. Namun demikian, kesadaran untuk berhenti mengkomsumsi tembakau sangat sulit dilakukan, karena banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain gencarnya industri tembakau untuk mengiklankan produknya tanpa memberikan keterangan yang jelas tentang bahaya tembakau. Juga banyaknya petani tembakau yang harus dialihkan profesinya untuk tidak menanam tembakau. Tembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen - elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan CO. Tembakau dengan tingkat konsumsi tinggi di Indonesia memiliki dampak terhadap kesehatan dan sosial ekonomi yang sangat mempengaruhi pembangunan
  • 2. 2 kesejahteraan penduduk. Dampaknya terhadap kesehatan dan kemiskinan menuntut penetapan kebijakan yang tegas. 1.2. Tujuan Tujuan Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pilihan (NAPZA= narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya) yang membahas mengenai tembakau dalam hal ini dampak dan pengendaliannya.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Tembakau Tembakau ialah sejenis tumbuhan herbal dengan ketinggian kira-kira 1.8 meter (6 kaki) dan besar daunnya yang melebar dan meruncing dapat mencapai sekurang- kurangnya 30 sentimeter (1 kaki) yang ditanam untuk mendapatkan daunnya. Daun dari pohon ini sering digunakan sebagai bahan baku rokok, baik dengan menggunakan pipa maupun digulung dalam bentuk rokok atau cerutu. Daun tembakau dapat pula dikunyah atau dikulum, dan ada pula yang menghisap bubuk tembakau melalui hidung. Selain untuk dikonsumsi, tembakau digunakan juga sebagai pestisida organik dan, dalam bentuk tartrat nikotin, digunakan dalam beberapa obat-obatan (Wikipedia, 2008). Produk Tembakau adalah suatu produk yang secara keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau sebagai bahan bakunya yang diolah untuk digunakan dengan cara dibakar, dihisap, dan dihirup atau dikunyah. 2.2. Sejarah Tembakau Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing. Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun-daun pada tumbuhan ini (Bartolome De La Casas, 1552) atau bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa berbentuk y untuk menghirup asap tembakau, tetapi tembakau umumnya digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal dari Bahasa Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika (Wikipedia, 2008). Tanaman tembakau merupakan salah satu tanaman tropis asli Amerika, di mana bangsa pribumi menggunakannya dalam upacara adat dan untuk pengobatan. Tembakau digunakan pertama kali di Amerika Utara, tembakau masuk ke Eropa melalui Spanyol (Basyir 2006).
  • 4. 4 Tembakau (tobacco) adalah sejenis tanaman herbal. Tanaman ini berasal dari Amerika Utara dan Amerika Selatan. Sejarah Tembakau penuh dengan intrik dan nuansa mitos, pada mulanya digunakan oleh orang - orang asli Amerika untuk digunakan sebagai media perobatan. Sejarah mereka pada masa itu banyak dikaitkan dengan tanaman tembakau. Ajaran - ajaran kepercayaan mereka juga ada kaitannya dengan tumbuhan tembakau, dimana pada waktu itu asap tembakau dipercaya dapat memberi perlindungan dari makhluk halus yang sangat jahat dan begitu juga sebaliknya memudahkan mereka mendekati mahluk halus yang baik. Cristoper Columbus pada waktu itu melintasi laut Atlantik untuk pertama kalinya pada tahun 1942, orang - orang asli Amerika yang telah bermukim di New World telah memberi hadiah daun Tembakau dan seabad setelah itu, merokok telah menjadi trend social, dan selanjutnya telah memberikan manfaat kepada masyarakat dengan pertumbuhan ekonomi kepada para pengusaha di Amerika Serikat. Tanaman Tembakau ialah hasil pertanian yang telah melalui proses dari daun tumbuh - tumbuhan genus Nicotiana yang sangat segar. Tembakau bisa didapat secara komersil dalam bentuk hasil panen, berupa basah atau kering maupun yang sudah di simpan atau melalui proses diawetkan. Dan sering di hisap (seperti merokok) dalam bentuk cerutu, rokok, dengan pipa, tingwe (lintingan sendiri/digulung dengan alat cetak/tangan), tembakau juga bisa dikunyah, "dicelup" (diletakkan antara pipi dan gusi), dan dikulum, atau di hirup kedalam hidung sebagai bahan hisapan dalam bentuk serbuk halus. Tembakau mengandung zat alkoloid nikotin. Pada awalnya hanya digunakan untuk keperluan dekorasi dan kedokteraan serta medis saja. Setelah masuknya tembakau ke Eropa tembakau menjadi semakin populer sebagai barang dagangan, sehingga tanaman tembakau menyebar dengan sangat cepat di seluruh Eropa, Afrika, Asia, dan Australia (Matnawi, 1997). Mulai abad ke-15, konsumsi tembakau terus tumbuh. Pada abad ke-18, tembakau telah diperdagangkan secara internasional dan menjadi bagian dari kebudayaan sebagian besar bangsa di dunia. Lalu pada abad ke-19 orang – orang Spanyol memperkenalkan cerutu ke Asia lewat Fhilipina dan kemudian ke Rusia
  • 5. 5 dan Turki sehinga rokok mulai menggantikan penggunaan tembakau pada pipa, tembakau kunyah dan hirup. Dengan cara itulah, tembakau menyebar ke negara – negara lainnya (Basyir, 2006). Pada tahun 2003, dalam menanggapi pertumbuhan penggunaan tembakau di negara berkembang, World Health Organization (WHO) berhasil mengumpulkan 168 negara untuk menandatangani Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau. Konvensi ini dirancang untuk mendorong penegakan hukum yang efektif di semua negara untuk mengurangi efek berbahaya dari tembakau. Hal ini menyebabkan penghentian pengembangan produk tembakau (Wikipedia, 2008). Tanaman tembakau di Indonesia diperkirakan dibawa oleh bangsa Portugis atau Spanyol pada abad ke-16. Menurut Rhupius, tanaman tembakau pernah dijumpai di Indonesia tumbuh dibeberapa daerah yang belum pernah di jelajahi oleh bangsa Portugis atau spanyol (Matnawi, 1997). Dalam penelaahan Boomgaard (2002), diyakini bahwa pengenalan tembakau di kepulauan Indonesia seiring dengan datangnya bangsa Portugis dan Spanyol pada tahun 1500-an, yang membawa serta jenis tanaman baru – kebanyakan dari benua Amerika, seperti Filipina yang diperkenalkan dengan Tembakau dari Meksiko pada tahun 1570-an. Seturut telaahnya pula, pemanfaatan masyarakat terhadap hasil budidaya tembakau ethnobotany sangat beragam. Namun, pemanfaatan utamanya tidak jauh dari masa sekarang yakni, seputar cerutu dan rokok. Seturut sejarah Jawa mengenai kebiasaan orang di kepulauan Indonesia mengisap tembakau dengan merokok, diperkirakan telah ada sejak tahun 1600-an, bahkan sumber Eropa pertama tentang hal ini menyebutkan adanya perokok suku Jawa, di Banten, pada tahun 1603, dan diperkirakan pada tahun 1624 kebiasaan merokok telah sampai ke istana Mataram Islam, di Jawa Tengah, dan pada 1644 seorang pengamat Jerman mencatat bahwa orang Jawa sangat suka merokok seperti orang Jerman. Di belahan timur kepulauan Indonesia tercatat bahwa Penduduk Siau (P. Sangihe dan Talaud) telah terbiasa mengunyah tembakau (1631). Status sosial pun memainkan perannya dalam kebiasaan merokok ini. Pertama, karena yang mengenalkan tumbuhan ini adalah bangsa Eropa,
  • 6. 6 pemanfaatan hasil budidaya tembakau jelas merupakan kebiasaan mereka, dalam konteks ini orang kulit putih, sehingga dikatakan bahwa orang Jawa suka merokok sama seperti orang Jerman. Dalam struktur masyarakat di masa kolonial, pribumi jelas menempati tempat terendah. Meniru perilaku apa pun yang mengaitkannya dengan kelas sosial di atasnya jelaslah sebuah tindakan politis –entah hanya untuk harga diri pribadi atau kelompok. Para aristokrat Melayu sangat gemar merokok (1667), demikian juga penguasa Aceh (1603), bahkan Sultan Banten hingga tahun1671, dan di istana Mataram (1624). Kedua, jelas bahwa merokok adalah kegiatan leisure, tentang waktu luang dan uang yang berlebih. Dengan kenyataan seperti itu jelas bahwa merokok memainkan peran psikologisnya hingga masyarakat termiskin pun kecanduan terhadapnya. Tembakau pun sering dicampur dengan bang atau ganja (Canabis sativa atau hash) untuk diisap. Dobbin (1983) menyebutkan pembudidayaan tembakau di Sumatera yaitu, di Agam dan dataran tinggi Minangkabau, sebagai hasil sampingan untuk konsumsi candu. Kebiasaan mencampur ini tidak saja terjadi di Sumatera, namun juga di Jawa. Entah mana yang lebih dulu, mengisap candu atau merokok, yang pasti dari kedua kebiasaan ini muncul kebiasaan mencampur keduanya untuk diisap. Jawa lebih banyak membudidayakan tembakau, sementara Sumatera, terutama di hulu Aceh dan Batak, menanam ganja, bahkan dilaporkan pada akhir abad ke-18, Aceh sebagai pengekspor ganja. 2.3. Epidemi Konsumsi Tembakau Ketergantungan terhadap tembakau sudah menjadi epidemi secara global yang dapat menyebabkan kecacatan, penyakit, produktivitas menurun dan kematian. Namun demikian, kesadaran untuk berhenti mengkomsumsi tembakau sangat sulit dilakukan, karena banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain gencarnya industri tembakau untuk mengiklankan produknya tanpa memberikan keterangan yang jelas tentang bahaya tembakau. Juga banyaknya petani tembakau yang harus dialihkan profesinya untuk tidak menanam tembakau. Membicarakan tembakau tidak terlepas dari unsur utama tembakau itu sendiri, yaitu tembakau. Penggunaan tembakau terus berlanjut sebagai bahan yang menyebabkan kerusakan pada kesehatan manusia. Menurut WHO, ada 1,3 Milyar
  • 7. 7 perokok di dunia dan sepertiganya berasal dari populasi Global yang berusia 15 tahun ke atas serta 84% diantaranya berasal dari dunia ketiga. Masih banyak negara – negara industri yang menganggap bahwa merokok adalah hal umum Meski semua orang mengetahui akan bahaya yang ditimbulkan akibat komsumsi tembakau, namun demikian komsumsi tembakau tidak pernah surut dan tampaknya perilaku ini masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari – hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum, maupun di jalan-jalan. Hal yang memprihatinkan adalah usia mulai merokok yang setiap tahun menjadi semakin muda. Bila dulu orang mulai berani merokok mulai SMP, maka sekarang dapat dijumpai anak – anak SD kelas 5 sudah mulai merokok secara diam – diam. Merokok diestimasikan 90% menyebabkan kanker paru – paru pada pria, dan sekitar 70% pada wanita. Di negara – negara industri, sekitar 56% - 80% merokok menyebabkan penyakit pernafasan kronis dan sekitar 22% penyakit kardiovaskular. Perusahaan-perusahaan rokok tetap memproduksi batang rokok yang meningkat setiap tahunnya dan mengincar komsumen baru yaitu perempuan. Indonesia menduduki peringkat ke-4 jumlah perokok terbanyak di dunia dengan jumlah sekitar 141 juta orang. Diperkirakan, konsumsi rokok Indonesia setiap tahun mencapai 199 miliar batang rokok. Akibatnya adalah kematian sebanyak 5 juta orang pertahunnya. Bila hal ini tidak dapat dicegah, maka jumlah kematian akan meningkat dua kali mendekati 10 juta orang pertahun pada tahun 2020. 