Dokumen tersebut membahas tentang tumbuhan, termasuk ciri-ciri dan contoh divisi-divisi tumbuhan seperti lumut, paku, dan tumbuhan biji. Tumbuhan diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri seperti keberadaan pembuluh, cara berkembang biak, dan penghasilan biji.
Teks tersebut memberikan informasi mengenai klasifikasi dan ciri-ciri tumbuhan dalam kerajaan Plantae. Tumbuhan diklasifikasikan menjadi tumbuhan tidak berpembuluh, tumbuhan berpembuluh yang terdiri dari tumbuhan paku dan tumbuhan biji. Tumbuhan paku dan biji memiliki akar, batang, daun, dan pembuluh angkut. Tumbuhan berpembiakan secara generatif melalui penyerbukan dan pembuahan serta vegetatif.
Tumbuhan dibedakan menjadi empat kelompok utama berdasarkan ciri-ciri reproduksi dan struktur tubuhnya: lumut, paku, tumbuhan biji terbuka (gymnospermae), dan tumbuhan biji tertutup (angiospermae)."
Dokumen tersebut membahas tentang tumbuhan, termasuk ciri-ciri dan contoh divisi-divisi tumbuhan seperti lumut, paku, dan tumbuhan biji. Tumbuhan diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri seperti keberadaan pembuluh, cara berkembang biak, dan penghasilan biji.
Teks tersebut memberikan informasi mengenai klasifikasi dan ciri-ciri tumbuhan dalam kerajaan Plantae. Tumbuhan diklasifikasikan menjadi tumbuhan tidak berpembuluh, tumbuhan berpembuluh yang terdiri dari tumbuhan paku dan tumbuhan biji. Tumbuhan paku dan biji memiliki akar, batang, daun, dan pembuluh angkut. Tumbuhan berpembiakan secara generatif melalui penyerbukan dan pembuahan serta vegetatif.
Tumbuhan dibedakan menjadi empat kelompok utama berdasarkan ciri-ciri reproduksi dan struktur tubuhnya: lumut, paku, tumbuhan biji terbuka (gymnospermae), dan tumbuhan biji tertutup (angiospermae)."
Teks tersebut membahas tentang lumut dan tumbuhan paku. Lumut dijelaskan sebagai tumbuhan yang paling sederhana dengan ciri-ciri tidak memiliki pembuluh xylem dan floem serta bereproduksi dengan spora. Tumbuhan paku dijelaskan sebagai tumbuhan yang lebih kompleks karena sudah memiliki pembuluh xylem dan floem serta memiliki bagian tubuh seperti akar, batang dan daun."
Dokumen tersebut membahas tentang hewan berbuku-buku (Arthropoda) yang terdiri dari 5 kelas, yaitu Crustacea, Insecta, Diplopoda, Chilopoda, dan Arachnida. Arthropoda memiliki ciri-ciri seperti tubuh bersegmen, ekoskeleton keras, dan berbagai macam bentuk dan ukuran.
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi tumbuhan, dimulai dari pengertian klasifikasi tumbuhan hingga pembahasan mengenai kingdom Plantae yang terdiri atas Bryophyta, Alga, Pteridophyta, dan Spermatophyta.
Tumbuhan dibagi menjadi 3 kelompok utama berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya, yaitu tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji. Tumbuhan lumut dan paku menggunakan spora untuk reproduksi seksual, sedangkan tumbuhan berbiji menggunakan biji.
