SlideShare a Scribd company logo
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
1 www.penerbitku.com
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
2 www.penerbitku.com
PRAKATA
KEWIRAUSAHAAN atau entrepreneurship adalah gagasan yang paling
populer disaat ini. Hal ini juga diperkuat dengan semakin banyaknya
kesadaran orang di sekitar kita yang menjalankan binsis secara mandiri
atau mulai berlatih berwirausaha. Realitas yang ada di hadapan kita
memang menunjukkan jumlah lapangan kerja yang lebih sedikit dibanding
dengan para pencari kerja yang notabene merupakan lulusan sekolah dan
perguruan tinggi. Data di Depnakertrans menunjukkan jumlah
pengangguran mencapai puluhan juta orang di Indonesia dan lebih dari satu
juta diantaranya adalah Sarjana. Hampir dapat dipastikan jumlah itu akan
membengkak dari tahun ke tahun.
Bagi yang sudah bekerja di perusahaan, sangat sedikit yang berhasil
mencapai taraf hidup lebih dari cukup. Sedikit sekali perusahaan yang bisa
memberikan penghasilan memadai. Apalagi sejak krisis moneter bahkan
semakin banyak perusahaan yang gulung tikar. Yang bisa bertahan pun
harus melakukan efisiensi di semua bidang. Dan yang lebih sering terjadi
adalah terjadinya PHK secara besar-besaran.
Kini, para pekerja mulai menyadari bahwa mengandalkan hasil dari
pekerjaan menjadi buruh atau pegawai tidak mencukupi lagi untuk biaya
hidup apalagi menabung. Mereka mulai berusaha menemukan sumber-
sumber lain untuk menambah penghasilan keluarga. Dan pada saat yang
sama buku-buku tentang wirausaha disertai dengan pelatihan dan seminar
serupa membanjir di sekeliling kita. Kebutuhan untuk memiliki usaha
mandiri dan melepaskan ketergantungan dengan ikatan pekerjaan menjadi
urgensi semua kepala rumahtangga.
Menjadi pengusaha, merupakan kenyataan yang paling didambakan semua
orang. Karena pada kenyataannya tidak enak menjadi orang yang diatur
dan diperintah atasan. Namun perlu langkah yang cermat untuk melakukan
itu semua. Butuh pengetahuan tentang kewirausahaan yang memadai untuk
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
3 www.penerbitku.com
melepaskan diri dari pendapatan rutin melalui kerja di pabrik atau instansi.
Dan melalui buku inilah pembaca akan digiring untuk dapat memulai usaha
sendiri disertai tips aplikatif untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis
melalui profil dan kisah para pengusaha yang sukses mulai dari nol, sejak
masih menjadi karyawan, buruh atau pegawai rendahan.
Ucapan syukur yang tiada terhingga kepada Allah Swt. Tuhan Semesta
Alam yang telah membimbing dan menurunkan ilham-Nya kepada penulis.
Sumber inspirasi utama, ayahanda tercinta, Almarhum Bapak Subur dan
almarhumah Ibunda yang telah bersemayam di sisi Tuhan, semoga kita
dipertemukan kembali di hari akhir nanti dalam kebaikan.
Semua keluarga yang telah memotivasi saya untuk berkarya meskipun kita
terpisah jauh namun hati kita akan selalu bersama.
Istriku tercinta, Puji Rahayu, dan para prajurit setiaku, Faiz, Farah, Fadhil,
Fatimah, Fawwaz dan Farouq maafkan kalau hari-hari terakhir ini sering
ditinggal bahkan harus berpisah cukup lama, semoga kelak Tuhan
mengumpulkan kita kembali. Untuk rekan-rekan pengelola
KaryaVirtual.com yang telah menerbitkan tulisan-tulisan saya
Akhirnya saya yakin bahwa semuanya ada kekurangan, karena itu
masukan, kritik saran, ide, gagasan dengan senang hati kami terima. Bisa
disampaikan melalui email: jumadi.subur@gmail.com atau
prama@indosat.net.id Semoga karya sederhana ini ada yang bisa
dimanfaatkan bagi sesama.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
4 www.penerbitku.com
DAFTAR ISI
Prakata
1. Berbisnis Salon Setelah Kena PHK, 6
2. Bermodalkan Rp 5.000, Abunazar Jadi Juragan Kerupuk, 7
3. Buchori, dari Sopir Taksi Jadi Juragan Roti, 11
4. Kisah Sukses Pebisnis Muda Waralaba, 13
5. Cara Mudah Memulai Bisnis / Usaha Sambilan, 22
6. Cita-cita Sederhana Sang "Momtepreneur", 25
7. Dari Buruh Jadi Jutawan, 30
8. Dari Karyawan Menjadi Pengusaha Bordir, 35
9. Nur Dahyar Dari Karyawan Menjadi Rekanan Toyota, 36
10. Dari Karyawan Pabrik Roti Jadi Juragan Roti Family, 40
11. Dari Pedagang Es Jadi Pebisnis Sukses, 45
12. Dari Penjual Kelapa Muda Jadi Juragan, 52
13. Didi Nurhadi: Ogah Jadi Karyawan, 57
14. Fatma Arief Fianti, Jadi Juragan Berkat Ampyang Cokelat, 60
15. From Emperan to Empire, 62
16. Iim Fahima, Berjaya di Dunia Online, 64
17. Jadi Juragan Tas Bermodal 50 ribu Rupiah, 69
18. Joko Sriyanto, Kuli Bangunan Jadi Juragan Batako, 74
19. Juragan Kue dari Kota Kembang, 77
20. Karena Ingin Jadi Direktur, 81
21. Dari Karyawan Jadi Juragan, 83
22. Kisah Muhadi, Dari Kondektur Jadi Pengusaha Bus, 86
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
5 www.penerbitku.com
23. Kisah Sukses Pengusaha Tas, 91
24. Kisah Sukses Mantan Seorang Petugas Keamanan, 93
25. Kisah TKI yang Kini Punya 23 Karyawan, 96
26. Maaf, Saya Bukan Orang Gajian Lagi, 98
27. Mantan Salesman Jadi Juragan Alumunium, 101
28. Tririan Arianto, Mengolah Jamur Meraup Rezeki, 107
29. PHK Bukan Berarti Kiamat, 112
30. Riezka, Jual Pisang Ijo Raup Omzet Ratusan Juta, 114
31. Safira, Kebanjiran Order dari KBRI Singapura, 117
32. Sebuah Kisah Sukses Pengusaha dan Pendiri RKS School of
Entrepreneurship, 119
33. Sono, Pencuci Piring Jadi Juragan RM Padang, 124
34. Sumarlinah, Karyawan Sekaligus Juragan, 129
35. Tarjo, dari Cleaning Service Jadi Juragan Ikan Bakar, 133
36. Yulianto, dari Karyawan menjadi Pengusaha Fotocopy, 137
37. Kuli Bangunan Jadi Juragan, 139
Bacaan Lanjutan
Tentang Penulis
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
6 www.penerbitku.com
Berbisnis Salon Setelah Kena PHK
Ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa menghampiri siapa saja.
Namun, persoalan itu janganlah dijadikan sebuah alasan untuk berhenti
berusaha. Muntofi`ah adalah salah satu korban PHK yang berhasil
membuktikan kalau usaha yang tekun akan membuahkan kesuksesan.
Jangan takut memulai. Itulah yang akhirnya diputuskan perempuan
berjilbab yang akrab dipanggil Mun ini. Akibat penutupan perusahaan
tempat dirinya bekerja, Mun terkena dampak perumahan karyawan.
Namun, desakan ekonomi dan dorongan rekan-rekannya membuat Mun
berani mengambil keputusan untuk menjalankan bisnis salon muslimah
pada tahun 2006.
Kini, salon Mun sudah berkembang.
Sedikitnya 15 pelanggan datang ke
salonnya setiap hari. Karyawannya pun
bertambah dari dua menjadi enam
orang. Dalam waktu dekat, Mun
bermaksud membuka cabang baru
salonnya. Bermodalkan keberanian dan
tabungan Rp 50 juta, Mun pun
merengkuh kebahagiaan atas
keberaniannya berbinis tiga tahun lalu.
Bagi Mun, "jangan menyerah" adalah kuncinya. Selalu ada jalan keluar bagi
yang mau berusaha. Sosok inspiratif ini yakin dengan bekerja keras,
keberanian, dan tidak putus asa, maka korban PHK juga bisa berhasil.
sumber : liputan6.com
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
7 www.penerbitku.com
Bermodalkan Rp 5.000, Abunazar Jadi Juragan Kerupuk
PADANG- Siapa yang tidak tahu dengan kerupuk kulit, kerupuk gurih,
terbuat dari kulit sapi, yang enak sekali jika dijadikan teman lauk untuk
makan nasi sehari-hari atau pun hanya sebagai kudapan. Produk ini bisa
dibeli di pasaran dengan harga dalam kondisi mentah Rp 60-70 ribu per-
kilogram.
Di Sumatra Barat (Sumbar), kerupuk ini dikenal dengan nama “Karupuk
Jangek”. Di daerah ini paling tidak terdapat belasan pengusaha kerupuk
jangek, berskala kecil maupun besar. Biasanya, mereka bergerak di rumah
masing-masing, atau mengembangkan usahanya dengan home industri,
dengan mempekerjakan keluarga sendiri, sebagai tenaga kerjanya.
Hasilnya, tidak saja mereka pasok untuk wilayah Sumbar, namun juga
merambah ke pasaran luar provinsi, bahkan hingga ke Ibu Kota Jakarta.
Salah satu pengusaha kerupuk jangek yang cukup terkemuka di kota
Padang, yakni Usaha Kerupuk Kulit Citra Mandiri, yang beralamat di Jalan
Gajah Mada Rt.03 Rw.03 Gunung Pangilun, Padang.
Usaha home industri yang dirintis sejak tahun 1978 ini, mulanya didirikan
hanya dengan modal Rp 5 ribu, sebagai usaha keluarga. Namun kini, usaha
ini berkembang pesat. Siapa sangka, modal Rp 5 ribu, membuat Abunazar
menjadi juragan kerupuk kulit di kota Padang.
Dengan usahanya ini, Abunazar (55 tahun), sang pemilik, bahkan telah
berhasil mengantarkan keenam anaknya ke jenjang pendidikan, dua
diantaranya telah menamatkan kuliahnya di Universitas Bung Hatta
Padang.
Kendati tanpa plang nama, home industri milik Abunazar ini, merajai
hampir sekitar 25 persen industri kerupuk kulit di Sumatra Barat. Kerupuk
kulit Citra Mandiri, bahkan sudah dipasarkan ke beberapa daerah luar
Sumatra Barat, yakni; Jambi, Riau, Bengkulu, Palembang, Medan dan
Jakarta. Awalnya, pada tahun 1978, Abunazar yang tidak menamatkan
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
8 www.penerbitku.com
SLTA-nya ini, merupakan salah satu pekerja di usaha kerupuk kulit milik
Mamaknya (paman-red), di daerah Lubuk Buaya, Padang.
Setelah beberapa bulan bekerja, Abunazar mulai berpikir untuk membuka
usaha sendiri, karena rasanya, ia telah memiliki keahlian di bidang
pengolahan kerupuk kulit tersebut.
Dengan tekad bulat, Abunazar membongkar celengannya, setelah dihitung,
jumlahnya hanya Rp 5000. Uang tersebut dibelikannya beberapa lembar
kulit sapi di Rumah Potong Hewan di Sawahan, Padang. Saat itu harga satu
lembar kulit sapi hanya Rp 250.
Mengolah Sendiri
Abu yang saat itu mengontrak rumah di Jalan Gunung Sago, Gunung
Pangilun Padang, mengolah sendiri kulit sapi yang dibelinya. Mulai dari
merebus, menjemur, menggoreng, dan memasarkannya. Untuk satu lembar
kulit sapi, bisa diperoleh 50 kg kerupuk kulit dalam bentuk kering. Waktu
itu, kata Abunazar, jumlah pengusaha kerupuk jangek masih bisa dihitung
dengan jari, hingga perputaran usahanya bisa pula dihitung dengan mudah.
Usaha yang dirintis Abunazar ini lambat laun berkembang pesat.
Pada tahun 1985, ia merasa usahanya mulai naik daun. Karena itu, ia
memutuskan untuk mencari karyawan untuk membantunya. Tiga karyawan
pun ia terima sebagai pekerja. Karyawan inilah yang melakukan
pengolahan. Sedangkan Abunazar, selain mengolah, juga langsung turun ke
pasaran, mengurus pemasaran kerupuk kulitnya.
Namun, usaha ini tak selamanya berjalan mulus. Kesulitan mulai muncul
pada saat orang-orang yang memiliki modal besar, pada tahun 2000, juga
mulai berbisnis kerupuk kulit. Mereka yang bermodal kuat ini, berani
membeli kulit di atas harga lazim. “Inilah yang membuat Saya sesak nafas.
Apalagi, jumlah julit kan terbatas,” kata Abunazar.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
9 www.penerbitku.com
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia saat itu, juga membuat Citra
Mandiri semakin terseok-seok. Setelah berembuk dengan keluarga dan
karyawan, Abunawas memutuskan untuk menutup saja usahanya.
Namun, saat Abunazar sedang melakukan pembicaraan dengan karyawan,
soal keputusannya untuk menutup Citra Mandiri, salah seorang adiknya,
Syaiful Aliman, yang bekerja di Departemen Tenaga Kerja Padang, datang.
Syaiful melarang kakaknya menutup Citra Mandiri.
Bantuan Modal
Menurutnya, masih ada kesempatan, mereka bisa mengajukan pinjaman
pada PT Semen Padang yang memberikan bantuan modal bagi pengusaha
kecil, melalui dana PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi). BUMN
ini bekerja sama dengan Dinas Koperasi setempat dalam penyaluran dana
bantuannya.
Tahun 2000 itu, PT Semen Padang memang telah menggulirkan dana
sebesar Rp 7,5 miliar lebih kepada 1.673 unit usaha kecil dan koperasi di
Sumbar.
Namun, tidak banyak pengusaha kecil seperti Abunazar yang
mengetahuinya.
Mendengar itu, semangat Abunazar kembali menggebu. Esoknya, dibantu
sang adik, Abunazar langsung mengurus segala sesuatu untuk pengurusan
administrasi peminjaman dana PUKK PT Semen Padang tersebut.
Semuanya berjalan lancar.
Pada bulan Juni tahun 2000, PT Semen Padang mengabulkan pinjaman
modal Abunazar sebesar Rp 7,5 juta. Dana tersebut dikucurkan secara
bertahap, sebanyak Rp 2,5 juta pada tahap awal dan Rp 5 juta di tahap
selanjutnya.
Pinjaman lunak ini menjadi dewa penolong bagi usaha kerupuk kulit
Abunazar.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
10 www.penerbitku.com
Dengan pinjaman itu, usaha Abunazar pun mulai berkembang pesat. Berkat
bantuan dana tersebut, menurut Abunazar, hingga tahun 2004 ini, usahanya
bisa memproduksi sebanyak 250 kg kerupuk kulit setiap harinya..
Kini, dibantu keenam orang anak, istrinya, dan tiga karyawan, Abunazar
bangga menjalankan usaha kerupuk kulit yang telah membuat dua anaknya
menjadi sarjana. Bukan itu saja. Saat ini,
Abunazar telah memiliki beberapa buah
rumah kontrakan, yang merupakan hasil
dari home industri yang ia rintis bersama
keluarga.
Namun, tetap, laki-laki ini berharap,
mendapat bantuan modal lagi, untuk lebih
memperbesar usaha dan memasarkan
kerupuk kulitnya bahkan hingga ke manca negara.
“Saya ingin punya peralatan yang canggih. Saat ini kami cuma bekerja
dengan alat manual seperti pisau dan mengeringkan kulit dengan matahari.
Katanya ada alat pemotong dan pengering kulit yang lebih canggih,” kata
Abunazar.
www.sinarharapan.co.id
(SH/sri rahayu ningsih)
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
11 www.penerbitku.com
Buchori, dari Sopir Taksi Jadi Juragan Roti
KOMPAS.com — Sempat mengecap pengalaman menjadi sopir taksi, dan
gonta-ganti aneka macam usaha sampai bangkrut, kini Buchori (40) sukses
menjadi juragan roti. Sekarang, ia mempunyai enam outlet roti Aflah.
Namun, itu tidak dicapainya dengan kerja sistem instan.
Enam outlet-nya, dua berada di
Yogyakarta dan Purworejo,
serta satu outlet tersebar di
Purwodadi, dan Kutoarjo.
Untuk oulet di Yogyakarta,
berada di Jalan Nyi Ahmad
Dahlan dan di rumahnya, Dusun
Sorobayan, Kecamatan Sanden,
Bantul.
Karena tuntutan pemenuhan
ekonomi keluarga, sejak duduk
di bangku SMA, Buchori selalu nyambi kerja. Dari usaha sablon, berjualan
pakaian, stiker, hingga pernak-pernik. Selama kuliah di Jurusan Dakwah di
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, ia berkelana sebagai sopir taksi
di Yogyakarta. Dengan penghasilan yang tidak tentu, Buchori nekat
menikah.
Terlalu capek nyopir, di kampus sebagai aktivis, dan berkecimpung di
beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM), Buchori menjadi malas
kuliah. Alasannya, kuliah kebanyakan mengajarkan teori bukan praktik.
Alhasil ia cabut, meski sebenarnya tinggal mendaftar wisuda. "Saya masih
heran, kok dulu bisa masuk Fakultas Dakwah, ya?" ujarnya.
Bersama istri, ia lantas pindah ke Pemalang, Jawa Tengah, dan membuka
beberapa usaha. Mulai dari keripik aneka rupa, hingga roti. Semuanya tak
bisa dibilang sukses. Namun, yang paling monumental adalah apa yang
dilakukan dengan sisa tabungannya.
"Uang tinggal Rp 40 juta, tahun 2003 saya nekat pergi haji sendiri, dengan
pesan ke istri bahwa suatu saat saya janji memberangkatkan dia untuk haji
juga. Ketika pulang, uang tabungan tinggal Rp 4 juta. Banyak orang bilang
saya sudah gila," katanya.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
12 www.penerbitku.com
Namun, yang dipercayai adalah dorongan naik haji amat kuat. Seperti ada
suara Tuhan bahwa dengan berhaji, hatinya tenang dan semua usaha akan
dimudahkan. Pilihan usaha kini jatuh ke pembuatan roti. Buchori
mengontrak rumah di Sorobayan.
Langkah pertamanya sebagai strategi berjualan adalah mendatangi teman-
teman kuliah, aktivis, dan saat di LSM. Kartu nama pun disebar. "Karena
belum mempunyai motor, untuk wira-wiri ya memakai angkutan umum.
Kalau dekat naik sepeda," papar dia.
Aflah, nama roti usahanya itu, mengkhususkan diri membuat roti-roti
seperti mandarin, lapis legit, dan roll cake yang dikemas dalam kotak
kardus. "Saya bukan menjual roti yang dikemas satu-satu. Kalau seperti
itu, untungnya kecil dan menjualnya lama. Jika jualannya roti kardusan,
lebih menguntungkan," kata
Buchori, bapak dua anak ini. Dalam sehari, produksi Aflah sekitar 1.000
dus.
Menariknya lagi, Buchori mengaku tak pandai membuat roti. "Lha semua
akhirnya saya serahkan kepada karyawan. Mereka yang sekarang
membuat roti.
Saya tinggal memantau dan memikirkan kira-kira masyarakat akan suka
roti apa, dan menyampaikannya ke mereka. Karyawan saya malah lebih
lihai membuat roti, ha-ha-ha," ujarnya.
www.kompas.com
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
13 www.penerbitku.com
KISAH SUKSES PEBISNIS MUDA WARALABA
Kuliah boleh saja di bidang teknik, bahkan melanjutkan S2 di bidang
manajemen proyek, tapi bisnis franchise makanannya menggurita. Menjadi
narasumber di tv, radio, koran, dan majalah adalah hal biasa.
Cak Eko, arek Suroboyo asli yang baru berusia 34 tahun ini adalah pendiri
dan pemilik waralaba Bakso Malang Kota “Cak Eko”. Pemilik nama lengkap
Henky Eko Sriyantono ini adalah sarjana Teknik Sipil ITS.
Prestasinya? Luar biasa. Di umur masih masih muda, dia baru saja
dinobatkan oleh koran Bisnis Indonesia sebagai juara I “Bisnis Indonesia
Young Entrepreneur Award
2008” untuk kategori utama.
Penganugerahan paling gress
adalah menyabet juara I
Wirausaha Muda Mandiri
2008. Penyerahaan
penghargaan ajang bergengsi
dari Bank Mandiri tersebut
dilakukan oleh Wakil
Presiden Jusuf Kalla
didampingi oleh Menteri
BUMN Sofyan Jalil. Acara
tersebut disaksikan oleh
1500 undangan yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center, 3
Desember 2008.
Masih ada lagi yang terbaru, tanggal 11 Desember 2008 usaha Cak Eko
Bakso Malang Kota “Cak Eko” menyabet Penghargaan The Best In
Business Prospect Indonesia Franchise Start Up 2008.
Penghargaan lainnya adalah “Indonesian Innovative Creative Award 2007”
dari Menteri Koperasi & UKM, Menakertrans & Menperin, “Indonesian
Small Medium Business Entrepreneur Award 2007” dari Menkop & UKM.
Tidak hanya bisnis bakso, Cak Eko juga pemilik & pendiri waralaba “Soto
Ayam Kampoeng Jolali” yang didirikan tahun 2007, serta waralaba “Ayam
& Bebek Goreng Sambel Bledeg” yang baru didirikan tahun ini.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
14 www.penerbitku.com
Mewariskan ilmu wirausaha juga sudah mulai dilakukannya. Ada empat
buku yang diterbitkan Elexmedia yakni ”Resep Paling Manjur Menjadi
Karyawan Kaya Raya (September 2007)”, “15 Jurus Antirugi Buka Usaha
Rumah Makan (Juli 2008)”, ”Obat Paling Mujarab Sembuhkan Penyakit
Penyebab Kebangkrutan Usaha (Oktober 2008)”, dan “The Cak Eko Way,
Kiat Menggapai Kesuksesan Bisnis Bermodal Tekad dan Sedekah (rencana
terbit 22 Desember 2008)”
Lebih lengkapnya tentang bisnis Cak Eko, berikut wawancara dengan Cak
Eko, termasuk kisah jatuh-bangunnya membangun bisnisnya.
Sampai sekarang, berapa franchise yang berhasil anda jual?
82 franchise. Permintaan cukup banyak baik dari wilayah Jabodetabek
sendiri maupun wilayah luar Jawa. Ini tidak terlepas dari strategi
positioning, diferensiasi dan branding yang selalu kami gunakan dalam
mengembangkan bisnis franchise ini sehingga nama/merek makin dikenal
dan nilai penjualan masing-masing gerai/cabang meningkat.
Berapa omsetnya?
Omset 1 cabang bervariasi ada yang 15jt sebulan, ada yang 30 juta
sebulan bahkan yang tertinggi ada yang mencapai 120 juta perbulan
Berapa jumlah angkatan kerja yang terserap?
Untuk tiap cabang minimal 4-6 orang. Jadi secara keseluruhan mencapai
350 - 400 tenaga kerja dengan tingkat pendidikan sebagian besar lulusan
SMA.
Dari mana anda mendapat resep-resepnya?
Dari belajar sendiri saat di Surabaya dan melakukan berbagai eksperimen
memadukan berbagai resep baik dari majalah, mengikuti kursus (untuk
menu tambahan), buku resep di toko buku maupun resep dari internet yang
saya lakukan selama 3 bulan lamanya.
Saat belum semaju sekarang, apa kendala yang anda hadapi?
Kendala yang dihadapi adalah masalah membangun merek yang benar-
banar baru dari nol, disamping itu adalah masalah mencari pelanggan.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
15 www.penerbitku.com
Nah, untuk mereka yang baru membeli franchise anda. Ada tips supaya
mereka maju?
Tips bagi franchisee agar dapat maju adalah :
1. Aktif terlibat dalam pengawasan operasional
2. Melakukan promosi secara kontinyu (tidak hanya diawal pembukaan
saja)
3. Aktif berkomunikasi dengan franchisor apabila ada masalah
4. Mentaati SOP (Standar Operasional dan Prosedur)
5. Mempunyai niat, kesabaran, ketekunan serta keyakinan kuat bahwa
usahanya akan berhasil.
Sebelumnya anda bekerja sebagai apa? Lalu kenapa memutuskan keluar?
Bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan pemerintah. Memutuskan
berwirausaha karena ingin membuka lapangan kerja serta membuat hidup
lebih berkualitas dari segi kesejahteraan serta mempunyai waktu lebih
untuk keluarga.
Ada tips untuk masyarakat yang ingin sukses seperti anda? (dalam hal
penciptaan atau inovasi terbaru)
Tips dari saya yang terpenting agar sukses adalah :
1. Berani memulai
2. Mempunyai keyakinan yang kuat untuk sukses
3. Jeli melihat peluang
4. Menciptakan merek usaha yang unik
5. Memodifikasi produk sesuai keinginan pasar
6. Terlibat secara langsung dari awal proses usaha
Lalu langkah apa yang akan anda lakukan untuk mencapainya?
Melakukan strategi penguatan merek di tingkat nasional selanjutnya
mengikuti pameran-pameran franchise yang diadakan di luar negeri.
Untuk menjadi franchise Anda bagaimana caranya?
Mempunyai lokasi yang strategis baik di mal, di jalan utama dekat
perkantoran, kampus, pemukiman padat penduduk, stasiun, bandara, pasar
modern dll.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
16 www.penerbitku.com
Selanjutnya lokasi tersebut kami lakukan survey untuk menentukan
kelayakannya. Apabila sudah kami nyatakan layak, selanjutnya tahap
kontrak dimana nilai investasinya disesuaikan dengan tipenya.
Ada tiga tipe investasi yaitu :
1. Tipe Foodcourt di mall dengan investasi 50 juta ini sudah meliputi
biaya franchise fee dan semua peralatan
2. Tipe Mini Resto di ruko/mal (uk.40-80m2) dengan investasi sebesar
80 juta ini juga sudah meliputi biaya franchise fee dan semua
peralatan termasuk meja kursi
3. Tipe Resto di ruko/mal/stasiun/bandara (uk.>80m2) dengan investasi
sebesar 110 juta juga sudah meliputi biaya franchise fee dan semua
peralatan termasuk meja kursi.
Untuk lebih detilnya, dapat dilihat di www.baksomalangcakeko.co.nr
Selanjutnya calon franchisee juga menyediakan karyawan minimal 4 orang
yang akan kami training selama 2 hari meliputi praktek memasak,
menyajikan dan etika pelayanan.
Setelah sukses sekarang, apa obsesi anda berikutnya?
Obsesi saya adalah Bakso Malang Kota ”Cak Eko” merambah ke seluruh
penjuru dunia. Keinginan ini sejalan dengan visi saya yaitu menjadi
waralaba makanan tradisional Indonesia yang mendunia. Dalam waktu
dekat kami akan membuka cabang di Singapura dan California USA.
*****
Suksesnya Cak Eko tidak ujug-ujug. Ada masa jatuh bangun. Ada
perjuangan sangat berat yang kini berujung pada mengguritanya bisnis
franchisenya. Berikut ini kisahnya:
Tahun 1997, saat baru pertama kali hijrah di Jakarta saya pernah jual-beli
HP second. Saya beli HP second dari Jakarta, dijual di Surabaya. Cuma
bertahan 1 tahun karena semakin lama marjin yang saya dapatkan kecil.
Harga jual HP second di Jakarta dan Surabaya hampir sama.
Tahun 1998, saya mencoba peruntungan di bisnis MLM. Namun saya
hanya bisa bertahan selama 6 bulan dikarenakan jiwa saya tidak bisa
sepenuhnya menjalankan bisnis ini secara maksimal.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
17 www.penerbitku.com
Tahun 1999, karena sedang booming agrobisnis, saya patungan dengan 7
orang teman. Menanam jahe gajah 3 ha di Sukabumi. Operasional,
perawatan dan penanaman kami percayakan kepada KUD setempat. Kami
mengunjungi setiap 2 minggu sekali.
Saat panen kami gagal. Tonase tidak sesuai dengan perkiraan. Kegagalan
ini lebih disebabkan oleh faktor kurangnya pengawasan dan pengetahuan
tentang ilmu pertanian. Uang modal 5 juta saat itu yang sebenarnya saya
harapkan bisa berlipat sebagai modal nikah tahun 2000 habis tak berbekas.
Tahun 2000, dengan segala keterbatasan, saya menikah di Surabaya.
Beberapa hari setelah pernikahan, istri langsung saya boyong ke kost-
kost-an yang sudah dipersiapkan di Jakarta. Tempat yang sangat
sederhana dan tidak ada perabot apapun. Uang sisa-sisa sumbangan
pernikahan saya gunakan untuk membeli sebuah kasur dan beberapa
perlengkapan lain.
Hidup di Jakarta bersama istri dengan gaji pas-pasan adalah problem.
Uang gaji yang tidak seberapa membuat saya kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan hidup seperti uang belanja, sewa kamar (kost) hingga
keperluan-keperluan lainnya.
Dalam posisi yang serba sulit dan terjepit itulah adrenalin saya kembali
naik. Keinginan saya muncul kembali, yaitu keinginan untuk kembali
berbisnis !!
Berbagai informasi dan peluang saya cari melalui internet. Saya dapat
peluang untuk mengirimkan sebuah artikel teknik ke Jepang. Dengan
berbekal kemampuan menulis dan didukung dengan kenekatan saya
mengirimkan abstraksi makalah dan berhasil. Abstraksi naskah saya
diterima dan saya berkesempatan jalan-jalan gratis ke Jepang.
Saya tidak menghabiskan semua biaya perjalanan yang saya dapat dan
pada saat kembali ke Tanah Air. Bisa mengumpulkan uang sebesar 13 juta
sisa dari perjalanan saya ke Jepang.
Intuisi bisnis saya segera berputar. Uang 13 juta untuk apa?
Pilihan saya jatuh pada menjalani bisnis tas dan dompet kulit produksi
Tanggulangin Sidoarjo. Bisnis berjalan lancar. Barang yang saya datangkan
dari Tanggulangin saya sebar ke butik-butik di Jakarta.
Yang menjadi persoalan adalah pembayaran dari butik-butik tersebut tidak
selancar yang diharapkan. Sistem konsinyasi yang diterapkan tidak
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
18 www.penerbitku.com
mendukung kelancaran cash flow. Banyak tagihan yang tertunda hingga
membuat saya kesulitan memutar uang.
Setelah satu tahun berjalan saya memutuskan untuk berhenti dari bisnis
tersebut. Barang-barang yang berada di butik pun saya tarik semuanya
dan dibawa pulang kerumah untuk saya bagi-bagikan kepada keluarga.
Alih-alih mendapat untung, modal usaha sebesar 13 juta pun amblas.
Saya bukan tipikal orang yang mudah menyerah dan putus asa. Setelah
gagal berbisnis Jahe Gajah dan tas kulit, bisnis lainpun saya coba. Tahun
2001 pilihan saya jatuh pada bisnis busana muslim. Dengan modal sebesar
5 juta yang berasal dari pinjaman koperasi kantor, bisnis busana
muslimpun saya jalani.
Saya pilih pasar Tanah Abang Jakarta sebagai tempat kulakan dan kota
Surabaya menjadi tujuan saya untuk melempar barang. Bisnis saya
berkembang pesat dengan tingkat keuntungan mencapai 100%. Kala itu
saya tidak mengambil keuntungan usaha untuk keperluan konsumtif.
Keuntungan yang saya dapat saya tambahkan lagi sebagai modal hingga
akhirnya aset yang saya miliki makin berkembang.
Lama kelamaan banyak orang yang meniru bisnis ini dan kompetitor mulai
bermunculan dengan harga yang lebih murah. Hingga akhirnya omset
bisnis saya turun drastis. Setelah saya jalani selama 1 ½ tahun, walaupun
tidak rugi total, saya memutuskan untuk berhenti dan beralih ke bisnis
kerajinan tangan (handy craft).
Pertengahan tahun 2002, saya melihat-lihat pameran handy craft dan
tertarik dengan kerajinan miniatur becak & sepeda yang dipajang di salah
satu stand. Saya mencoba untuk memproduksinya sendiri. Tiap sabtu dan
minggu saya membawa proposal penawaran ke beberapa hotel dan pasar
swalayan di Jakarta.
Beberapa tempat bersedia menerima produk tersebut. Lagi-lagi
persoalannya semua hanya bersedia menerima barang dengan sistem
konsinyasi. Kesulitan cash flow kembali terulang. Setelah berjalan 6 bulan
bisnis kerajinan tangan inipun saya tutup.
Awal tahun 2003 saya kembali bangkit untuk berbisnis. Kali ini saya
mencoba menggeluti bisnis catering rumahan di perumahan Vila Nusa
Indah II tempat tinggal saya kala itu. Awalnya bisnis ini berprospek bagus,
namun kompetitor membuat bisnis ini harus membuat inovasi baru.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
19 www.penerbitku.com
Kala itu saya mencoba untuk membikin variasi menu makanan yang bisa
menjadi pilihan para pelanggan. Saya sebar brosur untuk agar
mendapatkan pelanggan baru. Namun adanya kompetitor baru yang lebih
kreatif dan inovatif, maka bisnis inipun mengalami penurunan omset. Bisnis
inipun tidak saya teruskan.
Tahun 2004, saya tertarik dengan sebuah produk franchise makanan
ringan sejenis crispy. Dengan modal uang 5 juta saya beli franchise
tersebut dan mulai berjualan di kompleks perumahan villa Nusa Indah, Jati
Asih, Bekasi.
Tiga bulan pertama, sangat ramai (memperoleh omset sebesar Rp.
250.000/hari).
Rupanya keberuntungan belum berpihak pada saya. Karena setelah ramai
selama tiga bulan, bulan-bulan selanjutnya omset turun drastis. Untuk
mengatasi hal tersebut maka saya putuskan untuk pindah ke lokasi lain. Di
lokasi yang baru tersebut bisa diperoleh omset sebesar Rp. 150.000
dengan prosentase keuntungan sebesar 30%.
Memang di bisnis ini tidak mengalami kerugian namun saya merasa
prospek kedepan bisnis ini tidak terlalu bagus hingga akhirnya bisnis
inipun saya sudahi setelah berjalan 1 tahun walau kontrak waralabanya 2
tahun.
Pengalaman mengambil bisnis waralaba itu membawa hikmah tersendiri
bagi saya. Impian besarnya sangat kuat, yaitu ingin memiliki sebuah bisnis
yang menerapkan sistem franchise. Jeda waktu satu tahun (2005) saya
manfaatkannya untuk mempelajari dan mengamati berbagai jenis usaha
franchise yang sudah ada.
Obsesinya adalah menjadi pemilik waralaba bisnis makanan pun terus
berkobar. Hingga akhirnya sekitar tahun 2005 (menjelang Ramadhan), pada
saat mengantar saudara ke stasiun Gambir dan bandara Soekarno-Hatta,
saya tertarik melihat sebuah rumah makan bakso yang selalu ramai
dikunjungi pembeli.
Intuisi saya segera muncul bahwa inilah jenis bisnis yang selama ini saya
cari dimana dengan hanya menjual bakso yang saat itu dikenal dengan
makanan rakyat namun bisa masuk bandara yang sewanya pertahun
mencapai ratusan juta. Di bulan dan di tahun itupula saya langsung
mempunyai niat yang kuat untuk belajar ilmu membuat bakso di Surabaya.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
20 www.penerbitku.com
Saya segera belajar dari juru masak bakso yang dikenalkan oleh kerabat
dekat. Sehari penuh saya belajar ilmu memasak dan membikin bakso tanpa
mengalami kendala karena memang hobi saya adalah memasak. Sesampai
di Jakarta langsung saya melakukan berbagai eksperimen selama 3 bulan
dengan menggabungkan resep-resep yang saya cari dari berbagai sumber.
Tujuannya untuk bisa mendapatkan resep bakso yang khas dan memiliki
cita rasa yang tinggi.
Akhirnya kerja keras saya tidak sia-sia. Formula spesial bakso Malang
pun berhasil saya temukan. Setelah yakin dengan pilihan (bisnis bakso)
dan formula yang saya miliki, saya memulai bisnis di daerah Jatiwarna
Bekasi di sebuah pujasera dengan sistem bagi hasil, dengan diberi nama
Bakso Malang Kota “Cak Eko”.
Terbukti warung bakso saya sangat diminati pelanggan. Melihat animo
pelanggan yang begitu besar, pada pertengahan tahun 2006, saya
memberanikan diri untuk membuka cabang di Tamini Square dengan modal
sebesar 25 juta yang saya dapatkan dari menyisihkan keuntungan
penjualan perbulan ditambah dengan sedikit uang pinjaman.
Rupanya bisnis baksolah yang membawa peruntungan bagi saya dan
istri.Dalam waktu singkat, outlet di Tamini Square ramai dikunjungi
pelanggan. Bahkan tidak sedikit yang berminat untuk mengambil franchise
dalam bisnis bakso yang saya geluti.
September 2006, saya mulai menawarkan kemitraan melalui website
(internet). Konsep bisnis bakso Malang Kota “Cak Eko” langsung
mendapatkan respon positif dari masyarakat. Keberhasilan saya dalam
membangun bisnis bakso beramai-ramai diberitakan media massa hingga
akhirnya bisnis franchise Bakso Malang Kota “Cak Eko” berkembang
pesat.
Tak kurang dari 30 cabang baru bermunculan hanya dalam waktu beberapa
bulan saja. Saat ini cabang Bakso Malang Kota “Cak Eko” telah mencapai
85 cabang yang tersebar luas di wilayah Jabodetabek, Palembang,
Pekanbaru, Banda Aceh, Duri Riau, Bengkulu, Jambi, Serang, Bandung,
Kudus, Solo, Surabaya, Makasar, Sintang, Tarakan, Palangkaraya, Sangata,
Bontang, Palu dan masih banyak permintaan dari seluruh Indonesia.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
21 www.penerbitku.com
Siapapun sudah bisa menjalankan bisnis Bakso Malang Cak Eko dengan
jaminan supplay bahan baku dan SOP (Standard Operating Procedure) yang
sudah teruji.
www.alumniits.com
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
22 www.penerbitku.com
Cara Mudah Memulai Bisnis / Usaha Sambilan
Untuk memulai usaha atau bisnis janganlah menunggu kondisi yang ideal.
Modal yang cukup, lokasi yang strategis, karyawan yang cakap, waktu
yang luang untuk memulai bisnis adalah kondisi yang ideal. Dan untuk
mendapatkan semuanya dalam waktu yang
bersamaan tentu butuh pengorbanan yang
lebih besar.
Apalagi bagi kita-kita yang masih
berstatus sebagai karyawan di tempat lain,
menunggu kondisi ideal bisa menjadi
pilihan yang sulit.
Salah satu pilihan bagi seorang karyawan
untuk memiliki bisnis sendiri adalah
membuka usaha sambilan. Sehingga kita
bisa tetap bekerja dan mendapatkan gaji.
Dan kita berusaha mendapatkan tambahan
penghasilan lewat usaha yang kita rintis.
Membuka usaha sambilan bisa menjadi pilihan yang menyenangkan kalau
kita bisa menentukan jenis usaha dan skala usaha sesuai minat dan