2.4. Penyebaran Tembakau Tanaman tembakau ditanam di seluruh dunia di lebih dari 100 negara dengan Cina sebagai produsen terbesar, diikuti oleh Amerika Serikat, Brazil, India, Zimbabwe dan Turki. Produksi tembakau tertinggi di Indonesia berasal dari propinsi Jawa Timur yaitu sebesar 56 %, Jawa Tengah 26 %, dan NTB 17 %. Sedangkan sisanya berasal dari propinsi DI Yogyakarta, Sumatra Utara, Jawa Barat, dan Bali (Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan Departemen Pertanian. 2002). Sentra produksi tembakau terbesar di Jawa Timur terletak di pulau Madura
  • 8. 8 (Nadira, 2009). Penyebaran tembakau ke berbagai daerah diikuti dengan proses adaptasi. Adanya seleksi alam dan seleksi yang dilakukan oleh manusia menyebabkan di setiap daerah tersebut tembakau menampilkan ciri tertentu. Tembakau Madura merupakan salah satu tembakau lokal aromatis yang dikembangkan di Pulau Madura. Mutu tembakau Madura yaitu memiliki aroma dan rasanya gurih (Suwarso, 1999). Karakter kimia tembakau Madura antara lain kadar nikotin sedang, dan kadar gula tinggi (Suwarso, 2004). Penelitian ini menggunakan tembakau Madura var. Prancak-95 yang memiliki kadar nikotin sedang yaitu 2,31 % (Soetopo, 2006). Ciri tembakau Madura yang khas, menjadikan permintaan akan tembakau Madura meningkat. Namun ada kendala yang dihadapi dalam produksi tembakau Madura yaitu bibit tembakau yang diusahakan petani masih heterogen karena tembakau bisa melakukan penyerbukan secara silang. Hal itu bisa disebabkan oleh tidak ada pengawasan terhadap benih atau bibit yang dibawa masuk dari luar Madura, dan sistem penangkaran benih belum standard terkoordinasi. Permasalahan ini bisa teratasi dengan perbanyakan tanaman secara vegetatif melalui kultur jaringan. Kultur jaringan merupakan suatu teknik isolasi bagian tanaman, seperti jaringan, organ atau embrio, lalu dikultur pada medium buatan yang steril sehingga bagian tanaman tersebut mampu bergenerasi dan berdiferensiasi menjadi tanaman lengkap (Winata, 1987 dalam Zulkarnain, 2009). Metode kultur jaringan dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang relatif singkat, dimana tidak bergantung pada musim. Keunggulan lain dari kultur jaringan yaitu memperoleh sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan tanaman induknya (Hendaryono dan Wijayani, 1994). Sehingga penyediaan bibit akan selalu terpenuhi dan bibit yang akan disebar ke masyarakat bersifat persis dengan tanaman induknya. Media tanam memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan kultur jaringan. Dalam media tanam kultur jaringan terdapat penambahan zat pengatur tumbuh. Tanaman membutuhkan zat pengatur tumbuh alami (fitohormon) untuk proses pertumbuhan, yaitu zat pengatur tumbuh auksi dan sitokinin. Zat pengatur tumbuh berfungsi merangsang pertumbuhan, misalnya pertumbuhan akar, tunas, perkecambahan dan sebagainya (Hendaryono dan Wijayani, 1994).
  • 9. 9 2.5. Manfaat Tembakau Pada umumnya masyarakat hanya mengetahui Nicotiana Tabacum atau yang dikenal sebagai tembakau sebagai bahan baku utama rokok, dan tentu saja banyak yang menganggap daun ini hanya memiliki dampak negatif. Karena ketidaktahuan ini, sering kita mendengar para petani tembakau yang demo ketika pemerintah mencanangkan pengurangan rokok atau anti rokok. Tapi sebenarnya ada banyak manfaat lain dari daun ini, berikut ada sepuluh manfaat dari daun tembakau, adalah: 1. Hasilkan Protein Anti Kanker Tembakau tidak selalu berkonotasi negatif sebagai penyebab kanker, ternyata tanaman tersebut dapat pula menghasilkan protein anti-kanker yang berguna bagi penderita kanker. (peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), DR Arief Budi Witarto Meng, dikutip dari berita Antara). Selain untuk protein antikanker, bisa juga untuk menstimulasi perbanyakan sel tunas (stemcell) yang bisa dikembangkan untuk memulihkan jaringan fungsi tubuh yang sudah rusak. Mencegah kanker mulut rahim karena tembakau mengandung sumber protein yang dapat menstimulasi antibody terhadap human papilloma virus (HPV), yang menjadi penyebab kanker mulut rahim. 2. Melepaskan Gigitan Lintah Manfaat tembakau, selain bisa diekstrak dan diambil bagian tertentu seperti nikotin yang digunakan di berbagai macam produk baik makanan maupun minuman, tembakau juga bisa kita gunakan untuk melepaskan gigitan lintah saat di dalam hutan, tembakau juga bisa digunakan untuk insektisida karena nikotin yang terkandung merupakan neurotoxin yang sangat ampuh untuk serangga. 3. Obat Diabetes dan Antibodi Para ilmuwan berhasil menggunakan tembakau yang dimodifikasi secara genetik untuk memproduksi obat diabetes dan kekebalan tubuh. Hasil penelitian itu dipublikasikan dalam jurnal BMC Biotechnology pada awal Maret 2012.
