SlideShare a Scribd company logo
Hasil Survey
Pendapat Publik Tentang
Pemerintahan SBY –Budiono,DPR -RI ,Elektabilitas
Partai Politik dan Calon President
Jelang Pemilu 2014

FOCUS SURVEY INDONESIA

1
Latar belakang
•
•

•

•

Pemilihan Umum (Pemilu) baik legislatif (Pileg) maupun presiden/wakil presiden (Pilpres)
sudah diambang pintu. Meski masih satu tahun lagi (2014), namun aroma persaingan antar
partai politik peserta pemilu, tampak semakin intensif dan terbuka.
“Aroma” persaingan juga tampak jelas saat beberapa Parpol tiba-tiba muncul dan melakukan
“kampanye terselubung” di sejumlah media massa, khususnya televisi. Beberapa isu dan
agenda diusung dalam tayangan berdurasi beberapa menit itu. Bahkan, momentum hari-hari
besar nasional dan hari-hari besar agama, dimanfaatkan untuk menyapa konstituen dengan
ucapan selamat melaksanakan ibadah (sesuai peringatan Hari Besar Agama) atau sekadar
ucapan selamat memperingati hari ... (sesuai peringatan Hari Besar Nasional).
Sekalipun tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik cenderung menurun, tetapi
gairah politikus untuk berkampanye terus meningkat. Indikasi ini secara kasat mata terlihat
dari maraknya atribut-atribut politikus dalam menjajakan dirinya. Melalui pemasangan iklan
layanan masyarakat di media massa, pemasangan spanduk, baliho, stiker, penerbitan buku
dan sebagainya; para politikus itu menawarkan janji untuk membuat hidup sejahtera.
Tentu saja apa yang dilakukan politikus memasang wajahnya di pinggir-pinggir jalan, ditempel
di tembok atau pepohonan, bukan tanpa dampak. Paling tidak, publik menjadi memiliki
awareness atau kesadaran atas keberadaan diri sang politikus itu. Hanya saja yang perlu
dicatat bahwa publik sebagai penerima informasi memiliki otoritas dalam mempersepsinya.
Dan pada gilirannya, perilaku kampanye semacam itu berpotensi melahirkan dampak
kesukaan, kemarahan, cemoohan, atau sama sekali tak peduli.

FOCUS SURVEY INDONESIA

2
Latar belakang
• Pencitraan merupakan hal penting bagi setiap orang sebagai
makhluk sosial. Melalui pencitraan terhadap dirinya, manusia
memilih hal yang akan dilakukan dan juga apa yang seharusnya
tidak dilakukan atau ditinggalkan. Citra membantu manusia untuk
mengambil keputusan yang terbaik bagi dirinya dalam lingkungan
sosialnya.
• Setiap orang selalu berusaha agar citranya selalu positif di hadapan
orang lain. Dengan pencitraan, seseorang berharap bisa terlihat
sempurna di mata orang lain. Karena itu, setiap langkah dan
tindakan mereka, selalu terukur dampak positif-negatifnya.Bahkan
tidak jarang, mereka melakukan kegiatan yang bersifat “seolaholah.” Semuanya menjadi seolah-olah baik, seolah-olah peduli, dan
seolah-olah dengan rakyat. Meski realitasnya, apa yang dilakukan
sekarang ini, belum pernah sekalipun ia kerjakan sebelumnya.

FOCUS SURVEY INDONESIA

3
Latar belakang
• Karena itu, dalam berbagai kesempatan para calon presiden ataupun elit
politik baik yang duduk dipemerintahan maupun diluar pemerintahan
melakukan kunjungan ke berbagai kawasan yang diharapkan menjadi basis
massanya kelak. Tidak hanya permukiman penduduk, para Capres juga
berkunjung ke sejumlah fasilitas umum yang menjadi tempat
berkumpulnya masyarakat. Seperti, pasar-pasar tradisional, masjid dan
tempat peribadatan lainnya, serta tempat-tempat lain yang terkadang
sudah dipersiapkan oleh para tim pendukung.
• Berbagai aktifitas yang dilakukan para Capres dan elit politik baik yang
duduk dipemerinthan maupun diluar pemerintahan sangat rajin
menghadiri berbagai acara seremoni yang kebetulan secara bersamaan
dilaksanakan, atau sengaja digelar dalam rangka kunjungan para Capres
ini. Dalam kesempatan itu, tidak jarang para Capres mencoba
menawarkan berbagai program kerja yang pro-rakyat dan berorientasi
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Mereka juga mencoba untuk
mendengarkan setiap keluhan dan permasalahan yang banyak dihadapi
oleh warga masyarakat.
FOCUS SURVEY INDONESIA

4
Latar belakang
• Bahkan untuk tetap menjaga “citra positifnya” Elit Parpol
maupun pejabat negara ini sering pula mengajak awak
media untuk melakukan peliputan. Tentunya, media yang
bisa diajak kerjasama untuk membangun citranya di mata
masyarakat, melalui publikasi dan pemberitaan yang positif.
Dan bisa ditebak, alur pemberitaan yang ditulis media
terhadap figur sang tokoh , menggambarkan kesemarakan
acara dan penyambutan terhadap sang tokoh yang luar
biasa.
• Hal ini wajar terjadi. Karena memang tidak ada media
massa termasuk media on-line dan juga pribadi para
pemilik media -media massa, editor atau redakturnya, serta
jajaran redaksi lainnya yang benar-benar bebas dan
objektif.
FOCUS SURVEY INDONESIA

5
Variabel Elektabilitas dan Popularitas
1.

2.

Elektabilitas adalah tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria
pilihan. Elektabilitas bisa diterapkan kepada barang, jasa maupun orang,
badan atau partai. Elektabilitas sering dibicarakan menjelang pemilihan
umum. Elektabilitas partai politik berarti tingkat keterpilihan partai politik
di publik. Elektabilitas partai tinggi berarti partai tersebut memiliki daya
pilih yang tinggi. Untuk meningkatkan elektabilitas maka objek
elektabilitas harus memenuhi kriteria keterpilihan dan juga populer.
Popularitas adalah tingkat keterkenalan di mata publik. Meskipun populer
belum tentu layak dipilih. Sebaliknya meskipun punya elektabilitas
sehingga layak dipilih tapi karena tidak diketahui publik, maka rakyat tidak
memilih.

Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
Empat Strategi bentuk publisitas yang dilakukan elit politik baik yang duduk
dipemerintahan maupun diluar pemerintahan dan Partaipolitik
•

•

•

•

Pure publicity yakni mempopulerkan diri melalui aktivitas masyarakat dengan setting sosial yang
natural atau apa adanya. Misalnya saja, bulan Ramadhan dan Idul Fitri merupakan siklus aktivitas
tahunan sehingga menjadi realitas yang apa adanya. Kandidat bisa memanfaatkan kesempatan
tersebut untuk memasarkan dirinya. Misalnya dengan mengucapkan “Selamat Menjalani Bulan
Ramadhan” atau “Selamat Tahun Baru Imlek” dengan embel-embel nama atau photo kandidat.
Semakin banyak jenis bentuk pure publicity yang digarap, maka akan semakin populer kandidat.
Free ride publicity yakni publisitas dengan cara memanfaatkan akses atau menunggangi pihak lain
untuk turut mempopulerkan diri. Misalnya saja dengan tampil menjadi pembicara di sebuah forum
yang diselenggarakan pihak lain, menjadi sponsor gerakan anti narkoba, turut berpartisipasi dalam
pertandingan olahraga di sebuah daerah kantung pemilih dan lain-lain.
Tie-in publicity yakni dengan memanfaatkan extra ordinary news (kejadian sangat luat biasa).
Misalnya saja peristiwa tsunami, gempa bumi atau banjir bandang. Kandidat dapat mencitrakan diri
sebagai orang atau partai yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi sehingga imbasnya
memperoleh simpati khalayak. Sebuah peristiwa luar biasa, dengan sendirinya memikat media
untuk meliput. Sehingga partisipasi dalam peristiwa semacam itu, sangat menguntungkan
kandidat.(seperti komunikasi politik yang dilakukan Jokowi dan Ahok ketika Jakarta Banjir
dengan membagi bagi bantuan dan menunggui tanggul yang jebol)
Paid publicity sebagai cara mempopulerkan diri lewat pembelian rubrik atau program di media
massa. Misalnya, pemasangan advertorial, Iklan spot, iklan kolom, display atau pun juga blocking
time program di media massa. Secara sederhananya dengan menyediakan anggaran khusus untuk
belanja media.

FOCUS SURVEY INDONESIA

7
TUJUAN SURVEY
• Memberikan pencerahan kepada masyarakat agar
tidak terjebak serta terhipnotis oleh pencitraan elit
politik /tokoh nasional baik yang diluar
pemerintahan maupun didalam pemerintahan yang
ingin maju sebagai calon president pada pemilu 2014
• Memberikan pencerahan kepada para pemilih agar
lebih cerdas dalam melakukan pilihan politik kepada
partai politik yang ikut dalam pemilu 2014

FOCUS SURVEY INDONESIA

8
Beberapa tahap respon yang dilakukan oleh pemilih terhadap stimulasi Iklan di media massa dan
Pemberitaan mengenai Partai Politik dan Elit Politik, Tokoh tokoh politik ,tokohmasyarakat ,birokrat
.Serta sosialisasi langsung kemasyarakat yang dilakukan oleh tokoh tokoh politik,tokoh masyarakat dan
birokrat dan partai politik :

1.

2.

3.
4.

5.

