Evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter Aswaja di era merdeka belajar membahas evaluasi pendidikan karakter, konsep pendidikan karakter Aswaja, dan perlunya mengajarkan pendidikan karakter Aswaja di sekolah umum agar siswa memahami ajaran Islam sesuai Aswaja.
Jurnal yang membahas tentang analisis kebijakan penguatan pendidikan karakter dalam mewujudkan pelajar Pancasila di sekolah.
Mata kuliah Kebijakan Pendidikan Islam
Jurnal yang membahas tentang analisis kebijakan penguatan pendidikan karakter dalam mewujudkan pelajar Pancasila di sekolah.
Mata kuliah Kebijakan Pendidikan Islam
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdfUlfa Izzah
Â
Salah satu unsur yang bertanggung jawab dalam proses pendidikan adalah guru. Pendidik memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran sehingga dituntut untuk memenuhi syarat teoritis dan praksis tertentu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Pendidik pada hakekatnya
adalah orang yang telah mendapat amanah dan memiliki tanggung jawab akhirat dalam mendidik, membimbing, mengarahkan dan mengantarkan peserta didik menuju pintu gerbang kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu
penting bagi pendidik untuk mengetahui tugas dan tanggung jawabnya serta memiliki etika dan sifat pendidik yang dilandasi oleh ajaran Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui secara detail pengertian dan
istilah pendidik dalam Islam, kedudukan pendidik dalam Islam, tugas dan tanggung jawab pendidik dalam Islam, etika pendidik dalam Islam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan
sejarah. Sebagai studi kepustakaan, penelitian ini menggunakan sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan topik penelitian. Sumber tertulis tersebut diteliti dengan menggunakan metode analisis data yaitu dianalisis, disajikan, kemudian
ditarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah pendidik yang baik ditinjau dari Islam adalah pendidik yang memperhatikan tugas dan tanggung jawabnya terhadap peserta didik, yang dilandasi iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta mampu mengembangkan potensi yang ada baik secara fisik maupun fisik. mental (fisik, psikologis, dan spiritual).
Ringkasan buku Pola Pendidikan Ar RafiTedy Dradjat
Â
Buku ini disiapkan sebagai sumbangan pemikiran terhadap usaha Pemerintah dalam memperbaiki dan menyempurnakan Kurikulum 2006 menjadi Kurikulum 2013, yang saat ini menjadi perdebatan, maka sesuai dengan firman Allah Swt: apabila terjadi perbedaan pendapat tentang segala sesuatu, maka kembalikan kepada Tuhan dan RasulNya [Qs. An Nisaa (4): 59].
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdfUlfa Izzah
Â
Salah satu unsur yang bertanggung jawab dalam proses pendidikan adalah guru. Pendidik memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran sehingga dituntut untuk memenuhi syarat teoritis dan praksis tertentu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Pendidik pada hakekatnya
adalah orang yang telah mendapat amanah dan memiliki tanggung jawab akhirat dalam mendidik, membimbing, mengarahkan dan mengantarkan peserta didik menuju pintu gerbang kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu
penting bagi pendidik untuk mengetahui tugas dan tanggung jawabnya serta memiliki etika dan sifat pendidik yang dilandasi oleh ajaran Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui secara detail pengertian dan
istilah pendidik dalam Islam, kedudukan pendidik dalam Islam, tugas dan tanggung jawab pendidik dalam Islam, etika pendidik dalam Islam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan
sejarah. Sebagai studi kepustakaan, penelitian ini menggunakan sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan topik penelitian. Sumber tertulis tersebut diteliti dengan menggunakan metode analisis data yaitu dianalisis, disajikan, kemudian
ditarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah pendidik yang baik ditinjau dari Islam adalah pendidik yang memperhatikan tugas dan tanggung jawabnya terhadap peserta didik, yang dilandasi iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta mampu mengembangkan potensi yang ada baik secara fisik maupun fisik. mental (fisik, psikologis, dan spiritual).
