1. LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan,
Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMP Negeri 2 Semende Darat
Ulu – Kab. Muara Enim
SMP Negeri 2 Semende Darat
Ulu– Kab. Muara Enim
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Pertama
Tujuan yang ingin dicapai Melalui model pembelajaran
PBJL diharapkan siswa mampu
mendemonstrasikan dialog
tentang the expression of
ability, unability, willingness
and unwillingness
Melalui model pembelajaran PBL
diharapkan siswa mampu
mendemonstrasikan role play
tentang the expression of
asking for and giving
suggestion
Penulis Ario Sukanda, S.Pd.I Ario Sukanda, S.Pd.I
Tanggal Sabtu, 27 Agustus 2022 Jum’at, 16 September 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar
belakang masalah, mengapa
praktik ini penting untuk
dibagikan, apa yang menjadi
peran dan tanggung jawab
anda dalam praktik ini.
Dari hasil identifikasi masalah, analisis masalah dan masalah yang
terpilih, untuk kemudian dipadukan dengan sistem Kuriklum 2013
menitikberatkan pada dua pendekatan utama, yakni Student Center
dalam pembelajaran dan Higher Order of Thinking Skill. Namun, tidak
dapat dipunggiri bahwa dalam pelaksanaannya, kebanyakan guru
masih menggunakan cara konvensional yakni Teacher Center. Hal ini
berakibat pada terjebaknya siswa pada orientasi berfikir yang masih
berada pada level LOTS (khususnya dalam pembelajaan bahasa
inggris). Alhasil, 4 skill yang seharusnya dimiliki siswa tidak terasah
dengan baik. Sedangkan dalam pembelajaran bahasa inggris, siswa
dituntut untuk menguasai english skills dengan baik dan benar.
Senada dengan hasil survei penulis (berdasarkan hasil kajian
wawancara pakar, kepala sekolah dan rekan sejawat), diidentifikasi
bahwa masalah yang kerap terjadi dalam pembelajaran bahasa inggris
adalah: “Minimnya vocabulary mastery siswa yang berujung pada
rendahnya kemampuan speaking siswa dalam pembelajaran bahasa
Inggris (khususnya materi the expression of ability, unability,
willingness and unwillingness seta the expression of asking for and
giving suggestion), baik dalam pembuatan kalimat sederhana sampai
membuat dialog sederhana”. Hal ini disebabkan oleh:
1. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar bahasa inggris
2. Kurannya peran orang tua
3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat
4. Minimnya penggunaan media pembelajaran yang berbasis TPACK
5. Bahan ajar yang kurang inovatif
6. Guru hanya sekedar melepas kewajiban saja
7. Kurangnya variasi LKPD siswa
8. Kurangnya bimbingan guru dalam melatih speaking skill siswa
Adapun peran dari penulis sebagai guru yakni:
1. Guru sebagai fasilitator
Guru bertanggung jawab dalam memfasilitasi kegiatan KBM
siswa, di mana guru memaksimalkan penggunan sarpras dan
media pembelajaran secara maksimal
2. Guru sebagai motivator
Kesadaran guru dengan tugas mendidik, membuat guru cukup
berperan untuk memotivasi siswa. Tidak hanya sekerdar
memotivasi siswa secara verbal saja, tapi guru mencoba melakukan
pendekatan emosional kepada siswa untuk memancing keluarnya
motivasi internal siswa.
Pentingnya praktik ini
a. Aksi atau PPL yang dilakukan menggunakan metode
pembelajaran yang inovatif
b. Sebagai referensi guru lain yang ingin
menggunakan/menerapkan tata cara yang sama
Tantangan :
Apa saja yang menjadi
tantangan untuk mencapai
tujuan tersebut? Siapa saja
yang terlibat,
Ada beberapa hal yang menjadi
tantangan adalah sebagai berikut:
1. Perumusan indikator
pencapaian pada RPP yang
berlevel HOTS
2. Kondisi jaringan internet yang
tidak stabil
Kondisi kesehatan guru yang
tidak stabil.
2. 3. Kurangnya language exposure
guru
4. Kelas yang belum dialiri listrik
5. Laptop tidak terkoneksi dengan
proyektor
6. Ruang kelas yang belum
meiliki aliran listrik
7. Siswa cenderung kurang fokus
dalam belajar
8. Kurangnya variasi kegiatan di
dalam kelas (baik dalam hal
mengajar maupaun latihan
siswa)
9. Kurangnya penggunaan IT
dalam belajar
10. Kemampuan membuat dan
mengedit video
Pihak-pihak yang terlibat dalam rencana aksi ini adalah:
1. Dosen dan Guru Pamong
2. Para pakar (rekan-rekan dosen)
3. Kepala Sekolah
4. Wakil Kurikulum
5. Koordinator kesiswaan
6. Rekan-rekan sejawat (rekan-rekan PPG dan rekan satu sekolah)
7. Siswa-siswi yang menjadi sasaran atau obyek treatment
Aksi :
Langkah-langkah apa yang
dilakukan untuk
menghadapi tantangan
tersebut/ strategi apa yang
digunakan/ bagaimana
prosesnya, siapa saja yang
terlibat / Apa saja sumber
daya atau materi yang
diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini
Adapun aksi yang saya
lakukan adalah:
1. Merumuskan RPP yang berlevel
hots (tentunya dibimbing oleh
Dosen dan Guru pamong, serta
masukan dari rekan-rekan
PPG)
2. Menggunakan model
pembelajaran PJBL
3. Mencari titik letak sinyal yang
cukup stabil
4. Memanfaatkan papan tulis dan
spidol secara maksimal
5. Menyambungkan listrik dari
kantor dengan menggunakan
kabel terminal panjang
6. Membagi siswa menjadi
beberapa kelompok dan
melakukan kontrol serta
bimbingan secara intensif
7. Membuat dan menyusun
beberapa kegiatan yang
bervariatif di dalam RPP yang
diaplikasikan saat pelaksanaan
rencana aksi
8. Mengistruksikan siswa
membawa smartphone dan
bekerja secara berkelompok
(hal ini dikarenakan
terbatasnya kemampuan daya
beli siswa untuk membeli
smartphone).
