1. ale,nasilsin!Hihi,padangertinggak?Ituartinyahalo,apakabardalam
Bahasa Turki. (sombong ceritanya). Fresh kali ini temanya tentang
bijaksana saat berinternet dan menggunakan waktu luang. DimanaHakan ada bahasan-bahasan asyik yang bisa kalian baca. Kita punya bahasan
tentang Turkish Corner, apa ya maksudnya? Tau Turki jangan cuma tau
Kebabnya aja ya. Next, kita juga punya info seputar menggunakan internet
denganbijak.Bijakgimanamaksudnya?You'llfindoutinthisedition!Danbuat
Knight Rises” beberapa minggu yang lalu, si cakep ini muncul lagi di film
teranyarnya (baru masuk ke Indonesia) berjudul “50/50” besutan Jonathan
Levine.
Film ini berlatar cerita tentang kehidupan Adam Lerner (Joseph
Gordon-Levitt) yang “merasa” hidupnya sempurna di umur 27 tahun dan tiba-
tiba dibikin shock karena diagnosis menderita kanker. Bersama Kyle (Seth
Rogen), sahabatnya, Adam menjalani kehidupannya yang hampir rapuh itu.
Walaupun berkadar komedi, tapi film ini sukses mempermainkan emosi
penontonnya. Adam yang notabene benci dengan perlakuan over protective
ibunya toh tetap sedih ketika akan operasi. Film “50/50” menunjukkan bahwa
obat terbaik kanker adalah dukungan dari teman dan keluarga, sekaligus
dengan sederhana, Jonathan Levine menunjukkan bahwa cerita tentang
kanker tidak harus over dramatis demi menarik penonton. Lagi-lagi kejujuran
cerita adalah cara sederhana bagaimana film bisa dinilai sebagai sesuatu yang
berkualitasatautidak.Hopefully.
Genre :DramaKomedi
Pemain : Joseph Gordon-Levitt, Seth
Rogen,AnnaKendrick
Sutradara :JonathanLevine
Produksi :SummitEntertainment
Rilis :2011
Durasi :100menit
da satu alasan paripurna kenapa
banyak ABG ngefans sama Joseph
AGordon-Levitt. Alasannya adalah
karena doi main di film “500 Days of
Summer” bareng Zoeey Deschanel dan
berperan sebagai Thomas, cowok termalang sedunia tapi cakep ampun deh
ini. Baru aja kedua filmnya nongol di daftar film 21, “Premium Rush” dan “The
khir pekan di kampus
selalu identik dengan
kesepian. Maksudnya,Akampus yang sepi, sepi
dari lalu lalang mahasiswa yang
menjinjing buku-buku dan
jajanan. Sama halnya dengan
Sabtu(10/11)kemarin.Kampustetap
sajasepi.Kalopunadayangkuliahdiakhir
pekan, biasanya mereka adalah mahasiswa baru.
Hehe. Tapi mungkin ada pengecualian, lalu lalang mungkin tetap ada. Lalu
lalangalat-alatberatyangbawadebusetiaphari.
Akhir pekan ya tetap akhir pekan bagi setiap orang. Akhir pekan yang
identik dengan mengerjakan tugas, hibernasi di kost masing-masing, facial
karena debu-debu yang mampet di pori-pori kulit muka, pulang ke rumah
karena krisis finansial atau juga nunggu traktiran nonton di 21 karena nomat -
nontonhemat- hanyasampaihariKamis.
Fresh Reader mungkin masih bingung dengan arah pembicaraan ini. Oke,
jadi begini. Di balik ciri-ciri akhir pekan yang sudah kita sampaikan tadi,
ternyataadalhosegelintirmahasiswayangberaktivitasdiakhirpekandengan
cerdas dan bijaksana. Di kampus pula. Wow banget kan? Tepatnya di Gedung
Fakultas Adab dan Humaniora. To the point, mereka adalah mahasiswa-
mahasiswa yang ikut Turkish Corner! Buat Fresh Reader yang belum tau,
TurkishCorner(TC) adalahwadahuntukbelajarbahasadanKebudayaanTurki
dikampuskitatercinta.Unyuyaa.
TerusgimanaceritanyaTCbisasampediUIN?Jadibegini,FreshReader...
