SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian diatas mengenai hasil penelitian yang telah
dilakukan serta pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Silat Lunang berasal di Nagari Lunang sendiri yang dikembangkan oleh
Syekh Abdul Kadir Jailani dan Syekh Maharajo Kcik berpusat di Lembah
Gunung Pandan dibelakang kerajaan Indojati yang sekarang Rumah
Gadang Mandeh Rubiah. Dan silat Lunang berkembang pesat di Nagari
Lunang sejak Raja Indojati I yang di emban oleh Sattulasah Pada Tahun
1119 s/d 1430. Asal kata silat Lunang berasal dari nama nagari yaitu
Nunang yang berarti tanah menang atau tanah keramat, tanah keramat atau
tanah menang dinamakan dengan Lunang, maka silat yang ada dilunang
diberi nama silat Lunang atau sering disebut dengan nama Silat Alif, Pcak
Ampang Gatoung dan Silek Baleka Tinggi
2. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk belajar silat adalah secara bertahap.
Tahap pertama adalah Sigheh bacaghanu pnoh bakadam perak dan rokok 3
batang sigheh 3 kapua. Setelah satu atau dua bulan latihan berjalan maka
seorang murid harus memenuhi persyaratan tahap kedua yaitu Sigheh
bacaghanu pnoh bakadam perak, kain putih 5 eto (ukuran panjang siku)
disertakan punjoung kuning dan punjoung putih, satu ekor ayam, skin
35
35
sabilah (satu buah pisau tajam), dan pitih saringgit (uang Rp. 2 1
/5 )
disesuaikan dengan sekarang.
3. Bentuk gerakan pokok atau ciri khas silat tradisional Lunang ini menurut
informasi dari informan secara umum akan terlihat pada kecepatan
gerakan tangan dan elakan. Sedangkan secara khususnnya akan terlihat
pada pola langkah (balabek), serang bela yang didalamnya terdapat
serangan, elakan, tangkapan dan kuncian.
B. Saran
Untuk mengembangkan dan melestarikan silat tradisional Lunang ini
ditengah-tengah masyarakat dimasa yang akan datang, maka saran yang dapat
penulis sampaikan untuk usaha mengembangkannya adalah:
1. Perlu diadakan lagi suatu penelitian lanjutan, guna mendapatkan informasi
yang lebih jelas tentang asal-usul silat tradisional Lunang di Kecamatan
Lunang Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan, disamping untuk memperoleh
data yang lebih lengkap. Dan sebaiknya sasaran-sasaran silat Lunang di
nagari Lunang di organisir dengan baik dan adanya suatu kesatuan. Serta
diharapkan adanya perhatian dari pemerintah daerah setempat, supaya
dapat memberikan bantuan dan dorongan serta motivasi yang tinggi
terhadap guru-guru silat tradisional Lunang untuk mengembangkan dan
memasyarakatkan silat tradisional Lunang ini.
2. Diharapkan kepada guru-guru silat tradisional Lunang dapat menerima
pembeharuan dan memodifikasi persyaratan secara bertahap sehingga
generasi muda tertarik untuk belajar silat tradisional Lunang.
36
3. Diharapkan kepada guru-guru silat tradisional Lunang didalam
memberikan materi gerakan silat secara berpariasi dan bertahap dari yang
mudah ke sulit sehingga anak sasian tidak merasa bosan dan setiap materi
yang diberikan dapat dipahami dan dilakukan dengan baik. Dan juga
diharapkan kepada generasi muda didaerah, sebaiknya mempelajari silat
daerahnya, karena silat ini sangat berguna sekali untuk membekali diri
dengan perkelahian disamping berolahraga dan melestarikan budaya
daerah sendiri. Serta diharapkan agar silat tradisional Lunang ini
dimasukkan kedalam mata pelajaran olahraga dan dikembangkan
disekoolah-sekolah, seperti: SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi, dan
terutama sekali diharapkan dapat dimasukkan dalam kurikulum silat
tradisional di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP.
37

More Related Content

More from Udo Firman

Struktur penelitian filsafat ilmu
Struktur penelitian filsafat ilmuStruktur penelitian filsafat ilmu
Struktur penelitian filsafat ilmuUdo Firman
 
Agresivitas dalam olahraga01
Agresivitas dalam olahraga01Agresivitas dalam olahraga01
Agresivitas dalam olahraga01Udo Firman
 
Bab iv ah silat lunang
Bab iv ah silat lunangBab iv ah silat lunang
Bab iv ah silat lunangUdo Firman
 
Bab iii ah silat lunang
Bab iii ah silat lunangBab iii ah silat lunang
Bab iii ah silat lunangUdo Firman
 
Bab ii ah silat lunang
Bab ii ah silat lunangBab ii ah silat lunang
Bab ii ah silat lunangUdo Firman
 
silat tradisional lunang
silat tradisional lunangsilat tradisional lunang
silat tradisional lunangUdo Firman
 