kemampuan kita. Kalau memang kita punya kondisi yang ideal, pilihan
untuk membuka perusahaan, membuka toko, atau mengambil franchise
adalah pilihan yang tepat.
Tapi bagi yang belum berani untuk mengambil resiko dengan membuka
toko sendiri, ada satu pilihan yang mudah untuk segera memulai usaha,
yaitu dengan sistem KONSINYASI.
Dengan sistem konsinyasi kita menitipkan barang dagangan kita ke toko,
kios, atau minimarket / supermarket orang lain. Kita tidak perlu memiliki
toko sendiri dan tidak perlu memiliki karyawan sendiri. Jelas akan
menghemat banyak biaya. Kita hanya perlu menanamkan modal pada
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
23 www.penerbitku.com
barang dagangan dan investasi waktu plus tenaga untuk menawarkan ke
toko orang lain. Barangnyapun tidak harus buatan sendiri, bisa barang
yang kita beli grosiran kemudian kita titipkan ke beberapa toko.
Kesepakatan Konsinyasi bisa fleksibel, untuk toko-toko kecil seperti kios
kami, cukup dilakukan secara kekeluargaan / musyawarah mufakat dan
dengan kesepakatan yang lebih mudah. Berapa barang yang ditaruh,
berapa harganya, kapan mau dicek, kapan dilakukan pembayaran, dan
kesepakatan lain dibicarakan bersama dan setelah deal atau kedua pihak
sepakat maka konsinyasi bisa dijalankan. Ada baiknya kesepakatan ini
dilakukan secara tertulis (dan memang seharusnya tertulis) meskipun
dalam format yang sederhana, sehingga jika ada perselisihan, sudah ada
pedomannya.
Untuk menitipkan barang ke perusahaan yang sudah besar (minimarket
atau supermarket) tentu persyaratannya lebih ketat. Pihak supermarket
sudah menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Pengalaman di kios kami (Kios Addina), setelah terlihat tokonya hidup
(banyak pelanggan dan banyak transaksi), ternyata banyak yang datang
menawarkan konsinyasi. Awalnya kami sangat berhati-hati, ada rasa
khawatir barangnya nanti tidak laku. Tapi Alhamdulillah banyak barang
konsinyasi yang berhasil terjual di kios kami.
Barang yang ditawarkan ke Kios kami juga beragam. Awalnya hanya jilbab
dan produk serupa, kemudian ada yang menawarkan minyak wangi, dan
bahkan sekarang ada yang menitipkan tas wanita. Para pemilik barang
yang menitipkan di kios kami, secara berkala mengecek barangya laku
atau belum, perlu ditambah atau belum. Kadang juga cukup dilakukan
dengan SMS dan jika sudah laku, pemilik barang datang ke kios kami untuk
menerima pembayaran barangnya yang laku.
Terus bagaimana kalau barang tidak laku? Pemilik barang biasanya
menukar dengan barang lain dan mungkin barang yang tidak lakuk di kios
kami bisa dan mungkin sekali laku di tempat lain. Jadi kalau mau
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
24 www.penerbitku.com
menitipkan barang konsinyasi sebaiknya jangan hanya ke satu toko. Kalau
bisa menitipkan barang ke banyak toko, sama saja kita punya toko banyak
tanpa harus sewa toko, tanpa harus membayar karyawan, dan uangpun
mengalir…
Salam
Fuad Muftie
Kios Addina : Kios Jilbab / Kerudung (rabbani™ & PerMata’s), Busana,
dan
Aksesoris
Jl. Bunga Rampai X Perumnas Klender, Jaktim
Jl. Wijaya Kusuma Raya No. 40 Perumnas Klender, Jaktim. Tlp. 021-9828
4731
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
25 www.penerbitku.com
Cita-cita Sederhana Sang "Momtepreneur"
Di Surabaya, Ibu muda ini memproduksi body care rumahan. Walau
usahanya sudah sukses, ia tak tertarik untuk membuka pabrik. Bekerja di
rumah sambil mengurus si kecil adalah impian sang "momtrepreneur".
Bagaimana muncul ide memproduksi body care?
Sebenarnya usaha saya ini berdiri karena ketidaksengajaan. Tidak ada
juga background pendidikan di bidang itu. Ceritanya, setiap bulan saya
membeli kebutuhan body care
impor. Lama kelamaan harganya
kok tambah mahal. Saya pikir,
memang apa sih bahannya kok
harganya naik terus. Apa
memang di Indonesia tidak ada
bahan untuk membuatnya.
Lalu?
Dari situ saya mulai tergelitik
mencari tahu. Kalau di sekitar
kita ada bahannya dan bisa
membuat sendiri kan pasti bisa
lebih murah. Di tengah rasa penasaran itu saya menemukan tulisan hasil
riset AC Nielsen, bahwa salah satu negara yang 100 persen punya bahan
baku membuat body care adalah Indonesia. Negara lain justru impor dari
Indonesia, baik mentah maupun setengah jadi. Nanti kalau sudah jadi
produk dijual kembali ke Indonesia.
Bahkan, nama Indonesia dengan keragaman rempahnya itu sering dipakai
orang luar negeri untuk memasarkan produk mereka, lho. Contohnya, ada
body care milik orang Amerika Serikat dengan nama Indonesia Secret
yang dalam tulisannya sengaja menjual cerita tentang Indonesia dengan
segala kekayaan alam dan hasil rempahnya.
Jenis body care apa yang pertama Anda buat ?
Saya mulai coba yang ringan dulu. Misalnya body lotion. Mulai dari bahan
yang dibutuhkan, ukuran, sampai cara membuat. Cuma persoalannya,
bahannya tidak disebutkan menggunakan bahasa latin. Setelah diartikan,
eh, ternyata bahannya sangat sederhana.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
26 www.penerbitku.com
Apa bahannya ?
Perpaduan rempah yang kita temui sehari-hari. Seperti tepung beras,
garam kasar, dll.
Pertama mencoba langsung berhasil ?
Saya membuat body lotion dalam takaran kecil di panci. Setelah berhasil,
saya pakai sendiri. Jadi bisa dikata, tubuh sendiri yang saya jadikan uji
coba. Dengan begitu, manfaatnya bisa dirasakan. Ada juga yang saya
bagikan ke teman-teman kuliah (Laila saat ini masih tercatat sebagai
mahasiswa Jurusan Manajemen Pemasaran di Unair, Surabaya). Ternyata,
mereka bilang produk saya bagus.
Dari situ naluri bisnis Anda muncul ?
Saya pikir kenapa ini tidak dijadikan usaha. Saya toh punya mimpi punya
usaha rumahan supaya bisa mengurus anak (Laila memiliki satu putri,
Alyka (1,5) dan tengah mengandung anak kedua). Setelah saya sampaikan
kepada suami, Andi Sufariyanto, beliau sangat mendukung dan juga
meyakini kalau kelak usaha body care dapat berkembang dengan baik.
Kapan berproduksi dalam jumlah besar ?
Semakin lama ternyata usaha ini menjanjikan. Saya pun mulai berani
memproduksi beberapa jenis body care seperti scrub, bath salt, juga
sabun. Setelah jadi, saya beri merek dalam Pourvous, yang dalam bahasa
Perancis artinya untukmu. Ya, biar kerenlah. Meski produk rumahan tapi
namanya kan harus menjual juga hahaha.
Sejak berproduksi dalam jumlah besar, saya mulai merekrut karyawan dari
farmasi. Jadi selain dari bahan-bahan yang ada, saya memberi formula
tambahan sehingga bisa menghasilkan produk yang lebih bagus.
Berapa karyawan yang Anda rekrut ?
Saya punya tujuh orang karyawan. Pekerjaan serabutan, mulai
memproduksi, packing, sampai melakukan penjualan. Mereka bisa
mengerjakan apapun.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
27 www.penerbitku.com
Saat ini produk apa saja yang sudah dikeluarkan Pourvous. Ada lima seri,
tapi masing-masing seri minimal ada tiga item. Kelima seri tersebut, yaitu
body care series, foot care series, bath series, spa series, aromatheraphy
series. Dalam waktu dekat kami akan meluncurkan produk baru, masing-
masing lips balm, body mist dan cologne.
Awal berbisnis cukup lancar ?
Itulah yang membuat semangat kami makin menggebu. Pertama kali ikut
pameran di Makassar Nopember 2007, lima jenis barang yang kami bawa
laris manis, bahkan sampai kurang.
Waktu itu saya bawa pulang uang Rp 22 juta. Sejak itu, kami rajin ikut
pameran di berbagai daerah, di jawa maupun luar jawa, termasuk acara
tahunan Inacraft dan PRJ di Jakarta.
Bukan itu saja, ketika pameran di Makassar itu, saya juga langsung
membuka jalur dengan membentuk agen disana. Alhamdulillah, mereka
juga antusias, makanya Pourvous cukup banyak beredar disana.
Selain pameran ?
Saya punya situs yang dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja. Bagi
mereka yang berada di luar kota atau luar pulau tak jarang melakukan
pemesanan barang lewat situs. Banyak sekali orang dari luar pulau justru
tahu produk kami dari situs. Dengan demikian sangat mudah bagi saya
melakukan transaksi. Sistimnya, setelah mereka transfer barang menyusul
saya kirim.
Persaingan di industri kecantikan cukup ketat, bagaimana strategi Anda ?
Pastinya meningkatkan kualitas. Misalnya dengan mengikuti berbagai
pameran yang diadakan pemerintah maupun swasta. Dari sana, kami bisa
membandingkan kualitas produk, sekaligus untuk mengukur sejauh mana
minat masyarakat terhadap produk.
Bulan lalu saya ke Malaysia untuk mengikuti pertemuan produsen dan
konsumen dari 50 negara. Saya sangat kagum dengan pemerintah
Malaysia. Di sana, pengusaha seperti kami sangat diperhatikan. Mereka
dengan getol mengadakan kegiatan-kegiatan serupa.
Anda yakin Pourvous mampu bersaing secara global ?
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
28 www.penerbitku.com
Dari pertemuan di Malaysia itu saya tahu bahwa secara kualitas produk
saya tidak kalah. Yang membuat saya kalah cuma satu, yakni soal
kemasan. Di Malaysia misalnya, meski produk rumahan tapi kemasannya
sangat bagus, sudah melebihi produk pabrikan. Baik wadah maupun
labelnya terlihat mewah. Kedepan, saya akan melakukan hal yang sama
supaya tampil lebih menarik di pasaran.
Apa terget Anda untuk Pourvous ?
Saya akan mengembangkan ke usaha pabrikan. Karena dengan produk
pabrikan maka secara kualitas akan bisa lebih terjaga dan selalu terukur.
Cuma, untuk mengurangi cost, kami tidak perlu membuat pabrik.
Pembuatannya cukup memesan ke pabrik yang biasa memproduksi body
care. Tapi, soal formula masing-masing produk tetap dari kita semua. Hal
ini biasa kok dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lain.
Berapa harga produk Anda ?
Kalau di antara body care lokal, harga Pourvous masih di atasnya. Tapi
kalau dengan produk asing kami sedikit di bawahnya. Saya sengaja
demikian, karena pangsa pasar kami adalah menengah ke atas.
Omzetnya ?
Yang pasti sejak berdiri Nopember 2007 peningkatannya sekitar 10 kali
lipat. Karena itulah kami begitu optimis. Bahkan, kami sekarang cenderung
kedodoran karena permintaan terus meningkat.
Anda punya agen di mana saja ?
Kalau di Jawa ada di Jember, Yogyakarta dan Semarang. Tapi kalau di luar
Jawa ada di Samarinda, Makassar juga Batam. Kami akan terus membuka
agen. Oiya, kami juga menjual produk spa dan aromaterapi dalam bentuk
curah, kiloan atau literan untuk salon, spa atau hotel.
Keluarga mendukung bisnis Anda ?
Kebetulan, suami saya adalah pengusaha jadi dia juga punya kontribusi
usaha ini. Secara struktural dia adalah atasan saya, sebab Pourvous
merupakan anak perusahaan dari Adila Group yang dipimpin oleh suami
saya.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
29 www.penerbitku.com
Kendati hubungan suami istri, tapi kami tetap bekerja secara profesional.
Setiap rupiah uang perusahaan yang keluar pasti ada
pertanggungjawabannya, sebab kami juga punya tenaga akuntan yang terus
melakukan pencatatan lalu lintas keuangan.
Waktu untuk anak ?
Harus tetap ada. Kan memang dari awal cita-cita saya sangat simple, yaitu
mempunyai bisnis yang dilakukan di rumah. Sampai sekarang Pourvous
juga dikerjakan di rumah. Saya bisa usaha sambil merawat anak dengan
baik. Ya, jadinya "momtrepreneur". Hahaha.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
30 www.penerbitku.com
Dari Buruh Jadi Jutawan
Dalam era informasi, bisnis online berkembang pesat. Edi S. Kurniawan
(32), pengusaha pakaian bayi menangkap peluang itu sejak awal. Dia ingin
seluruh toko di Tanahabang punya toko online.
Suatu siang saat Warta Kota menyambangi Alifia, toko super grosir
pakaian anak dan perlengkapan bayi di Thamrin City, Jalan Kebonkacang
Raya, Tanahabang, Jakarta Pusat. Suasananya tampak sepi.
Di beberapa sudut
hanya tampak
tumpukan karung
plastik putih. Disisi
lain seorang lelaki
sedang sibuk dengan
laptop warna merah.
Seorang lagi bekerja
di sebuah komputer
PC. Dua lainnya
sedang merapikan
barang-barang di
toko.
“Saya sengaja memilih lantai yang sepi. Sebab, 100% transaksi bisnis saya
lewat internet. Disini lokasi enggak penting. Tempat sepi, sewanya lebih
murah. Yang penting, masih ada bau-bau Tanahabang,” ujar Edi S.
Kurniawan, pemilik toko online www.grosirtanahabang.com membuka
percakapan dengan Warta Kota, belum lama ini.
Meski bisnisnya dioperasikan secara online, tapi nama Tanahabang tetap
ditonjolkan. Maklum, Tanahabang adalah icon bisnis tekstil di negeri ini,
bahkan dikenal sebagai pusat perdagangan tekstil terbesar di Asia
Tenggara.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
31 www.penerbitku.com
Bagi ayah Randika Chandra Aryandi ini, Tanahabang mempunyai arti
khusus. Mantan buruh pabrik di Tangerang ini mulai belajar bisnis dengan
mengikuti program magang di toko-toko milik H. Alay, inspirasi berdirinya
komunitas bisnis Tangan Di Atas (TDA) dan raja tekstil dan properti di
Tanahabang. Dengan bekal ilmu bisnis dari magang, kerja keras dan
kreatifitas, Edi dapat melewati masa sulit dalam hidupnya, sekaligus
mengembangkan bisnis online www.grosirtanahabang.com dan
www.alifiababyshop.com.
Saat ini, bisnis grosir pakaian anak dan perlengkapan bayi online milik
mantan buruh pabrik PT. Bando Indonesia itu tumbuh pesat dengan omset
rata-rata Rp. 100 juta per bulan.
Banyak Utang
Jalan menuju sukses melalui proses jatuh bangun. Pria kelahiran Lampung
ini, sudah beberapa kali membangun bisnis, tapi semuanya berakhir dengan
kegagalan. Edi pusing karena kegagalan itu meninggalkan banyak utang.
Edi pernah melakoni berjualan pulsa sampai buka toko fashion dan busana
muslim serta usaha catering dan kantin.
Bisnis-bisnis yang disebut terakhir modalnya diperoleh dari pinjaman bank
maupun kantor. Karena gagal, utangnya sampai Rp. 50 juta.
Sebagai buruh pabrik yang gajinya sekitar Rp. 2,7 juta per bulan. Edi dan
istrinya, Siti Aminah, terus putar otak untuk mencari solusinya. Buruh
teladan PT. Bando Indonesia (2005-2006) ini harus menyisihkan Rp. 2 juta
untuk membayar cicilan hutang per bulan.
Dalam kondisi sulit itu Edi mendapat info dari TDA terkait program
magang di jaringan toko H. Alay di Tanahabang. Edi tertarik dengan
program itu, karena kegagalan bisnisnya selama ini, antara lain adalah tak
memiliki ilmu bisnis.
Meskipun syarat mengikuti magang itu berat, Edi nekat mengambil
kesempatan itu, apalagi dia mendapat dukungan dari istrinya. Untuk ikut
magang itu, dia wajib bekerja enam hari seminggu selama tiga bulan
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
32 www.penerbitku.com
nonstop. Itu berarti dia harus keluar kerja dari PT. Bando Indonesia, Gajah
Tunggal Group, Tangerang. Selama magang itu Edi tidak digaji, tanpa uang
makan dan transport. Sungguh berat.
Walaupun teman-temannya menyebut keputusannya mengundurkan diri
sebagai tindakan gila, tapi tekad Edi untuk belajar bisnis tidak surut. “Saya
bersyukur, meski saya mengundurkan diri, tapi pihak manajemen masih
memberi pesangon Rp. 55 juta sehingga saya bisa melunasi utang saya.
Sisanya untuk modal saya. Dan, karena saya tidak bekerja lagi, istri saya
bersedia bekerja kembali di pabrik tas. Itulah bentuk dukungan luar biasa
dari istri saya,” ujarnya.
Edi keluar kerja sekitar bulan maret 2007. “Sebab kalau diterusin kerja di
pabrik, saya udah enggak semangat. Hampir semua gaji saya habis untuk
bayar cicilan utang. Bayangkan, utang saya baru lunas sekitar 10 tahun.
Makanya saya semangat pindah quadran,” katanya.
Sarjana hukum lulusan STHI Jakarta tahun 2003 itu yakin, di balik
kesulitan hidupnya pasti ada kemudahan. Edi mulai merasakan manfaat
positif, khususnya pada bulan ketiga magang. Saat itu, Edi diberi
kesempatan buka toko mukena sendiri dengan modal dari H. Alay Rp. 50
juta.
Selanjutnya, setelah lulus magang, Edi bekerja sama dengan H. Alay
membuka toko pakaian anak dan perlengkapan bayi di Blok F 3
Tanahabang. Saat itu, katanya, dia diberi modal awal berupa celana anak
dari kain perca senilai Rp. 200 juta.
“Setelah tiga tahun bekerja sama dengan H. Alay, akhirnya saya
memutuskan untuk mandiri, maksudnya supaya bisa lebih kreatif
mengembangkan bisnis sendiri. Toko offline saya kembalikan kepada pak
haji, lalu saya fokus mengembangkan bisnis online,” Ujar Edi.
Untuk memulai bisnis baru, Edi menggandeng investor baru untuk
mendapatkan dana segar Rp. 100 juta. “Ternyata semangat bagi hasil
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
33 www.penerbitku.com
sangat mendukung upaya saya mengembangkan bisnis online. Rencana
saya kedepan, ingin mengajak toko-toko di Tanahabang membuka toko
online. Sambutannya positif bahkan beberapa sangat antusias. Mimpi saya,
semoga kawasan Tanahabang bebas macet karena semua transaksi lewat
internet,” ujar Edi mantap.
ANDA JUGA BISA JUALAN TANPA MODAL
Setelah melewati masa perjuangan yang berat lalu tumbuh mulus dengan
bisnis online, kini Edi S. Kurniawan, mulai memasuki tahap menang (win).
Dalam tahap ini dia ingin mengajak lebih banyak teman dan masyarakat
untuk pindah quadran.
“Jangan takut berwirausaha karena ternyata tak seberat dan sesulit yang
kita bayangkan. Disini saya ingin sharing ilmu dan pengetahuan agar orang
yang mulai bisnis tak melewati tahap trial and error yang terlalu berat
seperti saya dulu,” ujar Edi yang pernah 11 tahun kerja di sebuah pabrik
V-belt mobil di Tangerang.
Menurut dia, salah satu bentuk sharing yang dilakukannya, disamping
lewat komunitas TDA, juga dengan menyediakan berbagai paket kerjasama
usaha. “Bahkan, saya siap bantu orang yang mau jualan (pakaian bayi-Red)
dan enggak punya modal. Tapi, basisnya tetap toko online,” tambahnya.
Syaratnya gampang, mereka harus punya blog atau facebook. Edi akan
menyediakan foto-fotonya. Mereka tinggal pasang di internet lalu
gencarkan promosi. ”Kalau ada pesanan, tinggal salurkan kepada saya.
Dari transaksi itu, mereka akan dapat untung. Di sini selain bisa bantu
orang, saya juga diuntungkan karena punya ujung tombak pemasaran
dimana-mana,” kata Edi mengenai startegi marketingnya.
Namun, katanya, untuk tahap pertama, program gratis tersebut dibatasi
hanya untuk 10 orang per bulan. Program itu diperkenalkan sejak bulan
lalu. Disamping itu. Edi juga menyediakan lima paket kerjasama usaha,
mulai dari paket distributor wilayah dengan modal awal Rp. 10 juta, paket
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
34 www.penerbitku.com
toko bayi (start up Rp. 13 juta dan paket toko lengkap Rp. 46 juta), paket
sample produk hingga paket toko online plus produknya seharga 2,5 juta.
Terkait dengan paket usaha dan kerjasama yang ditawarkan itu, dia
memberikan komitmen penuh dengan menyediakan layanan konsultasi 24
jam, baik dalam manajemen toko online maupun strategi pemasaran.
“Kami juga menyediakan karyawan yang meng-handle pesanan Anda,
mulai dari penerimaan, persiapan, packing hingga pengiriman barang. Kami
juga selalu siapkan barang lengkap, dengan stok senilai lebih dari Rp. 500
juta sehingga selalu bisa memenuhi pesanan pelanggan,” ujarnya.
Edi mengatakan di tahun 2010 ini dia juga sedang melakukan ekspansi
usaha, dengan membangun dua unit usaha baru yang lebih besar. Edi akan
mengembangkan usaha dibidang IT Consulting dan Online Marketing serta
satu lagi di bidang produksi, distribusi dan penjualan umum. Proyek
pertama yang digarapnya adalah memproduksi kaos anak, kaos remaja dan
kaos busana muslim dengan kapasitas produksi 3.000 lusin per bulan. (hes)
Ref : Wartakota
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
35 www.penerbitku.com
Dari Karyawan Menjadi Pengusaha Bordir
Herman Duadi merantau ke Jakarta dari Tasikmalaya tahun 1985. Puluhan
tahun ia jadi perajin bordir dan pindah dari bos satu ke bos lainnya. Namun
niatnya menjadi pengusaha tak terbendung.
Tahun 1999 setelah ia menikah ia balik ke Tasimalaya. Bermodalkan sisa
uang pernikahannya sebesar Rp 1 juta ia memulai bisnis bordir. Tak
disangka, bisnisnya berkembang. Kini pelanggannya antara lain rumah
mode Poppy Dharsono.
Bagaimana Herman menjalankan bisnisnya?
Ceritanya begini. Modal Rp 1 juta ia gunakan untuk beli bahan. Mesin jahit
ia pinjam dari kakaknya. Sebagai orang yang berpengalaman di bidang
bordir ia tak kesulitan cari pelanggan. Pelanggannya tak lain mantan
pelanggan bosnya di Jakarta. Pelan-pelan bisnisnya berkembang. Sampai-
sampai ia punya mesin jahit sendiri dan mempekerjakan banyak orang.
Tahun 2005 saja jumlah karyawannya sudah 65 orang sedangkan
pesanannya antara lain datang dari rumah mode Poppy Dharsono, butik
Meras, dan butik Lamri yang terkenal.
Karena pesanan banyak dari Jakarta, tahun 2007 pindah ke Depok dan
memboyong 14 karyawan dan keluarganya. Masih mengandalkan
pelanggan lama, Herman memulai usaha di Depok. Pelanggannya pun sama
butik-butik dan para desainer. Herman biasanya mendapatkan order
berupa gambar atau pola baju dengan bordir. Tapi pola bordirnya tak
terlalu detail.
Nah, tugas Hermanlah yang harus menerjemahkan gambar bordir yang
diinginkan pelanggannya tersebut, termasuk warna benang yang dipakai.
Dalam sebulan Herman bisa mengerjakan 150 potong bordir untuk blus dan
70 potong bordir untuk kebaya.
(Den Setiawan, Agustaman. Baca selengkapnya di Majalah DUIT No.
04/IV/April 2009).
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
36 www.penerbitku.com
Kisah Sukses Pengusaha UKM,
Nur Dahyar Dari Karyawan Menjadi Rekanan
Toyota
Jakarta—Siapa yang membayangkan orang yang dulunya bekerja di bagian
produksi pabrik Toyota Astra Motor (TAM) bisa mengubah nasibnya
menjadi rekanan yang memasok komponen pada perusahaan otomotif
terbesar di Indonesia tersebut?
Mungkin ada, tidak tidak terlalu banyak. Dan salah satunya adalah Nur
Dahyar. Nur—demikian ia biasa dipanggil-membuka usaha pallet setelah
“mencuri” ilmu di TAM selama 9 tahun. Saat ini pallet buatan
perusahaannya tidak saja digunakan
memenuhi kebutuhan dalam negeri
tetapi juga diekspor ke luar negeri.
“Sejak awal saya memang
mempunyai rencana menjadi
pengusaha,” ujarnya.
Pada saat bekerja di Toyota tahun
1978 ia hanya berbekal ijazah SLTP.
Namun keinginannya menjadi
seorang pengusaha tidak pernah
mati, sembari bekerja di Toyota
pada malam harinya ia bersekolah
SMA hingga lulus Akademi D3
komputer. Ketika bekerja di Toyota, ia pun bertekat menguasai semua
bidang sehingga ia minta kepada atasannya supaya di-rolling dari satu
bidang ke bidang lain.
Maka sejumlah bidang di industri otomotif ini sudah ia jalani. Mulai dari
bidang pengelasan, press, pengepakan, pergudangan dan lainnya. Setelah
ia memperoleh cukup ilmu akhirnya ia keluar untuk mendirikan perusahaan
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
37 www.penerbitku.com
kecil-kecilan.
Secara kebetulan ketika di Toyota ia kenal dengan Setiadi, seorang teknisi
mesin yang bekerja di PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). Hubungan
pertemanan ini berlanjut menjadi hubungan bisnis. Nur Dahyar lalu
mendirikan perusahaan yang diberi nama PT Nuansa Raya Dinamika (NRD)
tahun 1997.
Modal awal pengembangan usaha NRD berasal dari pinjaman BNI sebesar
Rp 50 juta. Pertama kali memperoleh order dari Pelindo lewat jasa
temannya tersebut. Proyek yang ditanganinya adalah pembuatan 9
pemancar lampu (tower) senilai Rp 135 juta yang dilaksanakan dalam
beberapa periode.
“Pada bulan pertama NRD menyelesaikan order sebesar Rp 15 juta tetapi
biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp 25 juta,” ujarnya. Hal ini wajar
mengingat NRD harus menginvestasikan mesin dan peralatan lain. Setelah
memiliki prospek yang baik koleganya tersebut mengajukan pensiun dini
agar bisa fokus dalam mengembangkan perusahaan tersebut. Pada
mulanya 100 persen saham dimiliki Nur Dahyar tetapi setelah Setiadi
bergabung komposisi kepemilikan saham fity-fifty.
“Kami membina hubungan berdasarkan prinsip saling percaya, walaupun
sering kali beda pendapat tetapi sampai sekarang masih bisa bertahan,”
kata Setiadi. Jika Dahyar lebih menguasai proses produksi maka Setiadi
menangani yang berkaitan masalah keuangan. Pembagian tugas yang jelas
menyebabkan masing-masing orang tahu apa yang harus dilakukan dan
bidang apa yang harus dikerjakan.
Beralih ke besi/baja.
Semula NRD memproduksi pallet yang terbuat dari kayu tetapi mulai tahun
2001 beralih dengan bahan baku dari besi/baja. Sejak tahun 2002 pallet
buatan NRD semua berasal dai besi/baja. Hal ini disebabkan negara seperti
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
38 www.penerbitku.com
Malaysia dan Australia sudah tidak mau menerima pallet yang terbuat dari
kayu karena menciptakan masalah lingkungan.
Saat ini produk yang dihasilkan NRD tidak saja pallet baja tetapi juga
peralatan konstruksi baja dan mesin-mesin sederhana. NRD telah
berkembang menjadi tiga pabrik kecil yang menempati wilayah seluas
2560 meter persegi di daerah Semper. 55 persen produksi NRD untuk
memasok kebutuhan Toyota sedangkan 45 persen kepada pelanggan lain.
Tercatat beberapa perusahaan seperti PT Maersk Line, SCI, American
Line, Mulia Keramik mengguanakan produk NRD.
Saat ini beberapa bank telah menyalurkan kredit pada UKM ini yakni Bank
Niaga, Bank Permata dan Citibank. “Sekarang kredit yang bisa dikucurkan
bisa mencapai Rp 1 miliar per bulan seiring dengan perkembangan
perusahaan,” kata Setiadi. Ia merasa bersyukur karena omzet perusahaan
yang semula hanya dibawah Rp 100 juta sekarang sudah mencapai Rp 14
miliar.
Setiadi memperkirakan omset perusahaan di akhir tahun bisa mencapai Rp
20 miliar. Meskipun masih mengandalkan produksi pallet baja tetapi
produk-produk lain non-pallet akan ditingkatkan. Pada 2005-2007, NRD
ingin masuk pada pengembangan produk komponen mesin. Rencananya
2007-2010 investasi peralatan dan mesin-mesin sudah bisa dilakukan dan
akhir tahun 2010 sudah bisa berproduksi.
Khusus bahan baku perusahaannya dipasok oleh PT Krakatau Steel melalui
5 distributor dan pipa dari perusahaan Bakrie. Sejauh ini pasokan lancar
sehingga produksi tidak terganggu. Namun penguatan dolar terhadap
rupiah akhir-akhir ini menyebabkan kekhawatiran karena dampaknya
sangat buruk bagi usahanya.
Sementara untuk jumlah karyawan terus meningkat dari tahun 1997 yang
hanya Nur Dahyar dengan anggota keluarga saja. Tahun 1998 berjumlah 7
orang sekarang sudah berkembang menjadi 122 orang. Kebanyakan atau
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
39 www.penerbitku.com
sekitar 78 orang merupakan lulusan smu, 3 dari akedemi, 6 orang
univeritas dan sisanya pendidikan SD dan SMP.
Jepang ingin masuk
Setelah melihat prospek bisnis yang baik maka ancaman terbesar yang
dihadapi perusahaan adalah rencana perusahaan Jepang melakukan
investasi di sektor ini. Hal inilah yang dikhawatirkan karena bisa
mengancam eksistensi NRD. Namun kebijakan Toyota yang tetap ingin
mempertahankan partner lokal menyebabkan mereka belum bisa masuk.
Tetapi indikasi perusahaan Jepang ingin masuk ke sektor ini sudah ada.
“Kami meminta pemerintah memperhatikan ini sebab secara modal dan
teknologi mereka pasti tidak kalah,” kata Dahyar.
Sebelumnya tahun 2004 NRD juga terancam setelah produk-produk
bajakan dengan harga murah dari Cina diselundupkan melalui berbagai
pelabuhan.
“Modusnya mereka bekerja sama dengan beberapa orang aparat bea cukai
untuk meloloskannya,” ujarnya.
(www.sinarharapan.co.id)
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
40 www.penerbitku.com
Dari Karyawan Pabrik Roti Jadi Juragan Roti
Family
Keluarga Mistar berasal dari kuli dari perusahaan roti di Sumatera Utara.
Lalu Mistar jadi TKI di Malaysia selama 3 tahun, dan terkumpul Rp 20 juta
untuk membangun usaha sendiri. Kini roti Family sudah punya 70 orang
pekerja. Mistar memang pintar dan punya mimpi untuk masa depannya...
Mistar, dari TKI Menjadi Pengusaha Roti
Tahun 1998 Mistar adalah pemuda
gamang yang baru lulus diploma tiga
Jurusan Tata Niaga, Akademi Maritim
Belawan, Sumatera Utara. Krisis
ekonomi di dalam negeri membuat
dia memutuskan bekerja di Malaysia
sebagai tenaga kerja Indonesia atau
TKI. Kini, Mistar dikenal sebagai
pengusaha roti dengan 70 karyawan
yang bergantung pada usahanya itu.
Usaha roti berlabel Family milik Mistar terletak di Dusun V, Pasar I, Desa
Tanjung Beringin, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Sumut. Rumah
sekaligus pabrik rotinya itu dipenuhi dengan tumpukan kayu bakar dan
berkarung-karung roti kering retur.
”Sebenarnya banyak mantan TKI yang berhasil. Beberapa teman saya dulu
juga sudah membuka usaha sendiri dan maju,” tutur Mistar, bapak dua
anak itu, merendah.
Selepas menyelesaikan program D-3, Mistar mengaku bingung mau
bekerja apa dan di mana. Apalagi saat itu, tahun 1998, Indonesia tengah
dilanda krisis moneter dan banyak karyawan yang justru terkena
pemutusan hubungan kerja, termasuk sang ayah, Muhammad Sari, dan
pakciknya, Suryadi.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
41 www.penerbitku.com
Mereka semula bekerja di sebuah pabrik roti di Tanjungpura. Toko roti itu
tutup. Sang ayah lalu membuka kedai kebutuhan pokok di rumah mereka
yang berbatasan dengan kebun kelapa sawit PTPN II Tanjung Beringin,
sedangkan Suryadi bekerja mocok-mocok pada orang lain.
”Saya sempat mau bekerja di pabrik elektronik di Tanjung Morawa,” kata
Mistar.
Namun, saat dia hendak mengikuti pelatihan ke Jakarta, tes kesehatannya
tidak memenuhi syarat. Maka, Mistar pun kembali ke rumah. Tahun 1999,
dia memutuskan mendaftarkan diri menjadi TKI ke Malaysia.
Motivasi kerjanya sejak awal memang tidak semata-mata untuk
mendapatkan pekerjaan itu sendiri, tetapi lebih guna mengumpulkan modal
untuk membuka usaha di kampungnya sendiri.
”Banyak anggota keluarga kami yang tidak punya pekerjaan. Saya juga
tidak pernah berpikir untuk menjadi pegawai negeri sipil atau tentara,”
kata Mistar.
Negeri Sembilan
Mistar kemudian diterima bekerja di pabrik tekstil di Negeri Sembilan,
Malaysia. Ketika itu dia mendapat gaji pokok sebesar 430 ringgit per
bulan. Namun, pada praktiknya dalam sebulan ia bisa menerima sampai
1.000 ringgit karena banyak kerja lembur.
Dia bercerita, banyak temannya sesama TKI yang menggunakan uang hasil
kerja di Malaysia itu untuk membeli tanah atau membangun rumah. Namun,
setelah kembali ke Tanah Air mereka justru tidak mempunyai pekerjaan.
Kondisi seperti itu menambah motivasi Mistar untuk membuka usaha
sendiri.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
42 www.penerbitku.com
”Rencana saya itu cuma dua tahun bekerja di Malaysia, tetapi uangnya
belum terkumpul cukup. Jadinya selama tiga tahun saya menjadi TKI di
sana,” katanya.
Mistar mengenang, sekitar delapan bulan sebelum kembali ke kampung
halaman pada 2002, dia mengirimkan uang Rp 20 juta kepada sang bapak.
Uang itu digunakan oleh ayah dan pakciknya untuk modal membuka usaha
roti yang kemudian diberi merek Family.
Pilihan usaha roti diputuskan karena pakciknya memang ahli dalam
pembuatan roti. Sejak tahun 1970-an, Pakcik Suryadi bekerja pada
seorang pengusaha roti keturunan Tionghoa.
”Dulu, kami ini memang keluarga kuli (pabrik) roti. Kebetulan juga saat itu
bahan baku pembuatan roti bisa diutang pada toko bahan pokok di
Tanjungpura. Minggu ini kami ambil bahan untuk roti, satu minggu
kemudian baru dibayar,” ceritanya.
Mistar memilih nama Family untuk produk rotinya karena para pekerja
dalam usaha ini adalah anggota keluarga besarnya. ”Mulai dari pakcik,
bapak, sampai tiga adik saya, semuanya terlibat dalam usaha roti ini,” kata
Mistar yang produk rotinya menyasar konsumen kelas menengah-bawah
dengan harga eceran rata-rata Rp 500 per buah.
Pinjam bank syariah
Uang hasil kerja Mistar sebagai TKI di Malaysia relatif habis digunakan
untuk membeli peralatan pembuatan roti dan membuat bangunan
berdinding anyaman bambu berlantai semen di belakang rumah
orangtuanya.
Di sini ada tungku besar dari bata dengan bahan bakar kayu. Ada pula
mesin penggilas adonan dari besi yang ditempa sendiri. Ongkos pembuatan
mesin penggilas adonan dengan bantuan bengkel las itu sekitar Rp 2,5 juta.
Alat serupa ini bila dibeli di toko bisa sampai Rp 6 juta.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
43 www.penerbitku.com
Mistar juga membangun ruangan penguapan kue. Ruang seluas sekitar 2 x
2 meter itu beratap rendah dan ditutup gorden. Uapnya berasal dari dua
kompor yang terus mendidihkan panci berisi air. Uap air dari panci itu
yang membuat suhu udara di kamar penguapan itu selalu hangat.
Pelan-pelan usaha roti Family terus berkembang. Mistar pun
memberanikan diri menambah modal dengan meminjam dari bank.
”Namun, baru setelah usaha berjalan kami pinjam uang ke bank. Kami
pinjam Rp 50 juta dari Bank Sumut Syariah,” cerita Mistar. Selain itu, dia
juga punya pinjaman Rp 10 juta pada Lembaga Peningkatan dan
Pengembangan Kesejahteraan Masyarakat (LP2KM).
Karyawan bertambah
Waktu baru membuka usaha pada 2002, produksi roti Family membutuhkan
lima hingga enam karung terigu setiap hari dengan jumlah karyawan di
bagian produksi 10 orang. Kini, ia membutuhkan sedikitnya 15 karung
terigu per hari dengan jumlah karyawan 70 orang.
Dari jumlah karyawan itu, 25 orang bekerja di bidang produksi dan 25
orang lainnya menjadi tenaga pemasaran yang membawa roti Family ke
sejumlah warung di Langkat, Binjai, Serdang Bedagai, Deli Serdang, hingga
Aceh Timur. Adapun 20 orang adalah pekerja lepas untuk pembungkusan
roti.
Pekerja produksi digaji Rp 20.000-Rp 40.000 per hari, sedangkan tenaga
pemasaran dibayar berdasar bagi hasil penjualan.
Mistar juga menampung pemasaran untuk tiga produsen roti kering di
dusunnya. Salah satu di antara produsen roti kering milik Tina Melinda
