Doa Belajar
Doa memohon ilmu yang bermanfaat dan amal yang diterima serta rizki yang baik kepada Allah, serta berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak tunduk, dan doa yang tidak didengar.
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
KKI pra 003 2022 Pertemuan 09 SUMBER HUKUM ISLAM YANG DISEPAKATI.pptx
1. Doa Belajar
Ya Allah, sungguh aku memohon
pada-Mu ilmu yang bermanfaat, amal
yang diterima, rizki yang baik. Ya
Allah, sungguh aku berlindung pada-
Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat,
hati yang tidak tunduk, doa yang tidak
didengar dan amal yang tidak sampai.
2. Doa Belajar
Aku rela Allah sebagai
tuhanku, Islam sebagai
agamaku, Muhammad saw
sebagai nabi dan rasulku.
Tuhanku, tambahkan bagiku
ilmu dan limpahkanlah
bagiku kefahaman
4. Ghaib
Imanpada yang
Iman : Tuhan, Wahyu, Utusan
teks (nash) kredibel/asli apa
maknanya
Jadikan
muyul
dan suluk
Sempurnakan
dengan
berbagai
uslub
5. Ghaib
Imanpada yang
Iman : Tuhan, Wahyu, Utusan
teks (nash)
kredibel/asli
apa
maknanya
Aqidah &
Hukum Syara’
6. SUMBER HUKUM
Sumber hukum adalah segala
sesuatu yang menghasilkan atau
melahirkan hukum
SUMBER HUKUM
ISLAM
Sumber hukum adalah segala
sesuatu yang menghasilkan atau
melahirkan hukum ISLAM (Nash
yang mengandung wahyu)
7. AL QUR’AN
Kalam Allah SWT yang
diturunkan Malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad saw
secara lafzhiyah (lafadznya harus
dijaga) yang diriwayatkan secara
mutawatir
8. AL QUR’AN
Kalam Allah SWT yang
diturunkan Malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad saw
secara lafzhiyah (lafadznya harus
dijaga) yang diriwayatkan secara
mutawatir
Lafadz Al Qur’an diturunkan
secara mutawatir baik secara
hafalan maupun tulisan.
9. KEMUTAWATIRAN AL QUR’AN (HAFALAN DAN
TULISAN)
Hafalan
Di zaman Nabi saw sudah mutawatir dan semakin
mutawatir di jaman kita karena al Qur’an terus
dihafalkan
Kemutawatiran ini akan terputus hanya bila hafalan
Al Qur’an dihentikan / semua orang yang hafal
dibunuh
Inilah kekhawatiran Umar sehingga Al Qur’an
dikumpulkan tulisannya
Nabi saw 610 - 632 M
10. KEMUTAWATIRAN AL QUR’AN (HAFALAN DAN
TULISAN)
Tulisan
Nabi saw 610 - 632 M
Di zaman Nabi saw Al Qur’an sudah ditulis, namun
tidak dikumpulkan dalam 1 mushaf
Belum genap setahun tulisan dari Nabi saw
dikumpulkan dalam 1 mushaf
13 tahun kemudian tulisan itu dikopi di zaman Utsman
di buat mutawatir kopiannya
Jadi hakikatnya tulisan kopian Utsman tersebut
mutawatir dari tulisan yang ditulis jaman Nabi saw
Tulisan Al Qur’an semakin mutawatir karena
al Qur’an terus dikopi sampai sekarang
Kemutawatiran itu akan terhenti bila seluruh
tulisan al Quran dimusnahkan
11. AL QUR’AN SEKARANG SAMA
DENGAN AL QUR’AN DI ZAMAN
NABI (ASLI)
Sayyid M. Hussein Tabataba’i
Anak Iran 7 th hafal Qur’an. Dan
Jutaan orang hafalannya sama
Jutaan Kaset Murottal Isinya
sama
Mushaf Utsmani di Tashkent abad ke-
7
Milyaran Mushaf Isinya Sama
Bukti :
MUTAWATIR
TULISAN &
HAFALAN
13. Timeline Penyusunan Al Qur’an
0 3 6 9 12 15
Nabi Muhammad saw wafat
Definisi apa itu Al Qur’an dan Hadits sudah clear
Aqidah Islam sudah clear
Hafalan Al Qur’an sudah dihafal semua clear
ADA BANYAK ORANG YANG HAFAL SELURUH AL QUR’AN
Tulisan Al Qur’an sudah ditulis semua clear
HANYA BELUM DIKUMPULKAN DALAM 1 BUNDEL
18
Pengumpulan tulisan al Qur’an
dalam satu bundel
Pengopian tulisan Al
Qur’an standar, dan
pemusnahan tulisan yang
tidak standar
Al Qur’an tulisan & hafalan diriwayatkan tekstual secara mutawatir
NEGARA ISLAM BERDIRI, MENERAPKAN DAN
MENJAGA ISLAM SEJAK AWAL
14. AL HADITS
Nash yang menceritakan perkataan
Rasulullah saw, perbuatan
Rasulullah saw dan diamnya
Rasulullah saw atas suatu
peristiwa yang dalam pengetahuan
beliau.
