Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6Rindang Abas
Seorang anak perempuan, umur 1 tahun 2 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan bsering berak encer sejak 1 bulan terakhir. Riwayat pemberian makan : ASI iberikan sampai 2 bulan, selanjutnya diberi susu kental manis sampai sekarang dan makan kalau anak mau makan saja. Riwayat kelahiran : berat badan lahir (BBL) 2900 gram, panjang badan 47 cm. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: BB 5600 gram, panjang badan 60 cm. anak nampak pucat. Ditemukan bitot spot pada mata, edema dorsum pedis dan edema pretibial. Juga tampa adanya wasting dan baggy pants. Skor dehidrasi 13 dan Hb 7 gr/dl.
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6Rindang Abas
Seorang anak perempuan, umur 1 tahun 2 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan bsering berak encer sejak 1 bulan terakhir. Riwayat pemberian makan : ASI iberikan sampai 2 bulan, selanjutnya diberi susu kental manis sampai sekarang dan makan kalau anak mau makan saja. Riwayat kelahiran : berat badan lahir (BBL) 2900 gram, panjang badan 47 cm. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: BB 5600 gram, panjang badan 60 cm. anak nampak pucat. Ditemukan bitot spot pada mata, edema dorsum pedis dan edema pretibial. Juga tampa adanya wasting dan baggy pants. Skor dehidrasi 13 dan Hb 7 gr/dl.
The Indian Dental Academy is the Leader in continuing dental education , training dentists in all aspects of dentistry and
offering a wide range of dental certified courses in different formats.for more details please visit
www.indiandentalacademy.com
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asi Ekslusif adalah bayi hanya diberi asi saja selama 6 bulan, tanpa
tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih
serta tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur
nasi, dan nasi tim. (Ambarwati,2013).
Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa, dan garam–garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar air susu
ibu. Penelitian telah membuktikan bahwa ASI merupakan makanan terbaik
pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi sampai usia 6 bulan.
WHO menganjurkan pemberian ASI eksklusif, yakni bayi diberi ASI
selama 6 bulan pertama tanpa mendapat tambahan apapun. Selama ASI
eksklusif pemantauan tumbu kembang bayi harus dilakukan rutin tiap
bulan baik di posyandu atau di rumah sakit (Muslihatun, 2010)
World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian
ASI secara ekslusif pada 0 - 6 bulan pertama kehidupannya dan berlanjut
sampai 2 tahun atau lebih disertai dengan makanan tambahan. Inisiasi
menyusu Dini pada satu jam kehidupan bayi menimbulkan terjadinya
kontak kulit ke kulit dan dapat membantu ibu dan janin untuk berperilaku
optimal dalam menyusui (Jannah, 2011).
Manfaat ASI ekslusif adalah selain sebagai sumber nutrisi yang
mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik,psikologi sosial
maupun spiritual, iya juga mengandung hormon unsur kekebalan
pertumbuhan,anti alergi,serta anti inflamasi.
Berdasarkan data WHO cakupan ASI ekslusif masih rendah untuk
negara berkembang dan negara miskin seperti cakupan asi ekslusif
dibeberapa negara berkembang pada tahun 2014 .Cakupan ASI di sub-
sahara,afrika sebesar 32%,asia utara sebesar 40%,afrika tengah sebesar
2. 2
38%,dan afrika barat 22% hal ini menunjukkan hanya 36% kelahiran bayi
di dunia yang mendapat ASI ekslusif.(WHO,2008)
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
Angka KematianBayi (AKB) di Indonesia berkisar 32 / 1000 kelahiran Hidup.
(Melinium Developmen Goals) angka ini berada jauh dari target indonesia
MDG’S 23/1000 kelahiran hidup. Penyebab tingginya AKB disebaSbkan
oleh banyak hal yang mana salah satunya adalah dari faktor status gizi bayi
(Depkes, 2010).
Angka kematian bayi diprovinsi Sulawesi Tenggara( Sultra ) pada
tahun 2014 adalah 34/1000 kelahiran hidup,dilaporkan menurun dari 605
kasus menjadi 560 kasus. Sedangkan kasus kematian bayi tahun 2014
dikabupaten muna sebanyak 88 kasus sedangkan tahun sebelumnya
mencapai 89 kasus
Data cakupan pemberian ASI Eksklusif berdasarkan data tahun
2011 yaitu di Propinsi Sulawesi Tenggara prevalensi ibu menyusui yang
memberikan ASI Ekslusif adalah 52%. Kemudian pada tahun 2012 hanya
sekitar 33% dan pada tahun 2013 semakin menurun hingga 30% hal ini
menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif di Sulawesi Tenggara masih
rendah karena tidak mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah
85% . (Profil Kesehatan Dinkes Sulawesi Tenggara, 2013)..
Untuk cakupan pemberian ASI di Kabupaten Muna tahun 2010 adalah
(9%). Tahun 2012 yaitu sebesar (34%). Dan untuk tahun 2013 yaitu sebesar
(60%). Melihat hasil tersebut , cakupan ASI Ekslusif di Kabupaten Muna
masih rendah dan jauh di bawah target cakupan nasional yang di tentukan
yaitu sebesar (85%). (Dinkes Kab.Muna,2012).
Data pemberian ASI eksklusif dari jumlah bayi 260 hanya 105 bayi
(46%) diberi ASI secara eksklusif. Sedangkan angka target cakupan ASI
eksklusif tahun 2010 harus dicapai adalah 65% . Sehingga terdapat
kesenjangan 24% (laporan tahunan puskesmas wapunto, Tahun 2010).
Menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi banyak
keuntungan dan manfaat yang akan diperoleh ibu dengan menyusui si
3. 3
kecil khususnya memberikan ASI Eksklusif. Memberikan ASI Eksklusif
bagi bayi yaitu memberikan kehangatan dan kenyamanan bayi, menjaga
terhadap penyakit, alergi dan infeksi, membantu mengembangkan rahang
dan otot wajah dengan benar, meningkatkan berat badan bayi. Manfaat
memberikan ASI Eksklusif bagi ibu adalah ibu tidak akan mengalami
menstruasi dalam beberapa bulan (bisa dipakai sebagai KB alami)uterus
akan berkontraksi lebih cepat sehingga akan mempercepat proses
pemulihan rahim untuk persiapan kehamilan kembali dan memberikan
kesenangan dan kepuasan bagi ibu (Proverawati, 2010).
Ketika bayi terlahir, harus segera menyusu sendiri. Kontak kulit
antara bayi dan ibunya pada awal kelahiran selama 1 jam pertama dapat
mengurangi 22% kematian pada bayi. Selain itu, ia melanjutkan Asi
Eksklusif 6 bulan hingga 2 tahun juga dapat meningkatkan IQ anak
(Roesli, 2009).
Salah satu penyebab rendahnya pemberian Asi eksklusif adalah
masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemberian ASI
ekslusif. Khususnya ibu-ibu yang mempunyai bayi dan tidak menyusui
secara eksklusif. Pengetahuan kognitif merupakan faktor yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang
didasari dengan pemahaman yang tepat akan menumbuhkan perilaku
baru yang diharapkan, khususnya kemandirian dalam pemberian ASI
eksklusif. Rendahnya hasil cakupan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi
oleh pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif juga dapat dipenga
ruhi oleh faktor lain yaitu sikap ibu dalam mengambil keputusan dalam pe
mberian ASI eksklusif.Pengetahuan tentang manfaat ASI berpengaruh
terhadap keputusan ibu untuk menyusui atau tidak (Notoatmodjo, 2003).
Semakin banyak ibu tidak memberikan ASI pada bayinya semakin
menurun angka pemberian ASI terutama ASI eksklusif.Hal ini
menunjukkan bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas
Wapunto masih rendah (33%) (Profil Dinkes Kab.Muna,2010). Selain itu,
jumlah ibu menyusui yang ada di wilayah Puskesmas Wapunto cukup
4. 4
banyak dan merupakan potensi yang harus diperhatikan dan diberi
penanganan agar ibu menyusui tersebut mau memberikan ASI eksklusif
pada bayinya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul " Hubungan Pengetahuan dan Sikap lbu
Menyusui tentang Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Wapunto
Kabupaten Muna Tahun 2015 “
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang tersebut di atas, maka peneliti
dapat merumuskan masalah ”apakah ada hubungan pengetahuan dan
sikap ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas
Wapunto Kabupaten Muna Tahun 2015.“
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum adalah untuk mengetahui tingkat
pengetahuan dan sikap ibu menyusui tentang pemberian ASI
Eksklusif di Puskesmas Wapunto Kabupaten Muna Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang
pemberian ASI ekslusif di Puskesmas Wapunto Kabupaten
Muna Tahun 2015
b. Untuk mengetahui sikap ibu menyusui tentang pemberian ASI
eksklusif di Puskesmas Wapunto Kabupaten Muna Tahun 2015
c. Untuk mengetahui pemberian Asi Eksklusif pada ibu menyusui
di Puskesmas Wapunto Kabupaten Muna Tahun 2015
d. Untuk menganalisis hubungan Pengetahuan dan sikap ibu
menyusui tentang pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas
Wapunto Kabupaten Muna Tahun 2015
5. 5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan sebagai sarana untuk melatih diri melakukan
penelitian,serta menerapkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh.
2. Bagi Puskesmas
Penelitian diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi yang
sangat berharga dalam mengkaji dan menentukan model kebijakan
dalam meningkatkan cakupan ASI eksklusif.
3. Bagi Akademis
Hasil penelitian dapat menjadi khasanah Ilmiah dalam
melaksanakan penelitian-penelitian dimasa yang akan datang dan
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan DIII
Kebidanan.