SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
MAHASISWA SEBAGAI
PEMIKIR DAN ILMUWAN
Dr. Ujang Suyatman, M.Ag
َ‫ف‬
َ‫ال‬ْ‫و‬‫ل‬
َِ‫َل‬ٌ‫ة‬‫ف‬ِ‫ئ‬‫آ‬‫َط‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫َم‬ ٍ‫ة‬‫ق‬ْ‫ر‬ِ‫َف‬ ِ
‫ل‬ُ‫نَك‬ِ‫َم‬‫ر‬‫ف‬‫ن‬
َ ِ‫َف‬
ْ
ْ‫و‬ُ‫ه‬‫ه‬َّ‫ف‬َ‫َي‬
َْ‫ي‬ ِ‫ْلد‬
َِ
‫ن‬
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama (QS. At-Taubah : 122)
Homo Sapiens
• Cogito ergo sum, karena berpikir maka aku ada (Rene Descartes)
• Homo sapiens adalah tanda kesadaran diri manusia dalam melahirkan kemampuan untuk
bernalar, mencerap, mengamati, mengingat, membayangkan, menganalisis, memahami,
merasa, membangkitkan emosi, menghendaki, melakukan sintesis, abstraksi, serta
mengadakan suatu perhitungan menuju ke masa depan.
• Homo sapiens merupakan sebuah keberadaan aktif yang memungkinkan dunia obyektif
direfleksikan dalam konsep, putusan intelektual, serta memungkinkan manusia
mengorganisir pikirannya dari taraf-taraf hipotesis menuju pembuktian. Sehingga
berkembang menjadi teori, ilmu, teknologi, industri, dan sebagainya, yang membuat manusia
mampu memecahkan masalah-masalah kehidupan secara efektif dan sitematis.
Proses berfikir
Pikiran sebagai kemampuan khas manusia untuk secara kritis melakukan:
• Pengamatan;
• Menilai dan mengklasifikasi atau mengkategorikan konsep-konsep;
• Menempatkan perbedaan dalam rangka kombinasi dan hubungan;
• Melakukan perhitungan-perhitungan berdasarkan kemampuan membeda-
perbedakan, mengklasifikasi, dan mengkombinasi hubungan (Aristoteles).
Curiosity
Pikiran mampu menangani "rasa ingin tahu" manusia dan menempatkannya
sebagai:
• titik pangkal kesadaran (existencial consciousness) untuk makin melangkah
menuju tahap kedewasaan dan kematangan hidup.
• "tenaga budaya" dalam melakukan berbagai karya budaya.
• "tenaga ilmu" dalam mengerjakan berbagai karya keilmuan untuk
menyingkap misteri ketidaktahuan yang mencemaskan menjadi alam
penaklukan yang menyenangkan.
Pikiran sebagai Tenaga Keilmuan
• Melalui pikiran, rasa "ingin tahu“ manusia diarahkan pada penemuan konsep-
konsep, ide, gagasan, dan pembuktian hipotesis untuk menjadi teori atau
pikiran keilmuan yang jelas.
• Melalui pikiran, manusia mampu menciptakan aneka hukum bagi
pengembangan kehidupannya, seperti; hukum ekonomi (the Law of having),
hukum tindakan (the Law of doing), dan hukum budaya (The Law of Being).
• Karena pikiran, manusia menjadi makhluk yang bertanggungjawab dan
karenanya, dapat dimintai pertanggung-jawaban atas segala hal yang
dilakukannya.
Ciri pemikiran keilmuan
Berpikir keilmuan, secara filosofis, adalah
• Berpikir sungguh-sungguh sampai mendapatkan kejelasan, kepastian, ketepatan, dan
keajegan-keajegan pemikiran yang mendasar bagi sebuah bangunan keilmuan.
• Berpikir disiplin (komitmen diri) dalam mengawal pengembangan pemikiran sampai pada
pembuktian-pembuktian kebenaran pemikiran keilmuan.
• Berpikir metodis, artinya diproses dan dihasilkan dengan cara-cara kerja yang tertanggung
jawab, baik dari sisi rasio maupun teknis analisis, pengujian, dan pembuktiannya.
• Berpikir terarah pada pengetahuan, sehingga dihasilkan sistem pemikiran yang tersusun
secara sistematis dan menjadi kerangka – kerangka pemikiran dasar bagi sebuah bangunan
keilmuan.
Peran Perguruan Tinggi
• Perguruan tinggi berfungsi dalam rangka pencerdasan budi atau intelektual
dan budaya masyarakat, melalui penumbuhan kesadaran diri mahasiswa dan
masyarakat bahwa pikiran, pengetahuan, dan ilmu adalah salah satu
fenomena eksistensi manusia yang tidak dapat dipisahkan dari nilai dan
panggilan tugas kemanusiaan yang diembannya
• Studi filsafat ilmu di Perguruan tinggi bertujuan membimbing mahasiswa
untuk memahami keluasan dan kedalaman hakikat serta tanggungjawab
pikiran dan pengetahuan manusia.
Sumber Bacaan:
Suriasumantri, J.S., 1995, Ilmu dalam Perspektif, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
The Liang Gie, 1985, Kamus Logika, Nurcahya, Yokyakarta.
------------------, 1996, Pengantar Filsafat Ilmu, Liberty, Yogyakarta.
Keraf, Gorys, 1992, Argumentasi dan Narasi, Gramedia, Jakarta
Watloly, A., 2001, Tanggung Jawab Pengetahuan, Kanisius, Yogyakarta.

More Related Content

Similar to Mahasiswa sebagai Pemikir dan Ilmuwan.pptx

Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Sigit Kindarto
 
ambon, paradigma ilmu.docx
ambon, paradigma ilmu.docxambon, paradigma ilmu.docx
ambon, paradigma ilmu.docx
Syarifudin Amq
 
Syarifudin, paradigma ilmu.docx
Syarifudin, paradigma ilmu.docxSyarifudin, paradigma ilmu.docx
Syarifudin, paradigma ilmu.docx
Syarifudin Amq
 
Pertimbangan Nilai dalam Dimensi Pengetahuan Ilmu_Tira Nurfatwa S_10421021_Bi...
Pertimbangan Nilai dalam Dimensi Pengetahuan Ilmu_Tira Nurfatwa S_10421021_Bi...Pertimbangan Nilai dalam Dimensi Pengetahuan Ilmu_Tira Nurfatwa S_10421021_Bi...
Pertimbangan Nilai dalam Dimensi Pengetahuan Ilmu_Tira Nurfatwa S_10421021_Bi...
Ashrya
 
Filsafat 2
Filsafat 2Filsafat 2
Filsafat 2
rhika
 
Teknologi & kemislinan
Teknologi & kemislinanTeknologi & kemislinan
Teknologi & kemislinan
Aze Aze
 

Similar to Mahasiswa sebagai Pemikir dan Ilmuwan.pptx (20)

metode-kualitatif-dalam-penelitian-seni.pptx
metode-kualitatif-dalam-penelitian-seni.pptxmetode-kualitatif-dalam-penelitian-seni.pptx
metode-kualitatif-dalam-penelitian-seni.pptx
 
Pengertian Etika
Pengertian EtikaPengertian Etika
Pengertian Etika
 
Ujian 1 met lit
Ujian 1 met litUjian 1 met lit
Ujian 1 met lit
 
Metodologi berfikir - adri 2022.pptx
Metodologi berfikir - adri 2022.pptxMetodologi berfikir - adri 2022.pptx
Metodologi berfikir - adri 2022.pptx
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
 
filsafat ilmu.pptx
filsafat ilmu.pptxfilsafat ilmu.pptx
filsafat ilmu.pptx
 
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat IlmuMakalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Ontologi PKLH
Ontologi PKLHOntologi PKLH
Ontologi PKLH
 
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
 
Pertemuan 2 Hakikat manusia.pptx
Pertemuan 2 Hakikat manusia.pptxPertemuan 2 Hakikat manusia.pptx
Pertemuan 2 Hakikat manusia.pptx
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
 
ambon, paradigma ilmu.docx
ambon, paradigma ilmu.docxambon, paradigma ilmu.docx
ambon, paradigma ilmu.docx
 
