ATAMBUA, GQ - Menjejak kaki di tanah Timor, Global Qurban merekam dua fragmen kisah yang sesungguhnya sama, satu rumpun, satu budaya, namun “dipaksa” untuk berbeda. Kisah tentang perjuangan hidup di tanah gersang Timor, berjuang menjaga agama, menjaga akidah sebagai minoritas. Di Tanah Timor ini, perbedaan itu tergaris nyata dalam bentuk gerbang perbatasan. Tapal batas yang menjadi tanda perbedaan. Di sisi Timor-Leste, tapal batas itu disebut sebagai gerbang Batugade. Sementara, di sisi Indonesia tapal batas itu punya nama gerbang Mota’ain, berada dalam wilayah administratif Kota Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Sepekan lalu, usai menyapa minoritas Muslim di pelosok Distrik Lautaém, Subdistrik Lospalos, Timor-Leste. Tim Global Qurban untuk Timor kembali bergerak berkejaran dengan waktu, masih ada amanah kurban yang harus tersampaikan sampai hari tasyrik berakhir. Laju distribusi kurban selanjutnya mengarah ke Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Mengapa memilih Belu?