Dokumen tersebut membahas beberapa cara pemberian obat, yaitu secara oral, suntikan (parenteral), inhalasi, dan topikal. Setiap cara memiliki keuntungan dan kerugian tertentu seperti kecepatan penyerapan, kenyamanan, biaya, dan efektivitas bergantung pada kondisi pasien.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pemberian obat melalui selang intravena, termasuk definisi, jenis-jenis pemberian (infus kontinu, intermiten, bolus), hal-hal yang perlu dipertimbangkan, reaksi tubuh, dan efek sampingnya. Pemberian obat secara intravena merupakan cara yang paling cepat dan pasti, namun jika dilakukan terlalu cepat dapat menyebabkan toksisitas, sedangkan terlalu lambat dapat
Dokumen tersebut membahas tentang injeksi sebagai salah satu bentuk sediaan steril dan definisinya. Juga membahas tentang berbagai rute injeksi, komposisi, syarat, dan wadah injeksi. Secara ringkas, dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, jenis, dan aspek farmasi dari injeksi sebagai salah satu cara administrasi obat parenteral.
Ada dua jalur pemberian obat, yaitu secara enteral (melalui saluran pencernaan) dan parenteral (selain melalui saluran pencernaan). Pemberian secara enteral dapat dilakukan secara oral, sublingual, buccal, atau rektal, sedangkan parenteral dapat dilakukan secara inhalasi, injeksi, atau intravagina. Injeksi dapat diberikan secara intracutan, intravena, subkutan, atau intramuskular.
Dokumen tersebut membahas beberapa cara pemberian obat, yaitu secara oral, suntikan (parenteral), inhalasi, dan topikal. Setiap cara memiliki keuntungan dan kerugian tertentu seperti kecepatan penyerapan, kenyamanan, biaya, dan efektivitas bergantung pada kondisi pasien.
Get a Pretested, Validated Infrastructure
Cisco and NetApp have collaborated to create FlexPod, a prevalidated data center solution built on a flexible, shared infrastructure. This predesigned base configuration can:
Scale easily
Be optimized for a variety of mixed application workloads
Be configured for virtual desktop or server infrastructure, secure multi-tenancy, or cloud environments
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pemberian obat melalui selang intravena, termasuk definisi, jenis-jenis pemberian (infus kontinu, intermiten, bolus), hal-hal yang perlu dipertimbangkan, reaksi tubuh, dan efek sampingnya. Pemberian obat secara intravena merupakan cara yang paling cepat dan pasti, namun jika dilakukan terlalu cepat dapat menyebabkan toksisitas, sedangkan terlalu lambat dapat
Dokumen tersebut membahas tentang injeksi sebagai salah satu bentuk sediaan steril dan definisinya. Juga membahas tentang berbagai rute injeksi, komposisi, syarat, dan wadah injeksi. Secara ringkas, dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, jenis, dan aspek farmasi dari injeksi sebagai salah satu cara administrasi obat parenteral.
Ada dua jalur pemberian obat, yaitu secara enteral (melalui saluran pencernaan) dan parenteral (selain melalui saluran pencernaan). Pemberian secara enteral dapat dilakukan secara oral, sublingual, buccal, atau rektal, sedangkan parenteral dapat dilakukan secara inhalasi, injeksi, atau intravagina. Injeksi dapat diberikan secara intracutan, intravena, subkutan, atau intramuskular.
Dokumen tersebut membahas beberapa cara pemberian obat, yaitu secara oral, suntikan (parenteral), inhalasi, dan topikal. Setiap cara memiliki keuntungan dan kerugian tertentu seperti kecepatan penyerapan, kenyamanan, biaya, dan efektivitas bergantung pada kondisi pasien.
Get a Pretested, Validated Infrastructure
Cisco and NetApp have collaborated to create FlexPod, a prevalidated data center solution built on a flexible, shared infrastructure. This predesigned base configuration can:
Scale easily
Be optimized for a variety of mixed application workloads
Be configured for virtual desktop or server infrastructure, secure multi-tenancy, or cloud environments
Dokumen tersebut membahas berbagai cara pemberian obat, yaitu secara oral, parenteral (suntik), inhalasi, dan topikal. Cara parenteral memberikan manfaat seperti efek cepat dan dapat diberikan pada pasien tidak sadar, namun membutuhkan kondisi aseptis dan tenaga medis.
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im4nakmans4
Benar, 6 aspek penting dalam pemberian obat adalah obat, pasien, dosis, cara, waktu, dan pendokumentasian. Semua aspek tersebut harus diperhatikan dengan baik untuk menjamin keamanan dan efektivitas pemberian obat.
Dokumen tersebut membahas tentang injeksi sebagai salah satu bentuk sediaan steril dan definisinya. Juga membahas tentang berbagai rute injeksi, komposisi, syarat-syarat, dan wadah injeksi. Secara ringkas, injeksi adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi yang disuntikkan melalui kulit atau membran untuk memasuki tubuh. Terdapat berbagai rute injeksi seperti intravena, intramuskular, dan sub
Dokumen tersebut membahas tentang cara-cara pemberian obat dan faktor yang
mempengaruhinya. Terdapat berbagai cara pemberian obat seperti oral, subkutan, intraperitoneal,
intramuskuler, per-rektal, inhalasi, dan intravena, dengan kecepatan absorpsi yang berbeda-beda.
Dokumen juga menjelaskan praktikum tentang pemberian obat pada hewan coba untuk mengetahui
pengaruh berbagai rute pemberian terhadap
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang 10 cara pemberian obat, yaitu secara oral, sublingual, rektal, vagina, inhalasi, emplastrum, urethral, implan, buccal, dan intravena. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu sesuai dengan jenis obat dan kondisi pasien.
Dokumen tersebut membahas 7 cara pemberian obat yang benar, yaitu secara oral, sublingual, inhalasi, rektal, pervaginam, parenteral, dan topikal. Cara-cara tersebut mencakup pemberian obat melalui mulut, bawah lidah, paru-paru, dubur, vagina, suntikan, dan secara lokal pada bagian tubuh tertentu.
Dokumen tersebut membahas 7 cara pemberian obat yang benar, yaitu secara oral, sublingual, inhalasi, rektal, pervaginam, parenteral, dan topikal. Cara-cara tersebut mencakup pemberian obat melalui mulut, bawah lidah, paru-paru, dubur, vagina, suntikan, dan secara lokal.
Konsep efek utama obat adalah efek yang diharapkan dan menjadi tujuan utama dari pemberian obat tersebut. Efek utama obat bertujuan untuk:
- Menghilangkan penyebab penyakit
- Menghilangkan gejala penyakit
- Melakukan terapi untuk menggantikan atau menambah zat yang hilang atau kurang pada tubuh
Dengan kata lain, efek utama obat bertujuan untuk mengobati penyakit atau kon
Ringkasan singkat dokumen tentang anestesi lokal adalah:
1. Anestesi lokal adalah teknik untuk menghilangkan rasa sakit di bagian tubuh tertentu dengan menghambat saraf secara lokal.
2. Terdapat dua golongan utama anestesi lokal yaitu ester dan amid, dengan lidokain dan prokain sebagai contohnya.
3. Anestesi lokal digunakan untuk berbagai prosedur medis dan bedah."
Dokumen tersebut membahas berbagai cara pemberian obat, yaitu secara oral, parenteral (suntik), inhalasi, dan topikal. Cara parenteral memberikan manfaat seperti efek cepat dan dapat diberikan pada pasien tidak sadar, namun membutuhkan kondisi aseptis dan tenaga medis.
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im4nakmans4
Benar, 6 aspek penting dalam pemberian obat adalah obat, pasien, dosis, cara, waktu, dan pendokumentasian. Semua aspek tersebut harus diperhatikan dengan baik untuk menjamin keamanan dan efektivitas pemberian obat.
Dokumen tersebut membahas tentang injeksi sebagai salah satu bentuk sediaan steril dan definisinya. Juga membahas tentang berbagai rute injeksi, komposisi, syarat-syarat, dan wadah injeksi. Secara ringkas, injeksi adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi yang disuntikkan melalui kulit atau membran untuk memasuki tubuh. Terdapat berbagai rute injeksi seperti intravena, intramuskular, dan sub
Dokumen tersebut membahas tentang cara-cara pemberian obat dan faktor yang
mempengaruhinya. Terdapat berbagai cara pemberian obat seperti oral, subkutan, intraperitoneal,
intramuskuler, per-rektal, inhalasi, dan intravena, dengan kecepatan absorpsi yang berbeda-beda.
Dokumen juga menjelaskan praktikum tentang pemberian obat pada hewan coba untuk mengetahui
pengaruh berbagai rute pemberian terhadap
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang 10 cara pemberian obat, yaitu secara oral, sublingual, rektal, vagina, inhalasi, emplastrum, urethral, implan, buccal, dan intravena. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu sesuai dengan jenis obat dan kondisi pasien.
Dokumen tersebut membahas 7 cara pemberian obat yang benar, yaitu secara oral, sublingual, inhalasi, rektal, pervaginam, parenteral, dan topikal. Cara-cara tersebut mencakup pemberian obat melalui mulut, bawah lidah, paru-paru, dubur, vagina, suntikan, dan secara lokal pada bagian tubuh tertentu.
Dokumen tersebut membahas 7 cara pemberian obat yang benar, yaitu secara oral, sublingual, inhalasi, rektal, pervaginam, parenteral, dan topikal. Cara-cara tersebut mencakup pemberian obat melalui mulut, bawah lidah, paru-paru, dubur, vagina, suntikan, dan secara lokal.
Konsep efek utama obat adalah efek yang diharapkan dan menjadi tujuan utama dari pemberian obat tersebut. Efek utama obat bertujuan untuk:
- Menghilangkan penyebab penyakit
- Menghilangkan gejala penyakit
- Melakukan terapi untuk menggantikan atau menambah zat yang hilang atau kurang pada tubuh
Dengan kata lain, efek utama obat bertujuan untuk mengobati penyakit atau kon
Ringkasan singkat dokumen tentang anestesi lokal adalah:
1. Anestesi lokal adalah teknik untuk menghilangkan rasa sakit di bagian tubuh tertentu dengan menghambat saraf secara lokal.
2. Terdapat dua golongan utama anestesi lokal yaitu ester dan amid, dengan lidokain dan prokain sebagai contohnya.
3. Anestesi lokal digunakan untuk berbagai prosedur medis dan bedah."
2. Klasifikasi
• Per oral (po)
• Secara suntikan (parenteral)
• Melalui paru-paru (inhalasi)
• Topikal
3. Per oral
• Cara pemberian obat yang paling umum
dilakukan
• Keuntungan: mudah, aman dan murah.
• Kerugian :
– bioavaibilitasnya banyak dipengaruhi oleh beberapa
faktor
– iritasi pada saluran cerna
– perlu kerjasama dengan penderita (tidak bisa
diberikan pada penderita koma).
4. Parenteral
• Keuntungan :
– efek timbul lebih cepat dan teratur
– dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif,
tidak sadar, atau muntah-muntah
– sangat berguna dalam keadaan darurat.
• Kerugian : dibutuhkan kondisi asepsis,
menimbulkan rasa nyeri, tidak ekonomis,
membutuhkan tenaga medis.
• Meliputi: intravena (iv), intramuscular (im),
subcutan (sc) dan intrathecal.
5. iv
• Tidak mengalami tahap absorpsi.
• Obat langsung dimasukkan ke pembuluh darah
sehingga kadar obat di dalam darah diperoleh
dengan cepat, tepat dan dapat disesuaikan
langsung dengan respons penderita.
• Kerugiannya :obat yang sudah diberikan tidak
dapat ditarik kembali, sehingga efek toksik lebih
mudah terjadi. Jika penderitanya alergi terhadap
obat, reaksi alergi akan lebih terjadi. Pemberian
iv harus dilakukan perlahan-lahan sambil
mengawasi respons penderita.
6. im
• Kelarutan obat dalam air menentukan kecepatan
dan kelengkapan absorpsi.
• Obat yang sukar larut seperti dizepam dan
penitoin akan mengendap di tempat suntikan
sehingga absorpsinya berjalan lambat, tidak
lengkap dan tidak teratur.
• Obat yang larut dalam air lebih cepat diabsorpsi
• Tempat suntikan yang sering dipilih adalah
gluteus maksimus dan deltoid.
7. sc
• Hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak
iritatif terhadap jaringan.
• Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan,
sehingga efeknya bertahan lebih lama.
• Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan
dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah
kulit atau dalam bentuk suspensi.
• Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor
juga dapat memperlambat absorpsinya.
8. intrathecal
• obat langsung dimasukkan ke dalam
ruang subaraknoid spinal, dilakukan bila
diinginkan efek obat yang cepat dan
setempat pada selaput otak atau sumbu
cerebrospinal seperti pada anestesia spinal
atau pengobatan infeksi SSP yang akut.
9. Melalui paru-paru (inhalasi)
• hanya dapat dilakukan untuk obat yang berbentuk gas
atau cairan yang mudah menguap
• misalnya anestesi umum dan obat lain yang dapat
diberikan dalam bentuk aerosol.
• Absorpsi terjadi melalui epitel paru dan mukosa
saluran nafas.
• Absorpsi terjadi secar cepat karena permukaan
absorpsinya luas, tidak mengalami metabolisme lintas
pertama di hati.
• Metode ini lebih sulit dilakukan, memerlukan alat dan
metode khusus, sukar mengatur dosis dan sering
mengiritasi paru.
10. Topikal
• Terutama pada kulit dan mata.
• Pemberian topikal pada kulit terbatas pada obat-
obat tertentu karena tidak banyak obat yang
dapat menembus kulit yang utuh.
• Jumlah obat yang diserap tergantung pada luas
permukaan kulit yang kontak dengan obat serta
kalarutan obat dalam lemak.
• Pemberian topikal pada mata dimaksudkan
untuk mendapatkan efek lokal pada mata, yang
biasanya memerlukan absorpsi obat melalui
kornea.