Ringkasan buku Pola Pendidikan Ar RafiTedy Dradjat
Â
Buku ini disiapkan sebagai sumbangan pemikiran terhadap usaha Pemerintah dalam memperbaiki dan menyempurnakan Kurikulum 2006 menjadi Kurikulum 2013, yang saat ini menjadi perdebatan, maka sesuai dengan firman Allah Swt: apabila terjadi perbedaan pendapat tentang segala sesuatu, maka kembalikan kepada Tuhan dan RasulNya [Qs. An Nisaa (4): 59].
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
Â
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Evaluasi Pendidikan Karakter Aswaja di era Merdeka Belajar.docx
1. Evaluasi Pendidikan Karakter ASWAJA di era Merdeka Belajar Page 1
EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA DI ERA MERDEKA
BELAJAR
Ni’matu Zuhro
PASCASARJANA INAIFAS JEMBER
nikmazuhro27@gmail.com
ABSTRAK
Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat urgen dalam
menentukan karakter dan warna generasi muda dan menjadi tolak ukur
kemajuan suatu bangsa. Salah satu bentuk pendidikan di Indonesia adalah
pendidikan karakter aswaja, yang merupakan salah satu bentuk pendidikan
Islam. Pelaksanaan pendidikan karakter aswaja masih terbatas
diselenggarakan di madrasah-madrasah/Pesantren Ma’arif saja dan menjadi
kurikulum muatan lokal yang sifatnya optional. Alangkah baiknya kalau
pendidikan karakter aswaja diberikan juga di madrasah-madrasah/sekolah-
sekolah umum dan bisa masuk dalam pendidikan Islam yang bukan hanya
sebagai kurikulum lokal. Dengan demikian diharapkan akan tercapai
pemahaman siswa yang baik tentang pendidikan karakter Aswaja sehingga
peserta didik mempunyai pedoman dan acuan dalam menjalankan ajaran Islam
serta meningkatkan pengetahuan dan keyakinan peserta didik terhadap paham
Aswaja di era merdeka belajar ini.
Kata Kunci: Evaluasi, Pendidikan Karakter ASWAJA, Merdeka Belajar
ABSTRACT
Education is one of components that is very urgent in determining the character
and color of the younger generation and becomes a benchmark for the progress
of a nation. One of education in Indonesia is aswaja character education, which
is a form of Islamic education. The implementation of aswaja character
education is still limited to being held in madrasas/Ma'arif Islamic Boarding
Schools only and becomes an optional local content curriculum. It would be nice
if aswaja character education was also given in madrasas/public schools and
could be included in Islamic education which is not only a local curriculum.
Thus, it is hoped that a good student understanding of Aswaja character
education will be achieved so that students have guidelines and references in
carrying out Islamic teachings and increase students' knowledge and
confidence in Aswaja understanding in this era of independent learning
Keywords: EVALUATION, ASWAJA CHARACTER EDUCATION,
INDEPENDENT LEARNING
2. Evaluasi Pendidikan Karakter ASWAJA di era Merdeka Belajar Page 2
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat urgen dalam
menentukan karakter dan warna generasi muda dan menjadi tolak ukur
kemajuan suatu bangsa, dalam pendidikan terjadi proses interaksi yang
meliputi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) serta keterampilan
(spikomotorik). Dengan adanya tiga aspek dalam pendidikan yang saling
melengkapi itu, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk
perbaikan moral, melatih intelektual yang bermuara menjadi perubahan tingkah
laku peserta didik menjadi lebih baik lagi.(Ab Marisyah et al., 2019, p. 1515)
Pendidikan juga merupakan alat untuk pembudayaan dan peningkatan kualitas
manusia. (Hujair & Sanaky, 2003, p. 4)
Seperti halnya kita ketahui bahwa pendidikan di Indonesia diatur
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 2: Pendidikan
nasional adalah pendidikan yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Sedangkan tujuan pendidikan Nasional terdapat dalam
pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”
Dilihat dari tujuan pendidikan nasional tersebut, dapat kita tarik benang
merah bahwa pendidikan di Indonesia mengarah kepada pendidikan karakter.
Pendidikan karakter merupakan sesuatu yang baik. Dalam Islam karakter
identik dengan akhlak, yaitu kecenderungan jiwa untuk bersikap atau bertindak
secara otomatis.(Fathurrohman, 2014, p. 4)
3. Evaluasi Pendidikan Karakter ASWAJA di era Merdeka Belajar Page 3
Pendidikan karakter harus dilaksanakan dalam dunia pendidikan untuk
meminimalisir kemerosotan moral yang saat ini sangat dirasakan baik di
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pendidikan karakter
mencakup 18 nilai karakter, yakni religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan dan
nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung
jawab.(unknown, 2017a, p. 1) Dari kedelapan belas nilai karakter tersebut
tentunya memiliki satu kesatuan dan saling berkesinambungan antara satu
dengan yang lain dalam penanaman pendidikan karakter secara utuh, namun
nilai karakter religius (sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan
hidup rukun dengan pemeluk agama lain) sangat menarik untuk dibahas,
terutama nilai religius yang berkaitan dengan pemahaman tentang pendidikan
Islam yang benar. Penanaman pendidikan Islam yang sempurna dapat
direalisasikan dalam pendidikan karakter ahlusunnah wal jamaah (ASWAJA)
An-Nahdhiyah dengan harapan dapat melahirkan individu yang utuh, yang
mempunyai pemahaman sesuai dengan kaidah ahlussunnah wal jama’ah yang
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berfungsi bagi pembangunan
bangsa dan Negara serta agama sesuai dengan Pancasila
Dari uraian di atas, penulis ingin membahas tentang evaluasi
pelaksanaan pendidikan karakter aswaja di era merdeka belajar.
PEMBAHASAN
1. EVALUASI
Istilah evaluasi sering kita pahami sebagai ujian atau tes, hal ini sangat
berkaitan namun tidak mencakup semua makna evaluasi pembelajaran itu
sendiri. Ujian atau tes merupakan salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk
4. Evaluasi Pendidikan Karakter ASWAJA di era Merdeka Belajar Page 4
menjalankan proses evaluasi. Dalam evaluasi setidaknya terdapat tiga konsep,
yaitu: memberikan pertimbangan (judgement), nilai (value), dan arti (worth).
Evaluasi adalah cara untuk menilai apakah suatu kebijakan atau
program sudah berjalan dengan baik atau tidak. (Sholehuddin, 2020, p. 32) Jika
merujuk pada Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat 1 disebutkan bahwa “evaluasi dilakukan
dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak berkepentingan,
diantaranya terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan”. Dengan
demikian maka evaluasi merupakan faktor penting yang menjadi salah satu
tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran.
2. PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA
Istilah ASWAJA sudah tidak asing bagi kita dan sering kita dengar baik di
lingkungan pendidikan atau masyarakat Islam, namun tidak sedikit dari
masyarakat yang tidak memahami dengan jelas apakah ASWAJA itu sendiri.
Aswaja merupakan singkatan dari Ahlussunnah wal Jama’ah. Ada tiga
kata yang membentuk istilah tersebut, yaitu: ahl, al-Sunnah dan al-Jamaah.
ď‚· Ahl, berarti keluarga, golongan, atau pengikut.
ď‚· Al-Sunnah, secara bahasa bermakna jalan atau cara.
 Al-Jama’ah, artinya mengumpulkan sesuatu, dengan mendekatkan
sebagian ke sebagian lain. Jama’ah yakni sekelompok orang atau manusia
yang berkumpul berdasarkan satu tujuan.
Pendapat lain mengatakan “Ahlusunnah ialah penganut sunnah Nabi, wal
jama’ah ialah penganut I’tiqad sebagai I’tiqad jama’ah sahabat-sahabat
Nabi”.(Abbas, 1995, p. 30) Jadi dapat disimpulkan bahwa Ahlusunnah wal
jama’ah adalah golongan yang mengikuti ajaran rasulullah dan para sahabat-
sahabatnya.
5. Evaluasi Pendidikan Karakter ASWAJA di era Merdeka Belajar Page 5
Jika pendidikan merupakan suatu tindakan sadar yang bertujuan untuk
membentuk watak dan tingkah laku secara terencana, terarah, dan sistematis
maka terkhusus untuk pendidikan agama Islam harus mengarah pada
terbentuknya karakter, sikap, dan perilaku peserta didik yang mencerminkan
nilai-nilai Aswaja.(Siswanto, 2019) Salah satu cara untuk mengenal aswaja di
Indonesia adalah melalui pendidikan karakter Aswaja An-Nahdhiyah.
