Laporan ini memberikan ringkasan kegiatan di Stasiun Reintroduksi Orangutan Sumatra Sungai Pengian antara Juli-Oktober 2010, termasuk pemeliharaan 20 orangutan adaptasi, pelepasliaran 4 orangutan, dan pemantauan 11 orangutan. Beberapa orangutan dikembalikan ke kandang karena kondisi kesehatan atau perilaku yang kurang liar.
La propuesta sugiere instalar extintores de incendios visibles y accesibles en todos los edificios de la escuela para la seguridad de estudiantes, maestros y personal. Justifica esta idea debido al riesgo de incendios y la necesidad de una respuesta rápida. Los objetivos son fomentar la responsabilidad de los estudiantes para mantener los extintores en buen estado y colaborar en su uso responsable, además de compartir conocimientos sobre el uso adecuado de los extintores.
Good day! I am submitting this report regarding the status of our project on developing a new type of battery that can store renewable energy more efficiently. After months of research and testing different materials and designs, we have identified two promising prototypes that show potential. Prototype A uses a lithium-ion battery core with graphene plates inserted between each cell. Initial tests show it can store 20% more energy than conventional lithium-ion batteries. Prototype B replaces the lithium with sodium and uses carbon nanotubes instead of plates. It demonstrated a 30% improvement in energy capacity over lithium-ion in our lab tests. Both still need further refinement but are progressing well. I recommend we focus our efforts on Prototype B given its better results
El documento habla sobre la importancia de la educación y el aprendizaje continuo a lo largo de la vida. Señala que en un mundo en constante cambio es crucial que las personas sigan capacitándose y actualizando sus conocimientos y habilidades para mantenerse relevantes. También enfatiza que tanto los individuos como las organizaciones deben comprender que el aprendizaje no termina una vez que se abandona la escuela, sino que es un proceso de por vida.
Slide del corso di Teorie e tecniche della Comunicazione Musicale, tenuto da Gianni Sibilla al Master in Comunicazione Musicale per la discografia e i media.
www.unicatt.it/masteruniversitario/comunicazionemusicale
O documento lista várias partes do corpo humano e categorias de lesões, incluindo a face, ombros, braços, pernas e pés. As categorias vão de Grau I a Grau IV para classificar a severidade suspeita de lesões nos tecidos profundos.
La propuesta sugiere instalar extintores de incendios visibles y accesibles en todos los edificios de la escuela para la seguridad de estudiantes, maestros y personal. Justifica esta idea debido al riesgo de incendios y la necesidad de una respuesta rápida. Los objetivos son fomentar la responsabilidad de los estudiantes para mantener los extintores en buen estado y colaborar en su uso responsable, además de compartir conocimientos sobre el uso adecuado de los extintores.
Good day! I am submitting this report regarding the status of our project on developing a new type of battery that can store renewable energy more efficiently. After months of research and testing different materials and designs, we have identified two promising prototypes that show potential. Prototype A uses a lithium-ion battery core with graphene plates inserted between each cell. Initial tests show it can store 20% more energy than conventional lithium-ion batteries. Prototype B replaces the lithium with sodium and uses carbon nanotubes instead of plates. It demonstrated a 30% improvement in energy capacity over lithium-ion in our lab tests. Both still need further refinement but are progressing well. I recommend we focus our efforts on Prototype B given its better results
El documento habla sobre la importancia de la educación y el aprendizaje continuo a lo largo de la vida. Señala que en un mundo en constante cambio es crucial que las personas sigan capacitándose y actualizando sus conocimientos y habilidades para mantenerse relevantes. También enfatiza que tanto los individuos como las organizaciones deben comprender que el aprendizaje no termina una vez que se abandona la escuela, sino que es un proceso de por vida.
Slide del corso di Teorie e tecniche della Comunicazione Musicale, tenuto da Gianni Sibilla al Master in Comunicazione Musicale per la discografia e i media.
www.unicatt.it/masteruniversitario/comunicazionemusicale
O documento lista várias partes do corpo humano e categorias de lesões, incluindo a face, ombros, braços, pernas e pés. As categorias vão de Grau I a Grau IV para classificar a severidade suspeita de lesões nos tecidos profundos.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai orang utan, termasuk ciri-ciri fizikal, habitat, perilaku, ancaman terhadap spesies, serta upaya pemuliharaan orang utan di pusat-pusat pemulihan di Malaysia dan Indonesia. Proses pemulihan di pusat-pusat tersebut meliputi tahap kemasukan, kuarantina, latihan hidup mandiri, dan pelepasliaran kembali ke alam liar.
Artikel ini membandingkan tingkah laku makan sapi bali yang dipelihara di Tempat Pembuangan Akhir Desa Pedungan dan Sentra Pembibitan Sapi Bali Sobangan. Ternak di TPA memakan sampah secara bebas sedangkan di sentra pembibitan diberi pakan teratur. Hasilnya, tingkah laku makan ternak di TPA berbeda dan kurang efisien dibandingkan sentra pembibitan.
Selamatkan Orang Utan Selamatkan Bumi KitaLilik Maysarah
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya melestarikan orangutan di Indonesia. Orangutan merupakan satwa yang dilindungi dan berperan penting dalam menyebarkan biji-bijian di hutan, namun populasinya terancam punah karena kehilangan habitat dan perburuan oleh manusia. Untuk menyelamatkan orangutan, masyarakat dapat memberikan donasi atau menyebarkan informasi tentang pentingnya melestarikan satwa ini.
Makalah ini membahas tentang konservasi penyu di Indonesia. Terdapat 6 jenis penyu di Indonesia yaitu penyu hijau, sisik, lekang, belimbing, pipih, dan tempayan. Penyu memiliki siklus hidup yang panjang dan bertelur di pantai. Ancaman terhadap penyu antara lain perburuan, kerusakan habitat, dan polusi. Upaya konservasi penyu meliputi pengawasan perlindungan, tidak mengkonsumsi dan memburu penyu secara illegal, serta melak
Buku ini membahas 171 jenis burung yang ditemukan di Taman Nasional Baluran. Buku ini berisi foto dan peta sebaran masing-masing spesies burung beserta penjelasan singkat. Buku ini bertujuan melestarikan burung-burung di kawasan konservasi tersebut dengan melakukan inventarisasi dan pendokumentasian spesies burung yang ada.
Dokumen ini membahas tentang berbagai jenis hewan langka di Indonesia seperti musang congkok, singapuar, ikan belida, burung elang jawa, gosong maluku, kuskus beruang, merak biru, paradise birdwing, orchid mantis, dan proboscis monkey. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah konservasi seperti pelestarian in situ dan ex situ serta manfaat hewan bagi kehidupan manusia seperti sumber belajar, obat-obatan, dan
AMPHINEURA/ POLYPLACOPHORA
Ciri Umum
1. Hewan ini hidup di laut dekat pantai atau di pantai. Tubuhnya bilateral
simetri, dengan kaki di bagian perut (ventral) memanjang.