  • 10. 10 4. Anti Radang Ilmuwan dari beberapa lembaga penelitian Eropa berpartisipasi dalam proyek bertajuk “Pharma-Planta” yang dipimpin Prof. Mario Pezzotti dari Universitas Verona itu. Mereka membuat tembakau transgenik yang memproduksi interleukin-10 (IL-10), yang merupakan cytokine anti-radang yang ampuh. Cytokine adalah protein yang merangsang sel-sel kekebalan tubuh agar aktif. Kode genetik (DNA) yang mengode IL-10 ditanam dalam tembakau, lalu tembakau akan memproduksi protein tersebut. Mereka mencoba dua versi IL-10 yang berbeda. Satu dari virus, yang lainnya dari tikus. Para peneliti menemukan, tembakau dapat memproduksi dua bentuk IL-10 itu dengan tepat. Produksi cytokine yang aktif cukup tinggi, yang mungkin dapat digunakan lewat proses ekstraksi dan pemurnian. Langkah selanjutnya, IL-10 hasil tembakau itu diberikan kepada tikus untuk meneliti seberapa efektif ia membangkitkan kekebalan tubuh. Penelitian menggunakan IL-10 hasil tembakau dalam dosis kecil dapat membantu mencegah kencing manis atau diabetes melitus tipe 1. Diabetes melitus tipe 1 atau diabetes anak-anak dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pankreas. Sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita anak-anak maupun orang dewasa. 5. Obat HIV/AIDS Tembakau juga bisa menghasilkan protein obat Human Immunodeficiency Virus (HIV) penyebab AIDS, yang disebut griffithsin. HIV adalah virus yang menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia. Bedanya, bukan tembakaunya yang menghasilkan protein, melainkan virus tembakaunya. 6. Pemelihara Kesehatan Ternak Ekstrak tembakau (nikotin 1,68%) mempunyai ptensi untuk membasmi cacing H. contortus. Sebagai akibatnya hasil pengobatan akan memberikan keuntungan bagi para pemelihara ternak, sebab kesehatan ternak tersebut makin baik.
  • 11. 11 7. Penghilang Embun Tembakau bisa juga digunakan untuk menghilangkan “embun” pada kaca dalam mobil pada waktu hujan dengan cara menggosokkan tembakau pada kaca tersebut. 8. Obat Luka Untuk obat luka dipakai ± 25 gram daun segar Nicotiana tabacum, dicuci dan ditumbuk sampai lumat. ditambah minyak tanah ± 25 ml diperas dan disaring. Hasil saringan dioleskan pada luka. 9. Sebagai Biofuel Baru-baru ini, para peneliti dari Laboratorium Bioteknologi Universitas Thomas Jefferson telah mengidentifikasi beberapa teknik untuk meningkatkan kadar minyak nabati dalam daun tanaman tembakau, hal tersebut merupakan langkah awal dalam memanfaatkan tanaman ini untuk keperluan biofuel. Hasil penelitian mereka ini kemudian dipublikasikan di Jurnal Plant Biotechnology. Menurut Vyacheslav Andrianov, Ph.D., asisten profesor di bidang Biologi Kanker di Lab. Jefferson Medical College of Thomas Jefferson University, tembakau dapat menghasilkan biofuel lebih efisien daripada produk pertanian lainnya. Namun, sebagian besar minyaknya hanya terkandung di dalam biji/ benih tembakau (sekitar 40% minyak per berat kering). Meskipun kandungan minyak nabati biji tembakau telah diuji dan dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, namun produksi biji tanaman tembakau masih sangat rendah, yakni sekitar 600 kg biji per hektar. Dr Andrianov dan rekan-rekannya kemudian berusaha untuk merekayasa gen penghasil minyak nabati biji tembakau ini agar pembentukan minyak nabati pada tajuk tanaman tembakau seoptimal kadar minyak dari biji tembakau. bisa jadi alternatif energi untuk mengurangi efek global warming.
  • 12. 12 2.6. Dampak Tembakau Merokok menimbulkan beban kesehatan, sosial, ekonomi dan lingkungan tidak saja bagi perokok tetapi juga bagi orang lain. Perokok pasif terutama bayi dan anak-anak perlu dilindungi haknya dari kerugian akibat paparan asap rokok. Keluarga miskin yang tidak berdaya melawan adiksinya dan mengalihkan belanja makanan keluarganya serta biaya sekolah dan pendidikan anak-anaknya untuk membeli rokok perlu mendapatkan intervensi pemerintah. Belum lagi beban keluarga perokok dan pemerintah untuk menanggung biaya sakit akibat penyakit yang berhubungan dengan tembakau dan hilangnya produktifitas dan sumber nafkah keluarga karena kematian dini. Kosen et al (2004) dalam studinya tentang beban ekonomi akibat konsumsi tembakau di Indonesia memperkirakan pada tahun 2001 terdapat sekitar 5.160.075 penderita penyakit yang berhubungan dengan konsumsi tembakau. Telah banyak terbukti bahwa dengan mengkonsumsi tembakau berdampak padastatus kesehatan . Diketahui pula bahwa komsumsi tembakau berkontribusi terhadap timbulnya katarak, pneumonia, acute myeloid leukaemia, abdominal aortic aneurysm, kanker lambung, kanker pancreas, kanker cervix, kanker ginjal dan penyakit lainnya. Penyakit-penyakit ini menambah panjangnya daftar penyakit yang ditimbulkan oleh komsumsi tembakau seperti: Kanker paru-paru, vesicle, oesophagus, laring, mulut dan tenggorokan, chronic pulmonary disease, emphysema dan bronchitis, stroke, serangan jantung dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Hampir 90% kanker paru-paru disebabkan oleh komsumsi tembakau. Tembakau juga dapat merusak sistem reproduksi, berkontribusi kepada keguguran, premature delivery, low birth weight, sudden infant death dan penyakit-penyakit pada anak-anak, seperti attention hyperactivity deficit disorders. Namun demikian tidak hanya perokok saja yang berisiko mendapatkan penyakit-penyakit tersebut, tetapi masyarakat banyak yang terpapar oleh asap rokok yang kita kenal dengan passive smoking. Telah terbukti bahwa passive smokerspun berisiko untuk terkena penyakit kardiovaskuler, kanker paru, asthma, dan penyakit paru lainnya. Berikut adalah beberapa dampak tembakau pada rokok bagi kesehatan:
  • 13. 13 1. Efek Tembakau Terhadap Susunan Saraf Pusat Nikotin yang diabsorpsi dapat menimbulkan tremor tangan dan kenaikan berbagai hormone dan neurohormon dopamine di dalam plasma. berdasarkan rangsangannya terhadap chemoreceptors trigger zone dari sumsum tulang belakang dan stimulasinya dari refleks vagal, nikotin menyebabkan mual dan muntah. Di lain pihak, nikotin itu diterima oleh reseptor asetilkolin nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya, perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin. meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan senang sekaligus mencari tembakau lagi.Efek dari tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya rangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor. 2. Penyakit Kardiovaskuler Pada seseorang yang merokok, asap tembakau akan merusak dinding pembuluh darah. Kemudian, nikotin yang terkandung dalam asap tembakau akan merangsang hormon adrenalin yang akibatnya akan mengubah metabolisme lemak dimana kadar HDL akan menurun. Adrenalin juga akan menyebabkan perangsangan kerja jantung dan menyempitkan pembuluh darah.Demikian pula faktor stress yang akhirnya melalui jalur hormon adrenalin, menyebabkan proses penyakit jantung koroner terjadi sebagaimana asap tembakau tadi. Seseorang yang stress yang kemudian mengambil pelarian dengan jalan merokok sebenarnya sama saja dengan menambah risiko terkena jantung koroner. Sekitar 90% penderita artritis obliteran pada tingkat III dan IV umumnya akan terkena penyakit jantung. Oleh karena proses penyempitan arteri koroner yang mendarahi otot jantung, maka ketidakcukupan antara kebutuhan dengan suplai menimbulkan kekurangan darah (ischemia). Bila melakukan aktifitas fisik atau stress, kekurangan aliran meningkat sehingga menimbulkan sakit dada. Penyempitan yang berat atau penyumbatan dari satu
  • 14. 14 atau lebih arteri koroner berakhir dengan kematian jaringan/ Komplikasi dari infark miokard termasuk irama jantung tidak teratur dan jantung berhenti mendadak. Iskemia yang berat dapat menyebabkan otot jantung kehilangan kemampuannya untuk memompa sehingga terjadi pengumpulan cairan di jaringan tepi maupun penimbunan cairan di paru – paru. Orang yang merokok lebih dari 20 batang tembakau/hari memiliki risiko 6 kali lebih besar terkena infark miokard dibandingkan dengan bukan perokok. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama dari kematian di negara – negara industri dan berkembang, yaitu sekitar 30% dari semua penyakit jantung berkaitan dengan tembakau. 3. Arteriosklerosis Merokok merupakan penyebab utama timbulnya penyakit ini, yaitu menebal dan mengerasnya pembuluh darah. Arteriosklerosis menyebabkan pembuluh darah kehilangan elastisitas serta pembuluh darah menyempit. Arteriosklerosis dapat berakhir dengan penyumbatan yang disebabkan oleh gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah. Wanita yang merokok dan menggunakan pil kontrasepsi mempunyai kemungkinan untuk menderita penggumpalan pembuluh darah sekitar 10%. Dari 100 pasien yang menderita gangguan sirkulasi pada tungkai bawah (Arteriosklerosis Obliteran), 99 diantaranya adalah perokok. Ada 4 tingkat gangguan Arteriosklerosis Obliteran, yaitu: Tingkat I : Tanpa gejala Tingkat II : kaki sakit saat latihan, misalnya berjalan lebih dari 200 meter dan kurang dari 200m. Keluhan hilang bila istirahat. Tingkat III : keluhan timbul saat istirahat umunya saat malam hari dan bila tungkai ditinggikan Tingkat IV : Jaringan mati. Dalam stadium ini tindakan yang mungkin adalah amputasi. Jika penyumbatan terjadi di percabangan aorta daerah perut akan menimbulkan sakit di daerah pinggang termasuk pula timbulnya gangguan ereksi.