(32), sesama mantan TKI di Malaysia yang mempunyai 26 karyawan.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
44 www.penerbitku.com
Untuk meningkatkan kualitas produk, setiap tiga bulan sekali petugas dari
dinas kesehatan datang untuk mengecek kualitas pangan produksinya.
”Saya banyak dibantu BP3TKI (Badan Pelayanan Penempatan dan
Perlindungan TKI) mengikuti pelatihan. Para mantan TKI juga sering bikin
pertemuan di sini,” kata Mistar tentang mereka yang datang ke Desa
Tanjung Beringin untuk studi banding, termasuk dari Bandung, Jawa Barat.
Meski telah tujuh tahun menjadi juragan roti, Mistar belum pernah melihat
pabrik roti modern, apalagi punya jaringan dalam industri pangan nasional.
Namun, setidaknya sebagai mantan TKI dia bisa membuka peluang kerja
bagi banyak orang di kampungnya.
Mistar berharap, siapa pun yang kelak menjadi presiden di negeri ini,
perekonomian Indonesia bisa stabil. Ini penting baginya agar usaha roti
yang menghidupi puluhan keluarga di desanya itu bisa terus berkembang.
dikutip dari www.kompas.com
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
45 www.penerbitku.com
Dari Pedagang Es Jadi Pebisnis Sukses
Berbagai pekerjaan kasar pernah dilakoninya, dari kuli angkut, supir
angkot hingga tukang es. Berkat kemauannya belajar, pria berdarah Arab-
Betawi ini mampu menjadi pengusaha sukses. Setelah melewati krismon,
bisnisnya pun terus beranak-pinak.
Kenangan berdagang es sekoteng pada 1980 di kawasan Cikini, Jakarta
Pusat, tak akan pernah dilupakan Hisyam Said Bawahab. Karena, itulah
detik-detik awal perubahan drastis dirinya dari orang kecil menjadi
pebisnis sukses seperti sekarang. Saat itu pria keturunan Arab-Betawi ini
berkenalan dengan salah seorang pembeli es sekotengnya yang ternyata
pemilik UI Metal Work (UMW), Umawar. “Waktu itu dia baru pulang dari
Inggris. Nawarin sama ane mau nggak ikut dia kerja di perusahaan yang
mau dibikinnya di bidang metal works,” ujar Hisyam dengan logat Betawi
yang kental.
Pria kelahiran 15 April 1954 ini
mengaku saat itu ia tidak
mengerti apa itu metal works.
“Metal itu besi. Works itu
bekerja. Lalu kalau digabung,
besinya diapain?” katanya
mengingat pertanyaan lugunya
30 tahun silam. Namun, ia pikir
saat itu tak ada salahnya
mencoba. Ia pun menerima
tawaran sebagai staf pemasaran.
“Saya juga ngeliatin anak-anak bikin apa,” ujarnya. Dua tahun kemudian
UMW mulai mengkhususkan diri pada pembuatan perangkat dapur (kitchen
equipment). Potensi bisnis ini besar karena saat itu belum banyak
pemainnya.
Hampir semua pengadaan barang untuk kategori ini di berbagai hotel dan
perusahaan mengandalkan impor. Dengan keleluasaan seperti itu, UMW
cukup berjaya saat itu. Di sinilah Hisyam banyak belajar tentang bisnis.
Tahun pertama, banyak proses kerja yang perlu disesuaikan. “Mesin bubut
saya berdiameter 60 cm. Setelah sampai ke lokasi, ternyata yang harus
dibubut berdiameter 1 meter.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
46 www.penerbitku.com
Saya harus balik lagi ke kantor,” kata pria berusia 56 tahun ini sambil
mengingat kerja kerasnya saat itu.
Setahun kemudian, pertumbuhan bisnis UMW turun. Pada momentum inilah
Hisyam memilih merintis bisnis sendiri: memproduksi perangkat dapur
dengan dibantu tiga karyawan. Hanya setahun berjalan, usaha ini kandas.
Supaya dapurnya tetap mengepul, sulung dari 9 bersaudara ini kembali
berjualan es.
Ketika sedang duduk menanti pembeli es cendolnya di daerah Matraman,
Jakarta Pusat, Hisyam ditawari seorang kawan baiknya untuk memakai
gedung miliknya. “Pake tuh tempat gue, kosong. Ntar kalau ada duit, baru
bayar,” ujar kawannya itu. Di gedung inilah ia menjalankan roda bisnisnya
yang sempat terhenti, dan kembali diawali dengan tiga karyawan. Kali ini
ia bertekad lebih serius.
Pada 1985, secara resmi PT Hatindo Metal Utama berdiri — Hatindo
adalah singkatan “Hati Indonesia”. Produk-produk yang dihasilkannya:
meja, tempat cuci piring, pemanas, pendingin, exhaust van dan kompor. Di
samping memproduksi, ia juga mengimpor produk lain seperti oven, mixer,
steamer dan rice cooker besar yang kualitasnya lebih bagus.
Diakui Hisyam, awalnya ia tidak tahu persis seluk-beluk produksi dan
pengadaan peralatan dapur. Namun, ia tak menolak order. Setelah order
masuk, barulah ia pelajari struktur perangkat tersebut. Caranya, ia tak
segan-segan membongkar barang impor (pendingin, misalnya) untuk
mengetahui komponen di dalamnya.
Dari sini, ia lalu membuat pendingin versi lokal. Uniknya, kliennya tak
keberatan, sehingga Hisyam pun kerap meminta klien membeli perangkat
impor yang mereka inginkan, lalu Hatindo akan menirunya.
Sedikit demi sedikit hasil dari bisnis ini ia kumpulkan. Selanjutnya,
sebagian dana tersebut digunakan untuk membeli tanah dan membangun
pabrik di Ciputat, Jakarta Selatan, seluas 1.000 m2. Sebagian lainnya ia
gunakan untuk membeli mesin bekas dan bahan baku yang didapatnya dari
kawasan Kota, Jakarta Barat. Seiring dengan pertumbuhan bisnisnya,
karyawan pun bertambah.
Pelanggannya tersebar di mana-mana, bahkan sampai luar Jawa.
Rahasianya cuma satu: bisa membuktikan punya produk yang tidak kalah
bagus kualitasnya dari produk luar negeri. “Selanjutnya, ya mau capek dan
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
47 www.penerbitku.com
kerja keras,” ungkapnya sembari menambahkan, saat itu ia kian sering
mengikuti berbagai pameran baik di dalam maupun di luar negeri.
Melihat perkembangan usahanya yang pesat, Bank BNI menawarinya
kredit. Saat itu ia pun mengambil Kredit Usaha Kecil BNI sebesar Rp 50
juta. Hisyam tidak membutuhkan waktu lama untuk melunasinya: hanya
setahun.
Lama-kelamaan, bisnis ini mulai banyak diminati orang. Namun, Hatindo
tak goyah. Perusahaan ini tetap melanjutkan pelayanan 24 jam terhadap
konsumen.
“Kalau sore karyawan pulang, saya taruh dua karyawan untuk menjaga,
takutnya ada telepon klien masuk,” kata Hisyam. Kelebihan lain, Hatindo
selalu percaya diri terhadap semua permintaan. Pantang bagi Hatindo
menolak. Bagi Hisyam, tak ada yang tidak mungkin. Sesulit apa pun
permintaan klien, selalu ada jalan keluarnya. Ia menekankan pada anak
buahnya untuk secepat mungkin mengeksekusi permintaan klien.
“Penawaran tidak boleh lama. Orang telepon sekarang, ini hari juga harus
sampai ke dia,” ujarnya tandas.
Penawaran di sini biasanya menyertakan gambar, perhitungan, spesifikasi,
dan lain-lain yang terkait dengan order. Tidak ada kata besok. Lama
pembuatan barang sekitar 1-3 bulan.
“Saya planning pakai kapal laut pengiriman barang impor. Tapi saya lihat
outlet-nya sudah mau buka. Maka, saya ubah naik air plane,” papar
Hisyam mencontohkan salah satu cara kerjanya.
Prinsipnya: kibarkan bendera dulu. Nanti kalau bendera sudah berkibar,
kerugian (uang) yang sebelumnya bisa kembali. Baginya, keuntungan
merupakam hal nomor dua setelah pelayanan. “Sampai-sampai kalau saya
datang ke klien, saya bilang, ‘Gue dateng ke sini bukan cari order. Gue
datang cari lu’,” kata Hisyam.
Rupanya cara tersebut cukup jitu untuk mengambil hati calon klien.
Menurutnya, hal terpenting pertama adalah klien mau memakai jasanya.
Jika jumlah klien sudah banyak, untuk cari klien baru ia cukup bilang,
“Masak ente gak mau pakai jasa kita?”
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
48 www.penerbitku.com
Pendekatan ini cukup berhasil. Saat itu, hampir bisa dipastikan, kalangan
restoran besar, perusahaan multinasional dan hotel berbintang lima (pada
1980-an dan 1990-an), menggunakan jasa Hisyam. Sebutlah, Hotel Hilton
dan resto Ponderosa di Widjojo Center.
“Okupansi hotel sangat tinggi. Mereka sudah tidak mikir harga. Yang
penting, siapa yang bisa cepat, dia yang dapat order,” ujar ayah tiga anak
ini.
Bahkan, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, pernah menjadi kliennya.
Ia punya istilah yang unik untuk usahanya. “Kepusingan orang kami ambil,
kami jadiin duit. Kalau dipusingin lagi, orang malah lari,” ungkapnya. Dan,
ia menyebut manajemen usahanya sebagai gaya manajemen jalanan.
Pada 1985, ia berkenalan dengan Ron Muller, yang ketika itu merupakan
pemegang master franchise Pizza Hut (PH) di Indonesia. Ron ternyata
memercayakan pengadaan alat-alat dapurnya pada Hatindo. Ekspansi PH
di Indonesia sangat cepat. Hanya dibutuhkan waktu empat tahun untuk
membuka 75 gerai. Hatindolah yang ketiban rezeki mengerjakan perangkat
dan instalasi dapur untuk 75 gerai PH saat itu.
Hisyam mengaku, omset terbesar sampai sebelum 1995 berasal dari order
PH. Malah, ia dipercaya memproduksi boks pengantar PH (ditempelkan di
motor petugas).
Dalam sebulan, Hatindo memproduksi ratusan ribu boks. Derasnya order
dari PH membuatnya harus menyewa pabrik di Pulogadung, Jakarta Timur.
Sepanjang malam, Hisyam tiada henti memperhatikan kelangsungan proses
kerja di pabrik.
Dari order boks pengantar piza saja, ia bisa meraih keuntungan Rp 30
juta/bulan - angka yang cukup besar kala itu. Selama sepuluh tahun ia
mendapatkan order dari PH untuk produksi boks pengantar pizza. “Nekuk
uangnya aja di dompet ampe susah,” ujar Hisyam berkelakar.
Bisa dikatakan, periode 1985-95 merupakan masa jaya Hatindo. Saat itu
jumlah karyawannya mencapai 250 orang.
Hisyam mengakui bisnis yang dijalaninya saat itu sangat menggiurkan.
Gambarannya, harga ditentukan dari seberapa tinggi tingkat kesulitan dan
harga barang yang diimpor. Seperangkat dapur untuk resto nilainya bisa
mencapai Rp 300 juta/gerai.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
49 www.penerbitku.com
Marginnya 80%-100% per order. Ada tiga unsur perhitungan keuntungan:
material, proses dan profit — perbandingannya sama. Dengan margin yang
cukup besar itu, akhirnya ia berhasil menyelesaikan pembangunan pabrik
barunya di Ciputat.
Sampai kemudian pada 1998 datanglah bencana itu: krisis moneter.
Mayoritas klien lamanya tidak lagi berekspansi, bahkan banyak di
antaranya yang menutup gerai. Alhasil, omset Hatindo merosot drastis.
“Sejak krismon, kami susah. Modal yang dibutuhkan besar, tapi untungnya
tipis,” ungkap Hisyam.
Boleh jadi, itu karena nilai tukar rupiah yang anjlok drastis akibat krismon
dan mahalnya bahan baku. Bahkan, kini ia tidak bekerja sama lagi dengan
PH. Untunglah, ia masih bisa mendapat klien baru, di antaranya resto Dairy
Queen, resto sandwich Cali Deli dan pabrik sepatu.
Tahun 2000, pelan-pelan bisnis Hatindo mulai merangkak naik. Dan, pada
2001 ia memutuskan mulai mencoba bisnis lain. Setelah hanya menjadi
pemasok perangkat dapur untuk resto piza, ia beralih menjadi pemilik
resto sejenis, yang memakai merek Papa Ron’s Pizza. Gerai pertamanya
ada di Warung Buncit.
Gerai ini juga merupakan gerai Papa Ron’s pertama di Indonesia. Ia
membeli lisensi franchise dari Ron Muller, pendirinya. Sukses dengan
gerai pertama, Hisyam membuka gerai kedua dan ketiga di Permata Hijau,
Jakarta Selatan, dan Depok. Hubungan baiknya dengan Ron Muller, yang
diawali di Pizza Hut, masih terjalin sampai sekarang.
Diungkapkan Hisyam, modal pembangunan satu gerai Papa Ron’s tergolong
besar. Khusus interior dan dapur memakan dana Rp 1,5 miliar. Ini belum
termasuk modal tanah dan bangunan. Alhasil, nilai investasinya minimal Rp
5 miliar per gerai. Setiap gerai mempunyai perbedaan dalam periode
kembali modal. Namun, ada beberapa gerai yang mampu meraih breakeven
point dalam waktu lima tahun. Satu gerai membutuhkan 25-35 karyawan.
Properti merupakan bisnis Hisyam selanjutnya. Lebih dari lima gedung di
sepanjang jalan Warung Buncit merupakan properti yang dibangunnya.
Sebenarnya, pada 1994 ia sudah merintis bisnis ini. Saat itu ia mencoba
peruntungan pertama dengan membeli tanah dan membangun perumahan
Pesona Agung (23 unit rumah) di Depok, seluas 2 ha. Pada 1996 semua
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
50 www.penerbitku.com
rumah tersebut terjual. Satu rumah disisakannya sebagai rumah
pribadinya. Margin yang diambilnya 50%-60%. Ini berbeda dari tren
industri properti sekarang di mana margin yang diperoleh hanya 30%.
“Sekarang daya belinya lemah. Jadi, kami tidak bisa menahan lama.”
Hisyam mengakui bisnis properti yang dijalaninya tidak berbadan hukum.
Kegiatan bisnis ini
bersifat perorangan. Polanya adalah dengan membeli tanah di berbagai
kawasan. Setelah dibangun untuk kepentingan ruko, gedung perkantoran
atau perumahan, ia pun akan menjualnya.
Pelan tetapi pasti, proyek propertinya bertambah. Ia mencermati, tak ada
rumah mewah yang tak laku. Alhasil, ia membangun 22 rumah di Sektor 9
Bintaro, dilanjutkan dengan membangun perumahan Pesona Eksklusif. Ia
juga membangun 35 rumah serupa di kawasan pinggiran Jakarta seperti
Ciputat, Supratman, Pondokrangon dan Jatimakmur. Beberapa di antaranya
sedang dalam pembangunan.
Prinsipnya, setiap ia menyelesaikan satu proyek pembangunan, walaupun
belum terjual, tenaga kerja akan dialihkan untuk mengerjakan proyek
pembangunan selanjutnya. “Sayang bila ada tenaga tidak dimanfaatkan,”
ujar mantan anggota Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera ini.
Selain sukses dengan bisnis perumahan, Hisyam membangun beberapa
gedung di sepanjang Jalan Warung Buncit: Menara Takaful (gedung
pertamanya), Menara Kospin, Ranch Market, dan beberapa ruko lain. Ia
sengaja mengambil kawasan Warung Buncit.
Alasannya, “Daerahnya manis,” kata Hisyam seraya menerangkan, daerah
manis artinya cepat terjual. Padahal, diakuinya, harga tanah di wilayah ini
tergolong mahal, kini mencapai Rp 10 juta/m2. Ada beberapa gedung
miliknya yang laku terjual seharga Rp 20-an miliar di kawasan itu.
Tak hanya properti yang memikat Hisyam. Diam-diam ia merintis bisnis
distributor pendingin dari Taiwan. Untuk itu, ia mendirikan anak usaha
dengan nama PT Kota Jaya.
“Begitu produk Cina masuk dengan harga lebih murah, pendingin kami
kalah harga,” ujarnya. Sekarang Kota Jaya yang secara operasional
ditangani anak pertama Hisyam juga membuat perangkat dapur berbahan
dasar stainless steel.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
51 www.penerbitku.com
Saat ini bisnis Hisyam beragam. Ia tak hanya berbisnis perangkat dapur,
properti dan alat pendingin, tetapi juga alat kesehatan, biro perjalanan dan
agensi periklanan. Akan tetapi, di bisnis-bisnis yang dirintis saudaranya
itu, ia hanya menaruh kepemilikan saham, masing-masing sekitar 25%.
Bagi Hisyam, memulai bisnis tak perlu berpikir lama. Hanya ada satu
pertimbangan utama: bisnis ini mempunyai potensi berkembang ataukah
tidak.
Selanjutnya, ia akan mengeksekusi rencana itu. “Bisnis itu berbuat. Bukan
ngomong. Ngga ada tuh kata ‘nanti’ buat saya. Waktu saya muda, setahun
ini bisa bikin berapa proyek. Jalan semua.,” ujarnya bangga.
Tahun ini Hisyam berencana membuka bisnis baru yang berkaitan dengan
kartu belanja dan televisi kabel. Dikatakannya, setelah melintasi berbagai
industri bisnis, ia banyak mendapat pelajaran berharga untuk tetap
menjaga kelangsungan usaha. “Kalau buka itu gampang, maintain-nya yang
sulit,” katanya. Ia berkeyakinan, berbisnis apa pun, selama masih ada
kemauan dan kerja keras, pasti bisa dibangun.
Menurut Noragraito, Manajer Operasional PT Entertainment International
Tbk. — perusahaan yang menaungi merek Papa Ron’s, salah satu sifat
Hisyam yang menonjol adalah keterbukaan.
“Di setiap bisnisnya, Hisyam blak-blakan ngomongin soal modal dan
keuntungan. Ia ingin karyawannya pun merasa memiliki perusahaan
tersebut,” kata lelaki 58 tahun itu. Hisyam juga tak pelit berbagi ilmu. Jika
ada karyawannya yang merasa kesulitan mengerjakan tugas, Hisyam tak
segan-segan memberitahu strategi pentingnya.
“Dia selalu bilang, ‘Ini sawah kalian. Kalau kalian serius menggarapnya,
hasilnya pasti bagus dan kembali untuk kalian’,” kata Noragraito
menirukan perkataan Hisyam. Menurutnya, sifat itu terkadang menjadi
bumerang bagi Hisyam. Banyak anak buahnya yang keluar karena
mempunyai bekal tentang strategi berbisnis di industri yang sama.
Karakter Hisyam lainnya yang menonjol adalah kepeduliannya pada anak
buah. “Tidak lihat level. Asal karyawannya berprestasi dan ada
keuntungan lebih, dalam setahun pasti ada saja anak buahnya yang dibiayai
naik haji,” ujar pria yang sudah 23 tahun mengenal Hisyam itu. (*)
www.swa.co.id
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
52 www.penerbitku.com
Dari Penjual Kelapa Muda Jadi Juragan
Urpan Dani, pendiri beberapa perusahaan yang bergerak di bidang
pengeboran, eksportir kayu manis, pemasok pasir, pengelola SPBU
Petronas dan jual-beli properti bisa disebut sebagai pebisnis yang sukses.
Namun kesuksesan Urpan bukanlah sebuah kebetulan. Sebelum memiliki
beberapa perusahaan Urpan harus berjuang keras, bahkan sempat menjadi
penjual es kelapa muda di Pintu II Senayan, dan menjual penjual tempe
goreng. Semuanya dilakoni dengan ikhlas.
Sebenarnya, setamat kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Yogyakarta pada tahun 1989, pria kelahiran tahun 1964
ini sempat diterima menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Departemen
Koperasi di tanah kelahirannya Kerinci. Tetapi ia mengaku tidak berminat
menjadi PNS. Justru Urpan pergi ke Jakarta ikut pamannya.
Lantaran tidak setuju dengan pilihan anaknya,
orangtua Urpan tidak mengirimi uang belanja
sehari-hari. Tetapi Urpan tidak menyerah begitu
saja. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-
hari ia harus berjualan es kelapa muda, kemudian
menjadi penjual tempe goreng.
Di sela-sela menekuni ‘profesinya’ itu, Urpan
mengirimkan lamaran ke sejumlah perusahaan.
Sempat tes di Pertamina sampai tahapan ketiga,
tetapi akhirnya gagal. “Jumlah lamaran sampai 300 lebih,” ungkap Urpan
seperti dikutip Majalah Pengusaha.
Dari salah satu lamarannya, Urpan diterima di sebuah perusahaan lumpur
pengeboran yang kantor pusatnya di Jakarta. Tetapi Urpan ditempatkan di
Palangkaraya. Pada pagi hari, Urpan menyelesaikan pekerjaan kantor. Di
siang harinya, belajar mengoperasikan alat-alat berat, dan sore harinya
belajar mengelas. Praktis tidak ada waktu luang untuk Urpan.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
53 www.penerbitku.com
Tak lama berselang, Urpan ditarik ke Jakarta tetapi ditempatkan di pabrik.
Di pabrik Urpan banyak belajar, mulai dari memproduksi bahan-bahan
pendukung lumpur pengeboran sampai mengelas plastik. Ia ingin menyerap
semua ilmu tersebut. Ia yakin ilmu itu akan berguna kelak di kemudian
hari. Keyakinannya tidak meleset. Prestasinya terus melesat, hingga
akhirnya dipercaya menjadi general manager yang mengurusi semua
kebutuhan perusahaan dari A sampai Z.
Di tengah karirnya yang terus menanjak, Urpan menyunting anak mantan
bupati Kerinci, Gladia Rahmawati, pada tahun 1995. Dalam posisinya
sebagai general manager, sering Urpan mengambil keputusan-keputusan
penting diantaranya memilih rekanan perusahaan.
Ternyata banyak rekanan perusahaan yang memberikan ‘uang
terimakasih’. Hal ini justru membuatnya tidak nyaman. Hal ini ia sampaikan
ke pemilik malah berujar,”Ambil saja uang itu. Keuntungan perusahaan
lebih besar daripada yan kamu dapatkan.
Urpan merasa tidak nyaman. Ia berkeputusan untuk mengundurkan diri.
Sebelum mengundurkan diri pada tahun 1997, Urpan melakukan sholat
istikharah, untuk meminta petunjuk kepada Allah. Tak lupa ia meminta
dukungan dari keluarganya maupun dari keluarga istrinya. Tak satu pun
yang setuju ia mengundurkan diri, kecuali satu orang, yakni istrinya.
Setelah sholat istikharah beberapa malam, Urpan mengambil keputusan
bulat untuk mengundurkan diri dan siap-siap mendirikan usaha jual-beli
mobil bekas.
Ternyata menjadi pengusaha itu tidak semudah membayangkannya. Usaha
jual beli mobil bekas yang ia dirikan pada tahun 1997 dengan
menggunakan bendera PT Salsabila Rizky Pratama nyaris macet. Mobil-
mobil terlanjur ia kirimkan ke Jambi untuk dijual ternyata seret. Tetapi ia
sudah tidak bisa mundur lagi. Mobil-mobil itu ia tarik kembali ke Jakarta
dan ia jual di Lapangan Ros dan Kalibata Indah. Pada tahun-tahun awal
hasilnya lumayan. Penjualan terus meningkat.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
54 www.penerbitku.com
Di sela-sela mengiklankan mobil dagangannya, Urpan juga mengiklankan
kayu manis dan menjalankan bisnis lumpur pengeboran, meski masih
kecil-kecilan. Beberapa orang memesan kayu manisnya tetapi ternyata
kebanyakan menipu. Setelah kayu manis dikirim, mereka tidak
mengirimkan uangnya. Sudah jatuh tertimpa tangga, itu peribahasanya.
Usaha kayu manis belum membuahkan hasil, bahkan ditipu, usaha jual-beli
mobil bekasnya lesu. Apalagi, ia juga ditipu beberpa pedagang yan menjual
mobil bodong. “Kerugian saat itu mencapai Rp. 250 juta,” tuturnya.
Di saat kondisi perusahannya letih lesu, Urpan justru mengambil keputusan
untuk menunaikan ibadah haji bersama istrinya pada tahun 1991. Dengan
uang seadanya, sebagian hasil pinjaman dari keluarganya, Urpan dan
Gladia berangkat ke Tanah Suci.
Di Al-Mutazzam, Urpan berdoa dengan khusuk. Memohonkan ampunan
untuk leluhurnya yang sudah meninggal serta meminta keselamatan dan
kesehatan bagi keluarga yang masih hidup.
Di akhir doa, ia meminta agar Allah menunjukkan jalan dan meridhoi
usahanya. Tak lama berselang, telepon genggamnya berbunyi. Isi pesan
yang dikirim adiknya mengatakan PT Salsabila mendapatkan proyek
lumpur pengeboran dari sebuah perusahaan ternama. “Doa saya dibayar
tunai. Saking senangnya saya menangis sampai “nungging-nungging” ucap
Urpan yang kini membina ribuan petani kayu manis di Kerinci.
Dari Al Mutazzam inilah terjadi perubahan yang luar biasa pada
perusahaannya.
Penjualan kayu manis, yang semula diniatkan untuk membantu mengangkat
harga sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani, mulai
membuahkan hasil. Usaha lumpur pengeboran yang tadinya kecil mulai
menggurita. Bahkan untuk memperbesar pemasaran 35 item produk
Lumpur pengeborannya, Urpan berpatungan dengan rekannya untuk
mendirikan PT. Prima Hidrokarbon Internusa pada tahun 2002. PT.
Salsabila menjual secara ritel dan PT. Prima Hidrokarbon masuk ke
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
55 www.penerbitku.com
tender-tender besar. Selain memasok 35 item bahan pendukung Lumpur
pengeboran, PT. Prima Hidrokarbon juga melakukan pengeboran sendiri.
Perusahaan terus menggurita. Keenam adik Urpan ikut terlibat untuk
membesarkan usaha yang didirikan sulung dari tujuh bersaudara ini.
Perusahaan yang memiliki kantor pusat di Cibubur dan pabrik di Karawang
ini memiliki sekitar 800 karyawan. Ekspansi usaha terus dilakukan. Bisnis
properti (membeli rumah kemudian merenovasinya) yang sebelumnya tidak
dirambah mulai dimasukinya. Bisnis perkayuan juga mulai dimasuki. Semua
bisnis ini ditangani oleh adik-adiknya.
Sekitar akhir tahun 2005 lalu, Urpan kembali mendirikan perusahaan
pemasok pasir, PT Pasir Bumi Nusantara. Salah satu adiknya, Faizal Kadni
dipercaya untuk menjalankan usaha tersebut. Dalam hitungan bulan saja,
PT Pasir Bumi Nusantara mampu memasok pasir ke Cibubur dan Jalan Kali
Malang sebanyak 600-800 kubik per hari.
Si bungsu, Faizin Kadni yang pilih tinggal di Yogyakarta mendirikan
perusahaan travel PT. Radin Pratama yang mengusung bendera Radin
Tour. “Keberhasilan bukan semata-mata diukur dari banyaknya materi,
tetapi juga keberhasilannya dalam membimbing adik-adik dan merukunkan
keluarga,” kata Urpan.
Urpan sendiri sering mengatakan bahwa usahanya masih kecil. Namun
orang lain, melihat pria ini sosok yang sukses. Buktinya, salah satu rumah
produksi meminjam rumahnya untuk dijadikan lokasi syuting. Pelanggan
lumpur pengeborannya juga perusahaan ternama, di antaranya Pertamina.
Sedangkan penjualan kayu manisnya sudah merambah negara-negara di
seantero dunia.
Ketika ditanya kiat suksesnya, Urpan mengatakan keikhlasan dan doa.
“Ikhlas bukan berarti kita menyerah terhadp keadaan. Dalam berbisnis kita
tetap harus berusaha keras. Berusaha untuk menciptakan produk
berkualitas dan berusaha mendapatkan order sebanyak-banyaknya. Walau
kita sudah bekerja keras tetapi kalau hasilnya tidak sesuai dengan yang
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
56 www.penerbitku.com
ditargetkan kita harus ikhlas menerimanya. Itulah makna ikhlas yang saya
maksud. Selain ikhlas adalah doa.
Bagi saya doa itu yang pertama, baru kemudian berusaha. Tetapi banyak
orang yang mengatakan berusaha dulu baru berdoa. Silakan, itu pilihan
masing-masing orang. Dan jangan lupa, di balik keuntungan yang kita
peroleh terdapat harta hak orang lain, diantaranya fakir miskin dan anak
yatim piatu. Kalau kita memberikan hak-hak mereka Insya Allah rejeki kita
lancar,” pungkasnya.
www.ciputraentrepreneurship.com
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
57 www.penerbitku.com
Didi Nurhadi: Ogah Jadi Karyawan
Ogah jadi pegawai. Hal itulah yang melatar belakangi berdirinya bengkel
D2M Hasil Kebon alias Duffy Duck Motor di Jl. Kapin No.1A Kalimalang,
Jakarta Timur. Setelah sempat mengenyam betapa menyebalkannya
menjadi buruh pabrik dengan ikatan kontrak 1 tahun lamanya, membuat
nurani sang juragan bengkel D2M Hasil Kebon ini berontak untuk mencari
jalan yang sesuai dengan
nuraninya.
“Capek, gak kenal waktu dan
gw gak mau kayak gini terus.
Setiap hari kerjaanya disuruh-
suruh orang, diomelin,
waktunya libur disuruh lembur
pokoknya gw gak mau jadi
karyawan terus. Gw harus
berubah. Tapi gimana caranya?
Gw bilang dalam hati, gw harus
kuliah biar bisa jadi atasan,”
papar Didi Nurhadi saat
menceritakan pengalamannya
menjadi buruh pabrik.
Beruntung, krisis ekonomi dan kerusuhan pada tahun 1998 membawa
namanya dalam daftar pengurangan karyawan. Tak pelak, saat itu dirinya
menjadi salah satu dari sekian banyak buruh pabrik yang harus menerima
pesangon dari perusahaan. Dari uang pesangon yang diterimanya
dimanfaatkan untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi.
“Tahun 98 gw kena PHK dan dapet pesangon yang akhirnya gw gunain
buat biaya kuliah gw,” jelas lelaki yang gak pernah lepas topi ini.
Berjalan 3 smester kuliah di Fakultas Teknik Universitas Krisna
Dwipayana, Jakarta Timur, perusahaan yang mem-PHK-kan nya kembali
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
58 www.penerbitku.com
memanggil dirinya untuk bekerja. Karena pengalaman yang membuat
dirinya enggan jadi karyawan, akhirnya tawaran tersebut ditolaknya.
Pengalaman menjadi karyawan membuat lelaki ini harus terus berjuang
mewujudkan impiannya menjadi orang yang bebas tapi tetep banyak duit.
Langkah yang ditempuh putra Betawi ini rasanya patut ditiru. Prinsip bebas
tapi banyak duit tak berarti dirinya leha-leha dan menadahkan tangan
sama orang tua buat jajan. Atau mau beli barang kudu jual tanah seperti
kebanyak cerita yang beredar tentang orang Betawi kebanyakan.
Berbekal ilmu mesin motor yang didapat secara otodidak dari bengkel
tempat dirinya nongkrong sepulang sekolah, membuat dirinya mulai berani
membuka usaha bengkel motor sendiri.
“Gw ngejalanin usaha bengkel sambil kuliah. Kadang bengkel gak
kepegang dan kadang kala kuliah gw jadi gak keurus dan lulusnya pun
molor jauh. Karena gw juga hobi sama motor, jadi gw harus, kudu dan
mesti jalanin apa yang udah gw mulai. Gw gak mau jadi karyawan lagi, gw
mau jadi boss,” jelasnya sambil tertawa.
Lulus kuliah sempet terbesit untuk kembali bekerja di perusahaan. Bebekal
gelar sarjana yang telah disandangnya membuat hati Didi Nurhadi ini ingin
mencoba bekerja dengan harapan jabatan yang lebih baik dari jabatan
sebelumnya saat masih menggunakan ijazah STM. Tapi niat itu
diurungkannya karena hasutan teman.
“Temen gw bilang ke gw, mau S1, S2 atau S3 tapi kalau masih kerja sama
orang tetep aja lo disuruh-suruh dan status lo karyawan. Mending lo buka
usaha sendiri. biar lo Cuma lulusan STM tapi kalo lu usaha sendiri, gak ada
yang nyuruh-nyuh lo yang ada malah elo yang nyuruh orang,” terang
Betawi tulen Kalimalang ini.
Seperti orang muda kebanyakan, uang hasil dari usahanya membuka
bengkel lebih banyak habis untuk urusan motor. “Awal-awal buka bengkel
sekitar tahun 1999, gak ada kepikiran nyari duit. Yang penting gw punya
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
59 www.penerbitku.com
bengkel sebagai penyalur hobi gw. Kebetulan bengkel gw lebih kearah
service dan modifikasi mesin untuk balap liar. Mau untung atau enggak
yang penting gw seneng.”
Berjalan beberapa tahun, fokus sang juragan menjalani begkel D2M Hasil
Kebon mulai lebih terarah untuk dijadikan mata pencaharian. Sebagai anak
muda, dirinya mulai merasa perlu untuk nabung demi masa depan dirinya
kelak.
“Jalan lima tahun lah gw baru mulai fokus nyari duit dari bengkel. Dulunya
sih buat seneng-seneng aja karena hobi. Dan alhamdulliah fokus gw nyari
duit dari 2005 sampe sekarang ada hasilnya. Gw udah punya rumah sendiri
dari hasil jerih payah gw dan bisa ngebantu orang tua serta warga
sekitar,” papar lelaki kelahiran Jakarta 1979.
Bicara masalah nama D2M Hasil Kebon, ternyata tak hanya sekedar
tempel. Banyak juga cerita dalam nama tersebut yang juga menjelaskan
bahwa mereka adalah orang-orang kreatif dari Betawi.
Sumber: http://gilamotor.com/2010/04/didi-nurhadi-ogah-jadi-karyawan/
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
60 www.penerbitku.com
Fatma Arief Fianti, Jadi Juragan Berkat
Ampyang Cokelat
Di masa remajanya, ibu dua anak asal Yogyakarta ini adalah buruh
pembuat kue. Pengalaman inilah yang membuatnya tidak mengeluh ketika
suaminya di-PHK. Ia tekun mengembangkan usaha ampyang dan hampir
seratus produk makanan kecil lainnya.
Apa saja yang sudah Anda kerjakan hingga terpilih menjadi Wanita
Pengusaha Berprestasi 2006?
Saya jualan kue ampyang cokelat sejak tahun 1998 berlabel Fia untuk
mencari nafkah. Ternyata tahun lalu, saya menerima penghargaan dari
DPP IWAPI. (Penghargaan yang sama juga pernah diterima Antik, nama
sapaannya beberapa tahun silam dari Walikota Yogyakarta.)
Anda membuka usaha dengan tujuan membantu keuangan suami?
Ya, karena suami saya terkena PHK, semasa kami masih tinggal di Jakarta.
Lalu, kami pulang ke rumah mertua di Yogyakarta. Sisa uang pesangon
Rp700 ribu, saya gunakan buat modal usaha membuat ampyang cokelat.
Usaha Anda berjalan lancar?
Butuh perjuangan. Tiga bulan pertama, hasilnya hanya cukup untuk beli
nasi. Lantas, karena saya lahir dan besar di Yogyakarta, saya datangi
bekas teman-teman sekolah dan beri contoh produk saya. Dari sanalah
sedikit-sedikit usaha saya mulai jalan.
Dari mana Anda memperoleh keterampilan menjual produk?
Suatu kali, saya ikut pelatihan teknik salesmanship dan mendapat teori
yang jitu. Misalnya, setiap hari saya harus punya teman baru sepuluh
orang, dan itu harus bertambah dari hari ke hari. Tidak sampai satu bulan
kemudian, saya malah kewalahan melayani permintaan. Sejak itulah saya
merekrut karyawan.
Dari sana pengalaman apa yang bisa Anda petik?
Ternyata terjalinnya kemitraan merupakan cara yang bagus untuk
berkembang.
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
61 www.penerbitku.com
Lalu, ilmu memasak kue dan roti diperoleh dari mana?
Ketika remaja, saya suka diminta tetangga membantu membuat kue
pesanan orang yang punya hajat. Kasarnya, buruh tapi akhirnya saya
punya banyak ilmu membuat kue.
Bagaimana upaya Anda membesarkan usaha?
Saya rajin mengikuti pelatihan, seminar, dan pameran untuk membuka
wawasan.
Strategi pemasarannya seperti apa?
Khusus untuk membesarkan usaha ampyang cokelat, saya selalu membuat
inovasi baru. Ditambah saat ini, saya sudah mengantongi sertifikasi halal
untuk semua produk saya.
Bagaimana peran suami dalam mengembangkan usaha Anda?
Suami yang mengurus keuangan, saya yang berurusan keluar.
www.tabloidnova.com
Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses
62 www.penerbitku.com
From Emperan to Empire
JAKARTA, KOMPAS.com — Ada pepatah, "Kesuksesan lahir dari
keberanian mengalahkan ketakutan". Mungkin idiom ini yang menjadi
pecutan bagi Fachrur Rozi dan Fadli hingga berani memulai sebuah usaha
yang berawal dari modal Rp 100.000 hasil "bantingan" bersama.
Kini, Rozi dan Fadli sudah menangguk hasil dari perjuangannya dalam
waktu dua tahun ini. Dari Rp 100.000, dalam satu tahun saja, omzetnya
sudah mencapai Rp 1 miliar. Bahkan, saat ini dalam sebulan sedikitnya
berhasil mencapai transaksi hingga Rp 600 juta. Usaha apa, sih, mereka?
Berawal dari modal Rp 100.000, Rozi dan Fadli memulai usaha membuat
sandal-sandal yang imut dan lucu. Mereka menyebutnya "imucu".
Bentuknya macam-macam, ada hewan dan buah-buahan. Awalnya mereka
mencari agen dengan melakukan promosi di emperan. "Makanya, tagline
yang menjadi semangat kami sekarang, from emperan to empire. Karena
tadinya kami usaha di emperan, sekarang
sudah jadi empire," kata Rozi, yang
menangani bidang pemasaran, kepada
Kompas.com saat ditemui di ajang Pekan
Wirausaha di Balai Kartini, Jakarta Selatan,
Minggu (11/4/2010).
Kesuksesan mereka tak hadir begitu saja.
Sebelum memulai bisnis sandal-sandal
lucu, Rozi dan Fadli masing-masing pernah
mencoba berbagai bidang usaha. Mulai dari
usaha roti bakar hingga mi ayam. Saat itu
mereka juga masih berstatus sebagai
karyawan di sebuah perusahaan.
"Dari yang semula hanya berdua, sekarang
kami sudah punya karyawan 50 orang dan
punya tim kreatif sendiri. Ceritanya, saya
dan Fadli lagi sama-sama jatuh, punya
utang banyak karena bisnis yang kami coba gagal. Tapi, saat itu masih
kerja. Penghasilan bulanan hanya buat nutup utang. Akhirnya, kami
menemukan sebuah produk, uang Rp 100.000-lah dipakai untuk buat
prototipe sandalnya," kisah Rozi.
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579