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik, klasifikasi, dan siklus hidup lumut (Bryophyta). Lumut adalah tumbuhan kecil yang hidup di tempat lembab, memiliki gametofit dominan, dan sporofit yang melekat pada gametofit. Lumut diklasifikasikan ke dalam 3 kelas berdasarkan struktur tubuh dan alat reproduksi, yaitu Bryopsida, Hepaticopsida, dan Anthocerotopsida. Siklus hidup lumut melibatkan fase gametofit
Teks tersebut membahas tentang karakteristik, klasifikasi, dan siklus hidup lumut (Bryophyta). Lumut adalah tumbuhan kecil yang terdiri dari gametofit dan sporofit. Gametofit berbentuk daun dan menghasilkan gametangia, sedangkan sporofit tumbuh di atas gametofit dan menghasilkan spora melalui meiosis. Terdapat tiga kelas lumut yaitu Hepaticopsida, Anthocerotopsida, dan Bryopsida. Lumut dapat ditemuk
Dokumen tersebut merangkum tentang tiga kelompok tumbuhan yaitu tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Tumbuhan lumut adalah tumbuhan peralihan antara tumbuhan bartalus dan tumbuhan berkormus. Tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati namun berkembang biak dengan spora. Tumbuhan berbiji dibedakan menjadi gymnosper
Dokumen ini membahas tentang ciri umum dan klasifikasi tumbuhan, termasuk tumbuhan lumut, paku, dan berbiji. Tumbuhan diklasifikasikan berdasarkan cara perkembangbiakan dan kehadiran jaringan pengangkut. Tumbuhan berbiji dibedakan menjadi gymnospermae dan angiospermae.
Dokumen tersebut membahas mengenai berbagai jenis tumbuhan mulai dari yang tidak berpembuluh seperti jamur hingga yang berpembuluh seperti paku dan tumbuhan berbiji. Jenis-jenis tumbuhan tersebut mencakup ciri khas, perkembangbiakan, dan pengelompokannya.
Dokumen tersebut membahas tentang tumbuhan lumut, termasuk klasifikasi, ciri-ciri, cara hidup, dan reproduksinya. Terdapat tiga kelas tumbuhan lumut yaitu lumut hati, lumut tanduk, dan lumut daun. Lumut merupakan tumbuhan non vaskular yang paling sederhana, berkembang biak secara generatif dan vegetatif, serta tidak memiliki jaringan pembuluh.
Amphibia memiliki 3 kelompok utama yaitu Sesilia, Caudata, dan Anura. Sesilia tidak memiliki kaki, Caudata memiliki ekor dan keempat kakinya sama ukurannya, sedangkan Anura memiliki kaki belakang yang lebih besar dari kaki depan. Habitat amphibia terdiri dari terestrial, arboreal, akuatik, dan fossorial. Sistem tubuh amphibia meliputi sistem rangka, sirkulasi, pencernaan, pernapasan,
Dokumen tersebut membahas tentang empat divisi tumbuhan rendah yaitu alga, lumut, paku dan karakteristiknya. Alga terbagi atas empat divisi berdasarkan pigmen, lumut memiliki siklus hidup gametofit dan sporofit, sedangkan paku sudah memiliki akar, batang dan daun sejati.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
More Related Content
Similar to bahan ajar biologi sma kelas x tentang plantae
Teks tersebut membahas tentang lumut dan tumbuhan paku. Lumut dijelaskan sebagai tumbuhan yang paling sederhana dengan ciri-ciri tidak memiliki pembuluh xylem dan floem serta bereproduksi dengan spora. Tumbuhan paku dijelaskan sebagai tumbuhan yang lebih kompleks karena sudah memiliki pembuluh xylem dan floem serta memiliki bagian tubuh seperti akar, batang dan daun."
Dokumen tersebut membahas tentang hewan berbuku-buku (Arthropoda) yang terdiri dari 5 kelas, yaitu Crustacea, Insecta, Diplopoda, Chilopoda, dan Arachnida. Arthropoda memiliki ciri-ciri seperti tubuh bersegmen, ekoskeleton keras, dan berbagai macam bentuk dan ukuran.
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi tumbuhan, dimulai dari pengertian klasifikasi tumbuhan hingga pembahasan mengenai kingdom Plantae yang terdiri atas Bryophyta, Alga, Pteridophyta, dan Spermatophyta.
Tumbuhan dibagi menjadi 3 kelompok utama berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya, yaitu tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji. Tumbuhan lumut dan paku menggunakan spora untuk reproduksi seksual, sedangkan tumbuhan berbiji menggunakan biji.