  • 15. 15 4. Tukak Lambung dan Tukak Usus 12 Jari Di dalam perut dan usus 12 jari terjadi keseimbangan antar pengeluaran asam yang dapat mengganggu lambung dengan daya perlindungan. Tembakau meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung dan usus 12 jari. Perokok menderita gangguan 2 kali lebih tinggi dari bukan perokok. 5. Efek Terhadap Bayi Ibu hamil yang merokok mengakibatkan kemungkinan melahirkan prematur. Jika kedua orang tuanya perokok mengakibatkan daya tahan bayi menurun pada tahun pertama, sehingga akan menderita radang paru-paru maupun bronchitis 2 kali lipat dibandingkan yang tidak merokok, sedangkan terhadap infeksi lain meningkat 30%. Terdapat bukti bahwa anak yang orang tuanya merokok menunjukkan perkembangan mentalnya terbelakang. 6. Efek Terhadap Otak dan Daya Ingat Akibat proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen. Kelainan tersebut dibagi menjadi 4 bentuk yaitu: Tingkat I : penyempitan kurang dari 75% tanpa disertai keluhan. Tingkat II : defisit neurologis sementara Tingkat III : defisit neurologist yang menghilang disekitar 3 hari atau frekuensinya meningkat Tingkat IV : terjadi infark otak yang lengkap dan menyebabkan defisit neurologist yang menetap Studi tentang hubungan tembakau dan daya ingat juga dilakukan baru – baru ini. Dari hasil analisis otak, peneliti dari Neuropsychiatric Institute University of California menemukan bahwa jumlah dan tingkat kepadatan sel yang digunakan untuk berpikir pada orang yang merokok jauh lebih rendah daripada orang yang tidak merokok. 7. Impotensi Pada laki – laki berusia 30 – 40 tahunan, merokok dapat meningkatkan disfungsi ereksi sekitar 50%. Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak mengalir bebas ke penis. Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan
  • 16. 16 baik. Merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin menyempitkan arteri yang menuju penis, mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis. Efek ini meningkat bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa tembakau telah merusak area lain dari tubuh. 8. Kanker Asap tembakau bertangggung jawab terhadap lebih dari 85% kanker paru - paru dan berhubungan dengan kanker mulut, faring, laring, esofagus, lambung, pankreas, mulut, saluran kencing, ginjal, ureter, kandung kemih, dan usus. Tipe kanker yang umumnya terjadi adalah kanker kandung kemih, kanker esofagus, kanker pada ginjal, kanker pada pankreas, kanker serviks, kanker payudara,dan lain-lain. Mekanisme kanker yang disebabkan tembakau yaitu merokok menyebabkan kanker pada berbagai organ, tetapi organ yang terpengaruh langsung oleh karsinogen adalah saluran nafas. Sebagian besar karsinogen dalam asap tembakau ditemukan pada fase tar seperti PAH dan fenol aromatik. Tembakau yang mengandung nitrosamine dan derivate nikotin juga bersifat karsinogen karena mudah diabsorpsi ke dalam darah. Berkembangnya pengetahuan tentang karsinogen meningkatkan usaha mengurangi konsentrasi berbagai senyawa dan kadar tar menurun hampir 3 kali sejak tahun 1955. pengurangan kadar senyawa tertentu dalam tembakau, akan mengubah pola merokok untuk memenuhi kebutuhannya. 9. Chronic Obstructive Pulnomary Diseases (COPD) Kebiasaan merokok mengubah bentuk jaringan saluran nafas dan fungsi pembersih menghilang, saluran membengkak dan menyempit. Seseorang yang menunjukkan gejala batuk berat selama paling kurang 3 bulan pada setiap tahun berjalan selama 2 tahun, dinyatakan mengidap bronchitis kronik. Hal tersebut terjadi pada separuh perokok diatas umur 40 tahun. Bronkus yang melemah kolaps sehingga udara tidak bisa disalurkan dan alveoli melebar menimbulkan empisema paru-paru. Kerusakan saluran napas umumnya dan paru - paru pada khususnya tersebut dipengaruhi oleh beberapa mekanisme seperti cedera akibat oksidasi dan aktivasi imunologik sehingga terjadi penyakit paru obstruksi kronik.
  • 17. 17 a. Cedera Akibat Oksidasi 1) Oksidasi Langsung Fase tar mengandung kuinon, radikal bebas semikuinon dan hidrokuinon dalam bentuk matriks polimer. Fase gas mengandung nitric oxide. Senyawa ini dapat mengubah oksigen menjadi radikal bebas superoksida dan selanjutnya menjadi radikal bebas hidroksil yang sangan merusak. 2) Oksidasi pada Cell-mediated Asap tembakau mengakibatkan peningkatan jumlah neutrofil dan makrofag secara nyata pada tembakau yang secara normal tidak terjadi pada bukan tembakau. Neutrofil dirangsang untuk melepas protease dan oksigen dari radikal bebas. Tembakau mengalami penurunan kadar vitamin E pada cairan alveolar, penurunan konsentrasi vitamin C dalam plasma dan peningkatan superoksida dismutase (SOD) serta aktivitas katalase dalam makrofag secara mencolok. b. Aktivasi Imunologik Perokok mengalami peningkatan kadar immunoglobulin E serum. Penyebabnya belum diketahui tetapi peningkatan mencapai hampir 2x lipat. Toksisitas dan kerusakan sel akibat oksidasi menimbulkan kerusakan permeabilitas sel mukosa saluran napas, sehingga memudahkan allergen untuk merangsang sel menjadi aktif secara imunologik. Merokok akan meningkatkan aktivitas subsets limfosit T untuk menghasilkan interleukin-4, suatu sitokin yang merangsang pembentukan Imunoglobulin. Hubungan kadar immunoglobulin E dan perburukan fungsi paru sudah terbukti pada asthma (penyempitan saluran napas), tetapi hal ini belum terbukti jelas pada perokok yang tidak menderita asma. 10. Interaksi Dengan Obat – Obat Perokok memetabolisme berbagai jenis obat lebih cepat daripada non perokok yang disebabkan enzim – enzim di mukosa, usus, atau hati oleh komponen dalam asap tembakau. Dengan demekian, efek obat – obat tersebut berkurang, sehingga perokok membutuhkan obat dengan dosis lebih tinggi daripada non perokok (analgetika, anksiolitika, dan obat anti angina).
