SlideShare a Scribd company logo
MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK
CHAIRUL MAHSUL
RAKOR DAN ASISTENSI PENYELENGGARAAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN
KAB/KOTA SE NTB
MATARAM, 23 AGUSTUS 2022
IF YOU DON'T CHANGE..YOU DIE
….Peter Senge
THERE IS NOTHING PERMANENT
EXCEPT CHANGE................... Heraclius 535-475 bc
TANTANGAN
PELAYANAN
PUBLIK
PERINGKAT KEMUDAHAN BERUSAHA DAN MEMULAI USAHA BARU
DI INDONESIA DAN ASEAN, 2020
INDIKATOR KEMUDAHAN BERUSAHA
(ease of doing business)
1. Prosedur memulai bisnis baru
2. Akses dan ketersediaan listrik
3. Izin konstruksi
4. Kemudahan meregistrasi properti
5. Kemudahan pembayaran pajakan se cara online
6. Kemudahan memperoleh kredit
7. Perlindungan terhadap investor minoritas
8. Perdagangan lintas batas
9. Aspek penegakan kontrak jika terjadi sengketa
10. Menyelesaikan kebangkrutan/kepailitan
2020
2014
2004
2001
1999
1998
BIROKRASI SEBAGAI PELAYAN PUBLIK
SEPERTI INI ??? ATAU SEPERTI INI ???
1
2
3
4
6
Masihkan potret pelayanan publik kita seperti ini...?
Masih ada ketidak puasan masyarakat terhadap waktu, biaya dan cara pelayanan
Birokratis, suap dan pungli sudah dianggap sebagai hal wajar
Orientasi pelayanan bukan terhadap pengguna jasa tapi kepada kepentingan pemerintah
bahkan pejabatnya
Kewenangan untuk melayani terdistribusi pada banyak satuan birokrasi
Masih ada diskriminasi pelayanan atas dasar keluarga, pertemanan, etnik dan agama
5 Budaya yang berkembang bukan budaya pelayanan melainkan budaya kekuasaan
MASALAH KLASIK
PADAHAL ……..Indonesia memiliki obsesi
menjadikan pemerintahannya berkelas dunia
Rp. 50 – 51 juta/kapita/tahun
Rp. 416 - 418 juta/kapita/tahun
VISI 4 :
REFORMASI BIROKRASI
➢ Kecepatan melayani dan
memberi izin
➢ Menghapus pola pikir linier,
monoton dan terjebak di zona
nyaman
➢ Adaptif, produktif, inovasi dan
kompetitif
8 AREA PERUBAHAN - REFORMASI BIROKRASI
DASAR HUKUM, KONSEP DAN HAKEKAT
PELAYANAN PUBLIK
1. UU NO. 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK
2. UU NO. 37 TAHUN 2008 TENTANG OMBUDSMAN RI
3. PP NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG
TENTANG YANLIK
4. PERPRES NOMOR 76 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN
YANLIK
5. PERDA NTB NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN YANLIK
6. BERBAGAI PERATURAN TEKNIS MENTERI PAN DAN RB ANTARA LAIN
TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN, KOMPETISI INOVASIYANLIK,
PENYELENGGARAAN MAL YANLIK, PEDOMAN SISTEM PENGADUAN YANLIK
NASIONAL, PEDOMAN PENINGKATAN KUALITAS YANLIK DENGAN
PARTISIPASI MASYARAKAT, PEDOMAN MYSTERY SHOPPING
PENYELENGGARAAN YANLIK, PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM
INFORMASI YANLIK NASIONAL, PEDOMAN PENYUSUNAN SURVEI
KEPUASAN MASYARAKAT UNIT PENYELENGGARA YANLIK,PEDOMAN
PENILAIAN KINERJA UNIT PENYELENGGARA YANLIK,
7. BERBAGAI PERGUB TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN MELALUI NTB
CARE, KIP, PTSP, SPM DAN LAINNYA
DASAR HUKUM
upaya mengelola berbagai aspek
(manajemen) dalam proses
mempersiapkan, menyediakan atau
menyerahkan, barang dan jasa kepada
masyarakat, serta memonitor
perkembangannya, dan menindaklanjutinya
jika diperlukan.
MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK
ROTH (1926)
layanan yang tersedia untuk masyarakat baik secara umum (seperti museum) atau secara
khusus (seperti di restoran makanan).
LEWIS & GILMAN (2005)
Pelayanan Publik adalah kepercayaan publik.
Warga berharap dapat dilayani dengan kejujuran dan pengelolaan sumber penghasilan
secara tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Pelayanan publik yang adil dan dapat dipertanggungjawabkan menghasilkan
kepercayaan publik.
Dibutuhkan etika pelayanan publik sebagai pilar dan kepercayaan publik sebagai dasar
untuk mewujudkan pemerintah yang baik.
HARBANI PASOLONG (2007):
Setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah terhadap sejumlah manusia yang
memiliki kegiatan yang menguntungkan dalam kumpulan atau kesatuan, dan
menawarkan kepuasan meski hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.
SINAMBELA ( 2014) :
Pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara.
Negara didirikan oleh publik (masyarakat) dengan tujuan agar dapat meningkatkan
kesejahteraan.
Hakikatnya, negara/pemerintah (birokrat) harus dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Kebutuhan ini bukanlah kebutuhan secara individual, tetapi berbagai kebutuhan yang
diharapkan masyarakat, misalnya kebutuhan kesehatan, pendidikan dan lain-lain.
PERSFEKTIF ISLAM
Q.S. Al-Baqarah 267 :
"Hai orang-orang yang beriman, nafkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian
dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu
menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata
terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa AllahMaha Kaya lagi Maha Terpuji".
Islamtelah mengajarkan kepada umat manusia untuk senantiasa memberi pelayananyang berkualitas.
Apabila ditarik ke ranah pelayanan, ayat tersebut dapat bermakna bahwa para petugas pelayan, hendaknya
seseorang denganbaiksebagaimana ia memperlakukandirinya sendiri (Rachmadi & Muslim, 2015).
HR Ahmad, Ath-Thabrani, Ad-Daruqutni :
Rasulullahbersabda: “hayrunnashanfauhum linnash” , artinya "sebaik-baikmanusia adalah yang paling
bermanfaatbagi manusia"
Pengertian"baik" dalam hadisttersebutbukan saja baik dalam pandangan manusia, tetapi "baik"menurut Allah
dan Rasul-Nya yang tertuang dalamAl-Qurandan SunnahRasul-Nya yang bernilai absolut.
Ketika seseorang membantusesama manusia maka dirinya bermanfaat bagi manusia lainnya, termasukkepada
golongan"sebaik-baikmanusia" dimata AllahSwt dan Rasul-Nya.
PERSFEKTIF dan HAKIKAT
PELAYANAN PUBLIK
Melayani masyarakat baik sebagai kewajiban
maupun sebagai kehormatan, merupakan dasar
bagi terbentuknya masyarakat yg manusiawi.
(Tjosvold, 1993 : x).
▪ Pemerintah adalah “public servant”
▪ Kesadaran tentang arti penting manajemen pelayanan publik dikalangan pemerintahan masih
sangat lemah.
Alasan-alasannya antara lain sbb :
a. Kegiatan pemerintah bersifat monopoli, tanpa kompetisi tidakakan tercapaiefisiensi.
b. Lebihmengandalkankewenangan daripada mekanismepasar maupun kebutuhan konsumen.
c. Belumadanya akuntabilitas secara lengkap pada kegiatanpemerintahan.
d. Lebihmengutamakanpandangan diri sendiri daripada pandangan konsumen yang dilayaninya.
e. Kesadaranmasyarakat sebagai konsumen produk pemerintahan masih sangatlemah, sehingga
masyarakatlebihbanyak berposisi sebagai obyek.
f. Terbatasnyaalokasi anggaranuntukkepentingan pelayananpublik
PERSFEKTIF DAN HAKIKAT PELAYANAN PUBLIK
▪ Kinerja pelayanan birokrasi harus menerapkan prinsip-prinsip
pelayanan publik berwawasan good governance, smart government
▪ Pelayanan publik menjunjung tinggi nilai-nilai transparansi,
partisipasi, efisiensi, akuntabilitas serta menghargai martabat
warga pengguna.
▪ Pelayanan publik lebih berorientasi pada kepuasan layanan
masyarakat , menghargai inovasi pelayanan, tanggap terhadap
dinamika lingkungan pelayanan, aspirasi dan keperluan pengguna
layanan.
▪ Bagi organisasi, melayani konsumen merupakan “saat yang
menentukan” (moment of thruths), peluang bagi organisasi untuk
menunjukkan kredibilitas dan kapabilitasnya.
▪ Abad ke-21 adalah “abad pelanggan”(Carlzon, 1987).
▪ Semakin maju sebuah negara, akan semakin banyak masyarakatnya
yang bekerja di sektor jasa.
▪ Pelayanan umum adalah pemberian jasa baik yang diberikan oleh
pemerintah, swasta atas nama pemerintah, atau swasta, dengan
atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan
masyarakat.
▪ Pelayanan publik oleh instansi pemerintah bermotif sosial dan politik yakni
untuk menjalankan visi & misi serta mencari dukungan suara.
▪ Pelayanan publik oleh swasta dapat bermotif sosial (volunteer), tetapi
lebih banyak bermotif ekonomi yakni mencari keuntungan.
▪ Pelayanan publik kepada masyarakat dapat diberikan secara cuma-cuma
sebagai kompensasi dari pembayaran pajak, ataupun ditarik bayaran.
▪ Tarif pelayanan publik oleh pemerintah ditetapkan berdasarkan harga
produksi atau tarif yang paling terjangkau.
▪ Pemberian pelayanan publik secara seragam kepada semua warganegara
sebenarnya justru tidak adil karena kebutuhan & kepentingan masyarakat
berbeda-beda.
▪ Sudah saatnya instansi pemerintah mengubah paradigma dalam bidang
pelayanan yakni:
a. paradigma monopoli ➔ paradigma kompetisi;
b. paradigma”no public choice ➔ paradigma “public choice”.
▪ Tujuan Otonomi Daerah
a. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
b. Meningkatkan Pelayanan Umum
c. Meningkatkan Daya Saing Daerah
KARYAWAN
CEO
MANAJEMEN
PELANGGAN
IMPLEMENTASI
PARADIGMA LAMA
MANAJEMEN
PELANGGAN
IMPLEMENTASI
KARYAWAN
PARADIGMA BARU
CEO
PARADIGMA PELAYANAN PUBLIK
PARADIGMA BARU DALAM
PELAYANAN PUBLIK
❖ Masyarakat berperan aktif dalam penyelenggaraan pelayanan publik pada setiap
tingkatan proses.
❖ Hak masyarakat untuk mendapatkan layanan yang baik dan berkualitas harus