Pendidikan karakter Aswaja An-Nahdhiyah adalah salah satu bentuk
pendidikan Islam, yang mempunyai tujuan mengembangkan berbagai aspek
kehidupan yang didasari nilai-nilai agama Islam.(Nurhidayati, 2020, p. 25)
Menurut KH. Ahmad Dahlan konsep pendidikan Islam sebagai suatu sistem
pendidikan yang integral, beliau ingin mengintegrasikan ilmu pengetahuan,
bercorak intelektual, menjaga keseimbangan moral dan religius. Aspek
pandangan KH. Ahmad Dahlan meliputi: tujuan pendidikan Islam,
materi/kurikulum pendidikan Islam dan metode/teknik pengajaran. (Ab Marisyah
et al., 2019, p. 3)
Pendidikan karakter aswaja adalah pendidikan yang paling tidak
mencakup 3 prinsip ( pokok ajaran Islam), yakni : akidah (tauhid), amaliah
(syariah) dan akhlak (tasawuf).(unknown, 2017a) Dalam karakter pendidikan
Aswaja harus mencakup nilai-nilai tawassuth, i’tidal, tasamuh, tawazun dan
amar ma’ruf nahi munkar.(unknown, 2014)
1. Tawassuth.
Tawassuth berarti pertengahan, maksudnya menempatkan diri antara dua
kutub dalam berbagai masalah dan keadaan untuk mencapai kebenaran
serta menghindari keterlanjuran ke kiri atau ke kanan secara berlebihan
2. I’tidal.
I’tidal berarti tegak lurus, tidak condong ke kanan dan tidak condong ke
kiri.I’tidal juga berarti berlaku adil, tidak berpihak kecuali pada yang benar
dan yang harus dibela.
6. Evaluasi Pendidikan Karakter ASWAJA di era Merdeka Belajar Page 6
3. Tasamuh.
Tasamuh berarti sikap toleran pada pihak lain, lapang dada, mengerti dan
menghargai sikap pendirian dan kepentingan pihak lain tanpa mengorbankan
pendirian dan harga diri, bersedia berbeda pendapat, baik dalam masalah
keagamaan maupun masalah kebangsaan, kemasyarakatan, dan
kebudayaan.
4. Tawazun.
Tawazun berarti keseimbangan, tidak berat sebelah, tidak kelebihan sesuatu
unsur atau kekurangan unsur lain.
5. Amar ma’ruf nahi munkar.
Amar ma’ruf nahi munkar artinya menyeru dan mendorong berbuat baik
yang bermanfaat bagi kehidupan duniawi maupun ukhrawi, serta mencegah
dan menghilangkan segala hal yang dapat merugikan, merusak, merendahkan
dan atau menjerumuskan nilai-nilai moral keagamaan dan kemanusiaan.
Adapun kurikulum pendidikan Aswaja sendiri mencakup tentang: Bentuk
dan sistem keorganisasian NU, Sejarah perjuangan NU, Kepemimpinan NU,
Sumber hukum Islam, Memahami dan mengamalkan ajaran Islam Sunah dan
bid’ah, Pemikiran dan amaliyah NU, Firqah dalam Islam, Ma’had khairu ummah,
al-Ukhuwah al-Nahdiyyah al-Syakhsyiyah al-Nahdiyyah, al-Qa’idah al-Fiqhiyyah
dasar perilaku jamaah Nahdiyyah dan Kebesaran NU.(unknown, 2017b)
Pembelajaran aswaja bertujuan untuk memperkenalkan dan
menanamkan nilai-nilai I’tiqad Aswaja secara keseluruhan kepada peserta
didik, sehingga nantinya akan menjadi muslim yang terus berkembang dalam
hal keyakinan, ketakwaan kepada Allah SWT., serta berakhlak mulia dalam
kehidupan individual maupun masyarakat, sesuai dengan tuntunan ajaran
Islam.