  • 18. 18 11. Penyakit Pada Perokok Pasif Perokok pasif dapat terkena penyakit kanker paru – paru dan jantung koroner. Menghisap asap tembakau orang lain dapat memperburuk kondisi pengidap penyakit angina, asma, alergi dan gangguan pada wanita hamil. 2.7. Pengendalian Tembakau Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) telah mengeluarkan Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang merupakan perjanjian internasional, efektif berlaku sejak tanggal 27 Februari 2005. FCTC bertujuan untuk melindungi generasi saat ini dan yang akan datang dari kehancuran kesehatan, konsekuensi sosial, lingkungan dan ekonomi yang diakibatkan oleh rokok dan paparan asapnya. Selain itu, guna menarik perhatian dunia akan masalah epidemi tembakau, sejak tahun 1987 WHO menciptakan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang diperingati setiap tanggal 31 Mei. Pemerintah mempunyai kewajiban dan wewenang untuk melindungi masyarakat melalui: 1. Peningkatan cukai: Pengendalian tembakau tidak merugikan perekonomian negara, namun justru memberikan dampak positif. Peningkatan cukai sebesar 100% meningkatkan output perekonomian sebesar Rp. 335 milyar, pendapatan masyarakat sebesar Rp. 492 milyar dan lapangan pekerjaan sebanyak 281.135 pekerjaan baru. Sementara setiap kenaikan cukai sebesar 10% hanya akan mengurangi konsumsi sebesar 4% di negara maju dan 8% di negara berkembang. Kenaikan harga rokok karena naiknya cukai hanya akan dirasakan oleh orang miskin dan remaja. 2. Larangan iklan secara menyeluruh Larangan iklan secara menyeluruh merupakan upaya untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat khususnya anak-anak dan remaja. Anak- anak dan remaja merupakan sasaran utama produsen rokok. Diakui oleh industri rokok bahwa anak-anak dan remaja merupakan aset bagi keberlangsungan industri rokok. Untuk itu kebijakan larangan iklan rokok secara menyeluruh harus diterapkan untuk melindungi anak dan remaja dari
  • 19. 19 pencitraan produk tembakau yang menyesatkan. Pelarangan iklan rokok menyeluruh (total ban) mencakup iklan, promosi dan sponsorship yang meliputi pelarangan : a. Iklan, baik langsung maupun tidak langsung di semua media massa. b. Promosi dalam berbagai bentuk, misalnya potongan harga, hadiah, peningkatan citra perusahaan dengan menggunakan nama merek atau perusahaan. c. Sponsorship dalam bentuk pemberian beasiswa, pemberian bantuan untuk bidang pendidikan, kebudayaan, olah raga, lingkungan hidup, dan lain-lain. 3. Penerapan kawasan tanpa rokok Penerapan kawasan tanpa rokok melindungi hak bukan perokok untuk menghirup udara yang bersih dan sehat, bebas dari asap rokok. Larangan merokok perlu diterapkan di tempat-tempat umum, tempat kerja dan transportasi umum. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok tidak saja untuk memenuhi hak bukan perokok untuk menghirup udara bersih dan sehat, namun juga membantu perokok untuk dapat menahan / menunda kebiasaan merokoknya dan sebagai langkah awal perokok untuk berhenti merokok. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok juga semakin menyadarkan banyak orang akan bahaya adiktif rokok dan mengembalikan norma untuk tidak merokok di tempat umum, utamanya di ruangan tertutup. 4. Peringatan kesehatan berbentuk gambar Peringatan kesehatan berbentuk gambar pada bungkus rokok adalah sarana informasi dan edukasi yang murah dan efektif. Murah karena pemerintah tidak perlu mengeluarkan anggaran khusus untuk mendidik masyarakat akan bahaya merokok, khususnya masyarakat yang buta huruf. Gambar yang ditampilkan dapat mempengaruhi perilaku dan merubah sikap orang untuk tidak merokok. Karena peringatan kesehatan berbentuk gambar itu memberikan gambaran grafis tentang komplikasi penyakit akibat merokok. Hal ini juga secara langsung maupun tidak langsung dapat menangkal iklan rokok yang cenderung menyesatkan. Kebijakan Peringatan Kesehatan berbentuk gambar menunjukkan keseriusan pemerintah dalam upaya pengendalian tembakau.
  • 20. 20 Semua fakta di atas menunjukkan perlunya intervensi pemerintah dalam bentuk kebijakan pengendalian tembakau. Guna memperluas perlawanan terhadap epidemi tembakau, World Health Organization (WHO) menyarankan enam langkah-langkah pengendalian tembakau dan kematian yang disebut dengan strategi MPOWER. 1. Monitor Penggunaan Tembakau dan Pencegahannya Monitor penggunaan tembakau dan dampak yang ditimbulkannya harus diperkuat untuk kepentingan perumusan kebijakan. Saat ini 2/3 negara berkembang di seluruh dunia tidak memiliki data dasar penggunaan tembakau pada anak muda dan orang dewasa. Hampir 2/3 perokok tinggal di 10 negara dan Indonesia menduduki posisi ketiga. 2. Perlindungan terhadap Asap Tembakau Asap rokok tidak hanya berbahaya bagi orang yang menghisap rokok tetapi juga orang di sekitarnya (perokok pasif). Lebih dari separuh negara di dunia, dengan populasi mendekati 2/3 penduduk dunia, masih membolehkan merokok di kantor pemerintah, tempat kerja dan di dalam gedung. Perlindungan terhadap asap tembakau hanya efektif apabila diterapkan Kawasan Tanpa Rokok 100%. 3. Optimalkan Dukungan untuk Berhenti Merokok Tiga dari 4 perokok di seluruh dunia menyatakan ingin berhenti merokok namun bantuan komprehensif yang tersedia baru dapat menjangkau 5% nya. Bantuan yang dapat diberikan adalah: a. Pelayanan konsultasi bantuan berhenti merokok yang terintegrasi di pelayanan kesehatan primer b. Quitline: Telepon layanan bantuan berhenti merokok yang mudah diakses dan cuma-Cuma c. Terapi obat yang murah dengan pengawasan dokter.
