Dokumen tersebut membahas tentang cincin kuku dan sol yang jatuh pada kuda. Cincin kuku merupakan tanda pertumbuhan kuku yang tidak merata yang disebabkan oleh stres gizi, penyakit, atau stres lainnya. Pada kuda yang mengalami laminitis kronis, karakteristiknya adalah kecekungan dinding kuku dorsal, konvergensi cincin pertumbuhan dorsal, sol yang jatuh, garis putih yang melebar, dan depresi pada

1. Hoof Rings
dan
Dropped Sole

2. DROPPED
SOLE

3. • Kuda yang mengalami
laminitis kronis,
karakteristik kecekungan
dinding kuku dorsal,
konvergensi cincin
pertumbuhan dorsal
(cincin laminitis), droppes
sole, white line yang
melebar, dan depresi
coronary band mungkin
cukup untuk membuat
diagnosis.

4. • Dinding kuku, seperti
tumbuh, tidak tumbuh
lurus ke bawah, namun
mengembang keluar di
permukaan tanah atau
lebih tinggi dinding
kuku.

5. Dan kebiasan dalam memotong kuku tidak
pada permukaan tanah tetapi naik ke atas
kembali ke flare sampai kaki tampak kerucut
dengan berjalan hal ini dimaksudkan untuk
melihat. Akibatnya tidak ada yang akan
menyentuh tanah begitu juga dengan dinding
kuku, yang akan membuat kelumpuhan pada
kuda, karena sirkumfleks arteri distal phalanx
(coffin bone ) sudah rusak setiap kali kaki
menyentuh tanah atau tetap di tanah.

6. PENANGANAN
Penggunaan
Ladam Khusus

7. Langkah pertama
• Menentukan bahan yang diperlukan untuk.
Dan untuk kasus ini dipilih 3/8 " batang
persegi untuk perimeter sesuai dengan lubang
paku dan tidak lebih menggantung perimeter
sepatu ini 3/8." Juga jumlah yang diperlukan
untuk memberikan cukup mengangkat ke
dinding kuku, sehingga sebagai satunya tidak
akan membuat kontak dengan sepatu.

8. Langkah kedua
• Membuat jig untuk
menekuk batang 3/8
dengan bentuk yang tepat.
Jadi saya memilih dua
sepatu, satu adalah ukuran
yang sama dengan sepatu
saya untuk menyesuaikan
batang sebagai panduan
horizontal atau tidur. Sepatu
berikutnya yang cocok di
atas adalah ukuran untuk
cocok dalam lubang paku.

9. Langkah ketiga
• Pada bagian tumit dilas,
dan kemudian las juga
penjepit ke sepatu dasar,
dalam rangka
memfasilitasi catok
pemasangan jig
tersebut. Di sebelah
kanan saya dilas satu
punggawa materi. Ini
adalah di mana "3/8
batang bahan yang dibeli
secara mekanis untuk
memulai tikungan.

10. Langkah keempat
• Akhir pendek batang
dimasukkan ke jig dan
batang lurus ditarik ke
kurva sekitar jig ke
tumit lainnya.

11. Langkah kelima
• Melepaskan 3/8
dibentuk "batang dari
jig dan ditempatkan ke
sepatu yang akan
digunakan. Anda dapat
melihat bahwa bagian
dalam batang yang
terbentuk di sekeliling
kuku namun batas-
batas dari batang dan
pertandingan sepatu.

12. Langkah keenam
• Langkah selanjutnya
adalah untuk
menggiling bevel pada
sudut luar perlekatan,
di mana untuk
meletakkan manik las.

13. Langkah ketujuh
• Pengelasan Tack sepatu
dan batang bersama-
sama mulai dari kaki
dan bekerja di sekitar
tumit ke masing-masing
memungkinkan Anda
untuk mendapatkan
batang dan sepatu
menjadi perimeter yang
sama.

14. • Dengan produk jadi di
samping sepatu,
• kita dapat melihat
bahwa 'Drop Sepatu
Sole' adalah sedikit
lebih tebal, dan sekitar
55% lebih berat.

15. HOOF RINGS

16. • After the acute episode of laminitis and the
consequent shift in the position of the distal
phalanx within the hoof capsule, the horse is
left with a legacy of deformed hoof growth.
Dorsal hoof wall growth is retarded, while
growth at the heels proceeds at the normal
rate.

17. • In the normal hoof, minor fluctuations in
growth rate produce in the wall a series of
concentric rings, parallel to the coronet,
clearly visible on the surface of the hoof. In a
hoof affected by chronic laminitis the growth
rings are no longer parallel; they converge at
the toe where the growth rate is least

18. Gambaran Klinis
• - Variasi dalam produksi dinding keratin
• - Etiologi: perubahan pola makan, laminitis,
coronitis, penyakit sistemik
• - Tanda: serangkaian cincin dari pertumbuhan
keratin yang berlebihan atau pengurangan
sekitar dinding, yang paling menonjol yang
disebabkan laminitis

19. Pengobatan
• - Memperbaiki penyebab pokok
• - Pembedahan yang hati-hati

20. • Cincin adalah tanda pertumbuhan kuku yang
tidak rata. Kuda tersebut mungkin telah
mengalami stress gizi, penyakit, atau stress
lainnya selama waktu bagian dari dinding kuku
tumbuh ke bawah dari band koroner. Sebuah
cincin tunggal pada keempat kakinya di lokasi
yang sama mungkin efek lanjutan dari
penyakit yang serius.

21. • Cincin ganda yang jauh terpisah di tumit dari
pada jari kaki menunjukkan pertumbuhan
merata dari laminitis kronis. Beberapa cincin
dapat disebabkan oleh perubahan diet atau
variasi musiman pertumbuhan kuku.

22. • Cincin kuku berkembang karena perubahan
makanan atau perubahan musiman dalam
vegetasi sebagai "cincin pertumbuhan", yang
diarahkan keluar sejajar dengan perbatasan
koroner. Setelah penyakit patologis tanduk
cincin dapat berkembang, yang tidak sejajar
dengan coronet tersebut (misalnya cincin
laminitis kuku).

23. • Pada kuda yang mengalami laminitis kronis,
karakteristik kecekungan dinding kuku dorsal,
konvergensi cincin pertumbuhan dorsal (cincin
laminitis), droppes sole, white line yang melebar,
dan depresi coronary band mungkin cukup untuk
membuat diagnosis. Radiografi berguna untuk
menentukan tingkat keparahan penyakit.
Sebelum radiografi kaki harus ditandai dengan
penanda radiodense di dinding kuku dorsal pada
bidang median yang memanjang dari coronary
band distal, dan drawing pin yang digunakan
untuk menandai frog bagian apex.

24. • Radiografi lateral, horizontal
dorsopalmar/plantar, dan 45°C
dorsoproximal/palmarodistal oblique
diperlukan untuk mengevaluasi posisi phalanx
distal dalam kaitannya dengan hoof capsule.
Radiografi harus berpusat pada perkiraan
lokasi margin surya dari phalanx distal, sekitar
1.5 cm dari permukaan tanah dari kaki, dan
memungkinkan untuk evaluasi permukaan
hoof capsule.

25. • Pengobatan laminitis kronis juga merupakan
kombinasi dari terapi medis dan perawatan
suportif. Reseksi partial dinding kuku dan
grooving dinding kuku digunakan untuk
mencoba memperbaiki cekung yang terjadi di
dinding kuku dorsal.

26. TERIMA
KASIH
ANGGOTA KELOMPOK 1
SIANG
Rachmiati Amaryllis
Hendro Dwi S
Imran Sukri s
Yuliani Indrawati
Alifiana
Fitrianingrum
Eko Prasetyo N
Chiko Muhamad Riza

27. Daftar Pustaka
• Budras KD, WO Sack, & Sabine Rock. 2011. Anatomy of The Horse
6th Edition. Hannover: Mason Publishing.
• Floyd AE & RA Mansmann. 2007. Equine Podiatry. Philadelphia:
Saunders Elsevier.
• Llyod DH et al. 2003. Practical Equine Dermatology. Iowa: Blackwell
Publishing Company.
• Munroe GA & JS Weese. 2011. Equine Clinical Medicine, Surgery,
and Reproduction. London: Manson Publishing.
• Saint John Bradley. 2004. First Choice Horse Shoesing (Droppes Sole
Shoes). terhubung berkala:
http://www.1stchoicehorseshoesing.com/DropSoleShoe.htm
[Jumat, 19 Oktober 2012]
• Thomas HS. 2006. Understanding Equine Hoof Care Your Guide to
Horse Health Care and Management. USA: Eclipse Press.