Stroke non hemoragik adalah gangguan fungsi otak akibat berhentinya suplai darah ke bagian otak. Penyebabnya antara lain trombosis, emboli, dan iskemia. Faktor risikonya meliputi hipertensi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, diabetes, dan merokok. Gejalanya bervariasi bergantung lokasi otak yang terganggu seperti kelemahan otot, gangguan bahasa, dan gangguan sensorik. Pemeriksaan seperti CT scan dan
Dokumen tersebut membahas tentang stroke atau cedera serebrovaskuler yang disebabkan oleh berhentinya suplai darah ke otak. Dokumen ini menjelaskan penyebab, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan stroke serta komplikasi yang mungkin timbul.
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan di otak yang dapat terjadi secara intraserebral atau subarakhnoid. Gejala klinisnya bervariasi tergantung lokasi perdarahan namun umumnya meliputi nyeri kepala hebat dan penurunan kesadaran. CT-Scan digunakan untuk mendiagnosis jenis stroke hemoragik.
Perempuan berusia 50 tahun masuk rumah sakit dengan kesadaran menurun selama 2 jam. Pasien mengalami mendengkur, tidak dapat membuka mata, dan hanya bereaksi fleksi saat dirangsang. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi dan riwayat hipertensi.
Pasien masuk rumah sakit dengan kesadaran menurun yang diduga stroke. Pemeriksaan menemukan pupil isokor, refleks cahaya positif, dan lateralisasi motorik ke kiri, menunjukkan kemungkinan stroke hemoragik intraventrikel dan intracerebral bilateral.
Pasien perempuan berusia 55 tahun datang dengan keluhan hemiparesis kanan dan bicara pelo. Pasien didiagnosis stroke non hemoragik berdasarkan riwayat hipertensi tidak terkontrol dan hasil pemeriksaan fisik.
Stroke non hemoragik adalah gangguan fungsi otak akibat berhentinya suplai darah ke bagian otak. Penyebabnya antara lain trombosis, emboli, dan iskemia. Faktor risikonya meliputi hipertensi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, diabetes, dan merokok. Gejalanya bervariasi bergantung lokasi otak yang terganggu seperti kelemahan otot, gangguan bahasa, dan gangguan sensorik. Pemeriksaan seperti CT scan dan
Dokumen tersebut membahas tentang stroke atau cedera serebrovaskuler yang disebabkan oleh berhentinya suplai darah ke otak. Dokumen ini menjelaskan penyebab, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan stroke serta komplikasi yang mungkin timbul.
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan di otak yang dapat terjadi secara intraserebral atau subarakhnoid. Gejala klinisnya bervariasi tergantung lokasi perdarahan namun umumnya meliputi nyeri kepala hebat dan penurunan kesadaran. CT-Scan digunakan untuk mendiagnosis jenis stroke hemoragik.
Perempuan berusia 50 tahun masuk rumah sakit dengan kesadaran menurun selama 2 jam. Pasien mengalami mendengkur, tidak dapat membuka mata, dan hanya bereaksi fleksi saat dirangsang. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi dan riwayat hipertensi.
Pasien masuk rumah sakit dengan kesadaran menurun yang diduga stroke. Pemeriksaan menemukan pupil isokor, refleks cahaya positif, dan lateralisasi motorik ke kiri, menunjukkan kemungkinan stroke hemoragik intraventrikel dan intracerebral bilateral.
Pasien perempuan berusia 55 tahun datang dengan keluhan hemiparesis kanan dan bicara pelo. Pasien didiagnosis stroke non hemoragik berdasarkan riwayat hipertensi tidak terkontrol dan hasil pemeriksaan fisik.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang cidera kepala, termasuk pengertian, patofisiologi, gejala, pemeriksaan diagnostik, dan rencana perawatan untuk cidera kepala.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, gejala klinis, diagnosis, pengobatan, dan komplikasi stroke. Secara ringkas, stroke terjadi akibat gangguan aliran darah otak yang dapat menyebabkan kematian atau cacat permanen, dengan penyebab utama hipertensi, emboli, dan perdarahan. Diagnosis didasarkan pada gejala neurologis dan pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan pasien stroke dan transient ischemic attack, yang meliputi deteksi dini gejala, manajemen darurat untuk menstabilkan kondisi pasien, penanganan infeksi, dan komplikasi yang mungkin timbul. Dokumen juga membahas diagnosis stroke berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan pendukung serta prinsip-prinsip dasar pengobatan dan rehabilitasi pasien stroke.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien stroke yang mencakup definisi, etiologi, gejala, klasifikasi, faktor risiko, diagnosis, penatalaksanaan, dan perawatan untuk stroke.
Cidera kepala dapat menyebabkan kerusakan otak primer langsung akibat trauma atau sekunder akibat gangguan metabolisme dan sirkulasi darah. Gejala yang muncul antara lain gangguan kesadaran, pernapasan, tekanan darah, dan fungsi organ vital lainnya yang dapat memburukkan kondisi pasien. Prioritas penatalaksanaannya adalah memaksimalkan perfusi otak, mencegah komplikasi, dan memulihkan fungsi organ secara optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, etiologi, tipe, pemeriksaan, dan penatalaksanaan cedera kepala. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan mengenai skala koma Glasgow dan penanganan awal pasien cedera kepala."
Trauma kepala dapat menyebabkan berbagai cedera seperti luka kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, perdarahan intrakranial, dan cedera otak. Diagnosis didasarkan pada mekanisme kecelakaan, gejala klinis, dan hasil pemeriksaan seperti CT scan. Penanganannya meliputi tindakan darurat, pemantauan neurologis, dan operasi jika diperlukan seperti pada hematoma epidural besar atau subdural lu
Meningitis adalah radang selaput otak yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus pada ruang subarakhnoid dan membran otak. Gejalanya meliputi sakit kepala, demam, dan kaku leher. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang dan antibiotik digunakan untuk mengobati jenis bakteri. Prioritas perawatan meningitis adalah memaksimalkan fungsi serebral dan perdarahan jaringan serta mencegah
Dokumen tersebut membahas tentang nyeri kepala dan meningoensefalitis TB. Pertama, dijelaskan pendekatan diagnosis nyeri kepala berdasarkan anamnesis dan klasifikasi berbagai jenis nyeri kepala sekunder dan primer. Kedua, dibahas epidemiologi, etiologi, patogenesis, dan patofisiologi meningoensefalitis TB yang disebabkan oleh infeksi Mikobakterium tuberkulosis.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar stroke dan asuhan keperawatan pada pasien subarachnoid bleeding. Stroke terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak dan dapat disebabkan oleh trombosis, emboli, atau perdarahan. Gejala stroke bervariasi tergantung jenisnya, namun umumnya meliputi nyeri kepala dan gangguan fungsi neurologis. Asuhan keperawatan penting untuk stroke meliputi monitoring gejala, mencegah komplik
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar kenaikan tekanan intrakranial secara medis, termasuk etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, diagnosa, dan penatalaksanaannya. Kenaikan tekanan intrakranial dapat disebabkan oleh peningkatan volume darah serebral, edema serebri, atau obstruksi aliran cairan serebrospinal dan dapat menyebabkan gejala seperti sak
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan klien epilepsi, meliputi pengertian epilepsi sebagai gangguan serebral kronik yang ditandai oleh serangan proksimal berkala, insiden dan etiologi epilepsi, klasifikasi serangan epilepsi seperti partial dan umum, serta pemeriksaan diagnostik dan pengobatan epilepsi.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan untuk trauma kapitis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi trauma kapitis sebagai cedera kepala berat yang menyebabkan gangguan otak dengan atau tanpa perdarahan, etiologi yang terjadi akibat benturan benda tumpul pada kepala, manifestasi klinis seperti denyut nadi lemah dan gangguan fungsi mental, serta pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang cidera kepala, termasuk pengertian, patofisiologi, gejala, pemeriksaan diagnostik, dan rencana perawatan untuk cidera kepala.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, gejala klinis, diagnosis, pengobatan, dan komplikasi stroke. Secara ringkas, stroke terjadi akibat gangguan aliran darah otak yang dapat menyebabkan kematian atau cacat permanen, dengan penyebab utama hipertensi, emboli, dan perdarahan. Diagnosis didasarkan pada gejala neurologis dan pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan pasien stroke dan transient ischemic attack, yang meliputi deteksi dini gejala, manajemen darurat untuk menstabilkan kondisi pasien, penanganan infeksi, dan komplikasi yang mungkin timbul. Dokumen juga membahas diagnosis stroke berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan pendukung serta prinsip-prinsip dasar pengobatan dan rehabilitasi pasien stroke.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien stroke yang mencakup definisi, etiologi, gejala, klasifikasi, faktor risiko, diagnosis, penatalaksanaan, dan perawatan untuk stroke.
Cidera kepala dapat menyebabkan kerusakan otak primer langsung akibat trauma atau sekunder akibat gangguan metabolisme dan sirkulasi darah. Gejala yang muncul antara lain gangguan kesadaran, pernapasan, tekanan darah, dan fungsi organ vital lainnya yang dapat memburukkan kondisi pasien. Prioritas penatalaksanaannya adalah memaksimalkan perfusi otak, mencegah komplikasi, dan memulihkan fungsi organ secara optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, etiologi, tipe, pemeriksaan, dan penatalaksanaan cedera kepala. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan mengenai skala koma Glasgow dan penanganan awal pasien cedera kepala."
Trauma kepala dapat menyebabkan berbagai cedera seperti luka kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, perdarahan intrakranial, dan cedera otak. Diagnosis didasarkan pada mekanisme kecelakaan, gejala klinis, dan hasil pemeriksaan seperti CT scan. Penanganannya meliputi tindakan darurat, pemantauan neurologis, dan operasi jika diperlukan seperti pada hematoma epidural besar atau subdural lu
Meningitis adalah radang selaput otak yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus pada ruang subarakhnoid dan membran otak. Gejalanya meliputi sakit kepala, demam, dan kaku leher. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang dan antibiotik digunakan untuk mengobati jenis bakteri. Prioritas perawatan meningitis adalah memaksimalkan fungsi serebral dan perdarahan jaringan serta mencegah
Dokumen tersebut membahas tentang nyeri kepala dan meningoensefalitis TB. Pertama, dijelaskan pendekatan diagnosis nyeri kepala berdasarkan anamnesis dan klasifikasi berbagai jenis nyeri kepala sekunder dan primer. Kedua, dibahas epidemiologi, etiologi, patogenesis, dan patofisiologi meningoensefalitis TB yang disebabkan oleh infeksi Mikobakterium tuberkulosis.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar stroke dan asuhan keperawatan pada pasien subarachnoid bleeding. Stroke terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak dan dapat disebabkan oleh trombosis, emboli, atau perdarahan. Gejala stroke bervariasi tergantung jenisnya, namun umumnya meliputi nyeri kepala dan gangguan fungsi neurologis. Asuhan keperawatan penting untuk stroke meliputi monitoring gejala, mencegah komplik
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar kenaikan tekanan intrakranial secara medis, termasuk etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, diagnosa, dan penatalaksanaannya. Kenaikan tekanan intrakranial dapat disebabkan oleh peningkatan volume darah serebral, edema serebri, atau obstruksi aliran cairan serebrospinal dan dapat menyebabkan gejala seperti sak
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan klien epilepsi, meliputi pengertian epilepsi sebagai gangguan serebral kronik yang ditandai oleh serangan proksimal berkala, insiden dan etiologi epilepsi, klasifikasi serangan epilepsi seperti partial dan umum, serta pemeriksaan diagnostik dan pengobatan epilepsi.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan untuk trauma kapitis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi trauma kapitis sebagai cedera kepala berat yang menyebabkan gangguan otak dengan atau tanpa perdarahan, etiologi yang terjadi akibat benturan benda tumpul pada kepala, manifestasi klinis seperti denyut nadi lemah dan gangguan fungsi mental, serta pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan
1. STROKE
Author :
Yayan A. Israr, S. Ked
Faculty of Medicine – University of Riau
Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru
Pekanbaru, Riau
2008
Avaliable in : Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com)
2. STROKE
Definisi Stroke
Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis
yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala
yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya
penyebab lain selain vaskuler.1
Klasifikasi
Stroke diklasifikasikan sebagai berikut :1,2
1. Berdasarkan kelainan patologis
a. Stroke hemoragik
1) Perdarahan intra serebral
2) Perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid)
b. Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)
1) Stroke akibat trombosis serebri
2) Emboli serebri
3) Hipoperfusi sistemik
2. Berdasarkan waktu terjadinya
1) Transient Ischemic Attack (TIA)
2) Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
3) Stroke In Evolution (SIE) / Progressing Stroke
4) Completed stroke
3. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler
1) Sistem karotis
a. Motorik : hemiparese kontralateral, disartria
b. Sensorik : hemihipestesi kontralateral, parestesia
c. Gangguan visual : hemianopsia homonim kontralateral, amaurosis fugaks
d. Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia
3. 2) Sistem vertebrobasiler
a. Motorik : hemiparese alternans, disartria
b. Sensorik : hemihipestesi alternans, parestesia
c. Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia
Stroke Hemoragik
Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan keluarnya darah ke jaringan parenkim otak,
ruang cairan serebrospinalis disekitar otak atau kombinasi keduanya. Perdarahan tersebut
menyebabkan gangguan serabut saraf otak melalui penekanan struktur otak dan juga oleh
hematom yang menyebabkan iskemia pada jaringan sekitarnya. Peningkatan tekanan intrakranial
pada gilirannya akan menimbulkan herniasi jaringan otak dan menekan batang otak.2
Etiologi dari Stroke Hemoragik :
1) Perdarahan intraserebral
Perdarahan intraserebral ditemukan pada 10% dari seluruh kasus stroke, terdiri dari 80%
di hemisfer otak dan sisanya di batang otak dan serebelum.3
Gejala klinis :
• Onset perdarahan bersifat mendadak, terutama sewaktu melakukan aktivitas dan dapat
didahului oleh gejala prodromal berupa peningkatan tekanan darah yaitu nyeri kepala, mual,
muntah, gangguan memori, bingung, perdarhan retina, dan epistaksis.
• Penurunan kesadaran yang berat sampai koma disertai hemiplegia/hemiparese dan dapat
disertai kejang fokal / umum.
• Tanda-tanda penekanan batang otak, gejala pupil unilateral, refleks pergerakan bola mata
menghilang dan deserebrasi
• Dapat dijumpai tanda-tanda tekanan tinggi intrakranial (TTIK), misalnya papiledema dan
perdarahan subhialoid.
2) Perdarahan subarakhnoid
Perdarahan subarakhnoid adalah suatu keadaan dimana terjadi perdarahan di ruang
subarakhnoid yang timbul secara primer.3
4. Gejala klinis :
• Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak, dramatis, berlangsung dalam
1 – 2 detik sampai 1 menit.
• Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, mengigil, mudah terangsang, gelisah dan kejang.
• Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar dalam beberapa menit sampai
beberapa jam.
• Dijumpai gejala-gejala rangsang meningen
• Perdarahan retina berupa perdarahan subhialid merupakan gejala karakteristik perdarahan
subarakhnoid.
• Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi, hipotensi atau hipertensi, banyak
keringat, suhu badan meningkat, atau gangguan pernafasan.2
Stroke Non-Hemoragik (Stroke Iskemik, Infark Otak, Penyumbatan)
Iskemia jaringan otak timbul akibat sumbatan pada pembuluh darah serviko-kranial atau
hipoperfusi jaringan otak oleh berbagai faktor seperti aterotrombosis, emboli, atau
ketidakstabilan hemodinamik.2
Aterotrombosis terjadi pada arteri-arteri besar dari daerah kepala dan leher dan dapat juga
mengenai pembuluh arteri kecil atau percabangannya. Trombus yang terlokalisasi terjadi akibat
penyempitan pembuluh darah oleh plak aterosklerotik sehingga menghalangi aliran darah pada
bagian distal dari lokasi penyumbatan. Gejala neurologis yang muncul tergantung pada lokasi
pembuluh darah otak yang terkena.2
Faktor Risiko Stroke
Secara garis besar faktor risiko stroke dibagi atas faktor risiko yang dapat dimodifikasi
(modifiable) dan yang tidak dapat dimodifikasi (nonmodifiable). Faktor risiko stroke yang dapat
dimodifikasi diantaranya adalah hipertensi, penyakit jantung (fibrilasi atrium), diabetes melitus,
merokok, konsumsi alkohol, hiperlipidemia, kurang aktifitas, dan stenosis arteri karotis.
Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain usia, jenis kelamin, ras/suku,
dan faktor genetik.2,4
Menurut The seventh report of the joint national commite on prevention, detection,
evaluation, and treatment of high blood pressure (JNC 7), klasifikasi tekanan darah pada orang
5. dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi
derajat 2.
Klasifikasi TD Sistolik (mmHg) Diastolik
Normal < 120 Dan < 80
Prahipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi derajat 2 ≥ 160 Atau ≥ 100
Diabetes mellitus juga merupakan faktor yang signifikan dan terjadi pada 10% pasien
stroke. Keadaan ini dihubungkan dengan terjadinya atherosklerosis intrakranial.2
Algoritma Stroke Gajah Mada1
1. Penurunan kesadaran
STROKE AKUT 2. Nyeri kepala
3. Refleks babinski
Ketiganya atau 2 dari 3 ada Ya PIS
T
i
d
a Penurunan kesadaran (+)
k Nyeri kepala (-) Ya PIS
Refleks Babinski (-)
T
i
d
Penurunan kesadaran (-)
a Ya PIS
k Nyeri kepala (+)
Refleks Babinski (-)
T
i
d
a Penurunan kesadaran (-)
k Nyeri kepala (-) Ya INFARK
Refleks Babinski (+)
T
i
d
a Penurunan kesadaran (-)
k Nyeri kepala (-) Ya INFARK
Refleks Babinski (-)
6. Perbedaan Stroke Hemoragik dan Non Hemoragik
Gejala klinis PIS PSA Non hemoragik
Defisit fokal Berat Ringan Berat ringan
Onset Menit/jam 1-2 menit Pelan (jam/hari)
Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan
Muntah pada awalnya Sering Sering Tidak, kec lesi di batang otak
Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak Sering kali
Penurunan kesadaran Ada Ada Tidak ada
Kaku kuduk Jarang Ada Tidak ada
Hemiparesis Sering dari awal Permulaan tidak ada Sering dari awal
Gangguan bicara Bisa ada Jarang Sering
Likuor Berdarah Berdarah Jernih
Paresis/gangguan N III Tidak ada Bisa ada Tidak ada
Area Broca
Bahasa merupakan salah satu hal penting dan aktifitas komplek dari otak manusia. Pada
sebahagian besar individu (95%), area yang berhubungan dengan ber-bahasa berlokasi di korteks
asosiasi frontal dan temporoparietal dari hemisfer kiri, yang mana biasanya kontralateral dengan
tangan yang dominan (kanan). Pusat utama berbecara terletak pada region basal dari lobus
frontalis kiri (area Broca / area 44) dan bagian posterior dari lobus temporal (pada daerah yang
berhubungan dengan lobus parietal) (area Wernicke / area 22).6
7. Afasia motorik (Broca aphasia)
Temuan klinis yang penting paling penting pada afasia Broca adalah berkurangnya
ataupun tidak dapat sama sekali untuk memproduksi bahasa. Pasien masih dapat mengerti kata-
kata, namun memproduksi kalimat yang salah dan mengganti atau menukar bunyi dari kata-kata,
seperti “apple” menjadi “ackle” dan “carpet” menjadi “parket”.6
8. DAFTAR PUSTAKA
1. Rumantir CU. Gangguan peredaran darah otak. Pekanbaru : SMF Saraf RSUD Arifin
Achmad/FK UNRI. Pekanbaru. 2007.
2. Goetz Christopher G. Cerebrovascular Diseases. In : Goetz: Textbook of Clinical Neurology,
3rd ed. Philadelphia : Saunders. 2007.
3. Rumantir CU. Pola Penderita Stroke Di Lab/UPF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Periode 1984-1985. Laporan
Penelitian Pengalaman Belajar Riset Dokter Spesialis Bidang Ilmu Penyakit Saraf. 1986.
4. Ropper AH, Brown RH. Cerebrovascular Diseases. In : Adam and Victor’s Priciples of
Neurology. Eight edition. New York : Mc Graw-Hill. 2005.
5. Kelompok Studi Stroke PERDOSSI. Pencegahan Primer Stroke. Dalam : Guideline Stroke
2007. Jakarta.
6. Baehr M, Frotscher M. Duus’ : Topical Diagnosis in Neurology. 4th revised edition. New
York : Thieme. 2005.
Avaliable in : Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com)