More from Udo Firman (6)

Struktur penelitian filsafat ilmu
Struktur penelitian filsafat ilmuStruktur penelitian filsafat ilmu
Struktur penelitian filsafat ilmu
 
Agresivitas dalam olahraga01
Agresivitas dalam olahraga01Agresivitas dalam olahraga01
Agresivitas dalam olahraga01
 
Bab iv ah silat lunang
Bab iv ah silat lunangBab iv ah silat lunang
Bab iv ah silat lunang
 
Bab iii ah silat lunang
Bab iii ah silat lunangBab iii ah silat lunang
Bab iii ah silat lunang
 
Bab ii ah silat lunang
Bab ii ah silat lunangBab ii ah silat lunang
Bab ii ah silat lunang
 
silat tradisional lunang
silat tradisional lunangsilat tradisional lunang
silat tradisional lunang
 

BAB V Studi silat tradisional lunang

  • 1. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian diatas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Silat Lunang berasal di Nagari Lunang sendiri yang dikembangkan oleh Syekh Abdul Kadir Jailani dan Syekh Maharajo Kcik berpusat di Lembah Gunung Pandan dibelakang kerajaan Indojati yang sekarang Rumah Gadang Mandeh Rubiah. Dan silat Lunang berkembang pesat di Nagari Lunang sejak Raja Indojati I yang di emban oleh Sattulasah Pada Tahun 1119 s/d 1430. Asal kata silat Lunang berasal dari nama nagari yaitu Nunang yang berarti tanah menang atau tanah keramat, tanah keramat atau tanah menang dinamakan dengan Lunang, maka silat yang ada dilunang diberi nama silat Lunang atau sering disebut dengan nama Silat Alif, Pcak Ampang Gatoung dan Silek Baleka Tinggi 2. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk belajar silat adalah secara bertahap. Tahap pertama adalah Sigheh bacaghanu pnoh bakadam perak dan rokok 3 batang sigheh 3 kapua. Setelah satu atau dua bulan latihan berjalan maka seorang murid harus memenuhi persyaratan tahap kedua yaitu Sigheh bacaghanu pnoh bakadam perak, kain putih 5 eto (ukuran panjang siku) disertakan punjoung kuning dan punjoung putih, satu ekor ayam, skin 35 35
  • 2. sabilah (satu buah pisau tajam), dan pitih saringgit (uang Rp. 2 1 /5 ) disesuaikan dengan sekarang. 3. Bentuk gerakan pokok atau ciri khas silat tradisional Lunang ini menurut informasi dari informan secara umum akan terlihat pada kecepatan gerakan tangan dan elakan. Sedangkan secara khususnnya akan terlihat pada pola langkah (balabek), serang bela yang didalamnya terdapat serangan, elakan, tangkapan dan kuncian. B. Saran Untuk mengembangkan dan melestarikan silat tradisional Lunang ini ditengah-tengah masyarakat dimasa yang akan datang, maka saran yang dapat penulis sampaikan untuk usaha mengembangkannya adalah: 1. Perlu diadakan lagi suatu penelitian lanjutan, guna mendapatkan informasi yang lebih jelas tentang asal-usul silat tradisional Lunang di Kecamatan Lunang Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan, disamping untuk memperoleh data yang lebih lengkap. Dan sebaiknya sasaran-sasaran silat Lunang di nagari Lunang di organisir dengan baik dan adanya suatu kesatuan. Serta diharapkan adanya perhatian dari pemerintah daerah setempat, supaya dapat memberikan bantuan dan dorongan serta motivasi yang tinggi terhadap guru-guru silat tradisional Lunang untuk mengembangkan dan memasyarakatkan silat tradisional Lunang ini. 2. Diharapkan kepada guru-guru silat tradisional Lunang dapat menerima pembeharuan dan memodifikasi persyaratan secara bertahap sehingga generasi muda tertarik untuk belajar silat tradisional Lunang. 36
  • 3. 3. Diharapkan kepada guru-guru silat tradisional Lunang didalam memberikan materi gerakan silat secara berpariasi dan bertahap dari yang mudah ke sulit sehingga anak sasian tidak merasa bosan dan setiap materi yang diberikan dapat dipahami dan dilakukan dengan baik. Dan juga diharapkan kepada generasi muda didaerah, sebaiknya mempelajari silat daerahnya, karena silat ini sangat berguna sekali untuk membekali diri dengan perkelahian disamping berolahraga dan melestarikan budaya daerah sendiri. Serta diharapkan agar silat tradisional Lunang ini dimasukkan kedalam mata pelajaran olahraga dan dikembangkan disekoolah-sekolah, seperti: SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi, dan terutama sekali diharapkan dapat dimasukkan dalam kurikulum silat tradisional di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP. 37