Problematika Dikotomi Ilmu Pengetahuan dan Solusinya
Membahas mengenai pengertian dari dikotomi, munculnya dualisme pendidikan, dampak dari dualisme pendidikan serta upaya yang dilakukan dalam menghadapi dualisme pendidikan
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Dwi Yurisza Syafitri (Problematika Dikotomi Ilmu Pengetahuan dan Solusinya)
1. PROBLEMATIKA DIKOTOMI ILMU PENGETAHUAN SERTA SOLUSINYA
Dwi Yurisza Syafitri
Program Studi Manajemen
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
2205056072@student.walisongo.com
Abstract
The dichotomy of science is the separation between religious knowledge and general science.
As a result of this separation, the dualism of education was born. This dualism of education
has a negative impact on the life of the Islamic community as a result of the stagnation of
Islamic thought, which is experiencing sluggishness in both the political and cultural fields;
the Western colonization of the Islamic world by dominating western sciences in the Islamic
education system; and the modernization of Islamic education as a result of this. unified
Western ideology. The bad effects caused by dualism in education include the emergence of
ambivalence in the orientation of Islamic education, the gap between the Islamic education
system and Islamic teachings, and the disintegration of the Islamic education system. So, to
avoid the bad impact, an effort to integrate dualism into education is being carried out.
Keywords: Dichotomy, dualism of education, integration
Abstrak
Dikotomi ilmu merupakan pemisahan antara ilmu agama dengan ilmu umum. Akibat dari
pemisahan tersebut, terlahir dualisme pendidikan. Dualisme pendidikan ini, memunculkan
dampak buruk bagi kehidupan masyarakat Islam akibat dari stagnasi pemikiran Islam yang
mengalami kelesuan baik dibidang politik serta budaya, penjajahan Barat terhadap dunia
Islam dengan mendominasi ilmu-ilmu barat ke dalam sistem pendidikan Islam, serta adanya
modernisasi pendidikan Islam akibat dari 2 ideologi Barat yang dipadukan. Dampak buruk
yang ditimbulkan oleh dualisme pendidikan antara lain munculnya ambivalensi orientasi
pendidikan Islam, kesenjangan antara sistem pendidikan Islam dan ajaran Islam serta
disintegrasi sistem pendidikan Islam. Maka, untuk menghindari dampak buruk tersebut,
dilakukan upaya integrasi dualisme pendidikan.
Kata kunci : Dikotomi, dualisme pendidikan, integrasi
A. PENDAHULUAN
Jika melihat kembali sejarah, Islam menjadikan agama sebagai ilmu pengetahuan yang
modern. Pernyataan tersebut bersumber dari Al-Qur'an sehingga dapat dibenarkan. Karena
didalamnya memuat makhluk hidup seperti manusia, hewan-hewan serta tumbuhan-tumbuhan
yang ada di alam semesta (QS. al-An’ām (6): 38). Maurice Bucaille menulis buku yang
berjudul Bibel, Qur’an dan Sains yang mengatakan sains modern diambil sebagai petunjuk
dengan meyakinkan kepada orang yang mempelajari Al-Qur'an secara objektif (Maurice
Bucaille, 1979: 373). Maka dari itu, ilmu pengetahuan modern memiliki utang kepada ilmu
agama mengenai penemuan teori revolusioner, metode-metodenya juga semangat dalam
memperolehnya. Sehingga Islam menganggap bahwa ilmu pengetahuan sebagai suatu
2. kesatuan yang utuh. Dan menambah keyakinan Islam mengenai ilmu pengetahuan dengan
nilai-nilai yang tidak ada pemisahannya (Poeradisastra, 1986: 19).
Namun, ilmu Islam mengalami kemunduran karena terlalu bangga mengenai ilmu modern
yang terdapat dalam Al-Qur'an. Daya ijtihadnya menurun, sehingga mengalami perlambatan
dalam pemikiran akibat mempertahankan dan memvalidasi ilmu yang sudah diterima.
Kemudian semakin parah, Umat Islam mengalami kekalahan dalam perang salib dan
keilmuan Islam diambil oleh barat akibat perpustakaan-perpustakaan Islam mengalami
kebakaran yang mengakibatkan kehilangan semangat. Dengan diambilnya keilmuan Islam,
barat mampu menguasai seluruh aspek ilmu pengetahuan (Muhaiman, dkk, 1993: 53).
Tidak semua pemikiran penerapan-penerapan barat sama dengan ilmu agama. Dalam
perkembangannya, pemikiran barat tidak jauh dari ilmu yang mereka yakini, yaitu masalah
agama dengan dunia yang terpisah. Sehingga pemikiran berfikir dan perkembangan ilmu
pengetahuan terhambat akibat dari oknum agamawan yang berlebih-lebihan pada zaman
kegelapan (Nurchalish Madjid, 2000: xi). Namun, jika umat Islam tidak ada maka ilmu
pengetahuan tidak akan ada. Sehingga jika Eropa tidak bangkit, tentu mereka berada dalam
kegelapan dan tidak memiliki keyakinan (Ibid).
Perubahan ilmu yang diakibatkan oleh Barat merupakan dampak yang menyebabkan
pendidikan yang mayoritas beragama Islam bersumber dari pemahaman Barat. Dimana
pendidikan ini mengarah pada pemisahan antara ilmu agama dan ilmu umum yang disebut
dengan pendidikan sekuler. Pendidikan sekuler ini merupakan sifat dari pemahaman Barat
sedangkan sifat religius ini lebih ke masyarakat Indonesia. Dengan adanya pemisahan ini,
ilmu pendidikan menjadi mandul sehingga tumbuh ilmuwan yang tidak bertanggungjawab
terhadap kehidupan dilingkungan masyarakat. Pemisahan ilmu sosial dan humaniora dari
pendidikan agama juga menumbuhkan ilmu-ilmu agama yang gagap terhadap perkembangan
teknologi dan tidak peka dengan lingkungan sosial. Selama ini pendidikan Islam tidak
memberikan keuntungan baik bagi pengajar maupun pelajar karena cenderung bertumpukan.
Sehingga agama seperti lepas dari realita sosial (Azyumardi Azra, 1999: 201-216). Kondisi
mengenai pemisahan ilmu agama dengan ilmu umum ini tidak dapat dipertemukan karena
memiliki dua wilayah berbeda dimana dua entitas tersebut terpisah satu sama lain sehingga
ilmu tidak memperdulikan agama dan sebaliknya (Ibid: 3).
Menurut kaum skeptic sains dapat melakukan pembuktian sedangkan agama diklaim tidak
dapat membuktikan penelitiannya dengan jelas. Namun, agama tidak melakukan tindakan dan
diam tanpa menunjukkan bukti yang jelas tentang keberadaan Tuhan. Karena sains melakukan
penelitian teori berdasarkan "pengalaman" (Haught, 2005: 2). Mereka beranggapan bahwa
agama berdasarkan keyakinan dan bersandar pada imajinasi yang liar sedangkan sains
berdasarkan fakta yang dapat diteliti (Ibid: 5). Dengan ini, pendidikan umat Islam di
Indonesia mengalami dualisme pendidikan akibat kekeliruan memahami filsafat pendidikan
Barat baik mikro maupun makro yang terdapat dalam lingkungan masyarakat.
Dari uraian diatas, permasalahan yang perlu dibahas adalah (1) Apa pengertian dikotomi
ilmu pengetahuan?, (2) Bagaimana pendidikan dualisme pendidikan Islam muncul?, (3) Apa
dampak dualisme pendidikan dan upaya yang dilakukan agar tidak terjadi dualisme
pendidikan?
B. PEMBAHASAN
PANDANGAN MENGENAI DIKOTOMI ILMU DAN DUALISME
PENDIDIKAN
3. Dikotomi adalah pembagian dua kelompok yang saling bertentangan (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 2002: 220). Proses sejarah dikotomi muncul dalam waktu
tertentu melalui politik, ideologi, budaya dan sosial. Dalam pertumbuhannya, model
pemikiran menyatu dengan dikotomi keilmuan. Dimana, ada pendidikan yang berfokus
dengan pendidikan Barat. Ada juga pendidikan yang berfokus pada pendidikan agama.
Pandangan dikotomi, mulai ada pasca Mu'tazilah yang meninggalkan pemerintahan Islam.
Umat Islam hanya mempelajari ilmu-ilmu yang terdapat dalam Al-Qur'an dengan
meninggalkan pemahaman terhadap ilmu umum. Pada tahun 300 lebih, Indonesia dijajah oleh
Belanda. Dimana ilmu pengetahuan dianggap sebagai ilmu umum. Sehingga para ulama
sangat membenci ajaran yang dibawa oleh Belanda. Dengan adanya penjajahan ini, semakin
memperjelas adanya dikotomi ilmu dalam pendidikan (Angun Wira Puspita, Rina Muda
Siraturrahmah, dan Muhammad Khairul Rijal, 2018: 2)
Karena sudah banyak pendikotomian terhadap ilmu, maka dikotomi ini melahirkan
istilah lain yang disebut dengan "dualisme pendidikan”. Dualisme pendidikan yaitu
pendidikan agama dan pendidikan umum. Dualisme pendidikan merupakan pertumbuhan
pemikiran yang dianut dalam suatu organisasi/perkumpulan. Berbicara mengenai pemikiran,
dualisme pendidikan dibagi menjadi dua pemikiran yaitu pemikiran yang berhubungan
dengan akal (ilmu pengetahuan/umum) dan pemikiran melalui Wahyu (ilmu agama) (Abdul
Wahid, 2014: 3)
Berkaitan dengan pendidikan, pengembangan pendidikan agama melahirkan sekolah agama
seperti pesantren sedangkan pengembangan pendidikan umum melahirkan sekolah umum
yang mana dalam penerapannya memiliki perbedaan pada fungsi akibat pemisahan
pengembangan pendidikan tersebut. Adanya pemisahan penerapan fungsi itu, muncul
pendidikan agama dan pendidikan umum (Abdul Wahid, 2014: 3).
MUNCULNYA DUALISME PENDIDIKAN ISLAM
Stagnasi Pemikiran Umat Islam
Pada abad XVI hingga abad XVII M stagnasi melanda kesarjanaan muslim. Akibat
dari kelesuan politik juga budaya masyarakat Islam yang cenderung melihat abad pertengahan
yang gemerlap sehingga lupa terhadap kenyataan yang sedang melanda masyarakat Islam
tersebut. Sarjana Barat merasa memiliki keunggulan dan bahagia terhadap kelesuan yang
dihadapi oleh masyarakat Islam. Namun, masyarakat Islam tidak menanggapi tantangan-
tantangan yang dilontarkan oleh sarjana Barat. Padahal, jika tantangan tersebut dihadapi
dengan pemikiran yang positif mungkin sarjana muslim dapat melakukan penyesuaian
terhadap pengetahuan baru sehingga dapat memberikan arah yang baru untuk kehidupan
masyarakat Islam (Abdul Hamid Abu Sulaiman, 1994: 50).
Penjajahan Barat atas Dunia Islam
Dunia muslim dijajah oleh Barat pada abad VIII hingga abad XIX M. Saat menjajah,
pendidikan Barat lebih banyak diterapkan, sehingga menggeser kurikulum di sekolah-sekolah
dunia muslim dan juga menggeser budaya trasional yang sudah ada dalam wilayah tersebut.
Dengan ini, Barat ingin memisahkan antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Akibat
pemisahan ini, integrasi ilmu tidak sanggup untuk diupayakan apalagi untuk dipertahankan.
Pada akhir abad XIX M, dunia Islam mengalami perkembangan terkait pemisahan keilmuan
agama dengan keilmuan ilmu serta teknologi terutama dalam ilmu sejarah, sosiologi,
antropologi, ekonomi dan politik yang berhubungan dengan masyarakat (Syed Ali Ashaf,
1991: 33).
4. Modernisasi atas Dunia Muslim
Modernisasi muncul akibat adanya perpaduan dari dua ideologi Barat, teknikisme dan
nasionalisme (Zianuddin Sardar, 1986: 75). Menurut Zianuddin, tenikisme merupakan reaksi
terhadap dogma yang muncul sedangkan nasionalisme merupakan masyarakat Islam yang
diinjeksi secara paksa yang ditemukan di Eropa (Ibid). Budaya Barat diterima bersamaan
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperlihatkan pendikotomian yang jelas (Ibid:
77).
DAMPAK DUALISME PENDIDIKAN
Kaum Islam yang dependensi terhadap pendidikan yang berasal dari Barat. Mereka
menyembunyikan identitas akibat malu dan takut. Konsep dari Barat sering didominasi dan
dikenal oleh kaum Islam. Sehingga dengan adanya krisis identitas ini, mengakibatkan
melemahnya orientasi sosial umat Islam. AM. Saefuddin berpendapat berdasarkan istilah,
ketidakberdayaan umat Islam membuatnya bersifat taqiyyah (A. Saifuddin, 1991: 97).
Dimana, sudah dijelaskan diatas bahwa kaum Islam cenderung malu dan takut mengenai
identitas yang dimilikinya.
Dampak negatif yang melatarbelakangi adanya pendidikan tersebut.
Munculnya Ambivalensi Orientasi Pendidikan Islam
Munculnya ambivalensi orientasi pemdidikan Islam merupakan dampak negatif yang
mengakibatkan adanya pendikotomian dalam sistem pendidikan (Ibid: 103). Misalnya
terdapat dalam pendidikan pesantren. Terdapat banyak kekurangan yang diterapkan dalam
sistem pendidikan tersebut. Dimana, ketrampilan dan pemahaman mengenai disiplin ilmu
yang terdapat dalam bidang mu'amalah. Yang dianggap bahwa ini termasuk ke dalam bidang
pendidikan sekuler bukan dalam bidang Islam. Dalam sistem pendidikan pesantren ini,
terdapat 2 pembagian materi dalam persentase tertentu yaitu mengenai materi Ilmu agama dan
materi ilmu umum. Namun, pendidikan ini tidak mampu mencapai tujuan dari pendidikan
Barat. Yang pada akhirnya dianggap hanya menempel pada pendidikan sekuler saja (Abdul
Wahid, 2014: 4).
Kesenjangan antara Sistem Pendidikan Islam dan Ajaran Islam
Dikotomi ini merupakan pemisahan antara ilmu agama dengan ilmu umum, sehingga
bertentangan dengan integralistik yang berarti penyatuan ilmu-ilmu dan juga bertentangan
dengan Islam, karena menganggap bahwa tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan umum.
Sehingga, jika mengetahui dikotomi serta ambivalen, maka pendidikan Islam akan jauh dari
pendidikan itu sendiri (Abdul Wahid, 2014: 5).
Disintegrasi Sistem Pendidikan Islam
Sistem pendidikan sekarang memang kurang mengenai upaya dalam integralistik.
Dimana pendidikan umum dengan pendidikan agama yang buruk dalam ketidakpastian.
Ditambah dengan adanya kesenjangan terutama di sekolah negeri mengenai pemahaman guru
agama dan yang dibutuhkan oleh murid. Sehingga kesenjanggan inilah yang melahirkan
adanya dualisme pendidikan. Dualisme pendidikan ini merupakan pegaruh negatif bagi dunia
pendidikan terutama bagi Islam. Tanpa disadari, Dualisme pendidikan merupakan persoalan
yang harus dibahas agar tidak terjadi perpaduan antara pendidikan umum dengan pendidikan
agama. Maka, upaya yang harus dilakukan adalah dengan adanya Integrasi (Abdul Wahid,
2014: 5).
5. UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM DUALISME PENDIDIKAN
Berinteraksi serta meningkatkan kekompakkan merupakan tujuan dari pendidikan
yang sebenarnya dengan cara melakukan dorongan moral dalam pembentukan struktur.
Tujuan tersebut harus sesuai dengan aturan-aturan yang ada agar dapat tercapai. Dengan itu,
peserta didik diharapkan agar diberikan ilmu pengetahuan mengenai hubungan tujuan serta
alat dari hubungan tujuan juga anlisis (Angun Wira Puspita, Rina Muda Siraturrahmah, dan
Muhammad Khairul Rijal, 2018: 4).
untuk itu, upaya/solusi yang harus dilakukan dalam dualisme pendidikan adalah integrasi
mengenai pendidikan agama dan pendidikan umum dengan cara melakukan pembelajaran
yang efektif dan efisien. kemudian yang kedua, mempelajari serta menanamkan dalam
kehidupan sehari-hari mengenai nilai-nilai keimanan serta ketakwaan. Dan yang ketiga,
adanya perubahan Institusi pendidikan dalam tingkat perkuliahan mengenai perubahan IAIN
menjadi UIN yang mana, tidak hanya menghadirkan pendidikan Islam saja namun juga
terdapat ilmu umum yang terkandung didalamnya (Angun Wira Puspita, Rina Muda
Siraturrahmah, dan Muhammad Khairul Rijal, 2018: 4). Misalnya seperti prodi manajemen
yang saya pilih
C. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dikotomi merupakan pemisahan antara ilmu
agama dengan ilmu umum yang melahirkan adanya dualisme pendidikan. Akibat munculnya
dualisme pendidikan, memunculkan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat islam akibat
dari stagnasi pemikiran islam yang mengalami kelesuan baik dibidang politik dan budaya,
penjajahan Barat terhadap dunia Islam dengan mendominasi ilmu-ilmu barat ke dalam sistem
pendidikan Islam, serta adanya modernisasi pendidikan Islam akibat dari 2 ideologi Barat
yang dipadukan.
Dengan adanya dampak buruk dari dualisme pendidikan, maka upaya yang dilakukan
adalah dengan melakukan integrasi terhadap pendidikan agama dan ilmu secara efektif dan
efisien agar tercapai tujuan yang bersumber dari aturan-aturan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Sulaiman, Abdul Hamid. Krisis Pemikiran. Jakarta: Media Da’wah, 1994
Al-Qur’ān al-Karīm
Ashaf, Syed Ali. New Hoizons in Muslim Education. diterjemahkan oleh Soni Siregar dengan
judul Baru Dunia Islam. Jakarta: Logos: Pustaka Firdaus, 1991.
Bucaille, Maurice. La Bible Le Qoran Et La Science, Terj. H.M. Rasyidi dengan judul Bibel,
Qur’an dan Sains Modern. Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III. Cet. II;
Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Haught, John F. 2005. Perjumpaan Sains dan Agama: Dari Dialog ke Konflik. Jakarta: Mizan.
Madjid, Nurchalish. Islam Doktrin dan Peradaban. Cet. I; Jakarta: Yayasan Wakaf
Paramadina, 2000.
Muhaiman, dkk. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda, 1993.
6. Poeradisastra. Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Peradaban Modern. Jakarta: P3M, 1986.
Puspita, Angun Wira, Rina Muda Siraturrahmah, dan Muhammad Khairul Rijal. Jurnal
Penelitian Pendidikan & Pembelajaran. Samarinda, 2018.
Saifuddin. Desekularisasi Pemikiran. Bandung: Mizan, 1991.
Wahid, Abdul.Dikotomi Ilmu Pengetahuan. Parepare, 2014.
Zianuddin Sardar. Rekayasa Masa Depan Peradaban Muslim. Bandung: Mizan, 1986.