Hakikat Kebenaran dan Ilmu Pengetahuan
•Pendekatan Ilmiah dan Non Ilmiah untuk memperoleh kebenaran
•Pengertian Penelitian Ilmiah
•Skema dan Gambaran Umum Proses Penelitian Ilmiah
•Pengenalan Model dan tahapan tahapan penelitian
Hakikat Kebenaran dan Ilmu Pengetahuan
•Pendekatan Ilmiah dan Non Ilmiah untuk memperoleh kebenaran
•Pengertian Penelitian Ilmiah
•Skema dan Gambaran Umum Proses Penelitian Ilmiah
•Pengenalan Model dan tahapan tahapan penelitian
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Berfikir adalah proses memahami hakekat fakta melalui
pengkaitan fakta yang ditangkap oleh indera dengan
informasi terdahulu.
BERPIKIR DAN
BERTANYA
Akal adalah kemampuan memahami hakikat fakta yang
diindera.
Empat komponen berpikir itu ialah:
1. Indera manusia,
2. Fakta yang dapat terindera,
3. Pengetahuan tentang fakta/Informasi Awal,
4. Akal.
3. Tingkatan Berpikir:
1. Berpikir Dangkal (fikrus sathhiy) berdasar
prasangka/tahayul.
2. Berpikir Mendalam (fikrul amiq)berdasar fakta dan
pemikiran.
3. Berpikir Cemerlang (fikrul mustanir) berdasar fakta,
pemikiran dan keyakinan (keimanan).
BERPIKIR
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris.
• Logis adalah masuk akal.
• Empiris berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung
jawabkan, menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan/memutuskan.
4. BERTANYA
Bertanya atau mengajukan pertanyaan dapat dilakukan
secara lisan, maupun tertulis.
Dalam bentuk tertulis, kalimat diawali dengan huruf
kapital, di bagian akhirnya diberi tanda tanya.
Macam-Macam Kata Tanya dan Fungsinya:
1. Apa (benda/peristiwa)
2. Siapa (orang./pelaku)
3. Kapan (waktu)
4. Dimana (tempat)
5. Mengapa (alasan, sebab-akibat)
6. Bagaimana (metode/cara/Prosedural)
5. BERTANYA DAN
BERPIKIR ILMIAH
Pertanyaan Ilmiah:
Pertanyaan ilmiah adalah rasa ingin tahu seseorang akan
sebuah informasi yang berdasarkan atau dilandasi oleh
ilmu pengetahuan yang sudah ada. Jadi pertanyaan ilmiah
haruslah berdasarkan pengetahuan yang ada, bukan
sembarang pertanyaan tanpa landasan fakta atau ilmu.
Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang didasari oleh
ilmu pengetahuan, maka dari itu untuk menjawab
pertanyaan tersebut kita juga membutuhkan jawaban yang
ilmiah, untuk itu metode ilmiah diperlukan.
6. Pengetahuan; keseluruhan hal yang diketahui, yang
membentuk persepsi tentang kebenaran atau fakta.
Sumber-sumber pengetahuan manusia dikelompokkan atas:
Otoritas.
Pengalaman.
Cara berfikir deduktif.
Cara berfikir induktif .
Berfikir ilmiah (pendekatan ilmiah).
APA ITU UQDATUL KUBRO?, 4 menit;
https://www.youtube.com/watch?v=hGG4w-ofITk
7. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir
alamiah dan berfikir ilmiah.
Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang
berdasarkan kehidupan sehari-hari dari pengaruh
alam sekelilingnya.
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris.
• Logis adalah masuk akal.
• Empiris berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung
jawabkan, menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan/memutuskan.
8. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan
baik maka diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu:
bahasa, matematika, dan statistika.
• Matematika mempunyai peranan yang penting dalam
berpikir deduktif.
• Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif.
Induksi adalah cara berpikir dari pernyataan-pernyataan
atau kasus-kasus yang bersifat KHUSUS kesimpulan yang
bersifat UMUM.
Deduksi cara berpikir dari pernyataan-pernyataan atau
kasus-kasus yang bersifat UMUM, ditarik kesimpulan yang
bersifat KHUSUS.
9. Metode ilmiah adalah suatu cara sistematis yang digunakan para
ilmuwan dalam memecahkan atau mencari jawaban atas masalah-
masalah yang dihadapi (alam suatu penelitian).
Metode ilmiah dimulai dengan melakukan observasi terhadap suatu
fenomena atau gejala.
Fenomena menurut KBBI, adalah:
1. hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat
diterangkan serta dinilai secara ilmiah:
2. sesuatu yang luar biasa; keajaiban:
3. fakta; kenyataan.
Gejala menurut KBBI;
1. perihal (keadaan, peristiwa, dan sebagainya) yang tidak biasa dan
patut diperhatikan (ada kalanya menandakan akan terjadi sesuatu):
2. keadaan yang menjadi tanda-tanda akan timbulnya (terjadinya,
berjangkitnya) sesuatu.
10. Langkah metode ilmiah :
1. Merumuskan masalah.
Biasanya rumusan masalah dimulai dari identifikasi masalah,
rumusan masalah berisi tentang pertanyaan-pertanyaan
dalam penelitian.
2. Mengumpulkan keterangan. Keterangan yang
dikumpulkan adalah segala informasi yang mengarah dan
dekat pada pemecahan masalah. Sering disebut juga
mengkaji teori atau kajian pustaka.
3. Menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban
sementara yang disusun berdasarkan data atau keterangan
yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau
penelitian.
11. Langkah metode ilmiah :
5. Mengolah data dengan menggunakan metode statistik
untuk menarik kesimpulan.
6. Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran
hipotesis melalui hasil percobaan perlu dilakukan uji
ulang.
