Teori Pembelajaran Perilaku (Behavioristik) menekankan pada perubahan tingkah laku yang tampak sebagai hasil belajar, bukan proses berpikir siswa. Teori ini berfokus pada hubungan stimulus-respons dan melatih siswa dengan memberikan penguatan. Kelebihannya mencakup kecocokan untuk melatih keterampilan, tetapi kekurangannya adalah pandangan siswa sebagai pembelajar pasif dan kurangnya ruang kreativ
3. Defenisi Teori Pembelajaran Perilaku (Behavior)
Teori Behavioristik merupakan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage
dan Berliner. Aliran teori ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar. Menurut teori behavioristik atau aliran
tingkah laku, belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari interaksi antara stimulasi dan respons. Belajar
menurut psikologi behavioristik adalah suatu kontrol instrumental yang
berasal dari lingkungan. Teori behavioristik dengan model hubungan
stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu
yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode
pelatihan atau pembiasaan semata.
4. Prinsip Teori Pembelajaran Perilaku
Konsekuensi – Konsekuensi : Konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan
pada umumnya disebut reinforser, sedangkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak
menyenangkan disebut hukuman (punishers).
Kesegeraan (Immediacy) : Prinsip kesegeraan konsekuensi-konsekuensi ini
penting artinya dalam kelas. Khususnya bagi murid-murid sekolah dasar, pujian yang
diberikan segera setelah anak itu melakukan suatu pekerjaan dengan baik, dapat
merupakan suatu reinforser yang lebih kuat dari pada angka yang diberikan
kemudian.
Pembentukan (Shaping) : Istilah pembentukan atau “shaping” digunakan dalam
teori-teori belajar perilaku dalam mengajarkan keterampilan-keterampilan baru atau
perilaku-perilaku dengan memberikan reinforsemen pada para siswa dalam
mendekati perilaku akhir yang diinginkan.
5. Macam-macam Teori Pembelajaran Perilaku
1 . Teori Belajar Perilaku (Behavioristik) : Behaviorisme menekankan pada hasil belajar
(berupa perubahan tingkah laku) dan tidak memperhatikan pada proses berpikir siswa
(karena tidak dapat dilihat), Oleh karena itu, Galloway (1967), menganggap proses belajar
menurut behaviorisme sebagai suatu proses yang bersifat mekanistik dan otomatik tanpa
membicarakan apa yang terjadi di dalam diri siswa selama belajar berlangsung.
2. Teori Koneksionisme (Connectionism Theory) dari Thorndike : Menurut teori ini, belajar
pada hewan dan manusia pada dasarnya berlangsung menurut prinsip yang sama. Dasar
terjadinya belajar adalah pembentukan asosiasi antara stimulus dan respon. Terjadinya
asosiasi tersebut menurut Thorndike berdasarkan hukum Kesiapan (Law of readiness),
Hukum Latihan (Law of exercises), Hukum Pengaruh (Law of effect).
6. 3. Teori Pengkondisian Operan (Operant Conditioning Theory) : Burhus
Frederic Skinner (1904-1990) memulai karyanya dengan menerima asumsi-
asumsi metode almiah sebagai pedoman berpikir mengenai perilaku manusia.
Hal ini mengkristalisasikan ”behaviorisme radikal” menjadi 10 gerakan sadar
diri. Perilaku tidak mempunyai hakikat khusus atau tersendiri yang menuntut
penggunaan metode unik atau pengetahuan khusus berbeda dari
prosedurprosedur ilmiah yang telah diterima untuk memahaminya.
7. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Pembelajaran
Perilaku
Kelebihan : Teori belajar perilaku ini sangat cocok dalam pemerolehan
kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung
unsur kecepatan spontanitas, kelenturan daya tahan dan sebagainya. Teori ini
juga cocok diterapkan untuk melatih anak – anak yang masih membutuhkan
peran orang tua. Namun, penting untuk diketahui bahwa ruang lingkup teori
belajar perilaku terbatas. Dengan pengecualian teoritikus – teoritikus sosial,
para teoritikus belajar perilaku terutama memusatkan pada perilaku yang
tampak. Pandangan teori belajar perilaku ini hanya mengakui adanya
stimulus-respon yang dapat diamati. Menurut pandangan teori belajar
peilaku, siswa dipandang sebagai pembelajar yang pasif dan kurang
memberikan ruang gerak yang bebas untuk siswa dalam mengembangkan
potensi dirinya.
8. Kekurangan : Kekurangan teori belajar ini adalah
pembelajaran siswa yang berpusat pada guru bersifat
mekanistis dan hanya berorientasi pada hasil. Murid
dipandang pasif, murid hanya mendengarkan, menghafal
penjelasan guru sehingga guru sebagai sentral dan bersifat
otoriter. Teori belajar ini juga cenderung mengarahkan siswa
untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif dan produktif.
Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses
pembentukkan atau shaping, yaitu membawa siswa menuju
atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta
didik untuk tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
9. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, infographics & images by Freepik and
content by Eliana Delacour.
Thanks
Do you have any questions?