Tiga kalimat:
1. Ilmuwan Swiss menemukan bukti bahwa pemimpin Palestina Yasser Arafat meninggal akibat keracunan polonium-210, isotop radioaktif mematikan.
2. Roket Soyuz berhasil meluncurkan obor Olimpiade ke Stasiun Antariksa Internasional sebagai bagian dari persiapan Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014 di Rusia.
3. Aktris Nadine Chandrawinata membintangi film terbarunya "Sagarmatha"
1. Obor Olimpiade
Diluncurkan ke
Ruang Angkasa
hal
2
Spirit Baru Jawa Timur
surabaya.tribunnews.com
surya.co.id
| JUMAT, 08 NOVEMBER 2013 | Terbit 2 halaman
edisi pagi
Ilmuwan Swiss:
Arafat Tewas Akibat Racun Nuklir
SURABAYA, SURYA-Para
ilmuwan Swiss menemukan
bukti yang meyakini bahwa
Yasser Arafat mati karena
racun radioaktif, memperkuat
spekulasi istrinya bahwa
pemimpin Palestina itu adalah
korban kejahatan yang “mengejutkan.”
Para pejabat Palestina telah
lama menuduh Israel meracun
Arafat, sebuah tuduhan yang
dibantah oleh Tel Aviv. Arafat
meninggal dalam keadaan
misterius di sebuah rumah
sakit militer Perancis pada
tahun 2004, sebulan setelah
jatuh sakit di rumahnya yang
dikepung Israel di kawasan
Tepi Barat.
Laporan terbaru ini tampaknya merupakan hasil penyelidikan terpenting mengenai
kematian Arafat yang diprakarsai oleh jandanya, Suha, serta
stasiun televisi Al-Jazeera.
Tewas akibat keracunan
polonium
Tahun lalu, Institute of
Radiation Physics di Swiss
menemukan jejak polonium210, sebuah isotop radioaktif
mematikan, pada sejumlah barang pribadi milik Arafat. Tanah
dan tulang sampel dari jasad
Arafat kemudian diambil dari
kuburan mendiang pemimpin
Palestina itu di Tepi Barat.
Stasiun TV Al Jazeera, Rabu
(06/11/13) malam mempublikasikan laporan tim Swiss
setebal 108 halaman. Hasilnya
“cukup mendukung proposisi
bahwa kematian adalah akibat
dari keracunan polonium-210,”
demikian isi laporan tersebut.
Suha Arafat kepada AlJazeera mengatakan bahwa
ia terkejut dan sedih dengan
temuan tersebut.
“Itu adalah sesuatu yang
mengagetkan, kejahatan mengejutkan untuk menyingkirkan
seorang pemimpin besar,“
katanya.
Suha tidak menyebut Israel,
tapi meyakini bahwa negara
yang memiliki nuklir itu terlibat dalam kematian suaminya.
join facebook.com/suryaonline
“Saya tidak menuduh siapapun,
tapi berapa banyak negara
yang punya reaktor nuklir yang
memproduksi polonium?“ tanya
dia.
Polonium bisa dihasilkan
dari produk samping proses
kimia uranium, tetapi biasanya
dibuat secara artifisial di dalam
sebuah reaktor nuklir
atau akselerator partikel.
Israel punya
pusat penelitian nuklir
dan dipercaya
secara luas
memiliki senjata
nuklir.
Israel tuduh
lingkaran
dalam
Arafat
Janda
Arafat
menuntut
komite Palestina yang
menyelidiki
kematian sua- minya agar
mencoba menemukan
“pelaku sesungguhnya
yang melakukan itu.”
Komite tersebut juga
menerima salinan laporan
dari tim Swiss namun
menolak berkomentar.
Kepala komite, Tawfik
Tirawi, mengatakan
bahwa detail mengenai
hasil temuan itu akan
dipresentasikan dalam
konferensi pers dua
hari mendatang, dan bahwa
otoritas Palestina, yang
dipimpin oleh pengganti Arafat
yakni Mahmoud Abbas, akan
mengumumkan apa rencana
mereka selanjutnya.
Seorang pejabat di kantor
Abbas yakni gerakan Fatah
mengungkapkan
kemungkinan
untuk membawa kasus itu ke
Mahkamah Kriminal Internasional. “Kami akan memburu
kejahatan ini, kejahatan abad
ini,“ kata pejabat Fatah, Abbas
Zaki.
Raanan Gissin, yang merupakan juru bicara pemerintah
Israel ketika Arafat wafat,
menegaskan bahwa Israel
tidak terlibat dalam kematian
pemimpin Palestina tersebut.
“Adalah keputusan pemerintah untuk sama sekali tidak
menyentuh Arafat,“ kata dia
sambil menambahkan bahwa
“jika ada orang yang meracun
dia, maka itu kemungkinan
adalah seseorang yang berada
dari lingkaran dekatnya.“
Arafat meninggal pada 11
November 2004,
sebulan
setelah jatuh sakit keras di
rumahnya yang terletak di
kompleks Ramallah. Para
dokter Perancis mengatakan
ia meninggal karena serangan
stroke hebat dan menderita
kondisi darah yang dikenal
sebagai disseminated
intravascular coagulation
atau DIC. Tapi catatan itu tidak
memberi penjelasan mengenai
apa penyebab DIC, yang mempunyai banyak kemungkinan
termasuk infeksi dan penyakit
liver.(*)
follow @portalsurya
2. 2
JUMAT, 08 NOVEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com
Nadine Chandrawinata
Main Film Tanpa Sponsor
SURABAYA, SURYA-”Sagarmatha”, film terbaru yang
dibintangi oleh Nadine Chandrawinata, digarap tanpa
adanya dukungan sponsor.
“Film ini nggak ada
sponsor, dananya dari modal
pertemanan. Dana untuk film
ini pas-pasan,” kata Nadine
dalam konferensi pers di
Blitzmegaplex Pacific Place.
Ia menyatakan, tidak
mempermasalahkan hal
tersebut
karena
menilai
energi
yang
dimiliki
cerita
film itu
lebih dari
segalagalanya.
“Energi dalam
film ini
sangat
kuat, tim
memiliki
doa yang
juga kuat, dan selama syuting
film ini berjalan lancar, selalu
ada pihak-pihak tak terduga
yang menolong,” katanya.
Film yang akan ditayangkan pada 28 November
ini, bercerita tentang dua
sahabat, yaitu Shila (Nadine)
dan Kirana (Ranggaini Puspandya) yang berpetualang ke
India dan Himalaya untuk
mewujudkan mimpi mereka
mendaki Gunung Everest atau
“Sagarmatha” dalam bahasa
Nepal.
Sinema tersebut menggambarkan bagaimana mengejar
mimpi dengan melawan
tantangan yang ada, tapi
saat impian itu mulai terlihat
pucuknya, semua tersadar
bahwa itu bukan impian yang
diinginkan.
“Sagarmatha” disutradarai
oleh Emil Heradi yang pernah
terlibat dalam sejumlah film
high profile, seperti “Habibie
Ainun” dan “Eat Pray Love”.
Sagarmatha berkisah
tentang perjalanan dua
perempuan ke Nepal dengan
bawaan seadanya alias
backpaker. Tujuan utama
mereka mencapai puncak
Gunung Everest. Lantaran itu
pula, Nadine sebagai salah
satu pemerannya mau tak
mau mesti mandi di toilet
bandara.
“Tim cuma 10 orang, tidur
di goa, mandi di bandara,
cuci sepatu di sungai, mandi
cuma tiga gayung. Pokoknya
jangan takut bermimpi. Saya
nggak suka hidup monoton,”
kata Nadine ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan,
Rabu (6/11/2013) malam
Meski sudah lama punya
hobi berpetualang, naik gunung diakui Nadine merupakan pengalaman pertamanya.
Dari sana, Puteri Indonesia
2005 ini ketagihan.(ant)
Obor Olimpiade Diluncurkan ke Ruang Angkasa
SURABAYA, SURYA-Roket yang mengangkut obor Olimpade berhasil diluncurkan ke ruang angkasa menjelang
Olimpiade musim dingin Sochi 2014 di
Rusia.
Roket Soyuz mengangkut obor itu ke
stasiun ruang angkasa internasional.
Hari Sabtu mendatang (9/11), dua
kosmonot Rusia, akan membawa obor
itu berjalan di luar angkasa. Namun
obor itu tidak akan dinyalakan.
Peluncuran itu merupakan upaya
Rusia untuk menunjukkan negara itu
sebagai negara kuat modern, kata
wartawan BBC Daniel Sandford di
Baikonur, Kazakhstan.
Roket Soyuz meluncur pagi waktu
setempat dari tempat peluncuran di
Baikonur.
Kosmonot Rusia Mikhail Tyurin,
astronot Amerika Rick Mastracchio,
dan Koici Wakata dari Jepang membawa obor itu ke stasiun ruang angkasa,
join facebook.com/suryaonline
ISS dan diperkirakan akan tiba dalam
enam jam.
Simbol Olimpiade itu akan dise-
rahkan kepada Oleg Kotov dan Sergei
Ryazansky yang telah berada di ISS.
Mereka akan membawa obor berjalan
di rang angkasa.
“Tujuan kami adalah untuk membuat
peluncuran ini spektakuler,” kata Kotov.
“Kami ingin memamerkan obor
Olimpiade kami di ruang angkasa ...
jutaan orang akan melihat langsung
di TV dan mereka akan menyaksikan
stasiun serta bagaimana kami bekerja,” tambahnya.
Obor Olimpiade pernah diluncurkan
ke ruang angkasa dua kali sebelumnya,
tahun 1996 dan 2000, namun belum
pernah dibawa keluar dari stasiun.
Klik Obor Olimpiade Sochi akan
dibawa kembali ke Bumi dan digunakan
untuk menyalakan obor besar di Sochi
Februari tahun depan.
Peluncuran dengan roket dengan
logo Sochi 2014 memakan biaya sekitar
US$50 miliar.
Semua ini merupakan bagian dari
persiapan Olimpiade pertama Rusia
sejak era Soviet.(bbc)
follow @portalsurya