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik, klasifikasi, dan siklus hidup lumut (Bryophyta). Lumut adalah tumbuhan kecil yang hidup di tempat lembab, memiliki gametofit dominan, dan sporofit yang melekat pada gametofit. Lumut diklasifikasikan ke dalam 3 kelas berdasarkan struktur tubuh dan alat reproduksi, yaitu Bryopsida, Hepaticopsida, dan Anthocerotopsida. Siklus hidup lumut melibatkan fase gametofit
Teks tersebut membahas tentang karakteristik, klasifikasi, dan siklus hidup lumut (Bryophyta). Lumut adalah tumbuhan kecil yang terdiri dari gametofit dan sporofit. Gametofit berbentuk daun dan menghasilkan gametangia, sedangkan sporofit tumbuh di atas gametofit dan menghasilkan spora melalui meiosis. Terdapat tiga kelas lumut yaitu Hepaticopsida, Anthocerotopsida, dan Bryopsida. Lumut dapat ditemuk
Dokumen tersebut merangkum tentang tiga kelompok tumbuhan yaitu tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Tumbuhan lumut adalah tumbuhan peralihan antara tumbuhan bartalus dan tumbuhan berkormus. Tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati namun berkembang biak dengan spora. Tumbuhan berbiji dibedakan menjadi gymnosper
Dokumen ini membahas tentang ciri umum dan klasifikasi tumbuhan, termasuk tumbuhan lumut, paku, dan berbiji. Tumbuhan diklasifikasikan berdasarkan cara perkembangbiakan dan kehadiran jaringan pengangkut. Tumbuhan berbiji dibedakan menjadi gymnospermae dan angiospermae.
Dokumen tersebut membahas mengenai berbagai jenis tumbuhan mulai dari yang tidak berpembuluh seperti jamur hingga yang berpembuluh seperti paku dan tumbuhan berbiji. Jenis-jenis tumbuhan tersebut mencakup ciri khas, perkembangbiakan, dan pengelompokannya.
Dokumen tersebut membahas tentang tumbuhan lumut, termasuk klasifikasi, ciri-ciri, cara hidup, dan reproduksinya. Terdapat tiga kelas tumbuhan lumut yaitu lumut hati, lumut tanduk, dan lumut daun. Lumut merupakan tumbuhan non vaskular yang paling sederhana, berkembang biak secara generatif dan vegetatif, serta tidak memiliki jaringan pembuluh.
Amphibia memiliki 3 kelompok utama yaitu Sesilia, Caudata, dan Anura. Sesilia tidak memiliki kaki, Caudata memiliki ekor dan keempat kakinya sama ukurannya, sedangkan Anura memiliki kaki belakang yang lebih besar dari kaki depan. Habitat amphibia terdiri dari terestrial, arboreal, akuatik, dan fossorial. Sistem tubuh amphibia meliputi sistem rangka, sirkulasi, pencernaan, pernapasan,
Dokumen tersebut membahas tentang empat divisi tumbuhan rendah yaitu alga, lumut, paku dan karakteristiknya. Alga terbagi atas empat divisi berdasarkan pigmen, lumut memiliki siklus hidup gametofit dan sporofit, sedangkan paku sudah memiliki akar, batang dan daun sejati.
Similar to bahan ajar biologi sma kelas x tentang plantae (20)
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
2. Lumut (Bryophyta)
1. Merupakan tumbuhan
darat sejati yang
menyukai tempat yang
lembab, kecuali
spaghnum (hidup di air)
2. Merupakan tumbuhan
yang memiliki area
penyebaran yang luas
(kosmopolit)
3. Memiliki klorofil, tetapi
belum memiliki jaringan
atau pembuluh angkut
ciri umum
habitat
reproduksi
klasifikasi
peranan
Hypnodendron arcuatum
Pendahuluan
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
3. ciri umum
habitat
reproduksi
klasifikasi
peranan
4. Bentuk tubuh yang
sederhana berupa thalus
(lembaran), dan yang
kompleks berupa pohon
5. Merupakan tumbuhan
peralihan antara
tumbuhan thalus dengan
tumbuhan kormus
(berpembuluh)
6. Memiliki rhizoid yang
berfungsi sebagai alat
perekat pada tempat
hidupnya dan untuk
menyerap air dan mineral
dari lingkungan
Pendahuluan
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
4. Ciri-ciri
1. Ukuran tubuh: Makroskopis
2. Bentuk tubuh:
a. Gametofit
Bentuk tubuh yang umum
nya terlihat.
Menghasilkan gamet.