More Related Content

Similar to Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579

Materi Makalah Umum Mas Mono
Materi Makalah Umum Mas MonoMateri Makalah Umum Mas Mono
Materi Makalah Umum Mas Mono
halalcorner
 
Proposal bisnis
Proposal bisnisProposal bisnis
Proposal bisnis
yuliana yuliana
 
Proposal bisnis
Proposal bisnisProposal bisnis
Proposal bisnis
yuliana yuliana
 
From zero to hero
From zero to heroFrom zero to hero
From zero to hero
Muhammad Zen
 
Uc onliner 7 november 2014
Uc onliner 7   november 2014Uc onliner 7   november 2014
Uc onliner 7 november 2014UCEO
 
USAHA, Dian Anggraeni, Hapzi Ali, Motivasi menjadi pengusaha sukses, Universi...
USAHA, Dian Anggraeni, Hapzi Ali, Motivasi menjadi pengusaha sukses, Universi...USAHA, Dian Anggraeni, Hapzi Ali, Motivasi menjadi pengusaha sukses, Universi...
USAHA, Dian Anggraeni, Hapzi Ali, Motivasi menjadi pengusaha sukses, Universi...
Dian Anggraeni
 
Laporan penelitian home industri bolu kukus
Laporan penelitian home industri bolu kukusLaporan penelitian home industri bolu kukus
Laporan penelitian home industri bolu kukusFirdika Arini
 
Buku Menjadi pegawaiprenuer sukses
Buku Menjadi pegawaiprenuer sukses Buku Menjadi pegawaiprenuer sukses
Buku Menjadi pegawaiprenuer sukses
BPBD Provonsi DKI Jakarta
 
Produk
ProdukProduk
Produk
intan_2410
 
10 rahsia perniagaan aiskrim yang bakal buat anda tekejut
10 rahsia perniagaan aiskrim yang  bakal buat anda tekejut10 rahsia perniagaan aiskrim yang  bakal buat anda tekejut
10 rahsia perniagaan aiskrim yang bakal buat anda tekejut
Muhamad Juzaili
 
Empat cara aman bagi yg tertarik dunia entrepreneur
Empat cara aman bagi yg tertarik dunia entrepreneurEmpat cara aman bagi yg tertarik dunia entrepreneur
Empat cara aman bagi yg tertarik dunia entrepreneurPT. SASA
 
Yosefinmargaretta 13030654036 doc
Yosefinmargaretta 13030654036 docYosefinmargaretta 13030654036 doc
Yosefinmargaretta 13030654036 doc
Yosefin Margaretta
 
MAKALAH 1.pdf
MAKALAH 1.pdfMAKALAH 1.pdf
MAKALAH 1.pdf
AlyaElmiraPutri
 
Weekly Newsletter LAZNas Chevron Rumbai edisi Februari 2016 week 2
Weekly Newsletter LAZNas Chevron Rumbai edisi Februari 2016 week 2Weekly Newsletter LAZNas Chevron Rumbai edisi Februari 2016 week 2
Weekly Newsletter LAZNas Chevron Rumbai edisi Februari 2016 week 2
LAZNas Chevron
 
Startup Mindset (Free book preview - Chapter 1)
Startup Mindset (Free book preview - Chapter 1)Startup Mindset (Free book preview - Chapter 1)
Startup Mindset (Free book preview - Chapter 1)
Nur Agustinus
 
BUDI DAYA TANAMAN
BUDI DAYA TANAMANBUDI DAYA TANAMAN
BUDI DAYA TANAMAN
sari nurfiani
 
Proposal LAJUenterprise 2016
Proposal LAJUenterprise 2016Proposal LAJUenterprise 2016
Proposal LAJUenterprise 2016Lindia Palupi
 
Siapa Bilang Jadi Karyawan Tidak Bisa Kaya
Siapa Bilang Jadi Karyawan Tidak Bisa KayaSiapa Bilang Jadi Karyawan Tidak Bisa Kaya
Siapa Bilang Jadi Karyawan Tidak Bisa KayaSurya Gultom
 
Majalah ao tribe edisi ogos #4
Majalah ao  tribe edisi ogos #4Majalah ao  tribe edisi ogos #4
Majalah ao tribe edisi ogos #4
Dan Hamdan
 

Similar to Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579 (20)

Materi Makalah Umum Mas Mono
Materi Makalah Umum Mas MonoMateri Makalah Umum Mas Mono
Materi Makalah Umum Mas Mono
 
Proposal bisnis
Proposal bisnisProposal bisnis
Proposal bisnis
 
Proposal bisnis
Proposal bisnisProposal bisnis
Proposal bisnis
 
Trri sumono
Trri sumonoTrri sumono
Trri sumono
 
From zero to hero
From zero to heroFrom zero to hero
From zero to hero
 
Uc onliner 7 november 2014
Uc onliner 7   november 2014Uc onliner 7   november 2014
Uc onliner 7 november 2014
 
USAHA, Dian Anggraeni, Hapzi Ali, Motivasi menjadi pengusaha sukses, Universi...
USAHA, Dian Anggraeni, Hapzi Ali, Motivasi menjadi pengusaha sukses, Universi...USAHA, Dian Anggraeni, Hapzi Ali, Motivasi menjadi pengusaha sukses, Universi...
USAHA, Dian Anggraeni, Hapzi Ali, Motivasi menjadi pengusaha sukses, Universi...
 