15. AL HADITS
Nash yang menceritakan perkataan
Rasulullah saw, perbuatan
Rasulullah saw dan diamnya
Rasulullah saw atas suatu
peristiwa yang dalam pengetahuan
beliau.
Al Hadits merupakan wahyu dari Allah
SWT yang bersifat maknawi yang
berusaha dijelaskan Rasulullah saw
melalui perkataan beliau, perbuatan
dan pendiaman beliau atas suatu
peristiwa yang beliau tahu
18. Hadits Ahad :
Harus dilakukan penelitian yang dapat diterima akal
bahwa hadits tersebut diduga kuat berasal dari Nabi
saw.
19. SIFAT PERIWAYATAN HADITS AHAD
DINILAI DARI 3 HAL :
1. Periwayat (Rawi)-nya : adil dan dhabit
2. Sanadnya : tersambung
3. Matan/Isinya : tidak bertentangan dengan info
yang sudah pasti
Fakta tentang periwayatan itu diketahui dari :
1. Mengindera langsung
(aqli)
2. Mengindera bukti (aqli)
3. Informasi dari manusia
yang terpercaya/
mutawatir (naqli)
20. PENGECEKAN HADITS AHAD
Nabi saw 610 – 632 M
Shahabat max 700 M
Tabi’in max 770 M
Tabiut Tabi’in max 840 M
Hadits dihafal tidak ditulis, semua shahabat adil
Hadits mulai ditulis, pengecekan matan dilakukan
langsung, semua shahabat adil
Hampir mayoritas hadits ditulis, sifat tabi’in dicek
melalui saksi yang masih sejaman, sifat-sifat periwayat
ditulis berdasarkan saksi-saksi
Semua hadits sudah ditulis, sifat tabi’in dan tabiut tabiin
dicek melalui saksi yang masih sejaman, sifat-sifat
periwayat ditulis berdasarkan saksi-saksi
Periwayat terakhir max 930 M
Hadits-hadits sudah ditulis semua, dia dapat mengecek
sifat tabiin dan tabiut tabiin melalui saksi yang sejaman,
Setelah itu tidak ada penulisan hadits karena matan sudah ditulis oleh seluruh ulama
hadits tahun 610 – 930 M dan tidak ada pengecekan sifat-sifat periwayat karena sudah
tidak sejaman lagi
21. Hadits Ahad :
Kaum muslimin dari tahun 632 sampai 930 M
mengkodifikasi Hadits Ahad, mereka menyampaikan
hadits melalui periwayatan (dari anu ke anu), mereka
biasa kritis terhadap hadits. Menolak bila akal
menunjukkan berdasarkan bukti bahwa hadits bukan
dari Nabi saw.
22. Hadits Ahad :
Mereka kelompokkan berdasarkan kekuatan Hadits
dengan akal yang berdasar rawi, sanad dan matan
menjadi shahih, hasan (bisa diterima) dan dhoif (tidak
bisa diterima)
Sampai tidak satupun kalimat yang katanya hadits
Nabi saw melainkan mereka teliti
23. Hadits Ahad :
Sekitar tahun 930M maka hampir tidak ada lagi khabar
tentang hadits kecuali sudah dicek dan ditulis
Hadits itu ibarat puzzle tentang kehidupan Rasulullah
saw… semakin lama puzzle semakin tersebar dan
semakin sulit dicari dan dicek, maka upaya para
ulama hadits sangat luar biasa dalam mengumpulkan
puzzle tersebut dan mengeceknya dalam kurun waktu
300 tahun dengan metode akurasi yang sangat ilmiah
dan diterima akal
24. Timeline Penyusunan Al Hadits
0 50 100 150 200 250
Nabi
Muhammad
saw wafat
Hadits tidak
boleh ditulis
tapi dihafal
300
Akhir masa
shahabat
Akhir masa
tabi’in
Akhir masa
tabi’ut tabi’in
Akhir masa
Penulis
Hadits mutawatir, terus diriwayatkan & tidak perlu diuji orangnya
Hadits Ahad dicek sifat orangnya, baru setelah itu
ditulis. Setelah itu jadi tulisan, dan tulisan bisa
langsung diindera dan dicetak sama secara mutawatir
25. IJMA’ ASH SHAHABAT
Kesamaan sikap dan tindakan
(ijma’) yang ditunjukkan oleh para
shahabat Rasulullah saw atas
suatu peristiwa
Shahabat : orang yang hidup
bersama Nabi saw dan
menunjukkan makna persahabatan
26. IJMA’ ASH SHAHABAT
Ijma’ menunjukkan bahwa sesuatu
tadi berasal dari Rasulullah saw
Rasulullah saw
Ijma’ush Shahabat
27. QIYAS SYAR’I
Penyamaan hukum karena adanya
persamaan ‘illat syar’i (‘illat yang
didapat dari wahyu)
Illat tersebut terdapat pada Al
Qur’an, As Sunnah atau Ijma’
Shahabat
28. QIYAS SYAR’I
Qiyas memiliki 4 rukun, yang akan dijelaskan
sebagai berikut :
1. Ashl (pokok), yaitu suatu peristiwa yang
sudah ada nashnya yang dijadikan tempat
mengkiyaskan .
