MPR melantik Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan umum dalam sidang paripurna MPR. Sebelum reformasi, MPR yang merupakan lembaga tertinggi negara memiliki kewenangan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dengan suara terbanyak, namun sejak reformasi bergulir, kewenangan itu dicabut sendiri oleh MPR. Perubahan kewenangan tersebut diputuskan dalam Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-7 (lanjutan 2) tanggal 09 November 2001, yang memutuskan bahwa Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat, Pasal 6A ayat (1).
1. Dokumen tersebut membahas tentang lembaga-lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat dalam sistem pemerintahan Indonesia seperti MPR, Presiden, DPR, DPD, MA, dan BPK beserta wewenang dan fungsinya.
Dokumen tersebut menjelaskan lembaga-lembaga negara dan kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Terdapat lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan lembaga negara lain seperti Mahkamah Konstitusi, Bank Sentral, dan Badan Pemeriksa Keuangan. Dokumen ini juga menjelaskan wewenang, kewajiban, dan hubungan antar lembaga negara.
Lembaga-lembaga negara utama menurut UUD NRI 1945 antara lain terdiri atas Presiden, DPR, DPD, MPR, MA, MK, dan kementerian negara. Masing-masing lembaga memiliki peran dan kewenangan yang berbeda dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
MPR melantik Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan umum dalam sidang paripurna MPR. Sebelum reformasi, MPR yang merupakan lembaga tertinggi negara memiliki kewenangan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dengan suara terbanyak, namun sejak reformasi bergulir, kewenangan itu dicabut sendiri oleh MPR. Perubahan kewenangan tersebut diputuskan dalam Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-7 (lanjutan 2) tanggal 09 November 2001, yang memutuskan bahwa Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat, Pasal 6A ayat (1).
1. Dokumen tersebut membahas tentang lembaga-lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat dalam sistem pemerintahan Indonesia seperti MPR, Presiden, DPR, DPD, MA, dan BPK beserta wewenang dan fungsinya.
Dokumen tersebut menjelaskan lembaga-lembaga negara dan kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Terdapat lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan lembaga negara lain seperti Mahkamah Konstitusi, Bank Sentral, dan Badan Pemeriksa Keuangan. Dokumen ini juga menjelaskan wewenang, kewajiban, dan hubungan antar lembaga negara.
Lembaga-lembaga negara utama menurut UUD NRI 1945 antara lain terdiri atas Presiden, DPR, DPD, MPR, MA, MK, dan kementerian negara. Masing-masing lembaga memiliki peran dan kewenangan yang berbeda dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang lembaga-lembaga negara dan kekuasaannya menurut UUD 1945, termasuk kekuasaan Presiden, DPR, DPD, MPR, dan pemerintahan daerah. Dibahas pula tentang wewenang, fungsi, dan hak masing-masing lembaga tersebut berdasarkan pasal-pasal UUD 1945.
Proses Terbentuknya Suprastruktur Pemerintahan RI:
Perkembangan NKRI dalam Periode-periode
1. UUD 1945 (1) 18 Agustus -27 Des 1945
2. Konstitusi RIS 1949 : 27 Des 1949- 17 Agust 1950
3. UUD Seemnetara 1950: 17 Agust 1950 – 5 Juli 1959
4. UUD 1945 (II) : 5 Juli 1959 – 2002
5. UUD Negara Republik Indonesia 1945 (III) : 2002 - sekarang
(Negara dan Konstitusi, Prof. Dr. AT Sugito, SH. MM : 20)
1. Dokumen tersebut membahas tentang proses perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mulai dari latar belakang, tujuan, dasar hukum, dan hasil perubahan. 2. Secara khusus dijelaskan mengenai perubahan wewenang lembaga negara seperti Presiden, DPR, MPR, dan Mahkamah Agung. 3. Perubahan ini bertujuan untuk menyempurnakan ketentuan dasar negara sesuai dengan perkembangan
dinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptxIstiqomahMPd
Dokumen tersebut merangkum proses perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi latar belakang, tujuan, dasar yuridis, dan hasil perubahan. Proses perubahan dilakukan melalui beberapa sidang MPR antara tahun 1999 hingga 2002 untuk menyempurnakan ketentuan UUD 1945 sesuai dengan perkembangan zaman.