Negara yang terkenal dengan Kebab dan Tarian Darwis ini punya sebuah
NGO (Non Government Organization) yang bekerjasama secara Internasional
bernama Pasyad yang bergerak di bidang ekonomi dan solidaritas terhadap
bangsa-bangsa dan negara-negara di Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Mulia
banget kan? Di Kota Bandung sendiri, Turki punya sekolahnya, yaitu Pribadi
Boarding School yang beralamat di Jalan PH. Mustofa. Menurut Hendra
Wahyudi selaku pengurus di TC, TC terlaksana berkat kerjasama antara pihak
Yayasan Pribadi Boarding School, Pembantu Rektor 4 Bidang Kerjasama UIN
Bandung serta bantuan dari beberapa mahasiswa. So, secara de jure TC
langsungberadadibawahnaunganPembantuRektor4.
BersabtuRiaBersamaTurkishCorner(TC)
OlehSovaSandrawati
yang bingung mau nonton apa di bioskop, kita punya rekomendasi film nih,
“50/50”. Akhir kata bagi Fresh Reader yang punya ide asyik buat dikupas bisa
mentionkeTwitterkitadi@suakafresh.SalamHujan!
NowPlaying:EfekRumahKaca–Desember
REDAKSI
Fresh Report Resensi
Fresh Free Bersabtu Ria Bersama Turkish Corner
Oleh: Sova Sandrawati
Editofresh
Apa yang dipakai dari Social Media?Menurut Kamu?
Yulianti Semester 7
“Jualan bros dan sticker.
Semakin sering online, semakin untung jualannya. Hehe,”
Rifky Muamalah Semester 3
“Lewat FB saya dapat info terupdate
tentang seni desain. Kalo Twitter mah jarang buka,”
Wina Nur Fadila, Administrasi Negara, Semester 1
“Aku sering buka FB untuk keorganisasian,
masalah lomba-lomba gitu”.
Siti Nur Azizah, PMI, Semester 1
“Jarang buka FB jadi jarang dapet informasi.
Biasanya pake FB buat komen-komenan”
Nggak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini, Aghniya Ilma Hasan
mahasiswa UIN asal Bandung yang mengaku sudah senang belajar bahasa
sejak dulu ini udah ikutan TC selama 2 bulan. “Saya termotivasi kata-kata:
semakin banyak bahasa yang dikuasai semakin powerful lah seseorang,”
katanyapadaFresh.SetujudenganAghniya!
Motivasi lain hadir dari Risma dan Sinta Lesnawati, mahasiswa
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Semester 7 ini mengaku TC
membantu menambah wawasannya di bidang bahasa. Karena menurutnya,
mempelajari bahasa itu tidak akan rugi. Les bahasa yang dilakukan
merupakan persiapan dirinya untuk berkunjung ke negara impian suatu hari
nanti. “Impian saya pengin ke Istanbul,” harap Risma. Begitu juga Sinta yang
menginginkan pergi ke luar negeri, sehingga saat ini ia tidak hanya
mempelajari bahasa Turki tetapi juga belajar bahasa Inggris serta Bahasa
Jerman.Wowbangetatulah.
So, demi menjaga semangat, geliat, dan motivasi dari para peserta TC,
Cecep Rahmat Hidayat (23) selaku pengajar sukarela di TC menyajikan materi
dan strategi belajar yang tidak membosankan. “Dengan memperkenalkan
budaya Turki, mengadakan kuis di setiap pertemuan agar mahasiswa terus
tertantang, dan yang paling penting ialah mendatangkan langsung pengajar
dari Turki,” jelas Cecep Abi panggilan sopan di Turki. Lanjutnya, Turki
merupakan negara yang berkembang, bahkan ke depan sisi ekonomi Turki
akan menguat karena itu ada baiknya dimulai dari sekarang kita sudah
memilikipersiapanuntukmasamendatang.Uh,beratya.
Turki memang selalu mempesona. Mempesona dari keindahannya,
sejarahnya maupun wajah-wajah pemudanya. Eh. Tapi, bagaimanapun Turki
memang selalu punya kharisma tersendiri sampai membuat para anggota TC
mengorbankan waktu akhir pekannya dari kegiatan yang hura-hura. Belajar
bahasa memang nggak pernah bikin rugi kok, Fresh Reader. Kepekaan kita
terhadapperbedaanbudayajadi lebihsensitifsoalnyaselainbahasajugaakan
mempelajari budaya Turki. Semoga semangat dan motivasi yang dimiliki
anggota TC ini bisa merebak kepada seluruh mahasiswa UIN Bandung ya, baik
di bidang yang sama atau tidak. Karena jika mahasiswa sudah memiliki bekal
dengan segudang kemampuan, maka cakrawala dunia akan mudah terbuka.