Syarifudin, paradigma ilmu.docx
Syarifudin, paradigma ilmu.docxSyarifudin, paradigma ilmu.docx
Syarifudin, paradigma ilmu.docx
 
Pertimbangan Nilai dalam Dimensi Pengetahuan Ilmu_Tira Nurfatwa S_10421021_Bi...
Pertimbangan Nilai dalam Dimensi Pengetahuan Ilmu_Tira Nurfatwa S_10421021_Bi...Pertimbangan Nilai dalam Dimensi Pengetahuan Ilmu_Tira Nurfatwa S_10421021_Bi...
Pertimbangan Nilai dalam Dimensi Pengetahuan Ilmu_Tira Nurfatwa S_10421021_Bi...
 
Filsafat 2
Filsafat 2Filsafat 2
Filsafat 2
 
Metode berpikir-filsafat-islam
Metode berpikir-filsafat-islamMetode berpikir-filsafat-islam
Metode berpikir-filsafat-islam
 
Teknologi & kemislinan
Teknologi & kemislinanTeknologi & kemislinan
Teknologi & kemislinan
 
Nilai Budaya
Nilai BudayaNilai Budaya
Nilai Budaya
 
UICI 2022 - Manusia dan ilmu
UICI 2022 - Manusia dan ilmuUICI 2022 - Manusia dan ilmu
UICI 2022 - Manusia dan ilmu
 

