Sistem bahasa Arab didasarkan pada konsep gender yang membedakan antara maskulin dan feminin. Kurikulum bahasa Arab di Indonesia cenderung memarginalkan peran perempuan. Tawaran untuk membentuk kurikulum berbasis gender meliputi: (1) isi yang tidak mendikotomikan gender, (2) peninjauan buku teks sensitif gender, (3) strategi pembelajaran yang memperhatikan gender, dan (4) pendekatan Islam terhadap konsep gender.
Tipe eufimisme dalam cerita rakyat MinangkabauRusdi Noor Rosa
In every culture, there are certain things that are not supposed to be speakable or mentioned directly. A number of words are labeled as frivolous, vulgar, or at least inconsiderate. But in communication, for better maintaining social relationship and exchanging ideas, people have to resort to a kind of language which is known as euphemism. This study is aimed at finding out types of euphemism used in the stories of Minangkabau folklore. This folklore is written in Indonesian language, but the idea of the stories reflects the social life of Minangkabau society. The data were taken from 19 stories of Minangkabau folklore written by Navis, A. A. The result of this study shows that conscious, positive euphemism is the type of euphemism mostly used in the stories. The result of this study also shows that euphemism is strongly influenced by culture. A particular expression needs to be euphemized in one culture may be a common expression in other cultures which, therefore, does not need to be euphemized.
Tipe eufimisme dalam cerita rakyat MinangkabauRusdi Noor Rosa
In every culture, there are certain things that are not supposed to be speakable or mentioned directly. A number of words are labeled as frivolous, vulgar, or at least inconsiderate. But in communication, for better maintaining social relationship and exchanging ideas, people have to resort to a kind of language which is known as euphemism. This study is aimed at finding out types of euphemism used in the stories of Minangkabau folklore. This folklore is written in Indonesian language, but the idea of the stories reflects the social life of Minangkabau society. The data were taken from 19 stories of Minangkabau folklore written by Navis, A. A. The result of this study shows that conscious, positive euphemism is the type of euphemism mostly used in the stories. The result of this study also shows that euphemism is strongly influenced by culture. A particular expression needs to be euphemized in one culture may be a common expression in other cultures which, therefore, does not need to be euphemized.
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
INTEGRASI KONSEP GENDER DALAM PENGAJARAN BAHASA ARAB UNTUK.pptx
1. INTEGRASI KONSEPGENDER DALAM PENGAJARAN
BAHASAARAB UNTUK SISWAMUSLIM DI INDONESIA
BYLAILATULZUHRIYAH
INSTITUTAGAMAISLAM TRIBAKTI (IAIT)
KEDIRI
1
2. a. Gender merupakan suatu konsep yang mengarah pada upaya untuk melihat realitas
yang melekat pada sisi maskulinitas seorang laki-laki serta sisi feminitas seorang
perempuan. Tidak bisa dipungkiri bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan dengan
identitas masing-masing yang pada gilirannya berimplikasi pada fungsi-fungsi
sosialnya.
b. Gender dalam bahasa Arab penanda jenis feminisme dan maskulin yang telah
ditetapkan baik kata benda, verba dalam item terkait dengan terhubung sebuah
kalimat.
c. Problematikanya gender ini merambah pada pendidikan, ex: kurikulum bahasa Arab,
bias gender dapat dengan mudah ditemukan isi kurikulum yang tertuang pada buku
pelajaran di berbagai item terutama gender gramatikal.
Pendahuluan
3. a. Gender Gramatikal
Dalam bahasa Arab terdapat aturan fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik.
b. Gender Gramatikal Arabic
Sistem tata bahasa Arab dalam relasi gender yakni digerakkan konsep (mudzakkar dan muannas)
dengan memiliki aturan; pertama, Isim (nomina) mengenal status male dan female sehingga tidak
ada unsur netral; kedua, Konsep laki-laki dan perempuan diterapkan dalam kata benda baik
memliki alat kelamin manusia sehingga disebut mudzakkar haqiqi, muannast haqiqi, mudzakkar
majazi , dan muannast majazi. Ketiga, status maskulin dan feminin pada kalimat bahasa Arab akan
menentukan struktur jenis mudzakkar dan muannast berbentuk kata kerja ()فعل fa’ala - fa’alat;
huwa, hiya, kategori ()ظمائر, hadza, hadzihi, kategori ()إشارة, isim maushul dst.
Pembahasan
4. Sistem bahasa Arab digerakkan oleh laki-laki maupun perempuan dengan ini
merefleksikan pandangan dunia pada masyarakan Arab adalah jenis kelamin. Namun,
jenis kata kelamin tidak terbatas pada alat kelamin secara biologis, akan tetapi
penyebutannya ini dinamakan kelamin sosial (gender).
Kondisi Kurikukum Bahasa Arab di Indonesia
banyak buku pendidikan dari segela materi pembelajaran khususnya bahasa Arab dimana
isinya cenderung dalam kedudukan perempuan domestic (domestic role), sementara laki-
laki menempati posisi publik (productive roles).
إسمي
،فاروق
أنا
طالب
في
هذه
المدرسة
.
وهذا
أخي
اسمه
صالح
.
هو
طالب
.
وهذه
صديقتي
.
اسمها
،فطرية
هي
طالبة
.
تلك
،مدرستي
اسمها
األستاذة
نفسية
.
هي
مدرسة
اللغة
العربية
.
وذالك
األستاذ
منصور
.
هو
ناظر
المدرسة
.
أنظ
ر
ذالك
السيد
عمر
.
هو
أمين
المكتبة
في
هذه
المدرسة
.
وتلك
السيدة
،حفصة
هي
موظف
في
المكتبة
.
وهذا
بائع
.
اسمه
ال
سيد
خالص
.
وهذه
،بائعة
اسمها
السيدة
فاطمة
.
وذالك
،سائق
السائق
اسمه
السيد
حفيذ
.
انظر
أيظا
.
ذالك
،بواب
اسمه
ا
لسيد
،مسعود
هو
من
سورابايا
.
وتلك
،خادمة
اسمها
،نبيلة
هي
من
باندونج
.
Pembahasan
5. Peran laki-laki menempati posisi sentral diatas/publik sementara perempuan menempati
posisi dibawah sehingga jelas pola kepemimpinan dalam teks tersebut memarginalisasikan
budaya perempuan patriarki.
Tawaran Kurikulum Gender Dalam Pengajaran Bahasa Arab
1. Isi kurikulum nasional tidak boleh melaggengkan dikotomi antara male dan female
2. Sekolah meninjau dan meningkatkan penyediaan buku teks sensitife gender pada semua
tingkat pendidikan
3. Guru merumuskan strategi pembelajaran yang mengatur penempatan siswa laki-laki dan
perempuan
4. Pola pemahaman gender dalam Islam mampu mengakomodir konsep gender tradisional
yang mengakar kuat di benak pendidik dan peserta didik.
Pembahasan
6. 4 level penawaran untuk membentuk kurikulum kerangka berbasis isi materi bersifat gender;
a. Contributions Approach. Pendekatan ini memakai sistem kebijakan pada lembaga pendidikan
kurikulum.
b. Additive Approach. Pendekatan ini melakukan modifikasi dengan perspektif ilmu-ilmu lain yang
dikontribusikan pada kurikulum tanpa merubah struktur kurikulum yang ada.
c. Transformation Approach. Pendekatan ini berawal dari tujuan, struktur, dan perpektif dalam
kurikulum melakukan perombakan dan mengganti dengan tujuan seperti halnya kurikulum
berperspektif gender.
d. Social Action Approach. Pendekatan ini mengarahkan pada siswa diminta melahirkan keputusan
dan tindakan yang sensitive gender dalam aktifitas kehidupannya.
Pembahasan
7. Penilitian literatur kepustakaan dengan pendekatan kualitatif. mengakuratkan data dengan metode
simak yakni mengumpulkan data dengan cara simak secara detail, cermat dari data tertulis. Terdapat
2 sumber yakni sumber primer dan sekunder bahasa tulis, menyimak data tulisan dari berbagai
sumber data berkaitan gender dan bahasa Arab.
Metode Agih untuk merekontruski kalimat/jumlah bahasa Arab dengan persesuain gender sesuai
kode semantik guna memahami unsur makna serta menyimpulkan temuan sesuai data guna
mengambil kesimpulan.
Metode
8. a. Dalam pemahaman konsep gender sebenarnya membangun korelasi antara maskulin dan
feminine dalam kehidupan publik sosial. Untuk itu, pendidikan sebagai salah satu upaya untuk
menerapkan konsep gender dengan mencakup prinsip-prinsip kesetaraan gender dalam
kurikulum menyesuaikan materi bahasa Arab yang kental sekali dengan gramatikal gender yakni
penggunaan mudzakkar dan muannast dalam segi nomina/isim, kata verba/fi’il, kata
sifat/mausuf bahkan dalam kontruksi pembentukan rangkain jumlah kalimat, paragraf baik lisan
maupun tulisan, sementara kajian ilmu bahasa Arab tidak mengenal struktur netral.
b. Dibutuhkan sebuah inovasi rancangan Pendidikan Nasional yang setara dalam merumuskan
dengan mengintegrasikan konsep gender tahap kurikulum disetiap mata pelajaran untuk
membentuk kurikulum perspektif gender yang melibatkan para tenaga pengajar sehingga
membuahkan bahan ajar berbasis integrasi gender yang equty dan equality supaya tidak ada
ketimpangan dalam pemerolehan bahasa asing bagi siswa dengan mengabaikan struktur bahasa
dalam tataran mufrodat, jumlah,mushowwir, tadribat, dan qiro’ah di buku bahasa Arab.
Penutup