disampaikan dengan cara yang disepakati bersama antara penyelanggara layanan
(Pemerintah) dan pengguna layanan (masyarakat)
proses membantu orang lain dengan cara-cara tertentu
dimana sensitivitas dan kemampuan interpersonal
dibutuhkan untuk menciptakan kepuasan dan loyalitas yang
ditentukan oleh :
❑ KEAKRABAN
❑ KEHANGATAN
❑ PENGHARGAAN
❑ KEDERMAWANAN
❑ KEJUJURAN
PEMBERI
LAYANAN
BUDAYA PELAYANAN PRIMA
PELAYANAN/SERVICES,
sesuatu yang istimewa
• S mile for everyone
• E ye contact that shows we care
• R eaching out to everyone with hospitality
• V iewing each customer as special
• I nviting costumer to return with a sincere
• C reating a warm atmosphere of hospitality
• E xcellence in everthing we do
❑ menciptakan keakraban, keramahtamahan, dan menjaga sopan santun
pelayanan
❑ menyenangkan dan memuaskan pengguna jasa
❑ membina dan menjaga hubungan baik dengan pengguna jasa
❑ tidak menyinggung perasaan pengguna jasa
❑ dapat menjadi daya tarik, termasuk membujuk atau mempertahankan
kepuasan pengguna jasa
POLITENESS
RESPECTFUL
ATTENTIVE
COOPERATIF
INFORMALITY
TOLERANCE
SELF CONTROL
TAMPILKAN
ETIKA
POLITENESS :
1. Sikap sopan santun;
2. Kata dan kalimat perlu diatur sebaik mungkin
3. Sampaikan dengan lemah lembut dan jelas;
4. Tidak menggunakan kalimat dan kata yang
meremehkan orang lain;
5. Hindari penggunaan kata “kamu”, tetapi
gunakanlah kata “anda/ibu/bapak”
6. Menyambut pelanggan dengan salam dan tegur
sapa yang ramah
RESPECTFUL :
1. Menghormati dan menghargai pelanggan secara
wajar dan baik;
2. Menghargai pendapat dan usul pelanggan;
3. Mematuhi perintah pimpinan dan hindari
membantah
4. Pimpinan juga menghargai dan mau mendengar
saran masukan bawahan
ATTENTIVE :
1. Menunjukkan sikap penuh perhatian kepada orang lain dan pelanggan;
2. Mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang disampaikan pelanggan;
COOPERATIVE :
1. Gemar menolong pihak yang membutuhkan;
2. Membantu pelanggan yang mengalami
kesulitan dan ketidaktahuan
3. Membantu sesama karyawan dalam mengatasi
kesulitan kerja;
TOLERANCE :
Sikap tenggang rasa terhadap orang lain sehingga
mudah beradaptasi dengan lingkungan baru;
INFORMALITY :
Keramahan yang natural, tidak terlalu
formal/resmi, familiar, akrab dan bersahabat
SELF CONTROL :
1. Mampu menguasai dan menahan diri serta mengendalikan emosi dalam setiap situasi.
2. Memiliki kesabaran menghadapi emosi pihak lain/ pelanggan;
3. Sabar menghadapi pelanggan yang merepotkan, agar dia tidak kecewa, gusar atau
bisa jadi memancing orang lain menjadi marah
MENGELOLA KELUHAN
PELANGGAN :
KATEGORI KELUHAN PELANGGAN :
1. Keluhan Mekanikal (alat tidak berfungsi)
2. Keluhan akibat sikap petugas;
3. Keluhan yang berhubungan dengan pelayanan;
4. Keluhan yang aneh dan tanpa penyebab (bisa jadi
hidupnya tidak Bahagia dan kurang piknik)
CARA MENGATASI :
1. Tidak boleh terpancing ikut marah;
2. Tidak boleh memberi janji
3. Jika yang dikeluhkan tidak selesai, harus berani jujur menyatakan menyerah;
4. Harus sabar dan melakukan pendekatan khusus
ETIKET MENANGANI KELUHAN :
1. Mendengar keluhannya dengan baik dan memberi respek. Jangan separuh hati atau
nampak enggan sambil mengerjakan hal lain;
2. Biarkan pelanggan berbicara sampai selesai, jangan menyela, mempertahankan diri
atau menjelaskan sesuatu. Dia tidak peduli dengan kondisi institusi atau karyawan
3. Meminta maaf dengan tulus meskipun bukan anda yang melakukan kesalahan atau
penyebab keluhan agar pelanggan tidak ikut menyalahkan anda;
4. Meyakinkannya bahwa kita akan membantu masalah yang dikeluhkannya;
5. Sampaikan terima kasih karena keluhannya adalah feedback atau masukan berharga
bagi institusi dan karyawan lain.
UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009
TENTANG
PELAYANAN PUBLIK
“ kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik“
Kata "barang, jasa dan pelayanan administratif“.
Yang dimaksudkan "barang" bukanlah barang yang bisa diperdagangkan oleh manusia sehari-hari
tetapiyang dimaksud adalah barang publik (public goods) yang penyediannya dilakukan oleh
pemerintah.
memberi kepastian hukum dalam hubungan antara masyarakat dan penyelenggara
MAKSUD YANLIK :
TUJUAN :
a. terwujudnya batasan yang jelas tentang hak, tanggung jawab,
kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan yanlik;
b. terwujudnya sistem penyelenggaraan yanlik yang layak sesuai
asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;
c. terpenuhinya penyelenggaraan yanlik sesuai peraturan UU;
d. terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum.
1. Kepentingan umum
2. Kepastian hukum
3. Kesamaan hak
4. Keseimbangan hak dan kewajiban
5. Profesional
6. Partisipatif
7. Non diskriminatif
8. Keterbukaan
9. Akuntabilitas
10.Fasilitas dan prlakuan khusus bagi kelompok rentan
11.Ketepatan waktu
12.Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan
ASAS YANLIK
1. Pelayanan Publik berupa :
RUANG LINGKUP
YANLIK
pendidikan, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup,
kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata, dan
sektor strategis lain
2. Yanlik meliputi antara lain : :
✓ Barang publik
✓ Jasa publik,
✓ Pelayanan administratif
✓ Sesuai peraturan perundang-undangan
1.Pelayanan Barang Publik :
a. pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN/APBD seperti vaksinCOVID-19, TBC ,
kapal penumpang/barang antar pulau, infrastruktur transportasi perkotaan dll
b. pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh BUMN/BUMD seperti listrik,
air bersih dll
c. pengadaan dan penyaluran barang publik yang ketersediaannya menjadi misi negara untuk
mengatasi permasalahan, kegiatan dan tujuan tertentu terkait kepentingan dan manfaat
orang banyak,seperti penyaluran BBM, gas dan pupuk subsidi, jaminan harga jual gabah,
HET tarif penerbangan dll
2. Pelayanan Jasa Publik :
a. penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah yang sebagian/seluruh dananya
bersumber dari APBN/APBD (pelayanan Kesehatan, Pendidikan, pelayanan
navigasi laut pelayanan peradilan, pelayanan kelalulintasan, pelayanan keamanan,
pelayanan pasar dll).
b. penyediaan jasa publik oleh BUMN/BUMD yang mendapat pelimpahan tugas untuk
menyelenggarakan public service obligation, seperti jasa pelayanan transportasi
angkutan udara/laut/darat, serta jasa penyediaan air bersih.
c. penyediaan jasa publik yang menjadi misi negara untuk mengatasi permasalahan
atau mencapai tujuan tertentu terkait kepentingan dan manfaat orang banyak (jasa
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin oleh rumah sakit swasta, pendidikan
pihak swasta, pelayanan angkutan bus antarkota atau dalam kota yang rute dan
tarifnya ditentukan pemerintah, jasa pelayanan angkutan udara kelas ekonomi, tarif
batas atasnya ditetapkan oleh pemerintah, dll
3. Pelayanan Administratif :
a. Tindakan administratif yang diwajibkan oleh negara dalam rangka
mewujudkan perlindungan pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda warga negara berupa pemberian dokumen (akta
lahir, KTP, Akta Nikah, Kartu Keluarga, IMB, izin usaha, sertifikat hak
atas tanah dll)
b. Tindakan administratif oleh instansi nonpemerintah yang diwajibkan
oleh negara dan diatur dalam peraturan serta diterapkan berdasarkan
perjanjian dengan penerima pelayanan, berupa pemberian dokumen
untuk urusan perbankan, asuransi, kesehatan, keamanan,
pengelolaan kawasan industri, dan pengelolaan kegiatan sosial.
Setiap institusi penyelenggara negara, korporasi,
lembaga independen yg dibentuk berdasarkan UU
untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum
lain yg dibentuk semata-mata untuk kegiatan
pelayanan publik.
PENYEDIA LAYANAN
( Service provider ) :
PENYELENGGARAAN
YANLIK :
1. pelaksanaan pelayanan;
2. pengelolaan pengaduan masyarakat;
3. pengelolaan informasi;
4. pengawasan internal;
5. penyuluhan kepada masyarakat; dan
6. pelayanan konsultasi.
a. menyusun dan menetapkan standar pelayanan;
b. menyusun, menetapkan, dan memublikasikan maklumat pelayanan;
c. menempatkan pelaksana yang kompeten;
d. menyediakan sarana, prasarana, dan/atau fasilitas yanlik yang mendukung terciptanya
iklim pelayanan yang memadai;
e. memberi pelayanan berkualitas sesuai asas penyelenggaraan yanlik;
f. melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan;
g. memberi pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diselenggarakan;
h. membantu masyarakat dalam memahami hak dan tanggung jawabnya;
KEWAJIBAN PENYELENGGARA YANLIK,
antara lain :
a. mengetahui kebenaran isi standar pelayanan;
b. mengawasi pelaksanaan standar pelayanan;
c. mendapat tanggapan terhadap pengaduan yang diajukan;
d. mendapat advokasi, perlindungan, dan/atau pemenuhan pelayanan;
e. memberitahu kepada pimpinan penyelenggara untuk memperbaiki pelayanan
apabila diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan;
f. mengadukan pelaksana yang melakukan penyimpangan standar pelayanan dan/atau
tidak memperbaiki pelayanan kepada penyelenggara dan ombudsman;
