1. Indonesia yang (sungguh) Berdagang
Sebuah Pemantik Diskusi - Perspektif Seorang
Pedagang
Andreas Ambar Purwanto
2. Sedari Anak-anak
• Jangan tolol!
Hidup tidak akan pernah lebih nyaman dari waktu ke waktu.
• Jangan cengeng!
Hidup memang sulit, siapapun bisa mengeluh, tapi keluhan
tak pernah menghasilkan apapun.
• Jangan ajari anakmu cari menghabiskan duit!
3. Berdagang di hari ini
• Banyak yang cuma bisa bikin, tapi nggak bisa jual, cuma diam
tunggu pembeli
• Pilih bikin/jalankan apa yang dianggap gampang
• Takut gagal, takut salah, takut rugi, tapi malas berpanjang
pikir, ogah berencana rumit
• Menganggap modal besar sebagai penentu sukses bisnis
4. Berdagang di hari ini
• Pedagang dianggap sebagai warga kelas dua
• Penjaja (sales) dianggap penipu, pekerja
rendahan, pekerjaan buangan
7. Lantas?
• Berhenti berharap uluran tangan pemerintah, mulailah menggalang
solidaritas, berserikatlah, bangun kekuatan bersama
• Rendah hati untuk mau kembali belajar & memperbaiki diri, berani
berubah demi kebaikan
• Cari, dekati, hampiri, ajak pelanggan/pasarmu berbincang, dengarkan
mereka, siapkan & tawarkan hal-hal baru bagi mereka setiap saat.
8. Merencanakan Hidup
• Usia 20 – 30 tahun → belajarnya A-Z ikhwal berbisnis pada “guru” yang tepat.
• Usia 30 – 40 tahun → banyak-banyaklah bergaul, berkenalanlah dengan
semua orang, bangun jaringan bisnismu.
• Usia 40 – 50 tahun → beranikan dirimu memulai bisnis baru, gunakan ilmu
bisnismu, ajak kerjasama, jajakan daganganmu ke semua jaringanmu.
• Usia 50 – 60 tahun → berinvestasilah pada generasi baru, ajak, didik &
bimbing anak-anak muda untuk belajar berbisnis, siapkan mereka jadi
penerusmu.
• Usia 60 tahun → nikmatilah sisa hidupmu, perbanyak amal-ibadah jelang ajal.