SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Download to read offline
BAMBOO #01
NOVEMBER 2014
BAMBOO#01|NOVEMBER2014
D I S C O V E R S T O R Y I N S I D E Y O U
/ INSPIRATION
Kathleen Azali | The Actrees Behind Ayorek!
/ GRAND SUNGKONO LAGOON
Diamond Jubilee Night
/ GREEN DESIGN
Hari Sunarko | Menjadi Hijau, Menjadi Manusia
/ COMMUNITY
Ayorek! | Indonesia Sneaker Team
/ MUSIC REVIEW
Tricot | Mooikite
Grand Story adalah monthly-free
magazine yang mengulas gaya hidup, cerita
inspiratif, komunitas, event, budaya, teknologi,
dan berbagai kesenian: desain, musik, film,
dan fashion di Surabaya. Di setiap edisinya
akan kami tampilkan issue - issue yang berbe-
da yang diaplikasikan pada rubrik di dalamn-
ya. Rubrik Grand Story memperkenalkan,
mendokumentasikan, dan mengarsipkan
berbagai pergerakan seseorang dan kelom-
pok yang bergerak membangun Surabaya,
sebagai sebuah perantara arek Suroboyo
untuk berpendapat, berkenalan, berbagi
cerita dan ilmu, serta menjadi media
penghubung pergerakan semangat muda
dalam membesarkan Surabaya.
Grand Story menerima kritik, saran, atau
kontribusi berupa foto, artikel, ataupun karya
seni yang dapat ditampilkan pada Grand
Story issue selanjutnya dengan menyertakan
identitas diri: nama lengkap, e-mail, no. hp ke
alamat e-mail:
Iklan dapat menghubungi Marketing
Head Grand Story
project manager
Rudy Harsono
operating manager
Muhammad Iswan
marketing head
Tedy Setiawan A.S
editor in chief
Rosiana Ayu Dwi Merlinda
managing editor
Indra Syamsu Nugroho
executive director
Irhamna Nirbhaya Carreca
creative director
Archy Sinatrya
contributor head
Tectona Radike
contributor
Debby Utomo
Atthur Razaki
Aprizal Nursetya
Anton Achyar Bachtiar
Ayos Purwoaji
fotography contributor
Denantyo Bagus
Goldy Photography
Grand Story | Bamboo #01 | November 2014
#1
grandstorymagazine@gmail.com
Tedy: +62 82 233 181 612
Maria: +62 87 854 668 310
Alamat Redaksi:
Jl. Abdul Wahab Siamin Kav 9 - 10
Surabaya
GREETINGS | 1
COVER STORY | 4
INSPIRATION | 6
Kathleen Azali
COMMUNITY | 13
Ayorek!
Indonesia Sneaker Team
ENTREPRENEUR | 20
Dusdukduk
GREEN DESIGN | 24
Menjadi Hijau, Menjadi Manusia
ADVERTORIAL | 28
Diamond Jubilee Night
EVENTS | 34
Mooi Indie
Jatim Expo
Sunday Sketch Jammin’
WANI
Ngaso
Design It Yourself
Launching Kompilasi Bius
Alternate Decade
Looks Like Life
Kumpul Kreavi
Think Global Edufair
GREENSHIP | 44
HANGOUT PLACE | 46
Monopole Coffee Lab
ART GALLERY | 48
Renata Owen
Ruma Manis X Ayang Cempaka
MUSIC REVIEW | 55
Tricot
Mooikite
MOVIE REFERENCE| 58
1911 Revolution
GIE
QUIZ | 60
Con
tentsyouth
movement
issue
#1
youthmovement/03
youthmovement/01
"Discover Story Inside You"
"Temukan cerita dalam dirimu." Sebuah
kalimat kami usung sebagai titik awal
pijakan. Kalimat ajakan ringan yang takkan
memiliki arti khusus yang ambisius jika kita
adalah tipe individu yang selalu menoleh ke
atas, bawah, kanan, ataupun ke kiri. Manusia
memang memiliki sebuah kecenderungan
untuk selalu membanding-bandingkan,
sebuah kecenderungan untuk menilai yang
bahkan secara berlebihan terhadap sebuah
kesuksesan. Tak heran jika kita
kadang-kadang melupakan power atau
kelebihan diri sendiri yang pada sudut
pandang tertentu bahkan dapat menjadi
sebuah cerita inspiratif bagi orang di sekitar.
Kami memperkenalkan Grand Story
sebagai sebuah majalah yang mengenal,
mengikuti, mendokumentasi, serta menga-
presiasi berbagai pergerakan dari seseorang
atau kelompok yang bergerak di sekitar kita.
Ya, kami ingin memosisikan diri sebagai
media pengarsipan kegiatan individu dan
komunitas yang ada di Surabaya. Grand Story
dapat menjadi medium untuk berbicara,
mengungkapkan pendapat, memersuasi,
memperkenalkan, membagi cerita, membagi
ilmu, serta menjadi media penghubung antar
komunitas.
Pada edisi perdana (Bamboo #01) di
bulan November ini kami memiliki sebuah
tema besar yang juga sejalan dengan seman-
gat pergerakan Grand Story yaitu ”Youth
Movement". Movement yang berarti pergera-
kan, sebuah semangat yang dirangkum untuk
mencapai sutu tujuan akhir, serangkaian
usaha yang ditujukan untuk menciptakan
atau bahkan merubah sebuah zona nyaman.
Mengutip kata-kata dari presiden pertama
kita, Ir. Soekarno, "beri aku sepuluh pemuda
niscaya akan ku guncangkan dunia". Pemuda
memiliki peranan penting dalam kestabilan
masyarakat. Semangat muda, kegilaan,
keliaran, kreativitas, keberanian, energi tanpa
batas adalah poin-poin yang membuat
perbedaan yang amat jelas dari para generasi
tua.
Grand Story edisi perdana ini akan
dihiasi oleh kisah inspiratif dari Kathleen,
seorang penggiat event yang turut andil
mewarnai Surabaya. Kemudian membedah
beberapa profil komunitas di Surabaya serta
mendokumentasikan berbagai event yang
berlangsung di Surabaya. Dalam rubrik
enterpreneur akan dikupas sebuah cerita
sukses sekelompok pemuda yang dapat
menyulap kardus dengan kreativitasnya
sehingga dapat menambah nilai ekonomi
sebuah kardus. Lalu ulasan terhadap seman-
gat greenship, serta berbagai rubrik menarik
lainnya seputar Surabaya.
Well, selamat membaca
Rudy Harsono, project manager
GREETINGS
youthmovement/04
COVER
STORY
Pengarsipan adalah sebuah bentuk dari
usaha menghormati sebuah sejarah, tak
banyak orang yang memiliki bakat dan
respect tinggi terhadap hal tersebut secara
sepenuhnya. Seharusnya di era yang serba
digital ini, setidaknya masyarakat dimudah-
kan oleh teknologi sebagai akses penyebaran
informasi yang serba cepat. Ya, itulah
Kathleen Azali yang berhasil mengarsipkan
seluruh suara kecil dari arek-arek Suroboyo
yang saat ini belum terlalu nampak. Redaksi
Grand Story berkesempatan untuk mewawan-
cari Kath (panggilan Kathleen) yang saat itu
sedang disibukkan dengan penggarapan DIY
(Design It Yourself). Simak wawancara kami
dengan Kath.
youthmovement/07
Kathleen
Azali
inspirations
rekreasi di dalam rumah, sehingga seluruh
anggota keluarga akan berkumpul untuk
menikmati alunan musik dan bercengkrama
secara intim. Nilai ‘kebersamaan’ inilah yang
berusaha saya munculkan melalui penggu-
naan visual sebuah Gramophone. Harapann-
ya, anak-anak muda Surabaya dapat berkum-
pul dan berinteraksi satu sama lain tanpa
membawa arogansi komunitas masing-mas-
ing, saling bertukar pikiran tanpa adanya
kesenjangan antar komunitas.
Esensi kedua adalah ‘usaha dan
perjuangan’. Gramophone tua membutuhkan
kayuhan tuas untuk membunyikannya,
dianalogikan dengan usaha anak-anak muda
yang bersama-sama meramaikan kota
Surabaya dengan kegiatan komunitas
mereka. Vinyl piringan hitam bertuliskan
Youth Movement pada Gramophone adalah
sebuah perumpamaan rekaman aspirasi dan
gagasan anak muda, yang berusaha disuara-
kan dengan cara memutar tuas bersama-sa-
ma sehingga rekaman tersebut dapat dikon-
versi menjadi sebuah suara yang merdu,
suara yang berupa kerukunan (diwakili oleh
figur empat orang yang bergandeng tangan),
ide (diwakili oleh figur bohlam), kreatifitas
(diwakili oleh figur not musik), dan semangat
(diwakili oleh figur api).
Attack sendiri lebih kepada suatu
gerakan massal, massive yang positif sebagai
suatu upaya anak muda dan komunitasnya
untuk menyuarakan ide atau gagasan yang
mungkin kebanyakan orang tidak tahu dan
dianggap sebelah mata.(arc)
Begitu mendengar kata Attack, di
pikiran kita mungkin yang terbayang adalah
suatu hal yang bersifat kekerasan ataupun
destruktif, dan apabila mendengar kata
Gramophone, yang terlintas di pikiran kita
mungkin adalah benda masa lampau yang
dapat menghasilkan suara dari hasil gesekan
jarum dan vinyl piringan hitam yang berputar
sedemikian rupa.
Gramophone merupakan objek masa
lalu, yang sebelum televisi ditemukan pada
abad ke-19, digunakan sebagai sarana
hiburan sekaligus pengiring saat-saat
berkumpul dan berinteraksi dengan sanak
keluarga maupun kolega pada zamannya.
Gramophone tua menggunakan sebuah tuas
sebagai pemutar piringan hitam untuk
kemudian dapat menghasilkan suara yang
kebanyakan berupa alunan musik. Disinilah
terdapat esensi yang akan menjadi jawaban
mengapa desain sampul edisi perdana Grand
Story ini memvisualkan sebuah Gramophone
sebagai center of interest-nya.
Mengapa Gramophone? Yah, Gramo-
phone mempunyai esensi yang saya rasa
sesuai dan dapat ditarik garis lurus dengan
isu perdana majalah ini, yakni Youth
Movement. Ada dua esensi yang dapat diambil
dari sebuah Gramophone tua, yang pertama
adalah ‘kebersamaan’. Seperti yang telah
disinggung pada paragraf di atas, sebelum
era televisi dimulai, Gramophone lah yang
ada di meja-meja ruang keluarga masyarakat
yang hidup pada abad ke 18 ke atas. Gramo-
phone bertindak sebagai pemersatu anggota
keluarga untuk dapat berkumpul dan berint-
eraksi satu sama lain, menjadikannya sebagai
satu-satunya sarana
sistem penyimpanan supaya nanti bisa kita
gunakan sewaktu-waktu, misal saat kita mau
melamar kerja, menukar barang yang telah
dibeli, dan sebagainya. Dalam kasus arsip
kota atau nasional, isu tanah, sejarah konflik,
pun bisa ditelusuri dari arsip. Meski tentunya,
arsip bukan satu-satunya sumber yang sahih.
Arsip menurut saya sebenarnya bersifat
sangat mendasar, praktis, dan fungsional, jadi
kegiatan pengarsipan sangat perlu. Problem-
nya adalah ketika kegiatan pengarsipan
dilakukan dengan sembarangan,
dokumen-dokumen dalam suatu arsip tidak
dirawat atau diolah, maka arsip tersebut akah
kehilangan makna dan relevansinya;
terbengkalai dan sulit diakses.
Saat ini sedang sibuk apa saja selain c2o
Library dan Ayorek.org?
Pekerjaan utama saya sebenarnya
sebagai peneliti (associate researcher), di satu
lembaga penelitian di Singapura. Jadi C2O
dan Ayorek! itu pekerjaan “sampingan”, dalam
arti saya tidak hidup dari pekerjaan tersebut.
Meski dari segi waktu yang dihabiskan, tak
jarang pekerjaan sampingan ini memakan
waktu lebih banyak daripada pekerjaan
utama.
Yang pertama, menurutmu seberapa penting
kegiatan pengarsipan?
Dengan resiko menggampangkan,
pengarsipan ibaratnya adalah wujud—dan
karenanya terkadang bisa menjadi
bukti—fisik dari ingatan banyak orang.
Sebenarnya tidak harus menjadi arsiparis
atau pustakawan; saya kira hampir semua
orang melakukan kegiatan pengarsipan.
Entah ketika kita menyusun berkas-berkas
dokumen perjanjian, bon-bon pembelian,
akte kelahiran, ijazah, dan sebagainya, ke
dalam lemari ataupun komputer kita. Itu
sebenarnya kegiatan pengarsipan—suatu
youthmovement/08
youthmovement/05
Cover
3D Artist: Ervandianto Dewanata
Concept: Archy Sinatrya
Gramophone
Attack
Apa yang membuat diri Anda hingga sampai
saat ini bertahan secara independent untuk
mendirikan C2O Library dan Ayorek.org?
Apakah ada kesenangan dan momentum
tersendiri yang membuat Kathleen bertahan?
Independent di sini dalam arti kami
tidak menerima dana tetap tiap tahunnya
dari satu sumber. Kami mencari pemasukan
beragam sumber, mulai dari biaya keanggota-
an, biaya sewa koleksi, penjualan makanan
minuman, merchandise, penyewaan ruang,
dan sebagainya. Kami juga pernah menerima
dana dari sponsor, pemerintah, atau lembaga
donor, tapi untuk projek jangka pendek, tidak
lebih dari satu tahun. Jadi, sistem pendanaan
kami cukup hibrida. Ini juga untuk menjaga
agar visi misi C2O tidak disetir oleh satu
pihak luar yang dominan.
Saya senang melakukannya dan
melihat hasilnya, tapi pada dasarnya saya
merasa ini kebutuhan, sesuatu yang memang
perlu dilakukan. Tentu, ada banyak sekali
kesenangan, terutama ketika mendapati
orang mendapatkan manfaat dari apa yang
kami lakukan.
Bisa berbagi sedikit mengenai tips bagaimana
membangun koneksi atau jejaring pertemanan
dari sebuah kota ke kota lainnya?
Standar sih. Sebelum ke kota lain,
sebaiknya cari dulu informasi mengenai
acara-acara dan tempat-tempat yang kira-ki-
ra banyak dikunjungi oleh orang-orang dan
kelompok-kelompok yang kamu tuju. Kalau
bisa, bawa sesuatu, semacam publikasi
tentang apa yang kita lakukan—entah
newsletter, buku, atau apa. Kalau merasa
perlu, bawa juga kartu nama, meski saya
pribadi tidak terlalu merasakan perlunya, dan
baru membuatnya setelah 5 tahun C2O
berdiri.
Dan yang paling penting, terus berusa-
ha membuka pikiran, tidak langsung meng-
hakimi? Juga, menjaga kualitas serta reputasi
apa yang kamu kerjakan. Percuma ngotot
membangun jaringan jika reputasi dirimu
buruk—orang juga akan ragu-ragu bekerjasa-
ma denganmu.
Kathleen, menurutmu seberapa penting peran
anak muda sebagai agent of change bagi
sebuah kota?
Sama pentingnya seperti peran orang
tua ;) Menurut saya semua orang, mau tua,
muda, dapat menjadi agen perubahan, dapat
melakukan banyak untuk kotanya, keluargan-
ya, teman-temannya. Tapi jelas, lapangannya
tidak rata. Kita tahu sendiri isu kesenjangan
akses kebutuhan dasar dan infrastruktur di
Indonesia itu seperti apa. Nah, jadi menurut
saya, yang perlu kita pertanyakan, kritisi, dan
coba kita buat adalah, bagaimana kita dapat
bekerjasama mencipatakan lingkungan dan
situasi mendukung anak muda maupun orang
tua untuk menjadi agent of change, untuk
mewujudkan aspirasi individu maupun
bersama. Ini yang menurut saya perlu kita
upayakan bersama.
Bagaimana perkembangan scene di Surabaya,
baik musik, event, komunitas, dan culture
masyarakat?
Menurut saya menarik! Surabaya sering
dikeluhkan sebagai kota industri, kota kerja
yang alot dan keras, cuek. Tapi kalau mau
jujur, justru itu salah satu alasan kenapa saya
sangat suka Surabaya.
Dari percakapan-percakapan dengan
teman-teman, saya merasa sebenarnya skena
Surabaya itu cukup aktif kok, hanya kurang
melakukan publikasi dan dokumentasi. Jadi,
seringkali informasinya hanya berputar-putar
di komunitas masing-masing dan kurang
diketahui orang. Tapi dalam kira-kira 2 tahun
terakhir, terasa sekali skena Surabaya menja-
di lebih memperhatikan hal-hal tersebut.
Kathleen, apa yang kamu harapkan dari Kota
Surabaya hingga sampai saat ini?
Kalau mau ngayal, Surabaya jadi lebih
adem udaranya, hehehehe…. Tapi, yah itu
alam yang menentukan ya.
Transportasi umum yang lebih baik,
supaya kita tidak bergantung pada kendaraan
pribadi. Tempat untuk cangkruk bersantai dan
menikmati kota dengan tenang hingga pagi
hari.(dby)
Lalu, Kathleeen, melihat geliat dunia perbuku-
an khususnya di Surabaya maupun di Indonesia
saat ini, bagaimana perkembangannya sejauh
ini menurut Anda?
Cukup baik dan menggembirakan yah,
kalau dari segi keleluasan tema yang boleh
diterbitkan saat ini, terasa jauh lebih
membaik daripada ketika di zaman Orde Baru.
Makin ada banyak penerbitan-penerbitan
baru sehingga penerbitan buku tidak harus
melalui penerbitan besar. Meski tentunya
perkembangannya belum sepenuhnya meng-
gembirakan—tantangan dan permasalahan
masih banyak. Misal, dari segi distribusi dan
pemerataan akses. Mayoritas infrastruktur
penerbitan setahu saya masih terpusat di
Jawa, itupun di kota-kota besar. Sayangnya
lagi, buku-buku “wajib” seperti buku-buku
pelajaran sekolah juga isinya kurang terolah
dengan baik.
Apa saja agenda yang dilakukan oleh
ayorek.org untuk saat ini? Apakah sama
dengan c2o library?
C2O itu ibaratnya markas fisiknya,
kantor laboratorium eksperimennya dengan
perpustakaan yang terbuka untuk umum. Jadi
projeknya tidak terbatas pada Ayorek!.
Sementara Ayorek! adalah media yang
memfokuskan pada kehidupan kota, terutama
dari perspektif Surabaya. Jadi tidak semua
kegiatan C2O adalah kegiatan Ayorek!, dan
begitu pula sebaliknya.
Agenda Ayorek! saat ini adalah
mempersiapkan penerbitan jurnal tahunan
kami, Ayorek! Journal #002. November ini juga
kami diundang presentasi di Simposium
Khatulistiwa di Yogyakarta. Desember kami
berencana meluncurkan Journal. Yah, seleng-
kapnya bisa kunjungi website masing-mas-
ing, http://c2o-library.net atau http://ay-
orek.org
youthmovement/10
youthmovement/11
Tahun 2011, C2O menjadi C2O library &
collabtive. Ini karena melihat kegiatan C2O
berkembang tidak hanya sebagai perpus-
takaan, tapi ruang atau laboratorium kolab-
orasi untuk belajar (menyerap informasi dan
pengetahuan), berinteraksi (berjejaring), dan
berkarya (mengolah dari apa yang kita serap
dan dari bejeraring). Ini tiga pilar yang
kemudian menjadi dasar prinsip kegiatan
C2O.
Kenapa memilih untuk membuat sebuah
perpustakaan ditengah Kota Surabaya yang
lebih terkenal sebagai kota industri?
Alasan praktis sih karena basis saya
memang di Surabaya; saya lahir, besar, dan
sangat betah di kota ini, tapi saya merasa
kebutuhan perpustakaan dan tempat
informal bagi orang untuk mendapatkan
informasi, bertukar pikiran, dan berinteraksi
itu masih minim.
Sebagai seorang pustakawan, bagaimana
Kathleen menangani kendala selama mendiri-
kan c2o library?
Saya dibantu banyak orang, termasuk
dirimu. Kalau tantangan atau kendala sih
pasti ada lah, dalam setiap usaha, mau
apapun pekerjaannya. C2O mendapatkan
banyak sekali dukungan dari pengunjung dan
anggota C2O. Tim inti kami kecil, hanya lima
orang, itu pun tidak full-time. Mereka adalah
anggota C2O yang kemudian menjadi aktif
terlibat dalam pengelolaan. Semuanya memi-
liki pekerjaan utama. Jadi kami menyesuaikan
kebutuhan SDM dengan projek yang kami
kerjakan. Karena itu, C2O membuka program
sukarelawan dan magang. Bentuk kontri-
businya bermacam-macam. Mulai dari
menyumbangkan buku, membantu penye-
lenggaraan acara, membuat liputan acara,
menulis ulasan, membuat terjemahan,
memberi dokumentasi foto/video, hingga
proses mendata buku dalam katalog.
Jadi, C2O berkembang dari perpus-
takaan menjadi tempat bagi anggota dan
pengunjungnya untuk mengolah atau
membuat sesuatu. Kami banyak bekerjasama
dengan berbagai pihak, mengembangkan
penelitian dan kolaborasi aktif lintas-disiplin
antara anggota dengan individu ataupun
organisasi dari beragam latar belakang.
Latar belakang apa yang membuat Kathleen
membentuk c2o library & collabtive?
C2O didirikan di tahun 2008, awalnya
sebagai perpustakaan. Tidak ingat kapan
tanggalnya tepatnya. Kebetulan saya
penggemar buku sejak kecil, dan punya
koleksi buku yang cukup banyak, dengan
topik utama sastra, sejarah, dan budaya.
Dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Saya
juga kebetulan hobi mengoleksi film-film
asing dan klasik yang kurang mendapat
tempat di bioskop.
Selain dari koleksi pribadi, dikumpul-
kan juga buku-buku dari teman-teman dan
keluarga. Di awal, kira-kira terkumpul 2.000
buku. Nah, 2.000 buku itu kemudian saya
katalog. Memakan waktu yang agak lama,
sekitar 6 bulan, karena saat itu saya masih
bekerja kantoran 09.00-19.00, dan saya
sendiri yang melakukan katalogisasi.
Sekarang, ada makin banyak orang yang
menyumbangkan bukunya. Selengkapnya
tentang proses penyumbangan buku ini
dapat dibaca di sini:
youthmovement/09
http://c2o-library.net/library/donate-books-
other-materials/
Ayorek.org sebagai media selain redak-
sional sebagai media telah melakukan
berbagai kegiatan seperti merancang sebuah
acara—festival, workshop, diskusi, pemutaran
film, dan sebagainya. Misalnya pada April dan
Mei lalu, Ayorek! bekerja sama dengan
Perpustakaan Bank Indonesia membuat acara
Text & the City, sebuah festival literasi dan
kota. Desember 2013 lalu, Ayorek! membuat
SUBfestive, sebuah festival kota yang menga-
jak warga Surabaya, khususnya anak muda,
untuk merayakan kotanya dengan berani
berpartisipasi aktif mengolah pengetahuan
dan kreativitas, dapat disalurkan dengan
membuat karya-karya yang mencerminkan
gagasan dan isu sehari-hari, dipadukan
dengan gagasan dan praktik bermedia saat
ini.
Dalam menjalankan operasionalnya,
Ayorek! memiliki susunan redaksi yang
secara garis besar beranggotakan anak muda
atau setidaknya individu yang berjiwa muda
yang mau berbuat banyak demi Surabaya.
Beberapa adalah Adhiel Albatati (reporter),
Adrea Kristatiani (reporter), Andriew Budiman
(pengarah visual), Anitha Silvia (reporter),
Ayos Purwoaji (editor), Deasy Esterina
(reporter), dirimu, Debby Utomo (reporter),
Erlin Goentoro (program manager), Muham-
mad Firman (reporter), Inggit Fatmawati
(reporter), Kharis Junandharu (editor),
kathleen azali (pimred), Matthew Borden
(editor bahasa Inggris), Nadia Maya (reporter),
Vinka Maharani (redaksi pelaksana), dan Vivin
Nofrina (penerjemah).
Cerita-cerita yang dimuat di Ayorek!
saat ini memfokuskan pada lima tema besar
dengan tanpa menutup kemungkinan
berkembangnya tema ke depan. Lima tema
besar itu adalah Kota, Budaya, Kerja, Desain,
dan Kehidupan. Tema kota meliputi
kehidupan dan wacana kota atau urban,
transportasi, dan infrastruktur. Di dalam tema
besar Kota tersebut juga terdapat wacana
mengenai Kampung, Sejarah yang berisikan
sejarah kota Surabaya, dan juga Lintas Kota
yang menampilkan cerita dari kota lain. Tema
budaya berisikan cerita budaya, ulasan acara,
dan media yang berkaitan dengan Surabaya.
Dalam 12 bulan pertama Ayorek!
mendapat dana, untuk melakukan workshop
penulisan dan penelitian kota, pertukaran
lintas kota, produksi buku, journal, dan CD.
Tapi setelah 12 bulan itu selesai, operasional
Ayorek! telah berjalan mandiri.
Kadang-kadang mereka dibayar untuk
mengisi acara atau membuat publikasi cetak,
misal seperti Text & the City di Perpustakaan
BI.
Temu cangkruk dan sharing yang
merupakan embrio Ayorek! telah menjadi
bagian dari kegiatan Ayorek!. Pada dasarnya,
Ayorek! membuat berbagai media—tulisan,
video, foto, yang disebarkan terutama melalui
internet. Ayorek! juga menyelenggarakan
acara—festival, workshop, diskusi, dan
sebagainya. Menerbitkan dan mendistri-
busikan buku, jurnal, serta CD. Ayorek! tidak
berfokus pada segmentasi kelompok umur
tertentu, hal tersebut terbukti dari tingkat
ketertarikan yang sama mulai dari anak-anak
maupun orang tua.
Ayorek! adalah sebuah platform media
dwi bahasa yaitu bahasa Inggris dan Indone-
sia dengan basis Surabaya yang diluncurkan
Desember 2013 dengan ide awal yang sudah
dibicarakan sejak 2010. Saat itu Ayorek!
hanya belum menemukan format yang tepat.
Pada tahun 2012 secara kebetulan para
pencetus Ayorek!, saat itu belum terbentuk,
ditawari oleh Rujak Center for Urban Studies
untuk turut terlibat dalam program Urban
Knowledge Dynamics yang juga dilaksanakan
di Makassar dengan nama Makassar Nol
Kilometer yang dikelola oleh Tanah Indie
serta di Semarang dengan nama UGD
Semarang yang dikelola oleh Hysteria. Yogya-
karta juga, di bawah KUNCI Cultural Studies
Centre. Program ini kemudian membantu
dalam membangun, menguji coba, mengisi,
dan meluncurkan Ayorek!.
youthmovement/14
youthmovement/15
Di sini budaya tidak diartikan secara
sempit yang terbatas pada kesenian atau
kebudayaan tinggi saja. Di dalam tema besar
Budaya terdapat point-point tentang Buku
yang juga termasuk komik dan magazine di
dalamnya, Musik, SUB/SIDE yang merupakan
tempat untuk mengunduh dan mendengar-
kan musik pilihan dari Surabaya, serta
terdapat pula laman mengenai film. Tema
berikutnya adalah Kerja yang berisikan
kisah-kisah penyambungan hidup. Tema
desain berisikan seputar proses perancangan
dan pemecahan masalah yang ada di sekitar.
Dan tema terakhir yaitu Kehidupan yang
mengulas orang-orang, gaya hidup, keseha-
tan, dan sebagainya. Di dalamnya terdapat
sub tema berupa Panganan yang berisikan
info seputar kuliner, makanan, dan minuman,
serta terdapat sub tema berupa Jalan-Jalan,
dan Pasar.
Cangkruk adalah hal yang lumrah dan
menjadi budaya bagi beberapa warga, tak
terkecuali bagi warga Surabaya yang terkenal
ramah, dan memiliki kekeluargaan yang
tinggi. Cangkruk bisa dilakukan di manapun,
tak terkecuali di dunia maya sekalipun.
Dengan perbincangan yang sangat meluas,
terkadang dari cangkruk tersebut kita bisa
mendapatkan kawan, kegiatan, dan informasi
yang baru. Salah satunya adalah Ayorek.org
yang menjadi wadah cangkruk bagi
kawan-kawan Surabaya sejak tahun 2009.
seru di Surabaya. Seiring berjalannya waktu,
direktori tersebut urung direalisasikan
karena kendala waktu. Saat itu Kathleen
akhirnya menawarkan gagasan untuk mereal-
isasikan "wadah" tersebut, yang telah
diidam-idamkan jauh-jauh hari. Dengan
menggunakan nama Ayorek! yang akhirnya
bukan hanya berisikan direktori acara, tapi
juga direktori tempat cangkruk, komunitas,
serta tokoh-tokoh dan cerita-cerita menarik
berbasis Surabaya.
Ayorek! saat ini memiliki beberapa
agenda untuk direalisasikan antara lain
adalah mempersiapkan penerbitan jurnal
tahunan, Ayorek! Journal #002, menghadiri
undangan presentasi dalam Simposium
Khatulistiwa di Yogyakarta pada bulan
November, dan rencana untuk meluncurkan
sebuah Journal.Ayorek! juga terbuka bagi
teman-teman yang ingin menjadi volunteer
atau kontributor. Agenda dan cara berpartisi-
pasi selengkapnya bisa dilihat melalui
websitehttp://ayorek.org.(dby/crc)
Ayorek.org adalah wujud dari media
aspirasi kawan-kawan Surabaya yang
membutuhkan sebuah "wadah" untuk
beraspirasi. Kathleen, yang kami wawancarai
beberapa waktu lalu menyatakan bahwa ide
untuk membuat wadah tesebut tidak datang
serta merta dari dirinya sendiri. Menurutnya,
ide tersebut sepertinya sudah menaungi
benak banyak orang, hanya saja belum ada
yang berani untuk mewujudkannya. "Saat
ngobrol-ngobrol santai dengan
teman-teman, sering muncul celetukan, kok
nggak ada sih, media online yang membahas
tentang kota Surabaya," tambahnya.
Dasar pikiran awal adalah perasaan
tentang banyak hal yang tidak diketahui
tentang kota Surabaya, bahkan oleh warga
Surabaya sendiri. Contohnya ketika
teman-teman Surabaya membuat sebuah
acara, sangat susah untuk mendapatkan
informasinya. Saat itu Ayorek! memimpikan
adanya sebuah website atau media yang
dapat menjadi wadah informasi mengenai
hal-hal menarik di Surabaya, yang tidak
terbatas pada hal-hal yang itu-itu saja. Nama
Ayorek! sendiri lahir dari buah pemikiran
Jimmy Ofisia. Saat itu Jimmy memiliki
gagasan untuk membuat direktori atau
kalender yang berisikan kegiatan-kegiatan-
Selain itu, Ayorek! juga membuat
netlabel, label musik berbasis internet,
SUB/SIDE, yang sudah meluncurkan beberapa
album musik yang dapat diunduh secara
bebas.
youthmovement/16
youthmovement/13
Tak Ingin Luput dari Masa Lalu,
Kembangkan Media Platform dan
Abadikan Sejarah Kota
Ayorek!
community
youthmovement/19
Beberapa Minggu lalu Indonesia Sneak-
er Team regional Surabaya mengadakan
sebuah acara bernama “SOLEXHIBIT”, sebuah
exhibition yang diprakarsai oleh Indonesia
Sneaker Team dengan bantuan 3FOIL.ID,
Vans Head Surabaya, Converse Head Indone-
sia, dan Griffons Army Indonesia. Acara yang
terselenggara di Eclectic Too Surabaya Town
Square ini menampilkan beberapa
koleksi-koleksi menarik para kontributor
pameran dan juga beberapa workshop menar-
ik seperti workshop cleaning and re-colouring
shoes. Nampak pula beberapa sepatu-sepatu
langka terpajang, seperti sebuah sepatu yang
memiliki harga jual mencapai di atas 8 juta
rupiah. Sungguh angka yang sangat menge-
jutkan untuk sebuah sepatu. Salah satu
perwakilan dari Indonesia Sneaker Team
menyampaikan bahwa terkadang harga yang
tinggi tidaklah menjadi sebuah masalah
mengingat nilai historis atau investasi yang
terkandung di dalamnya.
Di akhir pertemuan, Emil Ibrahim
selaku narasumber dari Indonesia Sneaker
Team memberikan sedikit tips dalam membe-
li sepatu di online store yaitu jangan mudah
teriming-iming oleh harga sepatu yang lebih
murah dari harga jual biasanya, dari beberapa
penjual yang menambahkan premium pre-or-
der pada keterangan tokonya. Pilihlah
penjual-penjual yang memiliki reputasi yang
baik, seperti di contohnya pada situs e-bay,
carilah yang memiliki reputasi di atas 90%.
Jadi belilah sneakers yang sesuai kebutuhan,
selera, dan juga isi kantong Anda. (atthur/tec)
youthmovement/18
Dalam beberapa tahun kemarin,
sneakers telah menjadi trend tersendiri di
kalangan anak muda di seluruh dunia, tak
terkecuali Indonesia. Banyak anak muda di
Indonesia yang tak hanya memiliki, namun
juga mengoleksinya. Dan sebagian dari
pecinta sneakers tersebut mempunyai inisiat-
if untuk membuat sebuah komunitas berna-
ma Indonesia Sneaker Team. Komunitas
sneakers ini mulai terbentuk pada tahun 2011
dan akan terus berkembang. Perkembangan-
nya komunitas sneakers tersebut telah
merambah beberapa kota besar mulai dari
Jakarta, Bandung, dan tak terkecuali Suraba-
ya.