g. mengadukan penyelenggara yang melakukan penyimpangan standar pelayanan
dan/atau tidak memperbaiki pelayanan kepada pembina penyelenggara dan
ombudsman; dan
h. mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan.
HAK MASYARAKAT, antara lain:
MAKLUMAT PELAYANAN :
a. pernyataan tertulis berisi kesanggupan
penyelenggara memenuhi rincian kewajiban dan
janji dalam melaksanakan pelayanan sesuai
dengan standar pelayanan
b. Maklumat pelayanan wajib dipublikasikan secara
jelas dan luas.
SISTEM INFORMASI PELAYANAN
(ELEKTRONIK DAN NON ELEKTRONIK :
a. profil penyelenggara ;
b. profil pelaksana;
c. standar pelayanan;
d. maklumat pelayanan;
e. pengelolaan pengaduan; dan
f. penilaian kinerja
a. identitas pengadu;
b. prosedur pengelolaan pengaduan;
c. penentuan pelaksana yang mengelola
pengaduan;
d. prioritas penyelesaian pengaduan;
e. pelaporan proses dan hasil pengelolaan
pengaduan kepada atasan pelaksana;
f. rekomendasi pengelolaan pengaduan;
g. penyampaian hasilpengelolaan pengaduan
kepada pihak terkait;
h. pemantauan dan evaluasi pengelolaan
pengaduan;
i. dokumentasi dan statistik pengelolaan
pengaduan; dan
j. pencantuman nama dan alamat penanggung
jawab serta sarana pengaduan yang mudah
diakses.
PENGELOLAAN PENGADUAN :
SISTEM PELAYANAN TERPADU :
satu kesatuan pengelolaan dalam pemberian pelayanan yang dilaksanakan dalam satu tempat dan
dikontrol oleh sistem pengendalian manajemen guna mempermudah, mempercepat, dan
mengurangi biaya.
a. memberi perlindungan dan kepastian hukum;
b. mendekatkan pelayanan;
c. memperpendek proses;
d. mewujudkan proses pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti, dan terjangkau; dan
e. memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan.
TUJUAN :
PRINSIP :
a. keterpaduan;
b. ekonomis;
c. koordinasi;
d. pendelegasian atau pelimpahan wewenang;
e. akuntabilitas; dan
f. aksesibilitas.
SISTEM PELAYANAN TERPADU :
a. SISTEM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU :
b. SISTEM PELAYANAN TERPADU SATU ATAP :
memadukan beberapa jenis pelayanan untuk menyelenggarakan pelayanan
secara terintegrasi dalam satu kesatuan proses dimulai dari tahap
permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan melalui
satu pintu, melalui pendelegasian dan pelimpahan wewenang.
beberapa jenis pelayanan dan/atau beberapa organisasi Penyelenggara untuk
menyelenggarakan pelayanan secara bersama pada satu tempat mulai dari
tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan
melalui satu atap, melalui penugasan Kepala Satker kepada personil tertentu.
KONSEP KUALITAS DALAM
PELAYANAN PUBLIK
• Menetapkan tujuan yang jelas.
• Memprakarsai atau menentukan kembali budaya
organisasi.
• Mengembangkan komunikasi yang efektif dan konsisten.
• Melembagakan pendidikan dan pelatihan.
• Mendorong perbaikan terus menerus.
STRATEGI
MENYELENGGARAKAN PELAYANAN
• Pelayanan publik yang dikelola
untuk menghasilkan kinerja
pelayanan yang berkualitas
tinggi.
• Dikatakan berkualitas tinggi jika
pengguna atau masyarakat yang
menerima manfaat pelayanan
dari pemerintah merasa sangat
puas (ultimate satisfaction).
PELAYANAN PRIMA
seseorang yang secara terus
menerus dan berulangkali
(seringkali) datang ke tempat yang
sama untuk memuaskan
keinginannya dengan memiliki
produk barang atau mendapatkan
pelayanan jasa dengan membayar
produk atau jasa tersebut
PELANGGAN
(CUSTOMERS)
Setiap anggota masyarakat yang
berhak dan mendapatkan
pelayanan publik, tidak
menghitung frekuensi
kedatangannya yang cukup
tinggi, ataukah datang hanya
satu kali untuk mendapatkan
pelayanan publik tertentu.
MASYARAKAT
(citizen)
• Perilaku harus sesuai dengan slogan.
• Masukan dan saran pelanggan secara aktif dikumpulkan dan digunakan untuk
meningkatkan kualitas secara terus menerus.
• Para pegawai/karyawan dilibatkan dan diberdayakan.
• Pekerjaan dilakukan dalam tim kerja.
• Manajer level eksekutif diikutsertakan dan dilibatkan tanggung jawab karena
kualitas tidak bisa didelegasikan.
• Manajemen puncak memberi contoh dan panutan perilaku dan aktivitas yang
sesuai harapan organisasi.
• Sumberdaya yang memadai disediakan dimanapun dan kapanpun diperlukan
untuk menjamin kualitas.
BUDAYA KUALITAS DALAM PELAYANAN
PUBLIK
• Diklat diselenggarakan agar para pegawai/karyawan pada
semua jenjang memiliki pengetahuan, kemampuan dan
ketrampilan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas
secara terus menerus.
• Sistem penghargaan dan promosi didasarkan pada kontribusi
terhadap perbaikan kualitas secara terus menerus.
• Pekerja dalam organisasi diperlakukan sebagai pelanggan
internal.
• Pemasok diperlakukan sebagai mitra kerja.
• Rencana didasarkan pada isu-isu strategik masa depan.
• Organisasi, dikelola untuk menciptakan partisipasi/ pemberdayaan.
• Pengendalian difokuskan pada ukuran dan informasi kualitas untuk
self-control.
• Komunikasi, dilakukan melalui top-down dan bottom-up.
• Keputusan, didasarkan pada perubahan yang berencana.
• Manajemen fungsional, lintas fungsional, integratif.
• Manajemen kualitas dilakukan secara preventif dan berkelanjutan,
pada semua fungsi dan proses.
MEWUJUDKAN BUDAYA KUALITAS
• Kepercayaan terhadap pemerintah menjadi perdebatan
yang penting di beberapa negara.
• Meski kepercayaan publik mulai memperoleh perhatian
berbagai pihak, pemahaman terhadap konsep
kepercayaan publik masih sangat kabur dan belum
difahami.
• Konsep kepercayaan publik secara umum dapat
dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu political trust dan
social trust.
MEMBANGUN KEPERCAYAAN PUBLIK
• Kepercayaan terjadi ketika warga menilai lembaga pemerintah dan para
pemimpinnya dapat memenuhi janji, efisien, adil dan jujur.
• Kepercayaan politik berdasarkan subyek, yaitu kepada siapa warga
menaruh kepercayaan, dan motivasi warga mempercayai pemerintah dan
kebijakannya. Tingginya kepercayaan politik menunjukkan warga merasa
senang, nyaman, dan mendukung pemerintah dan kebijakannya.
• Motivasi warga dalam menilai kebijakan publik dapat didasarkan pada
pertimbangan kesesuaian tindakan pemerintah dengan aspirasi dan
kepentingan publik.
a. POLITICAL TRUST (Blind,2007)
• Merujuk kepercayaan warga terhadap warga lainnya dalam suatu
komunitas/masyarakat.
• Keterlibatan warga dalam kegiatan sosial dan kepercayaan di antara sesama
warga memberikan kontribusi terhadap terbentuknya kepercayaan politik.
• Kepercayaan sosial, sebagai salah satu unsur/bentuk dari modal sosial. Modal
sosial dapat bersumber dari interaksi warga, jejaring sosial dan kepercayaan
antar warga .
b. SOCIAL TRUST (Robert Putnam,1993)
• Faktor kepemimpinan
• Fokus kepada pelanggan.
• Pengelolaan Pengaduan.
• Pemberdayaan Pegawai.
• Pengelolaan Perubahan.
• ServQual, salah satu cara mengukur kinerja pelayanan
(Parasuraman).
• Survey Kepuasan Masyarakat (PerMenpan No.14 tahun 2017).
FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN MANAJEMEN KUALITAS
1. Visible, Commited dan Knowledgeable.
2. Semangat misionaris.
3. Target dan agresif.
4. Strong Driver.
5. Komunikasi Nilai-nilai.
6. Organisasi.
7. Kontak dengan pelanggan.
KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN
MANAJEMEN KUALITAS
LEMBAGA PENGAWAS
PELAYANAN PUBLIK
lembaga negara :
➢ bersifat mandiri,
➢ tidak memiliki hubungan organik dengan lembaga negara dan
instansipemerintahan lainnya,
➢ dalam menjalankan tugas dan wewenangnya bebas dari campur
tangan kekuasaan lainnya.
FUNGSI:
mengawasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh:
1. PenyelenggaraNegara dan Pemerintah (Pusat dan daerah),
2. Badan Usaha Milik Negara,
3. Badan Swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik
tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN/APBD
a. Menerima laporan atas dugaan Maladministrasi
b. Memeriksasubtansi Laporan
c. Menindaklanjuti Laporan
d. Melakukaninvestigasi
e. Melakukankoordinasi dan kerjasama denganLembaga
Negara/Pemerintah, Lembaga kemasyarakatan dan
perseorangan
f. Melakukanpencegahanmaladministrasi dalam
penyelenggaraanYanlik
TUGAS :
WEWENANG :
a. meminta keteranganpara pihakatau pihak terkait lain
b. memeriksa dokumen-dokumen;
c. meminta klarifikasi, dokumenyang diperlukan;
d. melakukan pemanggilan terhadap Pelapor, Terlapor, dan pihak lain;
e. menyelesaikan laporan melalui mediasi dan konsiliasi atas permintaan para pihak;
f. membuat Rekomendasi penyelesaian Laporan, termasuk membayar ganti rugi dan/ataurehabilitasi kepada
pihakyang dirugikan;
g. Menyampaikan saranperbaikandan penyempurnaan organisasi, prosedur termasuk saran untukperubahan
peraturan perundang-undangandalamrangka mencegah maladministrasi.
maladministrasi
✓perilaku atau perbuatan melawan hukum,
✓melampaui wewenang,
✓menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang
menjadi tujuan wewenang tersebut,
✓kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum
dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan
Penyelenggara Negara dan pemerintahan yang
menimbulkan kerugian materiil dan/atau immaterial bagi
masyarakat dan orang perseorangan.
감사합니다

