Dokumen ini membahas tentang keelektronegatifan unsur kimia. Linus Pauling memperkenalkan konsep keelektronegatifan pada tahun 1932 untuk menggambarkan kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dalam ikatan kimia. Keelektronegatifan suatu unsur berkaitan dengan jari-jari, energi ionisasi, dan afinitas elektronnya. Secara umum, keelektronegatifan cenderung menurun dari atas ke b
Pend Fisika Zat Padat (6) binding energyjayamartha
Dokumen ini membahas tentang ikatan antar atom dalam membentuk kristal, seperti ikatan ionik, kovalen, logam, van der Waals, dan hidrogen. Juga dibahas tentang energi kohesi kristal dan energi ikat yang diperlukan untuk memisahkan atom-atom dalam kristal. Metode perhitungan energi ikatan ionik, kovalen, dan logam pun dijelaskan.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai beberapa jenis ikatan kimia seperti ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan hidrogen. Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron antara unsur elektropositif dan elektronegatif, ikatan kovalen terjadi karena penggunaan bersama pasangan elektron, dan ikatan hidrogen terjadi antara molekul yang memiliki atom hidrogen yang terikat pada atom dengan elektronegativitas tinggi.
Dokumen ini membahas tentang keelektronegatifan unsur kimia. Linus Pauling memperkenalkan konsep keelektronegatifan pada tahun 1932 untuk menggambarkan kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dalam ikatan kimia. Keelektronegatifan suatu unsur berkaitan dengan jari-jari, energi ionisasi, dan afinitas elektronnya. Secara umum, keelektronegatifan cenderung menurun dari atas ke b
Pend Fisika Zat Padat (6) binding energyjayamartha
Dokumen ini membahas tentang ikatan antar atom dalam membentuk kristal, seperti ikatan ionik, kovalen, logam, van der Waals, dan hidrogen. Juga dibahas tentang energi kohesi kristal dan energi ikat yang diperlukan untuk memisahkan atom-atom dalam kristal. Metode perhitungan energi ikatan ionik, kovalen, dan logam pun dijelaskan.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai beberapa jenis ikatan kimia seperti ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan hidrogen. Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron antara unsur elektropositif dan elektronegatif, ikatan kovalen terjadi karena penggunaan bersama pasangan elektron, dan ikatan hidrogen terjadi antara molekul yang memiliki atom hidrogen yang terikat pada atom dengan elektronegativitas tinggi.
Dokumen tersebut membahas tentang kimia organik khususnya reaksi alkohol. Terdapat urutan reaktivitas alkohol terhadap asam hidrogen halida, reaksi substitusi alkohol menjadi alkil halida, dan reaksi eliminasi alkohol menjadi alkena.
Dokumen tersebut membahas reaksi substitusi elektrofilik pada benzena dan turunannya, termasuk aturan substitusi ketiga, reaksi oksidasi alkil benzena, dan beberapa reaksi pada fenol seperti esterifikasi, reaksi Kolbe, reaksi Reimer-Tieman, dan oksidasi fenol.
Dokumen tersebut membahas tentang kimia organik khususnya reaksi alkohol. Terdapat urutan reaktivitas alkohol terhadap asam hidrogen halida, reaksi substitusi alkohol menjadi alkil halida, dan reaksi eliminasi alkohol menjadi alkena.
Dokumen tersebut membahas reaksi substitusi elektrofilik pada benzena dan turunannya, termasuk aturan substitusi ketiga, reaksi oksidasi alkil benzena, dan beberapa reaksi pada fenol seperti esterifikasi, reaksi Kolbe, reaksi Reimer-Tieman, dan oksidasi fenol.
1. Disubtitusi Benzena
Oleh:
Catur Okta Ditiyaningrum (1658020004)
Dewi Lusita (1658020007)
Ellen Novita Dewi (1658020009)
Susi Andriyani (1628020038)
Dosen pembimbing : Hapin Afriyani, M.Si
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2017
2. Subtitusi kedua pada suatu benzena monosubtitusi dipengaruhi oleh gugus
awalnya. Jika gugus X adalah gugus pendonor elektron, maka subtitusi kedua
kearah orto dan para. Jika gugus X adalah penarik elektron, maka subtitusi
kedua kearah meta.s
Disubtitusi Benzena
5. Seluruh donor elektron akan mengarahkan subtituen yang datang pada posisi orto dan
para. -X, -R, -OH, -OCH3, -NH2
Donor resonansi: Konjugasi antara orbital-p digambarkan melalui struktur resonansi
dengan muatan negatif pada cicin benzen. Untuk anilina menunjukkan bahwa gugus
NH2 itu bersifat melepas elektron secara resonansi meskipun N merupakan atom
kelektronegatifan.
Subtitusi kedua dengan pengarah -o, dan -p
6. untuk memahami mengapa gugus alkil mengarahkan elektrofil ke posisi -o dan -p,
haruslah diperiksa struktur resonansi zat-zat antaranya.
Subtitusi kedua dengan pengarah -o, dan -p
7. Penarik elektron akan mengarahkan subtituen pada posisi meta.-NO2, -SO3, -COH,
-COR, -COOH, -– C≡ N
Penarik resonansi: Konjugasi antara orbital p digambarkan melalui struktur resonansi
dengan muatan positif pada cincin benzen. struktur resonansi zat-zat yang dihasilkan
oleh serangan pada berbagai posisi menunjukkan bahwa zat-zat antara -o dan -p
distabilkan oleh dekatnya dua muatan positif. zat antara -m tidak mempunyai struktur
resonansi yang terstabilkan semacam itu.
Subtitusi kedua dengan pengarah -meta
8. Berikut ini struktur resonansi untuk zat dalam brominasi nitrobenzena.
Subtitusi kedua dengan pengarah -meta