Grand Story akan mengulik sekilas
sekaligus memperkenalkan tentang Indone-
sia Sneaker Team regional Surabaya. Komuni-
tas yang terbentuk pada Mei 2014 kemarin
ini terbentuk dari gagasan beberapa anggota
yang ingin mengumpulkan para pecinta dan
juga kolektor sneakers di Surabaya untuk
sekedar nongkrong bareng, sharing, dan
saling mengenal satu sama lain. Sebagai
langkah awal, mereka mengadakan gathering
di Surabaya Town Square yang ternyata
mendapatkan respon positif dari
teman-teman sesama penggila sneakers.
Pada hari itu Indonesia Sneaker Team
berhasil mengumpulkan 30 orang anggota
untuk bergabung dan pada bulan Oktober
tercatat tak kurang dari 50 anggota resmi
telah terdaftar di dalamnya. Di Indonesia
Sneaker Team sendiri tak ada pembatasan
brand sneakers apa yang diperbolehkan
bergabung. Komunitas ini lebih memilih
untuk berkerja sama dengan beberapa divisi
yang mempunyai konsen lebih ketat seperti
3foils Surabaya, Vanshead, dan lain sebagain-
ya. Sampai saat ini tercatat sudah 3 kali
mereka mengadakan gathering yang di
dalamnya banyak diadakan diskusi mengenai
rilisan sepatu terbaru, edukasi tentang legit
atau tidaknya sebuah sepatu, cara merawat
sepatu yang tepat karena sesuai pengalaman
mereka terkadang beberapa sepatu mempu-
nyai cara-cara tersendiri dalam merawatnya
sampai kiat-kiat membeli sepatu original
karena kita ketahui cukup banyak kasus
sepatu-sepatu palsu yang dijual di ranah
online.
INDONESIA
SNEAKER
TEAM
youthmovement/20
T e r k a d a n g
sesuatu hal yang
remeh yang berada
di luar pertimbangan
kita justru dapat
menjadi sesuatu hal
yang tak terkira
nilainya di tangan
para kreatif.
Seperti kardus contohnya, barang yang
sering hanya menjadi media pengemas suatu
produk, justru dapat disulap menjadi sebuah
produk yang sangat menarik. Adalah maha-
siswa kreatif asal Surabaya yang menga-
tasnamakan diri mereka DusDukDuk yang
memiliki gagasan untuk mengubah kardus
menjadi sesuatu yang lebih bersifat
fungsional
DusDukDuk tercipta awal kali tanpa ada
niatan untuk menjadikannya sebuah bisnis
yang serius. Keempat mahasiswa Jurusan
Desain Produk Industri ITS yang terdiri dari
Angger Diri Wiranata, Indra Syamsu Nugroho,
Arief Susanto M, dan Oktiana Dwi Anggara
hanya berkeinginan untuk mengikutsertakan
ide produk mereka ke ajang PKM pada tahun
2013. Ide awal mereka untuk menyulap
sebuah kardus menjadi barang-barang
fungsional, meja dan-
DUS
DUK
DUK
youthmovement/17
entrepreneur community
youthmovement/22
Namun di antara kesuksesan-kesuk-
sesan tersebut masih ada harapan dari
kawan-kawan DusDukDuk yang belum
tercapai yakni mempunyai showroom sendiri
yang terdiri dari galeri dan juga workshop di
mana mereka dapat memamerkan
karya-karya mereka dan juga membagikan
ilmu dalam mengolah kardus kepada
teman-teman lain yang berminat. Angger,
salah satu owner DusDukDuk, memiliki pesan
untuk para entrepreneur yang ingin ataupun
mau memulai usahanya yaitu “kita tidak akan
pernah berhasil kalau kita tidak memulai”. So,
let's get started! (atthur/crc).
Keunikan dari produk DusDukDuk tentu
saja dari bahan dasar yang mereka pakai
yaitu kardus. Tidak sampai di situ saja, pada
produk-produk furniture seperti kursi dan
meja, DusDukDuk bahkan dapat menjamin
bahwa produknya memakai bahan 100%
kardus. Pada produk tersebut tidak digunakan
lem sebagai perekat melainkan menggu-
nakan kuncian dari kardus itu sendiri yang
dapat menahan beban sampai 170 kg. Kelebi-
han lain dari produk DusDukDuk adalah
digunakannya bahan ramah lingkungan
sebagai bahan dasarnya. Beberapa produk,
khususnya furniture, menggunakan sistem
bongkar pasang sehingga memudahkan
konsumen untuk membawa atau menyimpan-
nya. Range harga yang dipatok pun tidak
terlalu mahal, mulai dengan harga Rp.
250.000,00 untuk produk furniture dan Rp.
100.000,00 untuk produk merhandise.
youthmovement/22
kursi pada waktu itu, terbersit di
benak mereka setelah beberapa
waktu mereka mengikuti pamer-
an dengan modal stool berbahan
kardus yang merupakan salah
satu tugas mata kuliah di
kampus. Pada waktu itu mereka
belum bergabung dalam
DusDukDuk. Dari serangkaian
pameran, ternyata stool mereka
dapat menarik beberapa minat
pengunjung pameran. Dari
situlah mereka lalu berkumpul
dengan mengatasnamakan
DusDukDuk dan mengikutser-
takan nama mereka dalam
Program Kreativitas Mahasiswa
2013 yang di luar dugaan
membawa nama Dus Duk Duk
sebagai penerima medali
perunggu. Nama Dus Duk Duk
sendiri dimaknai seenaknya saja
oleh mereka sebagai kardus
untuk duduk.
Berkaca dari kesuksesan
tersebut, DusDukDuk mencoba
memasarkan produk mereka
secara lebih luas, ditunjang oleh
modal finansial yang cukup dari
keberhasilan mereka di PKM.
Fokus mereka yang awalnya
hanya pada basic furniture seperti
kursi atau meja mengalami
pengembangan dalam pengap-
likasiannya. DusDukDuk-
Nama DusDukDuk kini sudah cukup
banyak diketahui dalam skala nasional, hal
itu karena seringnya mereka mengikuti
lomba dan meraih juara. DusDukDuk pun
rajin mengikuti beberapa event pameran,
yang terakhir adalah partisipasinya dalam
event internasional, Popcon Asia 2014,
sebagai perwakilan Indonesia dalam ajang
pameran kreativitas dan produktivitas
anak-anak muda Asia. Selain itu, tidak jarang
pula mereka diundang sebagai pembicara
dalam seminar atau talkshow bertemakan
enterpreneur ataupun kreativitas. Baru-baru
ini DusDukDuk juga mendapatkan kesempa-
tan tampil di televisi nasional NET dalam
program Indonesia Morning Show.
mulai melihat pasar potensial lain berupa
dekorasi interior dan juga merchandise
dengan tetap menonjolkan ciri khas mereka
yaitu produk berbahan dasar kardus.
Ada sebuah cerita menarik pada saat
kali pertama DusDukDuk memamerkan karya
mereka di IDEART 2013, sebuah acara yang
diselenggarakan oleh Jurusan Desain Produk
Industri ITS. Salah satu pengunjung stan
mereka ternyata adalah salah satu divisi
kreatif dari Hardware, butik milik Luna Maya.
Keunikan produk DusDukDuk menarik minat-
nya dan kemudian dipergunakanlah produk
mereka sebagai elemen dekorasi di store
Hardware yang berada di Surabaya, Sidoarjo,
dan Malang
youthmovement/21
youthmovement/24
James Balog, seorang fotografer
lingkungan, pada tahun 2007 pernah
membuat sebuah proyek yang dinamakan
Extreme Ice Survey, sebuah studi yang
mempelajari tentang efek pemanasan global
terhadap lapisan es glasial. Balog memasang
43 kamera time lapse di 18 glacierdi Green-
land, Islandia, Alaska, Kanada, dan Himalaya
Nepal. Melalui film dokumenter Chasing Ice,
Balog mengatakan, bahwa ia ingin menjadi
saksi mata paling depan yang dapat
membuktikan bahwa pemanasan global akan
memberikan dampak mengerikan bagi
seluruh penghuni bumi di masa depan. Bukan
sekedar kisah horor pengantar tidur.
Menjadi Hijau,
Menjadi Manusia
green design
youthmovement/26
youthmovement/27
Hari memaknai green living melalui dua
aspek, yaitu fisik dan sosial budaya. Selain
aspek fisik yang mencakup prinsip-prinsip
efisiensi energi, rumah hijau juga harus
mengandung aspek sosial yang tinggi.
Ia memberikan contoh arsitektur rumah
tropis yang selalu menyediakan teras untuk
bersantai di depan rumah. Fungsi teras
kelihatannya begitu remeh, sehingga banyak
arsitek rumah bergaya minimalis dan alfa
menyertakan teras di rumah yang dirancang-
nya. Padahal teras menjadi sangat penting
sebagai ruang interaksi dan sosialisasi antara
pemilik rumah dengan lingkungan di
sekitarnya. “Dari tempat duduk di teras
rumah, kita bisa memberi perhatian pada
tetangga, saling menanyakan kabar atau
hanya sekedar saling menyapa,” kata Hari.
Aspek sosial pada teras ini akhirnya
juga berpengaruh pada bentuk bangunan.
Biasanya, untuk melindungi teras dari panas
matahari, maka sang pemilik rumah membuat
sebuah naungan, entah berupa sosoran atau
menanam pepohonan.
Fungsinya adalah sebagai peneduh dan
membuat suhu rumah menjadi lebih dingin,
karena fasad rumah terhindar dari paparan
sinar matahari langsung. “Dengan begitu,
orang tidak perlu lagi menggunakan AC untuk
mengurangi hawa panas di dalam rumah,”
ujar pria penggemar lukisan ini.
Kearifan lokal seperti ini, sudah jarang
ditemui di kota besar. Rumah modern berga-
ya urban, bagi Hari, terkesan steril. Inginnya
bersih terus dengan cara menghindari
tempias hujan atau tak mau repot dengan
serasah daun. Padahal, menurut Hari, dengan
mengelap air bekas tempias hujan atau
menyapu halaman yang penuh serasah daun,
itu adalah wujud interaksi antara manusia
dengan alam. Green living bukan hanya soal mema-
sang solar panel di atap rumah, atau memba-
ngun sebuah vertical garden di beranda, atau
mengurangi emisi karbon dalam rumah, atau
rutin menggunakan produk dari The Body
Shop. Pada bentuknya yang paling sederhana,
green living mewujud pada perilaku sosial
dan respon kita terhadap lingkungan sekitar.
Sebagai seorang arsitek, Hari memaha-
mi bahwa rumah bukanlah sebuah mesin tak
bernyawa. Sebuah rumah memancarkan
kepribadian dari penghuni di dalamnya. Di
antara keduanya terjadi dialog yang
terus-menerus. Berproses. Seperti sebuah
adagium lama; we shape our homes and then
our homes shape us.(ayos)
youthmovement/25
Untuk merespon hal tersebut, pada
tahun 2007, Perserikatan Bangsa-Bangsa
(UN) mempublikasikan sebuah laporan
berjudul Sustainable Consumption and
Production, Promoting Climate-Friendly
Household Consumption Patterns yang
berisi anjuran mengenai gaya hidup
ramah lingkungan. Salah satunya adalah
gagasan mengenai rumah hijau, yaitu
sebuah hunian yang dibangun atas beber-
apa prinsip efisiensi energi, antara lain;
penghematan air, pemanfaatan sinar
matahari, hingga penggunaan material
alam yang ramah lingkungan.
Tapi apakah betul rumah hijau dapat
menjadi jawaban atas perubahan iklim
yang sedang terjadi?
Hari Sunarko, ketua Ikatan Arsitek
Indonesia (IAI) Jawa Timur, memiliki
pendapat yang sedikit berbeda. “Ruh dari
sebuah rumah adalah manusia yang
tinggal di dalamnya,” kata Hari. Baginya,
jika ada sebuah rumah berkonsep green
design, namun manusia yang tinggal di
dalamnya tidak mengaplikasikannya
dalam perilaku sehari-hari, maka rumah
tersebut tidak memberikan dampak yang
signifikan. “Apalagi, banyak dari kita yang
terjebak pada pengertian green, pokoknya
rumah yang ada tanaman rambatnya
langsung dianggap green, padahal tidak
sesederhana itu,” ujar Hari.
Dalam satu dasawarsa terakhir, isu
tentang perubahan iklim memang menjadi
wacana penting yang sedikit banyak mengu-
bah persepsi dan peradaban manusia. Manu-
sia seakan disadarkan, bahwa mereka
hanyalah sebuah mata rantai dari ekosistem
tunggal bernama bumi. Segala perilaku dan
konsumsi manusia akan memberikan dampak
kepada alam, cepat atau lambat
youthmovement/28
advertorial
GREEN
youthmovement/30
youthmovement/31
Exclusive Open House “Diamond Jubilee
Night” ini terdapat special offer bagi para
customer yang datang yaitu mendapatkan free
diamond yang disponsori oleh Conrad
Jewellery dengan desain yang istimewa
untuk setiap pembelian unit apartemen
Venetian pada hari itu juga. Pada malam itu,
Grand Sungkono Lagoon benar-benar
mengekspos diamond tersebut tercermin dari
penamaan acara yang juga disesuaikan pula
dengan dekorasi acara yang penuh dengan
kristal dan berlian.
Keekslusifan acara juga dapat dilihat
dengan adanya dua special guest star yang
didatangkan khusus. Bintang tamu pertama
adalah Bapak Anton Sitorus, seorang
pengamat properti yang pada malam itu
menyampaikan sebuah talkshow mengenai
perkembangan properti di Surabaya. Dalam
talkshownya, Anton Sitorus menyatakan
bahwa perkembangan dunia properti di
Surabaya kini sedang mengalami sebuah
kemajuan yang sangat pesat dan merupakan
sebuah investasi yang menguntungkan, dan
juga menyampaikan bahwa nilai properti
yang ada di Surabaya, khususnya-
Grand Sungkono Lagoon, akan terus mening-
kat dan merupakan pilihan yang cermat jika
berinvestasi dimulai dari sekarang. Karena
Grand Sungkono Lagoon adalah kawasan
Superblok Premium yang berlokasi dekat dari
gerbang tol Satelit-Surabaya Barat dan
diproyeksikan untuk menjadi ikon baru Kota
Surabaya. Selain itu, Grand Sungkono Lagoon
akan menjadi kawasan superblok yang
mengusung konsep green, healthy, dan juga
smart building.
Lalu kemudian acara Diamond Jubilee
Night ini ditutup dengan cantik oleh special
performance dari bintang tamu kedua yaitu
Alena Wu, seorang penyanyi jebolan Asia
Bagus tahun 2000. Alena Wu bernyanyi
dengan cantik menghibur para customer
Grand Sungkono Lagoon yang datang pada
malam itu.
youthmovement/28
Exclusive Open House kali ini dapat
dikatakan benar - benar berhasil karena
Marketing Office Grand Sungkono Lagoon
yang terletak di Jalan Abdul Wahab Siamin
Kav. 9-10 Surabaya penuh sesak oleh custom-
er yang penasaran dengan acara dan show
unit Grand Sungkono Lagoon. Acara yang
dimulai pukul enam sore sampai sepuluh
malam ini sukses membius para tamu dan
undangan, terbukti dari antusiasme para
kostumer yang datang tidak hanya melalui
invitation tetapi juga dari kalangan umum
yang jauh melebihi target ekspektasi pihak
penyelenggara.
Hingga penutupan Exclusive Open
House kemarin, sudah terjual hampir 85%
untuk tower pertama yaitu Tower Venetian.
Sampai akhir November 2014 ini, Grand
Sungkono Lagoon akan secara rutin menga-
dakan Open House dengan berbagai special
offer dan menu-menu spesial di setiap
minggunya. Dan pada tahun 2015 nanti,
Grand Sungkono Lagoon akan memulai
persiapan untuk launching tower keduan-
ya.(crc/ocl)
youthmovement/29
Tepat tanggal 23 Oktober 2014 lalu,
dimulai pukul enam sore di marketing gallery
Grand Sungkono Lagoon diadakan acara
Open House untuk kesekian kalinya. Akan
tetapi Open House kali ini berbeda dari Open
House - Open House sebelumnya, karena pada
kesempatan kali ini Grand Sungkono Lagoon
yang bekerja sama dengan PRO/MAX dan
Permata Bank mengkonsep acaranya dengan
tema Exclusive Open House : Diamond Jubilee
Night
youthmovement/34
youthmovement/35
Membawa Kecantikan Hindia
Belanda dalam Foto Era
Kolonial
Pada Kamis (02/09) suasana Spazio Hall
Surabaya nampak berbeda, ada lantunan
tembang Rayuan Pulau Kelapa oleh Rudi van
Dalm yang mengalun dalam harmoni di
seantero ruangan. Suasana yang sangat elok
untuk mengiringi sebuah pameran foto jadul
yang bertajuk Mooi Indie 'Discover The Beauty
of Hindia' yang dibawakan oleh Jean Demme-
ni, seorang tentara Belanda era 1800-1940
yang ditugaskan pada sektor topografi
militer. Selama masa kerjanya, Jean Demmeni
berusaha untuk mengeskplorasi bakat dan
minatnya di bidang fotografi melalui
sambang kota di Indonesia. Hal ini dapat
dilihat melaui beberapa karya foto miliknya
yang diambil dari Sabang hingga Merauke.
Menurut kurator foto Mona Lohanda,
“Jean Demmeni bukanlah fotografer biasa.
Dia tidak sekadar mengambil foto. Lihat saja
karyanya, dia menunjukkan kecintaannya
pada Nusantara. Sebab, Demmeni lahir di
Indonesia, tepatnya di Padang Panjang,
Sumatera Barat, 10 Desember 1866. Dia lahir
dari ibu yang merupakan orang Madura dan
bapaknya keturunan Prancis. Selain itu,
Demmemi meninggal di Bogor. Karena
kedekatannya dengan tanah air, maka hasil
dari peng-angle-an fotonya menunjukkan
rasa-
Namun, siapa orang dibalik kolektor
foto dari Demmemi? Ia adalah Hauw Ming,
seorang kolektor dari Jakarta. Dalam pamer-
an foto yang akan berlangsung pada 3–12
Oktober tersebut, Hauw Ming menceritakan
awal mula kegemarannya dengan foto-foto
Demmemi saat berkunjung ke Belanda pada
2002 untuk mencari barang-barang antik.
“Saya mendapati beberapa foto Indonesia era
kolonial di tempat yang berbeda, awalnya
hanya mengoleksi secara random,” ujar Hauw
Ming. Semakin lama dia pun bergaul dengan
banyak kolektor benda antik dari Belanda.
Hauw Ming kemudian berkenalan dengan F.J.
Ghijsels, cucu seorang kolektor era kolonial
yang dahulu tinggal di Indonesia dan
menciptakan beberapa gedung di Jakarta.
Saat itu Hauw Ming ditawari untuk membeli
150 lembar karya Demmeni. ’’Ini koleksi yang
lengkap. Ada 150 foto yang dikumpulkan
kakek F.J. Ghijsels dan dicetak perusahaan
Kleynenberg, Boissevain & Co, awal 1900-an,’’
ujarnya. Pada tahun 2006, Hauw Ming berha-
sil membeli foto Demmemi dengan harga
yang bisa mencapai puluhan juta rupiah,
angka yang sangat fantastis untuk sebuah
sejarah.
Hauw Ming mengungkapkan bangga
mempersembahkan pameran foto-foto karya
Jean Demmeni yang ketiga kalinya. Bila
pameran foto pertama terkonsentrasi pada
sosok Jean Demmeni sang fotografer, pamer-
an kedua fokus pada subjek foto. "Dan ketiga
ini kami mempersembahkan tajuk yang lebih
lengkap lagi dengan menghimpun sosok dan
subjek foto," terangnya. Dia mengaku dengan
melihat foto Jean Demmeni, penikmat foto
bisa melihat Indonesia sudah berkembang
dan berubah.
cintanya pada tanah air,’’ ucap Mona yang
bekerja di arsip Nasional yang juga seorang
sejarawan tersebut.
Dalam pameran ini, ditampilkan seban-
yak 150 foto dengan beberapa sub tema yang
dibagi menjadi tujuh macam. Yaitu The Sites,
The Moves, The Works, The Artisans, The
Schools, The Aristocrats and Colonial Bureau-
cracy, dan The People and Faith yang pada
setiap fotonya diberi caption dalam bahasa
Belanda. Karakter foto yang ditampilkan
merepresentasikan suasana Mooi Indie,
Hindia yang molek. Pada pengujung abad
ke-20, memang sangat banyak bermunculan
karya seni yang menggambarkan kemolekan
tanah Hindia Belanda yang akhirnya menjadi
Indonesia. Sebanyak 150 foto itu sebelumnya
dipamerkan di Erasmus Huis, Jakarta, pada
2008 dan Ruma Topeng Setiadharma, Bali,
awal tahun ini.
Salah satu hasil dari ratusan foto yang
dipamerkan, foto yang paling fenomenal
dinikmati warga Surabaya yakni foto wajah
Raden Ajeng Kartini dan wajah asli Candi
Borobudur.
Tapi mungkin pula akan mengenali betapa
banyak yang masih tersisa dan tetap sama.
Kemudian, CEO Intiland, Sinarto
Dharmawan mengatakan kegiatan pameran
sejarah dan kegiatan seni budaya akan
digalakkan di Spazio. Ia menyebut
kegiatan-kegiatan ini untuk menumbuhkan
kecintaan warga Surabaya pada sejarah dan
budaya lokal milik sendiri. "Pameran ini
sekaligus bisa jadi momen bagi masyarakat
untuk menunjukkan sudah waktunya kita bisa
membawa pulang barang-barang bersejarah
negara kita yang ada di luar negeri," tambah
Sinarto. (dby)
Mooi
Indie
events
youthmovement/33
youthmovement/36
Mempersiapkan Pengusaha
Untuk Menjadi MEA 2015
Melanjutkan sukses tahun sebelumnya
JATIM FAIR 2013 tetap akan menjadi puncak
acara kegiatan dari Hari Jadi Provinsi Jawa
Timur yang ke-69 pada tahun 2014. Pameran
terbesar di Indonesia Timur ini menampilkan
berbagai potensi, kinerja, prestasi, yang diraih
oleh kalangan usaha baik dari pemerintahan
maupun dari kalangan umum Jawa Timur
maupun diluar Jawa Timur. Dengan memb-
awakan tema “Semarak Belanja, Hiburan, dan
Rekreasi Keluarga”, JATIM FAIR 2014 akan
berlangsung dari tanggal 9 Oktober hingga
19 Oktober 2014.
Acara yang dihelat di area Grand City
Mall Surabaya ini diikuti oleh 250 peserta
dari berbagai dinas di 9 Provinsi, 31 kabupat-
en/kota se-Jawa Timur, 31 SKPD dan 14
BUMN & BUMD, 20 pedagang kaki lima yang
tersebar di 575 stand, dan dari beberapa
negara sister city Surabaya seperti Polandia,
Jepang, Belanda, Prancis, Thailand, Selandia
Baru dan Korea. Salah satu negara yang
tampil unik dalam pameran ini adalah
Jepang. Pada tahun ini, Jepang untuk kesekian
kalinya telah mengikuti pameran Jatim Fair,
dengan berbalut pakaian happi dan kimono,
dan beberapa ornament bunga sakura
membuat stand ini sangat eye catching.
“Seperti pada tahun-tahun sebelumnya,
Konsulat Jenderal Jepang ingin memperke-
nalkan budaya Jepang di Jatim Fair, seperti
sektor pariwisata, peminjaman pakaian
tradisional Jepang happi, makanan, pendi-
dikan, dan berbagai sektor yang menarik dari
Jepang,” ujar Mr. Soto Shoji, Konsulat Jendral
Jepang. (10/09).
Pembukaan Jatim Fair 2014 dibuka oleh
Gubernur Jatim Soekarwo atau yang akrab
dipanggil Pakdhe Karwo ini menyatakan
bahwa Jatim Fair merupakan salah satu event
tahunan yang bermanfaat bagi para pengusa-
ha mandiri yang hingga saat ini kerap
bermunculan. “Jatim Fair juga menjadi ajang
persiapan warga Jatim untuk MEA 2015, yaitu
Masyarakat Ekonomi Asean yang lebih
menekankan kepada persaingan bisnis yang
lebih ketat,” ujar Soekarwo. Oleh karenanya,
Pakde Karwo minta para peserta, khususnya
UMKM agar menampilkan produk-produk,
potensi, meningkatkan kualitas, dan menge-
mas produk dengan layak hingga tak kalah
dengan produk dari luar negeri.
"Dalam MEA 2015 nanti, kualitas produk
Jatim harus mampu bersaing dengan produk
Asean plus, seperti Cina, Jepang, Korea dan
India. Pemerintah harus menganggarkan
dana APBD untuk membangun UMKM. Seper-
ti pelatihan, pinjaman modal, dan lainnya.
Dengan begitu, Jatim siap untuk menjadikan
masyarakatnya berbasis MEA 2015 sebagai
garda terdepan Indonesia,” imbuhnya.
Menurut Pakde Karwo, di Jawa Timur saat ini
memiliki 6,8 Juta UMKM. Dari jumlah ini,
sebanyak 266 ribu UMKM telah mengekspor
produknya ke luar negeri. "Selain itu, Jatim
Fair juga bisa jadi sarana penyampaian
potensi dan prestasi BUMD maupun pemerin-
tah dan instansi daerah. Langkah ini diharap-
kan menarik investor yang akan berinvestasi,"
ungkapnya. Omset yang akan dicapai pada
Jatim Fair 2014 ini diperkirakan oleh Soekar-
wo akan naik dari tahun sebelumnya yaitu Rp
49 milyar menjadi Rp 50 miliar dengan
jumlah pengunjung ditargetkan sebanyak
210 ribu orang.
Dalam pameran rakyat ini, akan dihibur
juga dengan penampilan artis-artis ibukota
seperti Raisa, Tulus, Sheila On 7, Endah N
Rhesa, J-Rock, Glen Freddly, Shaggydog,
Endank Soekamti, dan Andra and The
Backbone. (dby)
JatimFair2014
youthmovement/39
YZRL dan ADR1 (MNC),Daske dan Crez (FSK), Atmos (Horror Crew), AMG (WSS CREW), dan VLOEK
(TMK). Pino, sebagai penyelenggara mengharapkan agar event nggambar bareng ini dapat menjadi
step awal merangkul para graffiti artist yang ada di Surabaya dan sekitarnya, saling menjalin
silaturahmi, serta dapat menjadi embrio awal lahirnya event graffiti besar di Surabaya. (crc)
Minggu siang, 12 Oktober 2014, halaman
depan sebuah kafe di kawasan Karang Menur Timur
tampak padat oleh beberapa anak muda yang
sedang menggambar. Ya, kafe Pintu Rumah sedang
melangsungkan sebuah acara bertajuk Sunday
Sketch Jammin' Surabaya. Terdapat sedikitnya tiga
puluhan anak muda yang memiliki ketertarikan
khusus pada seni graffiti saling bercanda sembari
berkarya di atas kertas. Tampil meramaikan acara
ini beberapa bomber dari berbagai crew antara lain
Nick (HSK), lendlovebadillust dan Sleepy (ARCBOYS)
baan mengangkat replika palu Thor buatan salah satu anggota komunitas mereka, workshop paper
craft dari Despro Toys, pameran foto dari APS dan juga Xphose. Lomba fotografi on-the-spot juga
menjadi salah satu magnet acara terlihat dari membludaknya peserta yang mendaftar. Wani dapat
dikatakan sebagai acara yang menarik karena konsep yang diusung dari rombongan Go Ahead
People yang nyeleneh namun memunculkan rasa penasaran para pengunjung yang datang, contohn-
ya adalah saat beberapa band yang diundang untuk berpartisipasi seperti Timeless, Taman Nada,
dan Rasvan Aoki ditantang untuk bermain DJ set.(atthur)
"Wani", sebuah event yang dihelat oleh
gerombolan Go Ahead People Surabaya pada
tanggal 18 Oktober kemarin di Folks Cafe
menyisakan berbagai macam keseruan, terhitung
dari konten acara yang beragam mulai dari
penampil serta komunitas yang turut serta memeri-
ahkan acara tersebut. Acara yang dimulai pada
pukul 2 siang tersebut menyuguhkan berbagai
macam showcase komunitas-komunitas di Surabaya,
seperti dari STC (Surabaya Toys Community) dengan
koleksi mainan yang beragam serta perlom
kan acara yang ditujukan untuk komunitas-komunitas yang terdapat di Surabaya yang ingin
bertukar pikiran dan berbagi kendala apa saja yang mereka hadapi dalam melakukan kegiatan-ke-
giatan komunitasnya dalam rangka untuk membesarkan nama dan memperluas koneksi dengan
komunitas-komunitas lainnya di Surabaya. SYC sebagai fasilitator para pemuda kreatif Surabaya,
membagi kiat-kiat mereka dan saling berbagi pemecahan masalah dari tiap-tiap komunitas yang
berkumpul. Komunitas yang terlihat pada acara tersebut yakni TYP, Los, Ayorek, dan beberapa komu-
nitas dari perguruan tinggi di Surabaya. Acara yang dikemas dengan format sederhana dan kekelu-
argaan itu ditutup dengan manis oleh Pathetic Experience. (tec)
NGASO yang dalam bahasa Indonesia bisa di
artikan beristirahat, bersantai merupakan nama
acara yang diadakan oleh SYC (Surabaya Youth
Carnival), acara yang bertempat di c2o Library ini
merupakan rangkaian dari acara yang akan diada-
kan SYC nantinya. Surabaya Youth Carnival sendiri
merupakan kegiatan kepemudaan independent dan
non-profit yang diselenggarakan oleh anak muda
Surabaya. Kegiatan ini diselenggarakan untuk
meningkatkan kepedulian anak muda Surabaya
tentang berbagai isu di sekitarnya. Ngaso merupa
youthmovement/38
Sunday Sketch Jammin’
WANI
NGASO
youthmovement/40
Desain adalah sebuah tumpuan dari
estetika yang dimiliki oleh sebuah benda,
zaman sekarang ranah desain telah menjadi
bahan obrolan bahkan kajian studi yang
sangat dipertimbangkan. Tak hanya itu, dunia
industri kreatif mulai bermunculan dari
ranah desain pula. Menyemarakkan gegap
gempita dari industri kreatif, Design It
Yourself Surabaya (DIYSUB) yang menjadi
agenda rutin oleh C2O Library Surabaya
kembali untuk keempat kalinya. DIYSUB
sendiri adalah konferensi-festival desain
yang diselenggarakan sejak 2011 di Surabaya
untuk memperkenalkan beragam karya
desain dan ekonomi kreatif lokal ke dalam
maupun luar kota dan negeri, kegiatan ini
berusaha untuk menghubungkan berbagai
titik yaitu pengembangan desain dan
ekonomi kreatif di Surabaya yang memiliki
fragmentasi dan kurangnya sinergi antara-
komunitas, industri, lembaga pendidikan dan
pemerintah, untuk menjalin hubungan dan
kerjasama yang sinergis dengan berbagai
pihak
Selama 10-26 Oktober 2014 lalu,
DIYSUB menghadirkan lebih dari 25 acara
kreatif dalam bentuk sebuah seminar,
talkshow, lokakarya, pemutaran film, pasar
akhir pekan, pameran, peluncuran karya, dan
tur jalan kaki di daerah Pecinan Surabaya.
Tak main-main, DIYSUB menampilkan
beberapa partisipan dan beberapa karya dari
60 desainer, pembicara lokal, nasional, dan
internasional. Tidak hanya dari Surabaya, tapi
juga Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Makassar,
Semarang, Malang, Magelang, Melbourne,
Singapura, Tokyo, Atlanta, dan Los Angeles.
“DIYSUB bertujuan membawa desain sebagai
semangat inovasi dan pemecahan masalah
yang ramah, lintas batas, dapat dinikmati dan
diterapkan oleh semua lapisan masyarakat,”
pungkas Kathleen Azali, Founder C2O Library.
Design It Yourself Surabaya :
“Mix2Make” 2014 Menggebrak
Semangat Perkembangan Inovasi
Dunia Desain
events
youthmovement/43
terkesan cult dengan urutan dari Altarise, Pedestrian Drama dan ditutup oleh Baragula yang dari
awal menjadi daya tarik mayoritas penonton yang datang karena rasa kepenasaran mereka keber-
hasilan mereka pada show sebelumnya di Malang, apalagi vokalis dari Baragula adalah seorang
perempuan seperti sentilan mc Eri Rukmana sebelum acara ditutup pada pukul setengah 10.(atthur)
Think Creative), Teddy Satrio Wibowo (Digital Strategist at Wunderman) dan Bahari CK (Creative
Group Head at Leo Burnett). Dan perlu diketahui kembali, Indonesia kaya dengan talenta-talenta
potensial yang sudah diakui dunia. Kreavi mengajak para desainer muda untuk belajar bersama dari
speakers yang profesional dibidangnya serta menjalin networking lewat acara ini.(dby)
Minggu malam itu Nens Corner sekali lagi
nampak ramai, keramaian itu datang mengatas
namakan "launching party kompilasi bius". Acara
yang terselenggara di bawah naungan Klub Sakit
Jiwa Pandan ini berjalan dengan lancar dari awal
sampai akhir walaupun terdapat nuansa kaku
selama acara. Dengan dibukanya penampilan Hecht
sebagai salah satu punggawa post-rock surabaya.
Acara resmi dimulai, lalu bergantian para kontribu-
tor dalam proyek kompilasi Bius ini juga mengantri
untuk mempertontonkan musik-musik yang
youthmovement/42