7. Evaluasi Pendidikan Karakter ASWAJA di era Merdeka Belajar Page 7
Menurut aspek pandangan KH. Ahmad Dahlan tentang materi atau
kurikulum pendidikan islam bisa diajarkan melalui dua macam sekolah, yakni
sekolah umum dan sekolah yang didirikan sendiri (madrasah/pesantren).
Dengan demikian maka pendidikan karakter Aswaja bisa diajarkan di dua
bentuk sekolah tersebut. Namun seperti yang kita ketahui, pendidikan karakter
Aswaja hanya diajarkan di lingkungan sekolah/madrasah/kampus tertentu saja
yang ada di bawah naungan Ma’arif, dan hanya sebatas menjadi kurikulum
muatan lokal, yang pelaksanaanya notabene hanya sebagai kurikulum pilihan
yang bersifat sunnah dengan durasi pembelajaran yang minim, sedangkan di
sekolah/madrasah/kampus umum tidak diberikan. Hal ini dapat menyebabkan
output siswa yang bukan dari lembaga ma’arif atau pesantren sangat minim
pengetahuan tentang I’tiqad ahlussunnah wal jamaah, menjadi manusia yang
tidak bermoderasi agama bahkan sampai mengikuti firqoh-firqoh lain karena
minimnya pengetahuan mereka tentang pendidikan karakter yang terdapat
dalam Aswaja.
3. MERDEKA BELAJAR
Saat ini menteri pendidikan dan kebudayaan sedang mencanangkan
kebijakan baru dalam dunia pendidikan, yakni “merdeka belajar”. Merdeka
belajar memiliki maksud bahwa unit pendidikan/sekolah, guru dan muridnya
mempunyai kebebasan untuk berinovasi, belajar dengan mandiri, dan kreatif
serta pendidikan berpusat pada siswa. Dalam kebijakan merdeka belajar
terfokus pada empat program yang mengalami perubahan, diantaranya : Ujian
Sekolah Berstandar Nasional (USBN) diselenggarakan oleh sekolah, Ujian
Nasional (UN) berubah menjadi asesmen berbasis kompetensi minimum
(AKM), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disederhanakan menjadi
satu lembar, dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) bersistem
Zonasi. (Kemendikbud, 2019)
Dengan adanya program “merdeka belajar” diharapkan pendidikan di
Indonesia mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Selain itu, pendidikan di
8. Evaluasi Pendidikan Karakter ASWAJA di era Merdeka Belajar Page 8
Indonesia mejadi lebih maju, berkualitas dan sesuai dengan harapan semua
masyarakat Indonesia serta searah dengan yang telah diamanatkan oleh UUD
1945.(Mustaghfiroh, 2020, p. 3) Dengan adanya gerakan merdeka belajar ini
peluang pendidikan karakter aswaja mempunyai ruang untuk bisa diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, terkhusus untuk guru pendidikan agama
Islam bagaimana bisa berinovasi mengemas pendidikan karakter aswaja
dalam pembelajaran PAI yang ada di sekolah.
Fungsi pendidikan aswaja adalah menanamkan nilai-nilai dasar Aswaja
kepada peserta didik sebagai pedoman dan acuan dalam menjalankan ajaran
Islam, meningkatkan pengetahuan dan keyakinan peserta didik terhadap
paham Aswaja, sehingga mereka dapat mengetahui sekaligus dapat
mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya, memperbaiki
kesalahan-kesalahan dan kelemahan- kelamahan peserta didik dalam
menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, dan memupuk
keyakinan peserta didik tentang ajaran Aswaja yang sesungguhnya, sehingga
dapat mengamalkan dan menjalankan ajaran Islam dengan benar dan penuh
keyakinan.(unknown, 2017b)
Besar harapan bagi pendidikan karakter aswaja agar terinklud dalam
program merdeka belajar baik melalui kurikulum tertulis atau hidden kurikulum
dan tidak hanya menjadi pelajaran muatan lokal di madrasah atau sekolah
tertentu, tetapi juga diterapkan di sekolah umum. Jika konsep Merdeka
Belajar dilaksanakan secara baik diharapkan bisa menjadi tonggak bagi
majunya pendidikan di Indonesia, sekaligus bagi majunya bangsa Indonesia
sebagai sebuah bangsa yang unggul di berbagai bidang terutama di bidang
agama Islam.