Awareness yakni bila seseorang dapat mengingat atau menyadari bahwa sebuah
pihak tertentu merupakan tokoh /elit politik yang bisa menjadi calon president dan
partai politik yang menjadi peserta pemilu . Dengan jumlah kontestan Pemilu yang
sebanyak 12 Parpol dan tokoh tokoh nasional yang berambisi menjadi calon president
membangun awareness cukup sulit dilakukan, khususnya bagi partai partai baru.
Seperti sudah menjadi hukum besi political , secara umum para pemilih tidak akan
menghabiskan waktu dan energinya untuk menghafal nama nama kontestan
tersebut. Yang terang, seorang pemilih tidak akan memilih kontestan yan tidak
memiliki brand Awareness
Knowledge yakni ketika seorang pemilih mengetahui beberapa unsur penting
mengenai visi misi ,sepak terjang ,rekam jejak serta pengalaman pemilih terdari para
tokoh tokoh yang disodorkan dalam survey , baik substansi maupun presentasi.
Unsur unsur itu akan diinterpretasikan sehingga membentuk makna politis tertentu
dalam pikiran pemilih. Dalam pemasaran produk komersial, tahap ini disebut juga
sebagai tahap pembentuk brand association dan perceived quality
Liking yakni tahap di mana seorang pemilin menyukai tokoh dan parpol tertentu
karena satu atau lebih makna politis yang terbentuk di pikirannya sesuai dengan
aspirasinya.
Preference tahap di mana pemilih menganggap bahwa satu atau beberapa makna
politis yang terbentuk sebagai interpretasi terhadap produk politik sebuah kontestan
tidak dapat dihasilkan secara lebih memuaskan oleh kontestan lainnya. Dengan
demikian, peniilih tersebut memiliki kecenderungan unluk memilih kontestan
tersebut
Conviction pemilih tersebut sampai pada keyakinan untuk memilih parpol dan tokoh
tertentu
FOCUS SURVEY INDONESIA

9
FOCUS SURVEY INDONESIA

10
KRITERIA DIMENSIONAL KETERKENALAN
(POPULARITAS)

TOKOH NASIONAL/ELIT POLITIK
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Dampak terpaan media (cetak dan elektronik) karena pemilikan
kredibilitas (keterpercayaan, keahlian, kecerdasan, status sosialekonomi dan ketokohan) yang dinilai layak untuk jadi sumber berita.
Kecenderungan media menjadikannya brand image karena sosok
personal yang layak jual.
Gagasan-gagasannya realistik dan solutif.
Kekhasan pada tampilan fisik.
Jejak rekam figur.
Popularitas karena keturunan dari orang yang terkenal.
Karakter populis
dan kesediannya menanggalkan ikatan-ikatan
formalitas.
Popularitas karena menjadi Media Darling
Kemampuannya sebagai komunikator yang bisa membentuk militansi
dan fanatisme pendukungnya.
Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
KRITERIA DIMENSIONAL KETERPILIHAN
(ELEKTABILITAS)
Partai Politik
1. Mesin partai yang diisi oleh tokoh-tokoh dengan kredibilitasnya yang tinggi, kader
partai yang memiliki kompetensi individual yang kuat serta jaringan (network)
yang solid.
2. Gerakan partai selalu menunjukkan tanggungjawab sosial yang tinggi terhadap
masyarakat.
3. Para pelaku partai memiliki nilai-nilai etika dan sangat menghormati dan mematuhi
nilai-nilai tersebut untuk menghindari sanksi masyarakat.
4. Konsistensi partai dalam membela kepentingan rakyat sekalipun harus menjadi
oposisi.
5. Integritas dan komitmen terhadap peran sebagai “linkage” antara negara (state) dan
warganegara (citizen).
6. Tidak bersifat pragmatis yang mengorbankan kepentingan rakyat.
7. Pengelolaan partai menerapkan asas-asas penyelenggaraan partai yang bersih dan
bebas dari KKN antara lain: asas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan partai,
mendahulukan kepentingan rakyat, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas,
dan akuntabilitas.
Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
KRITERIA DIMENSIONAL KETERPILIHAN
(ELEKTABILITAS)
Partai Politik
1. Mesin partai yang diisi oleh tokoh-tokoh dengan kredibilitasnya yang tinggi, kader
partai yang memiliki kompetensi individual yang kuat serta jaringan (network)
yang solid.
2. Gerakan partai selalu menunjukkan tanggungjawab sosial yang tinggi terhadap
masyarakat.
3. Para pelaku partai memiliki nilai-nilai etika dan sangat menghormati dan mematuhi
nilai-nilai tersebut untuk menghindari sanksi masyarakat.
4. Konsistensi partai dalam membela kepentingan rakyat sekalipun harus menjadi
oposisi.
5. Integritas dan komitmen terhadap peran sebagai “linkage” antara negara (state) dan
warganegara (citizen).
6. Tidak bersifat pragmatis yang mengorbankan kepentingan rakyat.
7. Pengelolaan partai menerapkan asas-asas penyelenggaraan partai yang bersih dan
bebas dari KKN antara lain: asas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan partai,
mendahulukan kepentingan rakyat, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas,
dan akuntabilitas.
Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
Metodologi Survey
•

•

•

Survey ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian untuk membuat
gambaran mengenai situasi atau kejadian.Jenis survey ini memberikan peluang yang besar
akan munculnya interpretasi interpretasi alternatif Metode ini juga mampu mendekatkan
antara relawan survey dengan objek yang dikaji.
Cara kerja proses penelitian ini berlangsung serempak dan dilakukan dalam bentuk
pengumpulan, pengolahan dan menginterpretasikan sejumlah data yang bersifat kualitatif.
Yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa
sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta ( fact finding).
Hasil penelitian survey ditekankan pada memberikan gambaran secara obyektif tentang
keadaan sebenarnya dari obyek yang disurvey Akan tetapi guna mendapatkan manfaat yang
lebih luas dalam penelitian ini, kerap kali di samping pengungkapan fakta sebagaimana
adanya dilakukan juga pemberian interpretasi interpretasi yang kuat
Survey ini memberikan gambaran bagaimana persepsi dan sikap pilihan masyarakat
.Terhadap popularitas ,tindakan tindakan ,program yang ditawarkan dan sepak terjang tokoh
tokoh nasional serta partai politik peserta pemilu 2014 yang disodorkan dalam survey untuk
dapat memperbaiki kondisi negara serta keadaan ekonomi dan sosial masyarakat selama
dalam pemerinthan SBY –Budiono dengan tanpa menggunakan uji hipotesis atau prediksi. Di
mana informasi diperoleh dengan membandingkan hasil wawancara dari masing- masing
responden, observasi lalu baru kemudian menarik kesimpulan dari persepsi dan sikap pilihan
responden terhadap tokoh nasional dan parpol

FOCUS SURVEY INDONESIA

14
Metodologi Survey
•

•
•
•

•
•

Populasi survei ini adalah seluruh warganegara Indonesia yang tinggal di Pulau
Jawa , Bali ,NTB ,NTT,Sulawesi Selatan ,Sulawesi Utara ,Kalimantan Barat
,Kalimantan Timur ,Kalimantan Selatan,Lampung ,Sumatera Selatan,Sumatera
Utara ,NAD,Riau,Maluku,Papua
yang punya hak pilih dalam pemilihan umum,
yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika
survei dilakukan
Survey diadakan pada tanggal 10- 28 Juli 2013
Sampel berasal dari 21 Provinsi 200 kapubaten dan Kota yang dibagi dalam 420
Kecamatan dan 5000 kelurahan /desa yang terdistribusi secara proporsional.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka dengan mengisi quisioner oleh
pewawancara yang telah dilatih.
Dengan jumlah sample sebanyak 10000 maka toleransi kesalahan (margin of
error) sebesar +/- 2.5% pada tingkat kepercayaan 98 persen.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 42 %
dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih
(spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti
FOCUS SURVEY INDONESIA
15
Alur Penarikan Sampel
Populasi desa/kelurahan
tingkat Nasional

Provinsi 1

Provinsi
Kuota

…

…
Ds 1 … Ds m

Ds 1 … Ds n

RT1 RT2 RT3 ….

RT5

Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5
RT dengan cara random

Di masing-masing RT/Lingkungan
dipilih secara random dua KK

KK1 KK2

Perempuan

Desa/kelurahan di tingkat
Provinsi dipilih secara random dengan
jumlah proporsional

Laki-laki

Di KK terpilih dipilih secara random
Satu orang yang punya hak pilih
laki-laki/perempuan

Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
KONDISI SOSIAL-EKONOMI

FOCUS SURVEY INDONESIA

17
Apakah Ibu/Bapak melihat keadaan ekonomi RUMAH TANGGA IBU/BAPAK
SEKARANG menjadi buruk, Tetap , baik dalam pemerintahan SBY -Budiono?…(%)

74.80%

17.90%

7.30%

Buruk

Tetap

Baik

FOCUS SURVEY INDONESIA

18
Temuan Survey
•

•
•
•

Dari temuan survey 74,8 % Saat ini ekonomi rumah tangga masyarakat tambah parah
/buruk akibat dampak kenaikan BBM dan ditambah lagi memasuki bulan Suci
Ramadhan, biaya kebutuhan anak masuk sekolah dan naiknya harga sembilan bahan
pokok (Sembako), hal ini membuat semakin terpuruk ekonomi masyarakat , bukan itu
saja, malahan Tarif Dasar Listrik (TDL) PLN juga mengalami kenaikan sekitar 11 persen,
sehingga menyebabkan penderitaan masyarakat semakin kompleks.
Daya beli masyarakat menurun dimana Daya beli masyarakat kecil dengan
penghasilannya yang tetap akan mengurangi kemampuannya untung membeli
kebutuhan hidupnya.
Terjadi stagnasinya pertumbuhan ekonomi pascakenaikan BBM lebih dipicu oleh arus
inflasi masyarakat. Akibatnya arus pengembalian pinjaman bank pun oleh masyarakat
mulai ikut berpengaruh atau tersendat
Hanya 7,3 persen responden yang puas dengan pengendalian harga bahan pangan oleh
pemerintah, sedangkan hampir 74,8 persen menyatakan sebaliknya. Persoalan yang
dirasakan di tingkat mikro itu tampaknya paling direspons negatif ketimbang aspek
persoalan makro seperti soal pengendalian kurs rupiah dan pengawasan perbankan.
Jajak pendapat triwulan ini belum mengukur dampak rencana pemberlakuan harga
bahan bakar minyak bersubsidi yang akan diterapkan.