Laporan penelitian home industri bolu kukus
Laporan penelitian home industri bolu kukusLaporan penelitian home industri bolu kukus
Laporan penelitian home industri bolu kukus
 
Buku Menjadi pegawaiprenuer sukses
Buku Menjadi pegawaiprenuer sukses Buku Menjadi pegawaiprenuer sukses
Buku Menjadi pegawaiprenuer sukses
 
Produk
ProdukProduk
Produk
 
10 rahsia perniagaan aiskrim yang bakal buat anda tekejut
10 rahsia perniagaan aiskrim yang  bakal buat anda tekejut10 rahsia perniagaan aiskrim yang  bakal buat anda tekejut
10 rahsia perniagaan aiskrim yang bakal buat anda tekejut
 
Empat cara aman bagi yg tertarik dunia entrepreneur
Empat cara aman bagi yg tertarik dunia entrepreneurEmpat cara aman bagi yg tertarik dunia entrepreneur
Empat cara aman bagi yg tertarik dunia entrepreneur
 
Yosefinmargaretta 13030654036 doc
Yosefinmargaretta 13030654036 docYosefinmargaretta 13030654036 doc
Yosefinmargaretta 13030654036 doc
 
MAKALAH 1.pdf
MAKALAH 1.pdfMAKALAH 1.pdf
MAKALAH 1.pdf
 
Weekly Newsletter LAZNas Chevron Rumbai edisi Februari 2016 week 2
Weekly Newsletter LAZNas Chevron Rumbai edisi Februari 2016 week 2Weekly Newsletter LAZNas Chevron Rumbai edisi Februari 2016 week 2
Weekly Newsletter LAZNas Chevron Rumbai edisi Februari 2016 week 2
 
Startup Mindset (Free book preview - Chapter 1)
Startup Mindset (Free book preview - Chapter 1)Startup Mindset (Free book preview - Chapter 1)
Startup Mindset (Free book preview - Chapter 1)
 
BUDI DAYA TANAMAN
BUDI DAYA TANAMANBUDI DAYA TANAMAN
BUDI DAYA TANAMAN
 
Proposal LAJUenterprise 2016
Proposal LAJUenterprise 2016Proposal LAJUenterprise 2016
Proposal LAJUenterprise 2016
 
Siapa Bilang Jadi Karyawan Tidak Bisa Kaya
Siapa Bilang Jadi Karyawan Tidak Bisa KayaSiapa Bilang Jadi Karyawan Tidak Bisa Kaya
Siapa Bilang Jadi Karyawan Tidak Bisa Kaya
 
Majalah ao tribe edisi ogos #4
Majalah ao  tribe edisi ogos #4Majalah ao  tribe edisi ogos #4
Majalah ao tribe edisi ogos #4
 

More from Jumadi Subur

Happiness Pension
Happiness PensionHappiness Pension
Happiness Pension
Jumadi Subur
 
Profil Jumadi Caleg DPRD Kudus 2019
Profil Jumadi Caleg DPRD Kudus 2019Profil Jumadi Caleg DPRD Kudus 2019
Profil Jumadi Caleg DPRD Kudus 2019
Jumadi Subur
 
Proposal InHouse Training - Corporate Education Program
Proposal InHouse Training - Corporate Education ProgramProposal InHouse Training - Corporate Education Program
Proposal InHouse Training - Corporate Education Program
Jumadi Subur
 
Profil Jumadi, Konsultan SDM dan Business Coach
Profil Jumadi, Konsultan SDM dan Business CoachProfil Jumadi, Konsultan SDM dan Business Coach
Profil Jumadi, Konsultan SDM dan Business Coach
Jumadi Subur
 
Profil dan Program Jumadi
Profil dan Program JumadiProfil dan Program Jumadi
Profil dan Program Jumadi
Jumadi Subur
 
Cinta di Atas Cinta - Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa by Jumadi Subur 0815 13...
Cinta di Atas Cinta - Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa by Jumadi Subur 0815 13...Cinta di Atas Cinta - Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa by Jumadi Subur 0815 13...
Cinta di Atas Cinta - Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa by Jumadi Subur 0815 13...
Jumadi Subur
 
165 Motivasi Islami by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
165 Motivasi Islami by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579165 Motivasi Islami by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
165 Motivasi Islami by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Jumadi Subur
 
Building A High Performance Team : Bagaimana Membangun Tim Anda lebih Solid d...
Building A High Performance Team : Bagaimana Membangun Tim Anda lebih Solid d...Building A High Performance Team : Bagaimana Membangun Tim Anda lebih Solid d...
Building A High Performance Team : Bagaimana Membangun Tim Anda lebih Solid d...
Jumadi Subur
 
Selling with Giving by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Selling with Giving by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579Selling with Giving by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Selling with Giving by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Jumadi Subur
 
Komunikasi Cinta dalam Keluarga by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Komunikasi Cinta dalam Keluarga by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579Komunikasi Cinta dalam Keluarga by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Komunikasi Cinta dalam Keluarga by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Jumadi Subur
 
Peluang Bisnis Menjadi Mitra EO Seminar SDM for UKM
Peluang Bisnis Menjadi Mitra EO Seminar SDM for UKMPeluang Bisnis Menjadi Mitra EO Seminar SDM for UKM
Peluang Bisnis Menjadi Mitra EO Seminar SDM for UKM
Jumadi Subur
 
Teknik Penjualan Konsultatif
Teknik Penjualan KonsultatifTeknik Penjualan Konsultatif
Teknik Penjualan Konsultatif
Jumadi Subur
 
Proposal Training Ready to Retire
Proposal Training Ready to RetireProposal Training Ready to Retire
Proposal Training Ready to Retire
Jumadi Subur
 
Makalah Seminar "Membangun SDM Koperasi"
Makalah Seminar "Membangun SDM Koperasi"Makalah Seminar "Membangun SDM Koperasi"
Makalah Seminar "Membangun SDM Koperasi"
Jumadi Subur
 
Berani Usaha Berani Sukses
Berani Usaha Berani SuksesBerani Usaha Berani Sukses
Berani Usaha Berani Sukses
Jumadi Subur
 
Redraw Your Future by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Redraw Your Future by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579Redraw Your Future by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Redraw Your Future by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Jumadi Subur
 
Entrepreneur Fundamental by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Entrepreneur Fundamental by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579Entrepreneur Fundamental by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Entrepreneur Fundamental by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Jumadi Subur
 
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...
Jumadi Subur
 

More from Jumadi Subur (18)

Happiness Pension
Happiness PensionHappiness Pension
Happiness Pension
 
Profil Jumadi Caleg DPRD Kudus 2019
Profil Jumadi Caleg DPRD Kudus 2019Profil Jumadi Caleg DPRD Kudus 2019
Profil Jumadi Caleg DPRD Kudus 2019
 
Proposal InHouse Training - Corporate Education Program
Proposal InHouse Training - Corporate Education ProgramProposal InHouse Training - Corporate Education Program
Proposal InHouse Training - Corporate Education Program
 
Profil Jumadi, Konsultan SDM dan Business Coach
Profil Jumadi, Konsultan SDM dan Business CoachProfil Jumadi, Konsultan SDM dan Business Coach
Profil Jumadi, Konsultan SDM dan Business Coach
 
Profil dan Program Jumadi
Profil dan Program JumadiProfil dan Program Jumadi
Profil dan Program Jumadi
 
Cinta di Atas Cinta - Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa by Jumadi Subur 0815 13...
Cinta di Atas Cinta - Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa by Jumadi Subur 0815 13...Cinta di Atas Cinta - Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa by Jumadi Subur 0815 13...
Cinta di Atas Cinta - Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa by Jumadi Subur 0815 13...
 
165 Motivasi Islami by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
165 Motivasi Islami by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579165 Motivasi Islami by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
165 Motivasi Islami by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
 
Building A High Performance Team : Bagaimana Membangun Tim Anda lebih Solid d...
Building A High Performance Team : Bagaimana Membangun Tim Anda lebih Solid d...Building A High Performance Team : Bagaimana Membangun Tim Anda lebih Solid d...
Building A High Performance Team : Bagaimana Membangun Tim Anda lebih Solid d...
 
Selling with Giving by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Selling with Giving by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579Selling with Giving by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Selling with Giving by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
 
Komunikasi Cinta dalam Keluarga by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Komunikasi Cinta dalam Keluarga by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579Komunikasi Cinta dalam Keluarga by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Komunikasi Cinta dalam Keluarga by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
 
Peluang Bisnis Menjadi Mitra EO Seminar SDM for UKM
Peluang Bisnis Menjadi Mitra EO Seminar SDM for UKMPeluang Bisnis Menjadi Mitra EO Seminar SDM for UKM
Peluang Bisnis Menjadi Mitra EO Seminar SDM for UKM
 
Teknik Penjualan Konsultatif
Teknik Penjualan KonsultatifTeknik Penjualan Konsultatif
Teknik Penjualan Konsultatif
 
Proposal Training Ready to Retire
Proposal Training Ready to RetireProposal Training Ready to Retire
Proposal Training Ready to Retire
 
Makalah Seminar "Membangun SDM Koperasi"
Makalah Seminar "Membangun SDM Koperasi"Makalah Seminar "Membangun SDM Koperasi"
Makalah Seminar "Membangun SDM Koperasi"
 
Berani Usaha Berani Sukses
Berani Usaha Berani SuksesBerani Usaha Berani Sukses
Berani Usaha Berani Sukses
 
Redraw Your Future by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Redraw Your Future by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579Redraw Your Future by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Redraw Your Future by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
 
Entrepreneur Fundamental by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Entrepreneur Fundamental by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579Entrepreneur Fundamental by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
Entrepreneur Fundamental by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579
 
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...
 

Kuli Bangunan Jadi Juragan (Ebook Motivasi Menjadi Pengusaha) by Jumadi Subur | JS Consulting 0815 1321 2579