Percaya nggak? Percaya dong sama mimpi Fresh Reader masing-masing. Kalo
kataAgnesMonica,dream,believeandmakeithappen!
50/50 Oleh: Alin Imani50/50 Oleh: Alin Imani
Mari Gunakan Media Sosial Dengan Bijaksana
Oleh Ratih Rianti
payangFreshReadertanyaketemanbaruselainnama?Cobabiarkita
tebak. Akun Facebook? Pin BBM? Twitter? Atau mungkin semuanya?
AFresh Reader pasti setuju kalo akun jejaring sosial yang kita sebutkan
tadi kategori kepemilikannya udah wajib banget. Mirisnya, mungkin derajat
kepemilikannya lebih tinggi dari buku-buku diktat kuliah. Ups, jangan sampai
ya,FreshReader...
Semua itu tentunya lahir dari kenyataan bernama internet. Sejak Tim
Berners-Lee menciptakan World Wide Web (WWW) pada tahun 80-an,
internet makin ramai saja diserbu penikmatnya. Yang terlaris saat ini adalah
fenomena penggunaan jejaring sosial dengan masif, khususnya di Indonesia.
Disadur dari www.beoding.com yang menyebutkan bahwa 89% netizen di
Indonesia mengakses jejaring sosial. Bayangin aja kalo jumlah penduduk di
Indonesia ada 244.775.796 jiwa, berarti yang akses ke jejaring sosial
berjumlah217.850.458jiwa! *mati*
Menurut sebuah penelitian, penggunaan jejaring sosial yang fantastis wa
bombastis di negeri yang presidennya masih SBY ini tidak berbanding lurus
dengan tingkat kecerdasan penggunanya. Fakta-fakta yang bikin hidung
memerah ini akhirnya mendorong ICT Watch dan Internet Sehat menggelar
pemutaran film dokumenter berjudul “@linimassa2: When Ordinary
Indonesian Doing Extraordinary Action” serentak di 50 lokasi se-Indonesia,
Sabtu 3 November lalu. Di mana Museum Konferensi Asia Afrika (MKAA)
didaulatmenjadisalahsatulokasipemutarannyadiBandung.
Film dokumenter berdurasi 1,7 jam ini memuat banyak sindiran tersirat
atas penguna jejaring sosial yang hanya menggunakan internet sekedar
menghabiskan kuota modem atau sekedar pamer status yang sama sekali
tidak memuat informasi. Dalam film dokumenter tersebut, beberapa cerita
yang disajikan, keseluruhannya menggunakan internet dan jejaring sosial
dengan sangat sehat dan bijaksana. Salah satu scene dalam film dokumenter
tersebut menceritakan tentang Desa Multimedia di Tasikmalaya dimana
dikisahkan bahwa si Kepala Desa harus pergi ke tengah sawah untuk
menangkap sinyal internet demi mengunduh berita yang akan ia posting ke
portalberitamilikdesanya.Subhanallah.
ApaItuInternetSehat?
Samahalnyadenganmakanan,internetjugabisamenyehatkandanmalah
bisa bikin sakit. Yang sehat tentu saja menggunakan internet dengan baik.
Enjang Muhaemin Dosen Jurnalistik mengatakan bahwa edukasi internet
yang ditanamkan kepada masyarakat luas sangatlah penting dilaksanakan
dengansigap,tegas,danterampil.
“Masyarakat harus didorong untuk mengoptimalkan sisi baiknya, dan
menjauhi sisi negatifnya,” ungkap pria yang juga menjadi pemimpin redaksi
sebuah situs berita online ini. Itu artinya agar masyarakat pecandu internet
mampu menjadikan internet sebagai sumber yang positif, bukan sebagai sisi
negatifnya. So, netizen sebagai pengguna adalah orang yang memutuskan
bahwa surfing di internet yang dilakukannya baik atau tidak. Dan, sekali lagi
bukansekedaruntukmembuangkuotainternetya,FreshReader..Hehe.