FOCUS SURVEY INDONESIA

19
KONDISI KEAMANAN DAN KETERTIBAN

FOCUS SURVEY INDONESIA

20
Apakah Ibu/Bapak melihat keadaan Keamanan dan ketertiban SEKARANG
menjadi buruk, tidak ada perubahan(TETAP), Baik selama pemerintahan SBY
–Budiono …(%)

72.30%

11.80%
Buruk

15.90%

Tetap

Baik

FOCUS SURVEY INDONESIA

21
Temuan Survey
• keadaan sosial dan keamanan dalam negeri sepanjang pemerintahan SBYBudiono sangat tidak menggembirakan dimana Masyarakat merasa tidak
puas dengan penanganan masalah hukum dan keamanan dimana 72,3%
menyatakan tidak puas dengan keamanan dalam negeri
• Banyak ekskalasi kondisi keamanan, benturan horizontal, dan konflik
komunal di tengah masyarakat. Kondisi itu terjadi di berbagai daerah di
Indonesia.
• Muncul kesan dari masyarakat bahwa pemerintah melakukan pembiaran
atas kondisi tersebut. "Masih ada penilaian bahwa ada keterlambatan dan
ketidaktuntasan dalam menyelesaikan permasalahan gangguan
keamanan, termasuk gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat,“
• Menarik dicermati, persoalan jaminan dan keamanan merupakan hal yang
dinilai paling mendesak diatasi pemerintah, termasuk di dalamnya kasuskasus bentrokan anggota TNI dengan anggota Polri. Di peringkat
berikutnya, persoalan yang dinilai mendesak adalah kerusuhan sosial dan
ancaman disintegrasi bangsa.
FOCUS SURVEY INDONESIA

22
Kepuasan Publik Terhadap Kinerja Pemerintahan SBY Budiono

FOCUS SURVEY INDONESIA

23
Apakah pendapat dan pandangan Ibu/Bapak tentang
SBY –Budiono (%)

97.50%

93.20%

pemerintahan

98.30%

80.50%

74.30%

65.80%

Terkorup

Tidak Konsisten

Penakut

Ragu-Ragu

FOCUS SURVEY INDONESIA

Pencitraan

Tidak Pro Rakyat

24
Temuan Survey
•

•

•

•

Dalam survey ditemukan bahwa pemerintahan SBY Budiono menampilkan gambaran
ketidakpuasan, apresiasi publik terhadap kinerja pemerintah di bidang politik,
hukum,hal ini tergambar bahwa masyarakat berpendapat bahwa pemerintahan SBY
Budiono terkorup dengan prosentase 97,5 %
Dalam bidang politik dan ketidak konsistenan SBY Budiono dalam menjalankan
pemerintahan sangat seperti ketidak beranian SBY untuk megeluarkan PKS dari Koalisi
kabinet Indonesia bersatu hal ini terlihat dengan jawaban respoden yang hampir 80,5 %
menyatakan SBY penakut ,
bertahannya apresiasi publik terhadap ketidak konsistenan SBY dalam memciptakan
kebebasan beragama di indonesia terlihat dari persentase tingkat ketidak kepuasan
responden yang relatif tetap, yaitu di angka 65,8 persen. Aspek kebebasan sipil, seperti
kebebasan beribadah, dinilai tetap negative sebagian besar responden
Responden juga menilai pemerintahan SBY Budiono hanya melakukan pencitraan dan
wacana saja tanpa ada realisasinya hal ini tergambar dengan jawaban Responden yang
mengatakan dengan presentase 98,3 % ,hal ini tergambar dengan jumlah anggaran
belanja yang dikeluarkan pemerintah untuk advertising sangat besar ,serta banyak
menterinya yang melakukan iklan yang tak bermanfaat .

FOCUS SURVEY INDONESIA

25
Temuan Survey
• Dalam survey juga ditemukan bahwa pemerintah SBY Budiono
kurang pro rakyat hal ini tergambar dengan prosentase 74,3
dengan tidak ada upaya SBY untuk melindungi produk produk
pertanian dari serbuan produk pertanian Import

FOCUS SURVEY INDONESIA

26
Sikap dan Pilihan Publik terhadap
Tokoh Tokoh Nasional Yang Jadi Object Survey

FOCUS SURVEY INDONESIA

27
Tingkat Pengenalan nama Tokoh Tokoh Nasional

97.30% 97.30% 99.50%

99%
93.90%
79.50%

96.20%
90.60%

77.90%

91.40%

87.40%

86.30%

90.50%

90.30%

87.30%

80.40%

76.30% 78.10%

58.40%
53.10%

FOCUS SURVEY INDONESIA

28
Tingkat pengenalan Tokoh Tokoh
Any Yudhoyono
Yusril Izha.M
Sutiyoso
Mahfud MD
Ahok /Basuki.T
Jokowi
Megawati SP
Hatta.R
Wiranto
Din Syamsudin
Yusup Kala
Srimulyani
Aburizal B
Prabowo .S
Sri Sultan
Gita W
Marzuki Ali
Surya Paloh
Pramono Edhie
Jumhur Hidayat

99.0%
79.50%
93.90%
77.90%
97.30%
97.30%
99.50%
90.60%
87.40%
80.40%
91.40%
86.30%
90.50%
96.20%
90.30%
53.10%
76.30%
78.10%
58.40%
87.30%

FOCUS SURVEY INDONESIA

29
Temuan Survey
•

•

•

Tingkat Awarness Masyarakat terhadap untuk dapat mengingat atau menyadari bahwa
sebuah pihak tertentu merupakan tokoh /elit politik atau birokrat adalah pada
Megawati Soekarnoputri yang tertinggi dengan 99,5% dan Any Yudhoyono dengan 99%
karena Megawati adalah mantan president dan keturunan mantan President Sukarno
sedangkan Any Yudhoyono dikenal karena istri president .
Sedangkan Tingkat Awarness Publik /Masyarakat terhadap Jokowi dan Ahok sama yaitu
97,3 % hal ini dikarena mereka berdua tidak bisa dipisahkan yang merupakan pasangan
Temuan Survey
yang sangat sering menjadi pemberitaan walaupun hanya sebagai kepala daerah
provinsi ,tetapi media yang meliput adalah media nasional yang paling banyak
beroperasi di Jakarta dan mereka berdua selalu menjadi media darling
Prabowo subianto menpunyai tingkat awarness 96,2 persen padahal jarang sekali
kegiatan Prabowo Subianto ditayangkan di media massa walaupun sering diliput oleh
media massa ,hal ini menjadi maklum karena pemilik pemilik media massa besar
khususnya televisi dikuasai oleh pengurus parpol dan elit politik yang akan bersaing
dengan Prabowo Subianto .Tingkat Awarness masyrakat terhadap Prabowo Subianto
lebih didasarkan kepada gaya kepemimpinannya tegas dan berani dan visi misinya yang
pro kepada rakyat kecil serta berpihak pada ekonomi kerakyatan .

FOCUS SURVEY INDONESIA

30
Temuan Survey
• Sedangkan awarness masyarakat terhadap Hatta rajasa, Sutiyoso , Aburizal
Bakrie,Yusup Kala , dan Sri Sultan diatas 90 % dimana Hatta rajasa dikenal
karena besan dari Sby dan menteri di kabinet SBY , Sutiyoso mantan
Gubenur DKI Jakarta yang membangun Busway , Aburizal Bakrie karebna
sering kegiatannya diliput oleh media massa miliknyas serta persoalan
Lapindonya sedangkan Yusup Kalla dikenal karena mantan wakil president
yang sangat berpengaruh dan aktive selama memerintah dibandingkan
president
• Sedangkan untuk Tokoh muda yang sangat dikenal oleh masyarakat adalah
Jumhur Hidayat ketua BNP2TKI dan satu satunya tokoh yang berdarah
Jawa Barat dengan tingkat awarness mencapai 87,3 % ,tingkat Awarness
Jumhur di atas tokoh seperti Gita Wiryawan, Mahfud MD , Yusril Izha.M,
Din Syamsudin, Marzuki Ali,Surya Paloh, Sri Mulyani ,Pramono Edhie ,

FOCUS SURVEY INDONESIA

31
Tertarik Dengan Nama Tokoh Tokoh Karena mampu meyelesaikan
permasalahan pemerintahan dan persoalan ekonomi sosial rakyat

98.70%
87.30% 85.30% 89.50%

69.10% 68.90%
58%

88.30%

87.40%
82.60% 81.40%

79.50%
65.40%

80.70%

66.70%

57.90%
50.30% 52.40%

FOCUS SURVEY INDONESIA

54.20% 56.20%

32
Tingkat Ketertarikan Pada Tokoh yang dianggap mampu meyelesaikan permasalahan pemerintahan dan persoalan ekonomi
sosial rakyat
Any Yudhoyono
Yusril Izha.M
Sutiyoso
Mahfud MD
Ahok /Basuki.T
Jokowi
Megawati SP
Hatta.R
Wiranto
Din Syamsudin
Yusup Kala
Srimulyani
Aburizal B
Prabowo .S
Sri Sultan
Gita Wiryawan
Marzuki Ali
Surya Paloh
Pramono Edhie
Jumhur Hidayat

58%
69.10%
68.90%
57.90%
87.30%
80.30%
89.50%
92.60%
91.40%
65.40%
87.40%
66.70%
79.50%
98.70%
80.70%
50.30%
52.40%
54.20%
56.20%
88.30%

FOCUS SURVEY INDONESIA

33
Temuan survey
•

•
•

•

Dalam survey di temukan bahwa 98,7 persen memilih Prabowo Subianto sebagai Tokoh yang
sangat diminati serta dipercaya oleh masyarakat untuk dapat meyelesaikan permasalah
keterpurukan ekonomi masyarakat kecil, stabilitas keamanan dalam negeri ,serta bahaya ancaman
disintegrasi ,serta pemberantasan korupsi Hal ini dikarenakan sosok yang tegas dan berani dan tidak
mudah disepelekan oleh negara tetangga
Kemudia disusul Megawati sukarnoputri 89,5 % juga dianggap bisa meyelesaikan persoalan diatas
Sedangkan ketertarikan dan kepercayaan masyarakat terhadap Jokowi dan Ahok
untuk
meyelesaikan persoalan nasional dianggap belum waktunya , masyarakat masih menginginkan
Jokowi Untuk meyelesaikan tugasnya sebagi Gubenur DKI Jakarta sesuai dengan program dan
janjinya ketika bertarung di PilGUB ,sebab program program Jokowi ahok belum semua terealisasi
baru dalam tatanan program dan perencanaan . Seperti mengatasi kemacetan ,Sungai Kotor
,penataan Pedagang Kaki Lima yang manusiawi dan pembangunan MRT diJakarta
Jumhur Hidayat menjadi tokoh muda yang dianggap oleh masyarakat dapat meyelesaikan persoalan
persoal nasional karena Jumhur Hidayat merupakan Pejabat negara yang sangat baik dalam
mengelolah departemen yang dipimpinya ,hal ini tercermin dengan makin tertatanya perlindungan
TKI yang bekerja di Luar negeri serta tidak ada tidak adanya korupsi didepartemen yang
dipimpinnya ,selain itu umhur adalah mantan aktivis buruh yang sangat dikenal dikalangan buruh
yang dipastikan akan berpihak pada rakyat kecil

FOCUS SURVEY INDONESIA

34
Tahapan di mana pemilih menganggap bahwa satu atau beberapa makna politis yang
terbentuk sebagai interpretasi terhadap Tokoh yang tidak dapat dihasilkan secara
lebih memuaskan oleh tokoh lainnya nya. Dengan demikian, pemilih tersebut memiliki
kecenderungan unluk memilih tokoh tertentu

95.70%

89.30% 91.50%
81.70%
72.60%
58%

71.30%

69.30%

57.30%

57.10% 56.70%
51.20%
46.20%

37.70%

35.20%

29.20% 28.70%

FOCUS SURVEY INDONESIA

30.30% 32.40% 28.20%

35
Tahapan pada keyakinan untuk memilih tokoh tertentu jika pemilihan Prseident
dilakukan hari ini

27.40%

12.70%
11.30%
8.40%
6.30%

5.80%

4.90%

3.30%
1.00% 1.10%

1.90%

3.20%
1.00%

1.30%

FOCUS SURVEY INDONESIA

2.30%

3.30%
1.20% 1.10% 1.10% 1.40%

36
Temuan survei
•

•
•
•
•

•
•
•

Dalam tahapan masyarakat untuk memilih tokoh yang layak sebagai President maka Prabowo
Subianto mempunyai ting keterpilihan yang tertinggi yaitu 27,4% hal ini tergambar dari keinginan
masyarakat yang menginginkan pemimpin yang tidak peragu, tegas ,pemberani ,tidak mengeluh
,hal ini terlihat dengan keberhasilan Prabowo membawa partai Gerindra menjadi partai yang
konsisten memperjuangkan rakyat dan bersih dari korupsi
Sedangkan megawati Sukarnoputri hanya 12,7 persen masyarakat yang memilih hal ini tercermin
dalam survei , keterpilihan Megawati hanya oleh masyarakat yang menjadi simpatisan PDIP
Sedangkan Jokowi tingkat keterpilihannya hanya mencapai 11,3 persen karena masyarakat masih
sangat menginginkan Jokowi membuktikan kinerja kepemimpinanya di Jakarta selama 5 tahun
untuk membuat Jakarta tertib ,aman ,tidak macet dan tidak Banjir .
Tingkat keterpilihan Wiranto hanya 8,4 % karena dianggap wiranto adalah sosok yang tidak berani
mengambil resiko dalam situasi tertentu .
Sedangkan Hatta Rajasa hanya mempunyai tingkat keterpilihan oleh masyarakat 5,8 % karena
dianggap Hatta Rajasa gagal sebagi menko perekonomian untuk mensejahterakan rakyat , dan
dianggap Hatta akan menjadi bemper SBY setelah SBY tidak memimpin .
Sedangkan Aburizal Bakrie yang gencar beriklan dan diliput media massa miliknya hanya mencapai
tingkat keterpilihan 4,9 % karena masih terjebak oleh Kasus Lapindo
Tokoh Muda yang punya tingkat keterpilihan tertinggi adalah Jumhur Hidayat dengan 6,3 % persen
melewati Gita Wiyawan ,juga Hatta Rajasa ,Yusup Kala dan Aburizal Bakrie
Dalam survei dapat ditarik kesimpulan bahwa Masyarakat masih menginginkan kepemimpinan
Nasional dipimpin oleh tokoh keturunan dari Pulau Jawa

FOCUS SURVEY INDONESIA

37
RESPON TERHADAP PARTAI POLITIK

100.00%

94.43%

90.00%

97.69%
91.97%

87.90% 89.50%
80.47%

80.00%

77.51%

70.00%

60.95% 61.76%
60.00%

60.42%

54.27%

57.01%

50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%

Nasde
PKB
PKS
PDIP
Golkar Gerindr
PD
PAN
PPP
Hanura
PBB
PKPI
m
a
Response 54.27% 60.95% 61.76% 94.43% 91.97% 97.69% 87.90% 89.50% 80.47% 77.51% 60.42% 57.01%

Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
SIKAP MEMILIH TERHADAP PARTAI POLITIK(%)
30
24.2

25
19.7

20

14.1

15

9.4

10
5

4.3

2.7

10.8
4.1

2.9

4.9
1.3

0

Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013

1.6




Dalam survey ditemukan bahwa Respon dan sikap memilih terhadap
partai politik berhubungan erat dengan figur pemimpin partainya serta
keberpihakan partai politik kepada kepentingan rakyat serta kasus kasus
hukum yang berhubungan dengan tindak pidana korupsi yang menimpa
kader partai politik , dari respon dan dan sikap memilih responden
ditemukan dalam survei keterpilihan Partai Gerindra menempati urutan
pertama dengan 24,20% karena dianggap ketokohan Prabowo Subianto
yang tegas dalam memimpin partai Gerindra serta program partai yang
berpihak pada rakyat khusunya kaum tani, buruh dan nelayan dengan
mengusung Ekonomi Kerakyatan,serta partai Gerindra hingga survei ini
dilakukan belum ada Kader Gerindra yang terlibat dalam kasus pidana
korupsi
PDIP didalam survey juga mengalami kenaikan keterpilihan dengan 19,70
% hal dikarenakan kekonsistenan PDIP yang selalu berseberangan
dengan pemerintah serta kinerja mesin partai dan loyalitas kader PDIP
yang cendeung menjadi partai Kader ,namun keenganan pemilih untuk
memilih PDIP karena banyak Kader Kader PDIP yang duduk
dipemerintahan maupun parlemen ada yang terlibat tindak pidan
korupsi
Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013








Survey ini menemukan bahwa ada 3 partai berbasis Islam yaitu PKB, PKS dan PBB
yang menempati posisi yang sama dalam urutan sikap pilihan responden.
Generalisasi responden terhadap fenomena ketidakkonsistenan partai-partai
berbasis agama Islam terhadap nilai-nilai AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR (yang
terbukti dari kasus-kasus korupsi dari tokoh-tokoh partai
khususnya PKS)
menyebabkan munculnya stereotip responden terhadap partai-partai berbasis Islam
tersebut.
Akibatnya pemilih partai yang berbasis agama Islam banyak beralih pilihan ke Partai
Amanah Nasional dengan tingkat keterpilihan hingga 10,86%
Bergabungnya Hary Tanoe ke partai Hanura, membawa dampak meningkatnya afek
positif responden terhadap Wiranto maupun keterpilihan Hanura yang mencapai 4,9
% . Hal ini terlihat dari posisi Hanura dan Wiranto yang cukup baik dalam urutan sikap
pemilihan dari responden.dan disebabkan oleh pemberitaan media yang dimiliki oleh
Harry Tanoe
Responden masih memiliki “question mark” terhadap Nasdem yang hanya meperoleh
tingkat keterpilihan 4,3 % sebagai partai pendatang baru cukup baik dan
mengejutkan ,pencapian 4,3 % karena gencarnya pemberitaan Nasdem di metro TV
yang nota bene milik Surya Paloh , demikian juga terhadap PBB dan PKPI tentang
kiprahnya dalam membangun dan memperbaiki negeri ini. Demikian juga terhadap
tokoh-tokoh dari partai-partai tersebut. Tanda tanya ini menyebabkan posisi partai
maupun tokoh-tokohnya seperti Surya Paloh, Yusril Ihza Mahendra dan Sutiyoso
masih belum secara signifikan menjadi sikap pilihan reponden.
Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013



Survey Ini dibiayai oleh Indonesia Focus Survey Indonesia .Dilarang
Mempublikasikan hasil survey ini kecuali sepengetahuan dan seijin Focus
Survey Indonesia
Terima Kasih
Kepala Bidang Survey dan Pengolahan data
Widodo Trisakmekto,SE.MBA

FOCUS SURVEY INDONESIA

42

More Related Content

Similar to Focus Survey INDONESIA

Partisipasi politik
Partisipasi politikPartisipasi politik
Partisipasi Masyarakat DKI Dalam Menyukseskan Pemilu Gubernur -16 mei 2012
Partisipasi Masyarakat  DKI Dalam Menyukseskan Pemilu Gubernur -16 mei 2012 Partisipasi Masyarakat  DKI Dalam Menyukseskan Pemilu Gubernur -16 mei 2012
Partisipasi Masyarakat DKI Dalam Menyukseskan Pemilu Gubernur -16 mei 2012
musniumar
 
Budaya politik
Budaya politikBudaya politik
Budaya politikmaryuni ,.
 
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat KampanyeFaktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat KampanyeUniversity of Andalas
 
Opini Publik
Opini PublikOpini Publik
Opini Publik
Mira Veranita
 
Makalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesiaMakalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesia
Septian Muna Barakati
 
Rilismediapemilu2014.pdf
Rilismediapemilu2014.pdfRilismediapemilu2014.pdf
Rilismediapemilu2014.pdfpothink
 
Kelompok 6 Opini Publik - Merayu Opini Publik.pdf
Kelompok 6 Opini Publik - Merayu Opini Publik.pdfKelompok 6 Opini Publik - Merayu Opini Publik.pdf
Kelompok 6 Opini Publik - Merayu Opini Publik.pdf
RenikaPramesti1
 
Strategi pemenangan caleg
Strategi pemenangan calegStrategi pemenangan caleg
Strategi pemenangan caleg
Achmad Rozi El Eroy
 
PPT FENOMENA BUZZER MENJELANG PEMILU.pptx
PPT FENOMENA BUZZER MENJELANG PEMILU.pptxPPT FENOMENA BUZZER MENJELANG PEMILU.pptx
PPT FENOMENA BUZZER MENJELANG PEMILU.pptx
santisusanti2202
 
7 Steps of Digital Political Marketing
7 Steps of Digital Political Marketing7 Steps of Digital Political Marketing
7 Steps of Digital Political Marketing
Deddy Rahman
 
Two Step Flow Communication Theory
Two Step Flow Communication TheoryTwo Step Flow Communication Theory
Two Step Flow Communication Theory
mankoma2012
 
001
001001

Similar to Focus Survey INDONESIA (20)

Pengaruh golput di indonesia
Pengaruh golput di indonesiaPengaruh golput di indonesia
Pengaruh golput di indonesia
 
Pelaku dan Pesan Kampanye
Pelaku dan Pesan KampanyePelaku dan Pesan Kampanye
Pelaku dan Pesan Kampanye
 
Pelaku dan Pesan Kampanye
Pelaku dan Pesan KampanyePelaku dan Pesan Kampanye
Pelaku dan Pesan Kampanye
 
Partisipasi politik
Partisipasi politikPartisipasi politik
Partisipasi politik
 
Partisipasi Masyarakat DKI Dalam Menyukseskan Pemilu Gubernur -16 mei 2012
Partisipasi Masyarakat  DKI Dalam Menyukseskan Pemilu Gubernur -16 mei 2012 Partisipasi Masyarakat  DKI Dalam Menyukseskan Pemilu Gubernur -16 mei 2012
Partisipasi Masyarakat DKI Dalam Menyukseskan Pemilu Gubernur -16 mei 2012
 
Budaya politik
Budaya politikBudaya politik
Budaya politik
 
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat KampanyeFaktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
 
Makalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesiaMakalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesia
 
Opini Publik
Opini PublikOpini Publik
Opini Publik
 
Makalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesiaMakalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesia
 
Makalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesiaMakalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesia
 
Rilismediapemilu2014.pdf
Rilismediapemilu2014.pdfRilismediapemilu2014.pdf
Rilismediapemilu2014.pdf
 
Kelompok 6 Opini Publik - Merayu Opini Publik.pdf
Kelompok 6 Opini Publik - Merayu Opini Publik.pdfKelompok 6 Opini Publik - Merayu Opini Publik.pdf
Kelompok 6 Opini Publik - Merayu Opini Publik.pdf
 
Menyoal iklan pemilu
Menyoal iklan pemiluMenyoal iklan pemilu
Menyoal iklan pemilu
 
Strategi pemenangan caleg
Strategi pemenangan calegStrategi pemenangan caleg
Strategi pemenangan caleg
 
Sosialisasi pemilih pemula
Sosialisasi pemilih pemulaSosialisasi pemilih pemula
Sosialisasi pemilih pemula
 
PPT FENOMENA BUZZER MENJELANG PEMILU.pptx
PPT FENOMENA BUZZER MENJELANG PEMILU.pptxPPT FENOMENA BUZZER MENJELANG PEMILU.pptx
PPT FENOMENA BUZZER MENJELANG PEMILU.pptx
 
7 Steps of Digital Political Marketing
7 Steps of Digital Political Marketing7 Steps of Digital Political Marketing
7 Steps of Digital Political Marketing
 
Two Step Flow Communication Theory
Two Step Flow Communication TheoryTwo Step Flow Communication Theory
Two Step Flow Communication Theory
 
001
001001
001
 

More from bumnbersatu

Bisnis singkong membangun bangsa
Bisnis singkong membangun bangsaBisnis singkong membangun bangsa
Bisnis singkong membangun bangsa
bumnbersatu
 
HASIL SURVEI √ox Populi Survey
HASIL SURVEI √ox Populi Survey HASIL SURVEI √ox Populi Survey
HASIL SURVEI √ox Populi Survey
bumnbersatu
 
JAJAK PENDAPAT MASYARAKAT TERHADAP PARPOL DAN CALON PRESIDENT PADA PEMILU 2014
JAJAK PENDAPAT MASYARAKAT TERHADAP PARPOL DAN CALON PRESIDENT PADA PEMILU 2014 JAJAK PENDAPAT MASYARAKAT TERHADAP PARPOL DAN CALON PRESIDENT PADA PEMILU 2014
JAJAK PENDAPAT MASYARAKAT TERHADAP PARPOL DAN CALON PRESIDENT PADA PEMILU 2014
bumnbersatu
 
Teori Groupthink
Teori GroupthinkTeori Groupthink
Teori Groupthink
bumnbersatu
 
Groupthink Teori
Groupthink Teori Groupthink Teori
Groupthink Teori
bumnbersatu
 
Groupthink Teori
Groupthink Teori Groupthink Teori
Groupthink Teori
bumnbersatu
 
Tugas group think 4
Tugas group think 4Tugas group think 4
Tugas group think 4
bumnbersatu
 

More from bumnbersatu (7)

Bisnis singkong membangun bangsa
Bisnis singkong membangun bangsaBisnis singkong membangun bangsa
Bisnis singkong membangun bangsa
 
HASIL SURVEI √ox Populi Survey
HASIL SURVEI √ox Populi Survey HASIL SURVEI √ox Populi Survey
HASIL SURVEI √ox Populi Survey
 
JAJAK PENDAPAT MASYARAKAT TERHADAP PARPOL DAN CALON PRESIDENT PADA PEMILU 2014
JAJAK PENDAPAT MASYARAKAT TERHADAP PARPOL DAN CALON PRESIDENT PADA PEMILU 2014 JAJAK PENDAPAT MASYARAKAT TERHADAP PARPOL DAN CALON PRESIDENT PADA PEMILU 2014
JAJAK PENDAPAT MASYARAKAT TERHADAP PARPOL DAN CALON PRESIDENT PADA PEMILU 2014
 
Teori Groupthink
Teori GroupthinkTeori Groupthink
Teori Groupthink
 
Groupthink Teori
Groupthink Teori Groupthink Teori
Groupthink Teori
 
Groupthink Teori
Groupthink Teori Groupthink Teori
Groupthink Teori
 
Tugas group think 4
Tugas group think 4Tugas group think 4
Tugas group think 4
 

Focus Survey INDONESIA

  • 1. Hasil Survey Pendapat Publik Tentang Pemerintahan SBY –Budiono,DPR -RI ,Elektabilitas Partai Politik dan Calon President Jelang Pemilu 2014 FOCUS SURVEY INDONESIA 1
  • 2. Latar belakang • • • • Pemilihan Umum (Pemilu) baik legislatif (Pileg) maupun presiden/wakil presiden (Pilpres) sudah diambang pintu. Meski masih satu tahun lagi (2014), namun aroma persaingan antar partai politik peserta pemilu, tampak semakin intensif dan terbuka. “Aroma” persaingan juga tampak jelas saat beberapa Parpol tiba-tiba muncul dan melakukan “kampanye terselubung” di sejumlah media massa, khususnya televisi. Beberapa isu dan agenda diusung dalam tayangan berdurasi beberapa menit itu. Bahkan, momentum hari-hari besar nasional dan hari-hari besar agama, dimanfaatkan untuk menyapa konstituen dengan ucapan selamat melaksanakan ibadah (sesuai peringatan Hari Besar Agama) atau sekadar ucapan selamat memperingati hari ... (sesuai peringatan Hari Besar Nasional). Sekalipun tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik cenderung menurun, tetapi gairah politikus untuk berkampanye terus meningkat. Indikasi ini secara kasat mata terlihat dari maraknya atribut-atribut politikus dalam menjajakan dirinya. Melalui pemasangan iklan layanan masyarakat di media massa, pemasangan spanduk, baliho, stiker, penerbitan buku dan sebagainya; para politikus itu menawarkan janji untuk membuat hidup sejahtera. Tentu saja apa yang dilakukan politikus memasang wajahnya di pinggir-pinggir jalan, ditempel di tembok atau pepohonan, bukan tanpa dampak. Paling tidak, publik menjadi memiliki awareness atau kesadaran atas keberadaan diri sang politikus itu. Hanya saja yang perlu dicatat bahwa publik sebagai penerima informasi memiliki otoritas dalam mempersepsinya. Dan pada gilirannya, perilaku kampanye semacam itu berpotensi melahirkan dampak kesukaan, kemarahan, cemoohan, atau sama sekali tak peduli. FOCUS SURVEY INDONESIA 2
  • 3. Latar belakang • Pencitraan merupakan hal penting bagi setiap orang sebagai makhluk sosial. Melalui pencitraan terhadap dirinya, manusia memilih hal yang akan dilakukan dan juga apa yang seharusnya tidak dilakukan atau ditinggalkan. Citra membantu manusia untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi dirinya dalam lingkungan sosialnya. • Setiap orang selalu berusaha agar citranya selalu positif di hadapan orang lain. Dengan pencitraan, seseorang berharap bisa terlihat sempurna di mata orang lain. Karena itu, setiap langkah dan tindakan mereka, selalu terukur dampak positif-negatifnya.Bahkan tidak jarang, mereka melakukan kegiatan yang bersifat “seolaholah.” Semuanya menjadi seolah-olah baik, seolah-olah peduli, dan seolah-olah dengan rakyat. Meski realitasnya, apa yang dilakukan sekarang ini, belum pernah sekalipun ia kerjakan sebelumnya. FOCUS SURVEY INDONESIA 3
  • 4. Latar belakang • Karena itu, dalam berbagai kesempatan para calon presiden ataupun elit politik baik yang duduk dipemerintahan maupun diluar pemerintahan melakukan kunjungan ke berbagai kawasan yang diharapkan menjadi basis massanya kelak. Tidak hanya permukiman penduduk, para Capres juga berkunjung ke sejumlah fasilitas umum yang menjadi tempat berkumpulnya masyarakat. Seperti, pasar-pasar tradisional, masjid dan tempat peribadatan lainnya, serta tempat-tempat lain yang terkadang sudah dipersiapkan oleh para tim pendukung. • Berbagai aktifitas yang dilakukan para Capres dan elit politik baik yang duduk dipemerinthan maupun diluar pemerintahan sangat rajin menghadiri berbagai acara seremoni yang kebetulan secara bersamaan dilaksanakan, atau sengaja digelar dalam rangka kunjungan para Capres ini. Dalam kesempatan itu, tidak jarang para Capres mencoba menawarkan berbagai program kerja yang pro-rakyat dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Mereka juga mencoba untuk mendengarkan setiap keluhan dan permasalahan yang banyak dihadapi oleh warga masyarakat. FOCUS SURVEY INDONESIA 4
  • 5. Latar belakang • Bahkan untuk tetap menjaga “citra positifnya” Elit Parpol maupun pejabat negara ini sering pula mengajak awak media untuk melakukan peliputan. Tentunya, media yang bisa diajak kerjasama untuk membangun citranya di mata masyarakat, melalui publikasi dan pemberitaan yang positif. Dan bisa ditebak, alur pemberitaan yang ditulis media terhadap figur sang tokoh , menggambarkan kesemarakan acara dan penyambutan terhadap sang tokoh yang luar biasa. • Hal ini wajar terjadi. Karena memang tidak ada media massa termasuk media on-line dan juga pribadi para pemilik media -media massa, editor atau redakturnya, serta jajaran redaksi lainnya yang benar-benar bebas dan objektif. FOCUS SURVEY INDONESIA 5
  • 6. Variabel Elektabilitas dan Popularitas 1. 2. Elektabilitas adalah tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria pilihan. Elektabilitas bisa diterapkan kepada barang, jasa maupun orang, badan atau partai. Elektabilitas sering dibicarakan menjelang pemilihan umum. Elektabilitas partai politik berarti tingkat keterpilihan partai politik di publik. Elektabilitas partai tinggi berarti partai tersebut memiliki daya pilih yang tinggi. Untuk meningkatkan elektabilitas maka objek elektabilitas harus memenuhi kriteria keterpilihan dan juga populer. Popularitas adalah tingkat keterkenalan di mata publik. Meskipun populer belum tentu layak dipilih. Sebaliknya meskipun punya elektabilitas sehingga layak dipilih tapi karena tidak diketahui publik, maka rakyat tidak memilih. Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
  • 7. Empat Strategi bentuk publisitas yang dilakukan elit politik baik yang duduk dipemerintahan maupun diluar pemerintahan dan Partaipolitik • • • • Pure publicity yakni mempopulerkan diri melalui aktivitas masyarakat dengan setting sosial yang natural atau apa adanya. Misalnya saja, bulan Ramadhan dan Idul Fitri merupakan siklus aktivitas tahunan sehingga menjadi realitas yang apa adanya. Kandidat bisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memasarkan dirinya. Misalnya dengan mengucapkan “Selamat Menjalani Bulan Ramadhan” atau “Selamat Tahun Baru Imlek” dengan embel-embel nama atau photo kandidat. Semakin banyak jenis bentuk pure publicity yang digarap, maka akan semakin populer kandidat. Free ride publicity yakni publisitas dengan cara memanfaatkan akses atau menunggangi pihak lain untuk turut mempopulerkan diri. Misalnya saja dengan tampil menjadi pembicara di sebuah forum yang diselenggarakan pihak lain, menjadi sponsor gerakan anti narkoba, turut berpartisipasi dalam pertandingan olahraga di sebuah daerah kantung pemilih dan lain-lain. Tie-in publicity yakni dengan memanfaatkan extra ordinary news (kejadian sangat luat biasa). Misalnya saja peristiwa tsunami, gempa bumi atau banjir bandang. Kandidat dapat mencitrakan diri sebagai orang atau partai yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi sehingga imbasnya memperoleh simpati khalayak. Sebuah peristiwa luar biasa, dengan sendirinya memikat media untuk meliput. Sehingga partisipasi dalam peristiwa semacam itu, sangat menguntungkan kandidat.(seperti komunikasi politik yang dilakukan Jokowi dan Ahok ketika Jakarta Banjir dengan membagi bagi bantuan dan menunggui tanggul yang jebol) Paid publicity sebagai cara mempopulerkan diri lewat pembelian rubrik atau program di media massa. Misalnya, pemasangan advertorial, Iklan spot, iklan kolom, display atau pun juga blocking time program di media massa. Secara sederhananya dengan menyediakan anggaran khusus untuk belanja media. FOCUS SURVEY INDONESIA 7
  • 8. TUJUAN SURVEY • Memberikan pencerahan kepada masyarakat agar tidak terjebak serta terhipnotis oleh pencitraan elit politik /tokoh nasional baik yang diluar pemerintahan maupun didalam pemerintahan yang ingin maju sebagai calon president pada pemilu 2014 • Memberikan pencerahan kepada para pemilih agar lebih cerdas dalam melakukan pilihan politik kepada partai politik yang ikut dalam pemilu 2014 FOCUS SURVEY INDONESIA 8
  • 9. Beberapa tahap respon yang dilakukan oleh pemilih terhadap stimulasi Iklan di media massa dan Pemberitaan mengenai Partai Politik dan Elit Politik, Tokoh tokoh politik ,tokohmasyarakat ,birokrat .Serta sosialisasi langsung kemasyarakat yang dilakukan oleh tokoh tokoh politik,tokoh masyarakat dan birokrat dan partai politik : 1. 2. 3. 4. 5. Awareness yakni bila seseorang dapat mengingat atau menyadari bahwa sebuah pihak tertentu merupakan tokoh /elit politik yang bisa menjadi calon president dan partai politik yang menjadi peserta pemilu . Dengan jumlah kontestan Pemilu yang sebanyak 12 Parpol dan tokoh tokoh nasional yang berambisi menjadi calon president membangun awareness cukup sulit dilakukan, khususnya bagi partai partai baru. Seperti sudah menjadi hukum besi political , secara umum para pemilih tidak akan menghabiskan waktu dan energinya untuk menghafal nama nama kontestan tersebut. Yang terang, seorang pemilih tidak akan memilih kontestan yan tidak memiliki brand Awareness Knowledge yakni ketika seorang pemilih mengetahui beberapa unsur penting mengenai visi misi ,sepak terjang ,rekam jejak serta pengalaman pemilih terdari para tokoh tokoh yang disodorkan dalam survey , baik substansi maupun presentasi. Unsur unsur itu akan diinterpretasikan sehingga membentuk makna politis tertentu dalam pikiran pemilih. Dalam pemasaran produk komersial, tahap ini disebut juga sebagai tahap pembentuk brand association dan perceived quality Liking yakni tahap di mana seorang pemilin menyukai tokoh dan parpol tertentu karena satu atau lebih makna politis yang terbentuk di pikirannya sesuai dengan aspirasinya. Preference tahap di mana pemilih menganggap bahwa satu atau beberapa makna politis yang terbentuk sebagai interpretasi terhadap produk politik sebuah kontestan tidak dapat dihasilkan secara lebih memuaskan oleh kontestan lainnya. Dengan demikian, peniilih tersebut memiliki kecenderungan unluk memilih kontestan tersebut Conviction pemilih tersebut sampai pada keyakinan untuk memilih parpol dan tokoh tertentu FOCUS SURVEY INDONESIA 9
  • 11. KRITERIA DIMENSIONAL KETERKENALAN (POPULARITAS) TOKOH NASIONAL/ELIT POLITIK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Dampak terpaan media (cetak dan elektronik) karena pemilikan kredibilitas (keterpercayaan, keahlian, kecerdasan, status sosialekonomi dan ketokohan) yang dinilai layak untuk jadi sumber berita. Kecenderungan media menjadikannya brand image karena sosok personal yang layak jual. Gagasan-gagasannya realistik dan solutif. Kekhasan pada tampilan fisik. Jejak rekam figur. Popularitas karena keturunan dari orang yang terkenal. Karakter populis dan kesediannya menanggalkan ikatan-ikatan formalitas. Popularitas karena menjadi Media Darling Kemampuannya sebagai komunikator yang bisa membentuk militansi dan fanatisme pendukungnya. Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