PENUTUP
Salah satu bentuk pendidikan di Indonesia adalah pendidikan karakter
aswaja, yang merupakan salah satu bentuk pendidikan Islam. Pendidikan
9. Evaluasi Pendidikan Karakter ASWAJA di era Merdeka Belajar Page 9
karakter Aswaja mempunyai 3 prinsip penting, yakni akidah (tauhid), amaliah
(syariah) dan akhlak (tasawuf). Sedangkan kriteria Pendidikan karakter Aswaja
meliputi : Tawassuth, I’tidal, Tasamuh, Tawazun dan amar ma’ruf nahi
mungkar. Pelaksanaan pendidikan karakter aswaja masih terbatas
diselenggarakan di madrasah-madrasah/Pesantren Ma’arif saja dan menjadi
kurikulum muatan lokal yang sifatnya optional dengan alokasi waktu yang
sangat minim sekali.
Kita sangat berharap kalau pendidikan karakter aswaja diberikan juga di
madrasah-madrasah/sekolah-sekolah/universitas umum dan bisa masuk dalam
pendidikan Islam baik melalui kurikulum muatan lokal ataupun dalam hidden
kurikulum. Dengan demikian diharapkan akan tercapai pemahaman siswa
yang baik tentang pendidikan karakter Aswaja sehingga peserta didik
mempunyai pedoman dan acuan dalam menjalankan ajaran Islam serta
meningkatkan pengetahuan dan keyakinan peserta didik terhadap paham
Aswaja. Semua bisa terwujud salah satunya dengan adanya peningkatan
kreatifitas dan inovasi dari masing-masing guru bagaimana mengemas
pendidikan karakter aswaja dalam pembelajaran-pembelajaran yang dilakukan
kepada siswa di era merdeka belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Ab Marisyah, Firman, & Rusdinal. (2019). PEMIKIRAN KI HADJAR
DEWANTARA TENTANG PENDIDIKAN. Jurnal Pendidikan Tambusai, 3,
1514–1519.
Abbas, S. (1995). I’tiqad Ahlussunnah Wal-jama’ah. Pustaka Tarbiyah.
Fathurrohman. (2014). Konservasi Pendidikan Karakter Islami dalam Hidden
Curriculum Sekolah. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 02.
Hujair, A., & Sanaky. (2003). Paradigma Pendidikan Islam Membangun
Masyarakat Madani Indonesia. Safira Insania Press.
10. Evaluasi Pendidikan Karakter ASWAJA di era Merdeka Belajar Page 10
Kemendikbud. (2019, Desember).
Https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/12/mendikbud-tetapkan-empat-
pokok-kebijakan-pendidikan-merdeka-belajar. Mendikbud Tetapkan Empat
Pokok Kebijakan Pendidikan “Merdeka Belajar.”
Mustaghfiroh, S. (2020). KONSEP “MERDEKA BELAJAR” PERSPEKTIF
ALIRAN PROGRESIVISME JOHN DEWEY. Edureligia, 04.
Nurhidayati, T. (2020). Inovasi model pembelajaran PENDIDIKAN agama Islam
berbasis multiple intelegences system bagi siswa sekolah dasar. Literasi
Nusantara.
Sholehuddin. (2020). Pendidikan Islam di Kota Metropolis. PT. Cita Intrans
Selaras.
Siswanto. (2019). Https://iqra.id/Pendidikan-Karakter-Berbasis-Ahlussunnah-
Wa-al-Jamaah-217084/ [Wacana Agama].
unknown. (2014). Https://alimpolos.blogspot.com/2014/06/pengertian-aswaja-
karakteristik-aswaja.html.
unknown. (2017a). Https://penkarlisweb.blogspot.com/2017/11/macam-macam-
pendidikan.html.
unknown. (2017b). Www.jejakpendidikan.com/2017/09/pendidikan-
ahlussunnah-wal-jamaah-aswaja.html. Portal Pendidikan Indonesia.