Belakangan, bahkan jauh sebelum Ayu Tingting mencari alamat palsunya,
sebuah fenomena telah menyeruak ke permukaan tanah air, ceileh... Bahwa
selainsisipositifpenggunaaninternet,jugaadasisinegatifpenggunaanyang
sayangnya dilakoni oleh mereka yang katanya (maha)siswa, yup, tradisi
copas menjadi semacam pembenaran aksi untuk mengerjakan tugas. Coba,
padangakungganih?
Hilmi Fauziyah mahasiswi Ilmu Komunikasi Jurnalistik semester 5 sedikit
berbagi mengenai keberadaan internet sehat ini. Baginya ketika
menggunakan internet sesuai dengan porsinya, itulah yang nantinya dinamai
internet sehat. “Meskipun selalu butuh, tapi bukan berarti dibikin semuanya
jadiinstan.Dikit-dikitinternet,”celotehnyakepadaFresh.
Tapi, selain fenomena copy-paste tadi, ada juga kok yang baiknya. Yup,
berdagang. Tapi, bukan berdagang jangan berdagangnya Bang Haji, ya. Hehe.
Berdagang secara online menjadi pilihan bagi mereka yang kekurangan dana
untuk membuka toko, dan takut digusur Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol
PP) kalo buka lapak di pinggir jalan, makannya berdagang secara online jadi
jawabannya.Kesimpulannyamahkrisisfinansial.Hehe,bercanda.
Para netizen bisa membeli apapun yang mereka butuhkan lewat layar
mungil ponsel atau istilahnya hanya diam di kamar kost dengan mengklik.
Barangyangdidagangkanpunberagam.
Salah seorang mahasiswa yang radar bisnisnya kuat ialah Tantri Liana,
mahasiswi Pendidikan Biologi itu mengaku dirinya berdagang lewat online
berawal dari ketertarikannya terhadap barang-barang yang terpampang di
media online, “Kalo saya sih awalnya emang seneng liat barang-barang bagus
di internet, terus banyak orang yang memanfaatkan media online untuk
menjualdagangannya,jadiyadicobaajajualanonline,”paparnya.
Menurutnya,karenainternetitujangkauannyaluasdanpastinyataksedikit
orang yang gak tahu tentang makhluk yang satu ini. “Berdagang via online itu
nggak usah banyak omong juga nggak usah gudag-gidig -kesana kemari-,
karena jujur aku agak repot kalo harus nawarin orang per orang, banyak
keselnya,” ujar mahasiswi yang mengaku hobinya menghasilkan pundi-pundi
rezekiini.
Begitu pula dengan mahasiswi Jurusan Manajemen, Siti Alfiah Muhdian.
“Selain praktis dan hemat karena nggak harus beli kios, di online kita bisa
mengiklankanprodukkitalebihluaskarenanggakterhalangruangdanwaktu.
Namun kita dituntut untuk harus selalu update barang dan selalu online agar
memberikankepuasanbagicalonpembeli,”lanjutnya.Asyikbangetkan,Fresh
Reader?
Fresh ulangi sekali lagi bahwa baik atau tidaknya internet berada di tangan
kita, si netizen itu sendiri. Fenomena copy-paste atau online shop tadi adalah
dua sisi yang lahir bersamaan dengan hadirnya internet dan jejaring sosial.
Enjang Muhaemin melanjutkan bahwa peran pemerintah juga bisa sedikitnya
meredam sisi negatif internet. “Pemerintah juga harus lebih konsisten
melakukan sosialisasi regulasi kepada masyarakat,” ujarnya. Dengan begitu
masyarakat bisa memilah dan memilih mana yang baik untuk dijadikan
sumber informasi, dan mana yang tidak. “Sedikitnya sosialisasi regulasi bisa
membasmiviruspenyebabkerusakanpenggunainternet.”tambahnya.
So, menyadur motto dari Internet Sehat yang berbunyi, Think Before
Posting rupanya cukup kuat menginstruksikan agar kita selalu bijaksana saat
surfing di internet. Jangan sampai menggunakan jejaring sosial untuk
mengumbar emosi, membuat spam dan membuat kehidupan kita tereduksi
kualitasnya.Happysurfing,FreshReader![]KruLiput:SopiSopiah,AlinImani.