Dokumen tersebut membahas tentang proses perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sejak reformasi, meliputi latar belakang, tujuan, dasar hukum, dan hasil perubahan UUD 1945. Perubahan UUD 1945 mencakup penambahan dan pengurangan beberapa pasal dan bab serta penyesuaian isi pasal agar sesuai dengan tuntutan reformasi dan perkembangan zaman.
Dokumen tersebut membahas perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Perubahan ini dilakukan untuk menyempurnakan aturan dasar negara dan menyesuaikan dengan tuntutan reformasi serta aspirasi rakyat, antara lain dengan memperkuat kedaulatan rakyat, pembagian kekuasaan yang jelas, dan pemenuhan hak asasi manusia. Perubahan ini dilakukan melalui beberapa sidang MPR antara tahun 1999-2002 dan
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2004 mengatur tentang Komisi Yudisial yang berperan dalam mengusulkan calon Hakim Agung kepada DPR, mengawasi perilaku hakim, dan mengajukan sanksi terhadap hakim yang melanggar etika. Komisi Yudisial terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, dan tujuh anggota yang berasal dari mantan hakim, praktisi hukum, akademisi hukum, dan masyarakat. Komisi Yudis
[Ringkasan]
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengalami beberapa kali perubahan untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan hak asasi manusia. Perubahan mencakup pembagian kekuasaan yang lebih jelas antara lembaga negara, pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat, dan penegakan hukum yang lebih kuat. Tujuan perubahan adalah menyempurnakan sistem ketatanegaraan sesuai dengan aspirasi raky
Dokumen tersebut membahas beberapa hal pokok perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mencakup penambahan bab, pasal, dan ayat; penghapusan penjelasan; serta penguatan lembaga-lembaga negara dan pembagian kekuasaan sesuai dengan tuntutan reformasi."
Dokumen tersebut membahas tentang penyelenggaraan kekuasaan kehakiman dalam UUD 1945 dan peran lembaga peradilan sebagai pelaksanaannya. UUD 1945 mengatur kekuasaan kehakiman dipegang oleh Mahkamah Agung, peradilan umum, agama, militer, tata usaha negara, dan Mahkamah Konstitusi. Masing-masing lembaga mempunyai peran tertentu sesuai bidangnya.
Pembahasan Sidang BPUPKI dan PPKI, Pancasila sejak kelahirannya dimaksudkan sebagai Philosofische Groundslag negara atau Dasar Filsafat Negara RI.
Negara dan ketatanegaraan Indonesia harus menempatkan Pancasila sebagai asas kerohaniannya. Artinya, jiwa, semangat, nilai-nilai Pancasila harus menjadi inti-isi yang menjiwai dan meliputi negara dan ketatanegaraan
Dokumen tersebut membahas lima lembaga penting dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yaitu MPR, DPR, DPD dan DPRD, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, dan Badan Pemeriksa Keuangan beserta kewenangan masing-masing lembaga.
Dokumen tersebut membahas tentang lembaga-lembaga negara dan kekuasaannya menurut UUD 1945, termasuk kekuasaan Presiden, DPR, DPD, MPR, dan pemerintahan daerah. Dibahas pula tentang wewenang, fungsi, dan hak masing-masing lembaga tersebut berdasarkan pasal-pasal UUD 1945.
Proses Terbentuknya Suprastruktur Pemerintahan RI:
Perkembangan NKRI dalam Periode-periode
1. UUD 1945 (1) 18 Agustus -27 Des 1945
2. Konstitusi RIS 1949 : 27 Des 1949- 17 Agust 1950
3. UUD Seemnetara 1950: 17 Agust 1950 – 5 Juli 1959
4. UUD 1945 (II) : 5 Juli 1959 – 2002
5. UUD Negara Republik Indonesia 1945 (III) : 2002 - sekarang
(Negara dan Konstitusi, Prof. Dr. AT Sugito, SH. MM : 20)
1. Dokumen tersebut membahas tentang proses perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mulai dari latar belakang, tujuan, dasar hukum, dan hasil perubahan. 2. Secara khusus dijelaskan mengenai perubahan wewenang lembaga negara seperti Presiden, DPR, MPR, dan Mahkamah Agung. 3. Perubahan ini bertujuan untuk menyempurnakan ketentuan dasar negara sesuai dengan perkembangan
dinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptxIstiqomahMPd
Dokumen tersebut merangkum proses perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi latar belakang, tujuan, dasar yuridis, dan hasil perubahan. Proses perubahan dilakukan melalui beberapa sidang MPR antara tahun 1999 hingga 2002 untuk menyempurnakan ketentuan UUD 1945 sesuai dengan perkembangan zaman.
Dokumen tersebut membahas tentang proses perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sejak reformasi, meliputi latar belakang, tujuan, dasar hukum, dan hasil perubahan UUD 1945. Perubahan UUD 1945 mencakup penambahan dan pengurangan beberapa pasal dan bab serta penyesuaian isi pasal agar sesuai dengan tuntutan reformasi dan perkembangan zaman.
Dokumen tersebut membahas perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Perubahan ini dilakukan untuk menyempurnakan aturan dasar negara dan menyesuaikan dengan tuntutan reformasi serta aspirasi rakyat, antara lain dengan memperkuat kedaulatan rakyat, pembagian kekuasaan yang jelas, dan pemenuhan hak asasi manusia. Perubahan ini dilakukan melalui beberapa sidang MPR antara tahun 1999-2002 dan
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2004 mengatur tentang Komisi Yudisial yang berperan dalam mengusulkan calon Hakim Agung kepada DPR, mengawasi perilaku hakim, dan mengajukan sanksi terhadap hakim yang melanggar etika. Komisi Yudisial terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, dan tujuh anggota yang berasal dari mantan hakim, praktisi hukum, akademisi hukum, dan masyarakat. Komisi Yudis
[Ringkasan]
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengalami beberapa kali perubahan untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan hak asasi manusia. Perubahan mencakup pembagian kekuasaan yang lebih jelas antara lembaga negara, pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat, dan penegakan hukum yang lebih kuat. Tujuan perubahan adalah menyempurnakan sistem ketatanegaraan sesuai dengan aspirasi raky
Dokumen tersebut membahas beberapa hal pokok perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mencakup penambahan bab, pasal, dan ayat; penghapusan penjelasan; serta penguatan lembaga-lembaga negara dan pembagian kekuasaan sesuai dengan tuntutan reformasi."
Dokumen tersebut membahas tentang penyelenggaraan kekuasaan kehakiman dalam UUD 1945 dan peran lembaga peradilan sebagai pelaksanaannya. UUD 1945 mengatur kekuasaan kehakiman dipegang oleh Mahkamah Agung, peradilan umum, agama, militer, tata usaha negara, dan Mahkamah Konstitusi. Masing-masing lembaga mempunyai peran tertentu sesuai bidangnya.
Pembahasan Sidang BPUPKI dan PPKI, Pancasila sejak kelahirannya dimaksudkan sebagai Philosofische Groundslag negara atau Dasar Filsafat Negara RI.
Negara dan ketatanegaraan Indonesia harus menempatkan Pancasila sebagai asas kerohaniannya. Artinya, jiwa, semangat, nilai-nilai Pancasila harus menjadi inti-isi yang menjiwai dan meliputi negara dan ketatanegaraan
Dokumen tersebut membahas lima lembaga penting dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yaitu MPR, DPR, DPD dan DPRD, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, dan Badan Pemeriksa Keuangan beserta kewenangan masing-masing lembaga.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
2. Pasal 24 (1)***
Kekuasaan kehakiman
merupakan kekuasaan
yang merdeka untuk
menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan
MA MK
Pasal 4 (1)
Memegang
kekuasaan
pemerintahan
Presiden
Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan menurut UUD
Pasal 20 (1)*
Memegang
kekuasaan
membentuk UU
DPR
6
3. BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Agung
TUN
Militer
Agama
Umum
Kewajiban dan Wewenang
1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-
undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
undang-undang [Pasal 24A (1)***];
2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***];
3. memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan
rehabilitasi [Pasal 14 (1)*].