  • 21. 21 4. Waspadakan Masyarakat akan Bahaya Tembakau Walaupun sebagian besar perokok tahu bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan, namun kebanyakan dari mereka tidak tahu apa bahayanya. Karena itulah, pesan kesehatan wajib dicantumkan dalam bentuk gambar. 5. Eliminasi iklan, Promosi dan Sponsor terkait Tembakau Pemasaran tembakau memiliki peranan besar dalam meningkatkan gangguan kesehatan dan kematian karena tembakau. Larangan terhadap promosi produk tembakau adalah senjata yang ampuh untuk memerangi tembakau. Sepuluh tahun sejak inisiasi larangan iklan rokok dijalankan, konsumsi rokok di negara dengan larangan iklan turun 9 kali lipat dibandingkan dengan negara tanpa larangan iklan. 6. Raih Kenaikan Cukai Tembakau Dengan menaikkan cukai tembakau, harga rokok menjadi lebih mahal. Hal ini merupakan cara yang paling efektif dalam menurunkan pemakaian tembakau dan mendorong perokok untuk berhenti.
  • 22. 22 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Dari pembahasan dari bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Produk Tembakau adalah suatu produk yang secara keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau sebagai bahan bakunya yang diolah untuk digunakan dengan cara dibakar, dihisap, dan dihirup atau dikunyah. 2. Sepuuh manfaat dari daun tembakau, adalah hasilkan protein anti kanker, melepaskan gigitan lintah, obat diabetes dan antibodi, anti radang,obat HIV/AIDS, pemelihara kesehatan ternak, penghilang embun, obat luka dan sebagai biofuel. 3. Dampak tembakau pada rokok bagi kesehatan adalah efek tembakau terhadap susunan saraf pusat, penyakit kardiovaskuler, arteriosklerosis, tukak lambung dan tukak usus 12 jari, efek terhadap bayi, efek terhadap otak dan daya ingat, impotensi, kanker, chronic obstructive pulnomary diseases (COPD), interaksi dengan obat – obat dan penyakit pada perokok pasif. 4. Enam langkah-langkah pengendalian tembakau dan kematian yang disebut dengan strategi MPOWER menurut WHO adalah monitor penggunaan tembakau dan pencegahannya, perlindungan terhadap asap tembakau, optimalkan dukungan untuk berhenti merokok, waspadakan masyarakat akan bahaya tembakau, eliminasi iklan, promosi dan sponsor terkait tembakau, dan raih kenaikan cukai tembakau 3.2. Saran Dibandingkan dengan manfaat tembakau, lebih banyak dampak tembakau terhadap kesehatan terkhusus tembakau yang telah dijadikan rokok.oleh karena itu sebaiknya tidak mengkonsumsi tembakau dalam bentuk apapun. Untuk mengendalian tembakau sebaiknya strategi MPOWER harus dilaksanakan secara keseluruhan untuk mencapai hasil yang efektif.
  • 23. 23 DAFTAR PUSTAKA Anonymous. BAB I Pendahuluan (online) http://repository.usu.ac.id/bitstream/12 3456789/20739/4/Chapter%20I.pdf, diakses pada 16 Maret 2013 pukul 14. 23 WITA. Anonymous. BAB II Tinjauan Pustaka (online) http://repository.usu.ac.id/ bitstream/123456789/22539/4/Chapter%20II.pdf, diakses pada 16 Maret 2013 pukul 14.20 WITA. Anonymous. BAB I Pendahuluan (online) http://digilib.its.ac.id/public/ITS- Undergraduate-15274-1506100021-Chapter1.pdf, diakses 16 Maret 2013 pukul 15.46 WITA. Anonymous. Kebijakan Pengendalian Tembakau (online) http://www.ino.searo.who.int/LinkFiles/TobaccoInitiativeBab5Kebijakan PengendalianTembakau.doc./, diakses pada 16 Maret 2013 pukul 15.03 WITA. Anonymous. 2009. Dampak Tembakau dan Pengendaliannya di Indonesia (online) http://whoindonesia.healthrepository.org/bitstream/123456789/643/1/Book let%20of%20Tobacco%20Economics...(INO%20FFC%20011%20XK%2 008%20SE-09-228726).pdf , diakses pada 16 Maret 2013 pukul 14.04 WITA. Anonymous. 2009. Sejarah Tembakau diantara Persepsi dan Komoditas (online) http://umum.kompasiana.com/2009/08/19/sejarah-tembakau-di-antara-per sepsi-dan-komoditas/, diakses pada 16 Maret 2013 pukul 15.46 WITA. Anonymous. 2011. 10 Manfaat Tembakau Selain Bahan Baku Rokok (online) http://www.tahukahkamu.com/2011/12/10-manfaat-tembakau-selain-seba gai.html#ixzz2NgbpHDFQ, diakses pada 16 Maret 2013 pukul 15.40 WITA.
  • 24. 24 Anonymous. 2012. Manfaat Tembakau Selain Bahan Baku Rokok (online) http://www.ristizona.com/2012/09/manfaat-tembakau-selain-bahan-baku- rokok.html diakses pada 16 maret 2013 pukul 15.35 WITA. Gondodiputro,S. 2007. Bahaya Tembakau dan Bentuk-bentuk Sediaan Tembakau (online) http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasidosen /Rokok.PDF, diakses pada 16 Maret 2013 pukul 14. 31 WITA. Mappajarungi M., 2012. Manfaat Lain dari Tembakau (online) http://mataharinews.com/kesehatan/obat-penyakit/1396-manfaat-lain-tem bakau.html, diakses pada 16 Maret 2013 pukul 15.29 WITA. Mawahib. 2009. Tembakau dan Rokok - Sejarah - Kretek - Sigaret - Kelembak - Kemenyan - Usaha - Bisnis - Seputar Tembakau Rokok Indonesia (online) http://mawahib.xtgem.com/, diakses pada 16 Maret 2013 pukul 15.22 WITA. PP RI No. 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif (online) http://www.depkes.go.id/downloads/PP/PP/109/tahun/ 2012/tentang/PENGAMANAN/BAHAN/YANG/MENGANDUNG/ZAT/ ADIKTIF/BERUPA/PRODUK/TEMBAKAU/BAGI/KESEHATAN.pdf, diakses pada 16 Maret 2013 pukul 15.23 WITA.