The Least Cost Method is another method used to obtain the initial feasible solution for the transportation problem. Here, the allocation begins with the cell which has the minimum cost. The lower cost cells are chosen over the higher-cost cell with the objective to have the least cost of transportation.
Pengendalian proyek dengan metode nilai hasil (earned value method)Angga Nugraha
Salah satu metode pengendalian proyek adalah dengan menganalisa menggunakan metode nilai hasil (Earned Value ethod), dimana metode ini mengintegrasikan antara biaya dengan schedule sehingga dapat memprediksi total biaya yang dibutuhkan di akhir proyek secara linier untuk pada saat evaluasi pada periode waktu tertentu, Adapun indikator dasar dari earned value method ini adalah BCWS (Budgeted COst of Work Schedule), BCWP (Budgeted Cost of Work Performed), dan ACWP (Actual Cost of WOrk Performed).
Proyek pembangunan gedung dinas komunikasi dan informasi Jawa Timur mengalami keterlambatan pada awal pelaksanaan akibat peralihan status kepemilikan tanah. Untuk menganalisis kinerja proyek dan mendeteksi faktor penyebab keterlambatan, digunakan konsep Earned Value Analysis yang mempertimbangkan rencana, biaya, dan prestasi fisik. Analisis tersebut memberikan perkiraan bahwa proyek akan selesai lebih awal dari jadwal dengan
(REVIEW JURNAL) Analisis Kinerja Proyek Pembangunan RS. Banyumanik IILaras Kautsar
Analisis kinerja proyek pembangunan Rumah Sakit Banyumanik II menggunakan metode Earned Value Analysis (EVA) dan Project Evaluation Review Technique (PERT) menunjukkan kinerja proyek pada hari ke-315 berada di bawah target. Pencapaian rencana pekerjaan hanya 76,8% dan biaya 91,8% dari anggaran. Jika tidak ada perbaikan, proyek akan terlambat. PERT menunjukkan percepatan sisa proyek akan meningkatkan biaya
Teknik penjadwalan Line of Balance (LoB) merupakan metode yang sesuai untuk proyek dengan pekerjaan berulang seperti pembangunan rumah, jalan, atau pertokoan. Metode ini menggunakan diagram yang membandingkan waktu dan lokasi untuk merencanakan kemajuan proyek berdasarkan kecepatan produksi tiap kegiatan.
Analisis pengendalian biaya dan waktu terhadap proyek konstruksi dengan metode earned value menganalisis penerapan metode earned value analysis pada analisis biaya dan waktu pelaksanaan proyek perumahan Penajam Paser Utara. Metode ini digunakan untuk menghitung BCWS, BCWP, ACWP serta indeks kinerja SPI, CPI untuk memprediksi biaya dan waktu penyelesaian proyek. Crash program juga dianalisis untuk mempercepat proyek bila ter
Dokumen tersebut membahas teknik pengendalian biaya dan jadwal proyek konstruksi meliputi identifikasi varians, konsep nilai hasil, kurva S, dan penggunaan Microsoft Project. Kurva S digunakan untuk memonitor kemajuan proyek dengan membandingkan rencana dan realisasinya. Microsoft Project berguna untuk membuat rencana jadwal dan biaya proyek sebagai dasar pembuatan kurva S.
Modul ini membahas tentang penjadwalan proyek dengan menjelaskan prosedur penjadwalan mulai dari identifikasi kegiatan proyek, perhitungan volume dan durasi kegiatan, analisis ketergantungan antar kegiatan, hingga penyusunan jadwal proyek dengan diagram batang serta syarat-syarat yang berlaku pada jadwal proyek. Contoh kasus pembangunan dermaga digunakan untuk mendemonstrasikan langkah-langkah penjadwalan proyek
Pengendalian proyek dengan metode nilai hasil (earned value method)Angga Nugraha
Salah satu metode pengendalian proyek adalah dengan menganalisa menggunakan metode nilai hasil (Earned Value ethod), dimana metode ini mengintegrasikan antara biaya dengan schedule sehingga dapat memprediksi total biaya yang dibutuhkan di akhir proyek secara linier untuk pada saat evaluasi pada periode waktu tertentu, Adapun indikator dasar dari earned value method ini adalah BCWS (Budgeted COst of Work Schedule), BCWP (Budgeted Cost of Work Performed), dan ACWP (Actual Cost of WOrk Performed).