  • 1. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 1 www.penerbitku.com
  • 2. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 2 www.penerbitku.com PRAKATA KEWIRAUSAHAAN atau entrepreneurship adalah gagasan yang paling populer disaat ini. Hal ini juga diperkuat dengan semakin banyaknya kesadaran orang di sekitar kita yang menjalankan binsis secara mandiri atau mulai berlatih berwirausaha. Realitas yang ada di hadapan kita memang menunjukkan jumlah lapangan kerja yang lebih sedikit dibanding dengan para pencari kerja yang notabene merupakan lulusan sekolah dan perguruan tinggi. Data di Depnakertrans menunjukkan jumlah pengangguran mencapai puluhan juta orang di Indonesia dan lebih dari satu juta diantaranya adalah Sarjana. Hampir dapat dipastikan jumlah itu akan membengkak dari tahun ke tahun. Bagi yang sudah bekerja di perusahaan, sangat sedikit yang berhasil mencapai taraf hidup lebih dari cukup. Sedikit sekali perusahaan yang bisa memberikan penghasilan memadai. Apalagi sejak krisis moneter bahkan semakin banyak perusahaan yang gulung tikar. Yang bisa bertahan pun harus melakukan efisiensi di semua bidang. Dan yang lebih sering terjadi adalah terjadinya PHK secara besar-besaran. Kini, para pekerja mulai menyadari bahwa mengandalkan hasil dari pekerjaan menjadi buruh atau pegawai tidak mencukupi lagi untuk biaya hidup apalagi menabung. Mereka mulai berusaha menemukan sumber- sumber lain untuk menambah penghasilan keluarga. Dan pada saat yang sama buku-buku tentang wirausaha disertai dengan pelatihan dan seminar serupa membanjir di sekeliling kita. Kebutuhan untuk memiliki usaha mandiri dan melepaskan ketergantungan dengan ikatan pekerjaan menjadi urgensi semua kepala rumahtangga. Menjadi pengusaha, merupakan kenyataan yang paling didambakan semua orang. Karena pada kenyataannya tidak enak menjadi orang yang diatur dan diperintah atasan. Namun perlu langkah yang cermat untuk melakukan itu semua. Butuh pengetahuan tentang kewirausahaan yang memadai untuk
  • 3. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 3 www.penerbitku.com melepaskan diri dari pendapatan rutin melalui kerja di pabrik atau instansi. Dan melalui buku inilah pembaca akan digiring untuk dapat memulai usaha sendiri disertai tips aplikatif untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis melalui profil dan kisah para pengusaha yang sukses mulai dari nol, sejak masih menjadi karyawan, buruh atau pegawai rendahan. Ucapan syukur yang tiada terhingga kepada Allah Swt. Tuhan Semesta Alam yang telah membimbing dan menurunkan ilham-Nya kepada penulis. Sumber inspirasi utama, ayahanda tercinta, Almarhum Bapak Subur dan almarhumah Ibunda yang telah bersemayam di sisi Tuhan, semoga kita dipertemukan kembali di hari akhir nanti dalam kebaikan. Semua keluarga yang telah memotivasi saya untuk berkarya meskipun kita terpisah jauh namun hati kita akan selalu bersama. Istriku tercinta, Puji Rahayu, dan para prajurit setiaku, Faiz, Farah, Fadhil, Fatimah, Fawwaz dan Farouq maafkan kalau hari-hari terakhir ini sering ditinggal bahkan harus berpisah cukup lama, semoga kelak Tuhan mengumpulkan kita kembali. Untuk rekan-rekan pengelola KaryaVirtual.com yang telah menerbitkan tulisan-tulisan saya Akhirnya saya yakin bahwa semuanya ada kekurangan, karena itu masukan, kritik saran, ide, gagasan dengan senang hati kami terima. Bisa disampaikan melalui email: jumadi.subur@gmail.com atau prama@indosat.net.id Semoga karya sederhana ini ada yang bisa dimanfaatkan bagi sesama.
  • 4. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 4 www.penerbitku.com DAFTAR ISI Prakata 1. Berbisnis Salon Setelah Kena PHK, 6 2. Bermodalkan Rp 5.000, Abunazar Jadi Juragan Kerupuk, 7 3. Buchori, dari Sopir Taksi Jadi Juragan Roti, 11 4. Kisah Sukses Pebisnis Muda Waralaba, 13 5. Cara Mudah Memulai Bisnis / Usaha Sambilan, 22 6. Cita-cita Sederhana Sang "Momtepreneur", 25 7. Dari Buruh Jadi Jutawan, 30 8. Dari Karyawan Menjadi Pengusaha Bordir, 35 9. Nur Dahyar Dari Karyawan Menjadi Rekanan Toyota, 36 10. Dari Karyawan Pabrik Roti Jadi Juragan Roti Family, 40 11. Dari Pedagang Es Jadi Pebisnis Sukses, 45 12. Dari Penjual Kelapa Muda Jadi Juragan, 52 13. Didi Nurhadi: Ogah Jadi Karyawan, 57 14. Fatma Arief Fianti, Jadi Juragan Berkat Ampyang Cokelat, 60 15. From Emperan to Empire, 62 16. Iim Fahima, Berjaya di Dunia Online, 64 17. Jadi Juragan Tas Bermodal 50 ribu Rupiah, 69 18. Joko Sriyanto, Kuli Bangunan Jadi Juragan Batako, 74 19. Juragan Kue dari Kota Kembang, 77 20. Karena Ingin Jadi Direktur, 81 21. Dari Karyawan Jadi Juragan, 83 22. Kisah Muhadi, Dari Kondektur Jadi Pengusaha Bus, 86
  • 5. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 5 www.penerbitku.com 23. Kisah Sukses Pengusaha Tas, 91 24. Kisah Sukses Mantan Seorang Petugas Keamanan, 93 25. Kisah TKI yang Kini Punya 23 Karyawan, 96 26. Maaf, Saya Bukan Orang Gajian Lagi, 98 27. Mantan Salesman Jadi Juragan Alumunium, 101 28. Tririan Arianto, Mengolah Jamur Meraup Rezeki, 107 29. PHK Bukan Berarti Kiamat, 112 30. Riezka, Jual Pisang Ijo Raup Omzet Ratusan Juta, 114 31. Safira, Kebanjiran Order dari KBRI Singapura, 117 32. Sebuah Kisah Sukses Pengusaha dan Pendiri RKS School of Entrepreneurship, 119 33. Sono, Pencuci Piring Jadi Juragan RM Padang, 124 34. Sumarlinah, Karyawan Sekaligus Juragan, 129 35. Tarjo, dari Cleaning Service Jadi Juragan Ikan Bakar, 133 36. Yulianto, dari Karyawan menjadi Pengusaha Fotocopy, 137 37. Kuli Bangunan Jadi Juragan, 139 Bacaan Lanjutan Tentang Penulis
  • 6. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 6 www.penerbitku.com Berbisnis Salon Setelah Kena PHK Ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa menghampiri siapa saja. Namun, persoalan itu janganlah dijadikan sebuah alasan untuk berhenti berusaha. Muntofi`ah adalah salah satu korban PHK yang berhasil membuktikan kalau usaha yang tekun akan membuahkan kesuksesan. Jangan takut memulai. Itulah yang akhirnya diputuskan perempuan berjilbab yang akrab dipanggil Mun ini. Akibat penutupan perusahaan tempat dirinya bekerja, Mun terkena dampak perumahan karyawan. Namun, desakan ekonomi dan dorongan rekan-rekannya membuat Mun berani mengambil keputusan untuk menjalankan bisnis salon muslimah pada tahun 2006. Kini, salon Mun sudah berkembang. Sedikitnya 15 pelanggan datang ke salonnya setiap hari. Karyawannya pun bertambah dari dua menjadi enam orang. Dalam waktu dekat, Mun bermaksud membuka cabang baru salonnya. Bermodalkan keberanian dan tabungan Rp 50 juta, Mun pun merengkuh kebahagiaan atas keberaniannya berbinis tiga tahun lalu. Bagi Mun, "jangan menyerah" adalah kuncinya. Selalu ada jalan keluar bagi yang mau berusaha. Sosok inspiratif ini yakin dengan bekerja keras, keberanian, dan tidak putus asa, maka korban PHK juga bisa berhasil. sumber : liputan6.com
  • 7. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 7 www.penerbitku.com Bermodalkan Rp 5.000, Abunazar Jadi Juragan Kerupuk PADANG- Siapa yang tidak tahu dengan kerupuk kulit, kerupuk gurih, terbuat dari kulit sapi, yang enak sekali jika dijadikan teman lauk untuk makan nasi sehari-hari atau pun hanya sebagai kudapan. Produk ini bisa dibeli di pasaran dengan harga dalam kondisi mentah Rp 60-70 ribu per- kilogram. Di Sumatra Barat (Sumbar), kerupuk ini dikenal dengan nama “Karupuk Jangek”. Di daerah ini paling tidak terdapat belasan pengusaha kerupuk jangek, berskala kecil maupun besar. Biasanya, mereka bergerak di rumah masing-masing, atau mengembangkan usahanya dengan home industri, dengan mempekerjakan keluarga sendiri, sebagai tenaga kerjanya. Hasilnya, tidak saja mereka pasok untuk wilayah Sumbar, namun juga merambah ke pasaran luar provinsi, bahkan hingga ke Ibu Kota Jakarta. Salah satu pengusaha kerupuk jangek yang cukup terkemuka di kota Padang, yakni Usaha Kerupuk Kulit Citra Mandiri, yang beralamat di Jalan Gajah Mada Rt.03 Rw.03 Gunung Pangilun, Padang. Usaha home industri yang dirintis sejak tahun 1978 ini, mulanya didirikan hanya dengan modal Rp 5 ribu, sebagai usaha keluarga. Namun kini, usaha ini berkembang pesat. Siapa sangka, modal Rp 5 ribu, membuat Abunazar menjadi juragan kerupuk kulit di kota Padang. Dengan usahanya ini, Abunazar (55 tahun), sang pemilik, bahkan telah berhasil mengantarkan keenam anaknya ke jenjang pendidikan, dua diantaranya telah menamatkan kuliahnya di Universitas Bung Hatta Padang. Kendati tanpa plang nama, home industri milik Abunazar ini, merajai hampir sekitar 25 persen industri kerupuk kulit di Sumatra Barat. Kerupuk kulit Citra Mandiri, bahkan sudah dipasarkan ke beberapa daerah luar Sumatra Barat, yakni; Jambi, Riau, Bengkulu, Palembang, Medan dan Jakarta. Awalnya, pada tahun 1978, Abunazar yang tidak menamatkan
  • 8. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 8 www.penerbitku.com SLTA-nya ini, merupakan salah satu pekerja di usaha kerupuk kulit milik Mamaknya (paman-red), di daerah Lubuk Buaya, Padang. Setelah beberapa bulan bekerja, Abunazar mulai berpikir untuk membuka usaha sendiri, karena rasanya, ia telah memiliki keahlian di bidang pengolahan kerupuk kulit tersebut. Dengan tekad bulat, Abunazar membongkar celengannya, setelah dihitung, jumlahnya hanya Rp 5000. Uang tersebut dibelikannya beberapa lembar kulit sapi di Rumah Potong Hewan di Sawahan, Padang. Saat itu harga satu lembar kulit sapi hanya Rp 250. Mengolah Sendiri Abu yang saat itu mengontrak rumah di Jalan Gunung Sago, Gunung Pangilun Padang, mengolah sendiri kulit sapi yang dibelinya. Mulai dari merebus, menjemur, menggoreng, dan memasarkannya. Untuk satu lembar kulit sapi, bisa diperoleh 50 kg kerupuk kulit dalam bentuk kering. Waktu itu, kata Abunazar, jumlah pengusaha kerupuk jangek masih bisa dihitung dengan jari, hingga perputaran usahanya bisa pula dihitung dengan mudah. Usaha yang dirintis Abunazar ini lambat laun berkembang pesat. Pada tahun 1985, ia merasa usahanya mulai naik daun. Karena itu, ia memutuskan untuk mencari karyawan untuk membantunya. Tiga karyawan pun ia terima sebagai pekerja. Karyawan inilah yang melakukan pengolahan. Sedangkan Abunazar, selain mengolah, juga langsung turun ke pasaran, mengurus pemasaran kerupuk kulitnya. Namun, usaha ini tak selamanya berjalan mulus. Kesulitan mulai muncul pada saat orang-orang yang memiliki modal besar, pada tahun 2000, juga mulai berbisnis kerupuk kulit. Mereka yang bermodal kuat ini, berani membeli kulit di atas harga lazim. “Inilah yang membuat Saya sesak nafas. Apalagi, jumlah julit kan terbatas,” kata Abunazar.
  • 9. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 9 www.penerbitku.com Krisis ekonomi yang melanda Indonesia saat itu, juga membuat Citra Mandiri semakin terseok-seok. Setelah berembuk dengan keluarga dan karyawan, Abunawas memutuskan untuk menutup saja usahanya. Namun, saat Abunazar sedang melakukan pembicaraan dengan karyawan, soal keputusannya untuk menutup Citra Mandiri, salah seorang adiknya, Syaiful Aliman, yang bekerja di Departemen Tenaga Kerja Padang, datang. Syaiful melarang kakaknya menutup Citra Mandiri. Bantuan Modal Menurutnya, masih ada kesempatan, mereka bisa mengajukan pinjaman pada PT Semen Padang yang memberikan bantuan modal bagi pengusaha kecil, melalui dana PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi). BUMN ini bekerja sama dengan Dinas Koperasi setempat dalam penyaluran dana bantuannya. Tahun 2000 itu, PT Semen Padang memang telah menggulirkan dana sebesar Rp 7,5 miliar lebih kepada 1.673 unit usaha kecil dan koperasi di Sumbar. Namun, tidak banyak pengusaha kecil seperti Abunazar yang mengetahuinya. Mendengar itu, semangat Abunazar kembali menggebu. Esoknya, dibantu sang adik, Abunazar langsung mengurus segala sesuatu untuk pengurusan administrasi peminjaman dana PUKK PT Semen Padang tersebut. Semuanya berjalan lancar. Pada bulan Juni tahun 2000, PT Semen Padang mengabulkan pinjaman modal Abunazar sebesar Rp 7,5 juta. Dana tersebut dikucurkan secara bertahap, sebanyak Rp 2,5 juta pada tahap awal dan Rp 5 juta di tahap selanjutnya. Pinjaman lunak ini menjadi dewa penolong bagi usaha kerupuk kulit Abunazar.
  • 10. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 10 www.penerbitku.com Dengan pinjaman itu, usaha Abunazar pun mulai berkembang pesat. Berkat bantuan dana tersebut, menurut Abunazar, hingga tahun 2004 ini, usahanya bisa memproduksi sebanyak 250 kg kerupuk kulit setiap harinya.. Kini, dibantu keenam orang anak, istrinya, dan tiga karyawan, Abunazar bangga menjalankan usaha kerupuk kulit yang telah membuat dua anaknya menjadi sarjana. Bukan itu saja. Saat ini, Abunazar telah memiliki beberapa buah rumah kontrakan, yang merupakan hasil dari home industri yang ia rintis bersama keluarga. Namun, tetap, laki-laki ini berharap, mendapat bantuan modal lagi, untuk lebih memperbesar usaha dan memasarkan kerupuk kulitnya bahkan hingga ke manca negara. “Saya ingin punya peralatan yang canggih. Saat ini kami cuma bekerja dengan alat manual seperti pisau dan mengeringkan kulit dengan matahari. Katanya ada alat pemotong dan pengering kulit yang lebih canggih,” kata Abunazar. www.sinarharapan.co.id (SH/sri rahayu ningsih)
  • 11. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 11 www.penerbitku.com Buchori, dari Sopir Taksi Jadi Juragan Roti KOMPAS.com — Sempat mengecap pengalaman menjadi sopir taksi, dan gonta-ganti aneka macam usaha sampai bangkrut, kini Buchori (40) sukses menjadi juragan roti. Sekarang, ia mempunyai enam outlet roti Aflah. Namun, itu tidak dicapainya dengan kerja sistem instan. Enam outlet-nya, dua berada di Yogyakarta dan Purworejo, serta satu outlet tersebar di Purwodadi, dan Kutoarjo. Untuk oulet di Yogyakarta, berada di Jalan Nyi Ahmad Dahlan dan di rumahnya, Dusun Sorobayan, Kecamatan Sanden, Bantul. Karena tuntutan pemenuhan ekonomi keluarga, sejak duduk di bangku SMA, Buchori selalu nyambi kerja. Dari usaha sablon, berjualan pakaian, stiker, hingga pernak-pernik. Selama kuliah di Jurusan Dakwah di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, ia berkelana sebagai sopir taksi di Yogyakarta. Dengan penghasilan yang tidak tentu, Buchori nekat menikah. Terlalu capek nyopir, di kampus sebagai aktivis, dan berkecimpung di beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM), Buchori menjadi malas kuliah. Alasannya, kuliah kebanyakan mengajarkan teori bukan praktik. Alhasil ia cabut, meski sebenarnya tinggal mendaftar wisuda. "Saya masih heran, kok dulu bisa masuk Fakultas Dakwah, ya?" ujarnya. Bersama istri, ia lantas pindah ke Pemalang, Jawa Tengah, dan membuka beberapa usaha. Mulai dari keripik aneka rupa, hingga roti. Semuanya tak bisa dibilang sukses. Namun, yang paling monumental adalah apa yang dilakukan dengan sisa tabungannya. "Uang tinggal Rp 40 juta, tahun 2003 saya nekat pergi haji sendiri, dengan pesan ke istri bahwa suatu saat saya janji memberangkatkan dia untuk haji juga. Ketika pulang, uang tabungan tinggal Rp 4 juta. Banyak orang bilang saya sudah gila," katanya.
  • 12. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 12 www.penerbitku.com Namun, yang dipercayai adalah dorongan naik haji amat kuat. Seperti ada suara Tuhan bahwa dengan berhaji, hatinya tenang dan semua usaha akan dimudahkan. Pilihan usaha kini jatuh ke pembuatan roti. Buchori mengontrak rumah di Sorobayan. Langkah pertamanya sebagai strategi berjualan adalah mendatangi teman- teman kuliah, aktivis, dan saat di LSM. Kartu nama pun disebar. "Karena belum mempunyai motor, untuk wira-wiri ya memakai angkutan umum. Kalau dekat naik sepeda," papar dia. Aflah, nama roti usahanya itu, mengkhususkan diri membuat roti-roti seperti mandarin, lapis legit, dan roll cake yang dikemas dalam kotak kardus. "Saya bukan menjual roti yang dikemas satu-satu. Kalau seperti itu, untungnya kecil dan menjualnya lama. Jika jualannya roti kardusan, lebih menguntungkan," kata Buchori, bapak dua anak ini. Dalam sehari, produksi Aflah sekitar 1.000 dus. Menariknya lagi, Buchori mengaku tak pandai membuat roti. "Lha semua akhirnya saya serahkan kepada karyawan. Mereka yang sekarang membuat roti. Saya tinggal memantau dan memikirkan kira-kira masyarakat akan suka roti apa, dan menyampaikannya ke mereka. Karyawan saya malah lebih lihai membuat roti, ha-ha-ha," ujarnya. www.kompas.com
  • 13. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 13 www.penerbitku.com KISAH SUKSES PEBISNIS MUDA WARALABA Kuliah boleh saja di bidang teknik, bahkan melanjutkan S2 di bidang manajemen proyek, tapi bisnis franchise makanannya menggurita. Menjadi narasumber di tv, radio, koran, dan majalah adalah hal biasa. Cak Eko, arek Suroboyo asli yang baru berusia 34 tahun ini adalah pendiri dan pemilik waralaba Bakso Malang Kota “Cak Eko”. Pemilik nama lengkap Henky Eko Sriyantono ini adalah sarjana Teknik Sipil ITS. Prestasinya? Luar biasa. Di umur masih masih muda, dia baru saja dinobatkan oleh koran Bisnis Indonesia sebagai juara I “Bisnis Indonesia Young Entrepreneur Award 2008” untuk kategori utama. Penganugerahan paling gress adalah menyabet juara I Wirausaha Muda Mandiri 2008. Penyerahaan penghargaan ajang bergengsi dari Bank Mandiri tersebut dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi oleh Menteri BUMN Sofyan Jalil. Acara tersebut disaksikan oleh 1500 undangan yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center, 3 Desember 2008. Masih ada lagi yang terbaru, tanggal 11 Desember 2008 usaha Cak Eko Bakso Malang Kota “Cak Eko” menyabet Penghargaan The Best In Business Prospect Indonesia Franchise Start Up 2008. Penghargaan lainnya adalah “Indonesian Innovative Creative Award 2007” dari Menteri Koperasi & UKM, Menakertrans & Menperin, “Indonesian Small Medium Business Entrepreneur Award 2007” dari Menkop & UKM. Tidak hanya bisnis bakso, Cak Eko juga pemilik & pendiri waralaba “Soto Ayam Kampoeng Jolali” yang didirikan tahun 2007, serta waralaba “Ayam & Bebek Goreng Sambel Bledeg” yang baru didirikan tahun ini.
  • 14. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 14 www.penerbitku.com Mewariskan ilmu wirausaha juga sudah mulai dilakukannya. Ada empat buku yang diterbitkan Elexmedia yakni ”Resep Paling Manjur Menjadi Karyawan Kaya Raya (September 2007)”, “15 Jurus Antirugi Buka Usaha Rumah Makan (Juli 2008)”, ”Obat Paling Mujarab Sembuhkan Penyakit Penyebab Kebangkrutan Usaha (Oktober 2008)”, dan “The Cak Eko Way, Kiat Menggapai Kesuksesan Bisnis Bermodal Tekad dan Sedekah (rencana terbit 22 Desember 2008)” Lebih lengkapnya tentang bisnis Cak Eko, berikut wawancara dengan Cak Eko, termasuk kisah jatuh-bangunnya membangun bisnisnya. Sampai sekarang, berapa franchise yang berhasil anda jual? 82 franchise. Permintaan cukup banyak baik dari wilayah Jabodetabek sendiri maupun wilayah luar Jawa. Ini tidak terlepas dari strategi positioning, diferensiasi dan branding yang selalu kami gunakan dalam mengembangkan bisnis franchise ini sehingga nama/merek makin dikenal dan nilai penjualan masing-masing gerai/cabang meningkat. Berapa omsetnya? Omset 1 cabang bervariasi ada yang 15jt sebulan, ada yang 30 juta sebulan bahkan yang tertinggi ada yang mencapai 120 juta perbulan Berapa jumlah angkatan kerja yang terserap? Untuk tiap cabang minimal 4-6 orang. Jadi secara keseluruhan mencapai 350 - 400 tenaga kerja dengan tingkat pendidikan sebagian besar lulusan SMA. Dari mana anda mendapat resep-resepnya? Dari belajar sendiri saat di Surabaya dan melakukan berbagai eksperimen memadukan berbagai resep baik dari majalah, mengikuti kursus (untuk menu tambahan), buku resep di toko buku maupun resep dari internet yang saya lakukan selama 3 bulan lamanya. Saat belum semaju sekarang, apa kendala yang anda hadapi? Kendala yang dihadapi adalah masalah membangun merek yang benar- banar baru dari nol, disamping itu adalah masalah mencari pelanggan.
  • 15. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 15 www.penerbitku.com Nah, untuk mereka yang baru membeli franchise anda. Ada tips supaya mereka maju? Tips bagi franchisee agar dapat maju adalah : 1. Aktif terlibat dalam pengawasan operasional 2. Melakukan promosi secara kontinyu (tidak hanya diawal pembukaan saja) 3. Aktif berkomunikasi dengan franchisor apabila ada masalah 4. Mentaati SOP (Standar Operasional dan Prosedur) 5. Mempunyai niat, kesabaran, ketekunan serta keyakinan kuat bahwa usahanya akan berhasil. Sebelumnya anda bekerja sebagai apa? Lalu kenapa memutuskan keluar? Bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan pemerintah. Memutuskan berwirausaha karena ingin membuka lapangan kerja serta membuat hidup lebih berkualitas dari segi kesejahteraan serta mempunyai waktu lebih untuk keluarga. Ada tips untuk masyarakat yang ingin sukses seperti anda? (dalam hal penciptaan atau inovasi terbaru) Tips dari saya yang terpenting agar sukses adalah : 1. Berani memulai 2. Mempunyai keyakinan yang kuat untuk sukses 3. Jeli melihat peluang 4. Menciptakan merek usaha yang unik 5. Memodifikasi produk sesuai keinginan pasar 6. Terlibat secara langsung dari awal proses usaha Lalu langkah apa yang akan anda lakukan untuk mencapainya? Melakukan strategi penguatan merek di tingkat nasional selanjutnya mengikuti pameran-pameran franchise yang diadakan di luar negeri. Untuk menjadi franchise Anda bagaimana caranya? Mempunyai lokasi yang strategis baik di mal, di jalan utama dekat perkantoran, kampus, pemukiman padat penduduk, stasiun, bandara, pasar modern dll.
  • 16. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 16 www.penerbitku.com Selanjutnya lokasi tersebut kami lakukan survey untuk menentukan kelayakannya. Apabila sudah kami nyatakan layak, selanjutnya tahap kontrak dimana nilai investasinya disesuaikan dengan tipenya. Ada tiga tipe investasi yaitu : 1. Tipe Foodcourt di mall dengan investasi 50 juta ini sudah meliputi biaya franchise fee dan semua peralatan 2. Tipe Mini Resto di ruko/mal (uk.40-80m2) dengan investasi sebesar 80 juta ini juga sudah meliputi biaya franchise fee dan semua peralatan termasuk meja kursi 3. Tipe Resto di ruko/mal/stasiun/bandara (uk.>80m2) dengan investasi sebesar 110 juta juga sudah meliputi biaya franchise fee dan semua peralatan termasuk meja kursi. Untuk lebih detilnya, dapat dilihat di www.baksomalangcakeko.co.nr Selanjutnya calon franchisee juga menyediakan karyawan minimal 4 orang yang akan kami training selama 2 hari meliputi praktek memasak, menyajikan dan etika pelayanan. Setelah sukses sekarang, apa obsesi anda berikutnya? Obsesi saya adalah Bakso Malang Kota ”Cak Eko” merambah ke seluruh penjuru dunia. Keinginan ini sejalan dengan visi saya yaitu menjadi waralaba makanan tradisional Indonesia yang mendunia. Dalam waktu dekat kami akan membuka cabang di Singapura dan California USA. ***** Suksesnya Cak Eko tidak ujug-ujug. Ada masa jatuh bangun. Ada perjuangan sangat berat yang kini berujung pada mengguritanya bisnis franchisenya. Berikut ini kisahnya: Tahun 1997, saat baru pertama kali hijrah di Jakarta saya pernah jual-beli HP second. Saya beli HP second dari Jakarta, dijual di Surabaya. Cuma bertahan 1 tahun karena semakin lama marjin yang saya dapatkan kecil. Harga jual HP second di Jakarta dan Surabaya hampir sama. Tahun 1998, saya mencoba peruntungan di bisnis MLM. Namun saya hanya bisa bertahan selama 6 bulan dikarenakan jiwa saya tidak bisa sepenuhnya menjalankan bisnis ini secara maksimal.
  • 17. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 17 www.penerbitku.com Tahun 1999, karena sedang booming agrobisnis, saya patungan dengan 7 orang teman. Menanam jahe gajah 3 ha di Sukabumi. Operasional, perawatan dan penanaman kami percayakan kepada KUD setempat. Kami mengunjungi setiap 2 minggu sekali. Saat panen kami gagal. Tonase tidak sesuai dengan perkiraan. Kegagalan ini lebih disebabkan oleh faktor kurangnya pengawasan dan pengetahuan tentang ilmu pertanian. Uang modal 5 juta saat itu yang sebenarnya saya harapkan bisa berlipat sebagai modal nikah tahun 2000 habis tak berbekas. Tahun 2000, dengan segala keterbatasan, saya menikah di Surabaya. Beberapa hari setelah pernikahan, istri langsung saya boyong ke kost- kost-an yang sudah dipersiapkan di Jakarta. Tempat yang sangat sederhana dan tidak ada perabot apapun. Uang sisa-sisa sumbangan pernikahan saya gunakan untuk membeli sebuah kasur dan beberapa perlengkapan lain. Hidup di Jakarta bersama istri dengan gaji pas-pasan adalah problem. Uang gaji yang tidak seberapa membuat saya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti uang belanja, sewa kamar (kost) hingga keperluan-keperluan lainnya. Dalam posisi yang serba sulit dan terjepit itulah adrenalin saya kembali naik. Keinginan saya muncul kembali, yaitu keinginan untuk kembali berbisnis !! Berbagai informasi dan peluang saya cari melalui internet. Saya dapat peluang untuk mengirimkan sebuah artikel teknik ke Jepang. Dengan berbekal kemampuan menulis dan didukung dengan kenekatan saya mengirimkan abstraksi makalah dan berhasil. Abstraksi naskah saya diterima dan saya berkesempatan jalan-jalan gratis ke Jepang. Saya tidak menghabiskan semua biaya perjalanan yang saya dapat dan pada saat kembali ke Tanah Air. Bisa mengumpulkan uang sebesar 13 juta sisa dari perjalanan saya ke Jepang. Intuisi bisnis saya segera berputar. Uang 13 juta untuk apa? Pilihan saya jatuh pada menjalani bisnis tas dan dompet kulit produksi Tanggulangin Sidoarjo. Bisnis berjalan lancar. Barang yang saya datangkan dari Tanggulangin saya sebar ke butik-butik di Jakarta. Yang menjadi persoalan adalah pembayaran dari butik-butik tersebut tidak selancar yang diharapkan. Sistem konsinyasi yang diterapkan tidak
  • 18. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 18 www.penerbitku.com mendukung kelancaran cash flow. Banyak tagihan yang tertunda hingga membuat saya kesulitan memutar uang. Setelah satu tahun berjalan saya memutuskan untuk berhenti dari bisnis tersebut. Barang-barang yang berada di butik pun saya tarik semuanya dan dibawa pulang kerumah untuk saya bagi-bagikan kepada keluarga. Alih-alih mendapat untung, modal usaha sebesar 13 juta pun amblas. Saya bukan tipikal orang yang mudah menyerah dan putus asa. Setelah gagal berbisnis Jahe Gajah dan tas kulit, bisnis lainpun saya coba. Tahun 2001 pilihan saya jatuh pada bisnis busana muslim. Dengan modal sebesar 5 juta yang berasal dari pinjaman koperasi kantor, bisnis busana muslimpun saya jalani. Saya pilih pasar Tanah Abang Jakarta sebagai tempat kulakan dan kota Surabaya menjadi tujuan saya untuk melempar barang. Bisnis saya berkembang pesat dengan tingkat keuntungan mencapai 100%. Kala itu saya tidak mengambil keuntungan usaha untuk keperluan konsumtif. Keuntungan yang saya dapat saya tambahkan lagi sebagai modal hingga akhirnya aset yang saya miliki makin berkembang. Lama kelamaan banyak orang yang meniru bisnis ini dan kompetitor mulai bermunculan dengan harga yang lebih murah. Hingga akhirnya omset bisnis saya turun drastis. Setelah saya jalani selama 1 ½ tahun, walaupun tidak rugi total, saya memutuskan untuk berhenti dan beralih ke bisnis kerajinan tangan (handy craft). Pertengahan tahun 2002, saya melihat-lihat pameran handy craft dan tertarik dengan kerajinan miniatur becak & sepeda yang dipajang di salah satu stand. Saya mencoba untuk memproduksinya sendiri. Tiap sabtu dan minggu saya membawa proposal penawaran ke beberapa hotel dan pasar swalayan di Jakarta. Beberapa tempat bersedia menerima produk tersebut. Lagi-lagi persoalannya semua hanya bersedia menerima barang dengan sistem konsinyasi. Kesulitan cash flow kembali terulang. Setelah berjalan 6 bulan bisnis kerajinan tangan inipun saya tutup. Awal tahun 2003 saya kembali bangkit untuk berbisnis. Kali ini saya mencoba menggeluti bisnis catering rumahan di perumahan Vila Nusa Indah II tempat tinggal saya kala itu. Awalnya bisnis ini berprospek bagus, namun kompetitor membuat bisnis ini harus membuat inovasi baru.
  • 19. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 19 www.penerbitku.com Kala itu saya mencoba untuk membikin variasi menu makanan yang bisa menjadi pilihan para pelanggan. Saya sebar brosur untuk agar mendapatkan pelanggan baru. Namun adanya kompetitor baru yang lebih kreatif dan inovatif, maka bisnis inipun mengalami penurunan omset. Bisnis inipun tidak saya teruskan. Tahun 2004, saya tertarik dengan sebuah produk franchise makanan ringan sejenis crispy. Dengan modal uang 5 juta saya beli franchise tersebut dan mulai berjualan di kompleks perumahan villa Nusa Indah, Jati Asih, Bekasi. Tiga bulan pertama, sangat ramai (memperoleh omset sebesar Rp. 250.000/hari). Rupanya keberuntungan belum berpihak pada saya. Karena setelah ramai selama tiga bulan, bulan-bulan selanjutnya omset turun drastis. Untuk mengatasi hal tersebut maka saya putuskan untuk pindah ke lokasi lain. Di lokasi yang baru tersebut bisa diperoleh omset sebesar Rp. 150.000 dengan prosentase keuntungan sebesar 30%. Memang di bisnis ini tidak mengalami kerugian namun saya merasa prospek kedepan bisnis ini tidak terlalu bagus hingga akhirnya bisnis inipun saya sudahi setelah berjalan 1 tahun walau kontrak waralabanya 2 tahun. Pengalaman mengambil bisnis waralaba itu membawa hikmah tersendiri bagi saya. Impian besarnya sangat kuat, yaitu ingin memiliki sebuah bisnis yang menerapkan sistem franchise. Jeda waktu satu tahun (2005) saya manfaatkannya untuk mempelajari dan mengamati berbagai jenis usaha franchise yang sudah ada. Obsesinya adalah menjadi pemilik waralaba bisnis makanan pun terus berkobar. Hingga akhirnya sekitar tahun 2005 (menjelang Ramadhan), pada saat mengantar saudara ke stasiun Gambir dan bandara Soekarno-Hatta, saya tertarik melihat sebuah rumah makan bakso yang selalu ramai dikunjungi pembeli. Intuisi saya segera muncul bahwa inilah jenis bisnis yang selama ini saya cari dimana dengan hanya menjual bakso yang saat itu dikenal dengan makanan rakyat namun bisa masuk bandara yang sewanya pertahun mencapai ratusan juta. Di bulan dan di tahun itupula saya langsung mempunyai niat yang kuat untuk belajar ilmu membuat bakso di Surabaya.
  • 20. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 20 www.penerbitku.com Saya segera belajar dari juru masak bakso yang dikenalkan oleh kerabat dekat. Sehari penuh saya belajar ilmu memasak dan membikin bakso tanpa mengalami kendala karena memang hobi saya adalah memasak. Sesampai di Jakarta langsung saya melakukan berbagai eksperimen selama 3 bulan dengan menggabungkan resep-resep yang saya cari dari berbagai sumber. Tujuannya untuk bisa mendapatkan resep bakso yang khas dan memiliki cita rasa yang tinggi. Akhirnya kerja keras saya tidak sia-sia. Formula spesial bakso Malang pun berhasil saya temukan. Setelah yakin dengan pilihan (bisnis bakso) dan formula yang saya miliki, saya memulai bisnis di daerah Jatiwarna Bekasi di sebuah pujasera dengan sistem bagi hasil, dengan diberi nama Bakso Malang Kota “Cak Eko”. Terbukti warung bakso saya sangat diminati pelanggan. Melihat animo pelanggan yang begitu besar, pada pertengahan tahun 2006, saya memberanikan diri untuk membuka cabang di Tamini Square dengan modal sebesar 25 juta yang saya dapatkan dari menyisihkan keuntungan penjualan perbulan ditambah dengan sedikit uang pinjaman. Rupanya bisnis baksolah yang membawa peruntungan bagi saya dan istri.Dalam waktu singkat, outlet di Tamini Square ramai dikunjungi pelanggan. Bahkan tidak sedikit yang berminat untuk mengambil franchise dalam bisnis bakso yang saya geluti. September 2006, saya mulai menawarkan kemitraan melalui website (internet). Konsep bisnis bakso Malang Kota “Cak Eko” langsung mendapatkan respon positif dari masyarakat. Keberhasilan saya dalam membangun bisnis bakso beramai-ramai diberitakan media massa hingga akhirnya bisnis franchise Bakso Malang Kota “Cak Eko” berkembang pesat. Tak kurang dari 30 cabang baru bermunculan hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Saat ini cabang Bakso Malang Kota “Cak Eko” telah mencapai 85 cabang yang tersebar luas di wilayah Jabodetabek, Palembang, Pekanbaru, Banda Aceh, Duri Riau, Bengkulu, Jambi, Serang, Bandung, Kudus, Solo, Surabaya, Makasar, Sintang, Tarakan, Palangkaraya, Sangata, Bontang, Palu dan masih banyak permintaan dari seluruh Indonesia.
  • 21. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 21 www.penerbitku.com Siapapun sudah bisa menjalankan bisnis Bakso Malang Cak Eko dengan jaminan supplay bahan baku dan SOP (Standard Operating Procedure) yang sudah teruji. www.alumniits.com
  • 22. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 22 www.penerbitku.com Cara Mudah Memulai Bisnis / Usaha Sambilan Untuk memulai usaha atau bisnis janganlah menunggu kondisi yang ideal. Modal yang cukup, lokasi yang strategis, karyawan yang cakap, waktu yang luang untuk memulai bisnis adalah kondisi yang ideal. Dan untuk mendapatkan semuanya dalam waktu yang bersamaan tentu butuh pengorbanan yang lebih besar. Apalagi bagi kita-kita yang masih berstatus sebagai karyawan di tempat lain, menunggu kondisi ideal bisa menjadi pilihan yang sulit. Salah satu pilihan bagi seorang karyawan untuk memiliki bisnis sendiri adalah membuka usaha sambilan. Sehingga kita bisa tetap bekerja dan mendapatkan gaji. Dan kita berusaha mendapatkan tambahan penghasilan lewat usaha yang kita rintis. Membuka usaha sambilan bisa menjadi pilihan yang menyenangkan kalau kita bisa menentukan jenis usaha dan skala usaha sesuai minat dan kemampuan kita. Kalau memang kita punya kondisi yang ideal, pilihan untuk membuka perusahaan, membuka toko, atau mengambil franchise adalah pilihan yang tepat. Tapi bagi yang belum berani untuk mengambil resiko dengan membuka toko sendiri, ada satu pilihan yang mudah untuk segera memulai usaha, yaitu dengan sistem KONSINYASI. Dengan sistem konsinyasi kita menitipkan barang dagangan kita ke toko, kios, atau minimarket / supermarket orang lain. Kita tidak perlu memiliki toko sendiri dan tidak perlu memiliki karyawan sendiri. Jelas akan menghemat banyak biaya. Kita hanya perlu menanamkan modal pada
