SlideShare a Scribd company logo
Klasifikasi Sistem Agroforestry
Norman P.L.B Riwu Kaho
4 Sifat Sistem Agroforestry
1. Intentional (disengaja) – komponen utama dalam suatu system
agroforestry (pohon, tanaman pangan, dan/atau ternak)
secara ‘sengaja’ (intentional) didesain dan dikelola pada lahan
yang sama untuk keuntungan dan jasa yang optimal
dibandingkan komponen-komponen yang secara individu
dikelola secara terpisah.
2. Intensive - Agroforestry practices are managed intensively for
their productive and protective functions
3. Interactive – optimalisasi benefit dari interaksi biofisik antara
komponen-komponen dalam system agroforestry untuk
menghasilkan produk dan jasa yang beragam merupakan salah
satu sifat kunci dari seluruh praktek agroforestry.
4. Integrated (Terpadu) – Komponen-komponen system
agroforestry dikombinasikan secara struktur maupun fungsi
menjadi suatu unit yang terpadu. Integrasi ini dapat berupa
horizontal atau vertical serta diatas maupun dibawah tanah
untuk tujuan pemanfaatan sumberdaya yang lebih baik.
Pengantar
• agroforestry (‘wanatani’ atau ‘agroforestri’) hanyalah sebuah istilah kolektif
(collective term) dari berbagai bentuk pemanfaatan lahan terpadu (kehutanan,
pertanian, dan/atau peternakan). Di lapangan bentuk-bentuk agroforestri
tersebut dapat diklasifikasikan ataupun ditinjau dari berbagai pola kombinasi
elemenelemen yang menyusunnya
• Tujuan utama klasifikasi agroforestry adalah untuk memberikan kerangka kerja
yang praktis bagi sintesis dan analisis informasi mengenai system yang ada saat ini
dan bagi pengembangan system yang baru kedepan. Selain itu, suatu skema
klasifikasi akan membantu transfer dan aplikasi serta peningkatan pengetahuan
dari satu lokasi ke lokasi lainnya (Nair, et al. 2021)
• Pengklasifikasian ini bukan dimaksudkan untuk menunjukkan kompleksitas
agoroforestri dibandingkan budidaya tunggal (monoculture; baik di sektor
kehutanan ataupun di sector pertanian). Akan tetapi pengklasifikasian ini justru
akan sangat membantu dalam menganalisis setiap bentuk implementasi
agroforestri yang dijumpai di lapangan secara lebih mendalam, guna
mengoptimalkan fungsi dan manfaatnya bagi masyarakat atau para pemilik lahan
Basis
Struktural
Basis
Fungsional
Basis
Ekologis
Basis Sosial
Ekonomi
Klasifikasi AGF
Merujuk pada struktur
komponen penyusun
termasuk pengaturan
spasial komponen pohon,
stratifikasi vertical
komponen dan
pengaturan waktu
(temporal) komponen
yang berbeda
Merujuk pada fungsi
utama system terutama
komponen pohon seperti
windbreak, konservasi
tanah, pohon pelindung
serta pengaruh langsung
seperti kayu untuk
bangunan atau furniture,
kayu bakar, pakan ternak,
pupuk organic, buah atau
kacang, dsb
Merujuk pada kondisi
lingkungan dan
kesesuaian secara
ekologis dari suatu
system seperti system
agroforestry untuk lahan
kering (arid) dan semi-
kering (semi-arid),
tropical highland,
lowland humid tropics,
dll
Merujuk pada tingkat
pemberian input bagi
manajemen system
agroforestry (low/high
input) atay skala
intensitas manajemen
dan tujuan komersial
(subsiten, komersial,
intermediate)
Sistem penggemukan sapi di lahan kering memanfaatkan Lamtoro Taramba
(Dr. Yakob Nulik, MSc.)
Lamtoro Taramba:
▪Tahan kering
▪Tahan kutu loncat
▪Produksi biomasa tinggi
▪ Dapat ditanamn secara monokultur maupun tumpangsari/alley
cropping
▪Meningkatkan bobot harian sapi potong
Agrosylvopasture sebagai alternatif pengembangan lahan kering di Sumba Timur (IBW)
(Ir. G. Marantha, MP)
▪ Pengembangan tanaman pakan Lamtoro Taramba dalam sistem alley cropping
▪ Pengembangan ternak kambing melalui pengelolaan pertanian dan ternak
▪ Teknologi pengolahan pakan melalui pembuatan silase Silo dan silase limbah
pertanian
▪ Pembuatan pupuk organik dari rumput sensus (Chromolaen odorata) dan pukan
Farmer-Managed Natural Regeneration (FMNR) –
UTANG NA ANAMU / Hutan Anakmu
Wahana Visi Indonesia, Sumba Timur
Kegiatan ini telah berlangsung sejak tahun 2010 di Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur. Dimana pada lahan
marjinal ditanami Jati Putih (Gmelina arborea), Johar (Cassia siamea), Mahoni (Switenia magropylla) dan Jati Lokal
(Tectona grandis), serta tanaman pohon local bernilai tinggi yaitu Injuwatu dan Nimba ditanam pada baris-baris bersama
tanaman kunyit (Curcuma longa), kacang, kacang hijau dan terung. Tanaman pangan dan sela dapat dipanen setiap waktu,
sedangkan pohon disepakati (MoU) antara WVI dan masyarakat akan dipanen setelah 25 tahun (Tahun 2035)
Timor Tengah Utara
@ Norman Riwu Kaho
Silahkan scan QR Code ini untuk mengisi absensi kuliah. Pak tunggu 5
menit dari sekarang
00:02:30