Alternate decade
looks like life
turut-turut oleh Mooikite, Starfish, Combo Cabinet, Rainy Days, Pedestrian Drama, Deskripsi Sebuah
Mahasiswa, dan Cotswolds, serta dimeriahkan oleh DJ Qembones. Acara yang berlangsung hingga
tengah malam ini sukses membius serta mengajak para penonton untuk bergoyang menikmati
acara. (crc)
Suara dentuman musik mulai terdengar di
Kaya Resto & Coffee Holix sekitar pukul setengah
delapan pada Minggu 19 Oktober lalu. Di sana
sedang berlangsung sebuah event bertajuk
Alternate Decade. Sebuah event yang merangkum
creative market, community exhibition, dan live band.
Terdapat booth yang berisikan kaset-kaset koleksi
yang sebagian besar dijual kepada pengunjung.
Selain itu terdapat pula pameran dari Docmart
Community Surabaya. Live band dibuka oleh
penampilan dari Egon Spengler diikuti secara ber-
Alepak, Taman Nada, dan Humi Dumi untuk memainkan musik mereka pada acara tersebut. Di sisi
kanan dan kiri venue juga terlihat pertunjukan live graffiti dari ADR1 dan Sleepy. Raut bahagia selalu
nampak dari para punggawa Looks Like Life dari awal acara sampai ditutupnya acara. Launching
party Looks Like Life ditutup secara apik oleh penampilan DJ yang mulai sering terdengar di bebera-
pa acara di Surabaya yaitu DJ Ayren Mayden dan DJ Kitseh.(atthur)
Setelah membuka store mereka yang berkon-
sep street wear selama beberapa bulan, akhirnya
Looks Like Life atau yang biasa kita kenal menjadi
LLL melaksanakan Launching Party-nya sebagai rasa
syukur atas pencapaian mereka sekaligus
memperkenalkan kehadiran mereka kepada
teman-teman di Surabaya pada tanggal 17 Oktober
kemarin. Acara yang diadakan di store mereka
sendiri di jalan Rungkut Asri Timur itu penuh ramai
dengan para pengunjung yang datang, apa lagi
Looks Like Life juga mengajak Senandung Sore,
Menyusul kesuksesan Kumpul Kreavi
episode-episode terdahulu, Kreavi kembali menga-
dakan sesi diskusi santai bertajuk “Kumpul Kreavi
episode 15 - Exploring Digital Campaign”. Kali ini
Kumpul Kreavi membahas seluk beluk kampanye
digital dari penyesuaian kepada target market,
eksekusi, sampai studi kasus efektif yang pernah
ada. Asiknya, kumpul Kreavi episode 15 - Exploring
Digital Campaign kali ini menghadirkan beberapa
speakers yang sudah berkibar di industri advertising
yaitu Anto Motulz (Founder, Editor at Motzter
KUmpul kreavi
Weekend terakhir di bulan Oktober kemarin
diisi oleh sebuah event bertajuk Think Global
Edufair yang bertempat di Grand City Mall Suraba-
ya. Acara yang berlangsung selama dua hari mulai
tanggal 25 Oktober ini dimeriahkan oleh berbagai
acara antara lain pameran institusi pendidikan
lokal dan mancanegara yang menawarkan pendi-
dikan internasional, grand launching Sarjana Global,
English speech contest, dan fashion show.(crc)
think global edufair
/photo by Denan Bagus
LAUNCHING KOMPILASI BIUS
events
youthmovement/44
Dalam perbincangan serius tapi santai
di kantornya (Plaza PP) yang terletak di
kawasan TB. Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta,
ayah dua anak ini pun menggelontorkan visi,
misi, serta harapan terkait PT PP Properti.
Terutama terkait kiprah PT PP Properti di
bisnis yang sarat investasi ini. Harapannya
begitu besar bahwa PT Properti kelak akan
menjadi pengembang yang baik.
"Apa pun yang kami miliki harus bisa
dibuat menjadi produk yang baik secara
finansial. Namun yang lebih penting adalah
bagaimana kami dapat membuat sebuah
komunitas yang jauh lebih baik. Harapannya
semoga nanti PP Properti akan dikenal
sebagai developer yang bagus lahir batin,"
ujar Galih.
Di dunia properti, PT PP Properti
memang masih terbilang baru. Namun jika
bicara konstruksi, PP Properti adalah jagonya.
Boleh jadi, pengalaman di bisnis rancang
bangun kian meneguhkan PT PP Properti
sebagai developer. Wajar, karena konstruksi
dan properti adalah salang melengkapi.
Oktober 2013 lalu, PT PP Tbk resmi
melakukan spin off dan merestui PT PP
Properti untuk mengibarkan bendera usaha-
nya secara mandiri. Tindak lanjutnya,
langkah-langkah strategis pun disusun
cermat. Termasuk memilih seorang direktur
utama yang akan menakhodai kapal bisnis PP
Properti. Dan pilihan itu jatuh pada sosok
Galih Prahananto. Dan pada Februari 2014,
pria kelahiran Palembang (Sumatera Selatan)
tahun 1964 itu pun akhirnya didapuk sebagai
Direktur Utama PT PP Properti.
Sepintas, pria berkacamata ini
berpenampilan serius. Bahkan tergolong
jarang mengumbar senyum. Namun ternyata
di balik kesan formal tersebut, ia adalah
seorang yang humanis. Joke-joke ringan pun
mengalir spontan tatkala kita berbincang
dengannya. Dan jika sudah demikian,
suasananya pun menjadi cair. Lalu, kesan
formal yang semula menempel padanya
luntur seketika. Ya itulah kesan pertama
Indonesia HOUSING ketika bertemu dengan
Galih Prahananto yang terobsesi menjadi
seorang guru di kemudian hari.
PT PP Properti kian eksis di industri
properti Tanah Air. Inovasinya terus mengalir
seiring ekspansifnya langkah anak usaha
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini.
PT PP PROPERTI:
Ide Segar yang Hasilkan Kawasan Ideal
youthmovement/41
Isu-isu seksi mengenai dunia desain
selalu berhasil dikulik oleh DIYSUB, tahun
2013 dengan tema “Prototips”, mereka
mencoba mengembangkan rasa semangat
dari sebuah proses, dan semangat untuk
practice again and again. Tak kalah seksinya,
tema tahun 2014 ini adalah Mix2Make,
semangat untuk menjajaki wilayah-wilayah
baru, didukung dengan keberanian untuk
bereksperimen melampaui batas. Ini adalah
upaya ulet untuk menggabungkan beberapa
perspektif secara harmonis. Mix2make dapat
ditemukan dalam materi, metode, ilmu,
pengetahuan, produk, komunikasi, atau
orang-orang. Tapi yang paling penting,
Mix2Make adalah tentang pola pikir.
Rangkaian acara yang disajikan adalah
Seminar, Talkshow: urban interior design,
keberagaman budaya, storytelling, social
entrepreneurship, dsb. Workshop: tipografi,
desain, penjilidan buku (bookbinding),
pembuatan boneka (puppet-making), lampion
kertas (paper lantern), aksesoris bakteria dan
bom biji (bacterial accessories & seed bombs),
pameran: artistic magazines, publishing, and
zines, kapur interaktif (interactive chalk art),
pemutaran film: Maker the Movie, Design +
Designers in Surabaya, Creative Hubs in
Indonesia, Tur jalan kaki mengeksplorasi
desain dan tipografi di daerah Pecinan, dan
designer+Maker Faire (Design Market).
Salah satu yang menarik datang dari
Yasser Rizky, pria jebolan BINUS Jakarta yang
bergelut di dunia desain grafis sejak tahun
2001 ini telah memperluas kefasihan dalam
bahasa desain grafis. Selain peran akademik
sebagai dosen di BINUS, Yasser sering
mengadakan seminar dan pembicaraan
tentang seni, desain grafis, tipografi, visual,
dan branding. Pada Mix2Make, Yasser
memberikan beberapa materi mengenai
tipografi yaitu “Poetry of Typography”, seluruh
peseta diminta untuk membuat desain
tipografi yang berasal dari sepenggal puisi
seorang penyair, sedinamis mungkin desain
tersebut dibuat pada workshop hari pertama
dengan cara manual yang kemudian di
digitalkan pada hari kedua. Menurut Yasser,
tipografi saat ini cenderung lebih diperhati-
kan oleh orang awam sebagai estetika dari
produk maupun identitas individu.
Rangkaian acara dari DIY juga
menampilkan Papermoon Puppet Theatre,
pemain teater boneka asal Yogyakarta-
sebagai pembicara talkshow dan workshop
puppet-making. Talkshow yang diadakan di
kampus ITS, tepatnya di Jurusan Desain
Produk Industri, sukses menarik minat maha-
siswa dan umum, terbukti dari penuhnya
ruangan oleh peserta talkshow. Pappermoon
Puppet Theatre sendiri mendeskripsikan diri
mereka sebagai kelompok yang melakukan
eksperimen seni pertunjukan dan seni visual
dengan menggunakan media teater boneka.
Kelompok yang berdiri sejak 2006 ini menja-
barkan proses berpikir kreatifnya dari brain
storming sampai terjadinya sebuah teater
dengan diselingi foto-foto dan video, serta
tak lupa pula dibawa boneka pertunjukan
yang didasarkan pada pementasan terakhirn-
ya yang berjudul "Surat ke Langit". Di akhir
sesi diadakan tanya jawab yang direspon
sangat positif oleh peserta talkshow.
Pertanyaan berkisar pada pengalaman Paper-
moon Puppet Theatre yang telah melanglang
buana ke berbagai negeri untuk pementasan
teater boneka sekaligus bocoran-bocoran
mengenai kisah-kisah menarik di balik dapur
pementasan teater boneka. (dby/crc)
greenship
youthmovement/46
Awalnya, Monopole Coffee Lab ini tidak
direncanakan untuk dibuka sebagai satu kafe
seperti saat ini. "Awal rencananya itu saya
buka ini untuk fasilitas barista training,"
ucapnya. Dan sebagai bagian dari barista
training itu, ia kemudian iseng untuk menem-
patkan kursi dan meja sebagai bentuk latihan
juga bagi barista yang sedang di-training
untuk bisa langsung praktek menghadapi
pengunjung. Secara tidak diduga ternyata
antusiasme pengunjung cukup besar sehing-
ga kafe yang awalnya hanya memiliki 19
kursi ini terus menambah jumlah kursinya
sampai menjadi 60 kursi.
Monopole Coffee Lab juga memiliki
sendiri mesin-mesin pengolah kopi yang
sangat premium, hanya ada 5 di Indonesia,
bahkan ada sebuah mesin pengolah kopi
yang seharga mobil. Hal itu cukup menarik
minat customer spesial yang ternyata berasal
dari brand kopi siap saji dan brand kedai kopi
yang cukup terkenal di Indonesia untuk
berkunjung ke sana. Tidak hanya itu, Mono-
pole Coffee Lab juga memiliki beberapa
mesin pengolah kopi manual disesuaikan
dengan fungsi dan jenis kopi yang akan
diolah.
Adalah Irvan Gunawan, pemuda yang
pernah sembilan tahun tinggal di Australia,
yang mencetuskan konsep unik kedai kopi
dengan kemasan layaknya sebuah laboratori-
um kopi. Kafe yang baru lima bulan beropera-
si, tercatat sejak tanggal 20 Juni 2014, sukses
menarik minat para pecinta kopi untuk
menjadi pelanggan tetap di sana. Irvan yang
memang seorang pecinta kopi ingin mencip-
takan sebuah tempat di mana dia bisa
mengedukasi para customernya mengenai
kopi. "Di sini juga ada open bar di mana
customer yang datang itu berada di satu level
yang sama dengan barista," pungkasnya.
Menurutnya, dengan konsep yang demikian
itu, customer dapat saling berinteraksi
dengan barista dan melihat secara langsung
bagaimana proses pembuatannya. Di situlah,
di satu sisi merupakan kesempatan baginya
untuk dapat mengedukasi masyarakat
Surabaya soal kopi.
Bagi Anda pecinta kopi, tidak afdol
rasanya jika Anda belum singgah di Mono-
pole Coffee Lab yang terletak di Jalan Raya
Darmo Permai 1/38 Surabaya. Cafe yang
menitikberatkan pada suguhan kopi premium
ini benar-benar dikemas secara apik oleh
pengelola dengan mendesain suasana kafe di
mana para pengunjung dapat menyaksikan
sendiri secara langsung proses pembuatan
kopi yang dipesan mulai dari biji kopi sampai
menjadi bentuk suguhan kopi siap minum.
Monopole Coffee Lab
Bagi Anda yang tidak terlalu fanatik
dengan kopi tidak perlu merasa khawatir,
Monopole Coffee Lab ini juga memiliki beber-
apa menu non-coffee yang cukup buat
memanjakan lidah Anda. Konsep interior yang
kompleks namun tampak simple dapat
menjadi pilihan yang cocok bagi Anda yang
ingin hangout untuk sekedar nongkrong
bersama kawan-kawan. Pajangan-pajangan
dekorasi tentang dunia kopi tampak tertata
secara rapi, tak lupa sebuah wall painting
besar berupa gambar proses pengolahan kopi
mulai dari biji disertai dengan mesin-mesin
pengolahnya. Monopole Coffee Lab dibuka
mulai pukul 10 pagi sampai 10 malam dan
hanya libur pada hari Senin. So, bagi Anda
pecinta kopi atau yang ingin belajar tentang
kopi monggo datang ke Monopole Coffee Lab
untuk merasakan kopi yang benar-benar kopi.
(crc)
HANGOUT PLACE
youthmovement/48
Saat ini di gerai Giordano seluruh Mall
Indonesia kita dapat melihat koleksi terbaru
mereka seperti kaos, scarf, tas, dan dress di
window display Giordano dengan tema
“Freedom”. Siapa yang mengira jika salah
satu ‘penggambar’ atau illustrator yang
mendesain berbagai outfit tersebut adalah
arek Suroboyo.! Ya kita harus bangga
kepadanya, dia adalah Renata Owen. Perem-
puan Alumni Desain Komunikasi Visual
Universitas Ciputra Surabaya yang berumur
23 tahun ini adalah illustrator muda yang
beruntung telah berkolaborasi dengan brand
ternama seperti Giordano.
Renata
Owen
Illustrator Muda Surabaya
youthmovement/45
Tak dipungkiri memang bahwa
orang-orang yang berada di PT PP Properti
memiliki latar belakang sebagai kontraktor.
Namun seiring pembelajaran, jajaran teras di
PT PP Properti pun sudah mendapat
pembekalan ilmu-ilmu lain seperti keuangan,
ekonomi makro, bahkan menyangkut tren
properti. Dan ketika dipercaya untuk menjadi
developer, proses adaptasi dari kontraktor
menjadi developer pun berjalan smooth tanpa
kendala.
Menurut Galih menjadi developer itu
banyak bicara soal ide. "Buat kami di PP
Properti diskusi ide tersebut sangat
menyegarkan pikiran dan kami harus berusa-
ha mencari competitive advantage kami ada
dimana," ungkap Galih.(iswan)
Galih yang ditunjuk menjadi Direktur
Utama di PT PP Properti dengan fokus
menangani bisnis properti, lantas saja
merapatkan barisan dengan jajaran direksi
dan manajemen. Tujuannya satu yaitu menja-
dikan PT PP Properti sebagai pengembang
yang berkualitas. Ide-ide segar pun mengalir
dan direspons positif oleh jajaran manaje-
men PT Properti. Dari rapat intensif dan
keseriusan jajaran manajemen PT PP Properti
maka lahirlah proyek-proyek properti yang
berkualitas sekaligus bernilai. Sebut saja
Grand Sungkono Lagoon di Surabaya, Grand
Kamala Lagoon di Bekasi, Payon Martha di
Semarang, dan Apartemen (Rusunami)
Gunung Putri Square di Bogor.
Dua proyek yang disebut diawal boleh
saja dinilai sebagai strategi menggapai profit
perusahaan secara maksimal. Namun untuk
proyek Apartemen Gunung Putri, justru
menjadi proyek yang menyentuh 'akar
rumput'. "Saat ini proyek tersebut sudah
masuk tahap perizinan. Nantinya akan diban-
gun 1.000 unit dengan harga pasar Rp150
jutaan. Jadi selain menyediakan hunian bagi
masyarakat berpenghasilan rendah, kami
juga memperbaiki komunitas sekaligus
membuka lapangan kerja," ujar Galih. Itulah
PT Properti, sebagai anak usaha BUMN ,
nyatanya perusahaan ini juga konsen
mendukung program pemerintah dalam
upaya mengurai angka backlog perumahan
yang angkanya diperkirakan mencapai 15
juta unit kekurangannya.
GREENSHIP
Ground Breaking Bersama Dahlan Iskan
art gallery
youthmovement/50
Buku ilustrasi tersebut berisi 40 ilustra-
si dari 10 puisi, dengan tebal 86 halaman.
Karya tersebut kini ia jual secara mandiri dan
terbukti laku di pasaran. Banyak orang yang
telah mengapresiasi karya Renata dan hal itu
membuatnya semakin bersemangat untuk
berkarya. Sebagai arek Suroboyo kita harus
bangga atas prestasi Renata di bidang desain
ilustrasi ini. kita bisa cek karya-karyanya di
renataowen.daportfolio.com dan dapat
memesan buku ilustrasi The Nonsense Tail
dengan menguhubungi renataowen@g-
mail.com(ocl)
youthmovement/51
youthmovement/49
Hobi coret – coretnya sedari kecil ini telah
membawa dia menjadi illustrator yang
handal dan terbukti karyanya yang apik itu
diapresiasi oleh banyak orang, dan salah satu
prestasi terbesarnya adalah kolaborasi
bersama Giordano itu. Bagi Renata kolaborasi
tersebut sangat menyenangkan, karena 2
artwork yang dia buat ini terinspirasi dari
musik dan kebebasan anak muda. Sesuai
dengan kepribadian Renata yang suka sekali
dengan musik dan dongeng.
Kesenangannya terhadap dunia meng-
gambar ini membuat Renata selalu maksimal
dalam berkarya, sehingga membuat nama
dan karyanya bisa mencapai pada titik
sekarang ini. Bagi Renata awal mula karyanya
mulai dikenal adalah ketika ia memenangkan
kompetisi desain Danone Aqua dan karyanya
itu dipakai sebagai label botol Aqua spesial
Temukan Indonesiamu tahun 2013 silam.
Dari situlah awal mula karyanya dapat
dinikmati oleh semua orang. Tetapi sebelum
itu Renata juga sudah rutin mengikuti
kompetisi desain lain untuk mengasah skill
nya dan menambah pemasukan sejak tahun
2009, berbagai kompetisi pernah dimenangi
olehnya. Total ada 10 kompetisi yang pernah
dia menangi, yang paling berkesan menurut-
nya antara lain TOP 5 Winner Xpresi BCA Card
Design Competition 2012, TOP 20 Finalist
Damn! I Love Indonesia Sumpah Pemuda Vol
2 dan “Indonesia is More Than Batik” T-Shirt
Design Competition – 2012, Best Graduate in
Entrepreneurial Spirit Universitas Ciputra
2009 – 2013, dan yang terakhir TOP 3 Pesona
Batik Wayang by Kreavi and Java Jazz Festival
2014. Dan karya Renata untuk Java Jazz
Festival ini menurutnya adalah karya
terdetail yang pernah dia buat, tentu dengan
ciri khas gaya gambarnya yang penuh
goresan organik, curve, ornament, dan
warna-warna pastel.
Kecintaannya terhadap ilustrasi , musik
dan dongeng ini membuat Renata tertantang
untuk terus berkarya lebih besar lagi. Salah
satu keproduktivannya adalah sekarang dia
telah menerbitkan buku ilustrasi pertamanya
yang bercerita tentang visualisai puisi dari
cerita klasik Alice in Wonderland oleh Lewis
Caroll, dan buku ilustrasi itu dia beri judul
“The Nonsense Tail”
youthmovement/52
Bisnis yang baru berjalan selama 2
tahun ini telah mendapatkan tanggapan
yang begitu besar, terbukti dengan sistem
penjualan yang hanya melalui online ini
laris manis di pasaran, dan 90% kostumer
mereka berasal dari Jakarta. Koleksi yang
mereka jual tidak sembarangan , karena
semua barang diimport dan diseleksi
langsung dari Eropa. Bahkan barang -
barang vintage ex-kolektor yang diproduksi
tahun 1920an dapat kita temui di koleksi
Ruma Manis ini.
Bisnis furniture dan interior kini mulai
bergerak begitu pesat dan berkembang,
salah satu contoh entrepreneur muda
Surabaya di bidang tersebut adalah Ruma
Manis. Ruma Manis adalah bisnis yang
dimiliki oleh dua wanita asal Surabaya, yaitu
Saski Primasari dan juga sahabatnya Meida.
Kecintaan mereka dalam mengoleksi tea
cups, piring cantik, dan barang – barang
vintage ini membuat mereka memutuskan
untuk membuat online shop khusus barang –
barang vintage seperti furniture, interior
goods, dan home accecories.
Ruma
Manis
X
Ayang
Cempaka
/photo by Goldy Photography
art gallery
youthmovement/54
THIS
PAGE
WILL BE
YOURS
youthmovement/55
Selain Pop – Up shop mereka juga
meramaikan acara dengan membuat drawing
class, yaitu menggambar di kartu khusus
bersama Ayang Cempaka. Antusias yang
besar atas kedatangan Ilustrator Ayang
Cempaka spesial dari Dubai ke Surabaya ini
terbukti dengan penuhnya kursi kelas meng-
gambar yang diadakan selama 2 hari , dari
tanggal 25 – 26 oktober lalu. Untuk Pop – Up
Shop sendiri berlangsung dari tanggal 25
Oktober – 2 November, dan untuk event
selanjutnya di event kedua mereka akan
mengadakan acara lagi di kota Jakarta.(ocl)
follow @grandstorymagazine di instagram untuk info lebih detail
tentang submisi karya kreatif untuk majalah ini.
untuk ditampilkan pada edisi selanjutnya.
Calling For Submission Werk!
/photo by Goldy Photography
Full 1 halaman
Harga:
Rp 18.730.000 / Bulan
Harga:
Rp 9.365.000 / Bulan
F R E E D E S I G N
d i s k o n k h u s u s u n t u k p e m a s a n g a n 6 b u l a n
- Pembayaran tunai (Cash Advance)
- Pembayaran melalui buku terbit
Nomor Rek: 1410009881582
(Tedy Setiawan Adi S.)
TATA CARA PEMBAYARAN
- Data iklan dalam Final Artwork harus
sesuai dengan orfer iklan
- Photoshop, Adobe Illustrator, Corel
resolusi min 30 dpi (.tif, .psd,. eps, .cd)
- Image berformat CMYK
PERSYARATAN TEKNIS
Grand Story Magazine
Jl. Abdul Wahab Siamin Kav 9-10 Surabaya
Telp. 082233181612 (Tedy)
INFORMASI LEBIH LANJUT HUBUNGI:
D A F TA R H A R G A I K LA N
Harga:
Rp 4.682.500 / Bulan
1/2 halaman 1/4 halaman
youthmovement/56
Hal yang paling “kena” di telinga saya
adalah Bassline mereka yang (kalau boleh
saya katakan) sudah sangat jepang sekali.
Dan saya tidak menyangka kalau ini bukan
band yang memainkan musik instrumental.
Saya kira dengan mendengarkan instrument
nya saja sudah cukup, namun nyatanya, suara
vokal cewek jepang seperti Utada Hikaru ini
melengkapi musiknya
Album “THE” dari Tricot ini cukup worth-
ed untuk didengarkan bagi mereka para
penggemar Japanese – Rock seperti Te’, dan
Zazen Boys. (phleg)
Selalu saja ada hal yang baru dan unik
dari Jepang, itulah hal pertama kali yang saya
tangkap ketika mendengarkan Tricot. Band
asal jepang yang beranggotakan 3 wanita
dan 1 pria ini bisa saya katakan cukup jenius
dalam hal membuat lagu. Ketukan – ketukan
mereka yang tiba – tiba berubah, dan… ada
suatu hal lagi yang susah saya utarakan
disini. Bagi orang awam yang memainkan
musik Breakcore seperti saya, sungguh saya
tidak asing dan bisa dengan cepat menikmati
beat mereka.
/imageviagoodcaramelrecords
Genre: Experimental Rock / Progressive Rock / Math Rock
/image via joshuaongys.com
TRICOT Pada awal tahun 2014 ini, Ruma Manis
berkenalan melalui Instagram dengan
Ilustrator Indonesia asal Yogyakarta, yaitu
Ayang Cempaka, yang kini dia menetap di
Dubai. Ayang Cempaka yang namanya
sudah tenar dikalangan mancanegara ini
juga memiliki brand desain seperti paper
goods, art print, greeting cards, and stationery
sampai dengan wedding invitation sejak
2013 lalu.
Ciri khas ilustrasi Ayang yang selalu
bermain dengan cat, warna – warna pastel,
dan bunga – bunga ini ternyata sangat cocok
dengan kepribadian dua pemilik Ruma
Manis. Dari situlah awal mula mereka
bertiga kini bersahabat, dan atas kekreatifit-
asan yang mereka miliki akhirnya pada
tanggal 25 oktober kemarin mereka memu-
tuskan untuk berkolaborasi membuat event
untuk pertama kalinya, di Surabaya.
Kolaborasi antara Ruma Manis dan
Ayang Cempaka ini berupa Pop – Up Shop,
atau berjualan dadakan di salah satu coffe
shop Surabaya, yaitu di Historica Coffe &
Pastry di Jalan Sumatera. Total ada 200
produk milik Ayang Cempaka dan 300 pcs
koleksi dari Ruma Manis yang dijual disana.
youthmovement/53
music review
/photo by Goldy Photography
youthmovement/58
Secara garis besar 1911 Revolution
menceritakan mengenai perjuangan Dr Sun
Yat-sen (Winston Chao) dan beberapa
pemuda didalam revolusi di daratan China
yang semula dibawah kekuasaan dinasti Qing
menjadi sebuah Negara China Republik.
Dimulai dengan penggalangan dukungan
dari negara-negara asing yang dia lakukan
selama pengasingannya hingga keberhasi-
laannya menggulingkan kerajaan Qing.
Pada rubrik movie reference, kami akan mengulas film-film yang sesuai dengan tema yang
kami usung pada bulan ini. Semangat Youth Movement yang penuh pemberontakan dan seman-
gat perubahan dirasa cocok dengan dua film yang kami sarankan untuk Anda tonton, 1911
Revolution dan Gie. Dua buah film lama yang layak untuk ditonton kembali dan juga merupakan
refensi tontonan bagi Anda yang belum pernah menontonnya. Dua film yang akan memberikan
kita pelajaran bagaimana tetap menjaga idealisme kita sebagai anak muda dan juga semangat
untuk melakukan sebuah perubahan ke arah yang lebih baik. Well, selamat mengobrak-abrik
koleksi film lama Anda. Selamat menonton.
1911, merupakan tahun dimana
runtuhnya dinasti Qing. Keruntuhan dinasti
ini diawali dengan pemberontakan Wuchang
yang di pimpin oleh Huang Xing (Jackie Chan)
di ikuti dengan pemberontakan pemberon-
takan lain di seluruh wilayah China. Perjuan-
gan dan pengorbanan para pemuda di
seluruh penjuru China untuk melawan tirani
kerajaan yang membawa China ke jurang
kemelaratan, berhasil merevolusi China
menjadi sebuah Negara Republik.
Inspirasi terbesar dari film ini adalah
bagaimana semangat untuk melakukan
perubahan dapat menggerakan seluruh
rakyat untuk melakukan sebuah perubahan
secara global. Sebuah tirani yang berumur
ratusan tahun pun bisa di kalahkan.
Soe Hok Gie (Nicholas Saputra), adalah
sosok seorang pemuda idealis, kritis dan
tajam dalam berpikir. Ketajaman pemikirann-
ya lah yang membuatnya menjadi kontribu-
tor di sebuah buletin politik kontra pemerin-
tahan Soekarno. Secara politik sebenarnya
Gie berusaha untuk selalu mengambil sikap
netral dan menjadi oposisi dari pemerintah,
untuk menjalankan fungsi mahasiswa sebagi
fungsi kontrol dari pemerintah. Di kampusn-
ya pun awalnya Gie tidak ambil bagian
didalam politik kampus, sebelum akhirnya
dia menjadikan sahabat terdekatnya Herman
(Lukman Sardi) sebagai senat untuk menjaga
kenetralan politik kampus.
Meskipun film ini lebih banyak berceri-
ta mengenai pemikiran – pemikiran sosok Gie
dan kehidupan berpolitiknya, kita akan tetap
disuguhkan bagaimana kisah percintaan
seorang Gie. Kisah cinta segitiga antara Gie,
Ira (Sita Nursanti) dan Sita (Wulan Guritno)
diselipkan secara apik untuk menggambar-
kan bagaimana seorang idealis kritis seperti
Gie mengenal cinta.
Film ini cocok bagi anak muda yang
sedang ber dialektika, belajar mengenai
kehidupan, mangalami cinta. Perjalanan
hidup seorang gie akan memberikan kita
pelajaran bagaimana tetap menjaga
idealsme, kepekaan serta ketajaman didalam
berpikir dan bertindak, berani mengatakan
yang benar adalah benar, dan selalu mejaga
prinsip keadilan dan ketidak berpihakan.
Sutradara
Li Zhang, Jackie Chan
Produser
Jackie Chan
“Revolution seeks eternal happiness for everyone
in the world”
Lin Juemin
“Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan..
Yang kedua, dilahirkan tapi mati muda.. dan yang
tersial adalah berumur tua”
Soe Hok Gie
Pemeran
Winston Chao, Jackie Chan, Bingbing Li, Chun Sun,
Joan Chen, Wu Jiang, Jaycee Chan, Ge Hu, Jing
Ning, Shaoqun Yu, yu-hang To, Zhi-Zhong Huang,
Ting Mei.
Sutradara
Riri Riza
Produser
Mira Lesmana
Pemeran
Nicholas Saputra, Wulan Guritno, Indra Birowo,
Lukman Sardi, Sita Nursanti, Thomas Nawilis,
Jonathan Mulia, Christian Audy, Donny Alamsyah,
Robby Tumewu ,Tutie Kirana, Gino Korompis,
Surya Saputra, Happy Salma
1911 REVOLUTION
/image via capeusa.org /image via wikipedia.org_wiki_berkas_filmgie
GIE
youthmovement/59
MOVIE REFERENCE
youthmovement/57
Sebut saja beberapa nama seperti Alice
in Chains, Blonde Redhead, Pearl Jam (di era
album Yield), sound yang Mooikite hasilkan
ini mengingatkan saya pada band - band
tersebut. Penampilan live mereka sepadan
dengan hasil rekamannya, bahkan saya lebih
menikmatinya ketika melihat mereka secara
live. Di saat mengetik kalimat ini, saya pun
sudah memutar album ini sebanyak 3 kali.
Singkat kata, kalian bisa turut memban-
tu mereka untuk produktif dengan
mendukung secara membeli lagu Mooikite di
iTunes. Ya, album baru Mooikite dengan judul
“Strange Invitation” ini sudah bisa dibeli
melalui media tersebut, dan merogoh
dompet virtual anda pun sepadan dengan
memiliki album ini.(phleg/)
Band yang sudah berlalu lalang di
Surabaya sejak tahun 2007an ini sudah tidak
asing lagi buat saya. Pertama kali saya
melihat band ini secara langsung adalah
pada tahun 2010, kalau tidak salah waktu itu
masih beranggotakan 3 orang (CMIIW). Saya
tidak pernah mengoleksi lagu mereka,
ataupun mendengarkan rekaman mereka,
saya hanya selalu melihatnya pada saat live
(itulah sebabnya saya tidak pernah ikut ugal -
ugalan ketika menyaksikan mereka secara
live). Namun di kesempatan kali ini, saya
mendapatkan album mereka yang baru saja
rilis, "Strange Invitation".
Ketika saya meng-klik tombol play di
lagu pertama, saya terkagum, hampir bolak -
balik tidak menyangka kalau band bisa
menghasilkan sound yang sama persis pada
saat melihat penampilan mereka secara
langsung. Ya, rekaman mereka cukup bersih,
dan sound yang mereka mainkan pun meng-
ingatkan saya pada band - band alternatif di
era 90an. Usaha mereka ini memang pantas
untuk menyandang nominasi sebagai New
Comer ICEMA di tahun 2012.
/photo by Ryanka
Genre: Grunge (?) / Alternative / Progressive
MOOIKITE
youthmovement/60
QUIZ
Grand Story Photo Quiz
Grand Story adalah majalah bulanan yang
berisikan konten lokal kota Surabaya dari
mulai pembahasan mengenai figur yang
menginspirasi, komunitas yang sedang
marak, hingga musik, desain dan seni.
upload dan mention hasil foto yang
berkaitan dengan Surabaya dengan
sudut pandang kalian masing-masing
ke instagram @grandstorymagazine
dan dapatkan merchandise menarik
dari kami.
untuk info lebih lanjut follow
instagram @grandstorymagazine.
P I C K U P P O I N T S
music review

More Related Content

Viewers also liked

Bojanka pepeljuga
Bojanka pepeljugaBojanka pepeljuga
Bojanka pepeljugaIvana Milic
 
Matinale consacrée à la menace malveillante dans l'industrie
Matinale consacrée à la menace malveillante dans l'industrieMatinale consacrée à la menace malveillante dans l'industrie
Matinale consacrée à la menace malveillante dans l'industriefaceaurisque
 
Secondlife Presentazione
Secondlife   PresentazioneSecondlife   Presentazione
Secondlife Presentazioneguestc7690b
 
Site GAN204 Visit Report - After Rectification
Site  GAN204 Visit  Report - After RectificationSite  GAN204 Visit  Report - After Rectification
Site GAN204 Visit Report - After Rectificationbabisonshrestha
 
L'instantané Permanent, ou Les Nouveaux Défis Du Marketing Agroalimentaire 20...
L'instantané Permanent, ou Les Nouveaux Défis Du Marketing Agroalimentaire 20...L'instantané Permanent, ou Les Nouveaux Défis Du Marketing Agroalimentaire 20...
L'instantané Permanent, ou Les Nouveaux Défis Du Marketing Agroalimentaire 20...Guégan Serge
 
PRINCIPIOS FUNDAMENTALES DEL DERECHO CONSTITUCIONAL
PRINCIPIOS FUNDAMENTALES DEL DERECHO CONSTITUCIONALPRINCIPIOS FUNDAMENTALES DEL DERECHO CONSTITUCIONAL
PRINCIPIOS FUNDAMENTALES DEL DERECHO CONSTITUCIONALwilmergordon
 
Shunt portosistemic oo final final correccion 2 final rev final 2
Shunt portosistemic oo  final final correccion 2 final rev final 2Shunt portosistemic oo  final final correccion 2 final rev final 2
Shunt portosistemic oo final final correccion 2 final rev final 2CLINICAVETERINARIAELPOBLADO
 
Energías Renovables
Energías RenovablesEnergías Renovables
Energías Renovablesarmihamham
 
[Etude] La Vie Locale : ré-enraciner la consommation pour des territoires plu...
[Etude] La Vie Locale : ré-enraciner la consommation pour des territoires plu...[Etude] La Vie Locale : ré-enraciner la consommation pour des territoires plu...
[Etude] La Vie Locale : ré-enraciner la consommation pour des territoires plu...Solocal
 
The Future of Industry: Sector Convergence & 2017 Outlook
The Future of Industry: Sector Convergence & 2017 OutlookThe Future of Industry: Sector Convergence & 2017 Outlook
The Future of Industry: Sector Convergence & 2017 OutlookGrant Thornton LLP
 

Viewers also liked (12)

Bojanka pepeljuga
Bojanka pepeljugaBojanka pepeljuga
Bojanka pepeljuga
 
Matinale consacrée à la menace malveillante dans l'industrie
Matinale consacrée à la menace malveillante dans l'industrieMatinale consacrée à la menace malveillante dans l'industrie
Matinale consacrée à la menace malveillante dans l'industrie
 
Secondlife Presentazione
Secondlife   PresentazioneSecondlife   Presentazione
Secondlife Presentazione
 
Flixborough
FlixboroughFlixborough
Flixborough
 
Site GAN204 Visit Report - After Rectification
Site  GAN204 Visit  Report - After RectificationSite  GAN204 Visit  Report - After Rectification
Site GAN204 Visit Report - After Rectification
 
L'instantané Permanent, ou Les Nouveaux Défis Du Marketing Agroalimentaire 20...
L'instantané Permanent, ou Les Nouveaux Défis Du Marketing Agroalimentaire 20...L'instantané Permanent, ou Les Nouveaux Défis Du Marketing Agroalimentaire 20...
L'instantané Permanent, ou Les Nouveaux Défis Du Marketing Agroalimentaire 20...
 