  • 23. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 23 www.penerbitku.com barang dagangan dan investasi waktu plus tenaga untuk menawarkan ke toko orang lain. Barangnyapun tidak harus buatan sendiri, bisa barang yang kita beli grosiran kemudian kita titipkan ke beberapa toko. Kesepakatan Konsinyasi bisa fleksibel, untuk toko-toko kecil seperti kios kami, cukup dilakukan secara kekeluargaan / musyawarah mufakat dan dengan kesepakatan yang lebih mudah. Berapa barang yang ditaruh, berapa harganya, kapan mau dicek, kapan dilakukan pembayaran, dan kesepakatan lain dibicarakan bersama dan setelah deal atau kedua pihak sepakat maka konsinyasi bisa dijalankan. Ada baiknya kesepakatan ini dilakukan secara tertulis (dan memang seharusnya tertulis) meskipun dalam format yang sederhana, sehingga jika ada perselisihan, sudah ada pedomannya. Untuk menitipkan barang ke perusahaan yang sudah besar (minimarket atau supermarket) tentu persyaratannya lebih ketat. Pihak supermarket sudah menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Pengalaman di kios kami (Kios Addina), setelah terlihat tokonya hidup (banyak pelanggan dan banyak transaksi), ternyata banyak yang datang menawarkan konsinyasi. Awalnya kami sangat berhati-hati, ada rasa khawatir barangnya nanti tidak laku. Tapi Alhamdulillah banyak barang konsinyasi yang berhasil terjual di kios kami. Barang yang ditawarkan ke Kios kami juga beragam. Awalnya hanya jilbab dan produk serupa, kemudian ada yang menawarkan minyak wangi, dan bahkan sekarang ada yang menitipkan tas wanita. Para pemilik barang yang menitipkan di kios kami, secara berkala mengecek barangya laku atau belum, perlu ditambah atau belum. Kadang juga cukup dilakukan dengan SMS dan jika sudah laku, pemilik barang datang ke kios kami untuk menerima pembayaran barangnya yang laku. Terus bagaimana kalau barang tidak laku? Pemilik barang biasanya menukar dengan barang lain dan mungkin barang yang tidak lakuk di kios kami bisa dan mungkin sekali laku di tempat lain. Jadi kalau mau
  • 24. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 24 www.penerbitku.com menitipkan barang konsinyasi sebaiknya jangan hanya ke satu toko. Kalau bisa menitipkan barang ke banyak toko, sama saja kita punya toko banyak tanpa harus sewa toko, tanpa harus membayar karyawan, dan uangpun mengalir… Salam Fuad Muftie Kios Addina : Kios Jilbab / Kerudung (rabbani™ & PerMata’s), Busana, dan Aksesoris Jl. Bunga Rampai X Perumnas Klender, Jaktim Jl. Wijaya Kusuma Raya No. 40 Perumnas Klender, Jaktim. Tlp. 021-9828 4731
  • 25. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 25 www.penerbitku.com Cita-cita Sederhana Sang "Momtepreneur" Di Surabaya, Ibu muda ini memproduksi body care rumahan. Walau usahanya sudah sukses, ia tak tertarik untuk membuka pabrik. Bekerja di rumah sambil mengurus si kecil adalah impian sang "momtrepreneur". Bagaimana muncul ide memproduksi body care? Sebenarnya usaha saya ini berdiri karena ketidaksengajaan. Tidak ada juga background pendidikan di bidang itu. Ceritanya, setiap bulan saya membeli kebutuhan body care impor. Lama kelamaan harganya kok tambah mahal. Saya pikir, memang apa sih bahannya kok harganya naik terus. Apa memang di Indonesia tidak ada bahan untuk membuatnya. Lalu? Dari situ saya mulai tergelitik mencari tahu. Kalau di sekitar kita ada bahannya dan bisa membuat sendiri kan pasti bisa lebih murah. Di tengah rasa penasaran itu saya menemukan tulisan hasil riset AC Nielsen, bahwa salah satu negara yang 100 persen punya bahan baku membuat body care adalah Indonesia. Negara lain justru impor dari Indonesia, baik mentah maupun setengah jadi. Nanti kalau sudah jadi produk dijual kembali ke Indonesia. Bahkan, nama Indonesia dengan keragaman rempahnya itu sering dipakai orang luar negeri untuk memasarkan produk mereka, lho. Contohnya, ada body care milik orang Amerika Serikat dengan nama Indonesia Secret yang dalam tulisannya sengaja menjual cerita tentang Indonesia dengan segala kekayaan alam dan hasil rempahnya. Jenis body care apa yang pertama Anda buat ? Saya mulai coba yang ringan dulu. Misalnya body lotion. Mulai dari bahan yang dibutuhkan, ukuran, sampai cara membuat. Cuma persoalannya, bahannya tidak disebutkan menggunakan bahasa latin. Setelah diartikan, eh, ternyata bahannya sangat sederhana.
  • 26. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 26 www.penerbitku.com Apa bahannya ? Perpaduan rempah yang kita temui sehari-hari. Seperti tepung beras, garam kasar, dll. Pertama mencoba langsung berhasil ? Saya membuat body lotion dalam takaran kecil di panci. Setelah berhasil, saya pakai sendiri. Jadi bisa dikata, tubuh sendiri yang saya jadikan uji coba. Dengan begitu, manfaatnya bisa dirasakan. Ada juga yang saya bagikan ke teman-teman kuliah (Laila saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen Pemasaran di Unair, Surabaya). Ternyata, mereka bilang produk saya bagus. Dari situ naluri bisnis Anda muncul ? Saya pikir kenapa ini tidak dijadikan usaha. Saya toh punya mimpi punya usaha rumahan supaya bisa mengurus anak (Laila memiliki satu putri, Alyka (1,5) dan tengah mengandung anak kedua). Setelah saya sampaikan kepada suami, Andi Sufariyanto, beliau sangat mendukung dan juga meyakini kalau kelak usaha body care dapat berkembang dengan baik. Kapan berproduksi dalam jumlah besar ? Semakin lama ternyata usaha ini menjanjikan. Saya pun mulai berani memproduksi beberapa jenis body care seperti scrub, bath salt, juga sabun. Setelah jadi, saya beri merek dalam Pourvous, yang dalam bahasa Perancis artinya untukmu. Ya, biar kerenlah. Meski produk rumahan tapi namanya kan harus menjual juga hahaha. Sejak berproduksi dalam jumlah besar, saya mulai merekrut karyawan dari farmasi. Jadi selain dari bahan-bahan yang ada, saya memberi formula tambahan sehingga bisa menghasilkan produk yang lebih bagus. Berapa karyawan yang Anda rekrut ? Saya punya tujuh orang karyawan. Pekerjaan serabutan, mulai memproduksi, packing, sampai melakukan penjualan. Mereka bisa mengerjakan apapun.
  • 27. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 27 www.penerbitku.com Saat ini produk apa saja yang sudah dikeluarkan Pourvous. Ada lima seri, tapi masing-masing seri minimal ada tiga item. Kelima seri tersebut, yaitu body care series, foot care series, bath series, spa series, aromatheraphy series. Dalam waktu dekat kami akan meluncurkan produk baru, masing- masing lips balm, body mist dan cologne. Awal berbisnis cukup lancar ? Itulah yang membuat semangat kami makin menggebu. Pertama kali ikut pameran di Makassar Nopember 2007, lima jenis barang yang kami bawa laris manis, bahkan sampai kurang. Waktu itu saya bawa pulang uang Rp 22 juta. Sejak itu, kami rajin ikut pameran di berbagai daerah, di jawa maupun luar jawa, termasuk acara tahunan Inacraft dan PRJ di Jakarta. Bukan itu saja, ketika pameran di Makassar itu, saya juga langsung membuka jalur dengan membentuk agen disana. Alhamdulillah, mereka juga antusias, makanya Pourvous cukup banyak beredar disana. Selain pameran ? Saya punya situs yang dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja. Bagi mereka yang berada di luar kota atau luar pulau tak jarang melakukan pemesanan barang lewat situs. Banyak sekali orang dari luar pulau justru tahu produk kami dari situs. Dengan demikian sangat mudah bagi saya melakukan transaksi. Sistimnya, setelah mereka transfer barang menyusul saya kirim. Persaingan di industri kecantikan cukup ketat, bagaimana strategi Anda ? Pastinya meningkatkan kualitas. Misalnya dengan mengikuti berbagai pameran yang diadakan pemerintah maupun swasta. Dari sana, kami bisa membandingkan kualitas produk, sekaligus untuk mengukur sejauh mana minat masyarakat terhadap produk. Bulan lalu saya ke Malaysia untuk mengikuti pertemuan produsen dan konsumen dari 50 negara. Saya sangat kagum dengan pemerintah Malaysia. Di sana, pengusaha seperti kami sangat diperhatikan. Mereka dengan getol mengadakan kegiatan-kegiatan serupa. Anda yakin Pourvous mampu bersaing secara global ?
  • 28. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 28 www.penerbitku.com Dari pertemuan di Malaysia itu saya tahu bahwa secara kualitas produk saya tidak kalah. Yang membuat saya kalah cuma satu, yakni soal kemasan. Di Malaysia misalnya, meski produk rumahan tapi kemasannya sangat bagus, sudah melebihi produk pabrikan. Baik wadah maupun labelnya terlihat mewah. Kedepan, saya akan melakukan hal yang sama supaya tampil lebih menarik di pasaran. Apa terget Anda untuk Pourvous ? Saya akan mengembangkan ke usaha pabrikan. Karena dengan produk pabrikan maka secara kualitas akan bisa lebih terjaga dan selalu terukur. Cuma, untuk mengurangi cost, kami tidak perlu membuat pabrik. Pembuatannya cukup memesan ke pabrik yang biasa memproduksi body care. Tapi, soal formula masing-masing produk tetap dari kita semua. Hal ini biasa kok dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lain. Berapa harga produk Anda ? Kalau di antara body care lokal, harga Pourvous masih di atasnya. Tapi kalau dengan produk asing kami sedikit di bawahnya. Saya sengaja demikian, karena pangsa pasar kami adalah menengah ke atas. Omzetnya ? Yang pasti sejak berdiri Nopember 2007 peningkatannya sekitar 10 kali lipat. Karena itulah kami begitu optimis. Bahkan, kami sekarang cenderung kedodoran karena permintaan terus meningkat. Anda punya agen di mana saja ? Kalau di Jawa ada di Jember, Yogyakarta dan Semarang. Tapi kalau di luar Jawa ada di Samarinda, Makassar juga Batam. Kami akan terus membuka agen. Oiya, kami juga menjual produk spa dan aromaterapi dalam bentuk curah, kiloan atau literan untuk salon, spa atau hotel. Keluarga mendukung bisnis Anda ? Kebetulan, suami saya adalah pengusaha jadi dia juga punya kontribusi usaha ini. Secara struktural dia adalah atasan saya, sebab Pourvous merupakan anak perusahaan dari Adila Group yang dipimpin oleh suami saya.
  • 29. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 29 www.penerbitku.com Kendati hubungan suami istri, tapi kami tetap bekerja secara profesional. Setiap rupiah uang perusahaan yang keluar pasti ada pertanggungjawabannya, sebab kami juga punya tenaga akuntan yang terus melakukan pencatatan lalu lintas keuangan. Waktu untuk anak ? Harus tetap ada. Kan memang dari awal cita-cita saya sangat simple, yaitu mempunyai bisnis yang dilakukan di rumah. Sampai sekarang Pourvous juga dikerjakan di rumah. Saya bisa usaha sambil merawat anak dengan baik. Ya, jadinya "momtrepreneur". Hahaha.
  • 30. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 30 www.penerbitku.com Dari Buruh Jadi Jutawan Dalam era informasi, bisnis online berkembang pesat. Edi S. Kurniawan (32), pengusaha pakaian bayi menangkap peluang itu sejak awal. Dia ingin seluruh toko di Tanahabang punya toko online. Suatu siang saat Warta Kota menyambangi Alifia, toko super grosir pakaian anak dan perlengkapan bayi di Thamrin City, Jalan Kebonkacang Raya, Tanahabang, Jakarta Pusat. Suasananya tampak sepi. Di beberapa sudut hanya tampak tumpukan karung plastik putih. Disisi lain seorang lelaki sedang sibuk dengan laptop warna merah. Seorang lagi bekerja di sebuah komputer PC. Dua lainnya sedang merapikan barang-barang di toko. “Saya sengaja memilih lantai yang sepi. Sebab, 100% transaksi bisnis saya lewat internet. Disini lokasi enggak penting. Tempat sepi, sewanya lebih murah. Yang penting, masih ada bau-bau Tanahabang,” ujar Edi S. Kurniawan, pemilik toko online www.grosirtanahabang.com membuka percakapan dengan Warta Kota, belum lama ini. Meski bisnisnya dioperasikan secara online, tapi nama Tanahabang tetap ditonjolkan. Maklum, Tanahabang adalah icon bisnis tekstil di negeri ini, bahkan dikenal sebagai pusat perdagangan tekstil terbesar di Asia Tenggara.
  • 31. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 31 www.penerbitku.com Bagi ayah Randika Chandra Aryandi ini, Tanahabang mempunyai arti khusus. Mantan buruh pabrik di Tangerang ini mulai belajar bisnis dengan mengikuti program magang di toko-toko milik H. Alay, inspirasi berdirinya komunitas bisnis Tangan Di Atas (TDA) dan raja tekstil dan properti di Tanahabang. Dengan bekal ilmu bisnis dari magang, kerja keras dan kreatifitas, Edi dapat melewati masa sulit dalam hidupnya, sekaligus mengembangkan bisnis online www.grosirtanahabang.com dan www.alifiababyshop.com. Saat ini, bisnis grosir pakaian anak dan perlengkapan bayi online milik mantan buruh pabrik PT. Bando Indonesia itu tumbuh pesat dengan omset rata-rata Rp. 100 juta per bulan. Banyak Utang Jalan menuju sukses melalui proses jatuh bangun. Pria kelahiran Lampung ini, sudah beberapa kali membangun bisnis, tapi semuanya berakhir dengan kegagalan. Edi pusing karena kegagalan itu meninggalkan banyak utang. Edi pernah melakoni berjualan pulsa sampai buka toko fashion dan busana muslim serta usaha catering dan kantin. Bisnis-bisnis yang disebut terakhir modalnya diperoleh dari pinjaman bank maupun kantor. Karena gagal, utangnya sampai Rp. 50 juta. Sebagai buruh pabrik yang gajinya sekitar Rp. 2,7 juta per bulan. Edi dan istrinya, Siti Aminah, terus putar otak untuk mencari solusinya. Buruh teladan PT. Bando Indonesia (2005-2006) ini harus menyisihkan Rp. 2 juta untuk membayar cicilan hutang per bulan. Dalam kondisi sulit itu Edi mendapat info dari TDA terkait program magang di jaringan toko H. Alay di Tanahabang. Edi tertarik dengan program itu, karena kegagalan bisnisnya selama ini, antara lain adalah tak memiliki ilmu bisnis. Meskipun syarat mengikuti magang itu berat, Edi nekat mengambil kesempatan itu, apalagi dia mendapat dukungan dari istrinya. Untuk ikut magang itu, dia wajib bekerja enam hari seminggu selama tiga bulan
  • 32. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 32 www.penerbitku.com nonstop. Itu berarti dia harus keluar kerja dari PT. Bando Indonesia, Gajah Tunggal Group, Tangerang. Selama magang itu Edi tidak digaji, tanpa uang makan dan transport. Sungguh berat. Walaupun teman-temannya menyebut keputusannya mengundurkan diri sebagai tindakan gila, tapi tekad Edi untuk belajar bisnis tidak surut. “Saya bersyukur, meski saya mengundurkan diri, tapi pihak manajemen masih memberi pesangon Rp. 55 juta sehingga saya bisa melunasi utang saya. Sisanya untuk modal saya. Dan, karena saya tidak bekerja lagi, istri saya bersedia bekerja kembali di pabrik tas. Itulah bentuk dukungan luar biasa dari istri saya,” ujarnya. Edi keluar kerja sekitar bulan maret 2007. “Sebab kalau diterusin kerja di pabrik, saya udah enggak semangat. Hampir semua gaji saya habis untuk bayar cicilan utang. Bayangkan, utang saya baru lunas sekitar 10 tahun. Makanya saya semangat pindah quadran,” katanya. Sarjana hukum lulusan STHI Jakarta tahun 2003 itu yakin, di balik kesulitan hidupnya pasti ada kemudahan. Edi mulai merasakan manfaat positif, khususnya pada bulan ketiga magang. Saat itu, Edi diberi kesempatan buka toko mukena sendiri dengan modal dari H. Alay Rp. 50 juta. Selanjutnya, setelah lulus magang, Edi bekerja sama dengan H. Alay membuka toko pakaian anak dan perlengkapan bayi di Blok F 3 Tanahabang. Saat itu, katanya, dia diberi modal awal berupa celana anak dari kain perca senilai Rp. 200 juta. “Setelah tiga tahun bekerja sama dengan H. Alay, akhirnya saya memutuskan untuk mandiri, maksudnya supaya bisa lebih kreatif mengembangkan bisnis sendiri. Toko offline saya kembalikan kepada pak haji, lalu saya fokus mengembangkan bisnis online,” Ujar Edi. Untuk memulai bisnis baru, Edi menggandeng investor baru untuk mendapatkan dana segar Rp. 100 juta. “Ternyata semangat bagi hasil
  • 33. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 33 www.penerbitku.com sangat mendukung upaya saya mengembangkan bisnis online. Rencana saya kedepan, ingin mengajak toko-toko di Tanahabang membuka toko online. Sambutannya positif bahkan beberapa sangat antusias. Mimpi saya, semoga kawasan Tanahabang bebas macet karena semua transaksi lewat internet,” ujar Edi mantap. ANDA JUGA BISA JUALAN TANPA MODAL Setelah melewati masa perjuangan yang berat lalu tumbuh mulus dengan bisnis online, kini Edi S. Kurniawan, mulai memasuki tahap menang (win). Dalam tahap ini dia ingin mengajak lebih banyak teman dan masyarakat untuk pindah quadran. “Jangan takut berwirausaha karena ternyata tak seberat dan sesulit yang kita bayangkan. Disini saya ingin sharing ilmu dan pengetahuan agar orang yang mulai bisnis tak melewati tahap trial and error yang terlalu berat seperti saya dulu,” ujar Edi yang pernah 11 tahun kerja di sebuah pabrik V-belt mobil di Tangerang. Menurut dia, salah satu bentuk sharing yang dilakukannya, disamping lewat komunitas TDA, juga dengan menyediakan berbagai paket kerjasama usaha. “Bahkan, saya siap bantu orang yang mau jualan (pakaian bayi-Red) dan enggak punya modal. Tapi, basisnya tetap toko online,” tambahnya. Syaratnya gampang, mereka harus punya blog atau facebook. Edi akan menyediakan foto-fotonya. Mereka tinggal pasang di internet lalu gencarkan promosi. ”Kalau ada pesanan, tinggal salurkan kepada saya. Dari transaksi itu, mereka akan dapat untung. Di sini selain bisa bantu orang, saya juga diuntungkan karena punya ujung tombak pemasaran dimana-mana,” kata Edi mengenai startegi marketingnya. Namun, katanya, untuk tahap pertama, program gratis tersebut dibatasi hanya untuk 10 orang per bulan. Program itu diperkenalkan sejak bulan lalu. Disamping itu. Edi juga menyediakan lima paket kerjasama usaha, mulai dari paket distributor wilayah dengan modal awal Rp. 10 juta, paket
  • 34. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 34 www.penerbitku.com toko bayi (start up Rp. 13 juta dan paket toko lengkap Rp. 46 juta), paket sample produk hingga paket toko online plus produknya seharga 2,5 juta. Terkait dengan paket usaha dan kerjasama yang ditawarkan itu, dia memberikan komitmen penuh dengan menyediakan layanan konsultasi 24 jam, baik dalam manajemen toko online maupun strategi pemasaran. “Kami juga menyediakan karyawan yang meng-handle pesanan Anda, mulai dari penerimaan, persiapan, packing hingga pengiriman barang. Kami juga selalu siapkan barang lengkap, dengan stok senilai lebih dari Rp. 500 juta sehingga selalu bisa memenuhi pesanan pelanggan,” ujarnya. Edi mengatakan di tahun 2010 ini dia juga sedang melakukan ekspansi usaha, dengan membangun dua unit usaha baru yang lebih besar. Edi akan mengembangkan usaha dibidang IT Consulting dan Online Marketing serta satu lagi di bidang produksi, distribusi dan penjualan umum. Proyek pertama yang digarapnya adalah memproduksi kaos anak, kaos remaja dan kaos busana muslim dengan kapasitas produksi 3.000 lusin per bulan. (hes) Ref : Wartakota
  • 35. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 35 www.penerbitku.com Dari Karyawan Menjadi Pengusaha Bordir Herman Duadi merantau ke Jakarta dari Tasikmalaya tahun 1985. Puluhan tahun ia jadi perajin bordir dan pindah dari bos satu ke bos lainnya. Namun niatnya menjadi pengusaha tak terbendung. Tahun 1999 setelah ia menikah ia balik ke Tasimalaya. Bermodalkan sisa uang pernikahannya sebesar Rp 1 juta ia memulai bisnis bordir. Tak disangka, bisnisnya berkembang. Kini pelanggannya antara lain rumah mode Poppy Dharsono. Bagaimana Herman menjalankan bisnisnya? Ceritanya begini. Modal Rp 1 juta ia gunakan untuk beli bahan. Mesin jahit ia pinjam dari kakaknya. Sebagai orang yang berpengalaman di bidang bordir ia tak kesulitan cari pelanggan. Pelanggannya tak lain mantan pelanggan bosnya di Jakarta. Pelan-pelan bisnisnya berkembang. Sampai- sampai ia punya mesin jahit sendiri dan mempekerjakan banyak orang. Tahun 2005 saja jumlah karyawannya sudah 65 orang sedangkan pesanannya antara lain datang dari rumah mode Poppy Dharsono, butik Meras, dan butik Lamri yang terkenal. Karena pesanan banyak dari Jakarta, tahun 2007 pindah ke Depok dan memboyong 14 karyawan dan keluarganya. Masih mengandalkan pelanggan lama, Herman memulai usaha di Depok. Pelanggannya pun sama butik-butik dan para desainer. Herman biasanya mendapatkan order berupa gambar atau pola baju dengan bordir. Tapi pola bordirnya tak terlalu detail. Nah, tugas Hermanlah yang harus menerjemahkan gambar bordir yang diinginkan pelanggannya tersebut, termasuk warna benang yang dipakai. Dalam sebulan Herman bisa mengerjakan 150 potong bordir untuk blus dan 70 potong bordir untuk kebaya. (Den Setiawan, Agustaman. Baca selengkapnya di Majalah DUIT No. 04/IV/April 2009).
  • 36. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 36 www.penerbitku.com Kisah Sukses Pengusaha UKM, Nur Dahyar Dari Karyawan Menjadi Rekanan Toyota Jakarta—Siapa yang membayangkan orang yang dulunya bekerja di bagian produksi pabrik Toyota Astra Motor (TAM) bisa mengubah nasibnya menjadi rekanan yang memasok komponen pada perusahaan otomotif terbesar di Indonesia tersebut? Mungkin ada, tidak tidak terlalu banyak. Dan salah satunya adalah Nur Dahyar. Nur—demikian ia biasa dipanggil-membuka usaha pallet setelah “mencuri” ilmu di TAM selama 9 tahun. Saat ini pallet buatan perusahaannya tidak saja digunakan memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga diekspor ke luar negeri. “Sejak awal saya memang mempunyai rencana menjadi pengusaha,” ujarnya. Pada saat bekerja di Toyota tahun 1978 ia hanya berbekal ijazah SLTP. Namun keinginannya menjadi seorang pengusaha tidak pernah mati, sembari bekerja di Toyota pada malam harinya ia bersekolah SMA hingga lulus Akademi D3 komputer. Ketika bekerja di Toyota, ia pun bertekat menguasai semua bidang sehingga ia minta kepada atasannya supaya di-rolling dari satu bidang ke bidang lain. Maka sejumlah bidang di industri otomotif ini sudah ia jalani. Mulai dari bidang pengelasan, press, pengepakan, pergudangan dan lainnya. Setelah ia memperoleh cukup ilmu akhirnya ia keluar untuk mendirikan perusahaan
  • 37. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 37 www.penerbitku.com kecil-kecilan. Secara kebetulan ketika di Toyota ia kenal dengan Setiadi, seorang teknisi mesin yang bekerja di PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). Hubungan pertemanan ini berlanjut menjadi hubungan bisnis. Nur Dahyar lalu mendirikan perusahaan yang diberi nama PT Nuansa Raya Dinamika (NRD) tahun 1997. Modal awal pengembangan usaha NRD berasal dari pinjaman BNI sebesar Rp 50 juta. Pertama kali memperoleh order dari Pelindo lewat jasa temannya tersebut. Proyek yang ditanganinya adalah pembuatan 9 pemancar lampu (tower) senilai Rp 135 juta yang dilaksanakan dalam beberapa periode. “Pada bulan pertama NRD menyelesaikan order sebesar Rp 15 juta tetapi biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp 25 juta,” ujarnya. Hal ini wajar mengingat NRD harus menginvestasikan mesin dan peralatan lain. Setelah memiliki prospek yang baik koleganya tersebut mengajukan pensiun dini agar bisa fokus dalam mengembangkan perusahaan tersebut. Pada mulanya 100 persen saham dimiliki Nur Dahyar tetapi setelah Setiadi bergabung komposisi kepemilikan saham fity-fifty. “Kami membina hubungan berdasarkan prinsip saling percaya, walaupun sering kali beda pendapat tetapi sampai sekarang masih bisa bertahan,” kata Setiadi. Jika Dahyar lebih menguasai proses produksi maka Setiadi menangani yang berkaitan masalah keuangan. Pembagian tugas yang jelas menyebabkan masing-masing orang tahu apa yang harus dilakukan dan bidang apa yang harus dikerjakan. Beralih ke besi/baja. Semula NRD memproduksi pallet yang terbuat dari kayu tetapi mulai tahun 2001 beralih dengan bahan baku dari besi/baja. Sejak tahun 2002 pallet buatan NRD semua berasal dai besi/baja. Hal ini disebabkan negara seperti
  • 38. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 38 www.penerbitku.com Malaysia dan Australia sudah tidak mau menerima pallet yang terbuat dari kayu karena menciptakan masalah lingkungan. Saat ini produk yang dihasilkan NRD tidak saja pallet baja tetapi juga peralatan konstruksi baja dan mesin-mesin sederhana. NRD telah berkembang menjadi tiga pabrik kecil yang menempati wilayah seluas 2560 meter persegi di daerah Semper. 55 persen produksi NRD untuk memasok kebutuhan Toyota sedangkan 45 persen kepada pelanggan lain. Tercatat beberapa perusahaan seperti PT Maersk Line, SCI, American Line, Mulia Keramik mengguanakan produk NRD. Saat ini beberapa bank telah menyalurkan kredit pada UKM ini yakni Bank Niaga, Bank Permata dan Citibank. “Sekarang kredit yang bisa dikucurkan bisa mencapai Rp 1 miliar per bulan seiring dengan perkembangan perusahaan,” kata Setiadi. Ia merasa bersyukur karena omzet perusahaan yang semula hanya dibawah Rp 100 juta sekarang sudah mencapai Rp 14 miliar. Setiadi memperkirakan omset perusahaan di akhir tahun bisa mencapai Rp 20 miliar. Meskipun masih mengandalkan produksi pallet baja tetapi produk-produk lain non-pallet akan ditingkatkan. Pada 2005-2007, NRD ingin masuk pada pengembangan produk komponen mesin. Rencananya 2007-2010 investasi peralatan dan mesin-mesin sudah bisa dilakukan dan akhir tahun 2010 sudah bisa berproduksi. Khusus bahan baku perusahaannya dipasok oleh PT Krakatau Steel melalui 5 distributor dan pipa dari perusahaan Bakrie. Sejauh ini pasokan lancar sehingga produksi tidak terganggu. Namun penguatan dolar terhadap rupiah akhir-akhir ini menyebabkan kekhawatiran karena dampaknya sangat buruk bagi usahanya. Sementara untuk jumlah karyawan terus meningkat dari tahun 1997 yang hanya Nur Dahyar dengan anggota keluarga saja. Tahun 1998 berjumlah 7 orang sekarang sudah berkembang menjadi 122 orang. Kebanyakan atau
  • 39. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 39 www.penerbitku.com sekitar 78 orang merupakan lulusan smu, 3 dari akedemi, 6 orang univeritas dan sisanya pendidikan SD dan SMP. Jepang ingin masuk Setelah melihat prospek bisnis yang baik maka ancaman terbesar yang dihadapi perusahaan adalah rencana perusahaan Jepang melakukan investasi di sektor ini. Hal inilah yang dikhawatirkan karena bisa mengancam eksistensi NRD. Namun kebijakan Toyota yang tetap ingin mempertahankan partner lokal menyebabkan mereka belum bisa masuk. Tetapi indikasi perusahaan Jepang ingin masuk ke sektor ini sudah ada. “Kami meminta pemerintah memperhatikan ini sebab secara modal dan teknologi mereka pasti tidak kalah,” kata Dahyar. Sebelumnya tahun 2004 NRD juga terancam setelah produk-produk bajakan dengan harga murah dari Cina diselundupkan melalui berbagai pelabuhan. “Modusnya mereka bekerja sama dengan beberapa orang aparat bea cukai untuk meloloskannya,” ujarnya. (www.sinarharapan.co.id)
  • 40. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 40 www.penerbitku.com Dari Karyawan Pabrik Roti Jadi Juragan Roti Family Keluarga Mistar berasal dari kuli dari perusahaan roti di Sumatera Utara. Lalu Mistar jadi TKI di Malaysia selama 3 tahun, dan terkumpul Rp 20 juta untuk membangun usaha sendiri. Kini roti Family sudah punya 70 orang pekerja. Mistar memang pintar dan punya mimpi untuk masa depannya... Mistar, dari TKI Menjadi Pengusaha Roti Tahun 1998 Mistar adalah pemuda gamang yang baru lulus diploma tiga Jurusan Tata Niaga, Akademi Maritim Belawan, Sumatera Utara. Krisis ekonomi di dalam negeri membuat dia memutuskan bekerja di Malaysia sebagai tenaga kerja Indonesia atau TKI. Kini, Mistar dikenal sebagai pengusaha roti dengan 70 karyawan yang bergantung pada usahanya itu. Usaha roti berlabel Family milik Mistar terletak di Dusun V, Pasar I, Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Sumut. Rumah sekaligus pabrik rotinya itu dipenuhi dengan tumpukan kayu bakar dan berkarung-karung roti kering retur. ”Sebenarnya banyak mantan TKI yang berhasil. Beberapa teman saya dulu juga sudah membuka usaha sendiri dan maju,” tutur Mistar, bapak dua anak itu, merendah. Selepas menyelesaikan program D-3, Mistar mengaku bingung mau bekerja apa dan di mana. Apalagi saat itu, tahun 1998, Indonesia tengah dilanda krisis moneter dan banyak karyawan yang justru terkena pemutusan hubungan kerja, termasuk sang ayah, Muhammad Sari, dan pakciknya, Suryadi.
  • 41. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 41 www.penerbitku.com Mereka semula bekerja di sebuah pabrik roti di Tanjungpura. Toko roti itu tutup. Sang ayah lalu membuka kedai kebutuhan pokok di rumah mereka yang berbatasan dengan kebun kelapa sawit PTPN II Tanjung Beringin, sedangkan Suryadi bekerja mocok-mocok pada orang lain. ”Saya sempat mau bekerja di pabrik elektronik di Tanjung Morawa,” kata Mistar. Namun, saat dia hendak mengikuti pelatihan ke Jakarta, tes kesehatannya tidak memenuhi syarat. Maka, Mistar pun kembali ke rumah. Tahun 1999, dia memutuskan mendaftarkan diri menjadi TKI ke Malaysia. Motivasi kerjanya sejak awal memang tidak semata-mata untuk mendapatkan pekerjaan itu sendiri, tetapi lebih guna mengumpulkan modal untuk membuka usaha di kampungnya sendiri. ”Banyak anggota keluarga kami yang tidak punya pekerjaan. Saya juga tidak pernah berpikir untuk menjadi pegawai negeri sipil atau tentara,” kata Mistar. Negeri Sembilan Mistar kemudian diterima bekerja di pabrik tekstil di Negeri Sembilan, Malaysia. Ketika itu dia mendapat gaji pokok sebesar 430 ringgit per bulan. Namun, pada praktiknya dalam sebulan ia bisa menerima sampai 1.000 ringgit karena banyak kerja lembur. Dia bercerita, banyak temannya sesama TKI yang menggunakan uang hasil kerja di Malaysia itu untuk membeli tanah atau membangun rumah. Namun, setelah kembali ke Tanah Air mereka justru tidak mempunyai pekerjaan. Kondisi seperti itu menambah motivasi Mistar untuk membuka usaha sendiri.
  • 42. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 42 www.penerbitku.com ”Rencana saya itu cuma dua tahun bekerja di Malaysia, tetapi uangnya belum terkumpul cukup. Jadinya selama tiga tahun saya menjadi TKI di sana,” katanya. Mistar mengenang, sekitar delapan bulan sebelum kembali ke kampung halaman pada 2002, dia mengirimkan uang Rp 20 juta kepada sang bapak. Uang itu digunakan oleh ayah dan pakciknya untuk modal membuka usaha roti yang kemudian diberi merek Family. Pilihan usaha roti diputuskan karena pakciknya memang ahli dalam pembuatan roti. Sejak tahun 1970-an, Pakcik Suryadi bekerja pada seorang pengusaha roti keturunan Tionghoa. ”Dulu, kami ini memang keluarga kuli (pabrik) roti. Kebetulan juga saat itu bahan baku pembuatan roti bisa diutang pada toko bahan pokok di Tanjungpura. Minggu ini kami ambil bahan untuk roti, satu minggu kemudian baru dibayar,” ceritanya. Mistar memilih nama Family untuk produk rotinya karena para pekerja dalam usaha ini adalah anggota keluarga besarnya. ”Mulai dari pakcik, bapak, sampai tiga adik saya, semuanya terlibat dalam usaha roti ini,” kata Mistar yang produk rotinya menyasar konsumen kelas menengah-bawah dengan harga eceran rata-rata Rp 500 per buah. Pinjam bank syariah Uang hasil kerja Mistar sebagai TKI di Malaysia relatif habis digunakan untuk membeli peralatan pembuatan roti dan membuat bangunan berdinding anyaman bambu berlantai semen di belakang rumah orangtuanya. Di sini ada tungku besar dari bata dengan bahan bakar kayu. Ada pula mesin penggilas adonan dari besi yang ditempa sendiri. Ongkos pembuatan mesin penggilas adonan dengan bantuan bengkel las itu sekitar Rp 2,5 juta. Alat serupa ini bila dibeli di toko bisa sampai Rp 6 juta.
  • 43. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 43 www.penerbitku.com Mistar juga membangun ruangan penguapan kue. Ruang seluas sekitar 2 x 2 meter itu beratap rendah dan ditutup gorden. Uapnya berasal dari dua kompor yang terus mendidihkan panci berisi air. Uap air dari panci itu yang membuat suhu udara di kamar penguapan itu selalu hangat. Pelan-pelan usaha roti Family terus berkembang. Mistar pun memberanikan diri menambah modal dengan meminjam dari bank. ”Namun, baru setelah usaha berjalan kami pinjam uang ke bank. Kami pinjam Rp 50 juta dari Bank Sumut Syariah,” cerita Mistar. Selain itu, dia juga punya pinjaman Rp 10 juta pada Lembaga Peningkatan dan Pengembangan Kesejahteraan Masyarakat (LP2KM). Karyawan bertambah Waktu baru membuka usaha pada 2002, produksi roti Family membutuhkan lima hingga enam karung terigu setiap hari dengan jumlah karyawan di bagian produksi 10 orang. Kini, ia membutuhkan sedikitnya 15 karung terigu per hari dengan jumlah karyawan 70 orang. Dari jumlah karyawan itu, 25 orang bekerja di bidang produksi dan 25 orang lainnya menjadi tenaga pemasaran yang membawa roti Family ke sejumlah warung di Langkat, Binjai, Serdang Bedagai, Deli Serdang, hingga Aceh Timur. Adapun 20 orang adalah pekerja lepas untuk pembungkusan roti. Pekerja produksi digaji Rp 20.000-Rp 40.000 per hari, sedangkan tenaga pemasaran dibayar berdasar bagi hasil penjualan. Mistar juga menampung pemasaran untuk tiga produsen roti kering di dusunnya. Salah satu di antara produsen roti kering milik Tina Melinda (32), sesama mantan TKI di Malaysia yang mempunyai 26 karyawan.
