MAKALAH ANDROID
BAB 1 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Android merupakan sistem operasi Linux yang dirancang untuk perangkat 
seluler layar sentuh seperti telepon dan komputer tablet. Android awalnya 
dikembangkan oleh Android, Inc., dengan dukungan finansial dari Google. Lalu 
kemudian dibeli pada tahun 2005. . Sistem operasi ini dirilis secara resmi pada tahun 
2007, bersamaan dengan didirikannya Open Handset Alliance, konsorsium dari 
perusahaan-perusahaan perangkat keras, perangkat lunak, dan telekomunikasi yang 
bertujuan untuk memajukan standar terbuka perangkat seluler. Ponsel Android 
pertama kali mulai dijual pada bulan Oktober 2008. Android adalah sistem operasi 
dengan sumber terbuka, dan Google merilis kodenya di bawah Lisensi Apache. Kode 
dengan sumber terbuka dan lisensi perizinan pada Android memungkinkan perangkat 
lunak untuk dimodifikasi secara bebas dan didistribusikan oleh para pembuat 
perangkat, operator nirkabel, dan pengembang aplikasi. Selain itu, Android memiliki 
sejumlah besar komunitas pengembang aplikasi yang memperluas fungsionalitas 
perangkat, umumnya ditulis dalam versi kustomisasi bahasa 
pemrograman Java. Pada bulan Oktober 2012, ada sekitar 700.000 aplikasi yang 
tersedia untuk Android, dan sekitar 25 juta aplikasi telah diunduh dari Google Play, 
toko aplikasi utama Android. Sebuah survey pada bulan April-Mei 2013 menemukan 
bahwa Android adalah platform paling populer bagi para pengembang, digunakan oleh 
71% pengembang aplikasi seluler. 

B. Rumusan Masalah 
1. Bagaimana sejarah perkembangan Android? 
2. Bagaimana deskripsi system operasi Android? 
3. Bagaimana pengembangan system operasi Android? 
4. Bagimana keemanan dan privasi system operasi Android? 
5. Bagaimana lisensi dan penerimaan system operasi Android? 
6. Apa Kelebihan dan Kelemahan Android? 
7. Apa saja macam-macam versi Android? 
8. Bagaimana perbandingan Android Jelly Bean 4.1 dengan Android 
Gingerbread 2.3? 
C. Tujuan 
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu agar pembaca dapat mengenal 
lebih dalam seputar perkembangan teknologi system operasi Android 
dari mulai sejarah sampai macam-macam Android dari versi pertama 
sampai versi terbaru. 
D. Manfaat 
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, yang 
tadinya belum mengerti system operasi Android menjadi lebih mengerti 
apa itu system operasi Android.
PEMBABHAASBAN II 
A. Sejarah Android 
Android, Inc. Didirikan di Palo Alto, California, pada bulan Oktober 2003 oleh Andy 
Rubin (pendiri Danger), Rich Miner (pendiri Wildfire Communications, Inc.), Nick 
Sears (mantan VP T-Mobile), dan Chris White (kepala desain dan pengembangan 
antarmuka webtv) untuk mengembangkan "perangkat seluler pintar yang lebih sadar 
akan lokasi dan preferensi penggunanya". Tujuan awal pengembangan Android adalah 
untuk mengembangkan sebuah sistem operasi canggih yang diperuntukkan bagi kamera 
digital, namun kemudian disadari bahwa pasar untuk perangkat tersebut tidak cukup 
besar, dan pengembangan Android lalu dialihkan bagi pasar telepon pintar untuk 
menyaingi Symbian dan Windows Mobile (iphone Apple belum dirilis pada saat 
itu). Meskipun para pengembang Android adalah pakar-pakar teknologi yang 
berpengalaman, Android Inc. Dioperasikan secara diam-diam, hanya diungkapkan bahwa 
para pengembang sedang menciptakan sebuah perangkat lunak yang diperuntukkan bagi 
telepon seluler. Masih pada tahun yang sama, Rubin kehabisan uang. Steve Perlman, 
seorang teman dekat Rubin, meminjaminya $10.000 tunai dan menolak tawaran saham 
di perusahaan. 
Google mengakuisisi Android Inc. Pada tanggal 17 Agustus 2005, menjadikannya 
sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Google. Pendiri Android Inc. 
Seperti Rubin, Miner dan White tetap bekerja di perusahaan setelah diakuisisi oleh 
Google. Setelah itu, tidak banyak yang diketahui tentang perkembangan Android Inc. 
Namun banyak anggapan yang menyatakan bahwa Google berencana untuk memasuki 
pasar telepon seluler dengan tindakannya ini. Di Google, tim yang dipimpin oleh Rubin 
mulai mengembangkan platform perangkat seluler dengan menggunakan kernel Linux.
B. Deskripsi Android 
1. Antarmuka 
Deskripsi antarmuka pengguna pada Android didasarkan pada manipulasi 
langsung, menggunakan masukan sentuh yang serupa dengan tindakan di 
dunia nyata, misalnya menggesek (swiping), mengetuk (tapping), dan 
mencubit (pinching), untuk memanipulasi obyek di layar. Masukan pengguna 
direspon dengan cepat dan juga tersedia antarmuka sentuh layaknya 
permukaan air, seringkali menggunakan kemampuan getaran perangkat untuk 
memberikan umpan balik haptik kepada pengguna. 
Perangkat keras internal seperti akselerometer, giroskop, dan sensor 
proksimitas digunakan oleh beberapa aplikasi untuk merespon tindakan 
pengguna, misalnya untuk menyesuaikan posisi layar dari potret ke lanskap, 
tergantung pada bagaimana perangkat diposisikan, atau memungkinkan 
pengguna untuk mengarahkan kendaraan saat bermain balapan dengan 
memutar perangkat sebagai simulasi kendali setir. Ketika dihidupkan, 
perangkat Android akan boot pada layar depan (homescreen), yakni navigasi 
utama dan pusat informasi pada perangkat, serupa 
dengan desktop pada komputer pribadi. Layar depan Android biasanya terdiri 
dari ikon aplikasi dan widget; ikon aplikasi berfungsi untuk menjalankan 
aplikasi terkait, sedangkan widget menampilkan konten secara langsung dan 
terbarui otomatis, misalnya prakiraan cuaca, kotak masuk surelpengguna, 
atau menampilkan tiker berita secara langsung dari layar depan. Layar depan 
bisa terdiri dari beberapa halaman, pengguna dapat menggeser bolak balik 
antara satu halaman ke halaman lainnya, yang memungkinkan pengguna 
Android untuk mengatur tampilan perangkat sesuai dengan selera mereka
2. Aplikasi 
Android memungkinkan penggunanya untuk memasang aplikasi pihak ketiga, baik 
yang diperoleh dari toko aplikasi seperti Google Play, Amazon Appstore, ataupun 
dengan mengunduh dan memasang berkas APK dari situs pihak ketiga. Di Google 
Play, pengguna bisa menjelajah, mengunduh, dan memperbarui aplikasi yang 
diterbitkan oleh Google dan pengembang pihak ketiga, sesuai dengan persyaratan 
kompatibilitas Google. Google Play akan menyaring daftar aplikasi yang tersedia 
berdasarkan kompatibilitasnya dengan perangkat pengguna, dan pengembang 
dapat membatasi aplikasi ciptaan mereka bagi operator atau negara tertentu untuk 
alasan bisnis. Pembelian aplikasi yang tidak sesuai dengan keinginan pengguna 
dapat dikembalikan dalam waktu 15 menit setelah pengunduhan. Beberapa 
operator seluler juga menawarkan tagihan langsung untuk pembelian aplikasi di 
Google Play dengan cara menambahkan harga pembelian aplikasi pada tagihan 
bulanan pengguna. Pada bulan September 2012, ada lebih dari 675.000 aplikasi 
yang tersedia untuk Android, dan perkiraan jumlah aplikasi yang diunduh dari Play 
Store adalah 25 miliar. 
Aplikasi Android dikembangkan dalam bahasa Java dengan menggunakan 
kit pengembangan perangkat lunak Android (SDK). 
SDK ini terdiri dari seperangkat perkakas pengembangan, termasuk 
debugger, perpustakaan perangkat lunak, emulator handset yang berbasis QEMU, 
dokumentasi, kode sampel, dan tutorial. Didukung secara resmi oleh lingkungan 
pengembangan terpadu (IDE) Eclipse, yang menggunakan plugin Android 
Development Tools (ADT). Perkakas pengembangan lain yang tersedia di 
antaranya adalah Native Development Kit untuk aplikasi atau ekstensi dalam C 
atau C++, Google App Inventor, lingkungan visual untuk pemrogram pemula, dan 
berbagai kerangka kerja aplikasi web seluler lintas platform.
C. Perkembangan Android 
Android dikembangkan secara pribadi oleh Google sampai perubahan terbaru dan pembaruan siap 
untuk dirilis, dan informasi mengenai kode sumber juga mulai diungkapkan kepada publik. Kode 
sumber ini hanya akan berjalan tanpa modifikasi pada perangkat tertentu, biasanya pada 
seri Nexus. 
Ada binari tersendiri yang disediakan oleh produsen agar Android bisa beroperasi. Logo Android 
yang berwarna hijau dirancang oleh desainer grafis Irina Blok. 
1. Linux 
Android terdiri dari kernel yang berbasis kernel Linux versi 3.x (versi 2.6 pada Android 4.0 Ice 
Cream Sandwich dan pendahulunya). Peranti tengah, perpustakaan perangkat lunak, 
dan API ditulis dalam C, dan perangkat lunak aplikasi berjalan pada kerangka kerja aplikasi, 
termasuk perpustakan kompatibel-Java yang berbasis Apache Harmony. Android 
menggunakan mesin virtual Dalvik dengan kompilasi tepat waktu untuk menjalankan 'dex-code' 
Dalvik (Dalvik Executable), biasanya diterjemahkan dari kodebit Java. Platform perangkat keras 
utama pada Android adalah arsitektur ARM. Ada juga dukungan untuk x86 dari proyek Android-x86 
dan Google TV menggunakan versi x86 khusus Android. Pada tahun 
2013, Freescale mengumumkan melibatkan Android dalam prosesor i.MX buatannya, yakni seri 
i.MX5X dan i.MX6X. Pada 2012, prosesor Intel juga mulai muncul pada platform utama Android, 
misalnya pada telepon seluler. 
Arsitektur kernel Linux pada Android telah diubah oleh Google, berbeda dengan siklus 
pengembangan kernel Linux biasa. Secara standar, Android tidak memiliki X Window System asli 
ataupun dukungan set lengkap dari perpustakaan GNU standar. Oleh sebab itu, sulit untuk 
memporting perpustakaan atau aplikasi Linux pada Android. Dukungan untuk aplikasi simpel C 
dan SDL bisa dilakukan dengan cara menginjeksi shim Java dan menggunakan JNI, misalnya 
pada port Jagged Alliance 2 untuk Android.
Salah satu fitur yang coba disumbangkan oleh Google untuk kernel Linux adalah fitur 
manajemen daya yang disebut "wakelocks", namun fitur ini ditolak oleh pengembang 
kernel utama karena mereka merasa bahwa Google tidak menunjukkan niatnya untuk 
mengembangkan kodenya sendiri. Pada bulan April 2010, Google mengumumkan bahwa 
mereka akan menyewa dua karyawan untuk mengembangkan komunitas kernel 
Linux. Namun Greg Kroah-Hartman, pengelola kernel Linux versi stabil, menyatakan 
pada bulan Desember 2010; ia khawatir bahwa Google tak lagi berusaha untuk 
mengubah kode utama Linux. Beberapa pengembang Android di Google mengisyaratkan 
bahwa "tim Android sudah mulai jenuh dengan proses ini", karena mereka hanyalah tim 
kecil dan dipaksa untuk melakukan pekerjaan yang mendesak demi keberlangsungan 
Android. 
Pada Agustus 2011, Linus Torvalds menyatakan: "akhirnya Android dan Linux akan 
kembali pada kernel umum, tapi mungkin hanya untuk empat atau lima tahun 
kedepan". Pada Desember 2011, Greg Kroah-Hartman mengumumkan dimulainya 
Android Mainlining Project, yang bertujuan untuk mengembalikan beberapa pemacu, 
patch, dan fitur Android pada kernel Linux, yang dimulai dengan Linux 3.3. Setelah upaya 
sebelumnya gagal, Linux akhirnya menyertakan fitur wakelocks dan autosleep pada 
kernel 3.5. Antarmukanya masih sama, namun implementasi Linux yang baru memiliki 
dua mode suspend berbeda: suspend ke penyimpanan (suspendtradisional yang 
digunakan oleh Android), dan ke cakram (hibernasi, serupa dengan fitur yang ada pada 
desktop). Penyertaan fitur baru ini akan rampung pada Kernel 3.8, Google telah 
membuka repositori kode publik yang berisi karya eksperimental mereka untuk 
mendesain ulang Android dengan Kernel 3.8.
Memori kilat (flash storage) pada perangkat Android dibagi menjadi beberapa partisi, 
misalnya "/system" untuk sistem operasi, dan "/data" untuk pemasangan aplikasi dan 
data pengguna. Berbeda dengan distribusi desktop Linux, pemilik perangkat Android 
tidak diberikan akses root pada sistem operasi, dan partisi sensitif seperti /system 
bersifat read-only. Namun, akses root dapat diperoleh dengan cara memanfaatkan 
kelemahan keamanan pada Android, cara ini sering digunakan oleh komunitas sumber 
terbuka untuk meningkatkan kinerja perangkat mereka, namun juga bisa dimanfaatkan 
oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menyebarkan virus dan perangkat 
perusak. 
Terkait dengan masalah apakah Android bisa digolongkan ke dalam distribusi Linux 
masih diperdebatkan secara luas. Linux Foundation dan Chris Di Bona, kepala sumber 
terbuka Google, mendukung hal ini. Sedangkan yang lainnya, seperti teknisi Google 
Patrick Brady, menentangnya, ia beralasan bahwa Android kurang mendukung sebagian 
besar perkakas GNU, termasuk glibc. 
2. Pengelolaan Memory 
Karena perangkat Android umumnya bertenaga baterai, Android dirancang untuk 
mengelola memori (RAM) guna menjaga konsumsi daya minimal, berbeda dengan 
sistem operasi desktop yang bisa terhubung pada sumber daya listrik tak terbatas. Ketika 
sebuah aplikasi Android tidak lagi digunakan, sistem secara otomatis akan 
menangguhkannya (suspend) dalam memori – secara teknis aplikasi tersebut masih 
"terbuka", namun dengan ditangguhkan, aplikasi tidak akan mengkonsumsi sumber daya 
(misalnya daya baterai atau daya pemrosesan), dan akan "diam" di latar belakang 
hingga aplikasi tersebut digunakan kembali. Cara ini memiliki manfaat ganda, tidak 
hanya meningkatkan respon perangkat Android karena aplikasi tidak perlu ditutup dan 
dibuka kembali dari awal setiap saat, tetapi juga memastikan bahwa aplikasi yang 
berjalan di latar belakang tidak menghabiskan daya secara sia-sia.
Android mengelola aplikasi yang tersimpan di memori secara otomatis: ketika memori 
lemah, sistem akan menonaktifkan aplikasi dan proses yang tidak aktif untuk sementara 
waktu, aplikasi akan dinonaktifkan dalam urutan terbalik, dimulai dari yang terakhir 
digunakan. Proses ini tidak terlihat oleh pengguna, jadi pengguna tidak perlu mengelola 
memori atau menonaktifkan aplikasi secara manual. Namun, kebingungan pengguna 
atas pengelolaan memori pada Android telah menyebabkan munculnya beberapa 
aplikasi task killer pihak ketiga yang populer di Google Play. 
3. Pembaruan Android 
Google menyediakan pembaruan utama bagi versi Android, dengan jangka waktu setiap 
enam sampai sembilan bulan. Sebagian besar perangkat mampu menerima 
pembaruan melalui udara (OTA). Pembaruan utama terbaru adalah Android 4.3 Jelly 
Bean. Dibandingkan dengan sistem operasi seluler saingan utamanya, yaitu ios, 
pembaruan Android biasanya lebih lambat diterima oleh perangkat penggunanya. Untuk 
perangkat selain merek Nexus, pembaruan biasanya baru bisa diterima dalam waktu 
berbulan-bulan setelah dirilisnya versi resmi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya 
variasi perangkat keras Android, sehingga setiap pembaruan harus disesuaikan secara 
khusus, misalnya: kode sumber resmi Google hanya berjalan pada 
perangkat Nexus. Porting Android pada perangkat keras tertentu yang dilakukan oleh 
produsen telepon seluler membutuhkan waktu dan proses, para produsen ini umumnya 
mengutamakan perangkat terbaru mereka untuk menerima pembaruan, dan 
mengenyampingkan perangkat lama. Oleh sebab itu, telepon pintar lama seringkali tidak 
diperbarui jika produsen memutuskan bahwa itu hanya menghabiskan waktu, meskipun 
sebenarnya perangkat tersebut mampu menerima pembaruan. Masalah ini diperparah 
ketika produsen menyesuaikan Android dengan antarmuka dan aplikasi ciptaan mereka, 
yang mana ini harus diterapkan kembali untuk setiap perilisan terbaru.
Kurangnya dukungan pasca-penjualan dari produsen ponsel dan operator telah 
menimbulkan kritikan dari para konsumen dan media teknologi. Beberapa pengkritik 
menyatakan bahwa industri memiliki motif keuangan untuk tidak memperbarui perangkat 
mereka, seperti tidak adanya pembaruan bagi perangkat lama dan memperbarui 
perangkat yang baru dengan tujuan meningkatkan penjualan, sikap yang mereka sebut 
"menghina". The Guardian melaporkan bahwa metode pembaruan yang rumit terjadi 
karena produsen ponsel dan operator-lah yang telah merancangnya seperti itu. Pada 
2011, Google, yang bekerjasama dengan sejumlah perusahaan industri, membentuk 
"Android Update Alliance", dengan janji bahwa mereka akan memberikan pembaruan 
secara tepat waktu bagi setiap perangkat dalam jangka 18 bulan setelah dirilisnya versi 
resmi. Sejak didirikan hingga tahun 2013, aliansi ini tak pernah disebut-sebut lagi. 
4. Komunitas Terbuka Android 
Android memiliki komunitas pengembang dan penggemar aktif yang menggunakan kode 
sumber Android untuk mengembangkan dan mendistribusikan versi modifikasi Android 
buatan mereka. Komunitas pengembang ini seringkali memberikan pembaruan dan fitur-fitur 
baru bagi perangkat lebih cepat jika dibandingkan dengan produsen/operator, 
meskipun pembaruan tersebut tidak menjalani pengujian ekstensif atau tidak memiliki 
jaminan kualitas. Mereka berupaya untuk terus memberikan dukungan bagi perangkat-perangkat 
lama yang tak lagi menerima pembaruan resmi, ataupun memodifikasi 
perangkat Android agar bisa berjalan dengan menggunakan sistem operasi lain, 
misalnya HP touchpad. Komunitas ini seringkali merilis pembaruan bagi perangkat pra-rooted, 
dan berisi modifikasi yang tidak cocok bagi pengguna non-teknis.
Cyanogenmod adalah perangkat tegar (firmware) komunitas yang paling banyak 
digunakan, dan menjadi dasar bagi sejumlah firmware lainnya. Secara historis, produsen 
perangkat dan operator seluler biasanya tidak mendukung pengembangan firmware oleh 
pihak ketiga. Produsen khawatir bahwa akan muncul fungsi yang tidak sesuai jika 
perangkat menggunakan perangkat lunak yang tidak resmi, sehingga akan 
menyebabkan munculnya biaya tambahan. Selain itu, firmware modifikasi seperti 
cyanogenmod kadang-kadang menawarkan fitur yang membuat operator harus 
mengeluarkan biaya premium, misalnya tethering. 
Akibatnya, kendala teknis seperti terkuncinya bootloader dan terbatasnya akses 
untuk root umumnya bisa ditemui di kebanyakan perangkat Android. Namun, perangkat 
lunak buatan komunitas pengembang semakin populer, dan setelah Kongres 
Pustakawan Amerika Serikat mengijinkan "jailbreaking" perangkat seluler, produsen 
ponsel dan operator mulai memperlunak sikap mereka terhadap pengembang pihak 
ketiga. Beberapa produsen ponsel, termasuk HTC, Motorola, Samsung dan Sony, mulai 
memberikan dukungan dan mendorong pengembangan perangkat lunak pihak ketiga. 
Sebagai hasilnya, kendala pembatasan perangkat keras untuk memasang firmware tidak 
resmi mulai berkurang secara bertahap setelah meningkatnya jumlah perangkat yang 
memiliki kemampuan untuk membukabootloader, sama dengan seri ponsel Nexus, 
meskipun pengguna harus kehilangan garansi perangkat mereka jika 
melakukannya. Akan tetapi, meskipun produsen ponsel telah menyetujui pengembangan 
perangkat lunak pihak ketiga, beberapa operator seluler di Amerika Serikat masih 
mewajibkan ponsel penggunanya untuk "dikunci". 
Kemampuan untuk membuka dan meretas sistem pada telepon pintar dan tablet terus 
menjadi sumber perdebatan antar komunitas pengembang dan industri; komunitas 
beralasan bahwa pengembangan tidak resmi dilakukan karena industri gagal 
memberikan pembaruan yang tepat waktu bagi pengguna, atau untuk tetap melanjutkan 
dukungan versi terbaru bagi perangkat mereka.
D. Keamanan dan Privasi Android 
Aplikasi Android berjalan di sandbox, sebuah area terisolasi yang tidak memiliki akses 
pada sistem, kecuali izin akses yang secara eksplisit diberikan oleh pengguna ketika 
memasang aplikasi. Sebelum memasang aplikasi,Play Store akan menampilkan semua 
izin yang diperlukan, misalnya: sebuah permainan perlu mengaktifkan getaran atau 
menyimpan data pada Kartu SD, tapi tidak perlu izin untuk membaca SMS atau 
mengakses buku telepon. Setelah meninjau izin tersebut, pengguna dapat memilih untuk 
menerima atau menolaknya, dan bisa memasang aplikasi hanya jika mereka 
menerimanya. 
Sistem sandbox dan perizinan pada Android bisa mengurangi dampak kerentanan 
terhadap bug pada aplikasi, namun ketidaktahuan pengembang dan terbatasnya 
dokumentasi telah menghasilkan aplikasi yang secara rutin meminta izin yang tidak 
perlu, sehingga mengurangi efektivitasnya. Beberapa perusahaan keamanan perangkat 
lunak seperti Avast, Lookout Mobile Security, AVG Technologies, dan mcafee, telah 
merilis perangkat lunak antivirus ciptaan mereka untuk perangkat Android. Perangkat 
lunak ini sebenarnya tidak bekerja secara efektif karena sandbox juga bekerja pada 
aplikasi tersebut, sehingga membatasi kemampuannya untuk memindai sistem secara 
lebih mendalam. 
Hasil penelitian perusahaan keamanan Trend Micro menunjukkan bahwa 
penyalahgunaan layanan premium adalah tipe perangkat perusak (malware) paling 
umum yang menyerang Android; pesan teks akan dikirim dari ponsel yang telah terinfeksi 
ke nomor telepon premium tanpa persetujuan atau sepengetahuan pengguna. Perangkat 
perusak lainnya akan menampilkan iklan yang tidak diinginkan pada perangkat, atau 
mengirim informasi pribadi pada pihak ketiga yang tak berwenang. Ancaman keamanan 
pada Android dilaporkan tumbuh secara eksponensial, namun teknisi di Google 
menyatakan bahwa perangkat perusak dan ancaman virus pada Android hanya dibesar-besarkan 
oleh perusahaan antivirus untuk alasan komersial, dan menuduh industri 
antivirus memanfaatkan situasi tersebut untuk menjual produknya kepada 
pengguna. Google menegaskan bahwa keberadaan perangkat perusak berbahaya pada 
Android sebenarnya sangat jarang, dan survei yang dilakukan oleh F-Secure 
menunjukkan bahwa hanya 0,5% dari perangkat perusak Android yang berasal dari 
Google Play.
Google baru-baru ini menggunakan pemindai perangkat perusak Google 
Bouncer untuk mengawasi dan memindai aplikasi di Google Play. Tindakan 
ini bertujuan untuk menandai aplikasi yang mencurigakan dan 
memperingatkan pengguna atas potensi masalah pada aplikasi sebelum 
mereka mengunduhnya. Android versi 4.2 Jelly Bean dirilis pada tahun 2012 
dengan fitur keamanan yang ditingkatkan, termasuk pemindai perangkat 
perusak yang disertakan dalam sistem; pemindai ini tidak hanya memeriksa 
aplikasi yang dipasang dari Google Play, namun juga bisa memindai aplikasi 
yang diunduh dari situs-situs pihak ketiga. Sistem akan memberikan 
peringatan yang memberitahukan pengguna ketika aplikasi mencoba 
mengirim pesan teks premium, dan memblokir pesan tersebut, kecuali jika 
pengguna mengijinkannya. 
Telepon pintar Android memiliki kemampuan untuk melaporkan lokasi titik 
akses Wi-Fi, terutama jika pengguna sedang bepergian, untuk menciptakan 
basis data yang berisi lokasi fisik dari ratusan juta titik akses tersebut. Basis 
data ini membentuk peta elektronik yang bisa memosisikan lokasi telepon 
pintar. Hal ini memungkinkan pengguna untuk menjalankan aplikasi 
seperti Foursquare, Google Latitude, Facebook Places, dan untuk 
mengirimkan iklan berbasis lokasi. Beberapa perangkat lunak pemantau 
pihak ketiga juga bisa mendeteksi saat informasi pribadi dikirim dari aplikasi 
ke server jarak jauh. Sifat sumber terbuka Android memungkinkan kontraktor 
keamanan untuk menyesuaikan perangkat dengan penggunaan yang sangat 
aman. Misalnya, Samsung bekerjasama dengan General Dynamics melalui 
proyek "Knox" Open Kernel Labs.
Lisensi dan Penerimaan Android 
Kode sumber untuk Android tersedia di bawah lisensi perangkat lunak sumber terbuka 
dan bebas. Google menerbitkan sebagian besar kode (termasuk kode jaringan dan 
telepon) di bawahlisensi Apache versi 2.0. Sisanya, perubahan kernel Linux berada di 
bawah GNU General Public License versi 2. Open Handset Alliance mengembangkan 
perubahan kernel Linux dengan kode sumber terbuka yang dipubikasikan setiap saat. 
Selebihnya, Android dikembangkan secara pribadi oleh Google, dengan kode sumber 
yang diterbitkan untuk umum ketika versi baru diluncurkan. Biasanya Google 
bekerjasama dengan produsen perangkat keras untuk mengembangkan sebuah 
perangkat "andalan" (misalnya seri Google Nexus) yang disertai dengan versi baru 
Android, kemudian menerbitkan kode sumbernya setelah perangkat tersebut dirilis. 
Pada awal 2011, Google memilih untuk menahan sementara kode sumber Android untuk 
tablet yang dirilis dengan versi 3.0 Honeycomb. Menurut Andy Rubin dalam sebuah 
posting blog resmi Android, alasannya karena Honeycomb dirilis untuk berjalan pada 
produk Motorola Xoom, dan Google tidak ingin pihak ketiga "memperburuk pengalaman 
pengguna" dengan mencoba mengoperasikan versi Android yang ditujukan untuk tablet 
pada telepon pintar. Kode sumber tersebut akhirnya dipublikasikan pada bulan 
November 2011 dengan dirilisnya Android 4.0 Ice Cream Sandwich. 
Meskipun bersifat terbuka, produsen perangkat tidak bisa menggunakan merek 
dagang Android Google seenaknya, kecuali Google menyatakan bahwa perangkat 
tersebut sesuai dengan Compatibility Definition Document (CDD) mereka. Perangkat 
juga harus memenuhi lisensi persyaratan aplikasi sumber tertutup Google, 
termasuk Google Play. Richard Stallman dan Free Software Foundation telah mengkritik 
mengenai rumitnya permasalahan merek Android ini, dan merekomendasikan sistem 
operasi alternatif seperti Replicant. Mereka berpendapat bahwa pemacu 
peranti dan perangkat tegar yang diperlukan untuk mengoperasikan Android bersifat 
eksklusif, dan Google Play juga menawarkan perangkat lunak berbayar.
Android disambut dengan hangat ketika diresmikan pada tahun 2007. Meskipun para 
analis terkesan dengan perusahaan teknologi ternama yang bermitra dengan Google 
untuk membentuk Open Handset Alliance, masih diragukan apakah para produsen 
ponsel akan bersedia mengganti sistem operasinya dengan Android. Gagasan mengenai 
sumber terbuka dan platform pengembangan berbasis Linux telah menarik minat para 
pakar teknologi, tapi juga muncul kekhawatiran mengenai persaingan ketat yang akan 
dihadapi Android dengan pemain mapan di pasar telepon pintar 
seperti Nokia dan Microsoft. 
Android dengan cepat tumbuh menjadi sistem operasi telepon pintar yang paling banyak 
digunakan, dan menjadi "salah satu sistem operasi seluler tercepat yang pernah 
ada." Para peninjau memuji sifat sumber terbuka Android sebagai salah satu kekuatan 
yang menentukan keberhasilannya, memungkinkan perusahaan-perusahaan seperti 
Amazon (Kindle Fire), Barnes & Noble (Nook), Ouya, Baidu, dan yang lainnya, untuk 
berbondong-bondong merilis perangkat lunak dan perangkat keras yang bisa beroperasi 
pada versi Android. Alhasil, situs teknologi Ars Technica menyebut Android sebagai 
"sistem operasi standar untuk meluncurkan perangkat keras baru" bagi perusahaan 
tanpa harus memiliki platform seluler sendiri. Sifat Android yang terbuka dan fleksibel 
juga dinikmati oleh pengguna: Android memungkinkan penggunanya untuk 
mengkustomisasi perangkatnya secara ekstensif, dan aplikasi juga tersedia bebas di 
toko aplikasi non-Google dan di situs-situs pihak ketiga. Faktor ini menjadi salah satu 
keunggulan yang dimiliki oleh ponsel Android jika dibandingkan dengan ponsel lainnya. 
Meskipun Android sangat populer, dengan tingkat aktivasi perangkat tiga kali lipat lebih 
tinggi dari ios, ada laporan yang menyatakan bahwa Google belum mampu 
memanfaatkan produk mereka secara maksimal, dan layanan web pada akhirnya 
mengubah Android menjadi penghasil uang, seperti yang telah diperkirakan oleh para 
analis sebelumnya.
F. Kelebihan dan kekurangan android 
1. Kelebihan Android antara lain: 
Android bersifat open source, karena bebasis Linux. Sehingga banyak 
developer yang ingin mengembangkan Android. 
Merupakan realisasi Cloud Computing, karena semua fitur Google sudah 
terintegrasi dengan mobile yang terpasang Android. Contact pada telepon 
seluler pun akan tersimpan secara otomatis pada account google. 
Dengan tersedianya Android Market, cara mendapatkan Android ini pun 
terbilang mudah. 
Fleksibel, karena bisa digunakan pada banyak platform hardware. 
Android memberikan pilihan untuk memilih Hardware yang digunakan. 
Android dapat menjalankan beberapa Aplikasi pada waktu bersamaan atau 
disebut juga multitasking. 
Home Screen Informatif, konsep home screen pada Android seperti 
windows Mobile di mana segala notifikasi dapat dipantau dari home screen. 
Namun Android juga menyediakan tempat bagi widget-widget notifikasi lain 
untuk berada di home screen. Cara ini mempermudah akses info cepat 
ketimbang home screen di BlackBerry ataupun iPhone.
Bebas memodifikasi sistem, Android mengijinkan kamu untuk melakukan jailbreaking untuk 
memodifikasi sistem. Selain itu kamu juga bisa melakukan modifikasi pada ROM sistem. Ada 
beberapa komunikasi di internet yang menjadi wadah dan menyediakan customed ROM untuk 
perangkat Android. 
Setting yang mudah, sistem Android memang diluncurkan demi alasan kemudahan. 
Pengesetan ponsel berbasia OS ini untuk keperluan sehari-hari sesuai keinginan dan 
aktifitaspribadi bisa dilakukan dengan mudah. 
Harga relatif murah. 
Stabil dan tidak mudah eror atau hang. 
Kekurangan Android antara lain: 
 · Kurang nyaman untuk telepon. 
 · Masih membingungkan bila pertama pakai. 
 · Tidak ada Microdoft office. 
 · Harus terkoneksi internet. 
 · Belum banyak aplikasi yang tersedia. 
G. Macam-macam Versi Android 
1. Android 1.1 
Android ini merupakan versi pertama dari Android. Tepat dua bulan sebelum peluncuran android 
1.5, android hadir dengan versi 1.1 yang tepatnya pada tanggal 9 maret 2009. Android versi ini 
dilengkapi oleh pembaruan estetis pada aplikasi: 
· Pesan 
· Alarm 
· Jam 
· Voice search
 · Pengiriman pesan Gmail 
 · Pemberitahuan email masuk 
 · Browsing 
 2. Android Cupcake 1.5 
 Android Cupcake atau Android 1.5 merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari 
versi terdahulu yaitu Android 1.1. Versi ini mendukung penuh untuk upload video ke 
youtube atau gambar ke picasa langsung dari telepon selularAndroid versi 1.5 (Cupcake) 
adalah sistem operasi yang di rilis google pada mei 2009 lalu dengan menggunakan 
Android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5 (Cupcake) setelah versi 
1.1 
 Kelebihan 
 · Terdapat beberapa pembaruan fitur dalam seluler versi Android versi 1.5 
(Cupcake) 
 · Kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera langsung dari 
telepon 
 · Kemampuan mengunggah video ke youtube dan gambar picasa langsung 
dari Bluetooth A2DP support 
 · Kemampuan terhubung secara otomatis ke headset Bluetooth 
 · Animasi dan keyboard pada layar dapat disesuaikan dalam sistem 
 Kelemahan 
 · Tidak semua aplikasi (.apk) bisa di install di sini. 
 · Music playernya belum ada equalizernya. 
 · Android market yang tidak integrated 
 · Keypad nya lemot dan touch responsiveness nya kurang sip daripada versi 
sesudahnya.
 3. Android Donut 1.6 
 Dilihat dari namanya mungkin kita akan membayangkan suatu kue yang biasa kita makan yaitu donat. 
Namun donat yang satu ini bukanlah nama makanan, melainkan nama lain dari versi Android versi 1.6. 
android donut lebih mengembangkan aplikasi-aplikasi bawaan pada ponsel, diantaranya: 
 · Proses searching yang lebih baik dari versi sebelumnya. 
 · Fitur pada gallery yang lebih user friendly. 
 · Mendukung resolusi layar WVGA. 
 · Peningkatan android market dan aplikasi dari versi sebelumnya. 
 4. Android Éclair 2.0 
 Android Éclair merupakan generasi ke 4 versi Android. Android Éclair lebih memfokuskan pada 
pengoptimalan hardware, selain itu google map pada Android Éclair juga ditingkatkan. 
 Beberapa fitur lain yang dikembangkan oleh Android Éclair yaitu: 
 · Kamera 3,2 Megapixel yang didukung oleh flash. 
 · Daftar kontak baru yang elegan 
 · Pada versi ini HTML5 telah terdukung pada perubahan UI dengan browser baru. 
 · Bluetooth 2.1 dengan kecepatan transfer file lebih tinggi. 
 5. Android Frozen Yogurt 2.2 
 Android Froyo pertama kali diluncurkan pada tahun 2010. Frozen Yoghurt telah dilengkapi dengan fitur 
adobe flash 10.1. kecepatan kinerja pada sistem ini juga mencapai 3-5 kali lipat daripada 
pendahulunya. 
 Beberapa fitur unggulan dalam Android Froyo: 
 · Mampu merekam video dengan HD quality 
 · Bisa meletakkan aplikasi didalam MMC/Micro SD 
 · Bisa untuk dijadikan hotspot 
 · Performa yang meningkat 
 · Kemampuan Auto update dalam Android market.

Makalah android

  • 1.
  • 2.
    BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Android merupakan sistem operasi Linux yang dirancang untuk perangkat seluler layar sentuh seperti telepon dan komputer tablet. Android awalnya dikembangkan oleh Android, Inc., dengan dukungan finansial dari Google. Lalu kemudian dibeli pada tahun 2005. . Sistem operasi ini dirilis secara resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan didirikannya Open Handset Alliance, konsorsium dari perusahaan-perusahaan perangkat keras, perangkat lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar terbuka perangkat seluler. Ponsel Android pertama kali mulai dijual pada bulan Oktober 2008. Android adalah sistem operasi dengan sumber terbuka, dan Google merilis kodenya di bawah Lisensi Apache. Kode dengan sumber terbuka dan lisensi perizinan pada Android memungkinkan perangkat lunak untuk dimodifikasi secara bebas dan didistribusikan oleh para pembuat perangkat, operator nirkabel, dan pengembang aplikasi. Selain itu, Android memiliki sejumlah besar komunitas pengembang aplikasi yang memperluas fungsionalitas perangkat, umumnya ditulis dalam versi kustomisasi bahasa pemrograman Java. Pada bulan Oktober 2012, ada sekitar 700.000 aplikasi yang tersedia untuk Android, dan sekitar 25 juta aplikasi telah diunduh dari Google Play, toko aplikasi utama Android. Sebuah survey pada bulan April-Mei 2013 menemukan bahwa Android adalah platform paling populer bagi para pengembang, digunakan oleh 71% pengembang aplikasi seluler. 
  • 3.
    B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah perkembangan Android? 2. Bagaimana deskripsi system operasi Android? 3. Bagaimana pengembangan system operasi Android? 4. Bagimana keemanan dan privasi system operasi Android? 5. Bagaimana lisensi dan penerimaan system operasi Android? 6. Apa Kelebihan dan Kelemahan Android? 7. Apa saja macam-macam versi Android? 8. Bagaimana perbandingan Android Jelly Bean 4.1 dengan Android Gingerbread 2.3? C. Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini yaitu agar pembaca dapat mengenal lebih dalam seputar perkembangan teknologi system operasi Android dari mulai sejarah sampai macam-macam Android dari versi pertama sampai versi terbaru. D. Manfaat Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, yang tadinya belum mengerti system operasi Android menjadi lebih mengerti apa itu system operasi Android.
  • 4.
    PEMBABHAASBAN II A.Sejarah Android Android, Inc. Didirikan di Palo Alto, California, pada bulan Oktober 2003 oleh Andy Rubin (pendiri Danger), Rich Miner (pendiri Wildfire Communications, Inc.), Nick Sears (mantan VP T-Mobile), dan Chris White (kepala desain dan pengembangan antarmuka webtv) untuk mengembangkan "perangkat seluler pintar yang lebih sadar akan lokasi dan preferensi penggunanya". Tujuan awal pengembangan Android adalah untuk mengembangkan sebuah sistem operasi canggih yang diperuntukkan bagi kamera digital, namun kemudian disadari bahwa pasar untuk perangkat tersebut tidak cukup besar, dan pengembangan Android lalu dialihkan bagi pasar telepon pintar untuk menyaingi Symbian dan Windows Mobile (iphone Apple belum dirilis pada saat itu). Meskipun para pengembang Android adalah pakar-pakar teknologi yang berpengalaman, Android Inc. Dioperasikan secara diam-diam, hanya diungkapkan bahwa para pengembang sedang menciptakan sebuah perangkat lunak yang diperuntukkan bagi telepon seluler. Masih pada tahun yang sama, Rubin kehabisan uang. Steve Perlman, seorang teman dekat Rubin, meminjaminya $10.000 tunai dan menolak tawaran saham di perusahaan. Google mengakuisisi Android Inc. Pada tanggal 17 Agustus 2005, menjadikannya sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Google. Pendiri Android Inc. Seperti Rubin, Miner dan White tetap bekerja di perusahaan setelah diakuisisi oleh Google. Setelah itu, tidak banyak yang diketahui tentang perkembangan Android Inc. Namun banyak anggapan yang menyatakan bahwa Google berencana untuk memasuki pasar telepon seluler dengan tindakannya ini. Di Google, tim yang dipimpin oleh Rubin mulai mengembangkan platform perangkat seluler dengan menggunakan kernel Linux.
  • 5.
    B. Deskripsi Android 1. Antarmuka Deskripsi antarmuka pengguna pada Android didasarkan pada manipulasi langsung, menggunakan masukan sentuh yang serupa dengan tindakan di dunia nyata, misalnya menggesek (swiping), mengetuk (tapping), dan mencubit (pinching), untuk memanipulasi obyek di layar. Masukan pengguna direspon dengan cepat dan juga tersedia antarmuka sentuh layaknya permukaan air, seringkali menggunakan kemampuan getaran perangkat untuk memberikan umpan balik haptik kepada pengguna. Perangkat keras internal seperti akselerometer, giroskop, dan sensor proksimitas digunakan oleh beberapa aplikasi untuk merespon tindakan pengguna, misalnya untuk menyesuaikan posisi layar dari potret ke lanskap, tergantung pada bagaimana perangkat diposisikan, atau memungkinkan pengguna untuk mengarahkan kendaraan saat bermain balapan dengan memutar perangkat sebagai simulasi kendali setir. Ketika dihidupkan, perangkat Android akan boot pada layar depan (homescreen), yakni navigasi utama dan pusat informasi pada perangkat, serupa dengan desktop pada komputer pribadi. Layar depan Android biasanya terdiri dari ikon aplikasi dan widget; ikon aplikasi berfungsi untuk menjalankan aplikasi terkait, sedangkan widget menampilkan konten secara langsung dan terbarui otomatis, misalnya prakiraan cuaca, kotak masuk surelpengguna, atau menampilkan tiker berita secara langsung dari layar depan. Layar depan bisa terdiri dari beberapa halaman, pengguna dapat menggeser bolak balik antara satu halaman ke halaman lainnya, yang memungkinkan pengguna Android untuk mengatur tampilan perangkat sesuai dengan selera mereka
  • 6.
    2. Aplikasi Androidmemungkinkan penggunanya untuk memasang aplikasi pihak ketiga, baik yang diperoleh dari toko aplikasi seperti Google Play, Amazon Appstore, ataupun dengan mengunduh dan memasang berkas APK dari situs pihak ketiga. Di Google Play, pengguna bisa menjelajah, mengunduh, dan memperbarui aplikasi yang diterbitkan oleh Google dan pengembang pihak ketiga, sesuai dengan persyaratan kompatibilitas Google. Google Play akan menyaring daftar aplikasi yang tersedia berdasarkan kompatibilitasnya dengan perangkat pengguna, dan pengembang dapat membatasi aplikasi ciptaan mereka bagi operator atau negara tertentu untuk alasan bisnis. Pembelian aplikasi yang tidak sesuai dengan keinginan pengguna dapat dikembalikan dalam waktu 15 menit setelah pengunduhan. Beberapa operator seluler juga menawarkan tagihan langsung untuk pembelian aplikasi di Google Play dengan cara menambahkan harga pembelian aplikasi pada tagihan bulanan pengguna. Pada bulan September 2012, ada lebih dari 675.000 aplikasi yang tersedia untuk Android, dan perkiraan jumlah aplikasi yang diunduh dari Play Store adalah 25 miliar. Aplikasi Android dikembangkan dalam bahasa Java dengan menggunakan kit pengembangan perangkat lunak Android (SDK). SDK ini terdiri dari seperangkat perkakas pengembangan, termasuk debugger, perpustakaan perangkat lunak, emulator handset yang berbasis QEMU, dokumentasi, kode sampel, dan tutorial. Didukung secara resmi oleh lingkungan pengembangan terpadu (IDE) Eclipse, yang menggunakan plugin Android Development Tools (ADT). Perkakas pengembangan lain yang tersedia di antaranya adalah Native Development Kit untuk aplikasi atau ekstensi dalam C atau C++, Google App Inventor, lingkungan visual untuk pemrogram pemula, dan berbagai kerangka kerja aplikasi web seluler lintas platform.