7. Mengomunikasikan hasil. Langkah terakhir adalah
mengomunikasikan dan mempublikasikan hasil penelitian
kepada orang lain dalam bentuk laporan tertulis atau
melalui forum diskusi dan seminar.
12. MERUMUSKAN MASALAH
1. Masalah adalah pernyataan suatu KEADAAN/KENYATAAN
YANG BELUM SESUAI DENGAN APA YANG
DIHARAPKAN.
2. Biasanya sebuah masalah dianggap sebagai suatu hal yang harus
dipecahkan atau diselesaikan.
3. Rumusan Masalah adalah bentuk kalimat tanya/pertanyaan
tentang masalah, (yang menjadi topik diangkat menjadi penelitian
oleh penulis). Sumber Masalah IPAS:
1. MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA.
2. ZAT DAN PERUBAHANNYA.
3. ENERGI DAN PERUBAHANNYA;
4. BUMI DAN ANTARIKSA.
5. Keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu.
6. Interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi sosial dan
dinamika sosial.
7. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
13. CONTOH
Masalah : Komodo
Rumusan masalah :
1. Hewan komodo menjadi punah/langka.
Mengapa hewan komodo menjadi langka/punah?
Bagaimana hewan komodo menjadi langka/punah?
Dimana hewan komodo menjadi langka?
Jawab:
14. Ciri-ciri permasalahan
1. Memiliki Nilai Penelitian
Masalah yang diteliti di akhir penelitian mampu memberi manfaat
dalam sebuah bidang ilmu tertentu atau dapat digunakan untuk
keperluan yang lain.
2. Masalah Memiliki Keaslian
Masalah yang dipilih belum pernah dipilih sebelumnya oleh para
peneliti, masalah ini juga harus mempunyai nilai ilmiah.
3. Menyatakan Suatu Hubungan
4. Masalah Harus Bisa Diuji
Tujuannya agar penelitian bisa dilihat secara jelas terkait hubungan
antar variabel yang saling berkaitan.
5. Dalam Bentuk Pertanyaan
6. Memiliki Fisibilitas
Memiliki nilai pemecahan dan bisa dipecahkan, bisa dimanfaatkan.
15. MERUMUSKAN HIPOTESIS
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih
bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis = Jawaban Sementara.
Kegunaan Hipotesis (dalam Penelitian):
1. Memberikan batasan penelitian.
2. Memperkecil jangkauan penelitian.
3. Membuat penelitian tetap pada jalur penelitian yakni meneliti fakta
dan hubungan variabel.
4. Memfokuskan penelitian.
5. Memandu penelitian dalam pengujian dan penyesuain antar fakta
16. VARIABEL PENELITIAN
Variabel merupakan bagian dari faktor. Menurut salah satu pengertian
di KBBI, FAKTOR adalah sesuatu hal (keadaan, peristiwa) yang ikut
menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu.
1. VARIABEL adalah setiap karakteristik, jumlah, atau kuantitas yang dapat diukur atau
dihitung.
2. Variabel juga bisa disebut item data.
3. Variabel adalah fenomena yang menjadi pusat perhatian penelitian untuk diobservasi atau
diukur..
4. VARIABEL PENELITIAN adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian, atau sesuatu yang menjadi sasaran.
5. VARIABEL PENELITIAN sebagai sebuah konsep yang mengandung variasi nilai.
Variasi nilai pada variabel penelitian ini merujuk pada ragam karakteristik (berbeda antar
satu dengan lainnya).
17. Jenis Variabel
1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas berarti variabel yang memiliki pengaruh atas perubahan yang terjadi
pada variabel lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada suatu variabel dianggap
disebabkan oleh variabel bebas ini.
Contohnya penelitian dengan judul “pengaruh minat baca terhadap prestasi belajar siswa”
variabel bebasnya adalah minat baca karena variabel tersebut berdiri sendiri dan
dianggap mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel lainnya yaitu
prestasi belajar siswa. Variabel jenis ini juga biasa disebut dengan istilah variabel
stimulus atau pengaruh.
2. Variabel terikat (dependent variable)
Berkebalikan dengan variabel bebas, variabel terikat berarti variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel ini keberadaannya dianggap merupakan
suatu akibat dari adanya variabel bebas.
Contoh masih dengan judul penelitian yang sama dengan sebelumnya, berarti
variabel terikatnya adalah “prestasi belajar siswa” karena hasil prestasi siswa
dianggap dipengaruhi oleh minat baca siswanya.
18. Misalnya :
Masalah: keamanan makanan (bakso) di suatu tempat., dampak dari info
bahaya borak pada makanan.
Rumusan masalahnya: Apakah bakso yang dijual di Pasar
Nusukan mengandung boraks?
Jawaban (sementara) : Ya, atau Tidak.
Setelah dilakukan pemikiran, diskusi , penggalian informasi
terkait borak pada makanan/ minuman, perulaku
produsen/penjual makanan, diperoleh keputusan bahwa
jawaban Ya lebih mungkin.
Rumusan hipotesis: Bakso yang dijual di Pasar Nusukan
mengandung boraks.
Varibel bebasnya : boraks
Variabel terikatnya : bakso di pasar nusukan
Kaitan Masalah, Rumusan Masalah, Hipotesis, dan Variabel.
19. NUGAS YUK !
1. Mencari masalah dari sumbernya (IPAS)
2. Merumuskan masalah yang sudah ditemukan
3. Mencari jawaban sementaranya
4. Menyusun hipotesis.
5. Menentukan variabel penelitiannya
Sumber Masalah IPAS:
1. MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA.
2. ZAT DAN PERUBAHANNYA.
3. ENERGI DAN PERUBAHANNYA;
4. BUMI DAN ANTARIKSA.
5. Keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu.
6. Interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi sosial dan
dinamika sosial.
7. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.