SlideShare a Scribd company logo
KELOMPOK 2                         IKDSERIZAWA ANGGOTA 	: ,[object Object]
Catra P
EkoOdie S
Helmi Y
Kandar S
Marfin S,[object Object]
Kasus euthanasia WanitaDalamKasus Euthanasia Di Korea Selatan MeninggalDunia   DitulisOleh Administrator     Monday, 11 January 2010  Para pejabatmedisdi Korea Selatan mengatakan, wanitaumur 77 tahun yang mengalamimatiotak, telahmeninggaldunia, setelahlebihdari 200 hariditanggalkandarialat bantu hidup. Iniadalahkasuspertama euthanasia secarahukum.  Tim dokterdi RS Severance di Seoul mengatakan, wanita yang hanyadipanggil Kim itu, dinyatakantutupusiaAhad sore, 202 harisetelahsebuahperintahpengadilanmemaksaparadokteruntukmencabutnyadari respirator. DiaterusbernafassendirisejakbulanJunitahunlalu, danterusmenerimanutrisi. MahkamahAgung Korea Selatan Junilalumenegakkankeputusanperadilanlebihrendah, yang membenarkantimdoktermenanggalkanalat bantu hidupbagiseorangpasien yang beradadalamkeadaankomapermanen. Menurutperadilan, perawatanmedisterus-menerusterhadappasienseperti Kim berpotensimerusakhargadirinyasebagaimanusia./VOA   
ASPEK HUKUM Euthanasia ditinjaudaripandanganhukum Berdasarkanhukumdi Indonesia makaeutanasiaadalahsesuatuperbuatan yang melawanhukum, halinidapatdilihatpadaperaturanperundang-undangan yang adayaitupadaPasal 344 KitabUndang-undangHukumPidana yang menyatakanbahwa "Barangsiapamenghilangkannyawaorang lain ataspermintaanorangitusendiri, yang disebutkannyadengannyatadansungguh-sungguh, dihukumpenjaraselama-lamanya 12 tahun". Jugademikianhalnyanampakpadapengaturanpasal-pasal 338, 340, 345, dan 359 KUHP yang jugadapatdikatakanmemenuhiunsur-unsurdelikdalamperbuataneutanasia. Dengandemikian, secara formal hukum yang berlakudinegarakitamemangtidakmengizinkantindakaneutanasiaolehsiapa pun. KetuaumumpengurusbesarIkatanDokter Indonesia (IDI) FaridAnfasalMoeloekdalamsuatupernyataannya yang dimuatolehmajalah Tempo Selasa 5 Oktober 2004 [12]menyatakanbahwa : Eutanasiaatau "pembunuhantanpapenderitaan" hinggasaatinibelumdapatditerimadalamnilaidannorma yang berkembangdalammasyarakat Indonesia. "Euthanasia hinggasaatinitidaksesuaidenganetika yang dianutolehbangsadanmelanggarhukumpositif yang masihberlakuyakni KUHP
Pasaltentang euthanasia Pasal-pasaldalam KUHP menegaskanbahwa euthanasia baikaktifmaupunpasiftanpapermintaanadalahdilarang. Demikian pula dengan euthanasia aktifdenganpermintaan. Berikutadalahbunyipasal-pasaldalam KUHP tersebut:Pasal 338: “Barangsiapadengansengajamenghilangkanjiwaorang lain karenapembunuhanbiasa, dihukumdenganhukumanpenjaraselama-lamanya lima belastahun.”Pasal 340: “Barangsiapadengansengaja & direncanakanlebihdahulumenghilangkanjiwaorang lain, karenabersalahmelakukanpembunuhanberencana, dipidanadenganpidanamatiataupenjaraseumurhidupataupenjarasementaraselama-lamanyaduapuluhtahun.”Pasal 344: “Barangsiapamenghilangkanjiwaorang lain ataspermintaanorangitusendiri, yang disebutkannyadengannyata & sungguh-sungguhdihukumpenjaraselama-lamanyaduabelastahun.”Pasal 345: “Barangsiapadengansengajamembujukorang lain untukbunuhdiri, menolongnyadalamperbuatanituataumemberisaranakepadanyauntukitu, diancamdenganpidanapenjara paling lama empattahun, kalauorangitujadibunuhdiri.”Pasal 359: “Menyebabkanmatinyaseseorangkarenakesalahanataukelalaian, dipidanadenganpidanapenjaraselama-lamanya lima tahunataupidanakurunganselama-lamanyasatutahun