Proyek pembangunan gedung dinas komunikasi dan informasi Jawa Timur mengalami keterlambatan pada awal pelaksanaan akibat peralihan status kepemilikan tanah. Untuk menganalisis kinerja proyek dan mendeteksi faktor penyebab keterlambatan, digunakan konsep Earned Value Analysis yang mempertimbangkan rencana, biaya, dan prestasi fisik. Analisis tersebut memberikan perkiraan bahwa proyek akan selesai lebih awal dari jadwal dengan
(REVIEW JURNAL) Analisis Kinerja Proyek Pembangunan RS. Banyumanik IILaras Kautsar
Analisis kinerja proyek pembangunan Rumah Sakit Banyumanik II menggunakan metode Earned Value Analysis (EVA) dan Project Evaluation Review Technique (PERT) menunjukkan kinerja proyek pada hari ke-315 berada di bawah target. Pencapaian rencana pekerjaan hanya 76,8% dan biaya 91,8% dari anggaran. Jika tidak ada perbaikan, proyek akan terlambat. PERT menunjukkan percepatan sisa proyek akan meningkatkan biaya
Teknik penjadwalan Line of Balance (LoB) merupakan metode yang sesuai untuk proyek dengan pekerjaan berulang seperti pembangunan rumah, jalan, atau pertokoan. Metode ini menggunakan diagram yang membandingkan waktu dan lokasi untuk merencanakan kemajuan proyek berdasarkan kecepatan produksi tiap kegiatan.
Analisis pengendalian biaya dan waktu terhadap proyek konstruksi dengan metode earned value menganalisis penerapan metode earned value analysis pada analisis biaya dan waktu pelaksanaan proyek perumahan Penajam Paser Utara. Metode ini digunakan untuk menghitung BCWS, BCWP, ACWP serta indeks kinerja SPI, CPI untuk memprediksi biaya dan waktu penyelesaian proyek. Crash program juga dianalisis untuk mempercepat proyek bila ter
Dokumen tersebut membahas teknik pengendalian biaya dan jadwal proyek konstruksi meliputi identifikasi varians, konsep nilai hasil, kurva S, dan penggunaan Microsoft Project. Kurva S digunakan untuk memonitor kemajuan proyek dengan membandingkan rencana dan realisasinya. Microsoft Project berguna untuk membuat rencana jadwal dan biaya proyek sebagai dasar pembuatan kurva S.
Modul ini membahas tentang penjadwalan proyek dengan menjelaskan prosedur penjadwalan mulai dari identifikasi kegiatan proyek, perhitungan volume dan durasi kegiatan, analisis ketergantungan antar kegiatan, hingga penyusunan jadwal proyek dengan diagram batang serta syarat-syarat yang berlaku pada jadwal proyek. Contoh kasus pembangunan dermaga digunakan untuk mendemonstrasikan langkah-langkah penjadwalan proyek
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen biaya proyek perangkat lunak yang mencakup pengertian biaya dan manajemen biaya proyek, lingkup proses manajemen biaya proyek seperti perencanaan sumber daya, estimasi biaya, penyusunan anggaran biaya, dan pengawasan biaya, serta penjelasan mengenai earned value management sebagai salah satu alat penting dalam pengawasan biaya proyek.