PRINCIPIOS FUNDAMENTALES DEL DERECHO CONSTITUCIONAL
PRINCIPIOS FUNDAMENTALES DEL DERECHO CONSTITUCIONALPRINCIPIOS FUNDAMENTALES DEL DERECHO CONSTITUCIONAL
PRINCIPIOS FUNDAMENTALES DEL DERECHO CONSTITUCIONAL
 
Shunt portosistemic oo final final correccion 2 final rev final 2
Shunt portosistemic oo  final final correccion 2 final rev final 2Shunt portosistemic oo  final final correccion 2 final rev final 2
Shunt portosistemic oo final final correccion 2 final rev final 2
 
Energías Renovables
Energías RenovablesEnergías Renovables
Energías Renovables
 
LEY DEL IVA
LEY DEL IVALEY DEL IVA
LEY DEL IVA
 
[Etude] La Vie Locale : ré-enraciner la consommation pour des territoires plu...
[Etude] La Vie Locale : ré-enraciner la consommation pour des territoires plu...[Etude] La Vie Locale : ré-enraciner la consommation pour des territoires plu...
[Etude] La Vie Locale : ré-enraciner la consommation pour des territoires plu...
 
The Future of Industry: Sector Convergence & 2017 Outlook
The Future of Industry: Sector Convergence & 2017 OutlookThe Future of Industry: Sector Convergence & 2017 Outlook
The Future of Industry: Sector Convergence & 2017 Outlook
 

Similar to FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

Memaknai Nilai-Nilai Keindonesiaan
Memaknai Nilai-Nilai KeindonesiaanMemaknai Nilai-Nilai Keindonesiaan
Memaknai Nilai-Nilai KeindonesiaanLestari Moerdijat
 
#3 EDITION WHAT'S NEXT small
#3 EDITION WHAT'S NEXT small#3 EDITION WHAT'S NEXT small
#3 EDITION WHAT'S NEXT smallindra nugroho
 
DIY Culture - Helmi Hardian & Debrina Tedja
DIY Culture - Helmi Hardian & Debrina TedjaDIY Culture - Helmi Hardian & Debrina Tedja
DIY Culture - Helmi Hardian & Debrina TedjaHelmi Hardian
 
Peran mahasiswa dalam perubahan sosial
Peran mahasiswa dalam perubahan sosial Peran mahasiswa dalam perubahan sosial
Peran mahasiswa dalam perubahan sosial adihamdanijuara_
 
Di bawah lentera merah buku indonesia
Di bawah lentera merah   buku indonesiaDi bawah lentera merah   buku indonesia
Di bawah lentera merah buku indonesiaashburnadam
 
Soe hok gie di bawah lentera merah
Soe hok gie   di bawah  lentera merahSoe hok gie   di bawah  lentera merah
Soe hok gie di bawah lentera merahFarrah Eungeline
 
Soe hok gie di bawah lentera merah
Soe hok gie   di bawah  lentera merahSoe hok gie   di bawah  lentera merah
Soe hok gie di bawah lentera merahMuhammad Sarna
 
MAJALAH ABSOLUT SMAN 1 BANDONGAN Edisi VI.pdf
MAJALAH ABSOLUT SMAN 1 BANDONGAN Edisi VI.pdfMAJALAH ABSOLUT SMAN 1 BANDONGAN Edisi VI.pdf
MAJALAH ABSOLUT SMAN 1 BANDONGAN Edisi VI.pdfSMABAPERS
 
Dibawah lentera merah [soe hok gie]
Dibawah lentera merah [soe hok gie]Dibawah lentera merah [soe hok gie]
Dibawah lentera merah [soe hok gie]De Nur
 
Dibawah Lentera Merah (Soe Hok Gie)
Dibawah Lentera Merah (Soe Hok Gie)Dibawah Lentera Merah (Soe Hok Gie)
Dibawah Lentera Merah (Soe Hok Gie)Mochammad Ridwan
 
Dibawah Lentera Merah Soe Hok Gie
Dibawah Lentera Merah Soe Hok GieDibawah Lentera Merah Soe Hok Gie
Dibawah Lentera Merah Soe Hok GieTrisna Nurdiaman
 
#4 EDITION LIVE LIFE LIKE small
#4 EDITION LIVE LIFE LIKE small#4 EDITION LIVE LIFE LIKE small
#4 EDITION LIVE LIFE LIKE smallindra nugroho
 
[plan politika] Enjoy jakarta
[plan politika] Enjoy jakarta[plan politika] Enjoy jakarta
[plan politika] Enjoy jakartaPlan Politika
 
[plan politika] Indonesian Youth and Movements : In the Journey of Youthful M...
[plan politika] Indonesian Youth and Movements : In the Journey of Youthful M...[plan politika] Indonesian Youth and Movements : In the Journey of Youthful M...
[plan politika] Indonesian Youth and Movements : In the Journey of Youthful M...Plan Politika
 
Tabloid Biru Edisi 1
Tabloid Biru Edisi 1Tabloid Biru Edisi 1
Tabloid Biru Edisi 1tabloidbiru
 
Spirit Revolusi Mental Dalam Inovasi Pelayanan Publik
Spirit Revolusi Mental Dalam Inovasi Pelayanan Publik Spirit Revolusi Mental Dalam Inovasi Pelayanan Publik
Spirit Revolusi Mental Dalam Inovasi Pelayanan Publik Tri Widodo W. UTOMO
 

Similar to FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil (20)

Memaknai Nilai-Nilai Keindonesiaan
Memaknai Nilai-Nilai KeindonesiaanMemaknai Nilai-Nilai Keindonesiaan
Memaknai Nilai-Nilai Keindonesiaan
 
#3 EDITION WHAT'S NEXT small
#3 EDITION WHAT'S NEXT small#3 EDITION WHAT'S NEXT small
#3 EDITION WHAT'S NEXT small
 
DIY Culture - Helmi Hardian & Debrina Tedja
DIY Culture - Helmi Hardian & Debrina TedjaDIY Culture - Helmi Hardian & Debrina Tedja
DIY Culture - Helmi Hardian & Debrina Tedja
 
Peran mahasiswa dalam perubahan sosial
Peran mahasiswa dalam perubahan sosial Peran mahasiswa dalam perubahan sosial
Peran mahasiswa dalam perubahan sosial
 
Indonesia ku
Indonesia kuIndonesia ku
Indonesia ku
 
Di bawah lentera merah buku indonesia
Di bawah lentera merah   buku indonesiaDi bawah lentera merah   buku indonesia
Di bawah lentera merah buku indonesia
 
Soe hok gie di bawah lentera merah
Soe hok gie   di bawah  lentera merahSoe hok gie   di bawah  lentera merah
Soe hok gie di bawah lentera merah
 
Soe hok gie di bawah lentera merah
Soe hok gie   di bawah  lentera merahSoe hok gie   di bawah  lentera merah
Soe hok gie di bawah lentera merah
 
MAJALAH ABSOLUT SMAN 1 BANDONGAN Edisi VI.pdf
MAJALAH ABSOLUT SMAN 1 BANDONGAN Edisi VI.pdfMAJALAH ABSOLUT SMAN 1 BANDONGAN Edisi VI.pdf
MAJALAH ABSOLUT SMAN 1 BANDONGAN Edisi VI.pdf
 
Dibawah lentera merah [soe hok gie]
Dibawah lentera merah [soe hok gie]Dibawah lentera merah [soe hok gie]
Dibawah lentera merah [soe hok gie]
 
Dibawah Lentera Merah (Soe Hok Gie)
Dibawah Lentera Merah (Soe Hok Gie)Dibawah Lentera Merah (Soe Hok Gie)
Dibawah Lentera Merah (Soe Hok Gie)
 
Dibawah Lentera Merah Soe Hok Gie
Dibawah Lentera Merah Soe Hok GieDibawah Lentera Merah Soe Hok Gie
Dibawah Lentera Merah Soe Hok Gie
 
Let's preserve Surabaya
Let's preserve Surabaya Let's preserve Surabaya
Let's preserve Surabaya
 
Hypstoria (HYPE WITH OUR HISTORY)
Hypstoria (HYPE WITH OUR HISTORY)Hypstoria (HYPE WITH OUR HISTORY)
Hypstoria (HYPE WITH OUR HISTORY)
 
#4 EDITION LIVE LIFE LIKE small
#4 EDITION LIVE LIFE LIKE small#4 EDITION LIVE LIFE LIKE small
#4 EDITION LIVE LIFE LIKE small
 
[plan politika] Enjoy jakarta
[plan politika] Enjoy jakarta[plan politika] Enjoy jakarta
[plan politika] Enjoy jakarta
 
Organisasi pemuda
Organisasi pemudaOrganisasi pemuda
Organisasi pemuda
 
[plan politika] Indonesian Youth and Movements : In the Journey of Youthful M...
[plan politika] Indonesian Youth and Movements : In the Journey of Youthful M...[plan politika] Indonesian Youth and Movements : In the Journey of Youthful M...
[plan politika] Indonesian Youth and Movements : In the Journey of Youthful M...
 
Tabloid Biru Edisi 1
Tabloid Biru Edisi 1Tabloid Biru Edisi 1
Tabloid Biru Edisi 1
 
Spirit Revolusi Mental Dalam Inovasi Pelayanan Publik
Spirit Revolusi Mental Dalam Inovasi Pelayanan Publik Spirit Revolusi Mental Dalam Inovasi Pelayanan Publik
Spirit Revolusi Mental Dalam Inovasi Pelayanan Publik
 

FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

  • 1. BAMBOO #01 NOVEMBER 2014 BAMBOO#01|NOVEMBER2014 D I S C O V E R S T O R Y I N S I D E Y O U / INSPIRATION Kathleen Azali | The Actrees Behind Ayorek! / GRAND SUNGKONO LAGOON Diamond Jubilee Night / GREEN DESIGN Hari Sunarko | Menjadi Hijau, Menjadi Manusia / COMMUNITY Ayorek! | Indonesia Sneaker Team / MUSIC REVIEW Tricot | Mooikite
  • 2. Grand Story adalah monthly-free magazine yang mengulas gaya hidup, cerita inspiratif, komunitas, event, budaya, teknologi, dan berbagai kesenian: desain, musik, film, dan fashion di Surabaya. Di setiap edisinya akan kami tampilkan issue - issue yang berbe- da yang diaplikasikan pada rubrik di dalamn- ya. Rubrik Grand Story memperkenalkan, mendokumentasikan, dan mengarsipkan berbagai pergerakan seseorang dan kelom- pok yang bergerak membangun Surabaya, sebagai sebuah perantara arek Suroboyo untuk berpendapat, berkenalan, berbagi cerita dan ilmu, serta menjadi media penghubung pergerakan semangat muda dalam membesarkan Surabaya. Grand Story menerima kritik, saran, atau kontribusi berupa foto, artikel, ataupun karya seni yang dapat ditampilkan pada Grand Story issue selanjutnya dengan menyertakan identitas diri: nama lengkap, e-mail, no. hp ke alamat e-mail: Iklan dapat menghubungi Marketing Head Grand Story project manager Rudy Harsono operating manager Muhammad Iswan marketing head Tedy Setiawan A.S editor in chief Rosiana Ayu Dwi Merlinda managing editor Indra Syamsu Nugroho executive director Irhamna Nirbhaya Carreca creative director Archy Sinatrya contributor head Tectona Radike contributor Debby Utomo Atthur Razaki Aprizal Nursetya Anton Achyar Bachtiar Ayos Purwoaji fotography contributor Denantyo Bagus Goldy Photography Grand Story | Bamboo #01 | November 2014 #1 grandstorymagazine@gmail.com Tedy: +62 82 233 181 612 Maria: +62 87 854 668 310 Alamat Redaksi: Jl. Abdul Wahab Siamin Kav 9 - 10 Surabaya
  • 3. GREETINGS | 1 COVER STORY | 4 INSPIRATION | 6 Kathleen Azali COMMUNITY | 13 Ayorek! Indonesia Sneaker Team ENTREPRENEUR | 20 Dusdukduk GREEN DESIGN | 24 Menjadi Hijau, Menjadi Manusia ADVERTORIAL | 28 Diamond Jubilee Night EVENTS | 34 Mooi Indie Jatim Expo Sunday Sketch Jammin’ WANI Ngaso Design It Yourself Launching Kompilasi Bius Alternate Decade Looks Like Life Kumpul Kreavi Think Global Edufair GREENSHIP | 44 HANGOUT PLACE | 46 Monopole Coffee Lab ART GALLERY | 48 Renata Owen Ruma Manis X Ayang Cempaka MUSIC REVIEW | 55 Tricot Mooikite MOVIE REFERENCE| 58 1911 Revolution GIE QUIZ | 60 Con tentsyouth movement issue #1 youthmovement/03
  • 4. youthmovement/01 "Discover Story Inside You" "Temukan cerita dalam dirimu." Sebuah kalimat kami usung sebagai titik awal pijakan. Kalimat ajakan ringan yang takkan memiliki arti khusus yang ambisius jika kita adalah tipe individu yang selalu menoleh ke atas, bawah, kanan, ataupun ke kiri. Manusia memang memiliki sebuah kecenderungan untuk selalu membanding-bandingkan, sebuah kecenderungan untuk menilai yang bahkan secara berlebihan terhadap sebuah kesuksesan. Tak heran jika kita kadang-kadang melupakan power atau kelebihan diri sendiri yang pada sudut pandang tertentu bahkan dapat menjadi sebuah cerita inspiratif bagi orang di sekitar. Kami memperkenalkan Grand Story sebagai sebuah majalah yang mengenal, mengikuti, mendokumentasi, serta menga- presiasi berbagai pergerakan dari seseorang atau kelompok yang bergerak di sekitar kita. Ya, kami ingin memosisikan diri sebagai media pengarsipan kegiatan individu dan komunitas yang ada di Surabaya. Grand Story dapat menjadi medium untuk berbicara, mengungkapkan pendapat, memersuasi, memperkenalkan, membagi cerita, membagi ilmu, serta menjadi media penghubung antar komunitas. Pada edisi perdana (Bamboo #01) di bulan November ini kami memiliki sebuah tema besar yang juga sejalan dengan seman- gat pergerakan Grand Story yaitu ”Youth Movement". Movement yang berarti pergera- kan, sebuah semangat yang dirangkum untuk mencapai sutu tujuan akhir, serangkaian usaha yang ditujukan untuk menciptakan atau bahkan merubah sebuah zona nyaman. Mengutip kata-kata dari presiden pertama kita, Ir. Soekarno, "beri aku sepuluh pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia". Pemuda memiliki peranan penting dalam kestabilan masyarakat. Semangat muda, kegilaan, keliaran, kreativitas, keberanian, energi tanpa batas adalah poin-poin yang membuat perbedaan yang amat jelas dari para generasi tua. Grand Story edisi perdana ini akan dihiasi oleh kisah inspiratif dari Kathleen, seorang penggiat event yang turut andil mewarnai Surabaya. Kemudian membedah beberapa profil komunitas di Surabaya serta mendokumentasikan berbagai event yang berlangsung di Surabaya. Dalam rubrik enterpreneur akan dikupas sebuah cerita sukses sekelompok pemuda yang dapat menyulap kardus dengan kreativitasnya sehingga dapat menambah nilai ekonomi sebuah kardus. Lalu ulasan terhadap seman- gat greenship, serta berbagai rubrik menarik lainnya seputar Surabaya. Well, selamat membaca Rudy Harsono, project manager GREETINGS youthmovement/04 COVER STORY
  • 5. Pengarsipan adalah sebuah bentuk dari usaha menghormati sebuah sejarah, tak banyak orang yang memiliki bakat dan respect tinggi terhadap hal tersebut secara sepenuhnya. Seharusnya di era yang serba digital ini, setidaknya masyarakat dimudah- kan oleh teknologi sebagai akses penyebaran informasi yang serba cepat. Ya, itulah Kathleen Azali yang berhasil mengarsipkan seluruh suara kecil dari arek-arek Suroboyo yang saat ini belum terlalu nampak. Redaksi Grand Story berkesempatan untuk mewawan- cari Kath (panggilan Kathleen) yang saat itu sedang disibukkan dengan penggarapan DIY (Design It Yourself). Simak wawancara kami dengan Kath. youthmovement/07 Kathleen Azali inspirations
  • 6. rekreasi di dalam rumah, sehingga seluruh anggota keluarga akan berkumpul untuk menikmati alunan musik dan bercengkrama secara intim. Nilai ‘kebersamaan’ inilah yang berusaha saya munculkan melalui penggu- naan visual sebuah Gramophone. Harapann- ya, anak-anak muda Surabaya dapat berkum- pul dan berinteraksi satu sama lain tanpa membawa arogansi komunitas masing-mas- ing, saling bertukar pikiran tanpa adanya kesenjangan antar komunitas. Esensi kedua adalah ‘usaha dan perjuangan’. Gramophone tua membutuhkan kayuhan tuas untuk membunyikannya, dianalogikan dengan usaha anak-anak muda yang bersama-sama meramaikan kota Surabaya dengan kegiatan komunitas mereka. Vinyl piringan hitam bertuliskan Youth Movement pada Gramophone adalah sebuah perumpamaan rekaman aspirasi dan gagasan anak muda, yang berusaha disuara- kan dengan cara memutar tuas bersama-sa- ma sehingga rekaman tersebut dapat dikon- versi menjadi sebuah suara yang merdu, suara yang berupa kerukunan (diwakili oleh figur empat orang yang bergandeng tangan), ide (diwakili oleh figur bohlam), kreatifitas (diwakili oleh figur not musik), dan semangat (diwakili oleh figur api). Attack sendiri lebih kepada suatu gerakan massal, massive yang positif sebagai suatu upaya anak muda dan komunitasnya untuk menyuarakan ide atau gagasan yang mungkin kebanyakan orang tidak tahu dan dianggap sebelah mata.(arc) Begitu mendengar kata Attack, di pikiran kita mungkin yang terbayang adalah suatu hal yang bersifat kekerasan ataupun destruktif, dan apabila mendengar kata Gramophone, yang terlintas di pikiran kita mungkin adalah benda masa lampau yang dapat menghasilkan suara dari hasil gesekan jarum dan vinyl piringan hitam yang berputar sedemikian rupa. Gramophone merupakan objek masa lalu, yang sebelum televisi ditemukan pada abad ke-19, digunakan sebagai sarana hiburan sekaligus pengiring saat-saat berkumpul dan berinteraksi dengan sanak keluarga maupun kolega pada zamannya. Gramophone tua menggunakan sebuah tuas sebagai pemutar piringan hitam untuk kemudian dapat menghasilkan suara yang kebanyakan berupa alunan musik. Disinilah terdapat esensi yang akan menjadi jawaban mengapa desain sampul edisi perdana Grand Story ini memvisualkan sebuah Gramophone sebagai center of interest-nya. Mengapa Gramophone? Yah, Gramo- phone mempunyai esensi yang saya rasa sesuai dan dapat ditarik garis lurus dengan isu perdana majalah ini, yakni Youth Movement. Ada dua esensi yang dapat diambil dari sebuah Gramophone tua, yang pertama adalah ‘kebersamaan’. Seperti yang telah disinggung pada paragraf di atas, sebelum era televisi dimulai, Gramophone lah yang ada di meja-meja ruang keluarga masyarakat yang hidup pada abad ke 18 ke atas. Gramo- phone bertindak sebagai pemersatu anggota keluarga untuk dapat berkumpul dan berint- eraksi satu sama lain, menjadikannya sebagai satu-satunya sarana sistem penyimpanan supaya nanti bisa kita gunakan sewaktu-waktu, misal saat kita mau melamar kerja, menukar barang yang telah dibeli, dan sebagainya. Dalam kasus arsip kota atau nasional, isu tanah, sejarah konflik, pun bisa ditelusuri dari arsip. Meski tentunya, arsip bukan satu-satunya sumber yang sahih. Arsip menurut saya sebenarnya bersifat sangat mendasar, praktis, dan fungsional, jadi kegiatan pengarsipan sangat perlu. Problem- nya adalah ketika kegiatan pengarsipan dilakukan dengan sembarangan, dokumen-dokumen dalam suatu arsip tidak dirawat atau diolah, maka arsip tersebut akah kehilangan makna dan relevansinya; terbengkalai dan sulit diakses. Saat ini sedang sibuk apa saja selain c2o Library dan Ayorek.org? Pekerjaan utama saya sebenarnya sebagai peneliti (associate researcher), di satu lembaga penelitian di Singapura. Jadi C2O dan Ayorek! itu pekerjaan “sampingan”, dalam arti saya tidak hidup dari pekerjaan tersebut. Meski dari segi waktu yang dihabiskan, tak jarang pekerjaan sampingan ini memakan waktu lebih banyak daripada pekerjaan utama. Yang pertama, menurutmu seberapa penting kegiatan pengarsipan? Dengan resiko menggampangkan, pengarsipan ibaratnya adalah wujud—dan karenanya terkadang bisa menjadi bukti—fisik dari ingatan banyak orang. Sebenarnya tidak harus menjadi arsiparis atau pustakawan; saya kira hampir semua orang melakukan kegiatan pengarsipan. Entah ketika kita menyusun berkas-berkas dokumen perjanjian, bon-bon pembelian, akte kelahiran, ijazah, dan sebagainya, ke dalam lemari ataupun komputer kita. Itu sebenarnya kegiatan pengarsipan—suatu youthmovement/08 youthmovement/05 Cover 3D Artist: Ervandianto Dewanata Concept: Archy Sinatrya Gramophone Attack
  • 7. Apa yang membuat diri Anda hingga sampai saat ini bertahan secara independent untuk mendirikan C2O Library dan Ayorek.org? Apakah ada kesenangan dan momentum tersendiri yang membuat Kathleen bertahan? Independent di sini dalam arti kami tidak menerima dana tetap tiap tahunnya dari satu sumber. Kami mencari pemasukan beragam sumber, mulai dari biaya keanggota- an, biaya sewa koleksi, penjualan makanan minuman, merchandise, penyewaan ruang, dan sebagainya. Kami juga pernah menerima dana dari sponsor, pemerintah, atau lembaga donor, tapi untuk projek jangka pendek, tidak lebih dari satu tahun. Jadi, sistem pendanaan kami cukup hibrida. Ini juga untuk menjaga agar visi misi C2O tidak disetir oleh satu pihak luar yang dominan. Saya senang melakukannya dan melihat hasilnya, tapi pada dasarnya saya merasa ini kebutuhan, sesuatu yang memang perlu dilakukan. Tentu, ada banyak sekali kesenangan, terutama ketika mendapati orang mendapatkan manfaat dari apa yang kami lakukan. Bisa berbagi sedikit mengenai tips bagaimana membangun koneksi atau jejaring pertemanan dari sebuah kota ke kota lainnya? Standar sih. Sebelum ke kota lain, sebaiknya cari dulu informasi mengenai acara-acara dan tempat-tempat yang kira-ki- ra banyak dikunjungi oleh orang-orang dan kelompok-kelompok yang kamu tuju. Kalau bisa, bawa sesuatu, semacam publikasi tentang apa yang kita lakukan—entah newsletter, buku, atau apa. Kalau merasa perlu, bawa juga kartu nama, meski saya pribadi tidak terlalu merasakan perlunya, dan baru membuatnya setelah 5 tahun C2O berdiri. Dan yang paling penting, terus berusa- ha membuka pikiran, tidak langsung meng- hakimi? Juga, menjaga kualitas serta reputasi apa yang kamu kerjakan. Percuma ngotot membangun jaringan jika reputasi dirimu buruk—orang juga akan ragu-ragu bekerjasa- ma denganmu. Kathleen, menurutmu seberapa penting peran anak muda sebagai agent of change bagi sebuah kota? Sama pentingnya seperti peran orang tua ;) Menurut saya semua orang, mau tua, muda, dapat menjadi agen perubahan, dapat melakukan banyak untuk kotanya, keluargan- ya, teman-temannya. Tapi jelas, lapangannya tidak rata. Kita tahu sendiri isu kesenjangan akses kebutuhan dasar dan infrastruktur di Indonesia itu seperti apa. Nah, jadi menurut saya, yang perlu kita pertanyakan, kritisi, dan coba kita buat adalah, bagaimana kita dapat bekerjasama mencipatakan lingkungan dan situasi mendukung anak muda maupun orang tua untuk menjadi agent of change, untuk mewujudkan aspirasi individu maupun bersama. Ini yang menurut saya perlu kita upayakan bersama. Bagaimana perkembangan scene di Surabaya, baik musik, event, komunitas, dan culture masyarakat? Menurut saya menarik! Surabaya sering dikeluhkan sebagai kota industri, kota kerja yang alot dan keras, cuek. Tapi kalau mau jujur, justru itu salah satu alasan kenapa saya sangat suka Surabaya. Dari percakapan-percakapan dengan teman-teman, saya merasa sebenarnya skena Surabaya itu cukup aktif kok, hanya kurang melakukan publikasi dan dokumentasi. Jadi, seringkali informasinya hanya berputar-putar di komunitas masing-masing dan kurang diketahui orang. Tapi dalam kira-kira 2 tahun terakhir, terasa sekali skena Surabaya menja- di lebih memperhatikan hal-hal tersebut. Kathleen, apa yang kamu harapkan dari Kota Surabaya hingga sampai saat ini? Kalau mau ngayal, Surabaya jadi lebih adem udaranya, hehehehe…. Tapi, yah itu alam yang menentukan ya. Transportasi umum yang lebih baik, supaya kita tidak bergantung pada kendaraan pribadi. Tempat untuk cangkruk bersantai dan menikmati kota dengan tenang hingga pagi hari.(dby) Lalu, Kathleeen, melihat geliat dunia perbuku- an khususnya di Surabaya maupun di Indonesia saat ini, bagaimana perkembangannya sejauh ini menurut Anda? Cukup baik dan menggembirakan yah, kalau dari segi keleluasan tema yang boleh diterbitkan saat ini, terasa jauh lebih membaik daripada ketika di zaman Orde Baru. Makin ada banyak penerbitan-penerbitan baru sehingga penerbitan buku tidak harus melalui penerbitan besar. Meski tentunya perkembangannya belum sepenuhnya meng- gembirakan—tantangan dan permasalahan masih banyak. Misal, dari segi distribusi dan pemerataan akses. Mayoritas infrastruktur penerbitan setahu saya masih terpusat di Jawa, itupun di kota-kota besar. Sayangnya lagi, buku-buku “wajib” seperti buku-buku pelajaran sekolah juga isinya kurang terolah dengan baik. Apa saja agenda yang dilakukan oleh ayorek.org untuk saat ini? Apakah sama dengan c2o library? C2O itu ibaratnya markas fisiknya, kantor laboratorium eksperimennya dengan perpustakaan yang terbuka untuk umum. Jadi projeknya tidak terbatas pada Ayorek!. Sementara Ayorek! adalah media yang memfokuskan pada kehidupan kota, terutama dari perspektif Surabaya. Jadi tidak semua kegiatan C2O adalah kegiatan Ayorek!, dan begitu pula sebaliknya. Agenda Ayorek! saat ini adalah mempersiapkan penerbitan jurnal tahunan kami, Ayorek! Journal #002. November ini juga kami diundang presentasi di Simposium Khatulistiwa di Yogyakarta. Desember kami berencana meluncurkan Journal. Yah, seleng- kapnya bisa kunjungi website masing-mas- ing, http://c2o-library.net atau http://ay- orek.org youthmovement/10 youthmovement/11
  • 8. Tahun 2011, C2O menjadi C2O library & collabtive. Ini karena melihat kegiatan C2O berkembang tidak hanya sebagai perpus- takaan, tapi ruang atau laboratorium kolab- orasi untuk belajar (menyerap informasi dan pengetahuan), berinteraksi (berjejaring), dan berkarya (mengolah dari apa yang kita serap dan dari bejeraring). Ini tiga pilar yang kemudian menjadi dasar prinsip kegiatan C2O. Kenapa memilih untuk membuat sebuah perpustakaan ditengah Kota Surabaya yang lebih terkenal sebagai kota industri? Alasan praktis sih karena basis saya memang di Surabaya; saya lahir, besar, dan sangat betah di kota ini, tapi saya merasa kebutuhan perpustakaan dan tempat informal bagi orang untuk mendapatkan informasi, bertukar pikiran, dan berinteraksi itu masih minim. Sebagai seorang pustakawan, bagaimana Kathleen menangani kendala selama mendiri- kan c2o library? Saya dibantu banyak orang, termasuk dirimu. Kalau tantangan atau kendala sih pasti ada lah, dalam setiap usaha, mau apapun pekerjaannya. C2O mendapatkan banyak sekali dukungan dari pengunjung dan anggota C2O. Tim inti kami kecil, hanya lima orang, itu pun tidak full-time. Mereka adalah anggota C2O yang kemudian menjadi aktif terlibat dalam pengelolaan. Semuanya memi- liki pekerjaan utama. Jadi kami menyesuaikan kebutuhan SDM dengan projek yang kami kerjakan. Karena itu, C2O membuka program sukarelawan dan magang. Bentuk kontri- businya bermacam-macam. Mulai dari menyumbangkan buku, membantu penye- lenggaraan acara, membuat liputan acara, menulis ulasan, membuat terjemahan, memberi dokumentasi foto/video, hingga proses mendata buku dalam katalog. Jadi, C2O berkembang dari perpus- takaan menjadi tempat bagi anggota dan pengunjungnya untuk mengolah atau membuat sesuatu. Kami banyak bekerjasama dengan berbagai pihak, mengembangkan penelitian dan kolaborasi aktif lintas-disiplin antara anggota dengan individu ataupun organisasi dari beragam latar belakang. Latar belakang apa yang membuat Kathleen membentuk c2o library & collabtive? C2O didirikan di tahun 2008, awalnya sebagai perpustakaan. Tidak ingat kapan tanggalnya tepatnya. Kebetulan saya penggemar buku sejak kecil, dan punya koleksi buku yang cukup banyak, dengan topik utama sastra, sejarah, dan budaya. Dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Saya juga kebetulan hobi mengoleksi film-film asing dan klasik yang kurang mendapat tempat di bioskop. Selain dari koleksi pribadi, dikumpul- kan juga buku-buku dari teman-teman dan keluarga. Di awal, kira-kira terkumpul 2.000 buku. Nah, 2.000 buku itu kemudian saya katalog. Memakan waktu yang agak lama, sekitar 6 bulan, karena saat itu saya masih bekerja kantoran 09.00-19.00, dan saya sendiri yang melakukan katalogisasi. Sekarang, ada makin banyak orang yang menyumbangkan bukunya. Selengkapnya tentang proses penyumbangan buku ini dapat dibaca di sini: youthmovement/09 http://c2o-library.net/library/donate-books- other-materials/
  • 9. Ayorek.org sebagai media selain redak- sional sebagai media telah melakukan berbagai kegiatan seperti merancang sebuah acara—festival, workshop, diskusi, pemutaran film, dan sebagainya. Misalnya pada April dan Mei lalu, Ayorek! bekerja sama dengan Perpustakaan Bank Indonesia membuat acara Text & the City, sebuah festival literasi dan kota. Desember 2013 lalu, Ayorek! membuat SUBfestive, sebuah festival kota yang menga- jak warga Surabaya, khususnya anak muda, untuk merayakan kotanya dengan berani berpartisipasi aktif mengolah pengetahuan dan kreativitas, dapat disalurkan dengan membuat karya-karya yang mencerminkan gagasan dan isu sehari-hari, dipadukan dengan gagasan dan praktik bermedia saat ini. Dalam menjalankan operasionalnya, Ayorek! memiliki susunan redaksi yang secara garis besar beranggotakan anak muda atau setidaknya individu yang berjiwa muda yang mau berbuat banyak demi Surabaya. Beberapa adalah Adhiel Albatati (reporter), Adrea Kristatiani (reporter), Andriew Budiman (pengarah visual), Anitha Silvia (reporter), Ayos Purwoaji (editor), Deasy Esterina (reporter), dirimu, Debby Utomo (reporter), Erlin Goentoro (program manager), Muham- mad Firman (reporter), Inggit Fatmawati (reporter), Kharis Junandharu (editor), kathleen azali (pimred), Matthew Borden (editor bahasa Inggris), Nadia Maya (reporter), Vinka Maharani (redaksi pelaksana), dan Vivin Nofrina (penerjemah). Cerita-cerita yang dimuat di Ayorek! saat ini memfokuskan pada lima tema besar dengan tanpa menutup kemungkinan berkembangnya tema ke depan. Lima tema besar itu adalah Kota, Budaya, Kerja, Desain, dan Kehidupan. Tema kota meliputi kehidupan dan wacana kota atau urban, transportasi, dan infrastruktur. Di dalam tema besar Kota tersebut juga terdapat wacana mengenai Kampung, Sejarah yang berisikan sejarah kota Surabaya, dan juga Lintas Kota yang menampilkan cerita dari kota lain. Tema budaya berisikan cerita budaya, ulasan acara, dan media yang berkaitan dengan Surabaya. Dalam 12 bulan pertama Ayorek! mendapat dana, untuk melakukan workshop penulisan dan penelitian kota, pertukaran lintas kota, produksi buku, journal, dan CD. Tapi setelah 12 bulan itu selesai, operasional Ayorek! telah berjalan mandiri. Kadang-kadang mereka dibayar untuk mengisi acara atau membuat publikasi cetak, misal seperti Text & the City di Perpustakaan BI. Temu cangkruk dan sharing yang merupakan embrio Ayorek! telah menjadi bagian dari kegiatan Ayorek!. Pada dasarnya, Ayorek! membuat berbagai media—tulisan, video, foto, yang disebarkan terutama melalui internet. Ayorek! juga menyelenggarakan acara—festival, workshop, diskusi, dan sebagainya. Menerbitkan dan mendistri- busikan buku, jurnal, serta CD. Ayorek! tidak berfokus pada segmentasi kelompok umur tertentu, hal tersebut terbukti dari tingkat ketertarikan yang sama mulai dari anak-anak maupun orang tua. Ayorek! adalah sebuah platform media dwi bahasa yaitu bahasa Inggris dan Indone- sia dengan basis Surabaya yang diluncurkan Desember 2013 dengan ide awal yang sudah dibicarakan sejak 2010. Saat itu Ayorek! hanya belum menemukan format yang tepat. Pada tahun 2012 secara kebetulan para pencetus Ayorek!, saat itu belum terbentuk, ditawari oleh Rujak Center for Urban Studies untuk turut terlibat dalam program Urban Knowledge Dynamics yang juga dilaksanakan di Makassar dengan nama Makassar Nol Kilometer yang dikelola oleh Tanah Indie serta di Semarang dengan nama UGD Semarang yang dikelola oleh Hysteria. Yogya- karta juga, di bawah KUNCI Cultural Studies Centre. Program ini kemudian membantu dalam membangun, menguji coba, mengisi, dan meluncurkan Ayorek!. youthmovement/14 youthmovement/15 Di sini budaya tidak diartikan secara sempit yang terbatas pada kesenian atau kebudayaan tinggi saja. Di dalam tema besar Budaya terdapat point-point tentang Buku yang juga termasuk komik dan magazine di dalamnya, Musik, SUB/SIDE yang merupakan tempat untuk mengunduh dan mendengar- kan musik pilihan dari Surabaya, serta terdapat pula laman mengenai film. Tema berikutnya adalah Kerja yang berisikan kisah-kisah penyambungan hidup. Tema desain berisikan seputar proses perancangan dan pemecahan masalah yang ada di sekitar. Dan tema terakhir yaitu Kehidupan yang mengulas orang-orang, gaya hidup, keseha- tan, dan sebagainya. Di dalamnya terdapat sub tema berupa Panganan yang berisikan info seputar kuliner, makanan, dan minuman, serta terdapat sub tema berupa Jalan-Jalan, dan Pasar.
  • 10. Cangkruk adalah hal yang lumrah dan menjadi budaya bagi beberapa warga, tak terkecuali bagi warga Surabaya yang terkenal ramah, dan memiliki kekeluargaan yang tinggi. Cangkruk bisa dilakukan di manapun, tak terkecuali di dunia maya sekalipun. Dengan perbincangan yang sangat meluas, terkadang dari cangkruk tersebut kita bisa mendapatkan kawan, kegiatan, dan informasi yang baru. Salah satunya adalah Ayorek.org yang menjadi wadah cangkruk bagi kawan-kawan Surabaya sejak tahun 2009. seru di Surabaya. Seiring berjalannya waktu, direktori tersebut urung direalisasikan karena kendala waktu. Saat itu Kathleen akhirnya menawarkan gagasan untuk mereal- isasikan "wadah" tersebut, yang telah diidam-idamkan jauh-jauh hari. Dengan menggunakan nama Ayorek! yang akhirnya bukan hanya berisikan direktori acara, tapi juga direktori tempat cangkruk, komunitas, serta tokoh-tokoh dan cerita-cerita menarik berbasis Surabaya. Ayorek! saat ini memiliki beberapa agenda untuk direalisasikan antara lain adalah mempersiapkan penerbitan jurnal tahunan, Ayorek! Journal #002, menghadiri undangan presentasi dalam Simposium Khatulistiwa di Yogyakarta pada bulan November, dan rencana untuk meluncurkan sebuah Journal.Ayorek! juga terbuka bagi teman-teman yang ingin menjadi volunteer atau kontributor. Agenda dan cara berpartisi- pasi selengkapnya bisa dilihat melalui websitehttp://ayorek.org.(dby/crc) Ayorek.org adalah wujud dari media aspirasi kawan-kawan Surabaya yang membutuhkan sebuah "wadah" untuk beraspirasi. Kathleen, yang kami wawancarai beberapa waktu lalu menyatakan bahwa ide untuk membuat wadah tesebut tidak datang serta merta dari dirinya sendiri. Menurutnya, ide tersebut sepertinya sudah menaungi benak banyak orang, hanya saja belum ada yang berani untuk mewujudkannya. "Saat ngobrol-ngobrol santai dengan teman-teman, sering muncul celetukan, kok nggak ada sih, media online yang membahas tentang kota Surabaya," tambahnya. Dasar pikiran awal adalah perasaan tentang banyak hal yang tidak diketahui tentang kota Surabaya, bahkan oleh warga Surabaya sendiri. Contohnya ketika teman-teman Surabaya membuat sebuah acara, sangat susah untuk mendapatkan informasinya. Saat itu Ayorek! memimpikan adanya sebuah website atau media yang dapat menjadi wadah informasi mengenai hal-hal menarik di Surabaya, yang tidak terbatas pada hal-hal yang itu-itu saja. Nama Ayorek! sendiri lahir dari buah pemikiran Jimmy Ofisia. Saat itu Jimmy memiliki gagasan untuk membuat direktori atau kalender yang berisikan kegiatan-kegiatan- Selain itu, Ayorek! juga membuat netlabel, label musik berbasis internet, SUB/SIDE, yang sudah meluncurkan beberapa album musik yang dapat diunduh secara bebas. youthmovement/16 youthmovement/13 Tak Ingin Luput dari Masa Lalu, Kembangkan Media Platform dan Abadikan Sejarah Kota Ayorek! community
  • 11. youthmovement/19 Beberapa Minggu lalu Indonesia Sneak- er Team regional Surabaya mengadakan sebuah acara bernama “SOLEXHIBIT”, sebuah exhibition yang diprakarsai oleh Indonesia Sneaker Team dengan bantuan 3FOIL.ID, Vans Head Surabaya, Converse Head Indone- sia, dan Griffons Army Indonesia. Acara yang terselenggara di Eclectic Too Surabaya Town Square ini menampilkan beberapa koleksi-koleksi menarik para kontributor pameran dan juga beberapa workshop menar- ik seperti workshop cleaning and re-colouring shoes. Nampak pula beberapa sepatu-sepatu langka terpajang, seperti sebuah sepatu yang memiliki harga jual mencapai di atas 8 juta rupiah. Sungguh angka yang sangat menge- jutkan untuk sebuah sepatu. Salah satu perwakilan dari Indonesia Sneaker Team menyampaikan bahwa terkadang harga yang tinggi tidaklah menjadi sebuah masalah mengingat nilai historis atau investasi yang terkandung di dalamnya. Di akhir pertemuan, Emil Ibrahim selaku narasumber dari Indonesia Sneaker Team memberikan sedikit tips dalam membe- li sepatu di online store yaitu jangan mudah teriming-iming oleh harga sepatu yang lebih murah dari harga jual biasanya, dari beberapa penjual yang menambahkan premium pre-or- der pada keterangan tokonya. Pilihlah penjual-penjual yang memiliki reputasi yang baik, seperti di contohnya pada situs e-bay, carilah yang memiliki reputasi di atas 90%. Jadi belilah sneakers yang sesuai kebutuhan, selera, dan juga isi kantong Anda. (atthur/tec) youthmovement/18