More Related Content

Similar to CM_MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK.pdf

Prinsip prinsip-pelayanan-publik2
Prinsip prinsip-pelayanan-publik2Prinsip prinsip-pelayanan-publik2
Prinsip prinsip-pelayanan-publik2
Zulkarnain Zulkarnain
 
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
FahreziAchmad
 
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
novitasariririn
 
PPT - Berorientasi Pelayanan Latsar CPNS
PPT - Berorientasi Pelayanan Latsar CPNSPPT - Berorientasi Pelayanan Latsar CPNS
PPT - Berorientasi Pelayanan Latsar CPNS
Sobirin15
 
Akuntansi publik3
Akuntansi publik3Akuntansi publik3
Akuntansi publik3
Siti Sahati
 
BT Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten.pdf
BT Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten.pdfBT Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten.pdf
BT Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten.pdf
Sobirin15
 
Pengelolaan pengaduan pelayanan publik.pptx.ppt
Pengelolaan pengaduan pelayanan publik.pptx.pptPengelolaan pengaduan pelayanan publik.pptx.ppt
Pengelolaan pengaduan pelayanan publik.pptx.ppt
SitiFarida22
 
Akuntansi publik1
Akuntansi publik1Akuntansi publik1
Akuntansi publik1
Siti Sahati
 
Bkd diy reinventing gov & sistem merit hri
Bkd diy reinventing gov & sistem merit   hriBkd diy reinventing gov & sistem merit   hri
Bkd diy reinventing gov & sistem merit hri
harrypujiraharjo
 
RANGKUMAN: MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASI
RANGKUMAN: MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASIRANGKUMAN: MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASI
RANGKUMAN: MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASI
SIWI Book store
 
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan DaerahPenerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Penerapan prinsipprinsip-good-governance-dalam-pembangunan-daerah-4056
Penerapan prinsipprinsip-good-governance-dalam-pembangunan-daerah-4056Penerapan prinsipprinsip-good-governance-dalam-pembangunan-daerah-4056
Penerapan prinsipprinsip-good-governance-dalam-pembangunan-daerah-4056Uni Asgar
 
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan DaerahPenerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
ShintaDevi11
 
Hak warga_pelayanan publik.pdf
Hak warga_pelayanan publik.pdfHak warga_pelayanan publik.pdf
Hak warga_pelayanan publik.pdf
SitiFarida22
 
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptx
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptxOmbudsman RI powerpoint presentation.pptx
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptx
makbulku
 
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptx
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptxOmbudsman RI powerpoint presentation.pptx
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptx
makbulku
 
Pelayanan publik
Pelayanan publikPelayanan publik
Pelayanan publik
Alfonsus Liguori
 
New public Service
New public ServiceNew public Service
New public Service
Muslimin B. Putra
 
1. Berorientasi Pelayanan .pdf
1. Berorientasi Pelayanan .pdf1. Berorientasi Pelayanan .pdf
1. Berorientasi Pelayanan .pdf
karsasuada
 

Similar to CM_MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK.pdf (20)

Prinsip prinsip-pelayanan-publik2
Prinsip prinsip-pelayanan-publik2Prinsip prinsip-pelayanan-publik2
Prinsip prinsip-pelayanan-publik2
 
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
 
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
 
PPT - Berorientasi Pelayanan Latsar CPNS
PPT - Berorientasi Pelayanan Latsar CPNSPPT - Berorientasi Pelayanan Latsar CPNS
PPT - Berorientasi Pelayanan Latsar CPNS
 
Akuntansi publik3
Akuntansi publik3Akuntansi publik3
Akuntansi publik3
 
BT Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten.pdf
BT Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten.pdfBT Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten.pdf
BT Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten.pdf
 
Pengelolaan pengaduan pelayanan publik.pptx.ppt
Pengelolaan pengaduan pelayanan publik.pptx.pptPengelolaan pengaduan pelayanan publik.pptx.ppt
Pengelolaan pengaduan pelayanan publik.pptx.ppt
 
Akuntansi publik1
Akuntansi publik1Akuntansi publik1
Akuntansi publik1
 
Bkd diy reinventing gov & sistem merit hri
Bkd diy reinventing gov & sistem merit   hriBkd diy reinventing gov & sistem merit   hri
Bkd diy reinventing gov & sistem merit hri
 
RANGKUMAN: MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASI
RANGKUMAN: MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASIRANGKUMAN: MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASI
RANGKUMAN: MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASI
 
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan DaerahPenerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
 
Penerapan prinsipprinsip-good-governance-dalam-pembangunan-daerah-4056
Penerapan prinsipprinsip-good-governance-dalam-pembangunan-daerah-4056Penerapan prinsipprinsip-good-governance-dalam-pembangunan-daerah-4056
Penerapan prinsipprinsip-good-governance-dalam-pembangunan-daerah-4056
 
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan DaerahPenerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
 
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
 
Hak warga_pelayanan publik.pdf
Hak warga_pelayanan publik.pdfHak warga_pelayanan publik.pdf
Hak warga_pelayanan publik.pdf
 
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptx
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptxOmbudsman RI powerpoint presentation.pptx
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptx
 
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptx
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptxOmbudsman RI powerpoint presentation.pptx
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptx
 
Pelayanan publik
Pelayanan publikPelayanan publik
Pelayanan publik
 
New public Service
New public ServiceNew public Service
New public Service
 
1. Berorientasi Pelayanan .pdf
1. Berorientasi Pelayanan .pdf1. Berorientasi Pelayanan .pdf
1. Berorientasi Pelayanan .pdf
 