  • 12. KRITERIA DIMENSIONAL KETERPILIHAN (ELEKTABILITAS) Partai Politik 1. Mesin partai yang diisi oleh tokoh-tokoh dengan kredibilitasnya yang tinggi, kader partai yang memiliki kompetensi individual yang kuat serta jaringan (network) yang solid. 2. Gerakan partai selalu menunjukkan tanggungjawab sosial yang tinggi terhadap masyarakat. 3. Para pelaku partai memiliki nilai-nilai etika dan sangat menghormati dan mematuhi nilai-nilai tersebut untuk menghindari sanksi masyarakat. 4. Konsistensi partai dalam membela kepentingan rakyat sekalipun harus menjadi oposisi. 5. Integritas dan komitmen terhadap peran sebagai “linkage” antara negara (state) dan warganegara (citizen). 6. Tidak bersifat pragmatis yang mengorbankan kepentingan rakyat. 7. Pengelolaan partai menerapkan asas-asas penyelenggaraan partai yang bersih dan bebas dari KKN antara lain: asas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan partai, mendahulukan kepentingan rakyat, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, dan akuntabilitas. Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
  • 13. KRITERIA DIMENSIONAL KETERPILIHAN (ELEKTABILITAS) Partai Politik 1. Mesin partai yang diisi oleh tokoh-tokoh dengan kredibilitasnya yang tinggi, kader partai yang memiliki kompetensi individual yang kuat serta jaringan (network) yang solid. 2. Gerakan partai selalu menunjukkan tanggungjawab sosial yang tinggi terhadap masyarakat. 3. Para pelaku partai memiliki nilai-nilai etika dan sangat menghormati dan mematuhi nilai-nilai tersebut untuk menghindari sanksi masyarakat. 4. Konsistensi partai dalam membela kepentingan rakyat sekalipun harus menjadi oposisi. 5. Integritas dan komitmen terhadap peran sebagai “linkage” antara negara (state) dan warganegara (citizen). 6. Tidak bersifat pragmatis yang mengorbankan kepentingan rakyat. 7. Pengelolaan partai menerapkan asas-asas penyelenggaraan partai yang bersih dan bebas dari KKN antara lain: asas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan partai, mendahulukan kepentingan rakyat, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, dan akuntabilitas. Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
  • 14. Metodologi Survey • • • Survey ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian.Jenis survey ini memberikan peluang yang besar akan munculnya interpretasi interpretasi alternatif Metode ini juga mampu mendekatkan antara relawan survey dengan objek yang dikaji. Cara kerja proses penelitian ini berlangsung serempak dan dilakukan dalam bentuk pengumpulan, pengolahan dan menginterpretasikan sejumlah data yang bersifat kualitatif. Yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta ( fact finding). Hasil penelitian survey ditekankan pada memberikan gambaran secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang disurvey Akan tetapi guna mendapatkan manfaat yang lebih luas dalam penelitian ini, kerap kali di samping pengungkapan fakta sebagaimana adanya dilakukan juga pemberian interpretasi interpretasi yang kuat Survey ini memberikan gambaran bagaimana persepsi dan sikap pilihan masyarakat .Terhadap popularitas ,tindakan tindakan ,program yang ditawarkan dan sepak terjang tokoh tokoh nasional serta partai politik peserta pemilu 2014 yang disodorkan dalam survey untuk dapat memperbaiki kondisi negara serta keadaan ekonomi dan sosial masyarakat selama dalam pemerinthan SBY –Budiono dengan tanpa menggunakan uji hipotesis atau prediksi. Di mana informasi diperoleh dengan membandingkan hasil wawancara dari masing- masing responden, observasi lalu baru kemudian menarik kesimpulan dari persepsi dan sikap pilihan responden terhadap tokoh nasional dan parpol FOCUS SURVEY INDONESIA 14
  • 15. Metodologi Survey • • • • • • Populasi survei ini adalah seluruh warganegara Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa , Bali ,NTB ,NTT,Sulawesi Selatan ,Sulawesi Utara ,Kalimantan Barat ,Kalimantan Timur ,Kalimantan Selatan,Lampung ,Sumatera Selatan,Sumatera Utara ,NAD,Riau,Maluku,Papua yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan Survey diadakan pada tanggal 10- 28 Juli 2013 Sampel berasal dari 21 Provinsi 200 kapubaten dan Kota yang dibagi dalam 420 Kecamatan dan 5000 kelurahan /desa yang terdistribusi secara proporsional. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka dengan mengisi quisioner oleh pewawancara yang telah dilatih. Dengan jumlah sample sebanyak 10000 maka toleransi kesalahan (margin of error) sebesar +/- 2.5% pada tingkat kepercayaan 98 persen. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 42 % dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti FOCUS SURVEY INDONESIA 15
  • 16. Alur Penarikan Sampel Populasi desa/kelurahan tingkat Nasional Provinsi 1 Provinsi Kuota … … Ds 1 … Ds m Ds 1 … Ds n RT1 RT2 RT3 …. RT5 Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5 RT dengan cara random Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK KK1 KK2 Perempuan Desa/kelurahan di tingkat Provinsi dipilih secara random dengan jumlah proporsional Laki-laki Di KK terpilih dipilih secara random Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
  • 18. Apakah Ibu/Bapak melihat keadaan ekonomi RUMAH TANGGA IBU/BAPAK SEKARANG menjadi buruk, Tetap , baik dalam pemerintahan SBY -Budiono?…(%) 74.80% 17.90% 7.30% Buruk Tetap Baik FOCUS SURVEY INDONESIA 18
  • 19. Temuan Survey • • • • Dari temuan survey 74,8 % Saat ini ekonomi rumah tangga masyarakat tambah parah /buruk akibat dampak kenaikan BBM dan ditambah lagi memasuki bulan Suci Ramadhan, biaya kebutuhan anak masuk sekolah dan naiknya harga sembilan bahan pokok (Sembako), hal ini membuat semakin terpuruk ekonomi masyarakat , bukan itu saja, malahan Tarif Dasar Listrik (TDL) PLN juga mengalami kenaikan sekitar 11 persen, sehingga menyebabkan penderitaan masyarakat semakin kompleks. Daya beli masyarakat menurun dimana Daya beli masyarakat kecil dengan penghasilannya yang tetap akan mengurangi kemampuannya untung membeli kebutuhan hidupnya. Terjadi stagnasinya pertumbuhan ekonomi pascakenaikan BBM lebih dipicu oleh arus inflasi masyarakat. Akibatnya arus pengembalian pinjaman bank pun oleh masyarakat mulai ikut berpengaruh atau tersendat Hanya 7,3 persen responden yang puas dengan pengendalian harga bahan pangan oleh pemerintah, sedangkan hampir 74,8 persen menyatakan sebaliknya. Persoalan yang dirasakan di tingkat mikro itu tampaknya paling direspons negatif ketimbang aspek persoalan makro seperti soal pengendalian kurs rupiah dan pengawasan perbankan. Jajak pendapat triwulan ini belum mengukur dampak rencana pemberlakuan harga bahan bakar minyak bersubsidi yang akan diterapkan. FOCUS SURVEY INDONESIA 19
  • 20. KONDISI KEAMANAN DAN KETERTIBAN FOCUS SURVEY INDONESIA 20
  • 21. Apakah Ibu/Bapak melihat keadaan Keamanan dan ketertiban SEKARANG menjadi buruk, tidak ada perubahan(TETAP), Baik selama pemerintahan SBY –Budiono …(%) 72.30% 11.80% Buruk 15.90% Tetap Baik FOCUS SURVEY INDONESIA 21
  • 22. Temuan Survey • keadaan sosial dan keamanan dalam negeri sepanjang pemerintahan SBYBudiono sangat tidak menggembirakan dimana Masyarakat merasa tidak puas dengan penanganan masalah hukum dan keamanan dimana 72,3% menyatakan tidak puas dengan keamanan dalam negeri • Banyak ekskalasi kondisi keamanan, benturan horizontal, dan konflik komunal di tengah masyarakat. Kondisi itu terjadi di berbagai daerah di Indonesia. • Muncul kesan dari masyarakat bahwa pemerintah melakukan pembiaran atas kondisi tersebut. "Masih ada penilaian bahwa ada keterlambatan dan ketidaktuntasan dalam menyelesaikan permasalahan gangguan keamanan, termasuk gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat,“ • Menarik dicermati, persoalan jaminan dan keamanan merupakan hal yang dinilai paling mendesak diatasi pemerintah, termasuk di dalamnya kasuskasus bentrokan anggota TNI dengan anggota Polri. Di peringkat berikutnya, persoalan yang dinilai mendesak adalah kerusuhan sosial dan ancaman disintegrasi bangsa. FOCUS SURVEY INDONESIA 22
  • 23. Kepuasan Publik Terhadap Kinerja Pemerintahan SBY Budiono FOCUS SURVEY INDONESIA 23
  • 24. Apakah pendapat dan pandangan Ibu/Bapak tentang SBY –Budiono (%) 97.50% 93.20% pemerintahan 98.30% 80.50% 74.30% 65.80% Terkorup Tidak Konsisten Penakut Ragu-Ragu FOCUS SURVEY INDONESIA Pencitraan Tidak Pro Rakyat 24
  • 25. Temuan Survey • • • • Dalam survey ditemukan bahwa pemerintahan SBY Budiono menampilkan gambaran ketidakpuasan, apresiasi publik terhadap kinerja pemerintah di bidang politik, hukum,hal ini tergambar bahwa masyarakat berpendapat bahwa pemerintahan SBY Budiono terkorup dengan prosentase 97,5 % Dalam bidang politik dan ketidak konsistenan SBY Budiono dalam menjalankan pemerintahan sangat seperti ketidak beranian SBY untuk megeluarkan PKS dari Koalisi kabinet Indonesia bersatu hal ini terlihat dengan jawaban respoden yang hampir 80,5 % menyatakan SBY penakut , bertahannya apresiasi publik terhadap ketidak konsistenan SBY dalam memciptakan kebebasan beragama di indonesia terlihat dari persentase tingkat ketidak kepuasan responden yang relatif tetap, yaitu di angka 65,8 persen. Aspek kebebasan sipil, seperti kebebasan beribadah, dinilai tetap negative sebagian besar responden Responden juga menilai pemerintahan SBY Budiono hanya melakukan pencitraan dan wacana saja tanpa ada realisasinya hal ini tergambar dengan jawaban Responden yang mengatakan dengan presentase 98,3 % ,hal ini tergambar dengan jumlah anggaran belanja yang dikeluarkan pemerintah untuk advertising sangat besar ,serta banyak menterinya yang melakukan iklan yang tak bermanfaat . FOCUS SURVEY INDONESIA 25
  • 26. Temuan Survey • Dalam survey juga ditemukan bahwa pemerintah SBY Budiono kurang pro rakyat hal ini tergambar dengan prosentase 74,3 dengan tidak ada upaya SBY untuk melindungi produk produk pertanian dari serbuan produk pertanian Import FOCUS SURVEY INDONESIA 26
  • 27. Sikap dan Pilihan Publik terhadap Tokoh Tokoh Nasional Yang Jadi Object Survey FOCUS SURVEY INDONESIA 27
  • 28. Tingkat Pengenalan nama Tokoh Tokoh Nasional 97.30% 97.30% 99.50% 99% 93.90% 79.50% 96.20% 90.60% 77.90% 91.40% 87.40% 86.30% 90.50% 90.30% 87.30% 80.40% 76.30% 78.10% 58.40% 53.10% FOCUS SURVEY INDONESIA 28
  • 29. Tingkat pengenalan Tokoh Tokoh Any Yudhoyono Yusril Izha.M Sutiyoso Mahfud MD Ahok /Basuki.T Jokowi Megawati SP Hatta.R Wiranto Din Syamsudin Yusup Kala Srimulyani Aburizal B Prabowo .S Sri Sultan Gita W Marzuki Ali Surya Paloh Pramono Edhie Jumhur Hidayat 99.0% 79.50% 93.90% 77.90% 97.30% 97.30% 99.50% 90.60% 87.40% 80.40% 91.40% 86.30% 90.50% 96.20% 90.30% 53.10% 76.30% 78.10% 58.40% 87.30% FOCUS SURVEY INDONESIA 29