Dokumen tersebut berisi perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi jembatan beton seperti beton K600, K300, K125, baja tulangan, pondasi tiang pancang, dan unit gelagar beton prategang berbagai panjang. Dokumen tersebut menguraikan komponen biaya tenaga kerja, bahan, peralatan, serta overhead dan profit untuk mendapatkan harga satuan setiap pekerjaan. Harga satuan kemudian digunakan untuk menghitung anggaran biaya total
Dokumen tersebut membahas tentang rencana anggaran biaya (RAB) yang mencakup penjelasan mengenai apa itu RAB, fungsi RAB, acuan regulasi dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAB. Juga dijelaskan jenis-jenis RAB, dokumen perencanaan, diagram alir penyusunan RAB, dan contoh perhitungan volume serta penentuan harga satuan pekerjaan.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang meliputi definisi RAB, persiapan yang dibutuhkan sebelum penyusunan RAB, faktor-faktor yang diperhatikan dalam penyusunan RAB, contoh penentuan harga satuan bahan dan upah, analisis pekerjaan, harga satuan pekerjaan, dan contoh perhitungan RAB untuk pekerjaan pasangan.
Rencana teknis pengendalian arus dan perkuatan tebing sungai di Kampung Sungai Liput mencakup perencanaan desain talud penahan longsor, estimasi biaya, dan rencana anggaran pekerjaan untuk mencegah perubahan bentuk sungai dan meminimalisir bahaya longsor. Desain talud menggunakan sheetpile dan beronjong kawat dengan tinggi 8 meter dihitung berdasarkan debit 50 tahun. Total biaya pekerjaan diperkirakan Rp16,4 miliar.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut memberikan ringkasan program, lingkup pekerjaan, dan jadwal pelaksanaan pemeliharaan jalan di Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk tahun 2013-2015. Terdapat 3 kontrak utama yaitu kontrak jangka panjang 2013-2015 senilai Rp158 miliar, kontrak tahunan 2014 senilai Rp57 miliar, dan pemeliharaan swakelola senilai Rp44 miliar yang mencakup pemeliharaan rutin, backlog, pemeliharaan berkala, dan
Dokumen tersebut berisi tentang rencana pelaksanaan proyek pembangunan gedung asrama Wisma Maharani. Terdiri dari uraian pekerjaan, metode pelaksanaan, jadwal, anggaran, dan standar keselamatan kerja. Memberikan informasi mendetail mengenai proses konstruksi gedung tersebut dari tahap persiapan hingga penyelesaian.
Tiga dokumen tersebut memberikan informasi tentang tiga Daerah Irigasi (DI) di Jawa Tengah, yaitu:
1. DI Padas Klorot yang melayani 701 Ha lahan di Boyolali dan Semarang, dengan bendungnya bernama Padas Klorot
2. DI Rejoso yang melayani 560 Ha lahan di Boyolali dan Semarang, dengan bendungnya bernama Rejoso
3. DI Senjoyo yang melayani 2.235 Ha lahan di Salatiga dan Semarang, dengan bendun
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen biaya proyek perangkat lunak yang mencakup pengertian biaya dan manajemen biaya proyek, lingkup proses manajemen biaya proyek seperti perencanaan sumber daya, estimasi biaya, penyusunan anggaran biaya, dan pengawasan biaya, serta penjelasan mengenai earned value management sebagai salah satu alat penting dalam pengawasan biaya proyek.
Dokumen tersebut berisi perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi jembatan beton seperti beton K600, K300, K125, baja tulangan, pondasi tiang pancang, dan unit gelagar beton prategang berbagai panjang. Dokumen tersebut menguraikan komponen biaya tenaga kerja, bahan, peralatan, serta overhead dan profit untuk mendapatkan harga satuan setiap pekerjaan. Harga satuan kemudian digunakan untuk menghitung anggaran biaya total
Dokumen tersebut membahas tentang rencana anggaran biaya (RAB) yang mencakup penjelasan mengenai apa itu RAB, fungsi RAB, acuan regulasi dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAB. Juga dijelaskan jenis-jenis RAB, dokumen perencanaan, diagram alir penyusunan RAB, dan contoh perhitungan volume serta penentuan harga satuan pekerjaan.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang meliputi definisi RAB, persiapan yang dibutuhkan sebelum penyusunan RAB, faktor-faktor yang diperhatikan dalam penyusunan RAB, contoh penentuan harga satuan bahan dan upah, analisis pekerjaan, harga satuan pekerjaan, dan contoh perhitungan RAB untuk pekerjaan pasangan.