CM_MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK.pdf

  • 1. MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK CHAIRUL MAHSUL RAKOR DAN ASISTENSI PENYELENGGARAAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN KAB/KOTA SE NTB MATARAM, 23 AGUSTUS 2022
  • 2. IF YOU DON'T CHANGE..YOU DIE ….Peter Senge THERE IS NOTHING PERMANENT EXCEPT CHANGE................... Heraclius 535-475 bc
  • 4. PERINGKAT KEMUDAHAN BERUSAHA DAN MEMULAI USAHA BARU DI INDONESIA DAN ASEAN, 2020
  • 5. INDIKATOR KEMUDAHAN BERUSAHA (ease of doing business) 1. Prosedur memulai bisnis baru 2. Akses dan ketersediaan listrik 3. Izin konstruksi 4. Kemudahan meregistrasi properti 5. Kemudahan pembayaran pajakan se cara online 6. Kemudahan memperoleh kredit 7. Perlindungan terhadap investor minoritas 8. Perdagangan lintas batas 9. Aspek penegakan kontrak jika terjadi sengketa 10. Menyelesaikan kebangkrutan/kepailitan
  • 7.
  • 8.
  • 10. SEPERTI INI ??? ATAU SEPERTI INI ???
  • 11. 1 2 3 4 6 Masihkan potret pelayanan publik kita seperti ini...? Masih ada ketidak puasan masyarakat terhadap waktu, biaya dan cara pelayanan Birokratis, suap dan pungli sudah dianggap sebagai hal wajar Orientasi pelayanan bukan terhadap pengguna jasa tapi kepada kepentingan pemerintah bahkan pejabatnya Kewenangan untuk melayani terdistribusi pada banyak satuan birokrasi Masih ada diskriminasi pelayanan atas dasar keluarga, pertemanan, etnik dan agama 5 Budaya yang berkembang bukan budaya pelayanan melainkan budaya kekuasaan
  • 13.
  • 14. PADAHAL ……..Indonesia memiliki obsesi menjadikan pemerintahannya berkelas dunia
  • 15. Rp. 50 – 51 juta/kapita/tahun Rp. 416 - 418 juta/kapita/tahun
  • 16. VISI 4 : REFORMASI BIROKRASI ➢ Kecepatan melayani dan memberi izin ➢ Menghapus pola pikir linier, monoton dan terjebak di zona nyaman ➢ Adaptif, produktif, inovasi dan kompetitif
  • 17. 8 AREA PERUBAHAN - REFORMASI BIROKRASI
  • 18. DASAR HUKUM, KONSEP DAN HAKEKAT PELAYANAN PUBLIK
  • 19. 1. UU NO. 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK 2. UU NO. 37 TAHUN 2008 TENTANG OMBUDSMAN RI 3. PP NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YANLIK 4. PERPRES NOMOR 76 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN YANLIK 5. PERDA NTB NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN YANLIK 6. BERBAGAI PERATURAN TEKNIS MENTERI PAN DAN RB ANTARA LAIN TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN, KOMPETISI INOVASIYANLIK, PENYELENGGARAAN MAL YANLIK, PEDOMAN SISTEM PENGADUAN YANLIK NASIONAL, PEDOMAN PENINGKATAN KUALITAS YANLIK DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT, PEDOMAN MYSTERY SHOPPING PENYELENGGARAAN YANLIK, PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI YANLIK NASIONAL, PEDOMAN PENYUSUNAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT UNIT PENYELENGGARA YANLIK,PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PENYELENGGARA YANLIK, 7. BERBAGAI PERGUB TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN MELALUI NTB CARE, KIP, PTSP, SPM DAN LAINNYA DASAR HUKUM
  • 20. upaya mengelola berbagai aspek (manajemen) dalam proses mempersiapkan, menyediakan atau menyerahkan, barang dan jasa kepada masyarakat, serta memonitor perkembangannya, dan menindaklanjutinya jika diperlukan. MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK
  • 21. ROTH (1926) layanan yang tersedia untuk masyarakat baik secara umum (seperti museum) atau secara khusus (seperti di restoran makanan). LEWIS & GILMAN (2005) Pelayanan Publik adalah kepercayaan publik. Warga berharap dapat dilayani dengan kejujuran dan pengelolaan sumber penghasilan secara tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Pelayanan publik yang adil dan dapat dipertanggungjawabkan menghasilkan kepercayaan publik. Dibutuhkan etika pelayanan publik sebagai pilar dan kepercayaan publik sebagai dasar untuk mewujudkan pemerintah yang baik.
  • 22. HARBANI PASOLONG (2007): Setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki kegiatan yang menguntungkan dalam kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meski hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. SINAMBELA ( 2014) : Pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik (masyarakat) dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan. Hakikatnya, negara/pemerintah (birokrat) harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan ini bukanlah kebutuhan secara individual, tetapi berbagai kebutuhan yang diharapkan masyarakat, misalnya kebutuhan kesehatan, pendidikan dan lain-lain.
  • 23. PERSFEKTIF ISLAM Q.S. Al-Baqarah 267 : "Hai orang-orang yang beriman, nafkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa AllahMaha Kaya lagi Maha Terpuji". Islamtelah mengajarkan kepada umat manusia untuk senantiasa memberi pelayananyang berkualitas. Apabila ditarik ke ranah pelayanan, ayat tersebut dapat bermakna bahwa para petugas pelayan, hendaknya seseorang denganbaiksebagaimana ia memperlakukandirinya sendiri (Rachmadi & Muslim, 2015). HR Ahmad, Ath-Thabrani, Ad-Daruqutni : Rasulullahbersabda: “hayrunnashanfauhum linnash” , artinya "sebaik-baikmanusia adalah yang paling bermanfaatbagi manusia" Pengertian"baik" dalam hadisttersebutbukan saja baik dalam pandangan manusia, tetapi "baik"menurut Allah dan Rasul-Nya yang tertuang dalamAl-Qurandan SunnahRasul-Nya yang bernilai absolut. Ketika seseorang membantusesama manusia maka dirinya bermanfaat bagi manusia lainnya, termasukkepada golongan"sebaik-baikmanusia" dimata AllahSwt dan Rasul-Nya.
  • 24. PERSFEKTIF dan HAKIKAT PELAYANAN PUBLIK Melayani masyarakat baik sebagai kewajiban maupun sebagai kehormatan, merupakan dasar bagi terbentuknya masyarakat yg manusiawi. (Tjosvold, 1993 : x).
  • 25. ▪ Pemerintah adalah “public servant” ▪ Kesadaran tentang arti penting manajemen pelayanan publik dikalangan pemerintahan masih sangat lemah. Alasan-alasannya antara lain sbb : a. Kegiatan pemerintah bersifat monopoli, tanpa kompetisi tidakakan tercapaiefisiensi. b. Lebihmengandalkankewenangan daripada mekanismepasar maupun kebutuhan konsumen. c. Belumadanya akuntabilitas secara lengkap pada kegiatanpemerintahan. d. Lebihmengutamakanpandangan diri sendiri daripada pandangan konsumen yang dilayaninya. e. Kesadaranmasyarakat sebagai konsumen produk pemerintahan masih sangatlemah, sehingga masyarakatlebihbanyak berposisi sebagai obyek. f. Terbatasnyaalokasi anggaranuntukkepentingan pelayananpublik PERSFEKTIF DAN HAKIKAT PELAYANAN PUBLIK
  • 26. ▪ Kinerja pelayanan birokrasi harus menerapkan prinsip-prinsip pelayanan publik berwawasan good governance, smart government ▪ Pelayanan publik menjunjung tinggi nilai-nilai transparansi, partisipasi, efisiensi, akuntabilitas serta menghargai martabat warga pengguna. ▪ Pelayanan publik lebih berorientasi pada kepuasan layanan masyarakat , menghargai inovasi pelayanan, tanggap terhadap dinamika lingkungan pelayanan, aspirasi dan keperluan pengguna layanan.
  • 27. ▪ Bagi organisasi, melayani konsumen merupakan “saat yang menentukan” (moment of thruths), peluang bagi organisasi untuk menunjukkan kredibilitas dan kapabilitasnya. ▪ Abad ke-21 adalah “abad pelanggan”(Carlzon, 1987). ▪ Semakin maju sebuah negara, akan semakin banyak masyarakatnya yang bekerja di sektor jasa. ▪ Pelayanan umum adalah pemberian jasa baik yang diberikan oleh pemerintah, swasta atas nama pemerintah, atau swasta, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
  • 28. ▪ Pelayanan publik oleh instansi pemerintah bermotif sosial dan politik yakni untuk menjalankan visi & misi serta mencari dukungan suara. ▪ Pelayanan publik oleh swasta dapat bermotif sosial (volunteer), tetapi lebih banyak bermotif ekonomi yakni mencari keuntungan. ▪ Pelayanan publik kepada masyarakat dapat diberikan secara cuma-cuma sebagai kompensasi dari pembayaran pajak, ataupun ditarik bayaran. ▪ Tarif pelayanan publik oleh pemerintah ditetapkan berdasarkan harga produksi atau tarif yang paling terjangkau. ▪ Pemberian pelayanan publik secara seragam kepada semua warganegara sebenarnya justru tidak adil karena kebutuhan & kepentingan masyarakat berbeda-beda.
  • 29. ▪ Sudah saatnya instansi pemerintah mengubah paradigma dalam bidang pelayanan yakni: a. paradigma monopoli ➔ paradigma kompetisi; b. paradigma”no public choice ➔ paradigma “public choice”. ▪ Tujuan Otonomi Daerah a. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat b. Meningkatkan Pelayanan Umum c. Meningkatkan Daya Saing Daerah
  • 31. PARADIGMA BARU DALAM PELAYANAN PUBLIK ❖ Masyarakat berperan aktif dalam penyelenggaraan pelayanan publik pada setiap tingkatan proses. ❖ Hak masyarakat untuk mendapatkan layanan yang baik dan berkualitas harus disampaikan dengan cara yang disepakati bersama antara penyelanggara layanan (Pemerintah) dan pengguna layanan (masyarakat)
  • 32. proses membantu orang lain dengan cara-cara tertentu dimana sensitivitas dan kemampuan interpersonal dibutuhkan untuk menciptakan kepuasan dan loyalitas yang ditentukan oleh : ❑ KEAKRABAN ❑ KEHANGATAN ❑ PENGHARGAAN ❑ KEDERMAWANAN ❑ KEJUJURAN PEMBERI LAYANAN BUDAYA PELAYANAN PRIMA
  • 33. PELAYANAN/SERVICES, sesuatu yang istimewa • S mile for everyone • E ye contact that shows we care • R eaching out to everyone with hospitality • V iewing each customer as special • I nviting costumer to return with a sincere • C reating a warm atmosphere of hospitality • E xcellence in everthing we do
  • 34. ❑ menciptakan keakraban, keramahtamahan, dan menjaga sopan santun pelayanan ❑ menyenangkan dan memuaskan pengguna jasa ❑ membina dan menjaga hubungan baik dengan pengguna jasa ❑ tidak menyinggung perasaan pengguna jasa ❑ dapat menjadi daya tarik, termasuk membujuk atau mempertahankan kepuasan pengguna jasa
  • 36. POLITENESS : 1. Sikap sopan santun; 2. Kata dan kalimat perlu diatur sebaik mungkin 3. Sampaikan dengan lemah lembut dan jelas; 4. Tidak menggunakan kalimat dan kata yang meremehkan orang lain; 5. Hindari penggunaan kata “kamu”, tetapi gunakanlah kata “anda/ibu/bapak” 6. Menyambut pelanggan dengan salam dan tegur sapa yang ramah RESPECTFUL : 1. Menghormati dan menghargai pelanggan secara wajar dan baik; 2. Menghargai pendapat dan usul pelanggan; 3. Mematuhi perintah pimpinan dan hindari membantah 4. Pimpinan juga menghargai dan mau mendengar saran masukan bawahan
  • 37. ATTENTIVE : 1. Menunjukkan sikap penuh perhatian kepada orang lain dan pelanggan; 2. Mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang disampaikan pelanggan; COOPERATIVE : 1. Gemar menolong pihak yang membutuhkan; 2. Membantu pelanggan yang mengalami kesulitan dan ketidaktahuan 3. Membantu sesama karyawan dalam mengatasi kesulitan kerja;
  • 38. TOLERANCE : Sikap tenggang rasa terhadap orang lain sehingga mudah beradaptasi dengan lingkungan baru; INFORMALITY : Keramahan yang natural, tidak terlalu formal/resmi, familiar, akrab dan bersahabat SELF CONTROL : 1. Mampu menguasai dan menahan diri serta mengendalikan emosi dalam setiap situasi. 2. Memiliki kesabaran menghadapi emosi pihak lain/ pelanggan; 3. Sabar menghadapi pelanggan yang merepotkan, agar dia tidak kecewa, gusar atau bisa jadi memancing orang lain menjadi marah
  • 39. MENGELOLA KELUHAN PELANGGAN : KATEGORI KELUHAN PELANGGAN : 1. Keluhan Mekanikal (alat tidak berfungsi) 2. Keluhan akibat sikap petugas; 3. Keluhan yang berhubungan dengan pelayanan; 4. Keluhan yang aneh dan tanpa penyebab (bisa jadi hidupnya tidak Bahagia dan kurang piknik)
  • 40. CARA MENGATASI : 1. Tidak boleh terpancing ikut marah; 2. Tidak boleh memberi janji 3. Jika yang dikeluhkan tidak selesai, harus berani jujur menyatakan menyerah; 4. Harus sabar dan melakukan pendekatan khusus ETIKET MENANGANI KELUHAN : 1. Mendengar keluhannya dengan baik dan memberi respek. Jangan separuh hati atau nampak enggan sambil mengerjakan hal lain; 2. Biarkan pelanggan berbicara sampai selesai, jangan menyela, mempertahankan diri atau menjelaskan sesuatu. Dia tidak peduli dengan kondisi institusi atau karyawan 3. Meminta maaf dengan tulus meskipun bukan anda yang melakukan kesalahan atau penyebab keluhan agar pelanggan tidak ikut menyalahkan anda; 4. Meyakinkannya bahwa kita akan membantu masalah yang dikeluhkannya; 5. Sampaikan terima kasih karena keluhannya adalah feedback atau masukan berharga bagi institusi dan karyawan lain.
  • 41. UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK
  • 42. “ kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik“ Kata "barang, jasa dan pelayanan administratif“. Yang dimaksudkan "barang" bukanlah barang yang bisa diperdagangkan oleh manusia sehari-hari tetapiyang dimaksud adalah barang publik (public goods) yang penyediannya dilakukan oleh pemerintah.
  • 43. memberi kepastian hukum dalam hubungan antara masyarakat dan penyelenggara MAKSUD YANLIK : TUJUAN : a. terwujudnya batasan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan yanlik; b. terwujudnya sistem penyelenggaraan yanlik yang layak sesuai asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik; c. terpenuhinya penyelenggaraan yanlik sesuai peraturan UU; d. terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum.
  • 44. 1. Kepentingan umum 2. Kepastian hukum 3. Kesamaan hak 4. Keseimbangan hak dan kewajiban 5. Profesional 6. Partisipatif 7. Non diskriminatif 8. Keterbukaan 9. Akuntabilitas 10.Fasilitas dan prlakuan khusus bagi kelompok rentan 11.Ketepatan waktu 12.Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan ASAS YANLIK
  • 45. 1. Pelayanan Publik berupa : RUANG LINGKUP YANLIK pendidikan, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata, dan sektor strategis lain 2. Yanlik meliputi antara lain : : ✓ Barang publik ✓ Jasa publik, ✓ Pelayanan administratif ✓ Sesuai peraturan perundang-undangan
  • 46. 1.Pelayanan Barang Publik : a. pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN/APBD seperti vaksinCOVID-19, TBC , kapal penumpang/barang antar pulau, infrastruktur transportasi perkotaan dll b. pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh BUMN/BUMD seperti listrik, air bersih dll c. pengadaan dan penyaluran barang publik yang ketersediaannya menjadi misi negara untuk mengatasi permasalahan, kegiatan dan tujuan tertentu terkait kepentingan dan manfaat orang banyak,seperti penyaluran BBM, gas dan pupuk subsidi, jaminan harga jual gabah, HET tarif penerbangan dll
  • 47. 2. Pelayanan Jasa Publik : a. penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah yang sebagian/seluruh dananya bersumber dari APBN/APBD (pelayanan Kesehatan, Pendidikan, pelayanan navigasi laut pelayanan peradilan, pelayanan kelalulintasan, pelayanan keamanan, pelayanan pasar dll). b. penyediaan jasa publik oleh BUMN/BUMD yang mendapat pelimpahan tugas untuk menyelenggarakan public service obligation, seperti jasa pelayanan transportasi angkutan udara/laut/darat, serta jasa penyediaan air bersih. c. penyediaan jasa publik yang menjadi misi negara untuk mengatasi permasalahan atau mencapai tujuan tertentu terkait kepentingan dan manfaat orang banyak (jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin oleh rumah sakit swasta, pendidikan pihak swasta, pelayanan angkutan bus antarkota atau dalam kota yang rute dan tarifnya ditentukan pemerintah, jasa pelayanan angkutan udara kelas ekonomi, tarif batas atasnya ditetapkan oleh pemerintah, dll
  • 48. 3. Pelayanan Administratif : a. Tindakan administratif yang diwajibkan oleh negara dalam rangka mewujudkan perlindungan pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda warga negara berupa pemberian dokumen (akta lahir, KTP, Akta Nikah, Kartu Keluarga, IMB, izin usaha, sertifikat hak atas tanah dll) b. Tindakan administratif oleh instansi nonpemerintah yang diwajibkan oleh negara dan diatur dalam peraturan serta diterapkan berdasarkan perjanjian dengan penerima pelayanan, berupa pemberian dokumen untuk urusan perbankan, asuransi, kesehatan, keamanan, pengelolaan kawasan industri, dan pengelolaan kegiatan sosial.
  • 49. Setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yg dibentuk berdasarkan UU untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yg dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. PENYEDIA LAYANAN ( Service provider ) :
  • 50. PENYELENGGARAAN YANLIK : 1. pelaksanaan pelayanan; 2. pengelolaan pengaduan masyarakat; 3. pengelolaan informasi; 4. pengawasan internal; 5. penyuluhan kepada masyarakat; dan 6. pelayanan konsultasi.
  • 51. a. menyusun dan menetapkan standar pelayanan; b. menyusun, menetapkan, dan memublikasikan maklumat pelayanan; c. menempatkan pelaksana yang kompeten; d. menyediakan sarana, prasarana, dan/atau fasilitas yanlik yang mendukung terciptanya iklim pelayanan yang memadai; e. memberi pelayanan berkualitas sesuai asas penyelenggaraan yanlik; f. melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan; g. memberi pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diselenggarakan; h. membantu masyarakat dalam memahami hak dan tanggung jawabnya; KEWAJIBAN PENYELENGGARA YANLIK, antara lain :
  • 52. a. mengetahui kebenaran isi standar pelayanan; b. mengawasi pelaksanaan standar pelayanan; c. mendapat tanggapan terhadap pengaduan yang diajukan; d. mendapat advokasi, perlindungan, dan/atau pemenuhan pelayanan; e. memberitahu kepada pimpinan penyelenggara untuk memperbaiki pelayanan apabila diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan; f. mengadukan pelaksana yang melakukan penyimpangan standar pelayanan dan/atau tidak memperbaiki pelayanan kepada penyelenggara dan ombudsman; g. mengadukan penyelenggara yang melakukan penyimpangan standar pelayanan dan/atau tidak memperbaiki pelayanan kepada pembina penyelenggara dan ombudsman; dan h. mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan. HAK MASYARAKAT, antara lain:
  • 53.
  • 54. MAKLUMAT PELAYANAN : a. pernyataan tertulis berisi kesanggupan penyelenggara memenuhi rincian kewajiban dan janji dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan b. Maklumat pelayanan wajib dipublikasikan secara jelas dan luas. SISTEM INFORMASI PELAYANAN (ELEKTRONIK DAN NON ELEKTRONIK : a. profil penyelenggara ; b. profil pelaksana; c. standar pelayanan; d. maklumat pelayanan; e. pengelolaan pengaduan; dan f. penilaian kinerja
  • 55. a. identitas pengadu; b. prosedur pengelolaan pengaduan; c. penentuan pelaksana yang mengelola pengaduan; d. prioritas penyelesaian pengaduan; e. pelaporan proses dan hasil pengelolaan pengaduan kepada atasan pelaksana; f. rekomendasi pengelolaan pengaduan; g. penyampaian hasilpengelolaan pengaduan kepada pihak terkait; h. pemantauan dan evaluasi pengelolaan pengaduan; i. dokumentasi dan statistik pengelolaan pengaduan; dan j. pencantuman nama dan alamat penanggung jawab serta sarana pengaduan yang mudah diakses. PENGELOLAAN PENGADUAN :
  • 56.
  • 57. SISTEM PELAYANAN TERPADU : satu kesatuan pengelolaan dalam pemberian pelayanan yang dilaksanakan dalam satu tempat dan dikontrol oleh sistem pengendalian manajemen guna mempermudah, mempercepat, dan mengurangi biaya. a. memberi perlindungan dan kepastian hukum; b. mendekatkan pelayanan; c. memperpendek proses; d. mewujudkan proses pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti, dan terjangkau; dan e. memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan. TUJUAN : PRINSIP : a. keterpaduan; b. ekonomis; c. koordinasi; d. pendelegasian atau pelimpahan wewenang; e. akuntabilitas; dan f. aksesibilitas.
  • 58. SISTEM PELAYANAN TERPADU : a. SISTEM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU : b. SISTEM PELAYANAN TERPADU SATU ATAP : memadukan beberapa jenis pelayanan untuk menyelenggarakan pelayanan secara terintegrasi dalam satu kesatuan proses dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan melalui satu pintu, melalui pendelegasian dan pelimpahan wewenang. beberapa jenis pelayanan dan/atau beberapa organisasi Penyelenggara untuk menyelenggarakan pelayanan secara bersama pada satu tempat mulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan melalui satu atap, melalui penugasan Kepala Satker kepada personil tertentu.
  • 59.
  • 61. • Menetapkan tujuan yang jelas. • Memprakarsai atau menentukan kembali budaya organisasi. • Mengembangkan komunikasi yang efektif dan konsisten. • Melembagakan pendidikan dan pelatihan. • Mendorong perbaikan terus menerus. STRATEGI MENYELENGGARAKAN PELAYANAN
  • 62. • Pelayanan publik yang dikelola untuk menghasilkan kinerja pelayanan yang berkualitas tinggi. • Dikatakan berkualitas tinggi jika pengguna atau masyarakat yang menerima manfaat pelayanan dari pemerintah merasa sangat puas (ultimate satisfaction). PELAYANAN PRIMA
  • 63. seseorang yang secara terus menerus dan berulangkali (seringkali) datang ke tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki produk barang atau mendapatkan pelayanan jasa dengan membayar produk atau jasa tersebut PELANGGAN (CUSTOMERS)
  • 64. Setiap anggota masyarakat yang berhak dan mendapatkan pelayanan publik, tidak menghitung frekuensi kedatangannya yang cukup tinggi, ataukah datang hanya satu kali untuk mendapatkan pelayanan publik tertentu. MASYARAKAT (citizen)
  • 65. • Perilaku harus sesuai dengan slogan. • Masukan dan saran pelanggan secara aktif dikumpulkan dan digunakan untuk meningkatkan kualitas secara terus menerus. • Para pegawai/karyawan dilibatkan dan diberdayakan. • Pekerjaan dilakukan dalam tim kerja. • Manajer level eksekutif diikutsertakan dan dilibatkan tanggung jawab karena kualitas tidak bisa didelegasikan. • Manajemen puncak memberi contoh dan panutan perilaku dan aktivitas yang sesuai harapan organisasi. • Sumberdaya yang memadai disediakan dimanapun dan kapanpun diperlukan untuk menjamin kualitas. BUDAYA KUALITAS DALAM PELAYANAN PUBLIK
  • 66. • Diklat diselenggarakan agar para pegawai/karyawan pada semua jenjang memiliki pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas secara terus menerus. • Sistem penghargaan dan promosi didasarkan pada kontribusi terhadap perbaikan kualitas secara terus menerus. • Pekerja dalam organisasi diperlakukan sebagai pelanggan internal. • Pemasok diperlakukan sebagai mitra kerja.
  • 67. • Rencana didasarkan pada isu-isu strategik masa depan. • Organisasi, dikelola untuk menciptakan partisipasi/ pemberdayaan. • Pengendalian difokuskan pada ukuran dan informasi kualitas untuk self-control. • Komunikasi, dilakukan melalui top-down dan bottom-up. • Keputusan, didasarkan pada perubahan yang berencana. • Manajemen fungsional, lintas fungsional, integratif. • Manajemen kualitas dilakukan secara preventif dan berkelanjutan, pada semua fungsi dan proses. MEWUJUDKAN BUDAYA KUALITAS
  • 68. • Kepercayaan terhadap pemerintah menjadi perdebatan yang penting di beberapa negara. • Meski kepercayaan publik mulai memperoleh perhatian berbagai pihak, pemahaman terhadap konsep kepercayaan publik masih sangat kabur dan belum difahami. • Konsep kepercayaan publik secara umum dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu political trust dan social trust. MEMBANGUN KEPERCAYAAN PUBLIK
  • 69. • Kepercayaan terjadi ketika warga menilai lembaga pemerintah dan para pemimpinnya dapat memenuhi janji, efisien, adil dan jujur. • Kepercayaan politik berdasarkan subyek, yaitu kepada siapa warga menaruh kepercayaan, dan motivasi warga mempercayai pemerintah dan kebijakannya. Tingginya kepercayaan politik menunjukkan warga merasa senang, nyaman, dan mendukung pemerintah dan kebijakannya. • Motivasi warga dalam menilai kebijakan publik dapat didasarkan pada pertimbangan kesesuaian tindakan pemerintah dengan aspirasi dan kepentingan publik. a. POLITICAL TRUST (Blind,2007)
  • 70. • Merujuk kepercayaan warga terhadap warga lainnya dalam suatu komunitas/masyarakat. • Keterlibatan warga dalam kegiatan sosial dan kepercayaan di antara sesama warga memberikan kontribusi terhadap terbentuknya kepercayaan politik. • Kepercayaan sosial, sebagai salah satu unsur/bentuk dari modal sosial. Modal sosial dapat bersumber dari interaksi warga, jejaring sosial dan kepercayaan antar warga . b. SOCIAL TRUST (Robert Putnam,1993)
  • 71. • Faktor kepemimpinan • Fokus kepada pelanggan. • Pengelolaan Pengaduan. • Pemberdayaan Pegawai. • Pengelolaan Perubahan. • ServQual, salah satu cara mengukur kinerja pelayanan (Parasuraman). • Survey Kepuasan Masyarakat (PerMenpan No.14 tahun 2017). FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN MANAJEMEN KUALITAS
  • 72. 1. Visible, Commited dan Knowledgeable. 2. Semangat misionaris. 3. Target dan agresif. 4. Strong Driver. 5. Komunikasi Nilai-nilai. 6. Organisasi. 7. Kontak dengan pelanggan. KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN MANAJEMEN KUALITAS
  • 74. lembaga negara : ➢ bersifat mandiri, ➢ tidak memiliki hubungan organik dengan lembaga negara dan instansipemerintahan lainnya, ➢ dalam menjalankan tugas dan wewenangnya bebas dari campur tangan kekuasaan lainnya. FUNGSI: mengawasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh: 1. PenyelenggaraNegara dan Pemerintah (Pusat dan daerah), 2. Badan Usaha Milik Negara, 3. Badan Swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN/APBD
  • 75. a. Menerima laporan atas dugaan Maladministrasi b. Memeriksasubtansi Laporan c. Menindaklanjuti Laporan d. Melakukaninvestigasi e. Melakukankoordinasi dan kerjasama denganLembaga Negara/Pemerintah, Lembaga kemasyarakatan dan perseorangan f. Melakukanpencegahanmaladministrasi dalam penyelenggaraanYanlik TUGAS : WEWENANG : a. meminta keteranganpara pihakatau pihak terkait lain b. memeriksa dokumen-dokumen; c. meminta klarifikasi, dokumenyang diperlukan; d. melakukan pemanggilan terhadap Pelapor, Terlapor, dan pihak lain; e. menyelesaikan laporan melalui mediasi dan konsiliasi atas permintaan para pihak; f. membuat Rekomendasi penyelesaian Laporan, termasuk membayar ganti rugi dan/ataurehabilitasi kepada pihakyang dirugikan; g. Menyampaikan saranperbaikandan penyempurnaan organisasi, prosedur termasuk saran untukperubahan peraturan perundang-undangandalamrangka mencegah maladministrasi.
  • 76. maladministrasi ✓perilaku atau perbuatan melawan hukum, ✓melampaui wewenang, ✓menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan wewenang tersebut, ✓kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan Penyelenggara Negara dan pemerintahan yang menimbulkan kerugian materiil dan/atau immaterial bagi masyarakat dan orang perseorangan.