Medicolegal `Dari segimedicolegal (medis), seorangdokter yang melakukan euthanasia ataumembantuorang yang bunuhdiritelahmelakukantindakanmelanggarhukum. Argumenterakhiradalahsulitnyauntukmelegalisir euthanasia karenasulitnyamembuatstandarprosedur yang efektif. Lebihjauhlagi, melegalisir voluntary euthanasia dapatmengarahkepadadilakukannya involuntary euthanasia danmembuatorang-oranglemahsepertioranglanjutusiadanparacacatberadadalamrisiko. Selanjutnyahalinijugadapatmemberikantekanankepadamereka yang merasadiabaikanataumerasasebagaibebankeluargaatauteman. PengalamandinegeriBelandatelahmembuktikankonsep slippery slope.
Sosialekonomi Ditinjaudariaspeksosialbudaya,mungkinseseorang yang mengajukanpermohonan euthanasia khususnyabagikalangantidakmampu,telahtidakmemilikibiayauntukmelakukanpengobatan.olehkarenaitupihakkeluargamemintadokteruntukmelaksanakan euthanasia.
Kodeetik Kedeetikkedokteran IndonesiaDalam KODEKI pasal 2 dijelaskanbahwa; “seorangdokterharussenantiasaberupayamelaksanakanprofesinyasesuaidenganstandarprofesitertinggi”. Jelasnyabahwaseorangdokterdalammelakukankegiatankedikterannyasebagaiseorangprofesidikterharussesuaidenganilmukedikteranmutakhir, hukumdan agama.KODEKI pasal 7d jugamenjelaskanbahwa “setiapdokterharussenantiasamengingatakankewajibanmelindungihidupinsani”. Artinyadalamsetiaptindakandokterharusbertujuanuntukmemeliharakesehatandankebahagiaaanmanusia. Jadidalammenjalankanprifesinyaseorangdoktertidakbolehmelakukan;Menggugurkankandungan (AbortusProvocatus),mengakhirikehidupanseorangpasien yang menurutilmudanpengetahuantidakmungkinakansembuhlagi (euthanasia),Mengenai euthanasia, dapatdigunakandalamtigaarti ;1. Berpindahnyakealambakadengantenangdanamantanpapenderitaan, buat yang berimandengannama Allah dibibir,2. Waktuhidupakanberakhir (sakaratulmaut) penderitaanpasiendiperingandenganmemberikanobatpenenang,3. Mengakhiripenderitaandariseorangsakitdengansengajaataspermintaanpasiensendiridankeluarganya.[2]Adapununsur-unsurdalampengertian euthanasia dalampengertiandiatasadalah:1. Berbuatseauatuatautidakberbuatsesuatu,2. Mengakhirihidup, mempercepatkematian, atautidakmemperpanjanghiduppasien,3. Pasienmenderitasuatupenyakit yang sulituntukdisembuhkan,4. Ataspermintaanpasiendankeluarganya,5. Demikepentinganpasiendankeluarganya.
Pandangan agama islam Sepertidalam agama-agama Ibrahimlainnya (YahudidanKristen), Islammengakuihakseseoranguntukhidupdanmati, namunhaktersebutmerupakananugerahAllahkepadamanusia. Hanya Allah yang dapatmenentukankapanseseoranglahirdankapaniamati (QS 22: 66; 2: 243). Olehkarenaitu, bunuhdiridiharamkandalamhukum IslammeskipuntidakadateksdalamAl QuranmaupunHadis yang secaraeksplisitmelarangbunuhdiri. Kendatidemikian, adasebuahayat yang menyiratkanhaltersebut, "Dan belanjakanlah (hartamu) dijalan Allah, danjanganlahkamumenjatuhkandirimusendirikedalamkebinasaan, danberbuatbaiklah, karenasesungguhnya Allah menyukaiorang-orang yang berbuatbaik." (QS 2: 195), dandalamayat lain disebutkan, "Janganlahengkaumembunuhdirimusendiri," (QS 4: 29), yang maknalangsungnyaadalah "Janganlahkamusalingberbunuhan." Dengandemikian, seorangMuslim (dokter) yang membunuhseorang Muslim lainnya (pasien) disetarakandenganmembunuhdirinyasendiri.[25] Eutanasiadalamajaran Islam disebutqatlar-rahmahatautaisir al-maut (eutanasia), yaitusuatutindakanmemudahkankematianseseorangdengansengajatanpamerasakansakit, karenakasihsayang, dengantujuanmeringankanpenderitaansisakit, baikdengancarapositifmaupunnegatif. Padakonferensipertamatentangkedokteran Islam diKuwaittahun 1981, dinyatakanbahwatidakadasuatualasan yang membenarkandilakukannyaeutanasiaataupunpembunuhanberdasarkanbelaskasihan (mercy killing) dalamalasanapapunjuga

More Related Content

Similar to Euthanasia

MAKALAH HUKUM KESEHATAN EUTHANASIA.pdf
MAKALAH HUKUM KESEHATAN EUTHANASIA.pdfMAKALAH HUKUM KESEHATAN EUTHANASIA.pdf
MAKALAH HUKUM KESEHATAN EUTHANASIA.pdf
NurmaYanti40
 
Euthanasia dalam islam (analisis fiqh dan hukum positif di indonesia)
Euthanasia dalam islam (analisis fiqh dan hukum positif di indonesia)Euthanasia dalam islam (analisis fiqh dan hukum positif di indonesia)
Euthanasia dalam islam (analisis fiqh dan hukum positif di indonesia)
hanunropi
 
Euthanasia dalam perspektif hukum islam
Euthanasia dalam perspektif hukum islamEuthanasia dalam perspektif hukum islam
Euthanasia dalam perspektif hukum islam
hanunropi
 
Euthanasia dalam pandangan_etika_secara_agama_isla
Euthanasia dalam pandangan_etika_secara_agama_islaEuthanasia dalam pandangan_etika_secara_agama_isla
Euthanasia dalam pandangan_etika_secara_agama_isla
hanunropi
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi Tinjauan Etika Kristen
Aborsi Tinjauan Etika KristenAborsi Tinjauan Etika Kristen
Aborsi Tinjauan Etika Kristen
Daniel Saroengoe
 
3.1 pengertian dan_klasifikasi_euthanasia
3.1 pengertian dan_klasifikasi_euthanasia3.1 pengertian dan_klasifikasi_euthanasia
3.1 pengertian dan_klasifikasi_euthanasia
litekaizen
 
Human cloning
Human cloningHuman cloning
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan) HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
Lourenco de Deus Mau Lulo
 
Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020
Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020
Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020
Lourenco de Deus Mau Lulo
 
Euthanasia : Pandangan Dari Agama Berlainan
Euthanasia : Pandangan Dari Agama BerlainanEuthanasia : Pandangan Dari Agama Berlainan
Euthanasia : Pandangan Dari Agama Berlainan
Taylor Ling
 
Kelompok euthanasia 1
Kelompok euthanasia  1Kelompok euthanasia  1
Kelompok euthanasia 1
dha_rhis
 
Prinsip kesehatan
Prinsip kesehatanPrinsip kesehatan
Prinsip kesehatan
EunikePurba
 
Tranplantasai organ
Tranplantasai organTranplantasai organ
Tranplantasai organ
Iki KuduSukses
 
Tranplantasai organ
Tranplantasai organTranplantasai organ
Tranplantasai organ
Iki KuduSukses
 
hukum kesehatan materi PENGANTAR HUKUM KESEHATAN 10-1.pptx
hukum kesehatan materi PENGANTAR HUKUM KESEHATAN 10-1.pptxhukum kesehatan materi PENGANTAR HUKUM KESEHATAN 10-1.pptx
hukum kesehatan materi PENGANTAR HUKUM KESEHATAN 10-1.pptx
nilamnur1
 
Tgz3 ikd
Tgz3 ikdTgz3 ikd
Tgz3 ikd
Ade Serizawa
 
Transplantasi Organ
Transplantasi OrganTransplantasi Organ
Transplantasi Organ
Ade Serizawa
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
djerinx
 

Similar to Euthanasia (20)

MAKALAH HUKUM KESEHATAN EUTHANASIA.pdf
MAKALAH HUKUM KESEHATAN EUTHANASIA.pdfMAKALAH HUKUM KESEHATAN EUTHANASIA.pdf
MAKALAH HUKUM KESEHATAN EUTHANASIA.pdf
 
Hak dan kewajiban perawat
Hak dan kewajiban perawatHak dan kewajiban perawat
Hak dan kewajiban perawat
 
Euthanasia dalam islam (analisis fiqh dan hukum positif di indonesia)
Euthanasia dalam islam (analisis fiqh dan hukum positif di indonesia)Euthanasia dalam islam (analisis fiqh dan hukum positif di indonesia)
Euthanasia dalam islam (analisis fiqh dan hukum positif di indonesia)
 
Euthanasia dalam perspektif hukum islam
Euthanasia dalam perspektif hukum islamEuthanasia dalam perspektif hukum islam
Euthanasia dalam perspektif hukum islam
 
Euthanasia dalam pandangan_etika_secara_agama_isla
Euthanasia dalam pandangan_etika_secara_agama_islaEuthanasia dalam pandangan_etika_secara_agama_isla
Euthanasia dalam pandangan_etika_secara_agama_isla
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Aborsi Tinjauan Etika Kristen
Aborsi Tinjauan Etika KristenAborsi Tinjauan Etika Kristen
Aborsi Tinjauan Etika Kristen
 
3.1 pengertian dan_klasifikasi_euthanasia
3.1 pengertian dan_klasifikasi_euthanasia3.1 pengertian dan_klasifikasi_euthanasia
3.1 pengertian dan_klasifikasi_euthanasia
 
Human cloning
Human cloningHuman cloning
Human cloning
 
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan) HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
 
Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020
Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020
Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020
 
Euthanasia : Pandangan Dari Agama Berlainan
Euthanasia : Pandangan Dari Agama BerlainanEuthanasia : Pandangan Dari Agama Berlainan
Euthanasia : Pandangan Dari Agama Berlainan
 
Kelompok euthanasia 1
Kelompok euthanasia  1Kelompok euthanasia  1
Kelompok euthanasia 1
 
Prinsip kesehatan
Prinsip kesehatanPrinsip kesehatan
Prinsip kesehatan
 
Tranplantasai organ
Tranplantasai organTranplantasai organ
Tranplantasai organ
 
Tranplantasai organ
Tranplantasai organTranplantasai organ
Tranplantasai organ
 
hukum kesehatan materi PENGANTAR HUKUM KESEHATAN 10-1.pptx
hukum kesehatan materi PENGANTAR HUKUM KESEHATAN 10-1.pptxhukum kesehatan materi PENGANTAR HUKUM KESEHATAN 10-1.pptx
hukum kesehatan materi PENGANTAR HUKUM KESEHATAN 10-1.pptx
 
Tgz3 ikd
Tgz3 ikdTgz3 ikd
Tgz3 ikd
 
Transplantasi Organ
Transplantasi OrganTransplantasi Organ
Transplantasi Organ
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 

Recently uploaded

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdfMakalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Andre664723
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
niswati10
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdfMakalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 