2. Furu’ (cabang), suatu peristiwa yang yang
tidak ada nashnya.
3. Hukum Ashl , yaitu hukum syara’ yang
ditetapkan oleh suatu nash.
4. Illat , yaitu suatu sifat yang terdapat pada
hukum asal, dengan adanya sifat itulah, ashl
mempunyai suatu hukum yang hukum dari
furu’ dipersamakan dengannya.
29. QIYAS SYAR’I
Hukum Pokok (al
Ashlu) di dalam Al
Qur’an, As Sunnah
atau Ijma’ Shahabat
‘illat
Perkara Furu’
‘lllat
Hukum Ashlu
Hukum Furu’
tdk ada
Hukum Furu
disamakan
30. Sababul Hukmi : Sebab yang
menunjukkan saat
pelaksanaan suatu hukum
Hikmah Syar’i: Penjelasan Allah
tentang sesuatu yang
didapatkan atas pelasanaan
hukum syara’
Syarat : sesuatu yang harus
dipenuhi/dilakukan dari
sebelum pelaksanaan suatu
hukum
31. IIlat syar’i: penjelasan Allah
tentang sebab-sebab yang
memunculkan hukum syara’
Illat tidak terdapat pada hukum
sesuatu yang tidak berkembang
(aqidah, ibadah, benda, akhlak)
dan memungkinkan ada pada
hal yang berkembang
(muamalat dan uqubat )
34. ’illatnya ada di kalimat itu, huruf
íllatnya jelas secara manthuq ditandai
dengan adanya اجل من
,
بان
, , لكى
Contoh :
الثالث دون اثنان يتناج فال ثالثة كنتم إن
أجل من
ّأن
يحزنه ذلك
Apabila tiga orang di antara kalian sedang berkumpul
maka janganlah dua orang berbisik tanpa yang ketiga,
karena hal itu akan membuatnya sedih(HR. Ahmad)
Jadi : segala sesuatu (tidak hanya berbisik) yang akan
membuat sedih tidak boleh dilakukan
35. ’illatnya ada di kalimat itu, namun
tidak memakai huruf íllat secara
manthuq, melainkan ditunjukkan oleh
kata lain yang ada di kalimat itu, yang
mafhumnya adalah huruf ‘illat
َو ٍة َّوُق ْنِم ْمُتْعَطَتْسا اَم ْمُهَل واُّدِعَأ َو
َونُبِه ْرُت ِلْيَخْال ِاطَب ِ
ر ْنِم
ِهِب
ْمُك َُّودَع َو ِ َّ
اَّلل َُّودَع
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi
dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu)
kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu
(QS. Al Anfal : 60)
Jadi : apa saja (tidak hanya kuda yang ditambat) yang akan menggentarkan musuh
Allah dan musuh kaum muslimin harus dilakukan
36. huruf íllatnya tidak nampak, ‘illatnya juga tidak nampak pada
nash (teks) namun ‘íllatnya bisa didapat dengan cara menggali
dan membandingkan dengan nash-nash yang lain.
Contoh :
ثالثة في شركاء المسلمون
:
ارّنوال والكأل الماء
Kaum muslimin itu berserikat (memiliki bersama) tiga hal : air, padang rumput dan api
(HR.Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad)
Hadits tadi sepertinya tidak ber-‘illat. Bila tidak ber-‘illat maka secara mutlak tidak boleh
memiliki air (sumber air), padang rumput dan api apapun sebabnya.
Namun dalam hadits-hadits shohih lain didapati bahwa Rasulullah saw membolehkan
memiliki air sebagai milik pribadi seperti di daerah Thaif dan Khaibar.
Dengan membandingkan dan menggali dua hadits tadi ditarik suatu kesimpulan sifat dari
air yang dilarang adalah air yang dibutuhkan oleh masyarakat, yang tanpa air itu
kebutuhan masyarakat akan terbengkalai.
Jadi : apa saja (tidak hanya air) yang besifat dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat
akan menjadi hak milik umum.
37. ’illat yang didapat dengan menqiyaskan ‘illat
yang sudah ada.
Contoh :
مثله عليه و له فهو شيئا رّسك من
Siapa saja yang memecahkan benda maka benda itu miliknya dan wajib
mengganti dengan benda yang sama (HR.Ibnu Majah, Daruquthni, Abu
Ya’la)
Pertama : Seseorang akan memiliki suatu benda dan wajib mengganti
yang serupa itu karena memecahkan benda. Illat ini didapat dari ‘illat
dilalah
Ke Dua : Dari ‘illat yang sudah ada ini kemudian dikembangkan lagi
dengan meng-qiyaskan apa saja yang sama dengan memecahkan
benda. Maka didapat ‘illat-‘illat qiyas seperti merubah bentuk benda,
menghilangkan benda, melunturkan benda dan lain-lain.
Jadi : Seseorang akan memiliki suatu benda dan wajib mengganti yang
serupa itu bukan hanya karena memecahkan benda tapi ternasuk
karena merubah bentuk benda, menghilangkan benda, melunturkan
benda, dsb.