Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang kasus seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dengan keluhan pembengkakan wajah dan perut selama 3 minggu.
2) Diberikan pertanyaan-pertanyaan terkait anatomi, fisiologi, histologi, mekanisme edema, diagnosis diferensial, dan penatalaksanaan kasus tersebut.
3) Diberikan penjelasan singkat mengenai GNAPS, Kwashiorkor,
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan hiperglikemia. Terdapat dua jenis utama diabetes yaitu tipe I yang disebabkan kekurangan produksi insulin dan tipe II yang disebabkan resistensi terhadap insulin. Komplikasi diabetes meliputi komplikasi akut seperti ketoasidosis dan hipoglikemia serta komplikasi kronis seperti neuropati, nefropati, dan atherosklerosis.
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang mengatur berbagai fungsi tubuh melalui pelepasan hormon. Kelenjar-kelenjar tersebut antara lain hipofisis, tiroid, paratiroid, pankreas, ginjal, dan adrenal. Gangguan sistem endokrin dapat terjadi akibat kekurangan atau kelebihan hormon yang dapat memengaruhi berbagai proses fisiologis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang kasus seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dengan keluhan pembengkakan wajah dan perut selama 3 minggu.
2) Diberikan pertanyaan-pertanyaan terkait anatomi, fisiologi, histologi, mekanisme edema, diagnosis diferensial, dan penatalaksanaan kasus tersebut.
3) Diberikan penjelasan singkat mengenai GNAPS, Kwashiorkor,
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan hiperglikemia. Terdapat dua jenis utama diabetes yaitu tipe I yang disebabkan kekurangan produksi insulin dan tipe II yang disebabkan resistensi terhadap insulin. Komplikasi diabetes meliputi komplikasi akut seperti ketoasidosis dan hipoglikemia serta komplikasi kronis seperti neuropati, nefropati, dan atherosklerosis.
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang mengatur berbagai fungsi tubuh melalui pelepasan hormon. Kelenjar-kelenjar tersebut antara lain hipofisis, tiroid, paratiroid, pankreas, ginjal, dan adrenal. Gangguan sistem endokrin dapat terjadi akibat kekurangan atau kelebihan hormon yang dapat memengaruhi berbagai proses fisiologis.
Teks tersebut membahas tentang kasus seorang wanita berusia 63 tahun yang datang ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran dan riwayat diabetes melitus. Teks tersebut juga menjelaskan tentang penatalaksanaan pasien diabetes melitus meliputi edukasi, terapi nutrisi, latihan fisik, dan terapi farmakologis."
Dokumen tersebut membahas gangguan sistem endokrin pada lanjut usia, khususnya diabetes melitus. Sistem endokrin mengalami penurunan produksi hormon seiring bertambahnya usia, termasuk insulin oleh pankreas. Diabetes melitus pada lanjut usia ditandai dengan resistensi insulin dan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak akibat kekurangan insulin. Penatalaksanaannya meliputi diet, aktivitas fisik, obat, serta pendidikan untuk men
Dokumen tersebut membahas tentang kortikosteroid, hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal dan memiliki dua jenis utama yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid. Dokumen ini juga menjelaskan mekanisme kerja, indikasi, sediaan obat, dan efek samping dari penggunaan kortikosteroid.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus (DM) yang merupakan gangguan metabolisme yang disebabkan oleh defisiensi sekresi insulin atau efektivitas insulin. DM tipe 2 dapat disebabkan oleh obesitas yang mengurangi efektivitas reseptor insulin. Dokumen ini juga membahas konsep penyakit DM, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, diagnosis, dan konsep askep pada pasien DM.
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan kulit akibat gangguan nutrisi. Secara ringkas, dibahas tentang temuan klinis dan patofisiologi dari malnutrisi protein-energi seperti marasmus dan kwarshiorkor, defisiensi asam lemak esensial, serta defisiensi dan toksisitas vitamin A yang dapat menyebabkan berbagai kelainan pada kulit.
Dokumen tersebut membahas tentang kekurangan gizi protein dan kalori (KEP) pada anak, termasuk penyebab, gejala klinis, dan patofisiologi berbagai bentuk KEP seperti marasmus, kwashiorkor, dan marasmik kwashiorkor. Dokumen ini juga membahas metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta penjelasan medis mengenai berbagai gejala yang muncul pada pasien KEP.
Komplikasi diabetes meliputi komplikasi akut seperti ketoasidosis diabetikum dan hiperosmolar hiperglikemik non-ketotik serta komplikasi kronis seperti retinopati, nefropati, penyakit jantung koroner, penyakit arteri perifer, dan neuropati diabetik yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah akibat hiperglikemia berkepanjangan.
Laporan ini membahas gangren pada pasien diabetes melitus. DM dapat menyebabkan komplikasi seperti gangguan pembuluh darah dan saraf yang dapat menimbulkan gangren, terutama pada ekstremitas bawah. Gangren diabetik ditandai dengan nekrosis jaringan akibat penurunan aliran darah dan sering terinfeksi bakteri. Komplikasi gangren dapat berupa osteomielitis, sepsis, amputasi anggota tubuh.
Penyimpang genetik, endokrin, musiman, trauma, dan psikologis dapat menyebabkan peningkatan produksi hormon androgen dan sel kelenjar sebasea sehingga mengakibatkan timbulnya jerawat vulgaris. Kondisi ini dapat menurunkan harga diri dan citra tubuh pasien.
Teks tersebut membahas tentang kasus seorang wanita berusia 63 tahun yang datang ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran dan riwayat diabetes melitus. Teks tersebut juga menjelaskan tentang penatalaksanaan pasien diabetes melitus meliputi edukasi, terapi nutrisi, latihan fisik, dan terapi farmakologis."
Dokumen tersebut membahas gangguan sistem endokrin pada lanjut usia, khususnya diabetes melitus. Sistem endokrin mengalami penurunan produksi hormon seiring bertambahnya usia, termasuk insulin oleh pankreas. Diabetes melitus pada lanjut usia ditandai dengan resistensi insulin dan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak akibat kekurangan insulin. Penatalaksanaannya meliputi diet, aktivitas fisik, obat, serta pendidikan untuk men
Dokumen tersebut membahas tentang kortikosteroid, hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal dan memiliki dua jenis utama yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid. Dokumen ini juga menjelaskan mekanisme kerja, indikasi, sediaan obat, dan efek samping dari penggunaan kortikosteroid.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus (DM) yang merupakan gangguan metabolisme yang disebabkan oleh defisiensi sekresi insulin atau efektivitas insulin. DM tipe 2 dapat disebabkan oleh obesitas yang mengurangi efektivitas reseptor insulin. Dokumen ini juga membahas konsep penyakit DM, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, diagnosis, dan konsep askep pada pasien DM.
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan kulit akibat gangguan nutrisi. Secara ringkas, dibahas tentang temuan klinis dan patofisiologi dari malnutrisi protein-energi seperti marasmus dan kwarshiorkor, defisiensi asam lemak esensial, serta defisiensi dan toksisitas vitamin A yang dapat menyebabkan berbagai kelainan pada kulit.
Dokumen tersebut membahas tentang kekurangan gizi protein dan kalori (KEP) pada anak, termasuk penyebab, gejala klinis, dan patofisiologi berbagai bentuk KEP seperti marasmus, kwashiorkor, dan marasmik kwashiorkor. Dokumen ini juga membahas metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta penjelasan medis mengenai berbagai gejala yang muncul pada pasien KEP.
Komplikasi diabetes meliputi komplikasi akut seperti ketoasidosis diabetikum dan hiperosmolar hiperglikemik non-ketotik serta komplikasi kronis seperti retinopati, nefropati, penyakit jantung koroner, penyakit arteri perifer, dan neuropati diabetik yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah akibat hiperglikemia berkepanjangan.
Laporan ini membahas gangren pada pasien diabetes melitus. DM dapat menyebabkan komplikasi seperti gangguan pembuluh darah dan saraf yang dapat menimbulkan gangren, terutama pada ekstremitas bawah. Gangren diabetik ditandai dengan nekrosis jaringan akibat penurunan aliran darah dan sering terinfeksi bakteri. Komplikasi gangren dapat berupa osteomielitis, sepsis, amputasi anggota tubuh.
Penyimpang genetik, endokrin, musiman, trauma, dan psikologis dapat menyebabkan peningkatan produksi hormon androgen dan sel kelenjar sebasea sehingga mengakibatkan timbulnya jerawat vulgaris. Kondisi ini dapat menurunkan harga diri dan citra tubuh pasien.
1. Nasrun Pakaya ,S.Kep, Ners FK Unhas ‘02
Kurang terpajan informasi/kurang
pembelajaran
Salah interpretasi informasi
Tidak mengenal sumber informasi
Kurang pengetahuan
Komplikasi DM
Mikro/MakroAngiopati
Penebalan kapiler Penyumbatan pembuluih darah
& arteriola
Mycroaneurisme Kram pada ektremitas dan
resiko ganggren
Jaringan parut Amputasi
Kebutaan
Resiko Cedera
Retensi dan gangguan sekresi insulin
Tidak ada ikatan antara insulin dgn reseptor
pada permukaan sel
Tidak ada rangkaian reaksi dlm metabolisme
glukosa di dlm sel
Tidak ada stimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan
HIPERGLIKEMIA (DM Tipe II)
Sindrom Hiperglikemik Hiper Osmoler Non
ketotik
Diuresis osmotik
Asupan cairan tidak adekuat
Cairan kurang dari
kebutuhan tubuh
Polidipsi.poliphagi dan poliuri
DM Tipe II
Problem media primer berup[a gang.
Keseimbangan pemberian insulin, makan
dibatasi dan aktivitas tidak terkontrol
Peningkatan kadar hormon stress
Epineprin, kortisol & hormon pertumbuhan
meningkat
Penurunan energi metabolik
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Gangguan metabolisme protein dan lemak
Cadangan lemak & protein tubuh digunakan
Pembentukan ATP↓
Penurunan BB/keheksia