Euthanasia

  • 1.
  • 6.
  • 7. Kasus euthanasia WanitaDalamKasus Euthanasia Di Korea Selatan MeninggalDunia   DitulisOleh Administrator    Monday, 11 January 2010 Para pejabatmedisdi Korea Selatan mengatakan, wanitaumur 77 tahun yang mengalamimatiotak, telahmeninggaldunia, setelahlebihdari 200 hariditanggalkandarialat bantu hidup. Iniadalahkasuspertama euthanasia secarahukum.  Tim dokterdi RS Severance di Seoul mengatakan, wanita yang hanyadipanggil Kim itu, dinyatakantutupusiaAhad sore, 202 harisetelahsebuahperintahpengadilanmemaksaparadokteruntukmencabutnyadari respirator. DiaterusbernafassendirisejakbulanJunitahunlalu, danterusmenerimanutrisi. MahkamahAgung Korea Selatan Junilalumenegakkankeputusanperadilanlebihrendah, yang membenarkantimdoktermenanggalkanalat bantu hidupbagiseorangpasien yang beradadalamkeadaankomapermanen. Menurutperadilan, perawatanmedisterus-menerusterhadappasienseperti Kim berpotensimerusakhargadirinyasebagaimanusia./VOA  
  • 8. ASPEK HUKUM Euthanasia ditinjaudaripandanganhukum Berdasarkanhukumdi Indonesia makaeutanasiaadalahsesuatuperbuatan yang melawanhukum, halinidapatdilihatpadaperaturanperundang-undangan yang adayaitupadaPasal 344 KitabUndang-undangHukumPidana yang menyatakanbahwa "Barangsiapamenghilangkannyawaorang lain ataspermintaanorangitusendiri, yang disebutkannyadengannyatadansungguh-sungguh, dihukumpenjaraselama-lamanya 12 tahun". Jugademikianhalnyanampakpadapengaturanpasal-pasal 338, 340, 345, dan 359 KUHP yang jugadapatdikatakanmemenuhiunsur-unsurdelikdalamperbuataneutanasia. Dengandemikian, secara formal hukum yang berlakudinegarakitamemangtidakmengizinkantindakaneutanasiaolehsiapa pun. KetuaumumpengurusbesarIkatanDokter Indonesia (IDI) FaridAnfasalMoeloekdalamsuatupernyataannya yang dimuatolehmajalah Tempo Selasa 5 Oktober 2004 [12]menyatakanbahwa : Eutanasiaatau "pembunuhantanpapenderitaan" hinggasaatinibelumdapatditerimadalamnilaidannorma yang berkembangdalammasyarakat Indonesia. "Euthanasia hinggasaatinitidaksesuaidenganetika yang dianutolehbangsadanmelanggarhukumpositif yang masihberlakuyakni KUHP
  • 9. Pasaltentang euthanasia Pasal-pasaldalam KUHP menegaskanbahwa euthanasia baikaktifmaupunpasiftanpapermintaanadalahdilarang. Demikian pula dengan euthanasia aktifdenganpermintaan. Berikutadalahbunyipasal-pasaldalam KUHP tersebut:Pasal 338: “Barangsiapadengansengajamenghilangkanjiwaorang lain karenapembunuhanbiasa, dihukumdenganhukumanpenjaraselama-lamanya lima belastahun.”Pasal 340: “Barangsiapadengansengaja & direncanakanlebihdahulumenghilangkanjiwaorang lain, karenabersalahmelakukanpembunuhanberencana, dipidanadenganpidanamatiataupenjaraseumurhidupataupenjarasementaraselama-lamanyaduapuluhtahun.”Pasal 344: “Barangsiapamenghilangkanjiwaorang lain ataspermintaanorangitusendiri, yang disebutkannyadengannyata & sungguh-sungguhdihukumpenjaraselama-lamanyaduabelastahun.”Pasal 345: “Barangsiapadengansengajamembujukorang lain untukbunuhdiri, menolongnyadalamperbuatanituataumemberisaranakepadanyauntukitu, diancamdenganpidanapenjara paling lama empattahun, kalauorangitujadibunuhdiri.”Pasal 359: “Menyebabkanmatinyaseseorangkarenakesalahanataukelalaian, dipidanadenganpidanapenjaraselama-lamanya lima tahunataupidanakurunganselama-lamanyasatutahun