Berdasarkan letak gamet
jenis gametofit ada yang
monoceus/berumah 1
dan ada yang diceus/
berumah 2
ciri umum
habitat
reproduksi
klasifikasi
peranan
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
6. ciri umum
habitat
reproduksi
klasifikasi
peranan
b. Sporofit/Sporogonium
Bentuk tubuh yang jarang
terlihat, dan menumpang
atau menempel pada
gametofitnya.
Menghasilkan spora krn
memiliki sporangium.
Jenis spora yang dihasil-
kan berukuran sama shg
disebut Isospora atau
homospora
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
7. ciri umum
habitat
reproduksi
klasifikasi
peranan
Cara hidup dan habitat
1. Tumbuhan lumut
(gametofit) mengambil
makanan (Bahan
anorganik) menggunakan
rhizoid, dengan cara
difusi
2. Lumut mensintesis
sendiri bahan anorganik
menjadi bahan organik
melalui proses
fotosintesis
3. Lumut hidup pada tempat
yang teduh, lembab, dan
basah, seperti tanah,
bebatuan dan pohon
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
8. ciri umum
habitat
reproduksi
klasifikasi
peranan
Cara hidup dan habitat
4. Kebanyakan hidup
menempel pada batang
pohon (epifit) atau
menempel pada daun
(epifil).
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
9. ciri umum
habitat
reproduksi
klasifikasi
peranan
Reproduksi
Reproduksi lumut dilakukan
dengan cara Metagenesis, yaitu
pergiliran keturunan antara
generasi gametofit (n) dengan
generasi sporofit (2n).
Generasi gametofit reproduk-
sinya dengan cara seksual, se-
dangkan generasi sporofit repro-
duksinya dengan cara aseksual.
Alat kelamin jantan adalah
anteridium, berbentuk seperti
gada dan menghasilkan
spermatozoid.
Alat kelamin betina adalah
Archegoniun, berbentuk seperti
Botol dan menghasilkan sel telur
Generasi sporofit
Generasi Gametofit
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
12. ciri umum
habitat
reproduksi
klasifikasi
peranan
Klasifikasi
Lumut dikelompokkan atas 3
kelas, yaitu:
a. Lumut hati (Hepaticopsida)
Merupakan kelompok lumut
yang berbentuk thalus (lem-
baran)
Reproduksi selain dengan
metagenesis, dapat juga
dengan gemma (kuncup)
dan fragmentasi
Jenis-jenisnya adalah :
Riccia nutans, Marchantia,
dan Lunuria
Marchantia dan Lunuria yang
memiliki struktur gemma
Marchantia adalah lumut
tipe diceus/berumah dua
Lunuria sp
Gemma/kuncup
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
13. ciri umum
habitat
reproduksi
klasifikasi
peranan
Jenis-jenis lumut hati
Anteridium
Archegonium
Marchantia sp
Marchantia berteroana
Marchantia foliosa
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
14. ciri umum
habitat
reproduksi
klasifikasi
peranan
b. Lumut tanduk (Anthoceratopsida)
Bentuk tubuh lebar dan tipis dengan tepi berlekuk atau ber-
cabang, seperti lumut hati. Rhyzoid terdapat dibagian bawah
dari lembaran tubuh. Sporofitnya berbentuk kapsul panjang.
Klasifikasi
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
16. ciri umum
habitat
reproduksi
klasifikasi
peranan
b. Lumut daun (Bryopsida)
Disebut juga lumut sejati, karena struktur gametofitnya ter-
susun atas daun, batang dan rhyzoid. Sedangkan sporofit-
nya tersusun atas Kaliptra, operculum, sporangium dengan
gigi peristomnya, seta (tangkai) sporangium, apofisis dan
vaginula
Klasifikasi
Sporangium
Gigi peristom
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
17. ciri umum
habitat
reproduksi
klasifikasi
peranan
Jenis-jenis lumut daun
Lepidolaena clavigena
Lepidolaena clavigena
Spaghnum cristatum
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
18. ciri umum
habitat
reproduksi
klasifikasi
peranan
Peranan
1. Marchantia polimorpha,
sebagai obat penyakit
hati atau lever
2. Spaghnum sp sebagai
bahan dasar pembuatan
kapas untuk pembalut
dan bahan bakar
alternatif.
3. Melapukkan batuan
candi
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA
-- HERFEN SURYATI -- SMA -- YPVDP -- BONTANG -- KALTIM INDONESIA