Tulisan ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi reproduksi dan pematangan gonad ikan baung, yaitu lingkungan, pakan, dan hormon. Faktor lingkungan seperti suhu dan pakan berpengaruh besar terhadap perkembangan gonad. Pemberian pakan berkualitas dan hormon seperti hCG dan LHRH dapat mempercepat proses reproduksi dan pematangan gonad ikan baung.
2. Latar Belakang.
Ikan baung (Mystus nemurus CV)
merupakan jenis ikan perairan umum yang
mempunyai nilai ekonomis penting.
Benih masih tergantung dari tangkapan
alam.
Untuk pematangan gonad induk baung
yang dipelihara oleh pembenih cenderung
lambat.
3. Penulisan Karya Ilmiah ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh linkungan, pakan dan
penggunaan hormon terhadap reproduksi dan
pematangan gonad ikan baung (Mystus nemurus, CV)
Sebagai sumbangan pemikiran dan informasi bagi
pihak-pihak yang memerlukan informasi dalam
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi
reproduksi dan pematangan gonad ikan baung
(Mystus nemurus, CV)
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan study
pada Fakultas Pertanian Universitas Batanghari.
Tujuan dan Manfaat
4. Pada Karya ilmiah ini penulis membatasi
permasalahan pada factor-faktor yang
mempengaruhi dalam reproduksi dan pematangan
gonad ikan baung (Mystus nemurus C,V) yaitu faktor
lingkungan, faktor pakan dan faktor penggunaan
hormon.
Batasan Masalah.
5. Batasan Masalah.
Pada Karya ilmiah ini penulis membatasi
permasalahan pada factor-faktor yang
mempengaruhi dalam reproduksi dan pematangan
gonad ikan baung (Mystus nemurus C,V) yaitu faktor
lingkungan, faktor pakan dan faktor penggunaan
hormon.
Metode Penulisan.
Karya Ilmiah ini disusun berdasarkan literatur atau
study kepustakaan yang berhubungan dengan
reproduksi dan pematangan gonad ikan baung
6. TINJAUAN PUSTAKA
Taksonomi
Klasifikasi Ikan baung (Gambar 1), Menurut Weber dan
Beaufort (1965) serta Saanin (1968), adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata.
Kelas : Pisces.
Sub Kelas : Teleostei.
Ordo : Ostariophysi.
Sub Ordo : Siluroidea.
Famili : Bagridae.
Genus : Macrones.
Spesies : Macrones nemurus CV.
7. Morfologi
Menurut Tang (2003) ciri-ciri Ikan baung (Mystus nemurus CV.) dapat
dikemukakan sebagai berikut :
Bentuk tubuh panjang, licin dan tidak bersisik.
Kepala kasar dan depres dengan tiga pasang sungut di sekeliling mulut
dan sepasang di lubang pernapasan.
Panjang sungut rahang atas hampir mencapai sirip dubur.
Sirip dada dan sirip punggung masing-masing terdapat duri patil.Sirip
lemak (adipose fin) dibelakang sirip punggung yang kira-kira sama
dengan sirip dubur.
Sirip ekor berpinggiran tegak dan ujung ekor bagian atas memanjang
menyerupai sungut.
Bagian atas Kepala dan badan berwarna coklat kehitam-hitaman
sampai pertengahan sisi badan berwarna coklat kehitam-hitaman
sampai pertengahan sisi badan dan meutih kearah bagian bawah.
8. Habitat dan Penyebaran
Dihulu sungai.
Tidak gemar dengan air jernih atau yg terlalu
berlumpur.
Sungai-sungai yang bercadas aron (cadas yang tidak
keras dan rapuh).
Dikolam yang berdasar pasir dan batuan.
Cukup mengandung bahan organik yang dapat
dimakan.
9. Pertumbuhan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan :
Umur, jenis makanan, kualitas pakan dan padat
penebaran.
Faktor internal (genetik dan kondisi fisiologis ikan )
dan faktor external (pakan dan lingkungan).
Pertumbuhan ; Pola allometrik (b > 3)
Pertambahan berat lebih cepat daripada pertambahan
panjang badan.
Jenis Kelamin ; Pola isometrik (b = 3) pertambahan
berat sebanding dengan pertambahan panjang badan.
10. MASALAH DAN PEMBAHASAN
Untuk mengatasi masalah lambatnya masa
perkembangan gonad pada ikan baung dapat dipacu
dengan memanipulasi 3 faktor :
Faktor Lingkungan.
Faktor Pemberian Pakan.
Faktor Pemberian Hormon.
11. Faktor Lingkungan
Suhu, intensitas cahaya, ph, nitrogen dan metabolitnya,
alkalinitas, kesadahan, arus dan zat buangan yang berbahaya
bagi kehidupan perairan.
Faktor lingkungan yang paling mempengaruhi perkembangan
gonad ikan adalah suhu dan pakan, selain itu periode cahaya dan
musim.
Padat Penebaran.
12. Faktor Pemberian Pakan
Pakan merupakan komponen penting dalam proses
pematangan gonad, karena proses vitelogenesis
membutuhkan nutrient, kualitas telur sangat ditentukan
oleh kandungan nutrient yand ada dalam pakan, baik
kualitas maupun kuantitas yang terdiri dari :
Protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral serta
energy.
Untuk perkembangan reproduksi, induk membutuhkan
pakan dengan kandungan asam lemak esensial yang cukup
dengan profil tertentu.
Protein merupakan komponen essensial yang dibutuhkan
untuk reproduksi pada kuning telur.
13. Faktor Pemberian Hormon.
Kurangnya tersedia hormon reproduksi didalam tubuh
ikan terutama hormon gonadotropin dan hormon-
hormon lainnya yang dibutuhkan dalam perkembangan
ovary untuk proses tersebut tidak dapat berlangsung
secara normal dan sempurna. prosesnya akan lebih baik
jika menggunakan manipulasi hormon yaitu :
Kombinasi Human Chorionic Gonadotropin (hCG) dan
Ekstrak Kelenjer Hipofisa Ikan Mas.
LHRH Analog dan 17α Metiltestosteron.
14. KESIMPULAN DAN SARAN
Untuk mengatasi masalah lambatnya masa
perkembangan gonad pada ikan baung dapat dipacu
dengan memanipulasi 3 faktor :
memperhatikan lingkungan/tempat ikan hidup
(suhu, pH, O2 dll) yang sesuai,
Pemberian Pakan yang baik, dari segi kualitas
(Protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral)
maupun dari segi kuantitas yang cukup, dan
Pemberian hormon-hormon lainnya yang
dibutuhkan dalam perkembangan ovary .
15. KESIMPULAN DAN SARAN
Pemberian hormon Kombinasi hCG dan Ekstrak
Kelenjer Hipofisa Ikan Mas pada ikan baung dapat
digunakan
hCG 200-600 iu/kg bobot tubuh induk betina
dan CPE 2 dosis pada induk yang memiliki
diameter telur lebih besar dari 1.00 mm pada
suhu air penampungan induk dan penetasan
sekitar 28,00C s/d 30,00C.
16. KESIMPULAN DAN SARAN
Pemberian hormon LHRH Analog dan 17α
Metiltestosteron pada ikan baung dapat dilakukan
dengan cara :
Penyuntikan secara periodik dengan hormon LHRHa
dosis 0-50µg/kg yang dikombinasikan dengan 17α-
metiltosteron dosis 128-200 µg/kg bobot tubuh
melalui emulsi W/OW.