  • 12. Dalam beberapa tahun kemarin, sneakers telah menjadi trend tersendiri di kalangan anak muda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Banyak anak muda di Indonesia yang tak hanya memiliki, namun juga mengoleksinya. Dan sebagian dari pecinta sneakers tersebut mempunyai inisiat- if untuk membuat sebuah komunitas berna- ma Indonesia Sneaker Team. Komunitas sneakers ini mulai terbentuk pada tahun 2011 dan akan terus berkembang. Perkembangan- nya komunitas sneakers tersebut telah merambah beberapa kota besar mulai dari Jakarta, Bandung, dan tak terkecuali Suraba- ya. Grand Story akan mengulik sekilas sekaligus memperkenalkan tentang Indone- sia Sneaker Team regional Surabaya. Komuni- tas yang terbentuk pada Mei 2014 kemarin ini terbentuk dari gagasan beberapa anggota yang ingin mengumpulkan para pecinta dan juga kolektor sneakers di Surabaya untuk sekedar nongkrong bareng, sharing, dan saling mengenal satu sama lain. Sebagai langkah awal, mereka mengadakan gathering di Surabaya Town Square yang ternyata mendapatkan respon positif dari teman-teman sesama penggila sneakers. Pada hari itu Indonesia Sneaker Team berhasil mengumpulkan 30 orang anggota untuk bergabung dan pada bulan Oktober tercatat tak kurang dari 50 anggota resmi telah terdaftar di dalamnya. Di Indonesia Sneaker Team sendiri tak ada pembatasan brand sneakers apa yang diperbolehkan bergabung. Komunitas ini lebih memilih untuk berkerja sama dengan beberapa divisi yang mempunyai konsen lebih ketat seperti 3foils Surabaya, Vanshead, dan lain sebagain- ya. Sampai saat ini tercatat sudah 3 kali mereka mengadakan gathering yang di dalamnya banyak diadakan diskusi mengenai rilisan sepatu terbaru, edukasi tentang legit atau tidaknya sebuah sepatu, cara merawat sepatu yang tepat karena sesuai pengalaman mereka terkadang beberapa sepatu mempu- nyai cara-cara tersendiri dalam merawatnya sampai kiat-kiat membeli sepatu original karena kita ketahui cukup banyak kasus sepatu-sepatu palsu yang dijual di ranah online. INDONESIA SNEAKER TEAM youthmovement/20 T e r k a d a n g sesuatu hal yang remeh yang berada di luar pertimbangan kita justru dapat menjadi sesuatu hal yang tak terkira nilainya di tangan para kreatif. Seperti kardus contohnya, barang yang sering hanya menjadi media pengemas suatu produk, justru dapat disulap menjadi sebuah produk yang sangat menarik. Adalah maha- siswa kreatif asal Surabaya yang menga- tasnamakan diri mereka DusDukDuk yang memiliki gagasan untuk mengubah kardus menjadi sesuatu yang lebih bersifat fungsional DusDukDuk tercipta awal kali tanpa ada niatan untuk menjadikannya sebuah bisnis yang serius. Keempat mahasiswa Jurusan Desain Produk Industri ITS yang terdiri dari Angger Diri Wiranata, Indra Syamsu Nugroho, Arief Susanto M, dan Oktiana Dwi Anggara hanya berkeinginan untuk mengikutsertakan ide produk mereka ke ajang PKM pada tahun 2013. Ide awal mereka untuk menyulap sebuah kardus menjadi barang-barang fungsional, meja dan- DUS DUK DUK youthmovement/17 entrepreneur community
  • 13. youthmovement/22 Namun di antara kesuksesan-kesuk- sesan tersebut masih ada harapan dari kawan-kawan DusDukDuk yang belum tercapai yakni mempunyai showroom sendiri yang terdiri dari galeri dan juga workshop di mana mereka dapat memamerkan karya-karya mereka dan juga membagikan ilmu dalam mengolah kardus kepada teman-teman lain yang berminat. Angger, salah satu owner DusDukDuk, memiliki pesan untuk para entrepreneur yang ingin ataupun mau memulai usahanya yaitu “kita tidak akan pernah berhasil kalau kita tidak memulai”. So, let's get started! (atthur/crc). Keunikan dari produk DusDukDuk tentu saja dari bahan dasar yang mereka pakai yaitu kardus. Tidak sampai di situ saja, pada produk-produk furniture seperti kursi dan meja, DusDukDuk bahkan dapat menjamin bahwa produknya memakai bahan 100% kardus. Pada produk tersebut tidak digunakan lem sebagai perekat melainkan menggu- nakan kuncian dari kardus itu sendiri yang dapat menahan beban sampai 170 kg. Kelebi- han lain dari produk DusDukDuk adalah digunakannya bahan ramah lingkungan sebagai bahan dasarnya. Beberapa produk, khususnya furniture, menggunakan sistem bongkar pasang sehingga memudahkan konsumen untuk membawa atau menyimpan- nya. Range harga yang dipatok pun tidak terlalu mahal, mulai dengan harga Rp. 250.000,00 untuk produk furniture dan Rp. 100.000,00 untuk produk merhandise. youthmovement/22
  • 14. kursi pada waktu itu, terbersit di benak mereka setelah beberapa waktu mereka mengikuti pamer- an dengan modal stool berbahan kardus yang merupakan salah satu tugas mata kuliah di kampus. Pada waktu itu mereka belum bergabung dalam DusDukDuk. Dari serangkaian pameran, ternyata stool mereka dapat menarik beberapa minat pengunjung pameran. Dari situlah mereka lalu berkumpul dengan mengatasnamakan DusDukDuk dan mengikutser- takan nama mereka dalam Program Kreativitas Mahasiswa 2013 yang di luar dugaan membawa nama Dus Duk Duk sebagai penerima medali perunggu. Nama Dus Duk Duk sendiri dimaknai seenaknya saja oleh mereka sebagai kardus untuk duduk. Berkaca dari kesuksesan tersebut, DusDukDuk mencoba memasarkan produk mereka secara lebih luas, ditunjang oleh modal finansial yang cukup dari keberhasilan mereka di PKM. Fokus mereka yang awalnya hanya pada basic furniture seperti kursi atau meja mengalami pengembangan dalam pengap- likasiannya. DusDukDuk- Nama DusDukDuk kini sudah cukup banyak diketahui dalam skala nasional, hal itu karena seringnya mereka mengikuti lomba dan meraih juara. DusDukDuk pun rajin mengikuti beberapa event pameran, yang terakhir adalah partisipasinya dalam event internasional, Popcon Asia 2014, sebagai perwakilan Indonesia dalam ajang pameran kreativitas dan produktivitas anak-anak muda Asia. Selain itu, tidak jarang pula mereka diundang sebagai pembicara dalam seminar atau talkshow bertemakan enterpreneur ataupun kreativitas. Baru-baru ini DusDukDuk juga mendapatkan kesempa- tan tampil di televisi nasional NET dalam program Indonesia Morning Show. mulai melihat pasar potensial lain berupa dekorasi interior dan juga merchandise dengan tetap menonjolkan ciri khas mereka yaitu produk berbahan dasar kardus. Ada sebuah cerita menarik pada saat kali pertama DusDukDuk memamerkan karya mereka di IDEART 2013, sebuah acara yang diselenggarakan oleh Jurusan Desain Produk Industri ITS. Salah satu pengunjung stan mereka ternyata adalah salah satu divisi kreatif dari Hardware, butik milik Luna Maya. Keunikan produk DusDukDuk menarik minat- nya dan kemudian dipergunakanlah produk mereka sebagai elemen dekorasi di store Hardware yang berada di Surabaya, Sidoarjo, dan Malang youthmovement/21 youthmovement/24 James Balog, seorang fotografer lingkungan, pada tahun 2007 pernah membuat sebuah proyek yang dinamakan Extreme Ice Survey, sebuah studi yang mempelajari tentang efek pemanasan global terhadap lapisan es glasial. Balog memasang 43 kamera time lapse di 18 glacierdi Green- land, Islandia, Alaska, Kanada, dan Himalaya Nepal. Melalui film dokumenter Chasing Ice, Balog mengatakan, bahwa ia ingin menjadi saksi mata paling depan yang dapat membuktikan bahwa pemanasan global akan memberikan dampak mengerikan bagi seluruh penghuni bumi di masa depan. Bukan sekedar kisah horor pengantar tidur. Menjadi Hijau, Menjadi Manusia green design
  • 15. youthmovement/26 youthmovement/27 Hari memaknai green living melalui dua aspek, yaitu fisik dan sosial budaya. Selain aspek fisik yang mencakup prinsip-prinsip efisiensi energi, rumah hijau juga harus mengandung aspek sosial yang tinggi. Ia memberikan contoh arsitektur rumah tropis yang selalu menyediakan teras untuk bersantai di depan rumah. Fungsi teras kelihatannya begitu remeh, sehingga banyak arsitek rumah bergaya minimalis dan alfa menyertakan teras di rumah yang dirancang- nya. Padahal teras menjadi sangat penting sebagai ruang interaksi dan sosialisasi antara pemilik rumah dengan lingkungan di sekitarnya. “Dari tempat duduk di teras rumah, kita bisa memberi perhatian pada tetangga, saling menanyakan kabar atau hanya sekedar saling menyapa,” kata Hari. Aspek sosial pada teras ini akhirnya juga berpengaruh pada bentuk bangunan. Biasanya, untuk melindungi teras dari panas matahari, maka sang pemilik rumah membuat sebuah naungan, entah berupa sosoran atau menanam pepohonan. Fungsinya adalah sebagai peneduh dan membuat suhu rumah menjadi lebih dingin, karena fasad rumah terhindar dari paparan sinar matahari langsung. “Dengan begitu, orang tidak perlu lagi menggunakan AC untuk mengurangi hawa panas di dalam rumah,” ujar pria penggemar lukisan ini. Kearifan lokal seperti ini, sudah jarang ditemui di kota besar. Rumah modern berga- ya urban, bagi Hari, terkesan steril. Inginnya bersih terus dengan cara menghindari tempias hujan atau tak mau repot dengan serasah daun. Padahal, menurut Hari, dengan mengelap air bekas tempias hujan atau menyapu halaman yang penuh serasah daun, itu adalah wujud interaksi antara manusia dengan alam. Green living bukan hanya soal mema- sang solar panel di atap rumah, atau memba- ngun sebuah vertical garden di beranda, atau mengurangi emisi karbon dalam rumah, atau rutin menggunakan produk dari The Body Shop. Pada bentuknya yang paling sederhana, green living mewujud pada perilaku sosial dan respon kita terhadap lingkungan sekitar. Sebagai seorang arsitek, Hari memaha- mi bahwa rumah bukanlah sebuah mesin tak bernyawa. Sebuah rumah memancarkan kepribadian dari penghuni di dalamnya. Di antara keduanya terjadi dialog yang terus-menerus. Berproses. Seperti sebuah adagium lama; we shape our homes and then our homes shape us.(ayos)
  • 16. youthmovement/25 Untuk merespon hal tersebut, pada tahun 2007, Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN) mempublikasikan sebuah laporan berjudul Sustainable Consumption and Production, Promoting Climate-Friendly Household Consumption Patterns yang berisi anjuran mengenai gaya hidup ramah lingkungan. Salah satunya adalah gagasan mengenai rumah hijau, yaitu sebuah hunian yang dibangun atas beber- apa prinsip efisiensi energi, antara lain; penghematan air, pemanfaatan sinar matahari, hingga penggunaan material alam yang ramah lingkungan. Tapi apakah betul rumah hijau dapat menjadi jawaban atas perubahan iklim yang sedang terjadi? Hari Sunarko, ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Timur, memiliki pendapat yang sedikit berbeda. “Ruh dari sebuah rumah adalah manusia yang tinggal di dalamnya,” kata Hari. Baginya, jika ada sebuah rumah berkonsep green design, namun manusia yang tinggal di dalamnya tidak mengaplikasikannya dalam perilaku sehari-hari, maka rumah tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan. “Apalagi, banyak dari kita yang terjebak pada pengertian green, pokoknya rumah yang ada tanaman rambatnya langsung dianggap green, padahal tidak sesederhana itu,” ujar Hari. Dalam satu dasawarsa terakhir, isu tentang perubahan iklim memang menjadi wacana penting yang sedikit banyak mengu- bah persepsi dan peradaban manusia. Manu- sia seakan disadarkan, bahwa mereka hanyalah sebuah mata rantai dari ekosistem tunggal bernama bumi. Segala perilaku dan konsumsi manusia akan memberikan dampak kepada alam, cepat atau lambat youthmovement/28 advertorial GREEN
  • 17. youthmovement/30 youthmovement/31 Exclusive Open House “Diamond Jubilee Night” ini terdapat special offer bagi para customer yang datang yaitu mendapatkan free diamond yang disponsori oleh Conrad Jewellery dengan desain yang istimewa untuk setiap pembelian unit apartemen Venetian pada hari itu juga. Pada malam itu, Grand Sungkono Lagoon benar-benar mengekspos diamond tersebut tercermin dari penamaan acara yang juga disesuaikan pula dengan dekorasi acara yang penuh dengan kristal dan berlian. Keekslusifan acara juga dapat dilihat dengan adanya dua special guest star yang didatangkan khusus. Bintang tamu pertama adalah Bapak Anton Sitorus, seorang pengamat properti yang pada malam itu menyampaikan sebuah talkshow mengenai perkembangan properti di Surabaya. Dalam talkshownya, Anton Sitorus menyatakan bahwa perkembangan dunia properti di Surabaya kini sedang mengalami sebuah kemajuan yang sangat pesat dan merupakan sebuah investasi yang menguntungkan, dan juga menyampaikan bahwa nilai properti yang ada di Surabaya, khususnya- Grand Sungkono Lagoon, akan terus mening- kat dan merupakan pilihan yang cermat jika berinvestasi dimulai dari sekarang. Karena Grand Sungkono Lagoon adalah kawasan Superblok Premium yang berlokasi dekat dari gerbang tol Satelit-Surabaya Barat dan diproyeksikan untuk menjadi ikon baru Kota Surabaya. Selain itu, Grand Sungkono Lagoon akan menjadi kawasan superblok yang mengusung konsep green, healthy, dan juga smart building.
  • 18. Lalu kemudian acara Diamond Jubilee Night ini ditutup dengan cantik oleh special performance dari bintang tamu kedua yaitu Alena Wu, seorang penyanyi jebolan Asia Bagus tahun 2000. Alena Wu bernyanyi dengan cantik menghibur para customer Grand Sungkono Lagoon yang datang pada malam itu. youthmovement/28 Exclusive Open House kali ini dapat dikatakan benar - benar berhasil karena Marketing Office Grand Sungkono Lagoon yang terletak di Jalan Abdul Wahab Siamin Kav. 9-10 Surabaya penuh sesak oleh custom- er yang penasaran dengan acara dan show unit Grand Sungkono Lagoon. Acara yang dimulai pukul enam sore sampai sepuluh malam ini sukses membius para tamu dan undangan, terbukti dari antusiasme para kostumer yang datang tidak hanya melalui invitation tetapi juga dari kalangan umum yang jauh melebihi target ekspektasi pihak penyelenggara. Hingga penutupan Exclusive Open House kemarin, sudah terjual hampir 85% untuk tower pertama yaitu Tower Venetian. Sampai akhir November 2014 ini, Grand Sungkono Lagoon akan secara rutin menga- dakan Open House dengan berbagai special offer dan menu-menu spesial di setiap minggunya. Dan pada tahun 2015 nanti, Grand Sungkono Lagoon akan memulai persiapan untuk launching tower keduan- ya.(crc/ocl) youthmovement/29 Tepat tanggal 23 Oktober 2014 lalu, dimulai pukul enam sore di marketing gallery Grand Sungkono Lagoon diadakan acara Open House untuk kesekian kalinya. Akan tetapi Open House kali ini berbeda dari Open House - Open House sebelumnya, karena pada kesempatan kali ini Grand Sungkono Lagoon yang bekerja sama dengan PRO/MAX dan Permata Bank mengkonsep acaranya dengan tema Exclusive Open House : Diamond Jubilee Night
  • 19. youthmovement/34 youthmovement/35 Membawa Kecantikan Hindia Belanda dalam Foto Era Kolonial Pada Kamis (02/09) suasana Spazio Hall Surabaya nampak berbeda, ada lantunan tembang Rayuan Pulau Kelapa oleh Rudi van Dalm yang mengalun dalam harmoni di seantero ruangan. Suasana yang sangat elok untuk mengiringi sebuah pameran foto jadul yang bertajuk Mooi Indie 'Discover The Beauty of Hindia' yang dibawakan oleh Jean Demme- ni, seorang tentara Belanda era 1800-1940 yang ditugaskan pada sektor topografi militer. Selama masa kerjanya, Jean Demmeni berusaha untuk mengeskplorasi bakat dan minatnya di bidang fotografi melalui sambang kota di Indonesia. Hal ini dapat dilihat melaui beberapa karya foto miliknya yang diambil dari Sabang hingga Merauke. Menurut kurator foto Mona Lohanda, “Jean Demmeni bukanlah fotografer biasa. Dia tidak sekadar mengambil foto. Lihat saja karyanya, dia menunjukkan kecintaannya pada Nusantara. Sebab, Demmeni lahir di Indonesia, tepatnya di Padang Panjang, Sumatera Barat, 10 Desember 1866. Dia lahir dari ibu yang merupakan orang Madura dan bapaknya keturunan Prancis. Selain itu, Demmemi meninggal di Bogor. Karena kedekatannya dengan tanah air, maka hasil dari peng-angle-an fotonya menunjukkan rasa- Namun, siapa orang dibalik kolektor foto dari Demmemi? Ia adalah Hauw Ming, seorang kolektor dari Jakarta. Dalam pamer- an foto yang akan berlangsung pada 3–12 Oktober tersebut, Hauw Ming menceritakan awal mula kegemarannya dengan foto-foto Demmemi saat berkunjung ke Belanda pada 2002 untuk mencari barang-barang antik. “Saya mendapati beberapa foto Indonesia era kolonial di tempat yang berbeda, awalnya hanya mengoleksi secara random,” ujar Hauw Ming. Semakin lama dia pun bergaul dengan banyak kolektor benda antik dari Belanda. Hauw Ming kemudian berkenalan dengan F.J. Ghijsels, cucu seorang kolektor era kolonial yang dahulu tinggal di Indonesia dan menciptakan beberapa gedung di Jakarta. Saat itu Hauw Ming ditawari untuk membeli 150 lembar karya Demmeni. ’’Ini koleksi yang lengkap. Ada 150 foto yang dikumpulkan kakek F.J. Ghijsels dan dicetak perusahaan Kleynenberg, Boissevain & Co, awal 1900-an,’’ ujarnya. Pada tahun 2006, Hauw Ming berha- sil membeli foto Demmemi dengan harga yang bisa mencapai puluhan juta rupiah, angka yang sangat fantastis untuk sebuah sejarah. Hauw Ming mengungkapkan bangga mempersembahkan pameran foto-foto karya Jean Demmeni yang ketiga kalinya. Bila pameran foto pertama terkonsentrasi pada sosok Jean Demmeni sang fotografer, pamer- an kedua fokus pada subjek foto. "Dan ketiga ini kami mempersembahkan tajuk yang lebih lengkap lagi dengan menghimpun sosok dan subjek foto," terangnya. Dia mengaku dengan melihat foto Jean Demmeni, penikmat foto bisa melihat Indonesia sudah berkembang dan berubah. cintanya pada tanah air,’’ ucap Mona yang bekerja di arsip Nasional yang juga seorang sejarawan tersebut. Dalam pameran ini, ditampilkan seban- yak 150 foto dengan beberapa sub tema yang dibagi menjadi tujuh macam. Yaitu The Sites, The Moves, The Works, The Artisans, The Schools, The Aristocrats and Colonial Bureau- cracy, dan The People and Faith yang pada setiap fotonya diberi caption dalam bahasa Belanda. Karakter foto yang ditampilkan merepresentasikan suasana Mooi Indie, Hindia yang molek. Pada pengujung abad ke-20, memang sangat banyak bermunculan karya seni yang menggambarkan kemolekan tanah Hindia Belanda yang akhirnya menjadi Indonesia. Sebanyak 150 foto itu sebelumnya dipamerkan di Erasmus Huis, Jakarta, pada 2008 dan Ruma Topeng Setiadharma, Bali, awal tahun ini. Salah satu hasil dari ratusan foto yang dipamerkan, foto yang paling fenomenal dinikmati warga Surabaya yakni foto wajah Raden Ajeng Kartini dan wajah asli Candi Borobudur. Tapi mungkin pula akan mengenali betapa banyak yang masih tersisa dan tetap sama. Kemudian, CEO Intiland, Sinarto Dharmawan mengatakan kegiatan pameran sejarah dan kegiatan seni budaya akan digalakkan di Spazio. Ia menyebut kegiatan-kegiatan ini untuk menumbuhkan kecintaan warga Surabaya pada sejarah dan budaya lokal milik sendiri. "Pameran ini sekaligus bisa jadi momen bagi masyarakat untuk menunjukkan sudah waktunya kita bisa membawa pulang barang-barang bersejarah negara kita yang ada di luar negeri," tambah Sinarto. (dby) Mooi Indie events
  • 20. youthmovement/33 youthmovement/36 Mempersiapkan Pengusaha Untuk Menjadi MEA 2015 Melanjutkan sukses tahun sebelumnya JATIM FAIR 2013 tetap akan menjadi puncak acara kegiatan dari Hari Jadi Provinsi Jawa Timur yang ke-69 pada tahun 2014. Pameran terbesar di Indonesia Timur ini menampilkan berbagai potensi, kinerja, prestasi, yang diraih oleh kalangan usaha baik dari pemerintahan maupun dari kalangan umum Jawa Timur maupun diluar Jawa Timur. Dengan memb- awakan tema “Semarak Belanja, Hiburan, dan Rekreasi Keluarga”, JATIM FAIR 2014 akan berlangsung dari tanggal 9 Oktober hingga 19 Oktober 2014. Acara yang dihelat di area Grand City Mall Surabaya ini diikuti oleh 250 peserta dari berbagai dinas di 9 Provinsi, 31 kabupat- en/kota se-Jawa Timur, 31 SKPD dan 14 BUMN & BUMD, 20 pedagang kaki lima yang tersebar di 575 stand, dan dari beberapa negara sister city Surabaya seperti Polandia, Jepang, Belanda, Prancis, Thailand, Selandia Baru dan Korea. Salah satu negara yang tampil unik dalam pameran ini adalah Jepang. Pada tahun ini, Jepang untuk kesekian kalinya telah mengikuti pameran Jatim Fair, dengan berbalut pakaian happi dan kimono, dan beberapa ornament bunga sakura membuat stand ini sangat eye catching. “Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Konsulat Jenderal Jepang ingin memperke- nalkan budaya Jepang di Jatim Fair, seperti sektor pariwisata, peminjaman pakaian tradisional Jepang happi, makanan, pendi- dikan, dan berbagai sektor yang menarik dari Jepang,” ujar Mr. Soto Shoji, Konsulat Jendral Jepang. (10/09). Pembukaan Jatim Fair 2014 dibuka oleh Gubernur Jatim Soekarwo atau yang akrab dipanggil Pakdhe Karwo ini menyatakan bahwa Jatim Fair merupakan salah satu event tahunan yang bermanfaat bagi para pengusa- ha mandiri yang hingga saat ini kerap bermunculan. “Jatim Fair juga menjadi ajang persiapan warga Jatim untuk MEA 2015, yaitu Masyarakat Ekonomi Asean yang lebih menekankan kepada persaingan bisnis yang lebih ketat,” ujar Soekarwo. Oleh karenanya, Pakde Karwo minta para peserta, khususnya UMKM agar menampilkan produk-produk, potensi, meningkatkan kualitas, dan menge- mas produk dengan layak hingga tak kalah dengan produk dari luar negeri. "Dalam MEA 2015 nanti, kualitas produk Jatim harus mampu bersaing dengan produk Asean plus, seperti Cina, Jepang, Korea dan India. Pemerintah harus menganggarkan dana APBD untuk membangun UMKM. Seper- ti pelatihan, pinjaman modal, dan lainnya. Dengan begitu, Jatim siap untuk menjadikan masyarakatnya berbasis MEA 2015 sebagai garda terdepan Indonesia,” imbuhnya. Menurut Pakde Karwo, di Jawa Timur saat ini memiliki 6,8 Juta UMKM. Dari jumlah ini, sebanyak 266 ribu UMKM telah mengekspor produknya ke luar negeri. "Selain itu, Jatim Fair juga bisa jadi sarana penyampaian potensi dan prestasi BUMD maupun pemerin- tah dan instansi daerah. Langkah ini diharap- kan menarik investor yang akan berinvestasi," ungkapnya. Omset yang akan dicapai pada Jatim Fair 2014 ini diperkirakan oleh Soekar- wo akan naik dari tahun sebelumnya yaitu Rp 49 milyar menjadi Rp 50 miliar dengan jumlah pengunjung ditargetkan sebanyak 210 ribu orang. Dalam pameran rakyat ini, akan dihibur juga dengan penampilan artis-artis ibukota seperti Raisa, Tulus, Sheila On 7, Endah N Rhesa, J-Rock, Glen Freddly, Shaggydog, Endank Soekamti, dan Andra and The Backbone. (dby) JatimFair2014
  • 21. youthmovement/39 YZRL dan ADR1 (MNC),Daske dan Crez (FSK), Atmos (Horror Crew), AMG (WSS CREW), dan VLOEK (TMK). Pino, sebagai penyelenggara mengharapkan agar event nggambar bareng ini dapat menjadi step awal merangkul para graffiti artist yang ada di Surabaya dan sekitarnya, saling menjalin silaturahmi, serta dapat menjadi embrio awal lahirnya event graffiti besar di Surabaya. (crc) Minggu siang, 12 Oktober 2014, halaman depan sebuah kafe di kawasan Karang Menur Timur tampak padat oleh beberapa anak muda yang sedang menggambar. Ya, kafe Pintu Rumah sedang melangsungkan sebuah acara bertajuk Sunday Sketch Jammin' Surabaya. Terdapat sedikitnya tiga puluhan anak muda yang memiliki ketertarikan khusus pada seni graffiti saling bercanda sembari berkarya di atas kertas. Tampil meramaikan acara ini beberapa bomber dari berbagai crew antara lain Nick (HSK), lendlovebadillust dan Sleepy (ARCBOYS) baan mengangkat replika palu Thor buatan salah satu anggota komunitas mereka, workshop paper craft dari Despro Toys, pameran foto dari APS dan juga Xphose. Lomba fotografi on-the-spot juga menjadi salah satu magnet acara terlihat dari membludaknya peserta yang mendaftar. Wani dapat dikatakan sebagai acara yang menarik karena konsep yang diusung dari rombongan Go Ahead People yang nyeleneh namun memunculkan rasa penasaran para pengunjung yang datang, contohn- ya adalah saat beberapa band yang diundang untuk berpartisipasi seperti Timeless, Taman Nada, dan Rasvan Aoki ditantang untuk bermain DJ set.(atthur) "Wani", sebuah event yang dihelat oleh gerombolan Go Ahead People Surabaya pada tanggal 18 Oktober kemarin di Folks Cafe menyisakan berbagai macam keseruan, terhitung dari konten acara yang beragam mulai dari penampil serta komunitas yang turut serta memeri- ahkan acara tersebut. Acara yang dimulai pada pukul 2 siang tersebut menyuguhkan berbagai macam showcase komunitas-komunitas di Surabaya, seperti dari STC (Surabaya Toys Community) dengan koleksi mainan yang beragam serta perlom kan acara yang ditujukan untuk komunitas-komunitas yang terdapat di Surabaya yang ingin bertukar pikiran dan berbagi kendala apa saja yang mereka hadapi dalam melakukan kegiatan-ke- giatan komunitasnya dalam rangka untuk membesarkan nama dan memperluas koneksi dengan komunitas-komunitas lainnya di Surabaya. SYC sebagai fasilitator para pemuda kreatif Surabaya, membagi kiat-kiat mereka dan saling berbagi pemecahan masalah dari tiap-tiap komunitas yang berkumpul. Komunitas yang terlihat pada acara tersebut yakni TYP, Los, Ayorek, dan beberapa komu- nitas dari perguruan tinggi di Surabaya. Acara yang dikemas dengan format sederhana dan kekelu- argaan itu ditutup dengan manis oleh Pathetic Experience. (tec) NGASO yang dalam bahasa Indonesia bisa di artikan beristirahat, bersantai merupakan nama acara yang diadakan oleh SYC (Surabaya Youth Carnival), acara yang bertempat di c2o Library ini merupakan rangkaian dari acara yang akan diada- kan SYC nantinya. Surabaya Youth Carnival sendiri merupakan kegiatan kepemudaan independent dan non-profit yang diselenggarakan oleh anak muda Surabaya. Kegiatan ini diselenggarakan untuk meningkatkan kepedulian anak muda Surabaya tentang berbagai isu di sekitarnya. Ngaso merupa youthmovement/38 Sunday Sketch Jammin’ WANI NGASO
  • 22. youthmovement/40 Desain adalah sebuah tumpuan dari estetika yang dimiliki oleh sebuah benda, zaman sekarang ranah desain telah menjadi bahan obrolan bahkan kajian studi yang sangat dipertimbangkan. Tak hanya itu, dunia industri kreatif mulai bermunculan dari ranah desain pula. Menyemarakkan gegap gempita dari industri kreatif, Design It Yourself Surabaya (DIYSUB) yang menjadi agenda rutin oleh C2O Library Surabaya kembali untuk keempat kalinya. DIYSUB sendiri adalah konferensi-festival desain yang diselenggarakan sejak 2011 di Surabaya untuk memperkenalkan beragam karya desain dan ekonomi kreatif lokal ke dalam maupun luar kota dan negeri, kegiatan ini berusaha untuk menghubungkan berbagai titik yaitu pengembangan desain dan ekonomi kreatif di Surabaya yang memiliki fragmentasi dan kurangnya sinergi antara- komunitas, industri, lembaga pendidikan dan pemerintah, untuk menjalin hubungan dan kerjasama yang sinergis dengan berbagai pihak Selama 10-26 Oktober 2014 lalu, DIYSUB menghadirkan lebih dari 25 acara kreatif dalam bentuk sebuah seminar, talkshow, lokakarya, pemutaran film, pasar akhir pekan, pameran, peluncuran karya, dan tur jalan kaki di daerah Pecinan Surabaya. Tak main-main, DIYSUB menampilkan beberapa partisipan dan beberapa karya dari 60 desainer, pembicara lokal, nasional, dan internasional. Tidak hanya dari Surabaya, tapi juga Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Makassar, Semarang, Malang, Magelang, Melbourne, Singapura, Tokyo, Atlanta, dan Los Angeles. “DIYSUB bertujuan membawa desain sebagai semangat inovasi dan pemecahan masalah yang ramah, lintas batas, dapat dinikmati dan diterapkan oleh semua lapisan masyarakat,” pungkas Kathleen Azali, Founder C2O Library. Design It Yourself Surabaya : “Mix2Make” 2014 Menggebrak Semangat Perkembangan Inovasi Dunia Desain events
