1.Pengertian Al-Akhir
Al-Akhir artinya Yang Maha Akhir yang tidak ada sesuatu pun setelah Allah Swt. Dia Mahakekal tatkala semua makhluk hancur. Adapun kekekalan makhluk-Nya adalah kekekalan yang terbatas.
2.Makna Al-Awwal adalah Dzat yang tiada sesuatu sebelum-Nya, sehingga nama ini menunjukkan kedahuluan Allah. Dan kedahuluan Allah itu bersifat mutlak bukan kedahuluan yang relatif (nisbi), semacam bila dikatakan: Ini lebih awal dibanding yang setelahnya, dan ada yang lain sebelumnya. Sehingga nama Allah Al-Awwal menunjukkan bahwa segala sesuatu selain-Nya baru ada setelah sebelumnya tiada.
3.DALIL NAQLI
Jika seorang muslim sudah menyadari bahwa ia berasal dari tanah, ada permulaan dan penghabisan, meyakini bahwa hidupnya hanya untuk beberapa waktu, maka ia akan meyakini bahwa segala kesempurnaan hanya milik Allah, Rabb semesta alam.Amal ketaatan yang telah dilakukannya adalah semata-mata karena taufik dan karunia Allah, serta meyakini bahwa segala sesuatu akan kembali ke asalnya.
4.Penerapan Al-Akhir dalam Kehidupan Sehari-hari
Berani bersikap baik dari diri kita sendiri.
Tidak sombong dihadapan Allah dan manusia.
Berusaha mengurangi sesuatu yang kurang bermanfaat.
Berupaya melakukan amal ibadah hingga ajal menjemput.
Tidak menunda-nunda tugas.
Menghindari perbuatan maksiat.
Berusaha untuk meningkatkan ketakwaan dan amal shaleh.
5.Hikmah
Melaksanakan perintah-perintah-Nya. Bukan hanya sebuah pengakuan palsu dengan lisan.
Allah memiliki Asmaul Husna dan kita diperintah untuk berdoa dengannya, maka pelajarilah 99 Asmaul Husna Allah dan berdo’alah dengannya.
Allah maha akhir (al-Akhir), menjadi khalifah yang siap bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan dalam rangka menjalani tugas sebagai khalifah ini.
Menjadi manusia yang bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan karena mempercayai Allah bersifat al-akhir.
Menjadi pribadi yang tahu diri dan tidak sombong.
1.Pengertian Al-Akhir
Al-Akhir artinya Yang Maha Akhir yang tidak ada sesuatu pun setelah Allah Swt. Dia Mahakekal tatkala semua makhluk hancur. Adapun kekekalan makhluk-Nya adalah kekekalan yang terbatas.
2.Makna Al-Awwal adalah Dzat yang tiada sesuatu sebelum-Nya, sehingga nama ini menunjukkan kedahuluan Allah. Dan kedahuluan Allah itu bersifat mutlak bukan kedahuluan yang relatif (nisbi), semacam bila dikatakan: Ini lebih awal dibanding yang setelahnya, dan ada yang lain sebelumnya. Sehingga nama Allah Al-Awwal menunjukkan bahwa segala sesuatu selain-Nya baru ada setelah sebelumnya tiada.
3.DALIL NAQLI
Jika seorang muslim sudah menyadari bahwa ia berasal dari tanah, ada permulaan dan penghabisan, meyakini bahwa hidupnya hanya untuk beberapa waktu, maka ia akan meyakini bahwa segala kesempurnaan hanya milik Allah, Rabb semesta alam.Amal ketaatan yang telah dilakukannya adalah semata-mata karena taufik dan karunia Allah, serta meyakini bahwa segala sesuatu akan kembali ke asalnya.
4.Penerapan Al-Akhir dalam Kehidupan Sehari-hari
Berani bersikap baik dari diri kita sendiri.
Tidak sombong dihadapan Allah dan manusia.
Berusaha mengurangi sesuatu yang kurang bermanfaat.
Berupaya melakukan amal ibadah hingga ajal menjemput.
Tidak menunda-nunda tugas.
Menghindari perbuatan maksiat.
Berusaha untuk meningkatkan ketakwaan dan amal shaleh.
5.Hikmah
Melaksanakan perintah-perintah-Nya. Bukan hanya sebuah pengakuan palsu dengan lisan.
Allah memiliki Asmaul Husna dan kita diperintah untuk berdoa dengannya, maka pelajarilah 99 Asmaul Husna Allah dan berdo’alah dengannya.
Allah maha akhir (al-Akhir), menjadi khalifah yang siap bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan dalam rangka menjalani tugas sebagai khalifah ini.
Menjadi manusia yang bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan karena mempercayai Allah bersifat al-akhir.
Menjadi pribadi yang tahu diri dan tidak sombong.
“Di atas gunung, masih ada langit” begitu kata pepatah. Bahkan ada lagi pepatah “Di atas langit, masih ada langit”. Artinya sehebat-hebat seseorang, masih ada lagi yang lebih hebat. Pertemuan Nabi Musa dengan Nabi Khaidir tak lepas dari perasaan Nabi Musa yang merasa menjadi orang paling berilmu di antara kaumnya. Allah kemudian menunjukkan bahwa ada orang yang lebih alim daripada Nabi Musa, yaitu Nabi Khaidir.
Allah mengingatkan bahwa manusia diciptakan dari air mani yang tidak berharga. Pantaskah manusia bersikap sombong?
”Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air mani, maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!” [Yaa Siin:77]
“Di atas gunung, masih ada langit” begitu kata pepatah. Bahkan ada lagi pepatah “Di atas langit, masih ada langit”. Artinya sehebat-hebat seseorang, masih ada lagi yang lebih hebat. Pertemuan Nabi Musa dengan Nabi Khaidir tak lepas dari perasaan Nabi Musa yang merasa menjadi orang paling berilmu di antara kaumnya. Allah kemudian menunjukkan bahwa ada orang yang lebih alim daripada Nabi Musa, yaitu Nabi Khaidir.
Allah mengingatkan bahwa manusia diciptakan dari air mani yang tidak berharga. Pantaskah manusia bersikap sombong?
”Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air mani, maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!” [Yaa Siin:77]
NYOLONG DAri wandaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhujsadf u
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. Baa’: Dengan. Huruf jarr (kata
penyambung), mempunyai sandaran dan
tempat bergantung (muta’allaq) samada
fiel @ isim, mengikut kepada perbuatan
yang hendak dimulakan basmalah. Cth:
Dengan nama Allah aku baca, aku makan,
aku melangkah.
Ism: berasal daripada ketinggian (@ )سمو
tanda (.)سمة
4. Lafzul Jalalah ا
Nama bagi zat yang wajib ada
Ismul A’azam
Nama yang khas pada lafaz dan pada
makna (Akidah al-Najin)
Tidak ada yang dinamakan selain Allah
5. الرحمن الرحيم
Daripada kata dasar ( )الرحمةrahmat.
Al-Rahman dari segi makna lebih
bersangatan (tinggi) daripada al-Rahim.
Al-Rahman: rahmat Allah kepada seluruh
hambanya samada yang mukmin atau tidak.
Al-Rahim: rahmat Allah khusus bagi orang
mukmin.
Nama Al-Rahman hanya khas bagi
Allah.Tidak boleh dinisbahkan kepada selain
Allah kecuali dengan menambah sandaran
spt: Abdul Rahman.
6. قال ا تبارك وتعالى : أنا الرحمن خلقت
الرحم وشققت لها من اسمي فمن وصلها
وصلته ومن قطعها بتته
“Akulah al-Rahman, aku jadikan rahim
(hubungan silaturrahim), dan Aku
ambilnya daripada namaKu. Siapa
yang menyambung (silaturrahim) aku
akan sampaikannya kepada rahmat
dan kemuliaanKu. Sesiapa yang
memutuskannya aku putuskannya
daripada rahmatKu”
7. الحمد لله رب العالمين
Al-Hamd:
Bahasa: pujian dengan perkataan
Istilah: Perbuatan (dengan hati, perkataan @
anggota) mengagungkan dan membesarkan
pemberi nikmat
Al-Syukr:
Bahasa: = al-Hamd pada istilah
Istilah: Menggunakan segala yg dikurniakan
kepada tujaan dikurniakan nikmat tersebut.
Allah
mengajar hambanya cara
memujiNya
8. AlifLaam pada al-Hamd bermakna sekalian @
segala ()التستغراق أو الجنس
Laam pada Lillah bermaksud milik dan tertentu
Rabb: pemerintah, pentadbir & tuan. Tidak
digunakan ( )الربkecuali hanya kepada Tuhan.
Boleh digunakan pada makhluk jika disandarkan
kepada kalimah lain spt: tuan rumah (.)رب الدار
Al-’Aalamin: segala alam, merujuk kepada selain
Allah. Berasal dari kata dasar ( )العلةمةtanda,
kerana alam ini menunjukkan kepada
penciptanya.
9. ةمالك يوم الدين
:ةمالك‘Aasim dan al-Kisai’e. Diambil dari
perkataan ( )الملكmilik dan empunya.
ْلِ (ك
:ةملكNafi’, Ibn Kathir, Abu Amru, Ibn ‘Aamir
dan Hamzah. Diambil dari perkataan ()الملك ْلُ (ك
kerajaan dan pemerintahan.
Al-Din: Pembalasan, hisab dan perhitungan
Disebut hari pembalasan walhal Allah jua
yang memiliki dan memerintah hari-hari
dunia, kerana tiada raja-raja lain di dunia
yang sanggup mengaku pada hari akhirat.
Bahkan mereka menyepi ketakutan.
10. مالك يوم الدين
:مالك ‘Aasim dan al-Kisai’e. Diambil dari
perkataan ( )الملكmilik dan empunya.
ْلِ (ك
:ملكNafi’, Ibn Kathir, Abu Amru, Ibn ‘Aamir
dan Hamzah. Diambil dari perkataan ()الملك ْلُ (ك
kerajaan dan pemerintahan.
Al-Din: Pembalasan, hisab dan perhitungan
Disebut hari pembalasan walhal Allah jua
yang memiliki dan memerintah hari-hari
dunia, kerana tiada raja-raja lain di dunia
yang sanggup mengaku pada hari akhirat.
Bahkan mereka menyepi ketakutan.