More Related Content

Similar to Klasifikasi Sistem Agroforestry.pdf

BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTIBENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
EDIS BLOG
 
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
Moh Masnur
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Purwandaru Widyasunu
 
2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesia2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesia
abdul samad
 
Materi kuliah tp tanaman agb
Materi kuliah tp tanaman agbMateri kuliah tp tanaman agb
Materi kuliah tp tanaman agb
hades5090
 
1 pendahuluan, definisi
1 pendahuluan, definisi1 pendahuluan, definisi
1 pendahuluan, definisi
abdul samad
 
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).ppt
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).pptBab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).ppt
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).ppt
PasekKetut
 
PEMAPARAN AGROFORESTRY
PEMAPARAN AGROFORESTRYPEMAPARAN AGROFORESTRY
PEMAPARAN AGROFORESTRY
EDIS BLOG
 
1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry
rahmiatt
 
1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry
rahmiatt
 
pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)
Yudha D'pharaoh
 
Sistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduSistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduIeke Ayu
 
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...
International Tropical Peatlands Center
 
Sistem pertanian di indonesia wahid
Sistem pertanian di indonesia wahidSistem pertanian di indonesia wahid
Sistem pertanian di indonesia wahid
Di'Özil Sanjaya
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
Andrew Hutabarat
 
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
Sofyan Dwi Nugroho
 
AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3
PPGhybrid3
 
penanaman sorgum pada ber
penanaman sorgum pada berpenanaman sorgum pada ber
penanaman sorgum pada bermarhenharjono
 

Similar to Klasifikasi Sistem Agroforestry.pdf (20)

BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTIBENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
 
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
 
2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesia2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesia
 
Materi kuliah tp tanaman agb
Materi kuliah tp tanaman agbMateri kuliah tp tanaman agb
Materi kuliah tp tanaman agb
 
1 pendahuluan, definisi
1 pendahuluan, definisi1 pendahuluan, definisi
1 pendahuluan, definisi
 
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).ppt
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).pptBab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).ppt
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).ppt
 
Agroforestri
AgroforestriAgroforestri
Agroforestri
 
PEMAPARAN AGROFORESTRY
PEMAPARAN AGROFORESTRYPEMAPARAN AGROFORESTRY
PEMAPARAN AGROFORESTRY
 
1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry
 
1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry
 
Restorasi 021109
Restorasi 021109Restorasi 021109
Restorasi 021109
 
pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)
 
Sistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduSistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpadu
 
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...
 
Sistem pertanian di indonesia wahid
Sistem pertanian di indonesia wahidSistem pertanian di indonesia wahid
Sistem pertanian di indonesia wahid
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
 
AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3
 
penanaman sorgum pada ber
penanaman sorgum pada berpenanaman sorgum pada ber
penanaman sorgum pada ber
 