  • 44. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 44 www.penerbitku.com Untuk meningkatkan kualitas produk, setiap tiga bulan sekali petugas dari dinas kesehatan datang untuk mengecek kualitas pangan produksinya. ”Saya banyak dibantu BP3TKI (Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI) mengikuti pelatihan. Para mantan TKI juga sering bikin pertemuan di sini,” kata Mistar tentang mereka yang datang ke Desa Tanjung Beringin untuk studi banding, termasuk dari Bandung, Jawa Barat. Meski telah tujuh tahun menjadi juragan roti, Mistar belum pernah melihat pabrik roti modern, apalagi punya jaringan dalam industri pangan nasional. Namun, setidaknya sebagai mantan TKI dia bisa membuka peluang kerja bagi banyak orang di kampungnya. Mistar berharap, siapa pun yang kelak menjadi presiden di negeri ini, perekonomian Indonesia bisa stabil. Ini penting baginya agar usaha roti yang menghidupi puluhan keluarga di desanya itu bisa terus berkembang. dikutip dari www.kompas.com
  • 45. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 45 www.penerbitku.com Dari Pedagang Es Jadi Pebisnis Sukses Berbagai pekerjaan kasar pernah dilakoninya, dari kuli angkut, supir angkot hingga tukang es. Berkat kemauannya belajar, pria berdarah Arab- Betawi ini mampu menjadi pengusaha sukses. Setelah melewati krismon, bisnisnya pun terus beranak-pinak. Kenangan berdagang es sekoteng pada 1980 di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, tak akan pernah dilupakan Hisyam Said Bawahab. Karena, itulah detik-detik awal perubahan drastis dirinya dari orang kecil menjadi pebisnis sukses seperti sekarang. Saat itu pria keturunan Arab-Betawi ini berkenalan dengan salah seorang pembeli es sekotengnya yang ternyata pemilik UI Metal Work (UMW), Umawar. “Waktu itu dia baru pulang dari Inggris. Nawarin sama ane mau nggak ikut dia kerja di perusahaan yang mau dibikinnya di bidang metal works,” ujar Hisyam dengan logat Betawi yang kental. Pria kelahiran 15 April 1954 ini mengaku saat itu ia tidak mengerti apa itu metal works. “Metal itu besi. Works itu bekerja. Lalu kalau digabung, besinya diapain?” katanya mengingat pertanyaan lugunya 30 tahun silam. Namun, ia pikir saat itu tak ada salahnya mencoba. Ia pun menerima tawaran sebagai staf pemasaran. “Saya juga ngeliatin anak-anak bikin apa,” ujarnya. Dua tahun kemudian UMW mulai mengkhususkan diri pada pembuatan perangkat dapur (kitchen equipment). Potensi bisnis ini besar karena saat itu belum banyak pemainnya. Hampir semua pengadaan barang untuk kategori ini di berbagai hotel dan perusahaan mengandalkan impor. Dengan keleluasaan seperti itu, UMW cukup berjaya saat itu. Di sinilah Hisyam banyak belajar tentang bisnis. Tahun pertama, banyak proses kerja yang perlu disesuaikan. “Mesin bubut saya berdiameter 60 cm. Setelah sampai ke lokasi, ternyata yang harus dibubut berdiameter 1 meter.
  • 46. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 46 www.penerbitku.com Saya harus balik lagi ke kantor,” kata pria berusia 56 tahun ini sambil mengingat kerja kerasnya saat itu. Setahun kemudian, pertumbuhan bisnis UMW turun. Pada momentum inilah Hisyam memilih merintis bisnis sendiri: memproduksi perangkat dapur dengan dibantu tiga karyawan. Hanya setahun berjalan, usaha ini kandas. Supaya dapurnya tetap mengepul, sulung dari 9 bersaudara ini kembali berjualan es. Ketika sedang duduk menanti pembeli es cendolnya di daerah Matraman, Jakarta Pusat, Hisyam ditawari seorang kawan baiknya untuk memakai gedung miliknya. “Pake tuh tempat gue, kosong. Ntar kalau ada duit, baru bayar,” ujar kawannya itu. Di gedung inilah ia menjalankan roda bisnisnya yang sempat terhenti, dan kembali diawali dengan tiga karyawan. Kali ini ia bertekad lebih serius. Pada 1985, secara resmi PT Hatindo Metal Utama berdiri — Hatindo adalah singkatan “Hati Indonesia”. Produk-produk yang dihasilkannya: meja, tempat cuci piring, pemanas, pendingin, exhaust van dan kompor. Di samping memproduksi, ia juga mengimpor produk lain seperti oven, mixer, steamer dan rice cooker besar yang kualitasnya lebih bagus. Diakui Hisyam, awalnya ia tidak tahu persis seluk-beluk produksi dan pengadaan peralatan dapur. Namun, ia tak menolak order. Setelah order masuk, barulah ia pelajari struktur perangkat tersebut. Caranya, ia tak segan-segan membongkar barang impor (pendingin, misalnya) untuk mengetahui komponen di dalamnya. Dari sini, ia lalu membuat pendingin versi lokal. Uniknya, kliennya tak keberatan, sehingga Hisyam pun kerap meminta klien membeli perangkat impor yang mereka inginkan, lalu Hatindo akan menirunya. Sedikit demi sedikit hasil dari bisnis ini ia kumpulkan. Selanjutnya, sebagian dana tersebut digunakan untuk membeli tanah dan membangun pabrik di Ciputat, Jakarta Selatan, seluas 1.000 m2. Sebagian lainnya ia gunakan untuk membeli mesin bekas dan bahan baku yang didapatnya dari kawasan Kota, Jakarta Barat. Seiring dengan pertumbuhan bisnisnya, karyawan pun bertambah. Pelanggannya tersebar di mana-mana, bahkan sampai luar Jawa. Rahasianya cuma satu: bisa membuktikan punya produk yang tidak kalah bagus kualitasnya dari produk luar negeri. “Selanjutnya, ya mau capek dan
  • 47. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 47 www.penerbitku.com kerja keras,” ungkapnya sembari menambahkan, saat itu ia kian sering mengikuti berbagai pameran baik di dalam maupun di luar negeri. Melihat perkembangan usahanya yang pesat, Bank BNI menawarinya kredit. Saat itu ia pun mengambil Kredit Usaha Kecil BNI sebesar Rp 50 juta. Hisyam tidak membutuhkan waktu lama untuk melunasinya: hanya setahun. Lama-kelamaan, bisnis ini mulai banyak diminati orang. Namun, Hatindo tak goyah. Perusahaan ini tetap melanjutkan pelayanan 24 jam terhadap konsumen. “Kalau sore karyawan pulang, saya taruh dua karyawan untuk menjaga, takutnya ada telepon klien masuk,” kata Hisyam. Kelebihan lain, Hatindo selalu percaya diri terhadap semua permintaan. Pantang bagi Hatindo menolak. Bagi Hisyam, tak ada yang tidak mungkin. Sesulit apa pun permintaan klien, selalu ada jalan keluarnya. Ia menekankan pada anak buahnya untuk secepat mungkin mengeksekusi permintaan klien. “Penawaran tidak boleh lama. Orang telepon sekarang, ini hari juga harus sampai ke dia,” ujarnya tandas. Penawaran di sini biasanya menyertakan gambar, perhitungan, spesifikasi, dan lain-lain yang terkait dengan order. Tidak ada kata besok. Lama pembuatan barang sekitar 1-3 bulan. “Saya planning pakai kapal laut pengiriman barang impor. Tapi saya lihat outlet-nya sudah mau buka. Maka, saya ubah naik air plane,” papar Hisyam mencontohkan salah satu cara kerjanya. Prinsipnya: kibarkan bendera dulu. Nanti kalau bendera sudah berkibar, kerugian (uang) yang sebelumnya bisa kembali. Baginya, keuntungan merupakam hal nomor dua setelah pelayanan. “Sampai-sampai kalau saya datang ke klien, saya bilang, ‘Gue dateng ke sini bukan cari order. Gue datang cari lu’,” kata Hisyam. Rupanya cara tersebut cukup jitu untuk mengambil hati calon klien. Menurutnya, hal terpenting pertama adalah klien mau memakai jasanya. Jika jumlah klien sudah banyak, untuk cari klien baru ia cukup bilang, “Masak ente gak mau pakai jasa kita?”
  • 48. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 48 www.penerbitku.com Pendekatan ini cukup berhasil. Saat itu, hampir bisa dipastikan, kalangan restoran besar, perusahaan multinasional dan hotel berbintang lima (pada 1980-an dan 1990-an), menggunakan jasa Hisyam. Sebutlah, Hotel Hilton dan resto Ponderosa di Widjojo Center. “Okupansi hotel sangat tinggi. Mereka sudah tidak mikir harga. Yang penting, siapa yang bisa cepat, dia yang dapat order,” ujar ayah tiga anak ini. Bahkan, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, pernah menjadi kliennya. Ia punya istilah yang unik untuk usahanya. “Kepusingan orang kami ambil, kami jadiin duit. Kalau dipusingin lagi, orang malah lari,” ungkapnya. Dan, ia menyebut manajemen usahanya sebagai gaya manajemen jalanan. Pada 1985, ia berkenalan dengan Ron Muller, yang ketika itu merupakan pemegang master franchise Pizza Hut (PH) di Indonesia. Ron ternyata memercayakan pengadaan alat-alat dapurnya pada Hatindo. Ekspansi PH di Indonesia sangat cepat. Hanya dibutuhkan waktu empat tahun untuk membuka 75 gerai. Hatindolah yang ketiban rezeki mengerjakan perangkat dan instalasi dapur untuk 75 gerai PH saat itu. Hisyam mengaku, omset terbesar sampai sebelum 1995 berasal dari order PH. Malah, ia dipercaya memproduksi boks pengantar PH (ditempelkan di motor petugas). Dalam sebulan, Hatindo memproduksi ratusan ribu boks. Derasnya order dari PH membuatnya harus menyewa pabrik di Pulogadung, Jakarta Timur. Sepanjang malam, Hisyam tiada henti memperhatikan kelangsungan proses kerja di pabrik. Dari order boks pengantar piza saja, ia bisa meraih keuntungan Rp 30 juta/bulan - angka yang cukup besar kala itu. Selama sepuluh tahun ia mendapatkan order dari PH untuk produksi boks pengantar pizza. “Nekuk uangnya aja di dompet ampe susah,” ujar Hisyam berkelakar. Bisa dikatakan, periode 1985-95 merupakan masa jaya Hatindo. Saat itu jumlah karyawannya mencapai 250 orang. Hisyam mengakui bisnis yang dijalaninya saat itu sangat menggiurkan. Gambarannya, harga ditentukan dari seberapa tinggi tingkat kesulitan dan harga barang yang diimpor. Seperangkat dapur untuk resto nilainya bisa mencapai Rp 300 juta/gerai.
  • 49. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 49 www.penerbitku.com Marginnya 80%-100% per order. Ada tiga unsur perhitungan keuntungan: material, proses dan profit — perbandingannya sama. Dengan margin yang cukup besar itu, akhirnya ia berhasil menyelesaikan pembangunan pabrik barunya di Ciputat. Sampai kemudian pada 1998 datanglah bencana itu: krisis moneter. Mayoritas klien lamanya tidak lagi berekspansi, bahkan banyak di antaranya yang menutup gerai. Alhasil, omset Hatindo merosot drastis. “Sejak krismon, kami susah. Modal yang dibutuhkan besar, tapi untungnya tipis,” ungkap Hisyam. Boleh jadi, itu karena nilai tukar rupiah yang anjlok drastis akibat krismon dan mahalnya bahan baku. Bahkan, kini ia tidak bekerja sama lagi dengan PH. Untunglah, ia masih bisa mendapat klien baru, di antaranya resto Dairy Queen, resto sandwich Cali Deli dan pabrik sepatu. Tahun 2000, pelan-pelan bisnis Hatindo mulai merangkak naik. Dan, pada 2001 ia memutuskan mulai mencoba bisnis lain. Setelah hanya menjadi pemasok perangkat dapur untuk resto piza, ia beralih menjadi pemilik resto sejenis, yang memakai merek Papa Ron’s Pizza. Gerai pertamanya ada di Warung Buncit. Gerai ini juga merupakan gerai Papa Ron’s pertama di Indonesia. Ia membeli lisensi franchise dari Ron Muller, pendirinya. Sukses dengan gerai pertama, Hisyam membuka gerai kedua dan ketiga di Permata Hijau, Jakarta Selatan, dan Depok. Hubungan baiknya dengan Ron Muller, yang diawali di Pizza Hut, masih terjalin sampai sekarang. Diungkapkan Hisyam, modal pembangunan satu gerai Papa Ron’s tergolong besar. Khusus interior dan dapur memakan dana Rp 1,5 miliar. Ini belum termasuk modal tanah dan bangunan. Alhasil, nilai investasinya minimal Rp 5 miliar per gerai. Setiap gerai mempunyai perbedaan dalam periode kembali modal. Namun, ada beberapa gerai yang mampu meraih breakeven point dalam waktu lima tahun. Satu gerai membutuhkan 25-35 karyawan. Properti merupakan bisnis Hisyam selanjutnya. Lebih dari lima gedung di sepanjang jalan Warung Buncit merupakan properti yang dibangunnya. Sebenarnya, pada 1994 ia sudah merintis bisnis ini. Saat itu ia mencoba peruntungan pertama dengan membeli tanah dan membangun perumahan Pesona Agung (23 unit rumah) di Depok, seluas 2 ha. Pada 1996 semua
  • 50. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 50 www.penerbitku.com rumah tersebut terjual. Satu rumah disisakannya sebagai rumah pribadinya. Margin yang diambilnya 50%-60%. Ini berbeda dari tren industri properti sekarang di mana margin yang diperoleh hanya 30%. “Sekarang daya belinya lemah. Jadi, kami tidak bisa menahan lama.” Hisyam mengakui bisnis properti yang dijalaninya tidak berbadan hukum. Kegiatan bisnis ini bersifat perorangan. Polanya adalah dengan membeli tanah di berbagai kawasan. Setelah dibangun untuk kepentingan ruko, gedung perkantoran atau perumahan, ia pun akan menjualnya. Pelan tetapi pasti, proyek propertinya bertambah. Ia mencermati, tak ada rumah mewah yang tak laku. Alhasil, ia membangun 22 rumah di Sektor 9 Bintaro, dilanjutkan dengan membangun perumahan Pesona Eksklusif. Ia juga membangun 35 rumah serupa di kawasan pinggiran Jakarta seperti Ciputat, Supratman, Pondokrangon dan Jatimakmur. Beberapa di antaranya sedang dalam pembangunan. Prinsipnya, setiap ia menyelesaikan satu proyek pembangunan, walaupun belum terjual, tenaga kerja akan dialihkan untuk mengerjakan proyek pembangunan selanjutnya. “Sayang bila ada tenaga tidak dimanfaatkan,” ujar mantan anggota Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera ini. Selain sukses dengan bisnis perumahan, Hisyam membangun beberapa gedung di sepanjang Jalan Warung Buncit: Menara Takaful (gedung pertamanya), Menara Kospin, Ranch Market, dan beberapa ruko lain. Ia sengaja mengambil kawasan Warung Buncit. Alasannya, “Daerahnya manis,” kata Hisyam seraya menerangkan, daerah manis artinya cepat terjual. Padahal, diakuinya, harga tanah di wilayah ini tergolong mahal, kini mencapai Rp 10 juta/m2. Ada beberapa gedung miliknya yang laku terjual seharga Rp 20-an miliar di kawasan itu. Tak hanya properti yang memikat Hisyam. Diam-diam ia merintis bisnis distributor pendingin dari Taiwan. Untuk itu, ia mendirikan anak usaha dengan nama PT Kota Jaya. “Begitu produk Cina masuk dengan harga lebih murah, pendingin kami kalah harga,” ujarnya. Sekarang Kota Jaya yang secara operasional ditangani anak pertama Hisyam juga membuat perangkat dapur berbahan dasar stainless steel.
  • 51. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 51 www.penerbitku.com Saat ini bisnis Hisyam beragam. Ia tak hanya berbisnis perangkat dapur, properti dan alat pendingin, tetapi juga alat kesehatan, biro perjalanan dan agensi periklanan. Akan tetapi, di bisnis-bisnis yang dirintis saudaranya itu, ia hanya menaruh kepemilikan saham, masing-masing sekitar 25%. Bagi Hisyam, memulai bisnis tak perlu berpikir lama. Hanya ada satu pertimbangan utama: bisnis ini mempunyai potensi berkembang ataukah tidak. Selanjutnya, ia akan mengeksekusi rencana itu. “Bisnis itu berbuat. Bukan ngomong. Ngga ada tuh kata ‘nanti’ buat saya. Waktu saya muda, setahun ini bisa bikin berapa proyek. Jalan semua.,” ujarnya bangga. Tahun ini Hisyam berencana membuka bisnis baru yang berkaitan dengan kartu belanja dan televisi kabel. Dikatakannya, setelah melintasi berbagai industri bisnis, ia banyak mendapat pelajaran berharga untuk tetap menjaga kelangsungan usaha. “Kalau buka itu gampang, maintain-nya yang sulit,” katanya. Ia berkeyakinan, berbisnis apa pun, selama masih ada kemauan dan kerja keras, pasti bisa dibangun. Menurut Noragraito, Manajer Operasional PT Entertainment International Tbk. — perusahaan yang menaungi merek Papa Ron’s, salah satu sifat Hisyam yang menonjol adalah keterbukaan. “Di setiap bisnisnya, Hisyam blak-blakan ngomongin soal modal dan keuntungan. Ia ingin karyawannya pun merasa memiliki perusahaan tersebut,” kata lelaki 58 tahun itu. Hisyam juga tak pelit berbagi ilmu. Jika ada karyawannya yang merasa kesulitan mengerjakan tugas, Hisyam tak segan-segan memberitahu strategi pentingnya. “Dia selalu bilang, ‘Ini sawah kalian. Kalau kalian serius menggarapnya, hasilnya pasti bagus dan kembali untuk kalian’,” kata Noragraito menirukan perkataan Hisyam. Menurutnya, sifat itu terkadang menjadi bumerang bagi Hisyam. Banyak anak buahnya yang keluar karena mempunyai bekal tentang strategi berbisnis di industri yang sama. Karakter Hisyam lainnya yang menonjol adalah kepeduliannya pada anak buah. “Tidak lihat level. Asal karyawannya berprestasi dan ada keuntungan lebih, dalam setahun pasti ada saja anak buahnya yang dibiayai naik haji,” ujar pria yang sudah 23 tahun mengenal Hisyam itu. (*) www.swa.co.id
  • 52. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 52 www.penerbitku.com Dari Penjual Kelapa Muda Jadi Juragan Urpan Dani, pendiri beberapa perusahaan yang bergerak di bidang pengeboran, eksportir kayu manis, pemasok pasir, pengelola SPBU Petronas dan jual-beli properti bisa disebut sebagai pebisnis yang sukses. Namun kesuksesan Urpan bukanlah sebuah kebetulan. Sebelum memiliki beberapa perusahaan Urpan harus berjuang keras, bahkan sempat menjadi penjual es kelapa muda di Pintu II Senayan, dan menjual penjual tempe goreng. Semuanya dilakoni dengan ikhlas. Sebenarnya, setamat kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta pada tahun 1989, pria kelahiran tahun 1964 ini sempat diterima menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Departemen Koperasi di tanah kelahirannya Kerinci. Tetapi ia mengaku tidak berminat menjadi PNS. Justru Urpan pergi ke Jakarta ikut pamannya. Lantaran tidak setuju dengan pilihan anaknya, orangtua Urpan tidak mengirimi uang belanja sehari-hari. Tetapi Urpan tidak menyerah begitu saja. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari- hari ia harus berjualan es kelapa muda, kemudian menjadi penjual tempe goreng. Di sela-sela menekuni ‘profesinya’ itu, Urpan mengirimkan lamaran ke sejumlah perusahaan. Sempat tes di Pertamina sampai tahapan ketiga, tetapi akhirnya gagal. “Jumlah lamaran sampai 300 lebih,” ungkap Urpan seperti dikutip Majalah Pengusaha. Dari salah satu lamarannya, Urpan diterima di sebuah perusahaan lumpur pengeboran yang kantor pusatnya di Jakarta. Tetapi Urpan ditempatkan di Palangkaraya. Pada pagi hari, Urpan menyelesaikan pekerjaan kantor. Di siang harinya, belajar mengoperasikan alat-alat berat, dan sore harinya belajar mengelas. Praktis tidak ada waktu luang untuk Urpan.
  • 53. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 53 www.penerbitku.com Tak lama berselang, Urpan ditarik ke Jakarta tetapi ditempatkan di pabrik. Di pabrik Urpan banyak belajar, mulai dari memproduksi bahan-bahan pendukung lumpur pengeboran sampai mengelas plastik. Ia ingin menyerap semua ilmu tersebut. Ia yakin ilmu itu akan berguna kelak di kemudian hari. Keyakinannya tidak meleset. Prestasinya terus melesat, hingga akhirnya dipercaya menjadi general manager yang mengurusi semua kebutuhan perusahaan dari A sampai Z. Di tengah karirnya yang terus menanjak, Urpan menyunting anak mantan bupati Kerinci, Gladia Rahmawati, pada tahun 1995. Dalam posisinya sebagai general manager, sering Urpan mengambil keputusan-keputusan penting diantaranya memilih rekanan perusahaan. Ternyata banyak rekanan perusahaan yang memberikan ‘uang terimakasih’. Hal ini justru membuatnya tidak nyaman. Hal ini ia sampaikan ke pemilik malah berujar,”Ambil saja uang itu. Keuntungan perusahaan lebih besar daripada yan kamu dapatkan. Urpan merasa tidak nyaman. Ia berkeputusan untuk mengundurkan diri. Sebelum mengundurkan diri pada tahun 1997, Urpan melakukan sholat istikharah, untuk meminta petunjuk kepada Allah. Tak lupa ia meminta dukungan dari keluarganya maupun dari keluarga istrinya. Tak satu pun yang setuju ia mengundurkan diri, kecuali satu orang, yakni istrinya. Setelah sholat istikharah beberapa malam, Urpan mengambil keputusan bulat untuk mengundurkan diri dan siap-siap mendirikan usaha jual-beli mobil bekas. Ternyata menjadi pengusaha itu tidak semudah membayangkannya. Usaha jual beli mobil bekas yang ia dirikan pada tahun 1997 dengan menggunakan bendera PT Salsabila Rizky Pratama nyaris macet. Mobil- mobil terlanjur ia kirimkan ke Jambi untuk dijual ternyata seret. Tetapi ia sudah tidak bisa mundur lagi. Mobil-mobil itu ia tarik kembali ke Jakarta dan ia jual di Lapangan Ros dan Kalibata Indah. Pada tahun-tahun awal hasilnya lumayan. Penjualan terus meningkat.
  • 54. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 54 www.penerbitku.com Di sela-sela mengiklankan mobil dagangannya, Urpan juga mengiklankan kayu manis dan menjalankan bisnis lumpur pengeboran, meski masih kecil-kecilan. Beberapa orang memesan kayu manisnya tetapi ternyata kebanyakan menipu. Setelah kayu manis dikirim, mereka tidak mengirimkan uangnya. Sudah jatuh tertimpa tangga, itu peribahasanya. Usaha kayu manis belum membuahkan hasil, bahkan ditipu, usaha jual-beli mobil bekasnya lesu. Apalagi, ia juga ditipu beberpa pedagang yan menjual mobil bodong. “Kerugian saat itu mencapai Rp. 250 juta,” tuturnya. Di saat kondisi perusahannya letih lesu, Urpan justru mengambil keputusan untuk menunaikan ibadah haji bersama istrinya pada tahun 1991. Dengan uang seadanya, sebagian hasil pinjaman dari keluarganya, Urpan dan Gladia berangkat ke Tanah Suci. Di Al-Mutazzam, Urpan berdoa dengan khusuk. Memohonkan ampunan untuk leluhurnya yang sudah meninggal serta meminta keselamatan dan kesehatan bagi keluarga yang masih hidup. Di akhir doa, ia meminta agar Allah menunjukkan jalan dan meridhoi usahanya. Tak lama berselang, telepon genggamnya berbunyi. Isi pesan yang dikirim adiknya mengatakan PT Salsabila mendapatkan proyek lumpur pengeboran dari sebuah perusahaan ternama. “Doa saya dibayar tunai. Saking senangnya saya menangis sampai “nungging-nungging” ucap Urpan yang kini membina ribuan petani kayu manis di Kerinci. Dari Al Mutazzam inilah terjadi perubahan yang luar biasa pada perusahaannya. Penjualan kayu manis, yang semula diniatkan untuk membantu mengangkat harga sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani, mulai membuahkan hasil. Usaha lumpur pengeboran yang tadinya kecil mulai menggurita. Bahkan untuk memperbesar pemasaran 35 item produk Lumpur pengeborannya, Urpan berpatungan dengan rekannya untuk mendirikan PT. Prima Hidrokarbon Internusa pada tahun 2002. PT. Salsabila menjual secara ritel dan PT. Prima Hidrokarbon masuk ke
  • 55. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 55 www.penerbitku.com tender-tender besar. Selain memasok 35 item bahan pendukung Lumpur pengeboran, PT. Prima Hidrokarbon juga melakukan pengeboran sendiri. Perusahaan terus menggurita. Keenam adik Urpan ikut terlibat untuk membesarkan usaha yang didirikan sulung dari tujuh bersaudara ini. Perusahaan yang memiliki kantor pusat di Cibubur dan pabrik di Karawang ini memiliki sekitar 800 karyawan. Ekspansi usaha terus dilakukan. Bisnis properti (membeli rumah kemudian merenovasinya) yang sebelumnya tidak dirambah mulai dimasukinya. Bisnis perkayuan juga mulai dimasuki. Semua bisnis ini ditangani oleh adik-adiknya. Sekitar akhir tahun 2005 lalu, Urpan kembali mendirikan perusahaan pemasok pasir, PT Pasir Bumi Nusantara. Salah satu adiknya, Faizal Kadni dipercaya untuk menjalankan usaha tersebut. Dalam hitungan bulan saja, PT Pasir Bumi Nusantara mampu memasok pasir ke Cibubur dan Jalan Kali Malang sebanyak 600-800 kubik per hari. Si bungsu, Faizin Kadni yang pilih tinggal di Yogyakarta mendirikan perusahaan travel PT. Radin Pratama yang mengusung bendera Radin Tour. “Keberhasilan bukan semata-mata diukur dari banyaknya materi, tetapi juga keberhasilannya dalam membimbing adik-adik dan merukunkan keluarga,” kata Urpan. Urpan sendiri sering mengatakan bahwa usahanya masih kecil. Namun orang lain, melihat pria ini sosok yang sukses. Buktinya, salah satu rumah produksi meminjam rumahnya untuk dijadikan lokasi syuting. Pelanggan lumpur pengeborannya juga perusahaan ternama, di antaranya Pertamina. Sedangkan penjualan kayu manisnya sudah merambah negara-negara di seantero dunia. Ketika ditanya kiat suksesnya, Urpan mengatakan keikhlasan dan doa. “Ikhlas bukan berarti kita menyerah terhadp keadaan. Dalam berbisnis kita tetap harus berusaha keras. Berusaha untuk menciptakan produk berkualitas dan berusaha mendapatkan order sebanyak-banyaknya. Walau kita sudah bekerja keras tetapi kalau hasilnya tidak sesuai dengan yang
  • 56. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 56 www.penerbitku.com ditargetkan kita harus ikhlas menerimanya. Itulah makna ikhlas yang saya maksud. Selain ikhlas adalah doa. Bagi saya doa itu yang pertama, baru kemudian berusaha. Tetapi banyak orang yang mengatakan berusaha dulu baru berdoa. Silakan, itu pilihan masing-masing orang. Dan jangan lupa, di balik keuntungan yang kita peroleh terdapat harta hak orang lain, diantaranya fakir miskin dan anak yatim piatu. Kalau kita memberikan hak-hak mereka Insya Allah rejeki kita lancar,” pungkasnya. www.ciputraentrepreneurship.com
  • 57. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 57 www.penerbitku.com Didi Nurhadi: Ogah Jadi Karyawan Ogah jadi pegawai. Hal itulah yang melatar belakangi berdirinya bengkel D2M Hasil Kebon alias Duffy Duck Motor di Jl. Kapin No.1A Kalimalang, Jakarta Timur. Setelah sempat mengenyam betapa menyebalkannya menjadi buruh pabrik dengan ikatan kontrak 1 tahun lamanya, membuat nurani sang juragan bengkel D2M Hasil Kebon ini berontak untuk mencari jalan yang sesuai dengan nuraninya. “Capek, gak kenal waktu dan gw gak mau kayak gini terus. Setiap hari kerjaanya disuruh- suruh orang, diomelin, waktunya libur disuruh lembur pokoknya gw gak mau jadi karyawan terus. Gw harus berubah. Tapi gimana caranya? Gw bilang dalam hati, gw harus kuliah biar bisa jadi atasan,” papar Didi Nurhadi saat menceritakan pengalamannya menjadi buruh pabrik. Beruntung, krisis ekonomi dan kerusuhan pada tahun 1998 membawa namanya dalam daftar pengurangan karyawan. Tak pelak, saat itu dirinya menjadi salah satu dari sekian banyak buruh pabrik yang harus menerima pesangon dari perusahaan. Dari uang pesangon yang diterimanya dimanfaatkan untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi. “Tahun 98 gw kena PHK dan dapet pesangon yang akhirnya gw gunain buat biaya kuliah gw,” jelas lelaki yang gak pernah lepas topi ini. Berjalan 3 smester kuliah di Fakultas Teknik Universitas Krisna Dwipayana, Jakarta Timur, perusahaan yang mem-PHK-kan nya kembali
  • 58. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 58 www.penerbitku.com memanggil dirinya untuk bekerja. Karena pengalaman yang membuat dirinya enggan jadi karyawan, akhirnya tawaran tersebut ditolaknya. Pengalaman menjadi karyawan membuat lelaki ini harus terus berjuang mewujudkan impiannya menjadi orang yang bebas tapi tetep banyak duit. Langkah yang ditempuh putra Betawi ini rasanya patut ditiru. Prinsip bebas tapi banyak duit tak berarti dirinya leha-leha dan menadahkan tangan sama orang tua buat jajan. Atau mau beli barang kudu jual tanah seperti kebanyak cerita yang beredar tentang orang Betawi kebanyakan. Berbekal ilmu mesin motor yang didapat secara otodidak dari bengkel tempat dirinya nongkrong sepulang sekolah, membuat dirinya mulai berani membuka usaha bengkel motor sendiri. “Gw ngejalanin usaha bengkel sambil kuliah. Kadang bengkel gak kepegang dan kadang kala kuliah gw jadi gak keurus dan lulusnya pun molor jauh. Karena gw juga hobi sama motor, jadi gw harus, kudu dan mesti jalanin apa yang udah gw mulai. Gw gak mau jadi karyawan lagi, gw mau jadi boss,” jelasnya sambil tertawa. Lulus kuliah sempet terbesit untuk kembali bekerja di perusahaan. Bebekal gelar sarjana yang telah disandangnya membuat hati Didi Nurhadi ini ingin mencoba bekerja dengan harapan jabatan yang lebih baik dari jabatan sebelumnya saat masih menggunakan ijazah STM. Tapi niat itu diurungkannya karena hasutan teman. “Temen gw bilang ke gw, mau S1, S2 atau S3 tapi kalau masih kerja sama orang tetep aja lo disuruh-suruh dan status lo karyawan. Mending lo buka usaha sendiri. biar lo Cuma lulusan STM tapi kalo lu usaha sendiri, gak ada yang nyuruh-nyuh lo yang ada malah elo yang nyuruh orang,” terang Betawi tulen Kalimalang ini. Seperti orang muda kebanyakan, uang hasil dari usahanya membuka bengkel lebih banyak habis untuk urusan motor. “Awal-awal buka bengkel sekitar tahun 1999, gak ada kepikiran nyari duit. Yang penting gw punya
  • 59. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 59 www.penerbitku.com bengkel sebagai penyalur hobi gw. Kebetulan bengkel gw lebih kearah service dan modifikasi mesin untuk balap liar. Mau untung atau enggak yang penting gw seneng.” Berjalan beberapa tahun, fokus sang juragan menjalani begkel D2M Hasil Kebon mulai lebih terarah untuk dijadikan mata pencaharian. Sebagai anak muda, dirinya mulai merasa perlu untuk nabung demi masa depan dirinya kelak. “Jalan lima tahun lah gw baru mulai fokus nyari duit dari bengkel. Dulunya sih buat seneng-seneng aja karena hobi. Dan alhamdulliah fokus gw nyari duit dari 2005 sampe sekarang ada hasilnya. Gw udah punya rumah sendiri dari hasil jerih payah gw dan bisa ngebantu orang tua serta warga sekitar,” papar lelaki kelahiran Jakarta 1979. Bicara masalah nama D2M Hasil Kebon, ternyata tak hanya sekedar tempel. Banyak juga cerita dalam nama tersebut yang juga menjelaskan bahwa mereka adalah orang-orang kreatif dari Betawi. Sumber: http://gilamotor.com/2010/04/didi-nurhadi-ogah-jadi-karyawan/
  • 60. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 60 www.penerbitku.com Fatma Arief Fianti, Jadi Juragan Berkat Ampyang Cokelat Di masa remajanya, ibu dua anak asal Yogyakarta ini adalah buruh pembuat kue. Pengalaman inilah yang membuatnya tidak mengeluh ketika suaminya di-PHK. Ia tekun mengembangkan usaha ampyang dan hampir seratus produk makanan kecil lainnya. Apa saja yang sudah Anda kerjakan hingga terpilih menjadi Wanita Pengusaha Berprestasi 2006? Saya jualan kue ampyang cokelat sejak tahun 1998 berlabel Fia untuk mencari nafkah. Ternyata tahun lalu, saya menerima penghargaan dari DPP IWAPI. (Penghargaan yang sama juga pernah diterima Antik, nama sapaannya beberapa tahun silam dari Walikota Yogyakarta.) Anda membuka usaha dengan tujuan membantu keuangan suami? Ya, karena suami saya terkena PHK, semasa kami masih tinggal di Jakarta. Lalu, kami pulang ke rumah mertua di Yogyakarta. Sisa uang pesangon Rp700 ribu, saya gunakan buat modal usaha membuat ampyang cokelat. Usaha Anda berjalan lancar? Butuh perjuangan. Tiga bulan pertama, hasilnya hanya cukup untuk beli nasi. Lantas, karena saya lahir dan besar di Yogyakarta, saya datangi bekas teman-teman sekolah dan beri contoh produk saya. Dari sanalah sedikit-sedikit usaha saya mulai jalan. Dari mana Anda memperoleh keterampilan menjual produk? Suatu kali, saya ikut pelatihan teknik salesmanship dan mendapat teori yang jitu. Misalnya, setiap hari saya harus punya teman baru sepuluh orang, dan itu harus bertambah dari hari ke hari. Tidak sampai satu bulan kemudian, saya malah kewalahan melayani permintaan. Sejak itulah saya merekrut karyawan. Dari sana pengalaman apa yang bisa Anda petik? Ternyata terjalinnya kemitraan merupakan cara yang bagus untuk berkembang.
  • 61. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 61 www.penerbitku.com Lalu, ilmu memasak kue dan roti diperoleh dari mana? Ketika remaja, saya suka diminta tetangga membantu membuat kue pesanan orang yang punya hajat. Kasarnya, buruh tapi akhirnya saya punya banyak ilmu membuat kue. Bagaimana upaya Anda membesarkan usaha? Saya rajin mengikuti pelatihan, seminar, dan pameran untuk membuka wawasan. Strategi pemasarannya seperti apa? Khusus untuk membesarkan usaha ampyang cokelat, saya selalu membuat inovasi baru. Ditambah saat ini, saya sudah mengantongi sertifikasi halal untuk semua produk saya. Bagaimana peran suami dalam mengembangkan usaha Anda? Suami yang mengurus keuangan, saya yang berurusan keluar. www.tabloidnova.com
  • 62. Jumadi Subur 37 Kisah Karyawan Jadi wirausaha Sukses 62 www.penerbitku.com From Emperan to Empire JAKARTA, KOMPAS.com — Ada pepatah, "Kesuksesan lahir dari keberanian mengalahkan ketakutan". Mungkin idiom ini yang menjadi pecutan bagi Fachrur Rozi dan Fadli hingga berani memulai sebuah usaha yang berawal dari modal Rp 100.000 hasil "bantingan" bersama. Kini, Rozi dan Fadli sudah menangguk hasil dari perjuangannya dalam waktu dua tahun ini. Dari Rp 100.000, dalam satu tahun saja, omzetnya sudah mencapai Rp 1 miliar. Bahkan, saat ini dalam sebulan sedikitnya berhasil mencapai transaksi hingga Rp 600 juta. Usaha apa, sih, mereka? Berawal dari modal Rp 100.000, Rozi dan Fadli memulai usaha membuat sandal-sandal yang imut dan lucu. Mereka menyebutnya "imucu". Bentuknya macam-macam, ada hewan dan buah-buahan. Awalnya mereka mencari agen dengan melakukan promosi di emperan. "Makanya, tagline yang menjadi semangat kami sekarang, from emperan to empire. Karena tadinya kami usaha di emperan, sekarang sudah jadi empire," kata Rozi, yang menangani bidang pemasaran, kepada Kompas.com saat ditemui di ajang Pekan Wirausaha di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Minggu (11/4/2010). Kesuksesan mereka tak hadir begitu saja. Sebelum memulai bisnis sandal-sandal lucu, Rozi dan Fadli masing-masing pernah mencoba berbagai bidang usaha. Mulai dari usaha roti bakar hingga mi ayam. Saat itu mereka juga masih berstatus sebagai karyawan di sebuah perusahaan. "Dari yang semula hanya berdua, sekarang kami sudah punya karyawan 50 orang dan punya tim kreatif sendiri. Ceritanya, saya dan Fadli lagi sama-sama jatuh, punya utang banyak karena bisnis yang kami coba gagal. Tapi, saat itu masih kerja. Penghasilan bulanan hanya buat nutup utang. Akhirnya, kami menemukan sebuah produk, uang Rp 100.000-lah dipakai untuk buat prototipe sandalnya," kisah Rozi.