2. Ruang mantel dengan permukaan dorsal, tertutup oleh 8 papan berkapur,
sedangkan permukaan lateral mengandung banyak insang
3. Hewan ini bersifat hermafrodit (berkelamin dua), fertilisasi eksternal
(pertemuan sel teur dan sperma terjadi di luar tubuh). Contohnya
Cryptochiton sp atau kiton
Perannya bagi kehidupan
Amphineura, atau yang juga dikenal sebagai Polyplacophora, memiliki beberapa
peran penting dalam kehidupan. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai
peran mereka:
1. Kontribusi Ekosistem: Amphineura/Polyplacophora berperan dalam menjaga
keseimbangan ekosistem laut. Mereka berperan sebagai bagian dari rantai
makanan, baik sebagai pemangsa maupun sebagai mangsa bagi organisme
lain.
2. Sumber Makanan: Beberapa spesies Amphineura, seperti chiton, dapat
dimanfaatkan sebagai sumber makanan manusia. Mereka mengandung
nutrisi yang bergizi dan tinggi protein.
3. Bahan Baku: Cangkang Polyplacophora yang terdiri dari delapan pelat
berengsel terpisah memiliki potensi sebagai bahan baku dalam industri.
Misalnya, cangkang chiton dapat digunakan dalam pembuatan perhiasan,
kerajinan, atau bahan baku lainnya.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui perilaku harian monyet ekor panjang di Taman Nasional Kelimutu. Penelitian menggunakan metode pengamatan langsung dan mencatat aktivitas monyet selama dua periode sehari. Hasilnya menunjukkan bahwa aktivitas utama monyet adalah bergerak 35%, diikuti makan 24%, grooming 22%, dan istirahat 9%. Perilaku bersarang tidak teramati.
Dokumen ini membahas tentang tinjauan pustaka mengenai ikan bandeng, mulai dari taksonomi, morfologi, habitat, makanan, pertumbuhan, keunggulan gizi, dan cara pengolahan seperti presto dan penggorengan. Ikan bandeng memiliki potensi besar sebagai sumber protein yang berkualitas.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai orang utan, termasuk ciri-ciri fizikal, habitat, perilaku, ancaman terhadap spesies, serta upaya pemuliharaan orang utan di pusat-pusat pemulihan di Malaysia dan Indonesia. Proses pemulihan di pusat-pusat tersebut meliputi tahap kemasukan, kuarantina, latihan hidup mandiri, dan pelepasliaran kembali ke alam liar.
Artikel ini membandingkan tingkah laku makan sapi bali yang dipelihara di Tempat Pembuangan Akhir Desa Pedungan dan Sentra Pembibitan Sapi Bali Sobangan. Ternak di TPA memakan sampah secara bebas sedangkan di sentra pembibitan diberi pakan teratur. Hasilnya, tingkah laku makan ternak di TPA berbeda dan kurang efisien dibandingkan sentra pembibitan.
Selamatkan Orang Utan Selamatkan Bumi KitaLilik Maysarah
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya melestarikan orangutan di Indonesia. Orangutan merupakan satwa yang dilindungi dan berperan penting dalam menyebarkan biji-bijian di hutan, namun populasinya terancam punah karena kehilangan habitat dan perburuan oleh manusia. Untuk menyelamatkan orangutan, masyarakat dapat memberikan donasi atau menyebarkan informasi tentang pentingnya melestarikan satwa ini.
Makalah ini membahas tentang konservasi penyu di Indonesia. Terdapat 6 jenis penyu di Indonesia yaitu penyu hijau, sisik, lekang, belimbing, pipih, dan tempayan. Penyu memiliki siklus hidup yang panjang dan bertelur di pantai. Ancaman terhadap penyu antara lain perburuan, kerusakan habitat, dan polusi. Upaya konservasi penyu meliputi pengawasan perlindungan, tidak mengkonsumsi dan memburu penyu secara illegal, serta melak
Buku ini membahas 171 jenis burung yang ditemukan di Taman Nasional Baluran. Buku ini berisi foto dan peta sebaran masing-masing spesies burung beserta penjelasan singkat. Buku ini bertujuan melestarikan burung-burung di kawasan konservasi tersebut dengan melakukan inventarisasi dan pendokumentasian spesies burung yang ada.
Dokumen ini membahas tentang berbagai jenis hewan langka di Indonesia seperti musang congkok, singapuar, ikan belida, burung elang jawa, gosong maluku, kuskus beruang, merak biru, paradise birdwing, orchid mantis, dan proboscis monkey. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah konservasi seperti pelestarian in situ dan ex situ serta manfaat hewan bagi kehidupan manusia seperti sumber belajar, obat-obatan, dan
AMPHINEURA/ POLYPLACOPHORA
Ciri Umum
1. Hewan ini hidup di laut dekat pantai atau di pantai. Tubuhnya bilateral
simetri, dengan kaki di bagian perut (ventral) memanjang.
2. Ruang mantel dengan permukaan dorsal, tertutup oleh 8 papan berkapur,
sedangkan permukaan lateral mengandung banyak insang
3. Hewan ini bersifat hermafrodit (berkelamin dua), fertilisasi eksternal
(pertemuan sel teur dan sperma terjadi di luar tubuh). Contohnya
Cryptochiton sp atau kiton
Perannya bagi kehidupan
Amphineura, atau yang juga dikenal sebagai Polyplacophora, memiliki beberapa
peran penting dalam kehidupan. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai
peran mereka:
1. Kontribusi Ekosistem: Amphineura/Polyplacophora berperan dalam menjaga
keseimbangan ekosistem laut. Mereka berperan sebagai bagian dari rantai
makanan, baik sebagai pemangsa maupun sebagai mangsa bagi organisme
lain.
2. Sumber Makanan: Beberapa spesies Amphineura, seperti chiton, dapat
dimanfaatkan sebagai sumber makanan manusia. Mereka mengandung
nutrisi yang bergizi dan tinggi protein.
3. Bahan Baku: Cangkang Polyplacophora yang terdiri dari delapan pelat
berengsel terpisah memiliki potensi sebagai bahan baku dalam industri.
Misalnya, cangkang chiton dapat digunakan dalam pembuatan perhiasan,
kerajinan, atau bahan baku lainnya.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui perilaku harian monyet ekor panjang di Taman Nasional Kelimutu. Penelitian menggunakan metode pengamatan langsung dan mencatat aktivitas monyet selama dua periode sehari. Hasilnya menunjukkan bahwa aktivitas utama monyet adalah bergerak 35%, diikuti makan 24%, grooming 22%, dan istirahat 9%. Perilaku bersarang tidak teramati.
Dokumen ini membahas tentang tinjauan pustaka mengenai ikan bandeng, mulai dari taksonomi, morfologi, habitat, makanan, pertumbuhan, keunggulan gizi, dan cara pengolahan seperti presto dan penggorengan. Ikan bandeng memiliki potensi besar sebagai sumber protein yang berkualitas.