Klasifikasi Sistem Agroforestry.pdf

  • 2. 4 Sifat Sistem Agroforestry 1. Intentional (disengaja) – komponen utama dalam suatu system agroforestry (pohon, tanaman pangan, dan/atau ternak) secara ‘sengaja’ (intentional) didesain dan dikelola pada lahan yang sama untuk keuntungan dan jasa yang optimal dibandingkan komponen-komponen yang secara individu dikelola secara terpisah. 2. Intensive - Agroforestry practices are managed intensively for their productive and protective functions 3. Interactive – optimalisasi benefit dari interaksi biofisik antara komponen-komponen dalam system agroforestry untuk menghasilkan produk dan jasa yang beragam merupakan salah satu sifat kunci dari seluruh praktek agroforestry. 4. Integrated (Terpadu) – Komponen-komponen system agroforestry dikombinasikan secara struktur maupun fungsi menjadi suatu unit yang terpadu. Integrasi ini dapat berupa horizontal atau vertical serta diatas maupun dibawah tanah untuk tujuan pemanfaatan sumberdaya yang lebih baik.
  • 3. Pengantar • agroforestry (‘wanatani’ atau ‘agroforestri’) hanyalah sebuah istilah kolektif (collective term) dari berbagai bentuk pemanfaatan lahan terpadu (kehutanan, pertanian, dan/atau peternakan). Di lapangan bentuk-bentuk agroforestri tersebut dapat diklasifikasikan ataupun ditinjau dari berbagai pola kombinasi elemenelemen yang menyusunnya • Tujuan utama klasifikasi agroforestry adalah untuk memberikan kerangka kerja yang praktis bagi sintesis dan analisis informasi mengenai system yang ada saat ini dan bagi pengembangan system yang baru kedepan. Selain itu, suatu skema klasifikasi akan membantu transfer dan aplikasi serta peningkatan pengetahuan dari satu lokasi ke lokasi lainnya (Nair, et al. 2021) • Pengklasifikasian ini bukan dimaksudkan untuk menunjukkan kompleksitas agoroforestri dibandingkan budidaya tunggal (monoculture; baik di sektor kehutanan ataupun di sector pertanian). Akan tetapi pengklasifikasian ini justru akan sangat membantu dalam menganalisis setiap bentuk implementasi agroforestri yang dijumpai di lapangan secara lebih mendalam, guna mengoptimalkan fungsi dan manfaatnya bagi masyarakat atau para pemilik lahan
  • 4.
  • 5. Basis Struktural Basis Fungsional Basis Ekologis Basis Sosial Ekonomi Klasifikasi AGF Merujuk pada struktur komponen penyusun termasuk pengaturan spasial komponen pohon, stratifikasi vertical komponen dan pengaturan waktu (temporal) komponen yang berbeda Merujuk pada fungsi utama system terutama komponen pohon seperti windbreak, konservasi tanah, pohon pelindung serta pengaruh langsung seperti kayu untuk bangunan atau furniture, kayu bakar, pakan ternak, pupuk organic, buah atau kacang, dsb Merujuk pada kondisi lingkungan dan kesesuaian secara ekologis dari suatu system seperti system agroforestry untuk lahan kering (arid) dan semi- kering (semi-arid), tropical highland, lowland humid tropics, dll Merujuk pada tingkat pemberian input bagi manajemen system agroforestry (low/high input) atay skala intensitas manajemen dan tujuan komersial (subsiten, komersial, intermediate)
  • 6.
  • 7. Sistem penggemukan sapi di lahan kering memanfaatkan Lamtoro Taramba (Dr. Yakob Nulik, MSc.) Lamtoro Taramba: ▪Tahan kering ▪Tahan kutu loncat ▪Produksi biomasa tinggi ▪ Dapat ditanamn secara monokultur maupun tumpangsari/alley cropping ▪Meningkatkan bobot harian sapi potong
  • 8. Agrosylvopasture sebagai alternatif pengembangan lahan kering di Sumba Timur (IBW) (Ir. G. Marantha, MP) ▪ Pengembangan tanaman pakan Lamtoro Taramba dalam sistem alley cropping ▪ Pengembangan ternak kambing melalui pengelolaan pertanian dan ternak ▪ Teknologi pengolahan pakan melalui pembuatan silase Silo dan silase limbah pertanian ▪ Pembuatan pupuk organik dari rumput sensus (Chromolaen odorata) dan pukan
  • 9. Farmer-Managed Natural Regeneration (FMNR) – UTANG NA ANAMU / Hutan Anakmu Wahana Visi Indonesia, Sumba Timur Kegiatan ini telah berlangsung sejak tahun 2010 di Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur. Dimana pada lahan marjinal ditanami Jati Putih (Gmelina arborea), Johar (Cassia siamea), Mahoni (Switenia magropylla) dan Jati Lokal (Tectona grandis), serta tanaman pohon local bernilai tinggi yaitu Injuwatu dan Nimba ditanam pada baris-baris bersama tanaman kunyit (Curcuma longa), kacang, kacang hijau dan terung. Tanaman pangan dan sela dapat dipanen setiap waktu, sedangkan pohon disepakati (MoU) antara WVI dan masyarakat akan dipanen setelah 25 tahun (Tahun 2035)
  • 10.
  • 11. Timor Tengah Utara @ Norman Riwu Kaho
  • 12. Silahkan scan QR Code ini untuk mengisi absensi kuliah. Pak tunggu 5 menit dari sekarang 00:02:30