Rencana teknis pengendalian arus dan perkuatan tebing sungai di Kampung Sungai Liput mencakup perencanaan desain talud penahan longsor, estimasi biaya, dan rencana anggaran pekerjaan untuk mencegah perubahan bentuk sungai dan meminimalisir bahaya longsor. Desain talud menggunakan sheetpile dan beronjong kawat dengan tinggi 8 meter dihitung berdasarkan debit 50 tahun. Total biaya pekerjaan diperkirakan Rp16,4 miliar.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut memberikan ringkasan program, lingkup pekerjaan, dan jadwal pelaksanaan pemeliharaan jalan di Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk tahun 2013-2015. Terdapat 3 kontrak utama yaitu kontrak jangka panjang 2013-2015 senilai Rp158 miliar, kontrak tahunan 2014 senilai Rp57 miliar, dan pemeliharaan swakelola senilai Rp44 miliar yang mencakup pemeliharaan rutin, backlog, pemeliharaan berkala, dan
Dokumen tersebut berisi tentang rencana pelaksanaan proyek pembangunan gedung asrama Wisma Maharani. Terdiri dari uraian pekerjaan, metode pelaksanaan, jadwal, anggaran, dan standar keselamatan kerja. Memberikan informasi mendetail mengenai proses konstruksi gedung tersebut dari tahap persiapan hingga penyelesaian.
Tiga dokumen tersebut memberikan informasi tentang tiga Daerah Irigasi (DI) di Jawa Tengah, yaitu:
1. DI Padas Klorot yang melayani 701 Ha lahan di Boyolali dan Semarang, dengan bendungnya bernama Padas Klorot
2. DI Rejoso yang melayani 560 Ha lahan di Boyolali dan Semarang, dengan bendungnya bernama Rejoso
3. DI Senjoyo yang melayani 2.235 Ha lahan di Salatiga dan Semarang, dengan bendun
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
1. MANAJEMEN KONSTRUKSI
“Least Cost Analysis (LCA) Method Proyek Konstruksi Jembatan”
DISUSUN OLEH KELOMPOK VIII
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
4. Metode LCA (Least Cost Analysis)
Metode least cost analysis adalah metode schedulling yang menentukan aktivitas dan
urutan dalam melakukan strategi percepatan secara crashing dalam rangka
mendapatkan serangkaian rencana percepatan proyek yang paling efisien atas biaya.
Metode ini memanfaatkan metode critical path sebagai salah satu acuannya. Metode
ini adalah salah satu metode analisis pada percepatan proyek dengan metode
crashing.
5. ACWP
(Actual Cost of Work)
Indikator-Indikator pada Konsep Nilai Hasil
Jumlah biaya aktual yang telah
diselesaikan.
BCWS
(Budgeted Cost of Scheduled)
Nilai yang diterima dari
penyelesaian pekerjaan selama
periode waktu tertentu
BCWP
(Budgeted Cost of Work)
Anggaran biaya yang dialokasi
berdasarkan rencana kerja yang
telah disusun terhadap waktu.
ACWP = Total keseluruhan
biaya aktual
BCWP = % Progress pekerjaan
sementara x BAC
BCWS = % Progress pekerjaan
rencana x BAC
6. 1. CV (Cost Varians)
Penilaian Kinerja Proyek dengan Konsep Nilai Hasil
Perbedaan nilai yang diperoleh setelah
menyelesaikan bagian pekerjaan
dengan nilai aktual pelaksanaan proyek.
CV = BCWP - ACWP
2. SV (Schedule Varians)
Perbedaan bagian pekerjaan yang
dapat dilaksanakan dengan bagian
pekerjaan yang direncanakan.
SV = BCWP - BCWS
3. CPI (Cost Perfomance Index)
Perbandingan antara nilai yang diterima
dari penyelesaian pekerjaan dengan
biaya aktual yang dikeluarkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
CPI = BCWP / ACWP
4. SPI (Schedule Perfomance Index)
perbandingan antara
penyelesaianpekerjaan di lapangan
dengan rencana kerja pada periode
waktu tertentu
SPI = BCWP / BCWS
01
7. BETC (Budget Estimate to Complete)
5. EAC(Estimate at Completion)
Perkiraan Biaya Sisa yang dibutuhkan untuk pekerjaan
yang belum diselesaikan berdasarkan kinerja biaya
proyek pada saat dilakukan evaluasi dengan asumsi
kinerja proyek akan tetap (konstan) sampai berakhirnya
proyek.
𝑩𝑬𝑻𝑪 =
𝑩𝑨𝑪−𝑩𝑪𝑾𝑷
𝑪𝑷𝑰
SETC (Schedule Estimate to Completion)
Perkiraan Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan yang tersisa atau pekerjaan yang belum
diselesaikan berdasarkan kinerja jadwal proyek pada saat
dilakukan evaluasi dengan asumsi kinerja proyek akan tetap
(konstan) sampai berakhirnya proyek.
𝑺𝑬𝑻𝑪 =
𝑺𝑨𝑪 − 𝒕𝑩𝑪𝑾𝑺
𝑺𝑷𝑰
BEAC (Budgeted Estimate at Completion)
Perkiraan Biaya Total yang akan dibutuhkan untuk
menyelesaikan seluruh aktivitas pekerjaan proyek
berdasarkan kinerja biaya proyek pada saat dilakukan
evaluasi dengan asumsi kinerja proyek akan tetap
(konstan) sampai berakhirnya proyek
𝑩𝑬𝑨𝑪 = 𝑨𝑪𝑾𝑷 + 𝑩𝑬𝑻𝑪
SEAC (Schedule Estimate at Completion)
Perkiraan Waktu Total yang akan dibutuhkan untuk
menyelesaikan seluruh aktivitas pekerjaan proyek
berdasarkan kinerja jadwal proyek pada saat dilakukan
evaluasi dengan asumsi kinerja proyek akan tetap (konstan)
sampai berakhirnya proyek.
𝑺𝑬𝑨𝑪 = 𝒕𝑩𝑪𝑾𝑷 + 𝑺𝑬𝑻𝑪
02
8. Tabel Penilaian Nilai Hasil
NO Parameter Nilai Penilaian
1 Cost Variance
> 0 Biaya lebih kecil
= 0 Biaya aktual = biaya rencana
< 0 Biaya lebih besar
2 Schedule Variance
> 0 Lebih cepat dari jadwal
= 0 Sesuai jadwal
< 0 Terlambat dari jadwal
NO Parameter Nilai Penilaian
1 CPI
>1 Biaya lebih kecil
=1 Biaya aktual = biaya rencana
<1 Biaya lebih besar
2 SPI
>1 Lebih cepat dari jadwal
=1 Sesuai jadwal
<1 Terlambat dari jadwal
10. KODE NAMA PEKERJAAN
BIAYA NORMAL ACWP PROGRESS BCWP BCWS CV SV
1 2 3 4=1*3/100 5=2*3/100 6=4-2 7=4-5
1A Pek.Pembersihan lahan Rp 36,834,375 Rp 26,679,362.50 100 Rp 36,834,375 Rp 26,679,363 Rp 10,155,013 Rp 10,155,013
1B Pengukuran dan pemasangan bowplank Rp 1,089,791 Rp 1,089,790.98 100 Rp 1,089,791 Rp 1,089,791 Rp - Rp -
1C Pembuatan kantor direksi Rp 5,625,626 Rp 5,625,625.50 100 Rp 5,625,626 Rp 5,625,626 Rp - Rp -
1D Pembuatan Gudang alat dan bahan Rp 5,822,726 Rp 5,822,725.50 100 Rp 5,822,726 Rp 5,822,726 Rp - Rp -
1E Pembuatan bedeng pekerja Rp 2,558,036 Rp 2,558,035.50 100 Rp 2,558,036 Rp 2,558,036 Rp - Rp -
1F Pembuatan pos jaga Rp 4,640,532 Rp 4,640,532.20 100 Rp 4,640,532 Rp 4,640,532 Rp - Rp -
1G Pembuatan Wc /Kamar mandi Rp 3,358,415 Rp 3,358,415.00 100 Rp 3,358,415 Rp 3,358,415 Rp - Rp -
1H Pagar proyek Rp 1,646,904 Rp 1,646,904.20 100 Rp 1,646,904 Rp 1,646,904 Rp - Rp -
1I Pemasangan papan nama proyek Rp 170,000 Rp 170,000.00 100 Rp 170,000 Rp 170,000 Rp - Rp -
1J SMK3 Rp 170,000 Rp 170,000.00 80 Rp 136,000 Rp 136,000 -Rp 34,000 Rp -
2A Galian tanah Rp 7,236,075
2B Urugan tanah Rp 3,317,781
3A Pondasi borpile Pilar Rp 10,393,554
3B Pondasi borpile Abutment Rp 12,606,671
3C Pile cap Pilar Rp 386,735,935
3D Pile cap Abutment Rp 386,736,947
3E Pekerjaan Abutment Rp 386,736,947
3F Pekerjaan Pilar Rp 386,736,947
3G Pekerjaan Pier Head Rp 386,740,643
3H Dinding penahan tanah Rp 1,700,875
4A Landasan Rp 61,229,520
4B Pekerjaan beton prategang PCI girder Rp 1,222,363,250
4C Diafragma Rp 10,182,068
4D Plat bekisting beton Rp 2,250,000
4E Pelat lantai kedaraan Rp 10,407,028
4F Railling Rp 10,375,528
4G Trotoar Rp 10,375,528
4H Pekerjaan pelat injak Rp 9,962,294
41 Pekerjaan perancah Rp 79,674,884
4J Pek. Sewa Concrete pump komplit Rp 11,200,000
5A Pemasangan papan nama jembatan Rp 12,250,905
5B Pengecatan railling Rp 36,026
5C Pembersihan lokasi pasca konstruktur Rp 282,510
TOTAL Rp 3,471,448,319 Rp 51,761,391 Rp 61,882,404 Rp 51,727,391 Rp 10,121,013 Rp 10,155,013
11. CV = BCWP – ACWP
CV = 61,882,404 - 51,761,391
CV = Rp 10,121,013
SV = BCWP – BCWS
SV = 61,882,404 - 51,727,391
SV = Rp 10,155,013
CPI = BCWP / ACWP
CPI = 61,882,404/51,761,391
CPI =1.19553208
SPI = BCWP / BCWS
SPI = 61,882,404/51,727,391
SPI = 1.196317893
Jadi kita bisa memprediksi biaya akhir dari perhitungan CPI
yang telah didapat yaitu CPI > 1, artinya proyek mendapatkan
keuntungan dari percepatan/aktualisasi dari kegiatan persiapan
proyek
Prediksi Biaya
12. 𝑩𝑬𝑻𝑪 =
𝑩𝑨𝑪−𝑩𝑪𝑾𝑷
𝑪𝑷𝑰
= (3,473,326,610 - 61,882,404)/1.19553208
= Rp 2,851,923,401.21
𝑩𝑬𝑨𝑪 = 𝑨𝑪𝑾𝑷 + 𝑩𝑬𝑻𝑪
= 51,761,391 + 2,851,923,401.21
= 2,903,684,792.59
Keuntungan = BAC – BEAC
= 3,473,326,610 – 2,903,684,792.59
= Rp 567,763,526.03 (sebesar 0.163552349%)
Dapat disimpulkan bahwa dari aktualisasi pekerjaan persiapan,
proyek jembatan mendapatkan profit sebesar 0.164%
Keuntungan
13. Prediksi Waktu
ETS (Estimate Temporary Schedule)
= sisa waktu penyelesaian proyek sesuai rencana / SPI
= (48 minggu – 47 minggu) / 1,285
= 1 minggu / 1,285
= 5,45 hari
EAS (Estimate All Schedule)
= Jumlah walktu yang sudah digunakan + ETS
= 329 hari + 5,45 hari
= 334,45 hari
= 47,78 minggu
Sehingga disimpulkan bahwa proyek dinyatakan selesai lebih awal
2,22 minggu dari jadwal yang telah direncanakan