Adapun aksi yang saya
lakukan adalah:
1. Guru sudah “berobat” ke
tenaga kesehatan dan
PUSKESMAS
2. Dengan semangat tinggi yang
dimiliki oleh guru, guru
mampu melaksanakan KBM
sesuai dengan tujuan dan
sintaks PBL secara maksimal
Adapun strategi yang saya gunakan saat pembelajaran adalah:
1. Menggunakan pendekatan scientific approach
2. Menggunakan model pembelajaran PJBL dan PBL
3. Menggunakan teknik 3 M (Mengamati, meniru dan menambahi)
4. Memperbanyak latihan, baik lisan maupun soal LKPD
5. Melakukan pembimbingan kelompok, pairs dan individu secara
intensi
Langkah-langkah yang dilaksanakan:
1. Membuat RPP yang baik dan benar
2. Berdiskusi dengan dosen, guru pamong dan rekan-rekan PPG
3. Mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan (Class conditioning
dan sarpras)
4. Berkoordinasi dengan pihak sekolah
5. Pelaksanaan rencana aksi dengan menggunakan sintak PJBL dan
PBL
3. 6. Pelaksanaan aksi yang mengacu pada kecakapan abad 21
7. Menggunakan LKPD yang bervariatif
8. Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
9. Mengedit video dan mengunggahnya di LMS
Adapun penggunakan materi yang saya gunakan adalah:
1. Menggunakan materi pembelajaran yang bervariasi (Buku paket
kemendikbud, sumber dari buku winner, situs
www.eslworkshet.com dan www.youtube.com
2. Menggunakan Powerpoint dan video pembelajaran
3. Menggunakan pengeras suara saat pembelajaran
4. Menggunakan router wifi guna menunjang kegiatan yang berbasis
TPACK atau IT
Refleksi Hasil dan dampak
Bagaimana dampak dari aksi
dari Langkah-langkah yang
dilakukan? Apakah hasilnya
efektif? Atau tidak efektif?
Mengapa? Bagaimana respon
orang lain terkait dengan
strategi yang dilakukan, Apa
yang menjadi faktor
keberhasilan atau
ketidakberhasilan dari
strategi yang dilakukan? Apa
pembelajaran dari
keseluruhan proses tersebut
1. Keefektifan pelaksanaan aksi
Setelah melakukan kegiatan aksi pembelajaran dengan
menggunakan model PJBL dan PBL yang berfokus pada peningkatan
speaking skill siswa yang dipadukan dengan penggunaan TPACK dan
keterampilan abad ke 21, dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan
aksi tersebut terbukti efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa,
speaking skill siswa dan kekondusifan belajar siswa.
Selain itu, dengan menggunakan media pembelajaran yang berbasis
TPACK, hal ini meringankan tugas guru dan membuat daya nalar
siswa semakin kreatif, komunikatif dan mampu belajar dalam
kelompok. Selain itu juga, ternyata siswa mampu beradaptasi dengan
cepat dan sangat antusias dalam mengikuti proses KBM yang sedang
berlangsung.
2. Berbagai respon yang di dapat
a. Respon dari pihak sekolah
Dari pihak sekolah, mereka sanat mendukung dan
memberikan keleluasaan kepada penulis untuk melakukan aksi
dengan baik. Pihak sekolah juga menyedikan berbagai keperluan
yang diminta oleh penulis (seperti penggunaan projector, router
wifi, kabel penyuplai aliran listrik, alat bantu pengeras suara
dan merelakan pergantian jam pembelajaran)
b. Respon dari siswa
Siswa sangat antusias sekali dalam pembelajaran, mereka
terlihat memiliki semnagat tinggi dalm mengikuti setiap kegiatan
pembelajaran. Mereka mulai pro aktif untuk bertanya,
menjawab, berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompok). Tidak
hanya itu, siswa dari kelas lainpun sempat datang ke rumah
dan meminta penulis untuk mengajar degan menggunakan
media yang sama di kelas mereka. Padahal, selama ini mereka
terkesan pasif dan cenderung “menghindar” saat pelajaran
bahasa inggris.
3. Faktor keberhasilan
Menurut penulis, selain dari adanya kerjasama antar semua
lini, salah satu faktor keberhasilan dari kegiatan ini adalah
penggunaan media pembelajaran. Dengan menggunakan media dan
tata cara penyajian yang sudah direncanakan sebelumnya, ternyata
hal tersebut meningkatkan motivasi internal dan kesadaran siswa
dalam belajar. Terlihat dari antusisame siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran selama aksi. Penulis melihat kesungguhan
mereka dalam belajar. Meskipun mereka cukup kesulitan dalam
menerima materi, namun mereka berusaha secara maksimal dalam
setiap tahap pembelajaran.
4. Kesimpulan
Dari keseluruhan proses pelaksanaan aksi diatas maka dapat
diambil pelajaran bahwa untuk mendapatkan hasil belajar yang
maksimal perlu adanya kerjasama yang baik dari semua pihak. Guru
juga dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar,
sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan.