Dokumen tersebut membahas tentang Dwi Satya dan Dwi Dharma sebagai kode etik dan pedoman hidup bagi anggota Pramuka Siaga. Dwi Satya merupakan janji untuk menjalankan kewajiban kepada Tuhan, negara, dan aturan keluarga serta berbuat kebajikan. Dwi Dharma berisi pedoman untuk patuh pada orang tua dan berani tidak putus asa. Kedua kode etik tersebut bertujuan membentuk karakter Pramuka Siaga men
PEMBELAJARAN AWAL PENGGALANG
etiap anggota Pramuka Penggalang dikelompokkan dalam satuan-satuan kecil yang disebut regu. Setiap regu terdiri atas 8 orang Penggalang. Regu dipimpin oleh seorang Pimpinan Regu (PINRU) yang bertanggung jawab penuh atas regunya tersebut. Regu dalam penggalang mempunyai nama-nama untuk mengidentifikasi regu tersebut. Nama Regu Putra diambil dari nama hewan, misalnya harimau, kobra, elang, kalajengking, dan sebagainya. Sedangkan nama regu putri diambil dari nama tumbuhan (bunga), semisal anggrek, anyelir, mawar, melati.
Pelaksanaan kegiatan kepramukaan dilaksanakan dengan Sistem Terpisah untuk satuan putra dan satuan putri. Dimana Pramuka Penggalang putra dikelompokkan dengan Pramuka Penggalang Putra lainnya dan dipisahkan dari satuan Pramuka Penggalang putri.
Satuan ini dibina oleh Pembina dan Pembantu Pembina putra juga. Demikian sebaliknya untuk satuan Penggalang Putri dibina oleh Pembina dan Pembantu Pembina putri juga.
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.
“Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Sedangkan yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Cara penerapan pendidikan karakter di dalam kegiatan belajar mengajar di dalam setiap bidang study sehingga tercipta pembelajaran yang bersifat holistik dan terintegrasi. Makna dari pendididikan adalah mengembangkan pengetahuan, perasaan dan keahlian.
Baca Online Buku Sekeping Cinta by CerdasMulia InstituteArry Rahmawan
Buku "Sekeping Cinta" adalah buku seri pertama dari seri buku "Persembahan Cinta" yang diterbitkan oleh CerdasMulia Institute. Buku ini berisikan berbagai macam kompilasi tulisan - tulisan terbaik dari para trainer muda alumni dari Young Trainer Academy.
Untuk pemesanan buku Sekeping Cinta, silakan hubungi contact@cerdasmulia.co.id , atau hubungi 0856-4087-9848 (Melinda).
Add juga Twitter kami di @YTAcademy_ID dan @TrainerMuda_ID
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. Kata Dwi Satya merupakan bahasa kuno leluhur bangsa Indonesia yaitu bahasa sansekerta yang
berarti, Dwi adalah dua dan Satya adalah Janji. Dwi Satya ini merupakan Kode etik Anggota
Pramuka Muda golongan Siaga yaitu usia antara 7–10 tahun. Disebut Pramuka Siaga karena
sesuai dengan kiasan pada masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia
mensiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan ditandai berdirinya Boedi Oetomo
pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia.
Dwi Satya ini merupakan janji suci anggota pramuka siaga yang harus di Ikrarkan, difahami dan
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun bunyi dari Dwi Satya yaitu :
Demi kehormatanku, aku berjanji akan :
- Bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan menurut aturan keluarga
- Setiap hari berbuat kebajikan
Dari bunyi Dwi Satya diatas kita dapat melihat norma pendidikan yaitu :
1. Bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Disini
anggota Pramuka Siaga harus mengikrarkan diri untuk benar-benar berjanji selalu melaksanakan
kewajiban terhadap Tuhan YME. Sebagai contoh tidak pernah meninggalkan peribadatan
Agama, semisal Sholat Lima waktu (untuk Agama islam), Pergi ke gereja, ke phura, ke kuil dan
lain-lain untuk menghadap sang khaliq. Yang itu merupakan penguatan spiritual bagi anggota
pramuka.
2. Bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap NKRI. Pramuka Siaga sudah sejak
dini dilatih untuk menjalankan kewajiban terhadap NKRI. Sebagai contoh dalam berpakaian,
seorang anggota pramuka selalu membawa lambang bendera Merah putih yang dikenakan di
leher. Ini diartikan bahwa seorang anggota pramuka yang selalu cinta akan tanah air, hingga
setiap kegiatan kepramukaan lambang bendera merah putih atau kita kenal kacu leher selalu
dipakai.
3. Bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku menurut aturan keluarga. Usia Pramuka Siaga
yaitu kisaran 7-10 tahun, dimana usia ini adalah masa anak-anak. Pendidikan pertama seorang
anak adalah keluarga, dimana ada aturan-aturan keluarga yang harus dijalani oleh anak. Suatu
contoh, bangun pagi, Sekolah, patuh pada orang tua, dan lain sebagainya. Di dalam pramuka
satuan pendidikan pramuka dibentuk seperti layaknya keluarga dirumah, pembina putra sebagai
ayahnya (yanda), dan pembina putri sebagai ibunya (bunda), dan ada makcik dan pakcik sebagai
kerabat keluarga.
4. Setiap hari berbuat kebajikan. Seorang pramuka harus berikrar, berjanji, untuk setiap hari
berbuat kebajikan. Berbuat baik kepada sesama teman, lingkungan, terlebih kepada orang tua.
Disinilah kita perlu memahami nilai- nilai apa yang terkandung didalamnya Dwi Satya dan
kenapa menjadi kode etik anggota pramuka Siaga.
Selanjutnya yaitu Dwi Dharma, yang mempunyai arti Dwi adalah Dua, dan Dharma adalah
Pengamalan. Jadi Dwi Dharma yaitu pengamalan seorang pramuka siaga yang harus
dilaksanakan dalam kehidupannya. Adapaun bunyinya adalah sebagai berikut :
1. Siaga itu patuh pada ayah dan ibundanya.
2. Siaga itu berani dan tidak putus asa.
Dwi Dharma terdapat 3 point penting, pertama, Patuh pada Orang tua yaitu ayah dan ibu.
Pramuka siaga harus mengamalkan ini, tidak boleh membantah apa yang dikatakan oleh orang
tua, yaitu ayah atau ibu. Dalam agama islam membantah perintah orang tua berarti menjadi anak
2. durhaka, dan Allah membenci anak yang durhaka kepada orang tua.
Kedua, Pramuka Siaga harus mempunyai keberanian. Jangan dipersepsikan dengan hal yang
negatif. Berani disini adalah berani untuk mempertanggung jawabkan apa yang sudah diperbuat.
berani untuk berprestasi, berani mengambil keputusan yang baik dan lain sebagainya. Ketiga,
Tidak Putus Asa, Pramuka Siaga tidak boleh putus asa dengan apa yang dicita-citakan, apa yang
menjadi harapan, dan keinginan belum tercapai. Nilai pendidikan disini bahwa pramuka siaga
harus optimis, bersungguh-sungguh, berusaha, untuk menjdi lebih baik untuk menggapai apa
yang dicita-citakan.
Mungkin itu sekelumit yang bisa disampaikan, semoga bermanfaat.
Apabila ada kekeliruan mohon untuk pembenahannya.
Terima kasih.
Dwi Satya Dan Dwi Darma Pada Pramuka Siaga - Dwisatya merupakan janji Pramuka Siaga
dan Dwidarma merupakan pedoman bagi Pramuka Siaga dalam kehidupannya sehari-hari baik
dalam keluarga maupun dalam pergaulan dengan teman-teman.
Dwisatya Pramuka Siaga
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
Menjalankan kewajiban terhadap Tuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
menurut aturan keluarga.
Setiap hari berbuat kebajikan
Dwidarma Pramuka Siaga
1. Siaga itu patuh kepada ayah dan ibundanya
2. Siaga itu berani dan tidak putus asa
Dengan menempati janji dan melaksanakan pedoman hidup yang dimilikinya sebagaimana
tersebut diatas, akan terwujudlah sasaran pembinaan pada Pramuka Siaga, menjadi Pramuka
Siaga yang :
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
peduli kepada nusa dan bangsa
patuh terhadap aturan keluarga
sholeh
percaya diri
teguh dalam pendirian
tidak mudah menyerah
Sebagaimana Pembina Pramuka Siaga dimana disamping berperan sebagai pengganti orang
tua mereka (Yahda/Bunda) dan juga sebagai mitra mereka, kiranya kita akan mewajibkan diri
untuk betul-betul memahami tugas-tugas perkembangan jiwa mereka, kebutuhan mereka dan
sifat serta perilaku mereka, agar kita dapat menciptakan hubungan kekeluargaan yang akrab
dengan para Pramuka Siaga.
3. Hubungan yang akrab antara pembina dengan peserta didik merupakan faktor yang sangat
penting dalam proses pendidikan.
Tugas perkembangan jiwa anak seusia Pramuka Siaga diantaranya ialah :
1. belajar keterampilan pisik
2. membentuk sikap hidup sehat
3. belajar bergaul dengan teman-teman sebaya
4. belajar peranan jenis
5. membentuk keterampilan dasar : membaca, menulis, dan berhitung
6. membentuk konsep-konsep yang perlu untuk hidup sehari-hari
7. membentuk hati nurani, nilai moral, dan nilai sosial
8. memperoleh kebebasan pribadi
9. membentuk sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan instansi
Perilaku anak-anak seusia Pramuka Siaga, antara lain sebagai berikut :
1. suka bermain, dan belari-lari
2. suka meniru
3. suka menghayal
4. suka menyanyi
5. gemar mendengar cerita
6. suka bertanya, ingin tahu, ingin mencoba
7. cepat bosan
8. selalu ingin hal-hal baru
9. perhatian terpusat pada ayah ibu dan keluarga
Mendidikan Dwisatya dan Dwidarma tidak akan dilakukan dengan cara memaksakan kepada
peserta didik, tidak pula dengan diajarkan tetapi dilakukan dengan cara :
permainan ("games") yang menarik, menantang dan mengenakan
bernyayi dan menari
bercerita
berkunjung kerumah teman yang sedang sakit
berwisata
menggambar, mematung dan berkesenian yang lain masing-masing dan lain-lainnya
dengan catatan setelah kegiatan tersebut di atas selesai dilakukan Pembina hendaknya
menggali pendapat mereka atas kegiatan yang baru dilaksanakan dengan melempar
beberapa pertanyaan yang bertemakan penanaman dan pengamalan Dwisatya dan
Dwidarma.
Dalam melaksanakan pembinaan, Pembina Pramuka Siaga (Yahda/Bunda) seyogyanya
melibatkan orang tua Pramuka Siaga untuk ikut serta secara aktif membantu mengadakan
pembinaan, utamanya dalam hal penyediaan dukungan dan fasilitas kepada para putera-puteri
mereka.
4. Contoh kegiatan
Dalam Dwisatya Pramuka Siaga, diantaranya disebut ....." menurut aturan keluarga" ....." setiap
hari berbuat kebaikan untuk kegiatan dalam upaya mengamalkan/melaksanakan satya di atas,
faktor orang tua sangat besar pengaruhnya pada peserta didik, dalam hal ini keterlibatan orang
tua utamanya harus bisa menjadi panutan/teladan pada putera-puteri mereka, tentang :
bagaimana berprilaku yang sopan, hormat kepada orang lain
bagaimana berbuat kebajikan
Kesimpulan
1. Mendidikan dengan cara kepramukaan dilakukan dengan melalui kegiatan yang menarik,
menantang, menyenangkan dan meningkat dengan menggunakan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta di laksanakan di alam terbuka.
2. Pembina Pramuka Siaga dalam memberikan pembinaan hendaknya dilakukan dengan
penuh rasa kasih sayang, sabar, dan berupaya selalu memberikan perhatian pada
perkembangan masing-masing induvidu, sehingga diantaranya para Pramuka Siaga
asuhannya merasa mendapat bimbingan yang sama.