1. 1
Draft Laporan Triwulan Stasiun Reintroduksi Orangutan
Sumatra (Pongo abelii) Sungai Pengian
Juli - Oktober 2010
Draft Sumatran Orangutan Reintroductions Center / SORC, Sungai Pengian Quarter
Report
July – October 2010
Oleh:
Nurhariyanto
DAFTAR ISI
Stasiun SORC (Sumatran Orangutan Reintroductions Center) Sungai Pengian …..… 2
1. Kegiatan Reintroduksi ………………………………………………………....… 2
1.1 Pemeliharaan Orangutan Adaptasi ………………………………….……...... 2
1.2 Pelepasliaran ……………………………………………………………....…. 3
1.3 Pemantauan Orangutan ………………………………………………………. 5
2. Orangutan Pasca Pelepasliaran ………………………………………………..…. 5
2.1 Pemantauan Kembali Orangutan ………………………………………......… 5
2.2 Kejadian Lainnya ....…………………………………………………………. 7
3. Aktifitas & Program lainnya ………………....……………………....………….. 7
3.1 Pembersihan Kompleks Kandang ……………………………………....…… 7
3.2 Pemeliharaan Trail dan Plot Fenologi (Phenology) …………………………. 8
3.3 Pencarian Orangutan ……………………………………………………...…. 8
3.4 Tamu & Mass Media ……………………………………………….….......… 8
4. Perjalanan Bersama Orangutan Reintroduksi …………………………………..... 8
2. 2
Stasiun SORC (Sumatran Orangutan Reintroductions Center) Sungai Pengian
Stasiun reintroduksi sungai pengian berada di sekitar kawasan Taman
Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) atau secara administratif berada di ds. Suo-suo,
kecamatan Sumai, kabupaten Tebo - Jambi. Secara aktif stasiun SORC sungai
Pengian mulai melakukan kegiatan sejak 2001 hingga sekarang yang sesuai dengan
namanya berpusat pada kegiatan reintroduksi orangutan Sumatra (Pongo abelii), salah
satu satwa eksotis langka yang masih tersisa di dataran Sumatra, Indonesia.
1. Kegiatan Reintroduksi
Semenjak di mulai saat ini sudah lebih dari 120 orangutan yang diterima
stasiun Sungai Pengian dan dilepaskan di sekitar kawasan Taman Nasional baik di
dalam maupun diluar batas Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT). Namun
karena orangutan yang diterima tidak sepenuhnya siap untuk dilepaskan karena sudah
sangat familiar dengan manusia sejak lama maka kegiatan stasiun tidak hanya sekedar
pelepasan tapi menyangkut pra pelepasan, diantaranya yaitu:
1.1 Pemeliharaan Orangutan Adaptasi
Orangutan seringkali tidak terbiasa dengan makanan hutan yang banyak
diantaranya tidak pernah diberikan saat dipelihara manusia maupun dalam masa
karantina. Kegiatan pemeliharaan ini ditujukan untuk memperbesar kemungkinan
hidup orangutan selama di alam liar dengan melatih agar mau memakan semua jenis
makanan yang diberikan, beberapa diantaranya berupa diet buah hutan atau berupa
makanan alternatif tambahan jika musim buah tidak ditemukan, seperti daun sebekal
dan semantum, daun paku tiang, rotan, steem pisang, rayap dan lain sebagainya (biasa
diberikan dalam enrichment behaviors).
Terhitung ada sebanyak 20 orangutan yang di pelihara dalam kompleks
kandang besar maupun karantina. Beberapa diantaranya sempat dilepaskan tapi
kurang berhasil karena masih terus kembali ke kandang atau saat cuaca buruk kondisi
tubuhnya menurun. Data orangutan yang di pelihara dapat dilihat pada tabel 3.
Enrichment behaviors atau biasa di artikan sebagai “pengayaan” diberikan
setiap hari sebanyak 2 - 3 kali sehari di sela-sela jadwal makan OU yaitu 5 kali dalam
rentang 2 jam. Pemberian perilaku pengayaan ditujukan untuk:
Menghindari stress OU selama tidak ada kegiatan di dalam kandang
Memperkenalkan dengan aneka buah hutan ataupun makanan alternative lain
yang dapat di peroleh di hutan
Menyibukkan OU agar tidak merusak kandang
Namun dalam prakteknya, pemberian pengayaan seringkali terkendala oleh berbagai
hal, diantaranya:
Tidak tersedianya bahan pakan pengayaan di hutan atau jumlah logistic buah
yang terbatas karena mobil terlambat atau akibat cuaca buruk. Pemberian
pengayaan juga menggunakan buah logistic dari Jambi seperti untuk kong
puzzle, deep tube, buah dalam karung, dan mancing.
Jumlah staff yang terbatas, akibatnya hanya diberikan 1 kali sehari atau
bahkan terkadang tidak diberikan sama sekali. Jumlah ideal untuk staf
kandang besar maupun karantina dalam 1 hari minimal adalah 2 orang, tapi
seringkali hanya 1 orang yang bertugas, terutama saat banyak orangutan
pantau.
3. 3
Sedikitnya jumlah staff yang berpengalaman, akibatnya dibutuhkan lebih
banyak petugas kandang dari biasanya.
Perilaku pemberian pakan di upayakan membantu OU untuk adaptif, sehingga
sebagian besar buah yang didatangkan umumnya memiliki rasa hambar (netral) atau
masam, mengingat sebagian besar buah hutan memiliki rasa tersebut. Disamping itu
sulitnya transportasi menjadi alasan utama untuk lebih mengutamakan buah yang
lebih tahan lama (tidak cepat busuk) seperti ubi jalar, labu ataupun jagung meskipun
jenis tersebut tidak tersedia secara alami di hutan kecuali di ladang.
Tabel 1. Jadwal pemberian perilaku pengayaan (Enrichment Behavior)
Hari (day) Jenis pengayaan (Enrichment type)
08.15 WIB 10.15 WIB 14.15 WIB
Senin (Monday) Feeding tube Kong dan green ball Rotan
Selasa (Tuesday) Fishing Fire tube Buah hutan
Rabu (Wednesday) Ranting Buah dalam bambu
(deep tube)
Daun
Kamis (Thursday) Feeding tube Buah dalam karung
(deep tube)
Stem pisang
Juma’t (Friday) Ranting Kong dan green ball Rayap
Sabtu (Saturday) Fishing Fire tube Ranting
Minggu (Sunday) Feeding tube Karung Stem bambu
1.2 Pelepasliaran
Pelepasliaran orangutan adalah kegiatan mengembalikan orangutan menuju
habitat alaminya. Kegiatan ini dilakukan disekitar hutan stasiun atau didalam kawasan
Taman Nasional. Beberapa site pelepasan yang ada antara lain adalah camp s.
Manggatal dan s. Kedemitan, keduanya berada didalam kawasan Taman Nasional dan
biasanya digunakan bagi orangutan dengan ukuran besar. Lokasi s. Blantik dan s.
Kemumu berada diluar kawasan selain itu juga lebih mudah di jangkau karena lebih
dekat dengan stasiun, karenanya orangutan kecil dapat dilepaskan di site ini. Beberapa
lokasi jalur stasiun termasuk disekitar kandang juga diperuntukkan untuk site
pelepasan, misalnya untuk orangutan liar kecil yang sulit ditangkap.
Jika dilihat dari juli hingga oktober pada tabel 3 terjadi 4 kali kegiatan
pelepasan orangutan yaitu:
Lita (♀ ± 13th
)
Pelepasan OU Lita dilakukan di camp. S. Manggatal dan bertujuan untuk
meliarkan Lita yang selalu kembali ke stasiun saat dilepaskan. Orangutan ini berada
dalam kondisi hamil, karenanya sangat beresiko jika harus lahir di dalam kandang,
sebab stasiun tidak memiliki fasilitas yang cukup untuk merawat bayi OU yang baru
lahir. Selain itu dengan melahirkan di alam liar diharapkan OU Lita menjadi liar
4. 4
karena harus menjaga anaknya, pengaruh dari insting keibuan dari umumnya hewan
mammalia besar.
Dalam prosesnya OU Lita kembali ke kandang besar dan akhirnya harus
melahirkan di dalam kandang dengan kondisi anaknya yang sudah mati. Penyebab
kematian bayi susah diketahui, mengingat bayi dilahirkan sudah dalam kondisi
meninggal. Meskipun lahir lebih awal 1 bulan dari perkiraan secara fisik maupun
organ dalam tidak terlihat ada kelainan, lihat tabel 3.
Winto (♀ ± 7th
)
OU Winto sebenarnya sudah lama dilepaskan dan memiliki aktifitas disekitar
stasiun bersama OU Candy ((♀ ± 7th
). Namun belakangan saat buah sudah jarang
ditemukan OU Winto seringkali mengunjungi kandang dan stasiun untuk mengambil
buah yang baru datang dari penduduk lokal. Dapur dan mess staf menjadi salah satu
tempat yang dikunjungi Winto dan beberapa barang juga diambil sambil dicoba untuk
dimakan atau disimpan dalam sarangnya.
OU Winto kembali dilepas disekitar kandang kecil pada 26 September karena
kondisi kandang yang sudah penuh, padahal masih dibutuhkan kandang kosong untuk
rehabilitasi pasca implantasi radio transmitter pada OU lain. Pada 24 Oktober kembali
dilakukan pelepasan OU Winto, kali ini dilakukan di s. Kemumu (km. 35) di dekat
arah dusun Semarantihan. Tidak dilakukan pemantauan pada OU Winto, karena sudah
terlalu sering di pantau dan dari data menunjukkan perilaku yang baik. Di duga karena
mengetahui posisi kandang dan stasiun Winto lebih memilih untuk menuju kesana
dan mencuri buah yang tidak sempat dijaga oleh teknisi.
Abel (♂ ± 11th
)
Orangutan Abel adalah salah satu jantan dewasa yang telah dipasang radio
transmitter. Pelepasan OU Abel dilakukan pada 26 Oktober bersamaan dengan kru
televisi Jerman yang melakukan liputan tentang kegiatan pelepasan Orangutan di
camp. Manggatal.
Saat pelepasan dilakukan OU Abel bertemu dengan OU Rencong (♂ ± 13th
)
dan Bolo (♀ ± ?th
), yaitu orangutan yang dilepas terlebih dulu di site sungai
Manggatal. Dalam beraktifitas OU Abel banyak belajar dari Bolo dan tidak jarang
melakukan aktifitas social bersama Bolo termasuk didalamnya „mating behavior‟.
Karena juga jantan dewasa, OU Abel cenderung mengusir Rencong dari lokasi
tersebut, diduga ini karena memperebutkan orangutan betina dewasa yaitu Bolo.
Sakdiah (♀ ± 7th
)
Sebagai salah satu orangutan radio transmitter OU Sakdiah juga dilepas
bersamaan dengan kegiatan liputan kru televisi Jerman. Hanya saja OU Sakdiah
dilepaskan hanya di sekitar kandang besar saja pada 23 Oktober. Ini dilakukan karena
orangutan tersebut tidak berbahaya, semi liar dan cukup mudah untuk ditangani
teknisi. OU sakdiah mau mendekati teknisi tapi tidak mau untuk digendong ataupun
dipegang, dan selama pemantauan memiliki aktifitas yang cukup baik dari makan
hingga pergerakannya.
Setelah beberapa hari berada disekitar kandang besar, OU Sakdiah menjelajah
cukup jauh untuk mencari makan, akibatnya teknisi kesulitan untuk mengikutinya
karena terlalu jauh dan tidak jarang melalui tebing yang terjal seperti disekitar jalur
KM dan SP.
5. 5
1.3 Pemantauan Orangutan
Kegiatan pemantauan ini adalah menjaga dan mencatat setiap perilaku OU
yang dilepaskan hingga dianggap sudah baik dan tidak dijaga lagi. Kegiatan ini dapat
berlangsung dalam beberapa hari hangga sampai bertahun-tahun, tergantung pada
tingkat adaptasi orangutan di dalam hutan adaptasi ataupun didalam Taman Nasional.
Penentuan lepas pantauan atau tidak dilihat dari catatan protokol OU yang
bersangkutan dan juga setelah diperiksa oleh staff yang lebih berpengalaman.
Sebagaimana terlihat pada tabel 3 orangutan pantau sampai pada akhir oktober
ada sebanyak 11 individu, yaitu terbagi atas:
OU pantau permanen
Ada 5 orangutan yang masih terus dipantau keberadaannya, yaitu Mopi (♂ ± 7th
),
Hexos (♂ ± 4th
), Erwin (♂ ± 4th
), Abel (♂ ± 11th
) dan Sakdiah (♀ ± 7th
). Untuk OU
Erwin sudah memiliki aktifitas yang baik dan sudah bisa untuk tidak dipantau lagi. Ini
karena relatif liar, memiliki aktifitas mencari makan yang baik dan tidak mau disentuh
oleh manusia. Sedangkan untuk Mopi dan Hexos belum bisa ditingalkan karena masih
terlalu familiar dengan manusia dan sangat mudah untuk dibawa dengan digendong.
Dua orangutan lainnya tidak dapat dilepas karena merupakan orangutan radio
transmitter yang belum lama dilepas, walaupun keduanya memiliki aktifitas yang
sangat baik jika dilihat dari aktifitas makan dan daya jelajahnya yang luas. Perlu
setidaknya beberapa hari lagi untuk mengetahui cakupan daya jelajahnya hingga
nantinya memudahkan untuk melacaknya dengan radio transmitter.
Kembali kekandang
Ada 6 orangutan yang harus dikembalikan ke dalam kandang, yaitu Lita (♀ ±
13th
), Anjeli (♀ ± 4th
), Kuya (♂ ± 4th
), Bagong (♂ ± 4th
), MU (♂ ± 7th
) dan Violet (♀
± 4th
). Beberapa diantaranya karena sakit seperti Anjeli, Bagong, MU dan Violet.
Sedangkan kuya akibat dari kebiasaannya selama sekitar 1 bulan penuh ada di sekitar
kandang besar maupun kecil untuk mengambil sisa makanan dibawah kandang dan
aktifitasnya ini diikuti oleh OU Bagong dan Winto (♀ ± 7th
). Orangutan Lita
sebenarnya dalam kondisi hamil, tapi saat dilepas untuk dipantau selalu kembali ke
kandang walaupun di lepas di S. Manggatal. Akibatnya segera dimasukkan dalam
kandang karena dikhawatirkan menuju dapur seperti sudah dilakukan sebelumnya
pada mei 2010.
2. Orangutan Pasca Pelepasliaran
Beberapa orangutan yang sudah dilepas terkadang kembali terlihat, baik
disekitar stasiun ataupun di tempat lain yang berbatasan langsung dengan kawasan
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT). Jika kondisi memungkinkan, misalnya
jumlah staf mencukupi maka orangutan yang terlihat akan dipantau kembali, atau jika
melakukan perusakan dan mengganggu warga sekitar maka harus dikembalikan ke
stasiun untuk di beri perlakuan tertentu atau dilepas ke tempat lain yang lebih jauh
dari rumah penduduk atau ladang.
2.1 Pemantauan Kembali Orangutan
Tingkat keaktifan orangutan, daya eksplorasi yang luas, keingin tahuan yang
tinggi dan juga tingkat kedekatan dengan manusia yang rendah diduga menjadi faktor
6. 6
pendukung kesuksesan proses reintroduksi. Penggunaan protokol harian saat
pelepasan orangutan dan mengulanginya saat orangutan tersebut ditemukan kembali
menjadi sangat penting, sebab dapat diketahui perbedaan perilaku dari orangutan
reintroduksi saat pelepasan awal dengan kondisi sesudahnya atau saat dipantau ulang.
Disamping saat kembali terlihat menjadi bukti kuat bahwa orangutan tersebut mampu
bertahan (terutama jika waktunya lama) dengan mencatat perilakunya dapat dilihat
perkembangan nilai positif yang membuatnya tetap bertahan di alam liar. Beberapa
orangutan yang dipantau kembali antaralain:
1. Petra (♂ ± 6th
)
OU Petra kembali terlihat di stasiun sejak awal oktober, dan melakukan
aktifitas disekitar kandang besar, jalur BB, KK dan kandang kecil (karantina).
Orangutan ini memang sering ditemui sejak Mei hingga Juli beraktifitas disekitar
stasiun hingga jauh mendekati arah camp. sungai Manggatal. Sebelumnya OU Petra
dilepas bersama kelompok orangutan lain diantaranya OU Caroline di camp.
Manggatal pada 2009, jadi keberadaannya sekarang menunjukkan bahwa OU Petra
dapat bertahan di hutan. Keberadaan OU Petra yang terlalu sering di kandang diduga
karena buha hutan yang jarang ditemukan, atau sekalipun ada tidak dalam kondisi
yang matang.
Saat di pantau OU Petra menunjukkan aktifitas yang baik, tapi saat tidak
dipantau pada oktober ini sangat sering dikandang untuk mendapatkan makanan dari
OU Lita yang telah kembali dari s. Manggatal. Jumlah staff yang tidak mencukupi
(hanya 7 orang) dan adanya aktifitas di camp. Sungai Manggatal membuat OU Petra
tidak dipantau, disamping adanya jadwal pelepasan orangutan lain yaitu Virina (♀ ±
6th
), Juna Desky (♂ ± 7th
) dan Vewe (♂ ± 6th
).
2. Candy (♀ ± 7th
)
Orangutan Candy sudah ada sejak lama di stasiun, beraktifitas dengan banyak
OU lain termasuk di dalamnya OU Petra, Hexos dan Winto. Saat dipantau OU Candy
cenderung tidak suka dengan teknisi yang memantau, biasanya OU Candy akan
melempari teknisi saat berada tepat dibawahnya dengan ranting kering sambil
melakukan kiss squeak. Keberadaan OU Candy tidak banyak mengganggu aktifitas di
kandang, dan seringkali hanya melintas selama beberapa hari di sekitar stasiun
kemudian pergi menjauh.
3. Joko (♂ ± ?th
)
Kembali di pantau pada 20 September, ini karena ada laporan dari warga ds.
Sekalo yang melihat orangutan di sekitar hutan dekat ladang mereka. Sebelumnya OU
Joko sempat terlihat pada Juli oleh teknisi di sekitar stasiun dan di kandang besar, tapi
kemudian menghilang. OU Joko dipantau sampai dengan 1 Oktober dan ditinggalkan
keesokan harinya, sebab OU Joko tidak mengganggu dan juga tidak ada laporan
adanya kerusakan oleh warga yang ada di ds. Sekalo. Kondisi OU Joko saat dipantau
cukup baik, tapi saat mengetahui ada teknisi yang memantau, OU Joko cenderung
menunggu untuk diberi makan dan akibatnya aktifitasnya tidak banyak. Tempat OU
Joko ditemukan berada di hutan bekas ladang yang disekitarnya banyak terdapat
pohon Kayu Aro dan juga berbagai jenis liana yang sedang berbuah.
4. Sita (♀ ± ?th
)
OU Sita sering terlihat jika ada aktifitas di camp. Manggatal. Pada dasarnya
orangutan tersebut tidak dipantau, sebab saat berada di camp. Manggatal umumnya
7. 7
teknisi sedang melakukan aktifitas lain, misalnya seperti pada 26 oktober saat
melakukan pelepasan OU Abel yang kemudian dilakukan aktifitas pemantauan secara
permanen pada orangutan tersebut. OU Sita seringkali ditemukan berada disekitar
camp. saja tanpa melakukan aktifitas bersama dengan orangutan pantau.
5. Rencong (♂ ± 13th
) dan Bolo (♀ ± ?th
)
OU Rencong dilepas di camp. Manggatal pada 28 April bersama dengan crew
dari Metro TV, kembali terlihat bersama dengan OU Bolo yang melakukan aktifitas
bersama saat dilakukan pelepasan OU Abel pada 26 Oktober. Sebagaimana OU Sita,
Rencong tidak dipantau melainkan hanya sebagai „party‟ saat pemantauan OU Abel.
Dalam perkembaangannya OU Abel lebih tertarik bersama OU Bolo yang merupakan
betina dewasa dan mengusir OU Rencong dari sekitarnya atau saat mendekati OU
Bolo.
2.2 Kejadian Lainnya
Berkaitan dengan orangutan tidak ada kejadian yang tidak biasa sampai
dengan 20 oktober, yaitu OU Lita (♀ ± 13th
) yang terpaksa harus melahirkan anaknya
di dalam kandang karantina. Pada dasarnya kelahiran orangutan dalam kandang
belum pernah terjadi di stasiun Pengian, sebab orangutan diupayakan untuk
dilepaskan sebelum proses kelahiran terjadi. Ini karena stasiun reintroduksi sungai
Pengian tidak dipersiapkan untuk proses tersebut. Saat dilepaskan OU Lita selalu
kembali ke stasiun, walaupun dilepas di camp. Sungai Manggatal, dan karena
membahayakan staff akibat dari perilaku agresifnya maka OU Lita dimasukkan
kembali kedalam kandang karantina sampai proses kelahirannya.
Dalam proses kelahirannya OU Lita terjadi sekitar pukul 08:00 WIB dengan
kondisi bayi OU yang sudah mati. Penyebab kematian belum diketahui secara pasti
sebab bayi orangutan sudah dalam kondisi mati saat dilahirkan.
3. Aktifitas lainnya
Untuk mendukung kegiatan reintroduksi dilakukan pembersihan kompleks
kandang setiap hari, pemeliharaan trail dan fenologi pohon pakan setiap bulannya dan
pencarian orangutan di dalam trail stasiun atau di lokasi camp pelepasan orangutan
seperti di camp. sungai Manggatal.
3.1 Pembersihan Kompleks Kandang
Pelaksanaan pembersihan kandang dilakukan setiap hari pada pagi dan sore
hari meliputi:
Pemberian disenfektan
Pada pagi dan sore hari lantai kandang disiram dengan cairan disenfektan yang
diupayakan untuk diganti jenisnya setiap 3 hari untuk menghindari resisten dari
mikroba ataupun jamur.
Menyikat
Lantai kandang disikat seiring dengan pemberian cairan disenfektan untuk
menyempurnakan pembunuhan kuman dan sekaligus membersihkannya dari
lumut.
Menyiram
Membersihkan seluruh bagian kandang dengan air bertekanan untuk
menghilangkan noda atau kotoran saat penyikatan di lantai kandang dan juga
membersihkan jeruji kandang, tempat air minum dan puzzle yang dipasang
8. 8
permanen. Penyiraman juga ditujukan untuk menghilangkan kencing orangutan
yang dapat mempercepat sifat korosif pada logam.
Walaupun pembersihan kandang dilakukan setiap hari, masih ada saja bagian
yang tidak terjangkau atau sulit untuk dibersihkan, yaitu bagian jeruji dan tembok
kandang. Sulit untuk dibersihkan setiap hari bersamaan dengan pembersihan lantai,
karenanya bagian ini dibersihkan dari lumut atau jamur saat memang perlu untuk
dibersihkan, umumnya dibersihkan setiap 2 pekan, tapi seringkali berubah saat cuaca
cukup panas yang mengakibatkan jamur dan lumut sulit tumbuh atau sebaliknya saat
musim penghujan dengan kelembapannya yang tinggi, memacu pertumbuhan jamur
dan lumut.
3.2 Pemeliharaan Trail dan Plot Fenologi (Phenology)
Pembuatan trail dan plot fenologi di lakukan untuk menunjang program
reintroduksi. Adanya trail diharapkan memudahkan staff untuk melakukan kegiatan
sehari-hari di stasiun seperti memantau dan mencari pakan orangutan seperti
dilakukan pada pengayaan orangutan (Enrichment behavior). Sedangkan plot fenologi
digunakan untuk mencari informasi tentang pohon pakan orangutan yang ada di
sekitar stasiun dan mendata perilakunya seperti saat berbunga, buah, merontokkan
daun dan lain-lain yang nantinya digunakan untuk menunjang pelepasan orangutan
agar lebih effektif, misalnya melepas saat musim buah tiba.
Pengecekan plot fenologi dilakukan selama 1 minggu dimulai tanggal 18
setiap bulannya oleh 2 orang staff stasiun, data langsung diberikan ke kantor Jambi.
Sedangkan aktivitas pembersihan trail dilakukan sesuai kebutuhan, tapi dalam
perkembangannya akan dilakukan rutin, menunggu penyusunan data seluruh trail
stasiun dan camp. Sungai Manggatal yang belum lengkap.
3.3 Pencarian Orangutan
Pencarian orangutan dilakukan disekitar lokasi trail stasiun untuk mengetahui
adanya orangutan yang kembali setelah dilepaskan, baik dengan transmitter maupun
tidak. Beberapa OU yang dicari antara lain Sakdiah (♀ ± 7th
), Mopi (♂ ± 7th
) dan
Hexos (♂ ± 4th
). OU Sakdiah dicari untuk melihat sejauh mana jelajahnya sedangkan
OU Mopi dan Hexos dicari karena sempat hilang dari pantauan selama beberapa hari,
tapi kemudian ditemukan masih beraktifitas disekitar stasiun. OU Abel juga sempat
hilang karena terlalu jauh dari camp. Manggatal tapi ditemukan kembali kesekitar
camp 2 hari kemudian.
3.4 Tamu & Mass Media
Daftar tamu dan mass media dapat dilihat pada tabel 2.
4. Perjalanan Bersama Orangutan Reintroduksi
Orangutan Sumatra (Pongo abelli), salah satu satwa endemik Indonesia yang
sudah sangat terancam keberadaannya. Tingkat kemiripan dengan manusia dan
tingginya perusakan hutan untuk kepentingan ekonomi menjadi bagian dari penyebab
penurunan jumlahnya di alam liar. Sebagaimana manusia, orangutan berhak untuk
hidup di alam, apalagi keberadaannya turut berperan sebagai penyeimbang ekosistem
baik sebagai penyebar benih atau mangsa hewan lain. Orangutan memiliki perilaku
individu maupun social yang rumit, mereka mampu memanipulasi kondisi sekitarnya
untuk bertahan hidup, seperti menggunakan alat bantu untuk makan atau membuat
payung dari dedaunan dan untuk minum.
9. 9
Selama berjalannya proses reintroduksi orangutan dewasa seringkali sulit
untuk melewati program ini dibandingkan dengan orangutan kecil. Tingkat interaksi
yang sudah terlalu lama dengan manusia menjadi penyebab utama kesulitan ini.
Seringkali orangutan besar kembali menuju camp atau ke tempat dimana manusia
berada seperti ke dusun atau ke pondok manusia yang ada di tepi hutan, karenanya
dapat memicu terjadinya konflik dengan manusia. Berbeda dengan orangutan kecil
yang bisa dilatih untuk selalu menghindari manusia, walaupun terkadang harus sedikit
kasar untuk membuat orangutan takut dan menjauhi manusia.
Sampai dengan saat ini tidak ada standar pasti untuk orangutan dalam melalui
program reintroduksi, ini karena setiap orangutan adalah individu unik yang berbeda.
Ada kalanya orangutan kecil cepat untuk dilepas karena perilakunya yang sudah
cenderung liar, pintar dan berani untuk pergi ke alam liar, tapi ada kalanya orangutan
sangat penakut atau bodoh hingga harus ditemani sampai beberapa lama hingga
bertahun-tahun. Jadi cara yang sama belum tentu bisa diterapkan untuk orangutan
berbeda. Selain itu menahan terlalu lama orangutan yang terlihat cukup liar seperti
tidak mau mendekat dengan teknisi di dalam kandang menjadi tidak bijaksana, sebab
orangutan akan semakin terbiasa dengan teknisi yang member makan setiap hari dan
mencoba untuk mendekat. Pengaruh dari keingintahuan orangutan yang cukup tinggi
pada objek baru. Jika dirasa tidak membahayakan maka nantinya OU tersebut akan
semakin akrap dengan manusia yang dikhawatirkan akan mengulanginya setelah
dilepaskan. Tapi kondisi ini berbeda untuk pengkondisian orangutan saat akan
diperiksa kesehatannya.
III
IV
II
VI
I
Lantai atas
kandang
V
Tangga
II
III IV
I
Gambar 1. Denah kandang besar dan
kecil (Karantina)
U
10. 10
Tabel 2. Daftar tamu atau mitra yang datang di Stasiun Reintroduksi Sungai Pengian (Juli s/d Oktober 2010)
No Lembaga Tanggal Nama Tujuan Katerangan
1 Dinas Kehutanan Tebo 29 Juli Lorensius. S
Tanjung P.
Pengecekan Alat berat untuk perbaikan
jalan ke stasiun Pengian
DINHUT
2 TVRI Jakarta 28 Juli – 1 Agustus Sri Sas
Amie Ardhini
Sugiarto Prasetyo
Rosmeini Sani
Liputan “Indonesia Hijau”, untuk
pelepasan OU Lita.
Legal
3 Mapala Universitas
Indonesia
28 Juli – 1 Agustus Mohammad Iqbal Liputan “Jejak Alam” untuk majalah
Jejak
Legal
4 Perth Zoo 16 – 28 September Clare Campbell
Simone Vitali
Kunjungan rutin, Pemasangan implant
Radio Transmiter untuk orangutan,
monitoring perkembangan program,
consulting untuk dokter hewan dan
memperkenalkan volunteer baru dari
Australia, Annaleis Martin
Patner +
Funding
5 ?? 28 – 29 September Nurdinsyah, S.H Liputan hutan dan habitatnya
Note:
Tidak di izinkan dan diminta kembali
ke Jambi untuk mengurus perizinan
Elegal
6 Dinas Kehutanan Tebo 4 – 7 Oktober Kristovan Mendampingi tim BPKH 13untuk
pengecekan tapal batas TNBT
DINHUT
7 Taman Nasional Bukit
Tiga Puluh (TNBT)
2 – 8 Oktober Wahid
Salahuddin
Faiz
Heriyan
Wibowo
Desy Harli
P.E. Hutasoit
Orientasi tapal batas Taman Nasional
Bukit Tiga Puluh
TNBT
8 Taman Nasional Bukit 20 -30 Oktober Dedi Kurnia Pendampingan kru televise asing di TNBT
11. 11
Tiga Puluh (TNBT),
SPTN Wil I Jambi
TNBT
stasiun pengian
9 Frankfurt Zoological
Society (FZS),
Frankfurt - German
20 – 30 Oktober Dagmar Andres-Brummer Menemani tim dari televise jerman
untuk liputan di stasiun
FZS-HQ
10 ZDF Naiht 20 – 30 Oktober Michael Gries
Birgit Homes
Karsten Sdwalke
Ralf
Marcus
Liputan tentang kegiatan dan program
FZS di pengian - Jambi
Legal
11 ?? 19 – 23 November Christiane Oelrich
Barbara Viosiol
Pembuatan artikel Legal
Tabel 3. Data Orangutan di Pusat Stasiun Reintroduksi Orangutan Sumatra (SORC) Sungai Pengian
No Nama No. ID
OU
Kedatangan Kelamin
♂/♀
Umur
(±…th)
Status Lokasi
1 Bolo ?? ?? ♀ ?? Lepas
Di temukan terpantau saat
pelepasan OU Abel pada
26 Okt 10 dan melakukan
aktifitas bersama
Camp. S. Manggatal
2 Joko ?? ?? ♂ ?? Lepas
Pernah melintas di dekat
kandang besar dan hutan
sekitar stasiun. Pada 20
September terpantau di ds.
M. Sekalo dan ditinggalkan
karena tidak mengganggu
warga pada 2 Oktober.
Ds. Muara Sekalo
12. 12
3 Sita ?? ?? ♀ ?? Lepas
Terlihat saat pelepasan OU
Lita pada 31 Juli sampai
sekitar 3 hari, kemudian
pergi lagi. OU Sita sering
terlihat saat ada aktifitas di
camp. Sungai Manggatal
Camp. S. Manggatal
4 Rencong 41 14 Okt 04 ♂ 13 Lepas
28 Apr 10
Beraktifitas bersama OU
Bolo saat pelepasan OU
Abel dilakukan.
Camp. S. Manggatal
5 Mopi 73 16 Okt 04 ♂ 7 Pantau
1 Apr 10
Saat pemantauan di lepas
bersama OU Anjeli, tapi
sakit dan harus dirawat di
kandang. Saat dilepas
kembali bersama OU
Violet tidak memuaskan,
karenanya dipisah dan
digantikan dengan OU
Hexos.
X 1350 – RO – M – dst
hingga KL II – stasiun –
SL
6 Candy 81 3 Des 05 ♀ 7 Lepas
--
Sudah sejak lama, dan
kadang beraktifitas di
sekitar stasiun. Terakhir
terlihat bersama kelompok
OU Mopi
SL
7 Lita 90 28 Agt 06 ♀ 13 Pantau
3 Mei 10
Di harapkan dapat mencari
sendiri nutriasi untuk
kehamilannya tapi
menyerang dapur dan
X 1350 – RO – M –
Stasiun – Gudang
13. 13
gudang
Kandang
10 Mei 10
Karena merusak dan
menyerang dapur OU
kembali dimasukkan
dalam kandang
Kandang karantina III
(lih. Gambar 1)
Pantau
31 Jul 10
Dilakukan di Camp.
Manggatal untuk
mencegahnya merusak
dapur dan gudang lagi
Camp. S. Manggatal
Kandang
14 Agt 10
Kembali ke kompleks
kandang besar dan di
masukkan dalam kandang
lagi.
Note:
Melahirkan di dalam
kandang karantina
dengan kondisi anak
(Loli, ♀) sudah dalam
kondisi mati pada 08:03
WIB
8 Petra ?? ?? ♂ 6 Lepas
--
Terlihat disekitar stasiun
terutama kandang besar,
sempat beraktifitas
bersama OU Candy, Hexos
dan Erwin. Terlihat lagi
disekitar kandang besar
dan kecil sejak awal
Oktober dan sangat dekat
dengan OU Lita.
Sekitar kandang
karantina dan kadang
kandang besar
9 Winto 83 10 Sep 07 ♀ 7 Kandang
s/d 26 Sep 10
Karena sering
mengganggu jika diluar
kandang, mencuri
14. 14
makanan dari dapur.
Lepas
26 Sep 10
Untuk memudahkan
pemindahan OU saat
pemasangan radio
transmitter, karena
kandang sudah penuh.
Sekitar kandang
karantina IV (lih.
Gambar 1.)
Lepas
24 Okt 10
Karena sering mengganggu
di pindahkan ke S.
Kemumu (km. 35)
S. Kemumu atau km. 35
10 Anjeli 102 18 Feb 08 ♀ 4 Pantau
1 Apr 10
Bersama OU Mopi sampai
musim buah keranji
berakhir
X 1350 – BB – KK – KL
I – RO – M – RO
Kandang
30 Mei 10
Sakit dan harus
dimasukkan dalam
kandang, cacingan.
Kompleks kandang besar
III (lih. Gambar 1)
11 Kuya 131 9 Feb 09 ♂ 4 Pantau
24 Apr 10
Bersama OU Bagong di
lepas dari kandang besar,
memiliki aktifitas yang
bagus hingga di lepas
(tidak di pantau lagi).
Kandang besar – jalur
sekitar stasiun sampai
KL II
Kandang
18 Okt 10
Selalu kekandang besar
dan kecil dan mengambil
sisa makanan OU lain
dalam kandang
Kompleks kandang besar
VI.
12 Bagong (Gong) 139 ♂ 4 Pantau Kandang besar – jalur
15. 15
24 Apr 10
Di lepas dari kandang
besar bersama OU Kuya.
sekitar stasiun sampai
KL II
Kandang
18 Okt 10
Karena selalu mengambil
sisa makan OU lain dalam
kandang dan juga ada
indikasi kekurangan
nutrisi
Kompleks kandang besar
IV.
13 Erwin 122 ♂ 4 Pantau
7 Jun 10
Pelepasan digabung
dengan OU Barcelona
yang sempat merusak pintu
boks. OU Erwin
beraktifitas dengan banyak
OU dan terakhir tepantau
bersama OU Mopi dan
Hexos.
Jalur X 900 – kandang
besar – X – S – BB – KK
– KL I – kandang
karantina – SL
14 Hexos (Candi) 129 ♂ 4 Pantau
22 Mrc 10
Di gabung bersama OU
MU dan Violet yang lebih
dulu di pantau.
SP 50
Kandang
6 Apr 10
Mengalami cidera di
bagian punggung. Dan
selalu ingin bermain
dengan teknisi di tanah
saat beraktifitas sendiri.
Pantau
7 Jun 10
Di lepas untuk menemani
OU Barcelona yang baru
pertama kali di lepas. Tapi
Jalur X 900 – kandang
besar – X – S – BB – KK
– KL I – kandang
karantina – SL
16. 16
aktifitasnya terpisah dan
sempat bergabung dengan
OU Candy dan Petra.
Terpantau terakhir bersama
OU Mopi dan Erwin.
15 Mencester United
(MU)
135 6 Jun 09 ♂ 7 Pantau
21 Mrc 10
Di pantau bersamaan
dengan program volunteer
bersama dengan OU Violet
KK 550
Kandang
3 Jun 10
Jatuh dari ketinggian ± 20
m dan mengalami memar
di kaki kanannya. Sempat
di lepas kembali setelah
sembuh, tapi kembali
jatuh dan memar lagi.
Kandang karantina IV
dan di pindah ke
kandang besar IV pada
24 okt.
16 Barcelona 136 ♀ 8 Kandang
s/d Skrang
Sempat di pantau pada 7
Juni tapi tidak dapat
beradaptasi dan
cenderung ke kandang
dan merusak atap hingga
bagian tangga. Selalu
ketakutan jika diluar
kandang
Kompleks kandang besar
IV.
17 Violet 138 4 Jun 09 ♀ 4 Pantau
21 Mrc 10
Bersama OU MU tapi
kembali di masukkan
dalam kandang karena
mengalami demam tinggi.
Berikutnya dilepas
bersama OU Mopi.
Kandang Kompleks kandang besar
17. 17
Sep 10
Selalu mangganggu
aktifitas Mopi menjadi
buruk, OU Violet punya
kebiasaan menggunakan
Penis OU jantan untuk
ngedot (Oral).
III.
18 Abel 116 30 Mar 09 ♂ 11 Kandang
s/d 26 Okt 10
OU transmitter yang
akandi lepas ke camp.
Manggatal
Kandang karantina II
Pantau
26 Okt 10
Saat dilepas bertemu
dengan OU Rencong dan
Bolo yang sudah lama di
lepas. Ke-3 OU melakukan
aktifitas bersama
Camp. S. Manggatal
19 Mamut 144 7 Jun 10 ♂ 14 Kandang
7 Jun 10
OU transmitter, untuk
membantu beraktifitas
pintu kandang transfer V
di buka.
Kompleks kandang besar
II & V.
20 Tobi 145 ♂ 11 Kandang
7 Jun 10
OU transmitter
Kompleks kandang besar
III.
21 Robert 149 ♂ 5 Kandang
7 Jun 10
Menunggu untuk di lepas
pada saat buah melimpah
dan jumlah staf
mencukupi
Kompleks kandang besar
VI.
22 Delavita 151 ♀ 7 Kandang
7 Jun 10
Sedang dalam proses
Kandang karantina I &
II.
18. 18
penyembuhan dari operasi
implant alat radio
transmitter.
23 Vewe 153 ♂ 6 Kandang
7 Jun 10
OU transmitter dan
menunggu waktu yang
tepat untuk dipantau dan
di lepas
Kompleks kandang besar
VI.
24 Nando 154 ♂ 8 Kandang
7 Jun 10
Sedang dalam proses
penyembuhan dari operasi
implant alat radio
transmitter.
Kandang karantina I &
II.
25 Virina 159 ♀ 6 Kandang
7 Jun 10
Akan segera dilepas pada
Nov 10.
Kompleks kandang besar
VI.
26 Juna desky 162 ♂ 7 Kandang
7 Jun 10
OU transmitter dan segera
dilepas setelah luka
sembuh setelah OU
Virina.
Kompleks kandang besar
III.
27 Butet 178 ♀ 6 Kandang
7 Jun 10
OU yang sedang di
adaptasikan dengan
stasiun dan OU lain
Kompleks kandang besar
VI.
28 Sakdiah 181 ♀ 7 Kandang
7 Jun 10
Termasuk orangutan yang
di pasang radio
transmitter pada Sep 10
Kandang karantina III.
Pantau
23 Okt 10
Kandang Besar – BB –
X – S – I – SP – KM – H