  • 30. Temuan Survey • • • Tingkat Awarness Masyarakat terhadap untuk dapat mengingat atau menyadari bahwa sebuah pihak tertentu merupakan tokoh /elit politik atau birokrat adalah pada Megawati Soekarnoputri yang tertinggi dengan 99,5% dan Any Yudhoyono dengan 99% karena Megawati adalah mantan president dan keturunan mantan President Sukarno sedangkan Any Yudhoyono dikenal karena istri president . Sedangkan Tingkat Awarness Publik /Masyarakat terhadap Jokowi dan Ahok sama yaitu 97,3 % hal ini dikarena mereka berdua tidak bisa dipisahkan yang merupakan pasangan Temuan Survey yang sangat sering menjadi pemberitaan walaupun hanya sebagai kepala daerah provinsi ,tetapi media yang meliput adalah media nasional yang paling banyak beroperasi di Jakarta dan mereka berdua selalu menjadi media darling Prabowo subianto menpunyai tingkat awarness 96,2 persen padahal jarang sekali kegiatan Prabowo Subianto ditayangkan di media massa walaupun sering diliput oleh media massa ,hal ini menjadi maklum karena pemilik pemilik media massa besar khususnya televisi dikuasai oleh pengurus parpol dan elit politik yang akan bersaing dengan Prabowo Subianto .Tingkat Awarness masyrakat terhadap Prabowo Subianto lebih didasarkan kepada gaya kepemimpinannya tegas dan berani dan visi misinya yang pro kepada rakyat kecil serta berpihak pada ekonomi kerakyatan . FOCUS SURVEY INDONESIA 30
  • 31. Temuan Survey • Sedangkan awarness masyarakat terhadap Hatta rajasa, Sutiyoso , Aburizal Bakrie,Yusup Kala , dan Sri Sultan diatas 90 % dimana Hatta rajasa dikenal karena besan dari Sby dan menteri di kabinet SBY , Sutiyoso mantan Gubenur DKI Jakarta yang membangun Busway , Aburizal Bakrie karebna sering kegiatannya diliput oleh media massa miliknyas serta persoalan Lapindonya sedangkan Yusup Kalla dikenal karena mantan wakil president yang sangat berpengaruh dan aktive selama memerintah dibandingkan president • Sedangkan untuk Tokoh muda yang sangat dikenal oleh masyarakat adalah Jumhur Hidayat ketua BNP2TKI dan satu satunya tokoh yang berdarah Jawa Barat dengan tingkat awarness mencapai 87,3 % ,tingkat Awarness Jumhur di atas tokoh seperti Gita Wiryawan, Mahfud MD , Yusril Izha.M, Din Syamsudin, Marzuki Ali,Surya Paloh, Sri Mulyani ,Pramono Edhie , FOCUS SURVEY INDONESIA 31
  • 32. Tertarik Dengan Nama Tokoh Tokoh Karena mampu meyelesaikan permasalahan pemerintahan dan persoalan ekonomi sosial rakyat 98.70% 87.30% 85.30% 89.50% 69.10% 68.90% 58% 88.30% 87.40% 82.60% 81.40% 79.50% 65.40% 80.70% 66.70% 57.90% 50.30% 52.40% FOCUS SURVEY INDONESIA 54.20% 56.20% 32
  • 33. Tingkat Ketertarikan Pada Tokoh yang dianggap mampu meyelesaikan permasalahan pemerintahan dan persoalan ekonomi sosial rakyat Any Yudhoyono Yusril Izha.M Sutiyoso Mahfud MD Ahok /Basuki.T Jokowi Megawati SP Hatta.R Wiranto Din Syamsudin Yusup Kala Srimulyani Aburizal B Prabowo .S Sri Sultan Gita Wiryawan Marzuki Ali Surya Paloh Pramono Edhie Jumhur Hidayat 58% 69.10% 68.90% 57.90% 87.30% 80.30% 89.50% 92.60% 91.40% 65.40% 87.40% 66.70% 79.50% 98.70% 80.70% 50.30% 52.40% 54.20% 56.20% 88.30% FOCUS SURVEY INDONESIA 33
  • 34. Temuan survey • • • • Dalam survey di temukan bahwa 98,7 persen memilih Prabowo Subianto sebagai Tokoh yang sangat diminati serta dipercaya oleh masyarakat untuk dapat meyelesaikan permasalah keterpurukan ekonomi masyarakat kecil, stabilitas keamanan dalam negeri ,serta bahaya ancaman disintegrasi ,serta pemberantasan korupsi Hal ini dikarenakan sosok yang tegas dan berani dan tidak mudah disepelekan oleh negara tetangga Kemudia disusul Megawati sukarnoputri 89,5 % juga dianggap bisa meyelesaikan persoalan diatas Sedangkan ketertarikan dan kepercayaan masyarakat terhadap Jokowi dan Ahok untuk meyelesaikan persoalan nasional dianggap belum waktunya , masyarakat masih menginginkan Jokowi Untuk meyelesaikan tugasnya sebagi Gubenur DKI Jakarta sesuai dengan program dan janjinya ketika bertarung di PilGUB ,sebab program program Jokowi ahok belum semua terealisasi baru dalam tatanan program dan perencanaan . Seperti mengatasi kemacetan ,Sungai Kotor ,penataan Pedagang Kaki Lima yang manusiawi dan pembangunan MRT diJakarta Jumhur Hidayat menjadi tokoh muda yang dianggap oleh masyarakat dapat meyelesaikan persoalan persoal nasional karena Jumhur Hidayat merupakan Pejabat negara yang sangat baik dalam mengelolah departemen yang dipimpinya ,hal ini tercermin dengan makin tertatanya perlindungan TKI yang bekerja di Luar negeri serta tidak ada tidak adanya korupsi didepartemen yang dipimpinnya ,selain itu umhur adalah mantan aktivis buruh yang sangat dikenal dikalangan buruh yang dipastikan akan berpihak pada rakyat kecil FOCUS SURVEY INDONESIA 34
  • 35. Tahapan di mana pemilih menganggap bahwa satu atau beberapa makna politis yang terbentuk sebagai interpretasi terhadap Tokoh yang tidak dapat dihasilkan secara lebih memuaskan oleh tokoh lainnya nya. Dengan demikian, pemilih tersebut memiliki kecenderungan unluk memilih tokoh tertentu 95.70% 89.30% 91.50% 81.70% 72.60% 58% 71.30% 69.30% 57.30% 57.10% 56.70% 51.20% 46.20% 37.70% 35.20% 29.20% 28.70% FOCUS SURVEY INDONESIA 30.30% 32.40% 28.20% 35
  • 36. Tahapan pada keyakinan untuk memilih tokoh tertentu jika pemilihan Prseident dilakukan hari ini 27.40% 12.70% 11.30% 8.40% 6.30% 5.80% 4.90% 3.30% 1.00% 1.10% 1.90% 3.20% 1.00% 1.30% FOCUS SURVEY INDONESIA 2.30% 3.30% 1.20% 1.10% 1.10% 1.40% 36
  • 37. Temuan survei • • • • • • • • Dalam tahapan masyarakat untuk memilih tokoh yang layak sebagai President maka Prabowo Subianto mempunyai ting keterpilihan yang tertinggi yaitu 27,4% hal ini tergambar dari keinginan masyarakat yang menginginkan pemimpin yang tidak peragu, tegas ,pemberani ,tidak mengeluh ,hal ini terlihat dengan keberhasilan Prabowo membawa partai Gerindra menjadi partai yang konsisten memperjuangkan rakyat dan bersih dari korupsi Sedangkan megawati Sukarnoputri hanya 12,7 persen masyarakat yang memilih hal ini tercermin dalam survei , keterpilihan Megawati hanya oleh masyarakat yang menjadi simpatisan PDIP Sedangkan Jokowi tingkat keterpilihannya hanya mencapai 11,3 persen karena masyarakat masih sangat menginginkan Jokowi membuktikan kinerja kepemimpinanya di Jakarta selama 5 tahun untuk membuat Jakarta tertib ,aman ,tidak macet dan tidak Banjir . Tingkat keterpilihan Wiranto hanya 8,4 % karena dianggap wiranto adalah sosok yang tidak berani mengambil resiko dalam situasi tertentu . Sedangkan Hatta Rajasa hanya mempunyai tingkat keterpilihan oleh masyarakat 5,8 % karena dianggap Hatta Rajasa gagal sebagi menko perekonomian untuk mensejahterakan rakyat , dan dianggap Hatta akan menjadi bemper SBY setelah SBY tidak memimpin . Sedangkan Aburizal Bakrie yang gencar beriklan dan diliput media massa miliknya hanya mencapai tingkat keterpilihan 4,9 % karena masih terjebak oleh Kasus Lapindo Tokoh Muda yang punya tingkat keterpilihan tertinggi adalah Jumhur Hidayat dengan 6,3 % persen melewati Gita Wiyawan ,juga Hatta Rajasa ,Yusup Kala dan Aburizal Bakrie Dalam survei dapat ditarik kesimpulan bahwa Masyarakat masih menginginkan kepemimpinan Nasional dipimpin oleh tokoh keturunan dari Pulau Jawa FOCUS SURVEY INDONESIA 37
  • 38. RESPON TERHADAP PARTAI POLITIK 100.00% 94.43% 90.00% 97.69% 91.97% 87.90% 89.50% 80.47% 80.00% 77.51% 70.00% 60.95% 61.76% 60.00% 60.42% 54.27% 57.01% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Nasde PKB PKS PDIP Golkar Gerindr PD PAN PPP Hanura PBB PKPI m a Response 54.27% 60.95% 61.76% 94.43% 91.97% 97.69% 87.90% 89.50% 80.47% 77.51% 60.42% 57.01% Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
  • 39. SIKAP MEMILIH TERHADAP PARTAI POLITIK(%) 30 24.2 25 19.7 20 14.1 15 9.4 10 5 4.3 2.7 10.8 4.1 2.9 4.9 1.3 0 Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013 1.6
  • 40.   Dalam survey ditemukan bahwa Respon dan sikap memilih terhadap partai politik berhubungan erat dengan figur pemimpin partainya serta keberpihakan partai politik kepada kepentingan rakyat serta kasus kasus hukum yang berhubungan dengan tindak pidana korupsi yang menimpa kader partai politik , dari respon dan dan sikap memilih responden ditemukan dalam survei keterpilihan Partai Gerindra menempati urutan pertama dengan 24,20% karena dianggap ketokohan Prabowo Subianto yang tegas dalam memimpin partai Gerindra serta program partai yang berpihak pada rakyat khusunya kaum tani, buruh dan nelayan dengan mengusung Ekonomi Kerakyatan,serta partai Gerindra hingga survei ini dilakukan belum ada Kader Gerindra yang terlibat dalam kasus pidana korupsi PDIP didalam survey juga mengalami kenaikan keterpilihan dengan 19,70 % hal dikarenakan kekonsistenan PDIP yang selalu berseberangan dengan pemerintah serta kinerja mesin partai dan loyalitas kader PDIP yang cendeung menjadi partai Kader ,namun keenganan pemilih untuk memilih PDIP karena banyak Kader Kader PDIP yang duduk dipemerintahan maupun parlemen ada yang terlibat tindak pidan korupsi Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
  • 41.     Survey ini menemukan bahwa ada 3 partai berbasis Islam yaitu PKB, PKS dan PBB yang menempati posisi yang sama dalam urutan sikap pilihan responden. Generalisasi responden terhadap fenomena ketidakkonsistenan partai-partai berbasis agama Islam terhadap nilai-nilai AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR (yang terbukti dari kasus-kasus korupsi dari tokoh-tokoh partai khususnya PKS) menyebabkan munculnya stereotip responden terhadap partai-partai berbasis Islam tersebut. Akibatnya pemilih partai yang berbasis agama Islam banyak beralih pilihan ke Partai Amanah Nasional dengan tingkat keterpilihan hingga 10,86% Bergabungnya Hary Tanoe ke partai Hanura, membawa dampak meningkatnya afek positif responden terhadap Wiranto maupun keterpilihan Hanura yang mencapai 4,9 % . Hal ini terlihat dari posisi Hanura dan Wiranto yang cukup baik dalam urutan sikap pemilihan dari responden.dan disebabkan oleh pemberitaan media yang dimiliki oleh Harry Tanoe Responden masih memiliki “question mark” terhadap Nasdem yang hanya meperoleh tingkat keterpilihan 4,3 % sebagai partai pendatang baru cukup baik dan mengejutkan ,pencapian 4,3 % karena gencarnya pemberitaan Nasdem di metro TV yang nota bene milik Surya Paloh , demikian juga terhadap PBB dan PKPI tentang kiprahnya dalam membangun dan memperbaiki negeri ini. Demikian juga terhadap tokoh-tokoh dari partai-partai tersebut. Tanda tanya ini menyebabkan posisi partai maupun tokoh-tokohnya seperti Surya Paloh, Yusril Ihza Mahendra dan Sutiyoso masih belum secara signifikan menjadi sikap pilihan reponden. Survey Pada Tanggal:5 Juli S/D 25 Juli 2013
  • 42.   Survey Ini dibiayai oleh Indonesia Focus Survey Indonesia .Dilarang Mempublikasikan hasil survey ini kecuali sepengetahuan dan seijin Focus Survey Indonesia Terima Kasih Kepala Bidang Survey dan Pengolahan data Widodo Trisakmekto,SE.MBA FOCUS SURVEY INDONESIA 42