Mahasiswa sebagai Pemikir dan Ilmuwan.pptx

  • 1. MAHASISWA SEBAGAI PEMIKIR DAN ILMUWAN Dr. Ujang Suyatman, M.Ag
  • 2. َ‫ف‬ َ‫ال‬ْ‫و‬‫ل‬ َِ‫َل‬ٌ‫ة‬‫ف‬ِ‫ئ‬‫آ‬‫َط‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫َم‬ ٍ‫ة‬‫ق‬ْ‫ر‬ِ‫َف‬ ِ ‫ل‬ُ‫نَك‬ِ‫َم‬‫ر‬‫ف‬‫ن‬ َ ِ‫َف‬ ْ ْ‫و‬ُ‫ه‬‫ه‬َّ‫ف‬َ‫َي‬ َْ‫ي‬ ِ‫ْلد‬ َِ ‫ن‬ Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama (QS. At-Taubah : 122)
  • 3. Homo Sapiens • Cogito ergo sum, karena berpikir maka aku ada (Rene Descartes) • Homo sapiens adalah tanda kesadaran diri manusia dalam melahirkan kemampuan untuk bernalar, mencerap, mengamati, mengingat, membayangkan, menganalisis, memahami, merasa, membangkitkan emosi, menghendaki, melakukan sintesis, abstraksi, serta mengadakan suatu perhitungan menuju ke masa depan. • Homo sapiens merupakan sebuah keberadaan aktif yang memungkinkan dunia obyektif direfleksikan dalam konsep, putusan intelektual, serta memungkinkan manusia mengorganisir pikirannya dari taraf-taraf hipotesis menuju pembuktian. Sehingga berkembang menjadi teori, ilmu, teknologi, industri, dan sebagainya, yang membuat manusia mampu memecahkan masalah-masalah kehidupan secara efektif dan sitematis.
  • 4. Proses berfikir Pikiran sebagai kemampuan khas manusia untuk secara kritis melakukan: • Pengamatan; • Menilai dan mengklasifikasi atau mengkategorikan konsep-konsep; • Menempatkan perbedaan dalam rangka kombinasi dan hubungan; • Melakukan perhitungan-perhitungan berdasarkan kemampuan membeda- perbedakan, mengklasifikasi, dan mengkombinasi hubungan (Aristoteles).
  • 5. Curiosity Pikiran mampu menangani "rasa ingin tahu" manusia dan menempatkannya sebagai: • titik pangkal kesadaran (existencial consciousness) untuk makin melangkah menuju tahap kedewasaan dan kematangan hidup. • "tenaga budaya" dalam melakukan berbagai karya budaya. • "tenaga ilmu" dalam mengerjakan berbagai karya keilmuan untuk menyingkap misteri ketidaktahuan yang mencemaskan menjadi alam penaklukan yang menyenangkan.
  • 6. Pikiran sebagai Tenaga Keilmuan • Melalui pikiran, rasa "ingin tahu“ manusia diarahkan pada penemuan konsep- konsep, ide, gagasan, dan pembuktian hipotesis untuk menjadi teori atau pikiran keilmuan yang jelas. • Melalui pikiran, manusia mampu menciptakan aneka hukum bagi pengembangan kehidupannya, seperti; hukum ekonomi (the Law of having), hukum tindakan (the Law of doing), dan hukum budaya (The Law of Being). • Karena pikiran, manusia menjadi makhluk yang bertanggungjawab dan karenanya, dapat dimintai pertanggung-jawaban atas segala hal yang dilakukannya.
  • 7. Ciri pemikiran keilmuan Berpikir keilmuan, secara filosofis, adalah • Berpikir sungguh-sungguh sampai mendapatkan kejelasan, kepastian, ketepatan, dan keajegan-keajegan pemikiran yang mendasar bagi sebuah bangunan keilmuan. • Berpikir disiplin (komitmen diri) dalam mengawal pengembangan pemikiran sampai pada pembuktian-pembuktian kebenaran pemikiran keilmuan. • Berpikir metodis, artinya diproses dan dihasilkan dengan cara-cara kerja yang tertanggung jawab, baik dari sisi rasio maupun teknis analisis, pengujian, dan pembuktiannya. • Berpikir terarah pada pengetahuan, sehingga dihasilkan sistem pemikiran yang tersusun secara sistematis dan menjadi kerangka – kerangka pemikiran dasar bagi sebuah bangunan keilmuan.
  • 8. Peran Perguruan Tinggi • Perguruan tinggi berfungsi dalam rangka pencerdasan budi atau intelektual dan budaya masyarakat, melalui penumbuhan kesadaran diri mahasiswa dan masyarakat bahwa pikiran, pengetahuan, dan ilmu adalah salah satu fenomena eksistensi manusia yang tidak dapat dipisahkan dari nilai dan panggilan tugas kemanusiaan yang diembannya • Studi filsafat ilmu di Perguruan tinggi bertujuan membimbing mahasiswa untuk memahami keluasan dan kedalaman hakikat serta tanggungjawab pikiran dan pengetahuan manusia.
  • 9. Sumber Bacaan: Suriasumantri, J.S., 1995, Ilmu dalam Perspektif, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. The Liang Gie, 1985, Kamus Logika, Nurcahya, Yokyakarta. ------------------, 1996, Pengantar Filsafat Ilmu, Liberty, Yogyakarta. Keraf, Gorys, 1992, Argumentasi dan Narasi, Gramedia, Jakarta Watloly, A., 2001, Tanggung Jawab Pengetahuan, Kanisius, Yogyakarta.

Editor's Notes

  1. Melalui pikiran, "rasa ingin tahu“ tidak hanya diratapi secara psikologis, tetapi ditempatkan pada sebuah realitas pembelajaran (diskursus) untuk mengisi ruang keinginannya itu dengan kompetensi; pengetahuan, keilmuan, ketrampilan, etika, moralitas, dan spiritualitas.
  2. Pikiran, dalam kedudukan sebagai "tenaga ilmu", berfungsi memberi dasar-dasar pemikiran keilmuan, menentukan obyek dan prinsip-prinsip metodik keilmuan serta ciri khas masing-masing cabang ilmu. Tenaga keilmuan tersebut, berfungsi pula untuk memperdalam serta memperluas cakrawala pertimbangan-pertimbangan dan putusan-putusan teoretis sehingga mampu mendorong perkembangan ilmu-ilmu khusus, maupun aplikasi atau penerapan keilmuan dengan pertimbangan-pertimbangan nilai agar ilmu pengetahuan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan dan kebahagiaan manusia. Akhirnya, pikiran, baik sebagai "tenaga budaya" maupun "tenaga ilmu", merupakan kekuatan strategis untuk menyingkapkan keluhuran atau keagungan manusia yang tiada bandingnya, sehingga rasa "ingin tahu" manusia menemukan artinya yang strategis dan mendalam.