  • 7.
    C. Perkembangan Android Android dikembangkan secara pribadi oleh Google sampai perubahan terbaru dan pembaruan siap untuk dirilis, dan informasi mengenai kode sumber juga mulai diungkapkan kepada publik. Kode sumber ini hanya akan berjalan tanpa modifikasi pada perangkat tertentu, biasanya pada seri Nexus. Ada binari tersendiri yang disediakan oleh produsen agar Android bisa beroperasi. Logo Android yang berwarna hijau dirancang oleh desainer grafis Irina Blok. 1. Linux Android terdiri dari kernel yang berbasis kernel Linux versi 3.x (versi 2.6 pada Android 4.0 Ice Cream Sandwich dan pendahulunya). Peranti tengah, perpustakaan perangkat lunak, dan API ditulis dalam C, dan perangkat lunak aplikasi berjalan pada kerangka kerja aplikasi, termasuk perpustakan kompatibel-Java yang berbasis Apache Harmony. Android menggunakan mesin virtual Dalvik dengan kompilasi tepat waktu untuk menjalankan 'dex-code' Dalvik (Dalvik Executable), biasanya diterjemahkan dari kodebit Java. Platform perangkat keras utama pada Android adalah arsitektur ARM. Ada juga dukungan untuk x86 dari proyek Android-x86 dan Google TV menggunakan versi x86 khusus Android. Pada tahun 2013, Freescale mengumumkan melibatkan Android dalam prosesor i.MX buatannya, yakni seri i.MX5X dan i.MX6X. Pada 2012, prosesor Intel juga mulai muncul pada platform utama Android, misalnya pada telepon seluler. Arsitektur kernel Linux pada Android telah diubah oleh Google, berbeda dengan siklus pengembangan kernel Linux biasa. Secara standar, Android tidak memiliki X Window System asli ataupun dukungan set lengkap dari perpustakaan GNU standar. Oleh sebab itu, sulit untuk memporting perpustakaan atau aplikasi Linux pada Android. Dukungan untuk aplikasi simpel C dan SDL bisa dilakukan dengan cara menginjeksi shim Java dan menggunakan JNI, misalnya pada port Jagged Alliance 2 untuk Android.
  • 8.
    Salah satu fituryang coba disumbangkan oleh Google untuk kernel Linux adalah fitur manajemen daya yang disebut "wakelocks", namun fitur ini ditolak oleh pengembang kernel utama karena mereka merasa bahwa Google tidak menunjukkan niatnya untuk mengembangkan kodenya sendiri. Pada bulan April 2010, Google mengumumkan bahwa mereka akan menyewa dua karyawan untuk mengembangkan komunitas kernel Linux. Namun Greg Kroah-Hartman, pengelola kernel Linux versi stabil, menyatakan pada bulan Desember 2010; ia khawatir bahwa Google tak lagi berusaha untuk mengubah kode utama Linux. Beberapa pengembang Android di Google mengisyaratkan bahwa "tim Android sudah mulai jenuh dengan proses ini", karena mereka hanyalah tim kecil dan dipaksa untuk melakukan pekerjaan yang mendesak demi keberlangsungan Android. Pada Agustus 2011, Linus Torvalds menyatakan: "akhirnya Android dan Linux akan kembali pada kernel umum, tapi mungkin hanya untuk empat atau lima tahun kedepan". Pada Desember 2011, Greg Kroah-Hartman mengumumkan dimulainya Android Mainlining Project, yang bertujuan untuk mengembalikan beberapa pemacu, patch, dan fitur Android pada kernel Linux, yang dimulai dengan Linux 3.3. Setelah upaya sebelumnya gagal, Linux akhirnya menyertakan fitur wakelocks dan autosleep pada kernel 3.5. Antarmukanya masih sama, namun implementasi Linux yang baru memiliki dua mode suspend berbeda: suspend ke penyimpanan (suspendtradisional yang digunakan oleh Android), dan ke cakram (hibernasi, serupa dengan fitur yang ada pada desktop). Penyertaan fitur baru ini akan rampung pada Kernel 3.8, Google telah membuka repositori kode publik yang berisi karya eksperimental mereka untuk mendesain ulang Android dengan Kernel 3.8.
  • 9.
    Memori kilat (flashstorage) pada perangkat Android dibagi menjadi beberapa partisi, misalnya "/system" untuk sistem operasi, dan "/data" untuk pemasangan aplikasi dan data pengguna. Berbeda dengan distribusi desktop Linux, pemilik perangkat Android tidak diberikan akses root pada sistem operasi, dan partisi sensitif seperti /system bersifat read-only. Namun, akses root dapat diperoleh dengan cara memanfaatkan kelemahan keamanan pada Android, cara ini sering digunakan oleh komunitas sumber terbuka untuk meningkatkan kinerja perangkat mereka, namun juga bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menyebarkan virus dan perangkat perusak. Terkait dengan masalah apakah Android bisa digolongkan ke dalam distribusi Linux masih diperdebatkan secara luas. Linux Foundation dan Chris Di Bona, kepala sumber terbuka Google, mendukung hal ini. Sedangkan yang lainnya, seperti teknisi Google Patrick Brady, menentangnya, ia beralasan bahwa Android kurang mendukung sebagian besar perkakas GNU, termasuk glibc. 2. Pengelolaan Memory Karena perangkat Android umumnya bertenaga baterai, Android dirancang untuk mengelola memori (RAM) guna menjaga konsumsi daya minimal, berbeda dengan sistem operasi desktop yang bisa terhubung pada sumber daya listrik tak terbatas. Ketika sebuah aplikasi Android tidak lagi digunakan, sistem secara otomatis akan menangguhkannya (suspend) dalam memori – secara teknis aplikasi tersebut masih "terbuka", namun dengan ditangguhkan, aplikasi tidak akan mengkonsumsi sumber daya (misalnya daya baterai atau daya pemrosesan), dan akan "diam" di latar belakang hingga aplikasi tersebut digunakan kembali. Cara ini memiliki manfaat ganda, tidak hanya meningkatkan respon perangkat Android karena aplikasi tidak perlu ditutup dan dibuka kembali dari awal setiap saat, tetapi juga memastikan bahwa aplikasi yang berjalan di latar belakang tidak menghabiskan daya secara sia-sia.
  • 10.
    Android mengelola aplikasiyang tersimpan di memori secara otomatis: ketika memori lemah, sistem akan menonaktifkan aplikasi dan proses yang tidak aktif untuk sementara waktu, aplikasi akan dinonaktifkan dalam urutan terbalik, dimulai dari yang terakhir digunakan. Proses ini tidak terlihat oleh pengguna, jadi pengguna tidak perlu mengelola memori atau menonaktifkan aplikasi secara manual. Namun, kebingungan pengguna atas pengelolaan memori pada Android telah menyebabkan munculnya beberapa aplikasi task killer pihak ketiga yang populer di Google Play. 3. Pembaruan Android Google menyediakan pembaruan utama bagi versi Android, dengan jangka waktu setiap enam sampai sembilan bulan. Sebagian besar perangkat mampu menerima pembaruan melalui udara (OTA). Pembaruan utama terbaru adalah Android 4.3 Jelly Bean. Dibandingkan dengan sistem operasi seluler saingan utamanya, yaitu ios, pembaruan Android biasanya lebih lambat diterima oleh perangkat penggunanya. Untuk perangkat selain merek Nexus, pembaruan biasanya baru bisa diterima dalam waktu berbulan-bulan setelah dirilisnya versi resmi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya variasi perangkat keras Android, sehingga setiap pembaruan harus disesuaikan secara khusus, misalnya: kode sumber resmi Google hanya berjalan pada perangkat Nexus. Porting Android pada perangkat keras tertentu yang dilakukan oleh produsen telepon seluler membutuhkan waktu dan proses, para produsen ini umumnya mengutamakan perangkat terbaru mereka untuk menerima pembaruan, dan mengenyampingkan perangkat lama. Oleh sebab itu, telepon pintar lama seringkali tidak diperbarui jika produsen memutuskan bahwa itu hanya menghabiskan waktu, meskipun sebenarnya perangkat tersebut mampu menerima pembaruan. Masalah ini diperparah ketika produsen menyesuaikan Android dengan antarmuka dan aplikasi ciptaan mereka, yang mana ini harus diterapkan kembali untuk setiap perilisan terbaru.
  • 11.
    Kurangnya dukungan pasca-penjualandari produsen ponsel dan operator telah menimbulkan kritikan dari para konsumen dan media teknologi. Beberapa pengkritik menyatakan bahwa industri memiliki motif keuangan untuk tidak memperbarui perangkat mereka, seperti tidak adanya pembaruan bagi perangkat lama dan memperbarui perangkat yang baru dengan tujuan meningkatkan penjualan, sikap yang mereka sebut "menghina". The Guardian melaporkan bahwa metode pembaruan yang rumit terjadi karena produsen ponsel dan operator-lah yang telah merancangnya seperti itu. Pada 2011, Google, yang bekerjasama dengan sejumlah perusahaan industri, membentuk "Android Update Alliance", dengan janji bahwa mereka akan memberikan pembaruan secara tepat waktu bagi setiap perangkat dalam jangka 18 bulan setelah dirilisnya versi resmi. Sejak didirikan hingga tahun 2013, aliansi ini tak pernah disebut-sebut lagi. 4. Komunitas Terbuka Android Android memiliki komunitas pengembang dan penggemar aktif yang menggunakan kode sumber Android untuk mengembangkan dan mendistribusikan versi modifikasi Android buatan mereka. Komunitas pengembang ini seringkali memberikan pembaruan dan fitur-fitur baru bagi perangkat lebih cepat jika dibandingkan dengan produsen/operator, meskipun pembaruan tersebut tidak menjalani pengujian ekstensif atau tidak memiliki jaminan kualitas. Mereka berupaya untuk terus memberikan dukungan bagi perangkat-perangkat lama yang tak lagi menerima pembaruan resmi, ataupun memodifikasi perangkat Android agar bisa berjalan dengan menggunakan sistem operasi lain, misalnya HP touchpad. Komunitas ini seringkali merilis pembaruan bagi perangkat pra-rooted, dan berisi modifikasi yang tidak cocok bagi pengguna non-teknis.
  • 12.
    Cyanogenmod adalah perangkattegar (firmware) komunitas yang paling banyak digunakan, dan menjadi dasar bagi sejumlah firmware lainnya. Secara historis, produsen perangkat dan operator seluler biasanya tidak mendukung pengembangan firmware oleh pihak ketiga. Produsen khawatir bahwa akan muncul fungsi yang tidak sesuai jika perangkat menggunakan perangkat lunak yang tidak resmi, sehingga akan menyebabkan munculnya biaya tambahan. Selain itu, firmware modifikasi seperti cyanogenmod kadang-kadang menawarkan fitur yang membuat operator harus mengeluarkan biaya premium, misalnya tethering. Akibatnya, kendala teknis seperti terkuncinya bootloader dan terbatasnya akses untuk root umumnya bisa ditemui di kebanyakan perangkat Android. Namun, perangkat lunak buatan komunitas pengembang semakin populer, dan setelah Kongres Pustakawan Amerika Serikat mengijinkan "jailbreaking" perangkat seluler, produsen ponsel dan operator mulai memperlunak sikap mereka terhadap pengembang pihak ketiga. Beberapa produsen ponsel, termasuk HTC, Motorola, Samsung dan Sony, mulai memberikan dukungan dan mendorong pengembangan perangkat lunak pihak ketiga. Sebagai hasilnya, kendala pembatasan perangkat keras untuk memasang firmware tidak resmi mulai berkurang secara bertahap setelah meningkatnya jumlah perangkat yang memiliki kemampuan untuk membukabootloader, sama dengan seri ponsel Nexus, meskipun pengguna harus kehilangan garansi perangkat mereka jika melakukannya. Akan tetapi, meskipun produsen ponsel telah menyetujui pengembangan perangkat lunak pihak ketiga, beberapa operator seluler di Amerika Serikat masih mewajibkan ponsel penggunanya untuk "dikunci". Kemampuan untuk membuka dan meretas sistem pada telepon pintar dan tablet terus menjadi sumber perdebatan antar komunitas pengembang dan industri; komunitas beralasan bahwa pengembangan tidak resmi dilakukan karena industri gagal memberikan pembaruan yang tepat waktu bagi pengguna, atau untuk tetap melanjutkan dukungan versi terbaru bagi perangkat mereka.
  • 13.
    D. Keamanan danPrivasi Android Aplikasi Android berjalan di sandbox, sebuah area terisolasi yang tidak memiliki akses pada sistem, kecuali izin akses yang secara eksplisit diberikan oleh pengguna ketika memasang aplikasi. Sebelum memasang aplikasi,Play Store akan menampilkan semua izin yang diperlukan, misalnya: sebuah permainan perlu mengaktifkan getaran atau menyimpan data pada Kartu SD, tapi tidak perlu izin untuk membaca SMS atau mengakses buku telepon. Setelah meninjau izin tersebut, pengguna dapat memilih untuk menerima atau menolaknya, dan bisa memasang aplikasi hanya jika mereka menerimanya. Sistem sandbox dan perizinan pada Android bisa mengurangi dampak kerentanan terhadap bug pada aplikasi, namun ketidaktahuan pengembang dan terbatasnya dokumentasi telah menghasilkan aplikasi yang secara rutin meminta izin yang tidak perlu, sehingga mengurangi efektivitasnya. Beberapa perusahaan keamanan perangkat lunak seperti Avast, Lookout Mobile Security, AVG Technologies, dan mcafee, telah merilis perangkat lunak antivirus ciptaan mereka untuk perangkat Android. Perangkat lunak ini sebenarnya tidak bekerja secara efektif karena sandbox juga bekerja pada aplikasi tersebut, sehingga membatasi kemampuannya untuk memindai sistem secara lebih mendalam. Hasil penelitian perusahaan keamanan Trend Micro menunjukkan bahwa penyalahgunaan layanan premium adalah tipe perangkat perusak (malware) paling umum yang menyerang Android; pesan teks akan dikirim dari ponsel yang telah terinfeksi ke nomor telepon premium tanpa persetujuan atau sepengetahuan pengguna. Perangkat perusak lainnya akan menampilkan iklan yang tidak diinginkan pada perangkat, atau mengirim informasi pribadi pada pihak ketiga yang tak berwenang. Ancaman keamanan pada Android dilaporkan tumbuh secara eksponensial, namun teknisi di Google menyatakan bahwa perangkat perusak dan ancaman virus pada Android hanya dibesar-besarkan oleh perusahaan antivirus untuk alasan komersial, dan menuduh industri antivirus memanfaatkan situasi tersebut untuk menjual produknya kepada pengguna. Google menegaskan bahwa keberadaan perangkat perusak berbahaya pada Android sebenarnya sangat jarang, dan survei yang dilakukan oleh F-Secure menunjukkan bahwa hanya 0,5% dari perangkat perusak Android yang berasal dari Google Play.
  • 14.
    Google baru-baru inimenggunakan pemindai perangkat perusak Google Bouncer untuk mengawasi dan memindai aplikasi di Google Play. Tindakan ini bertujuan untuk menandai aplikasi yang mencurigakan dan memperingatkan pengguna atas potensi masalah pada aplikasi sebelum mereka mengunduhnya. Android versi 4.2 Jelly Bean dirilis pada tahun 2012 dengan fitur keamanan yang ditingkatkan, termasuk pemindai perangkat perusak yang disertakan dalam sistem; pemindai ini tidak hanya memeriksa aplikasi yang dipasang dari Google Play, namun juga bisa memindai aplikasi yang diunduh dari situs-situs pihak ketiga. Sistem akan memberikan peringatan yang memberitahukan pengguna ketika aplikasi mencoba mengirim pesan teks premium, dan memblokir pesan tersebut, kecuali jika pengguna mengijinkannya. Telepon pintar Android memiliki kemampuan untuk melaporkan lokasi titik akses Wi-Fi, terutama jika pengguna sedang bepergian, untuk menciptakan basis data yang berisi lokasi fisik dari ratusan juta titik akses tersebut. Basis data ini membentuk peta elektronik yang bisa memosisikan lokasi telepon pintar. Hal ini memungkinkan pengguna untuk menjalankan aplikasi seperti Foursquare, Google Latitude, Facebook Places, dan untuk mengirimkan iklan berbasis lokasi. Beberapa perangkat lunak pemantau pihak ketiga juga bisa mendeteksi saat informasi pribadi dikirim dari aplikasi ke server jarak jauh. Sifat sumber terbuka Android memungkinkan kontraktor keamanan untuk menyesuaikan perangkat dengan penggunaan yang sangat aman. Misalnya, Samsung bekerjasama dengan General Dynamics melalui proyek "Knox" Open Kernel Labs.
  • 15.
    Lisensi dan PenerimaanAndroid Kode sumber untuk Android tersedia di bawah lisensi perangkat lunak sumber terbuka dan bebas. Google menerbitkan sebagian besar kode (termasuk kode jaringan dan telepon) di bawahlisensi Apache versi 2.0. Sisanya, perubahan kernel Linux berada di bawah GNU General Public License versi 2. Open Handset Alliance mengembangkan perubahan kernel Linux dengan kode sumber terbuka yang dipubikasikan setiap saat. Selebihnya, Android dikembangkan secara pribadi oleh Google, dengan kode sumber yang diterbitkan untuk umum ketika versi baru diluncurkan. Biasanya Google bekerjasama dengan produsen perangkat keras untuk mengembangkan sebuah perangkat "andalan" (misalnya seri Google Nexus) yang disertai dengan versi baru Android, kemudian menerbitkan kode sumbernya setelah perangkat tersebut dirilis. Pada awal 2011, Google memilih untuk menahan sementara kode sumber Android untuk tablet yang dirilis dengan versi 3.0 Honeycomb. Menurut Andy Rubin dalam sebuah posting blog resmi Android, alasannya karena Honeycomb dirilis untuk berjalan pada produk Motorola Xoom, dan Google tidak ingin pihak ketiga "memperburuk pengalaman pengguna" dengan mencoba mengoperasikan versi Android yang ditujukan untuk tablet pada telepon pintar. Kode sumber tersebut akhirnya dipublikasikan pada bulan November 2011 dengan dirilisnya Android 4.0 Ice Cream Sandwich. Meskipun bersifat terbuka, produsen perangkat tidak bisa menggunakan merek dagang Android Google seenaknya, kecuali Google menyatakan bahwa perangkat tersebut sesuai dengan Compatibility Definition Document (CDD) mereka. Perangkat juga harus memenuhi lisensi persyaratan aplikasi sumber tertutup Google, termasuk Google Play. Richard Stallman dan Free Software Foundation telah mengkritik mengenai rumitnya permasalahan merek Android ini, dan merekomendasikan sistem operasi alternatif seperti Replicant. Mereka berpendapat bahwa pemacu peranti dan perangkat tegar yang diperlukan untuk mengoperasikan Android bersifat eksklusif, dan Google Play juga menawarkan perangkat lunak berbayar.
  • 16.
    Android disambut denganhangat ketika diresmikan pada tahun 2007. Meskipun para analis terkesan dengan perusahaan teknologi ternama yang bermitra dengan Google untuk membentuk Open Handset Alliance, masih diragukan apakah para produsen ponsel akan bersedia mengganti sistem operasinya dengan Android. Gagasan mengenai sumber terbuka dan platform pengembangan berbasis Linux telah menarik minat para pakar teknologi, tapi juga muncul kekhawatiran mengenai persaingan ketat yang akan dihadapi Android dengan pemain mapan di pasar telepon pintar seperti Nokia dan Microsoft. Android dengan cepat tumbuh menjadi sistem operasi telepon pintar yang paling banyak digunakan, dan menjadi "salah satu sistem operasi seluler tercepat yang pernah ada." Para peninjau memuji sifat sumber terbuka Android sebagai salah satu kekuatan yang menentukan keberhasilannya, memungkinkan perusahaan-perusahaan seperti Amazon (Kindle Fire), Barnes & Noble (Nook), Ouya, Baidu, dan yang lainnya, untuk berbondong-bondong merilis perangkat lunak dan perangkat keras yang bisa beroperasi pada versi Android. Alhasil, situs teknologi Ars Technica menyebut Android sebagai "sistem operasi standar untuk meluncurkan perangkat keras baru" bagi perusahaan tanpa harus memiliki platform seluler sendiri. Sifat Android yang terbuka dan fleksibel juga dinikmati oleh pengguna: Android memungkinkan penggunanya untuk mengkustomisasi perangkatnya secara ekstensif, dan aplikasi juga tersedia bebas di toko aplikasi non-Google dan di situs-situs pihak ketiga. Faktor ini menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki oleh ponsel Android jika dibandingkan dengan ponsel lainnya. Meskipun Android sangat populer, dengan tingkat aktivasi perangkat tiga kali lipat lebih tinggi dari ios, ada laporan yang menyatakan bahwa Google belum mampu memanfaatkan produk mereka secara maksimal, dan layanan web pada akhirnya mengubah Android menjadi penghasil uang, seperti yang telah diperkirakan oleh para analis sebelumnya.
  • 17.
    F. Kelebihan dankekurangan android 1. Kelebihan Android antara lain: Android bersifat open source, karena bebasis Linux. Sehingga banyak developer yang ingin mengembangkan Android. Merupakan realisasi Cloud Computing, karena semua fitur Google sudah terintegrasi dengan mobile yang terpasang Android. Contact pada telepon seluler pun akan tersimpan secara otomatis pada account google. Dengan tersedianya Android Market, cara mendapatkan Android ini pun terbilang mudah. Fleksibel, karena bisa digunakan pada banyak platform hardware. Android memberikan pilihan untuk memilih Hardware yang digunakan. Android dapat menjalankan beberapa Aplikasi pada waktu bersamaan atau disebut juga multitasking. Home Screen Informatif, konsep home screen pada Android seperti windows Mobile di mana segala notifikasi dapat dipantau dari home screen. Namun Android juga menyediakan tempat bagi widget-widget notifikasi lain untuk berada di home screen. Cara ini mempermudah akses info cepat ketimbang home screen di BlackBerry ataupun iPhone.
  • 18.
    Bebas memodifikasi sistem,Android mengijinkan kamu untuk melakukan jailbreaking untuk memodifikasi sistem. Selain itu kamu juga bisa melakukan modifikasi pada ROM sistem. Ada beberapa komunikasi di internet yang menjadi wadah dan menyediakan customed ROM untuk perangkat Android. Setting yang mudah, sistem Android memang diluncurkan demi alasan kemudahan. Pengesetan ponsel berbasia OS ini untuk keperluan sehari-hari sesuai keinginan dan aktifitaspribadi bisa dilakukan dengan mudah. Harga relatif murah. Stabil dan tidak mudah eror atau hang. Kekurangan Android antara lain:  · Kurang nyaman untuk telepon.  · Masih membingungkan bila pertama pakai.  · Tidak ada Microdoft office.  · Harus terkoneksi internet.  · Belum banyak aplikasi yang tersedia. G. Macam-macam Versi Android 1. Android 1.1 Android ini merupakan versi pertama dari Android. Tepat dua bulan sebelum peluncuran android 1.5, android hadir dengan versi 1.1 yang tepatnya pada tanggal 9 maret 2009. Android versi ini dilengkapi oleh pembaruan estetis pada aplikasi: · Pesan · Alarm · Jam · Voice search
  • 19.
     · Pengirimanpesan Gmail  · Pemberitahuan email masuk  · Browsing  2. Android Cupcake 1.5  Android Cupcake atau Android 1.5 merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari versi terdahulu yaitu Android 1.1. Versi ini mendukung penuh untuk upload video ke youtube atau gambar ke picasa langsung dari telepon selularAndroid versi 1.5 (Cupcake) adalah sistem operasi yang di rilis google pada mei 2009 lalu dengan menggunakan Android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5 (Cupcake) setelah versi 1.1  Kelebihan  · Terdapat beberapa pembaruan fitur dalam seluler versi Android versi 1.5 (Cupcake)  · Kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera langsung dari telepon  · Kemampuan mengunggah video ke youtube dan gambar picasa langsung dari Bluetooth A2DP support  · Kemampuan terhubung secara otomatis ke headset Bluetooth  · Animasi dan keyboard pada layar dapat disesuaikan dalam sistem  Kelemahan  · Tidak semua aplikasi (.apk) bisa di install di sini.  · Music playernya belum ada equalizernya.  · Android market yang tidak integrated  · Keypad nya lemot dan touch responsiveness nya kurang sip daripada versi sesudahnya.
  • 20.
     3. AndroidDonut 1.6  Dilihat dari namanya mungkin kita akan membayangkan suatu kue yang biasa kita makan yaitu donat. Namun donat yang satu ini bukanlah nama makanan, melainkan nama lain dari versi Android versi 1.6. android donut lebih mengembangkan aplikasi-aplikasi bawaan pada ponsel, diantaranya:  · Proses searching yang lebih baik dari versi sebelumnya.  · Fitur pada gallery yang lebih user friendly.  · Mendukung resolusi layar WVGA.  · Peningkatan android market dan aplikasi dari versi sebelumnya.  4. Android Éclair 2.0  Android Éclair merupakan generasi ke 4 versi Android. Android Éclair lebih memfokuskan pada pengoptimalan hardware, selain itu google map pada Android Éclair juga ditingkatkan.  Beberapa fitur lain yang dikembangkan oleh Android Éclair yaitu:  · Kamera 3,2 Megapixel yang didukung oleh flash.  · Daftar kontak baru yang elegan  · Pada versi ini HTML5 telah terdukung pada perubahan UI dengan browser baru.  · Bluetooth 2.1 dengan kecepatan transfer file lebih tinggi.  5. Android Frozen Yogurt 2.2  Android Froyo pertama kali diluncurkan pada tahun 2010. Frozen Yoghurt telah dilengkapi dengan fitur adobe flash 10.1. kecepatan kinerja pada sistem ini juga mencapai 3-5 kali lipat daripada pendahulunya.  Beberapa fitur unggulan dalam Android Froyo:  · Mampu merekam video dengan HD quality  · Bisa meletakkan aplikasi didalam MMC/Micro SD  · Bisa untuk dijadikan hotspot  · Performa yang meningkat  · Kemampuan Auto update dalam Android market.