  • 23. youthmovement/43 terkesan cult dengan urutan dari Altarise, Pedestrian Drama dan ditutup oleh Baragula yang dari awal menjadi daya tarik mayoritas penonton yang datang karena rasa kepenasaran mereka keber- hasilan mereka pada show sebelumnya di Malang, apalagi vokalis dari Baragula adalah seorang perempuan seperti sentilan mc Eri Rukmana sebelum acara ditutup pada pukul setengah 10.(atthur) Think Creative), Teddy Satrio Wibowo (Digital Strategist at Wunderman) dan Bahari CK (Creative Group Head at Leo Burnett). Dan perlu diketahui kembali, Indonesia kaya dengan talenta-talenta potensial yang sudah diakui dunia. Kreavi mengajak para desainer muda untuk belajar bersama dari speakers yang profesional dibidangnya serta menjalin networking lewat acara ini.(dby) Minggu malam itu Nens Corner sekali lagi nampak ramai, keramaian itu datang mengatas namakan "launching party kompilasi bius". Acara yang terselenggara di bawah naungan Klub Sakit Jiwa Pandan ini berjalan dengan lancar dari awal sampai akhir walaupun terdapat nuansa kaku selama acara. Dengan dibukanya penampilan Hecht sebagai salah satu punggawa post-rock surabaya. Acara resmi dimulai, lalu bergantian para kontribu- tor dalam proyek kompilasi Bius ini juga mengantri untuk mempertontonkan musik-musik yang youthmovement/42 Alternate decade looks like life turut-turut oleh Mooikite, Starfish, Combo Cabinet, Rainy Days, Pedestrian Drama, Deskripsi Sebuah Mahasiswa, dan Cotswolds, serta dimeriahkan oleh DJ Qembones. Acara yang berlangsung hingga tengah malam ini sukses membius serta mengajak para penonton untuk bergoyang menikmati acara. (crc) Suara dentuman musik mulai terdengar di Kaya Resto & Coffee Holix sekitar pukul setengah delapan pada Minggu 19 Oktober lalu. Di sana sedang berlangsung sebuah event bertajuk Alternate Decade. Sebuah event yang merangkum creative market, community exhibition, dan live band. Terdapat booth yang berisikan kaset-kaset koleksi yang sebagian besar dijual kepada pengunjung. Selain itu terdapat pula pameran dari Docmart Community Surabaya. Live band dibuka oleh penampilan dari Egon Spengler diikuti secara ber- Alepak, Taman Nada, dan Humi Dumi untuk memainkan musik mereka pada acara tersebut. Di sisi kanan dan kiri venue juga terlihat pertunjukan live graffiti dari ADR1 dan Sleepy. Raut bahagia selalu nampak dari para punggawa Looks Like Life dari awal acara sampai ditutupnya acara. Launching party Looks Like Life ditutup secara apik oleh penampilan DJ yang mulai sering terdengar di bebera- pa acara di Surabaya yaitu DJ Ayren Mayden dan DJ Kitseh.(atthur) Setelah membuka store mereka yang berkon- sep street wear selama beberapa bulan, akhirnya Looks Like Life atau yang biasa kita kenal menjadi LLL melaksanakan Launching Party-nya sebagai rasa syukur atas pencapaian mereka sekaligus memperkenalkan kehadiran mereka kepada teman-teman di Surabaya pada tanggal 17 Oktober kemarin. Acara yang diadakan di store mereka sendiri di jalan Rungkut Asri Timur itu penuh ramai dengan para pengunjung yang datang, apa lagi Looks Like Life juga mengajak Senandung Sore, Menyusul kesuksesan Kumpul Kreavi episode-episode terdahulu, Kreavi kembali menga- dakan sesi diskusi santai bertajuk “Kumpul Kreavi episode 15 - Exploring Digital Campaign”. Kali ini Kumpul Kreavi membahas seluk beluk kampanye digital dari penyesuaian kepada target market, eksekusi, sampai studi kasus efektif yang pernah ada. Asiknya, kumpul Kreavi episode 15 - Exploring Digital Campaign kali ini menghadirkan beberapa speakers yang sudah berkibar di industri advertising yaitu Anto Motulz (Founder, Editor at Motzter KUmpul kreavi Weekend terakhir di bulan Oktober kemarin diisi oleh sebuah event bertajuk Think Global Edufair yang bertempat di Grand City Mall Suraba- ya. Acara yang berlangsung selama dua hari mulai tanggal 25 Oktober ini dimeriahkan oleh berbagai acara antara lain pameran institusi pendidikan lokal dan mancanegara yang menawarkan pendi- dikan internasional, grand launching Sarjana Global, English speech contest, dan fashion show.(crc) think global edufair /photo by Denan Bagus LAUNCHING KOMPILASI BIUS events
  • 24. youthmovement/44 Dalam perbincangan serius tapi santai di kantornya (Plaza PP) yang terletak di kawasan TB. Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta, ayah dua anak ini pun menggelontorkan visi, misi, serta harapan terkait PT PP Properti. Terutama terkait kiprah PT PP Properti di bisnis yang sarat investasi ini. Harapannya begitu besar bahwa PT Properti kelak akan menjadi pengembang yang baik. "Apa pun yang kami miliki harus bisa dibuat menjadi produk yang baik secara finansial. Namun yang lebih penting adalah bagaimana kami dapat membuat sebuah komunitas yang jauh lebih baik. Harapannya semoga nanti PP Properti akan dikenal sebagai developer yang bagus lahir batin," ujar Galih. Di dunia properti, PT PP Properti memang masih terbilang baru. Namun jika bicara konstruksi, PP Properti adalah jagonya. Boleh jadi, pengalaman di bisnis rancang bangun kian meneguhkan PT PP Properti sebagai developer. Wajar, karena konstruksi dan properti adalah salang melengkapi. Oktober 2013 lalu, PT PP Tbk resmi melakukan spin off dan merestui PT PP Properti untuk mengibarkan bendera usaha- nya secara mandiri. Tindak lanjutnya, langkah-langkah strategis pun disusun cermat. Termasuk memilih seorang direktur utama yang akan menakhodai kapal bisnis PP Properti. Dan pilihan itu jatuh pada sosok Galih Prahananto. Dan pada Februari 2014, pria kelahiran Palembang (Sumatera Selatan) tahun 1964 itu pun akhirnya didapuk sebagai Direktur Utama PT PP Properti. Sepintas, pria berkacamata ini berpenampilan serius. Bahkan tergolong jarang mengumbar senyum. Namun ternyata di balik kesan formal tersebut, ia adalah seorang yang humanis. Joke-joke ringan pun mengalir spontan tatkala kita berbincang dengannya. Dan jika sudah demikian, suasananya pun menjadi cair. Lalu, kesan formal yang semula menempel padanya luntur seketika. Ya itulah kesan pertama Indonesia HOUSING ketika bertemu dengan Galih Prahananto yang terobsesi menjadi seorang guru di kemudian hari. PT PP Properti kian eksis di industri properti Tanah Air. Inovasinya terus mengalir seiring ekspansifnya langkah anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini. PT PP PROPERTI: Ide Segar yang Hasilkan Kawasan Ideal youthmovement/41 Isu-isu seksi mengenai dunia desain selalu berhasil dikulik oleh DIYSUB, tahun 2013 dengan tema “Prototips”, mereka mencoba mengembangkan rasa semangat dari sebuah proses, dan semangat untuk practice again and again. Tak kalah seksinya, tema tahun 2014 ini adalah Mix2Make, semangat untuk menjajaki wilayah-wilayah baru, didukung dengan keberanian untuk bereksperimen melampaui batas. Ini adalah upaya ulet untuk menggabungkan beberapa perspektif secara harmonis. Mix2make dapat ditemukan dalam materi, metode, ilmu, pengetahuan, produk, komunikasi, atau orang-orang. Tapi yang paling penting, Mix2Make adalah tentang pola pikir. Rangkaian acara yang disajikan adalah Seminar, Talkshow: urban interior design, keberagaman budaya, storytelling, social entrepreneurship, dsb. Workshop: tipografi, desain, penjilidan buku (bookbinding), pembuatan boneka (puppet-making), lampion kertas (paper lantern), aksesoris bakteria dan bom biji (bacterial accessories & seed bombs), pameran: artistic magazines, publishing, and zines, kapur interaktif (interactive chalk art), pemutaran film: Maker the Movie, Design + Designers in Surabaya, Creative Hubs in Indonesia, Tur jalan kaki mengeksplorasi desain dan tipografi di daerah Pecinan, dan designer+Maker Faire (Design Market). Salah satu yang menarik datang dari Yasser Rizky, pria jebolan BINUS Jakarta yang bergelut di dunia desain grafis sejak tahun 2001 ini telah memperluas kefasihan dalam bahasa desain grafis. Selain peran akademik sebagai dosen di BINUS, Yasser sering mengadakan seminar dan pembicaraan tentang seni, desain grafis, tipografi, visual, dan branding. Pada Mix2Make, Yasser memberikan beberapa materi mengenai tipografi yaitu “Poetry of Typography”, seluruh peseta diminta untuk membuat desain tipografi yang berasal dari sepenggal puisi seorang penyair, sedinamis mungkin desain tersebut dibuat pada workshop hari pertama dengan cara manual yang kemudian di digitalkan pada hari kedua. Menurut Yasser, tipografi saat ini cenderung lebih diperhati- kan oleh orang awam sebagai estetika dari produk maupun identitas individu. Rangkaian acara dari DIY juga menampilkan Papermoon Puppet Theatre, pemain teater boneka asal Yogyakarta- sebagai pembicara talkshow dan workshop puppet-making. Talkshow yang diadakan di kampus ITS, tepatnya di Jurusan Desain Produk Industri, sukses menarik minat maha- siswa dan umum, terbukti dari penuhnya ruangan oleh peserta talkshow. Pappermoon Puppet Theatre sendiri mendeskripsikan diri mereka sebagai kelompok yang melakukan eksperimen seni pertunjukan dan seni visual dengan menggunakan media teater boneka. Kelompok yang berdiri sejak 2006 ini menja- barkan proses berpikir kreatifnya dari brain storming sampai terjadinya sebuah teater dengan diselingi foto-foto dan video, serta tak lupa pula dibawa boneka pertunjukan yang didasarkan pada pementasan terakhirn- ya yang berjudul "Surat ke Langit". Di akhir sesi diadakan tanya jawab yang direspon sangat positif oleh peserta talkshow. Pertanyaan berkisar pada pengalaman Paper- moon Puppet Theatre yang telah melanglang buana ke berbagai negeri untuk pementasan teater boneka sekaligus bocoran-bocoran mengenai kisah-kisah menarik di balik dapur pementasan teater boneka. (dby/crc) greenship
  • 25. youthmovement/46 Awalnya, Monopole Coffee Lab ini tidak direncanakan untuk dibuka sebagai satu kafe seperti saat ini. "Awal rencananya itu saya buka ini untuk fasilitas barista training," ucapnya. Dan sebagai bagian dari barista training itu, ia kemudian iseng untuk menem- patkan kursi dan meja sebagai bentuk latihan juga bagi barista yang sedang di-training untuk bisa langsung praktek menghadapi pengunjung. Secara tidak diduga ternyata antusiasme pengunjung cukup besar sehing- ga kafe yang awalnya hanya memiliki 19 kursi ini terus menambah jumlah kursinya sampai menjadi 60 kursi. Monopole Coffee Lab juga memiliki sendiri mesin-mesin pengolah kopi yang sangat premium, hanya ada 5 di Indonesia, bahkan ada sebuah mesin pengolah kopi yang seharga mobil. Hal itu cukup menarik minat customer spesial yang ternyata berasal dari brand kopi siap saji dan brand kedai kopi yang cukup terkenal di Indonesia untuk berkunjung ke sana. Tidak hanya itu, Mono- pole Coffee Lab juga memiliki beberapa mesin pengolah kopi manual disesuaikan dengan fungsi dan jenis kopi yang akan diolah. Adalah Irvan Gunawan, pemuda yang pernah sembilan tahun tinggal di Australia, yang mencetuskan konsep unik kedai kopi dengan kemasan layaknya sebuah laboratori- um kopi. Kafe yang baru lima bulan beropera- si, tercatat sejak tanggal 20 Juni 2014, sukses menarik minat para pecinta kopi untuk menjadi pelanggan tetap di sana. Irvan yang memang seorang pecinta kopi ingin mencip- takan sebuah tempat di mana dia bisa mengedukasi para customernya mengenai kopi. "Di sini juga ada open bar di mana customer yang datang itu berada di satu level yang sama dengan barista," pungkasnya. Menurutnya, dengan konsep yang demikian itu, customer dapat saling berinteraksi dengan barista dan melihat secara langsung bagaimana proses pembuatannya. Di situlah, di satu sisi merupakan kesempatan baginya untuk dapat mengedukasi masyarakat Surabaya soal kopi. Bagi Anda pecinta kopi, tidak afdol rasanya jika Anda belum singgah di Mono- pole Coffee Lab yang terletak di Jalan Raya Darmo Permai 1/38 Surabaya. Cafe yang menitikberatkan pada suguhan kopi premium ini benar-benar dikemas secara apik oleh pengelola dengan mendesain suasana kafe di mana para pengunjung dapat menyaksikan sendiri secara langsung proses pembuatan kopi yang dipesan mulai dari biji kopi sampai menjadi bentuk suguhan kopi siap minum. Monopole Coffee Lab Bagi Anda yang tidak terlalu fanatik dengan kopi tidak perlu merasa khawatir, Monopole Coffee Lab ini juga memiliki beber- apa menu non-coffee yang cukup buat memanjakan lidah Anda. Konsep interior yang kompleks namun tampak simple dapat menjadi pilihan yang cocok bagi Anda yang ingin hangout untuk sekedar nongkrong bersama kawan-kawan. Pajangan-pajangan dekorasi tentang dunia kopi tampak tertata secara rapi, tak lupa sebuah wall painting besar berupa gambar proses pengolahan kopi mulai dari biji disertai dengan mesin-mesin pengolahnya. Monopole Coffee Lab dibuka mulai pukul 10 pagi sampai 10 malam dan hanya libur pada hari Senin. So, bagi Anda pecinta kopi atau yang ingin belajar tentang kopi monggo datang ke Monopole Coffee Lab untuk merasakan kopi yang benar-benar kopi. (crc) HANGOUT PLACE
  • 26. youthmovement/48 Saat ini di gerai Giordano seluruh Mall Indonesia kita dapat melihat koleksi terbaru mereka seperti kaos, scarf, tas, dan dress di window display Giordano dengan tema “Freedom”. Siapa yang mengira jika salah satu ‘penggambar’ atau illustrator yang mendesain berbagai outfit tersebut adalah arek Suroboyo.! Ya kita harus bangga kepadanya, dia adalah Renata Owen. Perem- puan Alumni Desain Komunikasi Visual Universitas Ciputra Surabaya yang berumur 23 tahun ini adalah illustrator muda yang beruntung telah berkolaborasi dengan brand ternama seperti Giordano. Renata Owen Illustrator Muda Surabaya youthmovement/45 Tak dipungkiri memang bahwa orang-orang yang berada di PT PP Properti memiliki latar belakang sebagai kontraktor. Namun seiring pembelajaran, jajaran teras di PT PP Properti pun sudah mendapat pembekalan ilmu-ilmu lain seperti keuangan, ekonomi makro, bahkan menyangkut tren properti. Dan ketika dipercaya untuk menjadi developer, proses adaptasi dari kontraktor menjadi developer pun berjalan smooth tanpa kendala. Menurut Galih menjadi developer itu banyak bicara soal ide. "Buat kami di PP Properti diskusi ide tersebut sangat menyegarkan pikiran dan kami harus berusa- ha mencari competitive advantage kami ada dimana," ungkap Galih.(iswan) Galih yang ditunjuk menjadi Direktur Utama di PT PP Properti dengan fokus menangani bisnis properti, lantas saja merapatkan barisan dengan jajaran direksi dan manajemen. Tujuannya satu yaitu menja- dikan PT PP Properti sebagai pengembang yang berkualitas. Ide-ide segar pun mengalir dan direspons positif oleh jajaran manaje- men PT Properti. Dari rapat intensif dan keseriusan jajaran manajemen PT PP Properti maka lahirlah proyek-proyek properti yang berkualitas sekaligus bernilai. Sebut saja Grand Sungkono Lagoon di Surabaya, Grand Kamala Lagoon di Bekasi, Payon Martha di Semarang, dan Apartemen (Rusunami) Gunung Putri Square di Bogor. Dua proyek yang disebut diawal boleh saja dinilai sebagai strategi menggapai profit perusahaan secara maksimal. Namun untuk proyek Apartemen Gunung Putri, justru menjadi proyek yang menyentuh 'akar rumput'. "Saat ini proyek tersebut sudah masuk tahap perizinan. Nantinya akan diban- gun 1.000 unit dengan harga pasar Rp150 jutaan. Jadi selain menyediakan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah, kami juga memperbaiki komunitas sekaligus membuka lapangan kerja," ujar Galih. Itulah PT Properti, sebagai anak usaha BUMN , nyatanya perusahaan ini juga konsen mendukung program pemerintah dalam upaya mengurai angka backlog perumahan yang angkanya diperkirakan mencapai 15 juta unit kekurangannya. GREENSHIP Ground Breaking Bersama Dahlan Iskan art gallery
  • 27. youthmovement/50 Buku ilustrasi tersebut berisi 40 ilustra- si dari 10 puisi, dengan tebal 86 halaman. Karya tersebut kini ia jual secara mandiri dan terbukti laku di pasaran. Banyak orang yang telah mengapresiasi karya Renata dan hal itu membuatnya semakin bersemangat untuk berkarya. Sebagai arek Suroboyo kita harus bangga atas prestasi Renata di bidang desain ilustrasi ini. kita bisa cek karya-karyanya di renataowen.daportfolio.com dan dapat memesan buku ilustrasi The Nonsense Tail dengan menguhubungi renataowen@g- mail.com(ocl) youthmovement/51
  • 28. youthmovement/49 Hobi coret – coretnya sedari kecil ini telah membawa dia menjadi illustrator yang handal dan terbukti karyanya yang apik itu diapresiasi oleh banyak orang, dan salah satu prestasi terbesarnya adalah kolaborasi bersama Giordano itu. Bagi Renata kolaborasi tersebut sangat menyenangkan, karena 2 artwork yang dia buat ini terinspirasi dari musik dan kebebasan anak muda. Sesuai dengan kepribadian Renata yang suka sekali dengan musik dan dongeng. Kesenangannya terhadap dunia meng- gambar ini membuat Renata selalu maksimal dalam berkarya, sehingga membuat nama dan karyanya bisa mencapai pada titik sekarang ini. Bagi Renata awal mula karyanya mulai dikenal adalah ketika ia memenangkan kompetisi desain Danone Aqua dan karyanya itu dipakai sebagai label botol Aqua spesial Temukan Indonesiamu tahun 2013 silam. Dari situlah awal mula karyanya dapat dinikmati oleh semua orang. Tetapi sebelum itu Renata juga sudah rutin mengikuti kompetisi desain lain untuk mengasah skill nya dan menambah pemasukan sejak tahun 2009, berbagai kompetisi pernah dimenangi olehnya. Total ada 10 kompetisi yang pernah dia menangi, yang paling berkesan menurut- nya antara lain TOP 5 Winner Xpresi BCA Card Design Competition 2012, TOP 20 Finalist Damn! I Love Indonesia Sumpah Pemuda Vol 2 dan “Indonesia is More Than Batik” T-Shirt Design Competition – 2012, Best Graduate in Entrepreneurial Spirit Universitas Ciputra 2009 – 2013, dan yang terakhir TOP 3 Pesona Batik Wayang by Kreavi and Java Jazz Festival 2014. Dan karya Renata untuk Java Jazz Festival ini menurutnya adalah karya terdetail yang pernah dia buat, tentu dengan ciri khas gaya gambarnya yang penuh goresan organik, curve, ornament, dan warna-warna pastel. Kecintaannya terhadap ilustrasi , musik dan dongeng ini membuat Renata tertantang untuk terus berkarya lebih besar lagi. Salah satu keproduktivannya adalah sekarang dia telah menerbitkan buku ilustrasi pertamanya yang bercerita tentang visualisai puisi dari cerita klasik Alice in Wonderland oleh Lewis Caroll, dan buku ilustrasi itu dia beri judul “The Nonsense Tail” youthmovement/52 Bisnis yang baru berjalan selama 2 tahun ini telah mendapatkan tanggapan yang begitu besar, terbukti dengan sistem penjualan yang hanya melalui online ini laris manis di pasaran, dan 90% kostumer mereka berasal dari Jakarta. Koleksi yang mereka jual tidak sembarangan , karena semua barang diimport dan diseleksi langsung dari Eropa. Bahkan barang - barang vintage ex-kolektor yang diproduksi tahun 1920an dapat kita temui di koleksi Ruma Manis ini. Bisnis furniture dan interior kini mulai bergerak begitu pesat dan berkembang, salah satu contoh entrepreneur muda Surabaya di bidang tersebut adalah Ruma Manis. Ruma Manis adalah bisnis yang dimiliki oleh dua wanita asal Surabaya, yaitu Saski Primasari dan juga sahabatnya Meida. Kecintaan mereka dalam mengoleksi tea cups, piring cantik, dan barang – barang vintage ini membuat mereka memutuskan untuk membuat online shop khusus barang – barang vintage seperti furniture, interior goods, dan home accecories. Ruma Manis X Ayang Cempaka /photo by Goldy Photography art gallery
  • 29. youthmovement/54 THIS PAGE WILL BE YOURS youthmovement/55 Selain Pop – Up shop mereka juga meramaikan acara dengan membuat drawing class, yaitu menggambar di kartu khusus bersama Ayang Cempaka. Antusias yang besar atas kedatangan Ilustrator Ayang Cempaka spesial dari Dubai ke Surabaya ini terbukti dengan penuhnya kursi kelas meng- gambar yang diadakan selama 2 hari , dari tanggal 25 – 26 oktober lalu. Untuk Pop – Up Shop sendiri berlangsung dari tanggal 25 Oktober – 2 November, dan untuk event selanjutnya di event kedua mereka akan mengadakan acara lagi di kota Jakarta.(ocl) follow @grandstorymagazine di instagram untuk info lebih detail tentang submisi karya kreatif untuk majalah ini. untuk ditampilkan pada edisi selanjutnya. Calling For Submission Werk! /photo by Goldy Photography Full 1 halaman Harga: Rp 18.730.000 / Bulan Harga: Rp 9.365.000 / Bulan F R E E D E S I G N d i s k o n k h u s u s u n t u k p e m a s a n g a n 6 b u l a n - Pembayaran tunai (Cash Advance) - Pembayaran melalui buku terbit Nomor Rek: 1410009881582 (Tedy Setiawan Adi S.) TATA CARA PEMBAYARAN - Data iklan dalam Final Artwork harus sesuai dengan orfer iklan - Photoshop, Adobe Illustrator, Corel resolusi min 30 dpi (.tif, .psd,. eps, .cd) - Image berformat CMYK PERSYARATAN TEKNIS Grand Story Magazine Jl. Abdul Wahab Siamin Kav 9-10 Surabaya Telp. 082233181612 (Tedy) INFORMASI LEBIH LANJUT HUBUNGI: D A F TA R H A R G A I K LA N Harga: Rp 4.682.500 / Bulan 1/2 halaman 1/4 halaman
  • 30. youthmovement/56 Hal yang paling “kena” di telinga saya adalah Bassline mereka yang (kalau boleh saya katakan) sudah sangat jepang sekali. Dan saya tidak menyangka kalau ini bukan band yang memainkan musik instrumental. Saya kira dengan mendengarkan instrument nya saja sudah cukup, namun nyatanya, suara vokal cewek jepang seperti Utada Hikaru ini melengkapi musiknya Album “THE” dari Tricot ini cukup worth- ed untuk didengarkan bagi mereka para penggemar Japanese – Rock seperti Te’, dan Zazen Boys. (phleg) Selalu saja ada hal yang baru dan unik dari Jepang, itulah hal pertama kali yang saya tangkap ketika mendengarkan Tricot. Band asal jepang yang beranggotakan 3 wanita dan 1 pria ini bisa saya katakan cukup jenius dalam hal membuat lagu. Ketukan – ketukan mereka yang tiba – tiba berubah, dan… ada suatu hal lagi yang susah saya utarakan disini. Bagi orang awam yang memainkan musik Breakcore seperti saya, sungguh saya tidak asing dan bisa dengan cepat menikmati beat mereka. /imageviagoodcaramelrecords Genre: Experimental Rock / Progressive Rock / Math Rock /image via joshuaongys.com TRICOT Pada awal tahun 2014 ini, Ruma Manis berkenalan melalui Instagram dengan Ilustrator Indonesia asal Yogyakarta, yaitu Ayang Cempaka, yang kini dia menetap di Dubai. Ayang Cempaka yang namanya sudah tenar dikalangan mancanegara ini juga memiliki brand desain seperti paper goods, art print, greeting cards, and stationery sampai dengan wedding invitation sejak 2013 lalu. Ciri khas ilustrasi Ayang yang selalu bermain dengan cat, warna – warna pastel, dan bunga – bunga ini ternyata sangat cocok dengan kepribadian dua pemilik Ruma Manis. Dari situlah awal mula mereka bertiga kini bersahabat, dan atas kekreatifit- asan yang mereka miliki akhirnya pada tanggal 25 oktober kemarin mereka memu- tuskan untuk berkolaborasi membuat event untuk pertama kalinya, di Surabaya. Kolaborasi antara Ruma Manis dan Ayang Cempaka ini berupa Pop – Up Shop, atau berjualan dadakan di salah satu coffe shop Surabaya, yaitu di Historica Coffe & Pastry di Jalan Sumatera. Total ada 200 produk milik Ayang Cempaka dan 300 pcs koleksi dari Ruma Manis yang dijual disana. youthmovement/53 music review /photo by Goldy Photography
  • 31. youthmovement/58 Secara garis besar 1911 Revolution menceritakan mengenai perjuangan Dr Sun Yat-sen (Winston Chao) dan beberapa pemuda didalam revolusi di daratan China yang semula dibawah kekuasaan dinasti Qing menjadi sebuah Negara China Republik. Dimulai dengan penggalangan dukungan dari negara-negara asing yang dia lakukan selama pengasingannya hingga keberhasi- laannya menggulingkan kerajaan Qing. Pada rubrik movie reference, kami akan mengulas film-film yang sesuai dengan tema yang kami usung pada bulan ini. Semangat Youth Movement yang penuh pemberontakan dan seman- gat perubahan dirasa cocok dengan dua film yang kami sarankan untuk Anda tonton, 1911 Revolution dan Gie. Dua buah film lama yang layak untuk ditonton kembali dan juga merupakan refensi tontonan bagi Anda yang belum pernah menontonnya. Dua film yang akan memberikan kita pelajaran bagaimana tetap menjaga idealisme kita sebagai anak muda dan juga semangat untuk melakukan sebuah perubahan ke arah yang lebih baik. Well, selamat mengobrak-abrik koleksi film lama Anda. Selamat menonton. 1911, merupakan tahun dimana runtuhnya dinasti Qing. Keruntuhan dinasti ini diawali dengan pemberontakan Wuchang yang di pimpin oleh Huang Xing (Jackie Chan) di ikuti dengan pemberontakan pemberon- takan lain di seluruh wilayah China. Perjuan- gan dan pengorbanan para pemuda di seluruh penjuru China untuk melawan tirani kerajaan yang membawa China ke jurang kemelaratan, berhasil merevolusi China menjadi sebuah Negara Republik. Inspirasi terbesar dari film ini adalah bagaimana semangat untuk melakukan perubahan dapat menggerakan seluruh rakyat untuk melakukan sebuah perubahan secara global. Sebuah tirani yang berumur ratusan tahun pun bisa di kalahkan. Soe Hok Gie (Nicholas Saputra), adalah sosok seorang pemuda idealis, kritis dan tajam dalam berpikir. Ketajaman pemikirann- ya lah yang membuatnya menjadi kontribu- tor di sebuah buletin politik kontra pemerin- tahan Soekarno. Secara politik sebenarnya Gie berusaha untuk selalu mengambil sikap netral dan menjadi oposisi dari pemerintah, untuk menjalankan fungsi mahasiswa sebagi fungsi kontrol dari pemerintah. Di kampusn- ya pun awalnya Gie tidak ambil bagian didalam politik kampus, sebelum akhirnya dia menjadikan sahabat terdekatnya Herman (Lukman Sardi) sebagai senat untuk menjaga kenetralan politik kampus. Meskipun film ini lebih banyak berceri- ta mengenai pemikiran – pemikiran sosok Gie dan kehidupan berpolitiknya, kita akan tetap disuguhkan bagaimana kisah percintaan seorang Gie. Kisah cinta segitiga antara Gie, Ira (Sita Nursanti) dan Sita (Wulan Guritno) diselipkan secara apik untuk menggambar- kan bagaimana seorang idealis kritis seperti Gie mengenal cinta. Film ini cocok bagi anak muda yang sedang ber dialektika, belajar mengenai kehidupan, mangalami cinta. Perjalanan hidup seorang gie akan memberikan kita pelajaran bagaimana tetap menjaga idealsme, kepekaan serta ketajaman didalam berpikir dan bertindak, berani mengatakan yang benar adalah benar, dan selalu mejaga prinsip keadilan dan ketidak berpihakan. Sutradara Li Zhang, Jackie Chan Produser Jackie Chan “Revolution seeks eternal happiness for everyone in the world” Lin Juemin “Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan.. Yang kedua, dilahirkan tapi mati muda.. dan yang tersial adalah berumur tua” Soe Hok Gie Pemeran Winston Chao, Jackie Chan, Bingbing Li, Chun Sun, Joan Chen, Wu Jiang, Jaycee Chan, Ge Hu, Jing Ning, Shaoqun Yu, yu-hang To, Zhi-Zhong Huang, Ting Mei. Sutradara Riri Riza Produser Mira Lesmana Pemeran Nicholas Saputra, Wulan Guritno, Indra Birowo, Lukman Sardi, Sita Nursanti, Thomas Nawilis, Jonathan Mulia, Christian Audy, Donny Alamsyah, Robby Tumewu ,Tutie Kirana, Gino Korompis, Surya Saputra, Happy Salma 1911 REVOLUTION /image via capeusa.org /image via wikipedia.org_wiki_berkas_filmgie GIE youthmovement/59 MOVIE REFERENCE
  • 32. youthmovement/57 Sebut saja beberapa nama seperti Alice in Chains, Blonde Redhead, Pearl Jam (di era album Yield), sound yang Mooikite hasilkan ini mengingatkan saya pada band - band tersebut. Penampilan live mereka sepadan dengan hasil rekamannya, bahkan saya lebih menikmatinya ketika melihat mereka secara live. Di saat mengetik kalimat ini, saya pun sudah memutar album ini sebanyak 3 kali. Singkat kata, kalian bisa turut memban- tu mereka untuk produktif dengan mendukung secara membeli lagu Mooikite di iTunes. Ya, album baru Mooikite dengan judul “Strange Invitation” ini sudah bisa dibeli melalui media tersebut, dan merogoh dompet virtual anda pun sepadan dengan memiliki album ini.(phleg/) Band yang sudah berlalu lalang di Surabaya sejak tahun 2007an ini sudah tidak asing lagi buat saya. Pertama kali saya melihat band ini secara langsung adalah pada tahun 2010, kalau tidak salah waktu itu masih beranggotakan 3 orang (CMIIW). Saya tidak pernah mengoleksi lagu mereka, ataupun mendengarkan rekaman mereka, saya hanya selalu melihatnya pada saat live (itulah sebabnya saya tidak pernah ikut ugal - ugalan ketika menyaksikan mereka secara live). Namun di kesempatan kali ini, saya mendapatkan album mereka yang baru saja rilis, "Strange Invitation". Ketika saya meng-klik tombol play di lagu pertama, saya terkagum, hampir bolak - balik tidak menyangka kalau band bisa menghasilkan sound yang sama persis pada saat melihat penampilan mereka secara langsung. Ya, rekaman mereka cukup bersih, dan sound yang mereka mainkan pun meng- ingatkan saya pada band - band alternatif di era 90an. Usaha mereka ini memang pantas untuk menyandang nominasi sebagai New Comer ICEMA di tahun 2012. /photo by Ryanka Genre: Grunge (?) / Alternative / Progressive MOOIKITE youthmovement/60 QUIZ Grand Story Photo Quiz Grand Story adalah majalah bulanan yang berisikan konten lokal kota Surabaya dari mulai pembahasan mengenai figur yang menginspirasi, komunitas yang sedang marak, hingga musik, desain dan seni. upload dan mention hasil foto yang berkaitan dengan Surabaya dengan sudut pandang kalian masing-masing ke instagram @grandstorymagazine dan dapatkan merchandise menarik dari kami. untuk info lebih lanjut follow instagram @grandstorymagazine. P I C K U P P O I N T S music review