29
MA
Pasal 24A ***
Hakim agung harus
memiliki integritas
dan kepribadian yang
tidak tercela, adil,
profesional, dan
berpengalaman di
bidang hukum
[Pasal 24A (2)***]
Calon hakim agung
diusulkan oleh Komisi
Yudisial kepada DPR
untuk mendapat
persetujuan dan
ditetapkan sebagai
hakim agung oleh
Presiden
[Pasal 24A (3)***]
5. BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN
Komisi Yudisial
Wewenang
1. mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)***];
2. mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim [Pasal 24B (1)***].
31
KY
Pasal 24B ***
Anggota Komisi
Yudisial harus
mempunyai
pengetahuan dan
pengalaman di bidang
hukum serta memiliki
integritas dan
kepribadian yang
tidak tercela
[Pasal 24B (2)***]
Anggota Komisi
Yudisial diangkat dan
diberhentikan oleh
Presiden dengan
persetujuan DPR
[Pasal 24B (3)***]
6. BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Konstitusi
MK
Wewenang dan Kewajiban
berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang
Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil
pemilihan umum [Pasal 24C (1)***];
wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat
mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 24C (2)***].
32
Hakim konstitusi
harus memiliki integritas
dan kepribadian yang
tidak tercela, adil,
negarawan yang menguasai
konstitusi dan
ketatanegaraan, serta tidak
merangkap sebagai pejabat
negara
[Pasal 24C (5)***]
mempunyai
sembilan orang anggota
hakim konstitusi yang
ditetapkan oleh Presiden,
yang diajukan masing-
masing tiga orang oleh MA,
tiga orang oleh DPR dan tiga
orang oleh Presiden
[Pasal 24C (3)***]
7. 9 (sembilan)
orang anggota
hakim konstitusi
DPR
MA
mengajukan
3 (tiga) orang
hakim
konstitusi
menetapkan
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN
Rekruitmen anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***]
mengajukan
3 (tiga) orang
hakim
konstitusi
mengajukan
3 (tiga) orang
hakim
konstitusi
33
Presiden
8. mengangkat dan menerima Duta
[Pasal 13 (2)* dan (3)*]
memberi grasi dan rehabilitasi
[Pasal 14 (1)*]
memberi amnesti dan abolisi
[Pasal 14 (2)*]
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
menyatakan perang, membuat perdamaian
dan perjanjian dengan negara lain dan
internasional lainnya
[Pasal 11 (1)**** dan (2)***]
memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda
kehormatan yang diatur dengan
undang-undang
(Pasal 15 *)
menyatakan keadaan bahaya
(Pasal 12)
dengan
persetujuan
dengan
pertimbangan
dengan
pertimbangan
dengan
pertimbangan
Presiden
DPR MA
13
9. MPR
MK
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
DPR
usul DPR
tidak diterima
wajib memeriksa, mengadili,
dan memutus paling lama 90
hari setelah permintaan
diterima
[Pasal 7B (4)***]
Pengajuan permintaan DPR
kepada MK hanya dapat
dilakukan dengan dukungan
sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota yang hadir
dalam sidang paripurna yang
dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota
[Pasal 7B (3)***]
Pendapat DPR bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden telah
melakukan pelanggaran hukum
ataupun telah tidak lagi
memenuhi syarat
[Pasal 7B (2)***]
wajib menyelenggarakan
sidang untuk memutuskan
usul DPR paling lambat 30
hari sejak usul diterima
[Pasal 7B (6)***]
Keputusan diambil dalam
sidang paripurna, dihadiri
sekurang-kurangnya 3/4
jumlah anggota, disetujui
sekurang-kurangnya 2/3
jumlah yang hadir, setelah
Presiden dan/atau wakil
presiden diberi kesempatan
menyampaikan penjelasan
[Pasal 7B (7)***]
DPR
menyelenggarakan
sidang paripurna
untuk meneruskan
usul pemberhentian
kepada MPR
[Pasal 7B (5)***]
usul DPR
diterima
Presiden
dan/atau Wakil
Presiden terus
menjabat
Presiden
dan/atau Wakil
Presiden
diberhentikan
10
tidak terbukti
terbukti