anak itu. Dulu ketika ia memiliki sang pujaan hati, hari-harinya hanya dihiasi oleh senyum dan tawa yang selalu menemani langkah kakinya. Tak pernah terdengar satu ucapan sedih dari tutur katanya, tak pernah terlihat merah warna matanya, tak pernah tampak lelah dan letih gerak-geriknya. Yang ada hanyalah sebuah senyum bahagia yang tak pernah redam hingga waktu terus berganti mewarnai hari.
Kini setelah ia ditinggalkan oleh pujaan hatinya, hanya diam yang terlihat dari setiap gerakannya. Tak ada lagi senyum, tak ada lagi tawa, dan tak ada lagi warna ceria yang menghiasi harinya. Setiap hari ia hanya duduk di sebuah ayunan di dekat pohon tempat ia sering bercengkrama bersama kekasihnya. Sepertinya dunia telah tak menyediakan dia tempat untuk dapat menemukan pengganti dari mantan kekasihnya. Dengan raut wajah yang murung dan tak bersemangat ia selalu menyendiri dari keramaian yang ada di lingkungannya.
Suatu hari ibunya pun menegurnya,
Ibu : hai anakku, ada masalah apa yang engkau hadapi hingga kau menjadi seperti ini?
Anak : tidak ada apa-apa bu (dengan raut
anak itu. Dulu ketika ia memiliki sang pujaan hati, hari-harinya hanya dihiasi oleh senyum dan tawa yang selalu menemani langkah kakinya. Tak pernah terdengar satu ucapan sedih dari tutur katanya, tak pernah terlihat merah warna matanya, tak pernah tampak lelah dan letih gerak-geriknya. Yang ada hanyalah sebuah senyum bahagia yang tak pernah redam hingga waktu terus berganti mewarnai hari.
Kini setelah ia ditinggalkan oleh pujaan hatinya, hanya diam yang terlihat dari setiap gerakannya. Tak ada lagi senyum, tak ada lagi tawa, dan tak ada lagi warna ceria yang menghiasi harinya. Setiap hari ia hanya duduk di sebuah ayunan di dekat pohon tempat ia sering bercengkrama bersama kekasihnya. Sepertinya dunia telah tak menyediakan dia tempat untuk dapat menemukan pengganti dari mantan kekasihnya. Dengan raut wajah yang murung dan tak bersemangat ia selalu menyendiri dari keramaian yang ada di lingkungannya.
Suatu hari ibunya pun menegurnya,
Ibu : hai anakku, ada masalah apa yang engkau hadapi hingga kau menjadi seperti ini?
Anak : tidak ada apa-apa bu (dengan raut
2. Ibunda tercinta
Sudah lamaku menjalani hidup ini.
Tanpa seseorang yang bisa menemani.
Rasa takut, benci suka dan canda tawa.
Selalu mengiringi langkah-langkah yang tidak terduga.
Dan tersenyum di sekian hari dalam waktu.
Hanya untuk berdiri dan memeluk dirimu.
3. Ibunda tercinta
Betapa manisnya wajahmu, walaupun diriku hanya melihat mu
dari mimpi.
Betapa solehnya dirimu, walaupun diiku melihat dengan hati.
Rautan wajahmu, selalu membekas di pikiran ingatanku.
Tak akan pernah ku lupakan senyuman darimu.
4. Ibunda tercinta
Diriku hanya untuk dirimu, yang selalu tertuju.
Dari tetesan air mata yang selalu menemani.
Sudah berapa menit berlalu tanpa dirimu.
Sudah berapa jam tetpakai hanya untuk memikirkanmu.
Hari-hari sudah berlalu dan umurku semakin tak berdaya.
5. Ibunda tercinta
Aku takut di saat diriku mendapatkan masalah.
Karna diriku tidak bisa melewatinya dengan sendirian.
Aku butuh pertolongan darimu IBU. Aku butuh saranmu.
Melewati masalah secara bersama-sama dengan senyuman
manja.
6. Ibunda tercinta
Kembalilah pada diriku, aku sangat membutuhkanmu.
Kembalilah pada pelukanku, aku sangat mencintaimu.
Hadirlah kembali. Walaupun hanya di dalam mimpi.
Aku akan selalu mendoakanmu,
Ibunda Tercinta I LOVE U :*