  • 10. Medicolegal `Dari segimedicolegal (medis), seorangdokter yang melakukan euthanasia ataumembantuorang yang bunuhdiritelahmelakukantindakanmelanggarhukum. Argumenterakhiradalahsulitnyauntukmelegalisir euthanasia karenasulitnyamembuatstandarprosedur yang efektif. Lebihjauhlagi, melegalisir voluntary euthanasia dapatmengarahkepadadilakukannya involuntary euthanasia danmembuatorang-oranglemahsepertioranglanjutusiadanparacacatberadadalamrisiko. Selanjutnyahalinijugadapatmemberikantekanankepadamereka yang merasadiabaikanataumerasasebagaibebankeluargaatauteman. PengalamandinegeriBelandatelahmembuktikankonsep slippery slope.
  • 11. Sosialekonomi Ditinjaudariaspeksosialbudaya,mungkinseseorang yang mengajukanpermohonan euthanasia khususnyabagikalangantidakmampu,telahtidakmemilikibiayauntukmelakukanpengobatan.olehkarenaitupihakkeluargamemintadokteruntukmelaksanakan euthanasia.
  • 12. Kodeetik Kedeetikkedokteran IndonesiaDalam KODEKI pasal 2 dijelaskanbahwa; “seorangdokterharussenantiasaberupayamelaksanakanprofesinyasesuaidenganstandarprofesitertinggi”. Jelasnyabahwaseorangdokterdalammelakukankegiatankedikterannyasebagaiseorangprofesidikterharussesuaidenganilmukedikteranmutakhir, hukumdan agama.KODEKI pasal 7d jugamenjelaskanbahwa “setiapdokterharussenantiasamengingatakankewajibanmelindungihidupinsani”. Artinyadalamsetiaptindakandokterharusbertujuanuntukmemeliharakesehatandankebahagiaaanmanusia. Jadidalammenjalankanprifesinyaseorangdoktertidakbolehmelakukan;Menggugurkankandungan (AbortusProvocatus),mengakhirikehidupanseorangpasien yang menurutilmudanpengetahuantidakmungkinakansembuhlagi (euthanasia),Mengenai euthanasia, dapatdigunakandalamtigaarti ;1. Berpindahnyakealambakadengantenangdanamantanpapenderitaan, buat yang berimandengannama Allah dibibir,2. Waktuhidupakanberakhir (sakaratulmaut) penderitaanpasiendiperingandenganmemberikanobatpenenang,3. Mengakhiripenderitaandariseorangsakitdengansengajaataspermintaanpasiensendiridankeluarganya.[2]Adapununsur-unsurdalampengertian euthanasia dalampengertiandiatasadalah:1. Berbuatseauatuatautidakberbuatsesuatu,2. Mengakhirihidup, mempercepatkematian, atautidakmemperpanjanghiduppasien,3. Pasienmenderitasuatupenyakit yang sulituntukdisembuhkan,4. Ataspermintaanpasiendankeluarganya,5. Demikepentinganpasiendankeluarganya.
  • 13. Pandangan agama islam Sepertidalam agama-agama Ibrahimlainnya (YahudidanKristen), Islammengakuihakseseoranguntukhidupdanmati, namunhaktersebutmerupakananugerahAllahkepadamanusia. Hanya Allah yang dapatmenentukankapanseseoranglahirdankapaniamati (QS 22: 66; 2: 243). Olehkarenaitu, bunuhdiridiharamkandalamhukum IslammeskipuntidakadateksdalamAl QuranmaupunHadis yang secaraeksplisitmelarangbunuhdiri. Kendatidemikian, adasebuahayat yang menyiratkanhaltersebut, "Dan belanjakanlah (hartamu) dijalan Allah, danjanganlahkamumenjatuhkandirimusendirikedalamkebinasaan, danberbuatbaiklah, karenasesungguhnya Allah menyukaiorang-orang yang berbuatbaik." (QS 2: 195), dandalamayat lain disebutkan, "Janganlahengkaumembunuhdirimusendiri," (QS 4: 29), yang maknalangsungnyaadalah "Janganlahkamusalingberbunuhan." Dengandemikian, seorangMuslim (dokter) yang membunuhseorang Muslim lainnya (pasien) disetarakandenganmembunuhdirinyasendiri.[25] Eutanasiadalamajaran Islam disebutqatlar-rahmahatautaisir al-maut (eutanasia), yaitusuatutindakanmemudahkankematianseseorangdengansengajatanpamerasakansakit, karenakasihsayang, dengantujuanmeringankanpenderitaansisakit, baikdengancarapositifmaupunnegatif. Padakonferensipertamatentangkedokteran Islam diKuwaittahun 1981, dinyatakanbahwatidakadasuatualasan yang membenarkandilakukannyaeutanasiaataupunpembunuhanberdasarkanbelaskasihan (mercy killing) dalamalasanapapunjuga
  • 14. Pandangan agama katholik DalamajarangerejaKatolik Roma Sejakpertengahanabad ke-20, gerejaKatoliktelahberjuanguntukmemberikanpedomansejelasmungkinmengenaipenangananterhadapmereka yang menderitasakittaktersembuhkan, sehubungandenganajaran moral gerejamengenaieutanasiadansistempenunjanghidup. Paus Pius XII, yang takhanyamenjadisaksidanmengutuk program-program egenetikadaneutanasiaNazi, melainkanjugamenjadisaksiatasdimulainyasistem-sistem modern penunjanghidup, adalah yang pertamamenguraikansecarajelasmasalah moral inidanmenetapkanpedoman. Padatanggal 5 Mei tahun 1980 , kongregasiuntukajaranimantelahmenerbitkanDekalarasitentangeutanasia ("Declaratio de euthanasia") [20] yang menguraikanpedomaninilebihlanjut, khususnyadengansemakinmeningkatnyakompleksitassistem-sistempenunjanghidupdangencarnyapromosieutanasiasebagaisarana yang sahuntukmengakhirihidup. PausYohanesPaulus II, yang prihatindengansemakinmeningkatnyapraktekeutanasia, dalamensiklikInjilKehidupan (Evangelium Vitae) nomor 64 yang memperingatkankita agar melawan "gejala yang paling mengkhawatirkandari `budayakematian' dimanajumlahorang-oranglanjutusiadanlemah yang meningkatdianggapsebagaibeban yang mengganggu." PausYohanesPaulus IIjugamenegaskanbahwaeutanasiamerupakantindakanbelaskasihan yang keliru, belaskasihan yang semu: "Belaskasihan yang sejatimendoronguntukikutmenanggungpenderitaansesama. Belaskasihanitutidakmembunuhorang, yang penderitaannyatidakdapatkitatanggung" (Evangelium Vitae, nomor 66)[21][22]
  • 15. Pandangan agama hindu Dalamajaran agama Hindu Pandanganagama Hinduterhadap euthanasia adalahdidasarkanpadaajarantentangkarma, moksadanahimsa. Karma adalahmerupakansuatukonsekwensimurnidarisemuajeniskehendakdanmaksudperbuatan, yang baikmaupun yang buruk, lahirataubathindenganpikirankata-kataatautindakan. Sebagaiakumulasiterusmenerusdari "karma" yang burukadalahmenjadipenghalang "moksa" yaitusuatuialahkebebasandarisiklusreinkarnasi yang menjadisuatutujuanutamadaripenganutajaran Hindu. Ahimsa adalahmerupakanprinsip "anti kekerasan" ataupantangmenyakitisiapapunjuga. Bunuhdiriadalahsuatuperbuatan yang terlarangdidalamajaran Hindu denganpemikiranbahwaperbuatantersebutdapatmenjadisuatu factor yang mengganggupadasaatreinkarnasiolehkarenamenghasilkan "karma" buruk. Kehidupanmanusiaadalahmerupakansuatukesempatan yang sangatberhargauntukmeraihtingkat yang lebihbaikdalamkehidupankembali. Berdasarkankepercayaanumat Hindu, apabilaseseorangmelakukanbunuhdiri, makarohnyatidakakanmasuknerakaataupunsurgamelainkantetapberadadiduniafanasebagairohjahatdanberkelanatanpatujuanhinggaiamencapaimasawaktudimanaseharusnyaiamenjalanikehidupan (Catatan : misalnyaumurnyawaktubunuhdiri 17 tahundanseharusnyaiaditakdirkanhiduphingga 60 tahunmaka 43 tahunitulahrohnyaberkelanatanpaarahtujuan), setelahitumakarohnyamasukkenerakamenerimahukumanlebihberatdanakhirnyaiaakankembalikeduniadalamkehidupankembali (reinkarnasi) untukmenyelesaikan "karma" nyaterdahulu yang belumselesaidijalaninyakembalilagidariawal.[23]
  • 16. Pandangan agama budha Dalamajaran agama Buddha Ajaranagama Buddhasangatmenekankankepadamaknadarikehidupandimanapenghindaranuntukmelakukanpembunuhanmakhlukhidupadalahmerupakansalahsatu moral dalamajaranBudha. Berdasarkanpadahaltersebutdiatasmakanampakjelasbahwa euthanasia adalahsesuatuperbuatan yang tidakdapatdibenarkandalamajaran agama Budha. Selaindaripadahaltersebut, ajaranBudhasangatmenekankanpada "welasasih" ("karuna") MempercepatkematianseseorangsecaratidakalamiahadalahmerupakanpelanggaranterhadapperintahutamaajaranBudha yang dengandemikiandapatmenjadi "karma" negatifkepadasiapapun yang terlibatdalampengambilankeputusangunamemusnahkankehidupanseseorangtersebut.[24]