Sumber daya alam ialah semua kekayaan alam baik berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Atau dalam kata lain dapat diartikan sebagai perusakan terhadap udara karena disebabkan oleh berbagai sumber yang dapat merusak bagi kesahatan makhluk hidup maupun benda mati. Pencemaran udara dapat bersumber dari berbagai macam, antara lain : asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah indutri, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Sumber daya alam ialah semua kekayaan alam baik berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Atau dalam kata lain dapat diartikan sebagai perusakan terhadap udara karena disebabkan oleh berbagai sumber yang dapat merusak bagi kesahatan makhluk hidup maupun benda mati. Pencemaran udara dapat bersumber dari berbagai macam, antara lain : asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah indutri, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Materi dari Dosen (Pak Uca, Ph.D)
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar proses terjadinya presipitasi.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian presipitasi
b. Mahasiswa dapat menjelaskan proses terjadinya presipitasi
c. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan antara presipitasi orografis, frontal dan konvektif
d. Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk presipitasi
e. Mahasiswa dapat menjelaskan cara mengukur presipitasi.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui
proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya,
dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang, satelit,
komputer, dsb. Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi
yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.
Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam
waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-
tahap pembentukan hujan
Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu,
yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan
Hujan Menurut Al Qur’an
dan kajian Ilmiahnya
3. "Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka,
apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba
mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)
Dan Kami turunkan dari langit air yang membawa berkah, dan dengan itu Kami
tumbukan kebun-kebunan dan biji-bijian yang dapat dipanen. (Surat Qaaf, 9)
4. “Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan
dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu
yang menyimpannya.” (Qs. Al Hijr : 22)
“Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami
hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan
(dari dalam kubur).” (Qs. Az Zukhruf :11)
5. Dialah Yang menurunkan air dari langit untuk minuman dan menyuburkan tumbuh-
tumbuhan untuk makanan ternakmu. Ia menumbuhkan untukmu berbagai tanaman,
zaitun, korma, dan anggur, dan berbagai macam buah-buahan. Sungguh dalam
kejadian itu terdapat bukti bagi orang yang berpikir. (Surat an-Nahl, 10-11)
Kami menurunkan air bersih dari langit. Dengan itu Kami hidupkan negeri yang sudah
mati, dan Kami beri minum segala yang Kami ciptakan, hewan ternak dan manusia
yang banyak. (Surat al-Furqaan, 48-49)
6. TAHAP KE-1: "Dialah Allah Yang
mengirimkan angin..."
• Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak
terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan,
pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-
partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel
ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan
bergerak ke atas di atmosfir.
• Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk
awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya,
yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan
mekanisme yang disebut "perangkap air".
7. TAHAP KE-3: "...lalu kamu lihat air
hujan keluar dari celah-celahnya..."
• Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -
partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini,
yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai
jatuh ke tanah sebagai hujan.
• Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-
Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar.
Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-
Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai
fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-
orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.
8. 1. Siklus Air Kecil, yaitu air laut menguap, mengalami
kondensasi menjadi awan dan hujan, lalu jatuh ke laut
9. TAHAP KE-2: “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di
langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal..."
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam
atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil
(dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara
dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
10. 2. Siklus Air Sedang, yaitu air laut menguap, mengalami
kondensasi dan dibawa angin, membentuk awan di atas daratan,
jatuh sebagai hujan, lalu masuk ke tanah, selokan, sungai, dan ke
laut lagi
11. 3. Siklus Air Besar, yaitu air laut menguap menjadi gas kemudian
membentuk kristal2 es di atas laut, dibawa angin ke daratan
(pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser (lapisan
es yang mencair), masuk ke sungai, lalu kembali ke laut
12. "Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah
olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-
butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-
gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-
Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu
hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (Al Qur'an, 24:43)
Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang mengejutkan
berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang
mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan tertentu pula.
13. Terjadinya siklus air tersebut disebabkan oleh adanya proses2
yang mengikuti gejala meteorologis dan klimatologis
1. Evaporasi, yaitu penguapan benda2 abiotik dan merupakan proses
perubahan wujud air menjadi gas. Penguapan di bumi 80 % berasal dari
penguapan air laut.
2. Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh2an melalui
stomata atau mulut daun.
3. Evapotranspirasi, yaitu proses gabungan antara evaporasi dan
transpirasi.
4. Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat
pendinginan.
5. Adveksi, yaitu transportasi air pada gerakan horizontal seperti
transportasi panas dan uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh
gerakan udara mendatar.
6. Presipitasi, yaitu segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke
bumi yang meliputi hujan air, hujan es, dan hujan salju.
7. Run Off (Aliran Permukaan), yaitu pergerakan aliran air di permukaan
tanah melalui sungai dan anak sungai.
8. Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui
pori tanah
14. Di dalam siklus hidrologi terjadi proses
kondensasi dan sublemasi
• Kondensasi adalah proses berubahnya uap air menjadi butir2 air,
sedangkan sublemasi adalah proses berubahnya uap air menjadi
butir2 es atau salju.
• Menurut perkiraan, air yang ada dipermukaan bumi seluruhnya
mencapai 1.360.000.000 km3. Sekitar 1.320.000.000 km3 berada di
lautan/samudera dan sisanya terjadi sirkulasi pada atmosfer ke
daratan dan kembali ke laut atau samudera.
• Air yang ada dipermukaan bumi dan di udara berada dalam bentuk
cair, gas dan padat (es atau salju). Perubahan air dalam tiga bentuk
ini memang sangat menakjubkan.
• Jika terjadi perubahan temperatur, air dapat berubah menjadi es
yang disebut membeku (freezing), atau sebaliknya es akan berubah
menjadi air yang disebut mencair (melting), dan air yang mencair
tersebut dapat pula berubah menjadi gas melalui proses penguapan
(evaporation).
15. Uap air yang terdapat dalam udara dapat berubah menjadi butir2 air atau es
(kondensasi). Jika temperatur udara terus menurun, butiran air berubah menjadi kristal2
es, lama kelamaan semakin besar, dan udara tidak lagi mampu menahan beratnya
sehingga jatuh ke bumi sebagai hujan (precipitation). Butiran2 air atau kristal2 es yang
masih bertahan melayang-layang di udara karena amat kecil disebut awan
Sebaliknya, setiap tahunnya curah hujan yang jatuh ke permukaan bumi sekitar 500.000
km3, yaitu 390.000 km3 langsung jatuh di laut/samudera, dan 110.000 km3 jatuh di
daratan. Persebaran air yang berada di muka bumi secara persentase adalah sebagai
berikut : air laut 97,5 %, air sungai
16. Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui
proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya,
dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang, satelit, komputer,
dsb. Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak
mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu